Anda di halaman 1dari 195

MESIN LISTRIK

1. MESIN ARUS SEARAH

2. MESIN ARUS BOLAK-BALIK ,

TERMASUK TRANSFORMATOR
GENERATOR ARUS SEARAH
Pendahuluan
Mesin arus searah yang dibahas
dalam hal ini adalah generator arus
searah yaitu suatu sistem yang
menghasilkan tenaga listrik arus
searah dengan masukan tenaga
mekanik.
YANG BERPUTAR MEDAN MAGNETNYA
KONSTRUKSI GENERATOR
Secara umum kontruksi generator dibagi
menjadi dua yaitu :
- Stator yaitu bagian yang diam
- Rotor yaitu bagian yang berputar
YANG BERPUTAR LILITANYA
Bagian stator meliputi :
i. Gandar (rumah magnetis) lihat gambar 2-2,
dibuat dart besi tuang.
ii. Kutub (lihat gambar 2-3), terdiri dan:
a. inti dari besi lunak atau baja silikon.
b. sepatu kutub materialnya sama dengan inti.
c. lilitan dari tembaga.
Bagian dari rotor :
i. Inti (lihat gambar 2-4), materialnya sama dengan
inti kutub.
ii. Belitan (penghantar), dan tembaga.
iii. Komutator (lihat gambar 2-5), dan tembaga.
iv. Sikat (lihat gambar 2-6), dan karbon.
Secara detail kontruksi generator yaitu :
- Badan ( Frame )
- Inti kutub magnet dan lilitan penguat magnet
- Sikat-sikat
- Komutator
- Jangkar (angker)
- Lilitan jangkar

Prinsip Dasar Generator Arus Searah


Jika sebuah kumparan diputar di dalam medan magnet yang
honogen dengan kecepatan sudut ω radial perdetik dan
dalam keadaan kumparan tegak lurus fluk magnet, fluk yang
dikurung (dilingkupi) oleh kumparan = Φmak. , maka fluk yang
dilingkupi pada suatu saat tertentu dapat dinyatakan dalam
persamaan :
Φ = Φmak . Cos ωt.
PRINSIP KERJA GENERTOR
JIKA SUATU KAWAT YANG
BERPUTAR DIDALAM MEDAN
MAGNIT ATAU SEBALIKNYA
MAKA PADA KEDUA UJUNG
KAWAT TERSEBUT TIMBUL
GGL
TEGANGAN YANG
DIBANGKITKAN
Eg =
6x2,18x10000000x870x66x12
/6x60x1000000000 = 250 volt
TIGA HAL YANG PENTING
PADA GENERATOA DC
•LILITAN/KUMPARAN
•FLUKSI/GARIS-GARIS GAYA
MEDAN MAGNIT
•GERAKAN / PUTARAN
CONTOH
• GEN. DC 6 KUTUB, 85 KW, JUMLAH
ALUR 66, TIAP ALUR TERDIRI DARI 12
KAWAT, JUMLAH GARIS EDAR
PARALEL 6, FLUKSINYA 2 ,18 X 106
MAKSWEL DENGN PUTARAN 870 RPM,
HITUNGLAH TEGANGAN YG
DIBAGKITKAN
Dalam keadaan yang demikian menurut
percobaan Faraday pada kumparan tersebut akan
terbentuk ggl induksi yang besarnya dapat
dinyatakan :

e = - volt
dt
d ( Φm. Cos ωt )
e = - volt
dt
e = ω . Φm. . Sin . ωt volt

Harga e = maksimum saat harga Sin ωt = 1


Maka, besarnya ggl induksi sesaat dapat
dinyatakan :
e = Em. . Sin . ωt volt
Prinsip Penyearahan

Pada generator arus searah, penyearahan


dilakukan secaramekanis dengan
menggunakan suatu alat yang disebut
komutator. Komutator (lamel) pada prinsipnya
mempunyai bentuk yang sama dengan cincin.
Komutator merupakan cicin yang dibelah
kemudian disatukan kembali dan masing-
masing belahan disekat dengan isolator.
Masing-masing komutator dihubungkan
dengan sisi kumparan tempatggl induksi.
Jenis-Jenis Generator Arus Searah

• Generator dengan penguat magnet


terpisah : yaitu suatu generator yang arus
penguat magnet pada kutub-kutub magnet
diperoleh dari sumber tenaga listrik arus
searah di luar generator itu.
• Generator penguat sendiri : yaitu suatu
generator yang arus penguat magnet pada
kutub-kutub magnetnya diperoleh dari
generator itu sendiri.
Di dalam tinjauan lebih lanjut, kusus untuk
generator arus searah akan digunakan notasi-
notasi sebagai berikut :
Em = Tegangan sumber penguat magnet pada
generator dengan penguat terpisah
E = Ggl induksi yang terbentuk pada lilitan
jangkar
V = Tegangan klem (jepit)
Im = Arus penguat magnet pada generator
dengan penguat terpisah
Ia = Arus jangkar (angker)
IL = Arus beban
Is = Arus penguat magnet pada generator
penguat seri
Ish = Arus penguat magnet pada generator
penguat shunt
Rm = Tahanan lilitan penguat magnet pada
generator dengan penguat terpisah
Rsh = Tahanan penguat magnet pada
generator penguat shunt
Rs = Tahanan penguat magnet pada
generator penguat seri
RL = Tahanan pada beban
Ra = Tahanan lilitan jangkar
∆e = Kerugian tegangan pada sikat-sikat.
a. Generator penguat terpisah
Ia
Im ∆e IL

