Anda di halaman 1dari 8

ANALISA SINTESIS TINDAKAN KEPERAWATAN

PENGATURAN POSISI FOWLER

1. Diagnosa Keperawatan :
a. Gangguan mobilitas fisik (D.0054)
1) Gejala dan tanda mayor
a) Subjektif :
- Mengeluh sulit menggerakkan ekstremitas.
b) Objektif :
- Kekuatan otot menurun;
- Rentang gerak (ROM) menurun;
2) Gejala dan tanda minor
a) Subjektif :
- Nyeri saat bergerak;
- Enggan melakukan pergerakan;
- Merasa cemas saat bergerak.
b) Objektif :
- Sendi kaku;
- Gerakan tidak terkoordinasi;
- Gerakan terbatas;
- Fisik lemah.
b. Intoleransi aktivitas (D.0056)
1) Gejala dan tanda mayor
a) Subjektif :
- Mengeluh lelah.
b) Objektif :
- Frekuensi jantung meningkat > 20% dari kondisi istirahat.
2) Gejala dan tanda minor
a) Subjektif :
- Dispnea saat/setelah aktivitas;
- Merasa tidak nyaman setelah beraktivitas;
- Merasa lemah.
b) Objektif :
- Tekanan darah berubah > 20% dari kondisi intirahat;
- Gambaran EKG menunjukkan aritmia saat/setelah aktivitas;
- Gambaran EKG menunjukkan iskemia;
- Sianosis.
(Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017)
2. Dasar Pemikiran
a. Gangguan mobilitas fisik (D.0054)
Definisi : keterbatasan dalam gerakan fisik dari satu atau lebih ekstremitas
secara mandiri.
Penyebab :
1) Kerusakan integritas struktur tulang;
2) Perubahan metabolism;
3) Ketidakbugaran fisik;
4) Penurunan kendali otot;
5) Penurunan massa otot;
6) Penurunan kekuatan otot;
7) Keterlambatan perkembangan;
8) Kekakuan sendi;
9) Kontraktur;
10) Malnutrisi;
11) Gangguan muskuloskeletal;
12) Gangguan neuromuskuler;
13) Indeks masa tubuh diatas persentil ke-75 sesuai usia;
14) Efek agen farmakologis;
15) Program pembatasan gerak;
16) Nyeri;
17) Kurang terpapar informasi tentang aktivitas fisik;
18) Kecemasan;
19) Gangguan kognitif;
20) Keengganan melakukan pergerakan;
21) Gangguan sensoripersepsi;
Kondisi klinis terkait :
1) Stroke;
2) Cedera medula spinalis;
3) Trauma;
4) Fraktur;
5) Osteoarthritis;
6) Ostemalasia;
7) Keganasan.
b. Intoleransi aktivitas (D.0056)
Definisi : ketidakcukupan energi untuk melakukan aktivitas sehari-hari
Penyebab :
1) Ketidakseimbangan antara suplai & kebutuhan oksigen;
2) Tiring baring;
3) Kelemahan;
4) Imobilisasi;
5) Gaya hidup monoton.
Kondisi klinis terkait :
1) Anemi;
2) Gagal jantung kongestif;
3) Penyakit jantung koroner;
4) Aritmia;
5) Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK);
6) Gangguan metabolik;
7) Gangguan musculoskeletal.
3. Tindakan Keperawatan yang dilakukan
Pengaturan Posisi fowler
a. Fase Interaksi
1) Baca catatan keperawatan atau catatan medis (baca identitas pasien,
kondisi pasien, perhatikan catatan keperawatan shift sebelumnya tujuan
dilakukan pengaturan posisi.
2) Cuci tangan 6 langkah sebelum menyiapkan alat
3) Persiapan alat:
a) Bantal besar
b) Bantal kecil
4) Cuci tangan sebelum ke pasien
b. Fase Orientasi
1) Ucapkan Assalamualaikum Wr Wb dan Perkenalkan diri
2) Identifikasi pasien dengan bertanya nama dan umur pasien atau nama dan
alamat pasien, serta cek gelang identifikasi pasien.
3) Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan yang akan dilakukan kepada
pasien/keluarga (sampaikan pada pasien, tujuan dari dilakukan pengaturan
posisi).
4) Pada saat tindakan sampaikan pada pasien, apabila pada saat tindakan
