Anda di halaman 1dari 17

Sejarah Singkat Binet

Sejak lahir abad yang lalu di Nice (Perancis)


tanggal 8 Juli 1857, Alfred Binet telah menjadi
salah seorang ahli psikologi yang terkenal.
Sejak tahun-tahun 1890-an dia telah
mengadakan usaha-usaha ke arah penyusunan
test intelegensi itu.
Pada tahun 1904/1905, ketika pemerintah di
Paris membutuhkan alat yang dapat dipakai
untuk membedakan anak-anak yang dari normal
dari anak-anak yang normal.
Binetlah yang melakukan tugas untuk itu
Theodore Simon
Theodore Simon adalah seorang yang
membantu Binet dalam menyusun test
intelegensi yang beliau buat.

1. Binet-Simon membuat tes 30 pertanyaan


objektif utk membedakan anak terbelakang
mental dari yang normal  Skala 1905
2. 1908  merevisi menjadi 59 aitem +
diklasifikasikan berdasar Tk. Usia
3. 1911  muncul skala 1911 revisi dari 1908
pemecahan lebih detail
4. 1916  tes binet-simon mulai diadaptasi
dan dikembangkan oleh Goddard. Lewis
Maddison Terman, Thorndike, dll.
5. Terakhir 2005  Skala Stanford-Binet V
Menurut Alfred Binet (1857-1911) & Theodore
Simon,
Inteligensi adalah kemampuan untuk
mengarahkan pikiran atau tindakan,
kemampuan untuk mengubah arah tindakan
bila tindakan itu telah dilaksanakan, dan
kemampuan untuk mengritik diri sendiri
(autocriticism).
Menurut Binet terdapat 3 komponen inteligensi
yaitu kognisi, afeksi dan konasi.
 Lahir dari kebutuhan untuk membedakan
anak-anak yang kurang normal dari anak-
anak normal.
 Tes Binet-Simon
 Revisi terhadap tes Binet-Simon
-Skala Inteligensi Stanford-Binet
Sejarah Awal Perkembangan test
Binet-Simon

 mengukur ketajaman bayangan, ketahanan dan kualitas


perhatian, ingatan, kualitas penilaian moral dan estetika,
dan kecakapan menemukan kesalahan logika serta
memahami kalimat-kalimat.
 Dalam skala 1905 itu tidak terdapat petunjuk yang pasti
mengenai bagaimana cara menghitung skor yang
diperoleh seorang anak
Pengukuran Menggunakan
Stanford-Binet Intelligence Scale
Versi terbaru skala Stanford-Binet diterbitkan pada tahun 1986. Dalam
revisi terakhir ini konsep inteligensi dikelompokkan menjadi empat tipe
penalaran yang masing-masing diwakili oleh beberapa tes. Yaitu penalaran
verbal, penalaran kuantitatif, penalaran visual abstrak, memori jangka
pendek.
 Tes Verbal  dalam menyelesaikan atau mengerjakan tes tsb, testee harus
menggunakan kata-kata misalnya memberikan lawan kata, mengatakan
kekurangan sesuatu pada gambar
 Tes Penalaran  untuk melihat kemampuan menalar testee.
 Tes Visual Abstrak  untuk melihat sejauh mana respon testee melakukan
sesuatu misal menyusun rancangan balok, mengatur gambar, dan
sebagainya.
 Tes Memori Jangka Pendek  untuk melihat kemampuan mengingat
testee.
Untuk menentukan IQ seorang testee terlebih dahulu :
1. ditentukan umur kalendernya (CA) dan umur
inteligensinya (MA).
2. CA-nya dapat dilihat dari hari/ tanggal kelahiran testee
sedangkan MA-nya dapat dilihat dari hasil tes
inteligensi.
3. Testee dihadapkan pada tes inteligensi. Dimulai dari
item-item untuk umur yang paling rendah sampai
pada item umur dimana testee tidak dapat
menyelesaikannya seluruhnya.
Menentukan Tingkat Umur “Basal” dan “Ceiling”

 Umur Basal :
 Tingkat umur dimana semua tes lulus tepat sebelum tingkat umur dimana kegagalan
pertama terjadi.
 Tes dibawah basal dianggap benar semua
 Umur Ceiling :
 Tingkat umur dimana semua tes gagal semua
 Tes diatas ceiling dianggap gagal semua
 Umur Mental / Mental Age (MA) :
 Umur basal ditambah dengan kredit tambahan yang diperoleh subyek, diatas umur
basal dibawah ceiling.
 Umur Kronologis / Chronological Age (CA) :
 umur sesuai dengan tanggal, bulan dan tahun lahir
 Tanggal lahir >15 = 1 bulan
 Bulan lahir > 6 = 1 tahun
Cara Penentuan Taraf Inteligensi

MA
IQ =
CA

MA
IQ = X 100
CA
Klasifikasi IQ

Genius Diatas 140

Sangat Cerdas (Very Superior) 130-139

Cerdas (Superior) 120-129

Diatas Rata-rata 110-119

Rata-rata 90-109

Dibawah Rata-rata 80-89

Garis Batas 70-79

Moron (Lemah Berpikir) 50-69

Imbisil (Idiot) Dibawah 49


Prosedur Penyajian Tes

 Penyajian tes harus tepat sesuai


petunjuk dalam buku manual
 Tugas tester : menyajikan tes dengan
penguasaan yang baik
 Instruksi khusus dengan kata-kata
yang tepat telah disediakan bagi
masing-masing sub tes  di manual
book
Petunjuk-petunjuk umum
1. Syarat menentukan skor tes mental yang valid:
 Tester mengetahui alatnya dan peka akan kebutuhan
subyek yang di tes / testee.
2. Tiga Kondisi yang menentukan valid-tidaknya tes :
 1. Mengikuti prosedur standar
 2. Usaha subyek yang maksimal harus ditimbulkan
dengan jalan menciptakan dan memelihara ‘rapport’
yang adekuat.
 3. Jawaban-jawaban atau respon harus diskor secara
tepat
Penyajian Tes
 Lingkungan posisi anak comfort dan penerangan ruang yang cukup
 Adanya Orang Lain  gangguan terjadi karena hadirnya orang lain
terutama ibu atau guru.
 Penggunaan bahan-bahan tes  tester harus mempersiapkan dan
mengatur secara sistematis bahan-bahan tes  agar tidak wasting time
 Lamanya penyelenggaraan tes  reaksi anak terhadap tes berbeda-
beda tidak mungkin meramalkan waktu yang dibutuhkan.
 Mempertahankan kondisi standar testing
 instruksi harus selalu tersedia.
 Jawaban harus dicatat sedapat mungkin kata demi kata  persisi dg yg
dikatakan testee
Prinsip umum dalam
pelaksanaan
 Kapan suatu pertanyaan dapat di ulang :
 Apabila seorang subyek tidak mengerti pertanyaan
yang ditujukan kepadanya, subyek bertanya apakah arti
pertanyaan tersebut  tester mengulang bagian
tertentu dari pertanyaan tsb. kecuali apabila ada
bentuk alternatif lain dalam instruksi di buku manual.
 Tes yang tidak boleh diulang :
 Tes ingatan (memory test)  tes ingatan mengenai
angka, kalimat, cerita
IQ

 Angka normatif dari hasil tes inteligensi


 Rumusan :

MA
IQ = C X 100
A

Anda mungkin juga menyukai