Em Rm Ra Ea V RL

∆e

Gambar 1. Rangkaian ekivalen


generator penguat terpisah

• Persamaan arus : Ia = IL
Em
Im =
Rm

• Persamaan tegangan :
E a = V + Ia . Ra + 2 ∆e
V = IL . RL
Generator peng.terpisah
I=450 A, 230 volt, 0,03 ohm, 2 volt,
hitunglah tegangan yang dibangkitkan.
Jika Fluksi Diperhankan Sehingga Arus
penguatan 4 A, 220 volt, tahanan medan
(Rm) 50 ohm, Hitung Rg( tahanan
pengatur agar fluksi tetap)
b. Generator penguat sendiri
1). Generator shunt
Ia
Ish ∆e IL

Rsh Ra Ea V RL

∆e

Gambar 2. Rangkaian ekivalen generator


penguat shunt

• Persamaan arus : Ia = IL + Ish


• Persamaan tegangan :
E a = V + Ia . Ra + 2 ∆e
V = Ish . Rsh = IL . RL
CONTOH SOAL
Generator DC penguat shunt , 4 kutup, 55
alur, tiap alur mempunyai 8 kawat, bila
diputar 900 rpm, fluksi/ kutup 5,6 x 106,
makswel garis edar paralel 4. Hitunglah
tegangan yang dibangkitkan bila arus
jangkar 100 A, kumparan jangkar 0,05
ohm, rugi teg. Sikat 2 v, Hitung tegangan
terminal
2). Generator seri
Rs

Ia Is
∆e IL

Ea Ra RL
V

∆e

Gambar 3. Rangkaian ekivalen


generator seri

• Persamaan arus :
Ia = Is = IL
• Persamaan tegangan :
E a = V + Ia . Ra + Is . Rs + 2 ∆e
V = IL . RL
3). Generator kompon
a.Generator kompon panjang
Is

Rs
Ish
IL

Ia
∆e RL
V

Rsh
Ra Ea

∆e

Gambar 4 . Rangkaian ekivalen generator kompon panjang


• Persamaan arus :
Ia = Is = Ish + IL ; Ish = V/Rsh
• Persamaan tegangan:
E a = V + Ia . Ra + Is . Rs + 2 ∆e
V = Ish . Rsh = IL . RL
Contoh generator kompon
panjang
Generator kompon panjang melayani beban
50 A, teg. Terminal 500 V, tahanan jangkar,
tahanan medan seri, tahanan medan shunt
masing-masing 0,05 ohm, 0,03 ohm, 250
ohm. Rugi teg. Pd. Sikat 2 V. Output prime
mover 27,5 kw, Hitunglah :
•Tegangan yg dibangkitkan oleh Generator
•Effisiensi generator
b) Generator kompon pendek
Rs

Ia Is
Ish ∆e IL

Rsh Ra Ea V RL

∆e

Gambar 5. Rangakaian ekivalen generator


kompon pendek
• Persamaan arus :
Vsh
Ia = Ish + Is ; Is = IL ; Ish =
Rsh
• Persamaan tegangan :
E = V + Ia . Ra + Is . Rs + 2 ∆e
V = IL . RL
Vsh = Ish . Rsh = V - Is . Rs
GENERATOR KOMPON MENURUT ARAH
ARUS MEDAN

1. KOMPON KOMULATIF :
ARTINYA SALING
MENGUATKAN

2. KOMPON DEFERENSIAL :
ARTINYA SALING
MENGURANGI
Daya Dan Efisiensi Generator
Secara umum besarnya daya listrik suatu
generator dapat dinyatakan dalam persamaan :
P = V . I watt.(I.I.R)
Di dlam generator arus searah dikenal 3
macam daya yaitu :
a. Daya masuk (Pm) : yaitu besarnya daya
yang digunakan untuk memutar rotor
generator .
Pm = Pd + Pb
b. Daya dalam (pd) atau daya elektromagnetik :
yaitu besarnya daya yang dibangkitkan di
dalam generator itu sendiri.
Pd = E a. Ia.
Antara daya masuk dan daya dalam
terdapat beberapa kerugian antara lain :
- Rugi besi gesek (Pb) antara bantalan dan
poros
- Rugi gesek antara celah udara dan
jangkar.

c. Daya luar : yaitu daya yang digunakan oleh


konsumen.
PL = V . IL
V = IL . RL
PL = IL2 . RL
Hubungan antara daya satu dengan daya yang lain
dapat dilukiskan dalam suatu blok diagram seperti
gambar 6.

Pm Pd PL

Pb Pt

Gambar 6. Blok diagram daya

Keterangan :
Pm = Daya masuk Pd = Daya dalam
PL = Daya luar Pb = Rugi-rugi besi gesek
Pt = Rugi-rugi tembaga
Rugi-rugi generator
• Rugi karena kump.jangkar
• Rugi krn.kump.medan shunt
• Rugi krn.kump.medan seri
• Rugi pd.sikat
• Rugi beban sasar
Perbandingan antara daya dalam (Pd) dengan daya masuk
(Pm) disebut efisiensi bruto dapat dinyatakan :
Pd . 100 %
ηb =
Pm

Perbandingan antara daya luar (PL) dengan daya dalam


(Pd) disebut efisiensi listrik dapat dinyatakan :
PL . 100 %
ηl =
Pd
Perbandingan antara daya luar (PL) dengan daya masuk
(Pm) disebut efisiensi sistem dapat dinyatakan :
PL
ηg = . 100 %
Pm
KARAKTARISTIK GENERATOR
DC
• KARAKTERISTIK BEBAN NOL
• KARAKTERISTIK BEBAN
• KARAKTERISTIK LUAR
• KARAKTISTIK PENGATUR
• KARAKTERISTIK HUBUNG SINGKAT
Karakteristik ini merupakan
hubungan dua besaran listrik dari
mesin dc

