I. Sepasang lengkung aorta pertama dibentuk oleh lengkungan aorta ventral ke aorta dorsal
primitif. Lengkungan ini tersembunyi di lengkung mandibula dan berpartisipasi dalam
pembentukan arteri maksilaris, dan berkontribusi pada arteri karotis eksternal.
II. Sepasang kedua lengkung aorta muncul di tengah minggu ke 4, melewati lengkung kedua
cabang dan berkembang menjadi arteri stapedial dan hyoid. (Perlu dicatat bahwa
lengkungan I dan II mengalami regresi dengan cepat dan tidak terlihat setelah hari ke-31)
III. Sepasang lengkung aorta ketiga muncul pada akhir minggu ke 4, membentuk karotis
komunis dan bagian proksimal dari arteri karotis interna. Yang terakhir adalah
perpanjangan cephalic pendek dari aorta dorsal primitif dan berhubungan dengan
perkembangan dan suplai otak.
A. ARTERI KAROTID INTERNAL secara sekunder melekat pada bagian kranial dari
aorta dorsal, yang merupakan sisa dari arteri karotis.
B. ASAL USUL ARTERI KAROTID EKSTERNAL masih kontroversial, tetapi pada
tahap perkembangan selanjutnya, ditemukan tumbuh dari lengkung aorta II
IV. Sepasang keempat lengkung aorta muncul tak lama setelah lengkung ketiga, pada akhir
minggu 4. Perkembangannya berbeda untuk sisi kanan dan kiri
A. DI SISI KANAN lengkung IV membentuk bagian proksimal dari arteri subklavia
kanan dan kontinu dengan arteri segmental ketujuh
1. Bagian ekor dari aorta punggung primitif kanan menghilang
2. Bagian distal dari arteri subklavia dari aorta dorsal kanan dan arteri
intersegmental ketujuh kanan
B. DI SISI KIRI lengkung IV tetap sebagai lengkung aorta, yang tumbuh secara
signifikan dan terus menerus dengan aorta punggung kiri primitif.
1. Arteri subklavia kiri (atau segmental ketujuh) muncul langsung dari aorta
C. BAGIAN PENDEK aorta ventral primitif kanan, yang menetap di antara
lengkung IV dan VI, membentuk batang arteri brakiosefalika dan bagian pertama
dari lengkung aorta
V. Sepasang kelima lengkung aorta: pada 50% embrio, lengkung ini adalah pembuluh yang
belum sempurna yang mengalami degenerasi tanpa turunan. Bahkan mungkin tidak
pernah berkembang
VI. Lengkungan aorta keenam muncul di tengah minggu ke-5 dan membentuk arteri
pulmonalis kanan dan kiri. Setelah vaskularisasi paru terbentuk, komunikasi dengan aorta
dorsal primitif yang sesuai mengalami regresi
A. REGRESI adalah total dan lengkap di sisi kanan. Bagian proksimal dari lengkung
kanan membentuk bagian proksimal dari arteri pulmonalis kanan; bagian distalnya
degenerasi.
B. PORSI PROXIMAL KIRI KIRI menetap sebagai bagian proksimal dari arteri
pulmonalis kiri
1. Bagian distal lengkung kiri, di mana komunikasi berlanjut dengan aorta dorsal
sampai lahir, membentuk duktus arteriosus dan mengalihkan darah dari arteri
pulmonalis ke aorta Penutupan duktus arteriosus terjadi pada periode neonatal, dan
fungsi fungsional duktus menjadi ligamentum arteriosum anatomis
C. BAGIAN DISTAL ARTERI PULMONER berasal dari tunas lengkung aorta keenam
yang tumbuh menjadi paru-paru berkembang. Setelah partisi trunkus arteriosus, arteri
pulmonalis muncul dari batang paru.1
Tiga unsur utama dari sistem vaskuler yaitu lengkungan aorta (lengkung aorta keempat
kiri), arteri pulmonalis (lengkung aorta keenam) yang selama masa janin dihubungkan dengan
aorta melalui ductus arteriosus, dan arteri subklavia kanan yang terbentuk dari lengkungan aorta
keempat kanan, bagian distal aorta dorsalis kanan, dan arteri intersegmentalis. Kelainan
pembuluh darah yang paling sering yaitu patent ductus arteriosus (PDA) dan koartasio aorta.