nanti pasien merasa nyeri atau tidak nyaman, dianjurkan tarik nafas dan
hembuskan untuk mengurangi rasa nyaman
5) Kontrak waktu
6) Minta persetujuan pasien
7) Dekatkan alat ke pasien
8) Jaga privasi pasien dengan menutup tirai, keamanan dan kenyamanan
pasien (posisi dan lingkungan)
c. Fase Kerja
1) Tinggikan area kepala tempat tidur sekitar 45 derajat sampai kurang dari
90 derajat.
2) Tanyakan bagaimana kenyamanan klien, apabila pada sudut 45 derajat
masih dirasa belum nyaman maka naikkan lagi sampai sudut dibawah 90
derajat.
3) Tempatkan bantal tipis dipunggung bawah
4) Apabila di RS bed nya tidak bisa di naikkan manual maka bisa
menggunakan bantal sebagai penyanggah pasien.
d. Fase Terminasi
1) Simpulkan hasil kegiatan
2) Berikan edukasi kepada pasien manfaat pengaturan posisi
3) Evaluasi respon pasien
4) Berikan reinforcement sesuai dengan kemampuan pasien
5) Doakan kesembuhan pasien
6) Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
7) Akhiri kegiatan dengan mengucapkan Wassalamualaikum Wr Wb.
8) Cuci tangan (handwash) 6 langkah
e. Dokumentasi
1) Tanggal dan jam pelaksanaan
2) Data (DS/DO sebelum tindakan)
3) Actian/tindakan keperawatan yang dilakukan : Pengaturan posisi (tuliskan
posisi apa yang dilakukan)
4) Respon (DS/DO sesudah tindakan)
5) Nama dan tanda tangan Ners
4. Prinsip Tindakan
a. Memperhatikan kebersihan sebelum tindakan
b. Tindakan dilakukan secara tepat dan benar
c. Tindakan dilakukan sesuai dengan indikasi
d. Tindakan dilakukan dengan memperhatikan bahaya dan tidak merugikan
5. Analisa Tindakan
a. Untuk mempertahankan jalan nafas pasien;
b. Untuk meningkatkan sirkulasi pada darah;
c. Untuk memberikan ekspansi pada daerah dada;
d. Untuk memberikan posisi aman dan nyaman kepada pasien;
e. Untuk membantu proses pemberian terapi atau memberian obat;
f. Pongaturan posisi dapat dilakukan pada saat tindakan kepada pasien.
6. Bahaya dan Pencegahan
Tidak ada bahaya dalam tindakan pengaturan posisi yang diberikan, hanya
saja dalam proses pemberian tindakan tidak menutup kemungkinan akan ada
cedera, sehingga untuk mencegahnya sebaiknya perawat harus membaca catatan
keperawatan atau catatan medis dengan benar agar diketahui pengaturan posisi apa
yang baik dilakukan dan sebaiknya melibatkan keluarga pasien.
7. Hasil yang didapatkan dan maknanya
S : Pasien mengatakan nyaman dengan posisi saat ini
O : Pasien tampak rileks, pasien tampak kooperatif
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan dan ditambahkan dari perencanaan tindakan
keperawatan
8. Tindakan Keperawatan Lain
1. Distrasi
2. Relaksasi nafas dalam
3. Melatih jalan
4. Duduk ditempat/diatas tempat tidur
5. Membantu berjalan
6. Melatih penggunaan alat bantu berjalan kursi roda, kruck, tripot
7. Memandikan pasien diatas tempat tidur
8. Mencuci dan menyisir rambut
9. Evaluasi diri
Tindakan pemberian posisi untuk meningkatkan kenyamanan istirahat dan
tidur pasien dapat dilakukan secara mandiri
DAFTAR PUSTAKA

Nursing UMY. Pengaturan Posisi. Diakses dari https://youtu.be/sqbrV3iz5OY


Tim Pokja SDKI DPP PPNI (2017) Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
Definisi Dan Indikator Diagnostik. Jakarta: DPP PPNI.

Anda mungkin juga menyukai