Karakteristik Beban nol


Hub.tegangan beban nol dg. Arus
penguatan
Eo=f(If),n=konstan
IL=0
ADA DUA HAL YANG
PENTING:
1. FLUKSI
2. PUTARAN GENERATOR

Fluksi berasal dari arus


penuatan (If) yang berbanding
lurus
• Langkah kerja
1. Buat rangkaian sesuai gbr.pengujian,lap.pemb.
2. Generator diputar dg kec. Nominal
atau sesuai petunjuk
3. Amati alat ukur(amp.;voltmeter)saat arus If=0
4. Naikan arus If secara bertahap dan amati
tegangan Eo
5. Selama pengujian berlangsung jaga putaran
konstan
6. Data masukan kedalam tabel,kemudian buat
grafik hubungan Eo dg If
Karakteristik Beban
• Karakteristik ini merupakan hub. Antara
tegangan terminal dg arus penguatan

• Bisa ditulis : Vt=f(If) dimana beban


konstan dan putaran konstan
Karakteristik Luar
• Karakteristik ini menggambarkan
hub.antara tegangan terminal dg arus
beban pd arus penguatan tetap

• Bisa ditulis : Vt=f(IL) pada If = konstan


• n= konstan
Karakteristik Pengatur
• Adalah hubungan antara arus beban
terhadap arus penguatan medan

• Bila ditulis : IL=f(If) dimana Vt =konstan


• n=konstan
Karakteristik Hubung Singkat
• Adalah grafik yang menghubungkan
antara arus hub.singkat dg arus
penguatan

• Bila ditulis I=f(If) dimana RL= 0


• n = konstan
Arah Putar Dan Polaritas Generator
Polaritas ggl induksi yang terbentuk di dalam kumparan
tergantung oleh :
a. Arah garis gaya magnet
b. Arah putaran jangkar.
Pengaruh pembalikan arah putaran generator terhadap
polaritas ggl induksi dapat dilukiskan seperti gambar 7.
- +
Im Im

G V G V

+ -

(a) (b)
Gambar 7. Pembalik arah putaran generator
penguat terpisah
Cara pembalikan penyambungan ujung-ujung lilitan
penguat magnet dapat dilukiskan seperti gambar 8.

+ -

G V G V

- +

(a) (b)
Gambar 8. Pembalik arah putaran generator
penguat shunt.
BAB II
MOTOR ARUS SEARAH
Pendahuluan
Motor arus searah yaitu suatu sistem yang
menghasilkan tenaga mekanik dengan masukan
tenaga listrik arus searah.
Kontruksi Dan Prinsip Lilitan Jangkar
Kontruksi dan prinsip lilitan jangkar motor arus searah
sama dengan kontruksi dan prinsip lilitan jangkar pada
generator arus searah. Oleh karenanya dapat ditinjau
kembali pada generator arus searah. Pada prinsinya
generator arus searah dapat dioperasikan sebagai motor
arus searah.
Prinsip Kerja Motor Arus Searah
Motor arus searah mempunyai prinsip kerja berdasarkan
percobaan Lorentz yang menyatakan ” Jika sebatang
penghantar listrik yang berarus berada di dalam medan
magnet, maka pada kawat penghantar tersebut akan ter
bentuk suatu gaya ”. Gaya yang terbentuk sering
dinamakan gaya Lorentz.
Untuk menentukan arah gaya dapat digunakan kaidah
tangan kiri Flemming atau kaidah telapak tangan kiri. Jika
digunakan kaidah telapak tangan kiri, maka di dalam
menentukan arah gaya dapat dikerjakan sebagai berikut : ”
Telapak tangan kiri direntangkan sedemikian rupa sehingga
ibu jari dengan ke empat jari yang lain saling tegak lurus.
Jika garis gaya magnet menembus tegak lurus telapak
tangan, arah arus sesuai dengan arah ke empat jari tangan
maka ibu jari akanmenunjukkan arah gaya yang terbentuk
pada kawat penghantar ”.
Besarnya gaya dapat ditentukan dengan persamaan :
F = B L . l . Sin φ.
F = Gaya yang terbentuk pada kawat penghantar
(Newton)
L = panjang kawat eff. (m)
I = Kuat arus yang mengalir (Ampere)
B = Kerapatan garis gaya megnet ( wb/m2 )
φ = Sudut antara garis gaya magnet dengan posisi
kawat penghantar.
Untuk ggl lawan Ea mempunyai persamaan dengan ggl
induksi pada generator arus searah yaitu :

2p n
Ea = . . Z.Φ
A 60
Keterangan

Ea : Ggl lawan (volt)


2p : Jumlah kutub
A : Jumlah cabang parallel lilitan jangkar
n : Jumlah putaran tiap menit (ppm)
z : Jumlah kawat penghantar aktif
Φ : Fluk per kutub (weber).
Jenis-Jenis Motor Arus Searah
a. Motor dengan penguat terpisah
I
Ia
Im
∆e

E Rm Ra Ea V

∆e

Gambar 9. Rangkaian ekivalen motor


penguatan terpisah

• Persamaan arus :
E
Ia = I ; Im =
Rm

• Persamaan tegangan :
V = Ea + Ia . Ra + 2 ∆e
b. Motor penguat sendiri
1). Motor shunt
I
Ia
Ish ∆e