(gambar 1).2
Gambar 1. Patent ductus arteriosus dan koartasio aorta
Sumber: Sadler3
Tiga sistem pembuluh balik terdiri dari sistem vitelline yang akan berkembang menjadi
sistem porta, sistem cardinal yang kanan berkembang menjadi sistem kava dan sistem
umbilikal yang akan menghilang setelah lahir.2
Hanya ada sedikit darah di paru-paru untuk kebutuhan nutrisi dan metabolisme, terhitung
hanya 5 hingga 10% dari gabungan keluaran ventrikel (CVO), sedangkan ventrikel kanan
mengeluarkan sekitar 65% CVO (Gbr. 1) ). Duktus arteriosus mengalihkan sebagian besar output
ventrikel kanan, yaitu sekitar 55% dari CVO, menjauh dari tempat tidur vaskular pulmonalis
resisten tinggi ke sirkulasi plasenta umbilikalis resisten rendah.5
Duktus arteriosus dipertahankan dalam konformasi terbuka dengan terpapar
prostaglandin seri E yang dalam konsentrasi relatif tinggi sebelum lahir. Prostaglandin ini
diproduksi oleh duktus dan oleh plasenta.4
Gambar 2. Persentase luaran kombinasi ventricular yang kembaki ke jantung fetal, di ejeksikan
oleh tiap ventrikel dan mengalir melalui kanal vaskuler utama.
Sumber: Gournay5
Penutupan fungsional duktus arteriosus terjadi dalam 10 sampai 15 jam setelah lahir oleh
penyempitan otot polos medial di duktus. Penutupan anatomi selesai pada usia 2 sampai 3
minggu dengan perubahan permanen pada lapisan endotelium dan subintimal duktus. Oksigen,
kadar PGE2, dan kematangan bayi baru lahir merupakan faktor penting dalam penutupan duktus.
Asetilkolin dan bradikinin juga menyempitkan duktus.6
2.1.3.1 Patofisiologi
Gambar 3. Patogenesis dan manifestasi klinis PAD
Oleh karena tekanan aorta yang lebih tinggi, maka ada pirau dari kiri ke kanan melalui
duktus arteriosus, yaitu dari aorta ke arteri pulmonal. Luasnya pirau tersebut tergantung dari
ukuran DAP dan rasio dari resistensi pembuluh darah paru-paru dan sistemik. Pada kasus yang
ekstrim, 70% darah yang dipompa ventrikel kiri akan mengalir melalui DAP ke sirkulasi
pulmonal. Jika ukuran DAP kecil, tekanan antara arteri pulmonal, ventrikel kanan, dan atrium
kanan normal. Jika DAP besar, tekanan arteri pulmonal dapat meningkat baik pada waktu sistol
dan diastol. Pasien dengan DAP yang besar mempunyai resiko tinggi terjadinya berbagai
komplikasi. Tekanan nadi yang tinggi disebabkan karena lolosnya darah ke arteri pulmonal
ketika fase diastol.8
Manifestasi klinis semakin besar bukaan yang dialami pada DAP secara otomatis volume
darah ke paru-paru jadi meningkat. Pada bayi ataupun anak yang menderita DAP akan
menampakkan gejala seperti tidak mau menyusu, berat badannya tidak bertambah, berkeringat
secara berlebihan, kesulitan dalam bernafas Jantung yang berdenyut lebih cepat, mudah
kelelahan dan pertumbuhan terhambat. Gejala-gejala diatas menunjukkan telah terjadi gagal
jantung kongestif. Sementara bila bukaan pada DAP berukuran kecil resiko gagal jantung
kongestif relatif tidak ada. Tanda khas pada denyut nadi berupa pulsus seler disebut “water