Rsh Ra Ea V

∆e

Gambar 10. Rangkaian ekivalen motor


shunt

• Persamaan arus :
V
I = Ia + Ish ; Ish =
Rsh
• Persamaan tegangan :
V = Ea + Ia . Ra + 2 ∆e ; V = Ish . Rsh
CONTOH 1
Mesin DC SHUNT ,220 V
mempunyai Ra =0,5 ohm,rugi
tegangan sikat diabaikan. Jika
pada waktu beban penuh, arus
jangkarnya 20 A, Hitunglah EMF
jangkar, mesin bekerja sebagai :
•Motor
•Generator
CONTOH 2
Motor DC Kompon pendek dengan daya 34,5
Kw dgn. Tegangan terminal 230 v, tahanan
medan shunt, medan seri, tahanan jangkar
masing-masing 92 ohm, 0,015 ohm, 0,03
ohm.
Hitung :
1.Arus jangkar
2.EMF(GGL induksi)
3.Daya output yg dibangkitkan oleh jangkar
Contoh 3
Motor DC Kompon panjang dengan daya input
300 Kw dgn. Tegangan terminal 600 v,
tahanan medan shunt, medan seri, tahanan
jangkar masing-masing 75 ohm, 0,012 ohm,
0,41 ohm.
Hitung :
1.Arus jangkar
2.EMF(GGL induksi)
3.Daya output yg dibangkitkan oleh jangkar
Contoh 4
Motor DC shunt 500 v, 50 BHP, 1000 rpm,
dengan effisiensi 90% dibebani penuh .
Resistan jangkar 0,24 ohm rugi tegangan
pada sikat 2 v, arus pada medan shunt 1,8 A.
Hitunglah :
1.Arus beban penuh dari jala-jala
2.Torsi poros waktu beban penuh
3.Tahanan yang disisipkan pada jangkar
waktu start sihingga arus start tidak melebihi
1,5 kali arus beban penuh dari jala-jala
2). Motor seri Rs I
Ia
∆e Is

Ea Ra V

∆e

Gambar 11. Rangkaian ekivalen motor seri

• Persamaan arus :
I = Ia = Is
• Persamaan tegangan :
V = Ea + Ia . Ra + Is . Rs + 2 ∆e
3). Motor kompon
a). Motor kompon panjang
Is I

Rs
Ish

Ia
∆e
V

Rsh
Ra Ea

∆e

Gambar 12. Rangkaian ekivalen motor kompon panjang

• Persamaan arus : I = Is + Ish ; Is = Ia


• Persamaan tegangan :
V = Ea + Ia . Ra + Is . Rs + 2 ∆e ; Vsh = V
b). Motor kompon pendek
Rs
I
Ia Is
Ish ∆e

Rsh Ra Ea V

∆e

Gambar 13. Rangkaian ekivalen motor kompon


pendek
• Persamaan arus :
I = Is = Ia + Ish ;
• Persamaan tegangan :
V = Ea + Ia . Ra + Is . Rs + 2 ∆e
Vsh = V - Is . Rs
Torsi Motor Arus Searah
F (N)

R (m)

n (ppm)

Gambar 14. Proses torsi motor

Berdasarkan gambar 14 :
Torsi = T = F x R (Nm)
Terdapat suatu rumusan bahwa :
Usaha dalam satu putaran = Gaya x jarak
Usaha = F x 2πR (Youle)
Misal poros berputar n putaran per detik, maka :
Usaha per detik = F x 2πR.n Youle/detik
= F x R (2π.n ) Youle/detik
= T x ω Youle/detik
Atau :
Daya = T x ω watt
Untuk n = jumlah putaran per menit
2πn
ω =
60
Dapat juga dituliskan bahwa :
P P
T= Nm ; T = 0,159 Nm
2πn n
60 60
1 P
T = 0,159 Kgm
9,81 n
60
Berdasarkan rumus di atas maka :
Pa Ea x Ia
Ta = Nm ; Ta = Nm
2πn 2πn
60 60

Rugi-Rugi Dan Efisiensi


Rugi-rugi
Baik pada motor atau generator terdapat rugi-rugi antara
lain :
a.Rugi inti dan gesek yang dapat diperoleh dengan
test tanpa beban yang secara berdekatan bahwa :
P inti + gesek = Ea . Ia watt (beban kosong)
P inti + gesek pada generator dan motor untuk mesin yang
sama mempunyai harga yang sama dan selalu tetap.
b. Rugi tembaga (Pcu) yang terdiri :
1). Pcu pada lilitan jangkar ( Ia2 . Ra )
2). Pcu pada kutub bantu ( Ia2 . R )
3). Pcu pada lilitan kompensasi ( Ia2 . R )
4). Pcu pada lilitan shunt ( Ish2 . Rsh ) untuk motor
besarnya selalu tetap
5). Pcu pada lilitan seri ( Is2 . Rs ).

Rugi-rugi tembaga ini selalu berubah sesuai dengan


perubahan arus beban. Pada motor arus searah
diperoleh suatu blok diagram aliran daya seperti
gambar 15.
P Pa Pm

Pcu Pinti+gesek

Gambar 15. Blok diagram aliran daya motor arus searah

Keterangan :
P = daya masukan motor ( V . I watt )
Pa = daya pada lilitan jangkar ( Ea . Ia watt)
Pm = Pa - ( P inti+gesek )

= Tm . 2πn 60
Efisiensi

Efisiensi motor arus searah dapat dirumuskan


sebagai berikut :

Pm
η mekanik = ηmk = Pa
. 100 %

Pa . 100 %
η listrik = ηl =
P

Pm . 100 %
η motor = η m =
P
CONTOH
MOTOR SHUNT 500 VOLT, 50 BHP(37,3
KW), 1000RPM DIBEBANI PENUH
DENGAN EFFISIENSI 90% TAHANAN
JANGKAR 0,24 OHMRUGI TEGANGAN
PADA SIKAT 2 VOLT, ARUS MEDAN
SHUNT 1,8 A, HITUNGLAH:
ARUS BEBAN PENUH, TORSI POROS
BEBAN PENUH, TAHANAN UNTUK
MENJAGA AGAR ARUS START TIDAK
LEBIH DARI 1,5 KALI ARUS BEBAN
PENUH
MOTOR SERI 220 VOLT MENARIK ARUS
JALA-JALA 40 A. DENGAN PUTARAN 800
RPM.JIKA TAHANAN MEDAN SERI 0,2
OHM, TAHANAN JANGKAR 0,1 OHM RUGI
BESI, ANGIN DAN GESEKAN 0,5 KW
HITUNGLAH:
A. TORSI YANG DIBANGKITKAN
JANGKAR
B. DAYA MOTOR
PENGENDALIAN MOTOR DC
ADA 3 MACAM:
1. DENGAN FLUKSI ATAU DG
MENGATUR ARUS
PENGUATAN MEDAN
2. TEGANGAN JANGKAR
3. TAHANAN JANGKAR
BAB III
TRANSFORMATOR
Pendahuluan
Transformator adalah suatu alat yang berfungsi
memindahkan daya dari suatu rangkaian ke
rangkaian yang lain secara elektromagnet dengan
tidak merubah harga frekuensinya. Transformator
secara umum mempunyai dua macam yaitu
transformator satu phasa dan transformator tiga
phasa.
Transformator dua lilitan terpisah
Kontruksi
Kontruksi dasar sebuah transformator dua lilitan
terpisah dilukiskan pada gambar 16.
Inti yang berlapis-lapis

atau Φ

N1 N2 E1 E2
V2 V1
E1 E2 V2
N1 N2
V1

(a) (b)
Gambar 16. Kontruksi transformator lilitan terpisah.
Keterangan :
V1 = tegangan sumber / tegangan primer
V2 = tegangan sekunder
N1 = lilitan primer
N2 = lilitan sekunder
E1 = ggl induksi pada lilitan primer
E2 = ggl induksi pada lilitan sekunder.

Prinsip Kerja
Berdasarkan percobaan Faraday tersebut maka :
Ggl induksi primer = E1
Ggl induksi sekunder = E2
Berdasarkan percobaan Faraday :
dΦ dΦ
e1 = - N1 volt ; e 2 = - N2 volt
dt dt
d
e1 = - N1 . Φm. . Sin . ωt
dt
d
e1 = - N1 . Φm. . Sin 2πft
dt
e1 = - N1 Φm . Cos 2 π f t . 2 π f.
e1 = - 2 π f . N1 Φm .Cos ωt.
e1 = 2 π f . N1 Φm . Sin ( ωt – π/2 ).
Harga e1 mempunyai bentuk gelombang sinus
tetapi ketinggalan terhadap Φ dengan sudut π/2.
Harga maksimum = Em1 = 2 π f . N1 Φm.
Tinjauan Transformator Ideal
Transformator ideal adalah transformator yang dalam
analisanya senantiasa mengabaikan rugi-rugi.
a. Besarnya ggl induksi

V1 N1 E1 E2 N2 V2

Gambar 17. Kontruksi transformator ideal


Berdasarkan percobaan Faraday :

e1 = - N1
dt
volt


e2 = - N2 volt
dt

d
e1 = - N1 . Φm. . Sin . ωt
dt
d
e1 = - N1 . Φm. . Sin 2πft
dt

e1 = - N1 Φm . Cos 2 π f t . 2 π f.
e1 = - 2 π f . N1 Φm .Cos ωt.
e1 = 2 π f . N1 Φm . Sin ( ωt – π/2 ).
Harga e1 mempunyai bentuk gelombang sinus
tetapi ketinggalan terhadap Φ dengan sudut π/2.
Harga maksimum = Em1 = 2 π f . N1 Φm.
Em1
Harga effektif = = E1
2
2πf . N1 . Φm
E1 = volt
2
E1 = √2 . π . f . N1 . Φm volt
E1 = 4,44 . f . N1 . Φm volt
Karena ; Φm = Bm . A , maka :
E1 = 4,44 . f . N1 .Bm . A volt
Dengan cara yang sama akan diperoleh :
E2 = 4,44 . f . N2 . Φm volt
E2 = 4,44 . f . N2 .Bm . A volt
b. Perbandingan transformasi
Perbandingan transformasi dapa dinyatakan dengan :
E1 4,44 . N1 . f . Φm
a = =
E2 4,44 . N2 . f . Φm

E1 N1
a = =
E2 N2

Jika , a < 1 , disebut transformator penaik tegangan


a > 1 , disebut transformator penurun tegangan
a = 1 , disebut transformator isolasi.
Dapat dinyatakan pula bahwa besarnya perbandingan
transformasi : I2
a =
I1
Dengan arti :
I2 : arus yang mengalir pada lilitan sekunder
I1 : arus yang mengalir pada lilitan primer.
Harga Ekivalen
Telah diutarakan di depan bahwa :
E1 N1
a = = atau E1 = a . E2
E2 N2

Secara pendekatan : E1 . I1 = E2 . I2
atau : I1 . N1 = I2 . N2
E2 jika dipandang dari sisi primer :
N1
E2 ' = E1 atau E2’ = a . E1
N2

I2 jika dipandang dari sisi primer :