hammer pulse”. Hal ini terjadi akibat kebocoran darah dari aorta pada waktu sistol maupun
diastol, sehingga didapat tekanan nadi yang besar. Pada pemeriksaan fisik jantung, palpasi
ditemukan Thrill sistolik yang paling jelas teraba pada ICS II kiri yang dapat menyebar ke
sekitarnya. Dengan meningkatnya tekanan arteri pulmonal, bunyi jantung II mengeras sehingga
dapat teraba pada sela iga II tepi kiri sternum. Selain itu, terdapat juga bising kontinu (continous
murmur, machinery murmur) yang khas untuk DAP di daerah subklavia kiri.1 Gambaran
radiologis dan EKG biasanya dalam batas normal. Pemeriksaan ekokardiografi tidak
menunjukkan adanya pembesaran ruang jantung atau arteri pulmonalis.1 Pada foto toraks jantung
membesar (terutama ventrikel kiri), vaskularisasi paru yang meningkat, dan pembuluh darah
hilus membesar. EKG menunjukkan hipertrofi ventrikel kiri dengan atau tanpa dilatasi atrium
kiri.1 Pasien dengan DAP besar apabila tidak diobati akan berkembang menjadi hipertensi
pulmonal akibat penyakit vaskular paru, yakni suatu komplikasi yang ditakuti. Komplikasi ini
dapat terjadi pada usia kurang dari satu tahun, namun jauh lebih sering terjadi pada tahun ke-2
atau ke-3.
Diagnosis DAP biasanya dipikirkan bila pada bayi atau anak teraba nadi yang kuat dan
terdengar bising kontinu. Hal ini harus dibedakan dengan penyakit jantung non sianotik lain yang
memberikan tanda yang sama. Kateterisasi jantung jarang diperlukan untuk diagnosis, dan hanya
dilakukan bila dikhawatirkan ada hipertensi pulmonal, atau direncanakan penutupan duktus
dengan alat kateter khusus
Remodelling Jantung
Perubahan perubahan pada jantung terjadi akibat komplikasi dari DAP. Perubahan yang
terjadi dapat berupa dilatasi atrium kiri dan hipertrofi ventrikel kiri. Pada PDA yang cukup besar,
volume darah dalam arteri pulmonalis menjadi lebih besar. Jumlah darah di atrium kiri
bertambah dan menyebabkan dilatasi, sertai terjadi hipertrofi ventrikel kiri seperti pada VSD.
Darah yang dipompa ke dalam aorta biasa saja, tetapi setelah melampaui duktus arteriosus,
jumlah darah ini berkurang karena sebagian darah mengalir ke arteri pulmonalis sehingga arteri
pulmonalis dan cabang-cabangnya menjadi lebar, sedangkan aorta descendens menjadi lebih
kecil. Pembuluh darah paru melebar, hilus melebar, sehingga yang mengambil peranan dalam
PDA adalah arteri pulmonalis, vena pulmonalis, atrium kiri, ventrikel kiri, dan aorta. Selama
sirkulasi dalam paru-paru berjalan normal, ventrikel kanan tidak mengalami perubahan apa-apa.
Tetapi bila PDA itu besar, maka ventrikel kanan akan mengalami dilatasi. Bila kemudian terjadi
penyempitan pembuluh darah paru bagian tepi, maka akan terjadi hipertensi pulmonal, akibatnya
selain dilatasi, ventrikel kanan ini juga akan menjadi hipertrofi. Peninggian tekanan di arteri
pulmonalis dapat berakibat pembalikan arus kebocoran dari kanan ke kiri (R-L shunt) dari arteri
pulmonalis ke aorta dengan tanda-tanda Eisenmenger.15