N2 I2
I2 ‘ = I2 atau I2 ‘ =
N1 a
Z1=R1+jX1
Z2=R2+jX2
Yo=1/Zo=1/Ro+j1/Xo
Contoh: trafo satu fasa 4400/220v, 50 Hz, 50
KVA,mempunyai parameter sbg
R1=3,45 ohm,R2=0,009 hm, X1=5,2 ohm,
X2=0,015 ohm, hitunglah:
a. Tahanan ekivalen sisi primer sebagai patokan
b. Reaktansi ekivalen sisi primer sebagai patokan
c. Inpedansi ekivalen sisi primer sebagai patokan
d. Rugi tembaga total
Soal: a,b,c dilihat dari sisi sekunder
Jawab: I1= 50000/4400=11,36 A
I2=50000/220=227 A
a=20
R ekiv.=R1+R’2=7,05 ohm
X ek. =X1
Kerugian tegangan pada sisi sekunder
dipandang dari sisi primer : I2’ . R2’
I2’ . R2’ = a ( I2 . R2 )
I2/a . R2’ = a ( I2 . R2 )
Maka, R2’ = a2 . R2

Dengan analisa yang sama akan diperoleh


harga yang lain :
X2’ = a2 . X2
Z2’ = a2 . Z2
Sebaliknya jika harga R, X dan Z primer
dipandang dari sisi sekunder, maka :
I1’ = a . I1 ; E1’ = 1/a . E1
R1’ = 1/a2 .R1
X1’ = 1/a2 . X1
Z1’ = 1/a2 .Z1
Secara keseluruhan dapat dilukiskan seperti gambar
18 dan gambar 19.

Dipandang dari sisi primer

Z01

R01 X01

R1 R2 ‘ X1 X2 ‘

Gambar 18. Rangkaian ekivalen sisi primer


Tahanan total :
Rt = R01 = R1 + R2’
R01 = R1 + R2 . a2

Reaktansi total :
Xt = X01 = X1 + X2’
X01 = X1 + X2 . a2

Impedansi total :
Zt = Z01 = Z1 + Z2’
Z01 = Z1 + Z2 . a2
Z01 = √ ( R012 + X012 )
Dipandang dari sisi sekunder

Z02

X02 R02

X1 ‘ X2 R1 ‘ R2

Gambar 19. Rangakaian ekivalen sisi sekunder


Tahanan total :
Rt = R02 = R2 + R1’
R02 = R2 + R1/a2

Reaktansi total :
Xt = X02 = X2 + X1’
X02 = X2 + X1/a2

Impedansi total :
Zt = Z02 = Z2 + Z1’
Z02 = Z2 + Z1/a2
Rugi-rugi pada transformator

Di dalam transformator terdapat dua macam kerugian


yaitu :
a.Rugi-rugi yang disebabkan oleh adanya arus
Eddy dan histerisis. Karena rugi-rugi in berada di
dalam inti, maka rugi-rugi ini disebut rugi inti (Ph+e).

b. Rugi tembaga (Pcu)


Pada dasarnya transformator mempunyai dua macam
lilitan (primer dan sekunder), maka besarnya rugi-rugi
tembaga adalah :
Pcu = I12 . R1 + I22 . R2 atau
Pcu = I12 .R01
Pcu = I22 .R02
Metode untuk menentukan rugi inti

W A

Gambar 20. Transformator test hubung terbuka

Ph+e = Pinti = P0
= daya yang terukur pada watt meter
(besarnya selalu tetap)
P0 = V . I0 . Cos φ0 ; P0 = I02 . Rm
V = I0 . Z ; Zm = √ ( Z2 - Rm2 )
Metode untuk menentukan rugi tembaga
a. Metode test hubung singkat

W A

Gambar 21. Transformator test hubung singkat

P hubung singkat (Phs) = Pcu


Impedansi ekivalen, Z01 = Vsc / I1
Pcu = I12 . R01 ; R01 = Pcu / I12
X01 = √ (Z012 - R012 )

b. Metode pembebanan

Pcu = I12 . R1 + I22 . R2


Efisiensi transformator

Daya keluaran
η = X 100 %
Daya masukan

Daya keluaran
η = Daya keluaran + Rugi-rugi
X 100 %

η =
Daya masukan - Rugi-rugi
X 100 %
Daya masukan

Rugi-rugi
η =( 1 - Daya masukan
) X 100 %
Regulasi Tegangan

VR =
VNL - VL
X 100 %
VNL
VR = Regulasi tegangan
VNL = Tegangan tanpa beban
VL = Tegangan pada beban penuh

Analisa menentukan besarnya regulasi tegangan

Pada saat hubung singkat : Pcu = I12 . R01


maka :
R01 = Pcu / I12
Z01 = Vsc / I1 ----------- I1 adalah arus primer
saat beban penuh.
X01 = √ ( Z012 - R012 ).
V1 Tanpa
beban

V1 I1.X01
φ I1 .R
01
V1 I1
Be
rbe
ba
nC
os
φ V1 Berbeban Sin φ

I1 .R
01

Gambar 22. Diagram vector kondisi beban penuh.

V1 NL = { ( V1L Cos φ + I1 .R01 ) 2 + ( V1L Sin φ + I1 . X01 ) 2 } ½


Atau,
V1 NL = √ ( V1L Cos φ + I1 .R01 ) 2 + ( V1L Sin φ + I1 . X01 ) 2
Kerja Paralel Transformator Satu Phasa

Vp Vs
A2 a2

EA1A2 Ea1a2 Transformator A

A1 a1
B2 b2

EB1B2 Eb1b2 Transformator A

B1 b1
Primer Sekunder
N1 lilitan N2 lilitan
Beban

Gambar 23. Rangkaian paralel transformator


Berdasarkan gambar 23 :

Vp = EA1A2 = EB1B2

Vs = Ea1a2 = Eb1b2

Dari persamaan di atas diperoleh :


Vp EA1A2 Ea1a2 N1
= = =
Vs EB1B2 Eb1b2 N2

Dua kondisi utama yang harus dipenuhi untuk paralel


transformator yaitu :
1.Polaritas harus sama
2.Perbandingan transformasi harus sama.
Transformator Tiga Phasa
Transformator tiga phasa dapat diperoleh dari :
a. Tiga buah transformator satu phasa
b. Sebuah unit transformator tiga phasa.

R S T c2 c1
C2 c2
ΦT

C2
C1 C1 c1

b2 b1
B2 b2
ΦS

B2
B1 B1 b1

a2 a1
A2 a2
ΦR

A2
A1 A1 a1

(a) (b)

Gambar 24. Kontruksi dasar transformator tiga phasa


Polaritas Transformator
a. Polaritas penjumlahan (additive polarity)
b. Polaritas pengurangan (subtractive polarity)

V3
A2 a2

V1 V2

A1 a1

Gambar 25. Rangkaian menentukan polaritas transformator.

Jika V3 < V1 dan V3 < V2 , transformator


tersebut merupakan polaritas pengurangan.
Jika V3 > V1 dan V3 > V2 , transformator
tersebut merupakan polaritas penjumlahan.
Sambungan Transformator Tiga Phasa
Sambungan bintang ( Y ) :

a1 b1 c1
a2

c1 a1
b1

c2 b2
a2 b2 c2
a b c n

Gambar 26. Sambungan bintang dan vektor diagram


Pada sambungan bintang diperoleh beberapa
pernyataan :
a. Vph = VL / √3
b. Iph = IL
c. P = VL . IL . √3 . Cos φ
P = 3 . Vph . Iph . Cos φ
Keterangan :
Vph = Tegangan phasa
VL = Tegangan line
Iph = Arus phasa
IL = Arus line
P = Daya
Sambungan segi tiga ( ∆ )

a
c2 a1 c2 a1

c1 a2 c1 a2
b2 b1
c b2 b1

Gambar 27. Sambungan segi tiga dan vektor diagram.


Pada sambungan segi tiga diperoleh pernyataan :
a. Vph = VL
b. Iph = IL / √3
c. P = VL . IL . √3 . Cos φ
P = 3 . Vph . Iph . Cos φ
Keterangan :
Vph = Tegangan phasa
VL = Tegangan line
Iph = Arus phasa
IL = Arus line
P = Daya
EFFISIENSI
PERBANDINGN ANTARA DAYA
KELUARAN DENGAN DAYA
MASUKAN
EFFISIENSI SEPANJANG HARI
ENERGI YANG DIGUNAKAN
SELAMA SEHARI DIBAGI ENERGI
MASUKAN SELAMA SEHARI
BAB 4
MESIN TAK
SEREMPAK
(MESIN INDUKSI)
4-1. Umum
Mesin listrik baik arus searah
maupun bolak balik terdiri dari generator
dan motor sehingga untuk mesin tak
serempak ini dapat dibagi :
• Generator tak serempak
• Motor tak serempak
Generator Tak Serempak, sebagai
pembangkit tenaga listrik, akan tetapi
jarang dipergunakan, kadang-kadang
dipergunakan dalam pengreman
regeneratif yakni bila motor tak serempak
berputar melebihi kecepatan sinkronnya
maka secara otomatis motor bekerja
sebagai generator dan berlangsung
proses pengreman.
Motor Tak Serempak (motor asinkron
atau motor industri) yang banyak
dipergunakan di pabrik, industri dan
peralatan-peralatan rumah tangga sebagai
penggerak atau penghasil tenaga
mekanis.
Motor industri dapat dibagi :
Berdasarkan prinsip kerja :
Motor induksi rotor sangkar dan motor induksi rotor belitan
(lihat gambar 4-1 dan 4-2)
Motor komutator seri, kompensasi, shunt dan repulsion.
Berdasarkan arus tegangan :
Tiga fase
Satu fase
Berdasarkan kecepatan :
Bervariasi
Bisa diatur
Berdasarkan struktur :
Terbuka
Tertutup
Setengah terbuka
berventilasi
Gambar 4-1. Motor induksi rotor sangkar tiga fase, kelihatan
rotornya
Gambar 4-2. motor induksi rotor belitan tiga fase, kelihatan rotor
dan cincin gesernya.
4-2. Konstruksi Motor Induksi

Konstruksi motor induksi terdiri dari :


• Stator, bagian motor yang diam.
• Rotor, bagian motor yang berputar.
• Celah Udara, adalah ruangan antara
stator dan rotor.
Konstruksi stator (lihat gambar 4-3) terdiri
dari :
1.Rumah stator dari besi tuang.
2.Inti stator dari besi lunak atau baja silikon.
3.Alur dan gigi materialnya sama dengan
inti, alur tempat meletakkan belitan.
4.Belitan stator dari tembaga.
Gambar 4-3. Stator motor induksi.
Konstruksi rotor, terdiri dari :
- Inti rotor bahannya sama dengan inti
stator.
- Alur dan gigi materialnya sama dengan
inti, alur tempat meletakkan belitan.
- Belitan rotor bahannya dari tembaga, dari
konstruksi lilitan akan memberikan dua
macam rotor yakni
• Motor induksi dengan sangkar atau rotor
kurung.
• Motor induksi dengan rotor belitan.
- Poros atau as.
Gambar 4-4. Rotor sangkar dari motor induksi.
Gambar 4-5. Rotor belitan dari motor
induksi.
4-3. Prinsip Kerja Motor Induksi
Prinsip kerja motor induksi tiga fase
berdasarkan induksi elektromagnetis, yakni
bila belitan/kumparan stator diseri sumber
tegangan bolak-balik 3 fase maka arus akan
mengalir pada kumparan tersebut,
menimbulkan medan putar (garis-garis gaya
fluks) yang berputar dengan kecepatan
sinkron dan akan mengikuti persamaan :

Nsrpm
Garis-garis gaya fluks dari stator
tersebut yang berputar akan memotong
penghantar-penghantar rotor sehingga
pada penghantar-penghantar tersebut
timbul EMF (Electro Motoris Force) atau
GGL (Gaya Gerak Listrik) atau tegangan
induksi.
Berhubung kumparan rotor
merupakan rangkaian yang tertutup maka
pada kumparan tersebut mengalir arus.
Arus yang mengalir pada penghantar rotor
yang berada dalam medan magnit
berputar dari stator, maka pada
penghantar rotor tersebut timbul gaya-
gaya yang berpasangan dan berlawanan
arah, gaya tersebut menimbulkan torsi
yang cenderung memutar rotornya, rotor
akan berputar dengan kecepatan putar
(Nr) mengikuti putaran medan putar stator
(N ).
4-3-1. SLIP (S)
Slip timbul karena perbedaan
perbedaan medan putar stator dan
putaran rotor.
4-3-2. FREKUENSI ARUS ROTOR.
Pada waktu rotor masih diam maka
frekuensi arus rotor sama dengan
frekuensi arus stator (f). Waktu rotor
berputar maka frekuensinya (f’) akan
dipengaruhi oleh slip yang mengikuti
persamaan :
f’=S.f
4-4. Rangkaian Rotor Motor Induksi
Belitan/kumparan rotor kalau digam-
barkan secara rangkaian listrik,
gambarnya sebagai berikut :
Gambar 4-6. Rangkaian rotor motor
induksi
4-5. Rangkaian Ekivalen Motor Induksi
Rangkaian ekivalen atau untai
ekivalen atau rangkaian setara atau
rangkaian pengganti berguna untuk
menyelesaikan analisis perhitungan motor
induksi. Ada dua macam rangkaian
ekivalen :
Rangkaian ekivalen yang sebenarnya.
Rangkaian ekivalen pendekatan.
4-5-1. Rangkaian ekivalen yang
sebenarnya
Rangkaian ini dapat diturunkan dari
rangkaian listrik motor induksi berikut :
Gambar 4-7. Rangkaian listrik motor
induksi
Rangkaian kumparan rotor
Rangkaian kumparan rotor ini seperti
yang telah diberikan (lihat gambar 4-6).
Untuk mendapatkan rangkaian ekivalen
maka rangkaian kumparan rotor harus
disesuaikan besaran dari komponen-
komponennya yakni dipindahkan atau
dilihat pada sisi stator dengan
memperhatikan perbandingan
transformasi, lihat gambar 4-8 berikut :
Gambar 4-8. Rangkaian rotor motor induksi
yang dilihat / dipindahkan ke sisi stator
Setelah besaran dari komponen
kumparan rotor dirubah yakni dilihat
(dipindahkan) ke stator maka rangkaian
ekivalen yang sebenarnya dapat
digambarkan sebagai berikut :
Gambar 4-9. Rangkaian ekivalen yang sebenarnya dari motor
induksi
4-5-2. Analisis rangkaian ekivalen yang
sebenarnya
Dalam analisis perhitungan pada
motor induksi maka dari rangkaian
ekivalen yang sebenarnya, dapat
mempergunakan persamaan sebagai
berikut :
• Impedans rangkaian stator :

• Impendans rangkaian penguat :

• Impendans rotor yang telah


dipindahkan ke stator :
• Impendans total dari rangkaian yang
diberikan ke sumber tegangan V1 :

• Daya input stator (P1) atau daya masuk


stator atau daya yang ditarik stator :

• Faktor daya input (faktor kerja input) :


• Arus yang mengalir pada rotor :

• Arus beban nol :

• Rugi tembaga stator :

• Rugi inti :
• Daya masuk rotor (daya input rotor)
atau daya yang ditarik rotor :

• Rugi tembaga rotor :

• Daya mekanik atau daya output tang


masih kotor (groos output) :
• Daya output atau daya keluaran bersih
atau daya rem (Brake Horse Power = BHP)
:

• Efisiensi atau rendamen atau daya


guna :
• Torsi elektromagnetis :

• Untuk besaran dalam tiga fase maka :


4-5-3. Rangkaian ekivalen pendekatan
Rangkaian ekivalwn pendekatan dari
motor induksi sama dengan rangkaian yang
sebenarnya, tetapi rangkaian penguat
digeser ke terminal motor seperti gambar
berikut:
Gambar 4-10. Rangkaian ekivalen pendekatan dari
motor induksi
4-5-4. Tingkatan daya pada motor
induksi
Dari analisis rangkaian ekivalen motor
induksi dapat disimpulkan bahwa tingkatan
daya pada motor induksi seperti bagan
berikut :
Daya input pada stator (Pi = P1)

Rugi tembaga
Daya input rotor stator (Pcus)
malalui celah udara Rugi inti (Pc)
(P2)

Rugi Daya mekanik


tembaga (Pm) atau output
rotor (Pcur) kotor (gross
output)

Rugi angin dan Output bersih


geseran (Po) atau BHP
Atau dapat digambarkan dengan
cara lain :
P1 P2 Pm Po

Pcus + Pc Pcu Rugi angin


r dan geseran
4-6. Torsi pada Motor Induksi
Telah dibahas pada prinsip kerja dari
motor induksi bahwa setelah timbul torsi
pada motor maka motornya akan berputar.
4-7. Pengujian Motor Induksi
pengujian yang penting pada motor
induksi adalah :
a.Pengujian beban nol.
b.Pengujian hubung singkat (rotor di blok)
4-7-1. Pengujian beban nol
Maksud dan tujuan pengujian
maksud dan tujuan pengujian beban
nol dari motor induksi ini untuk
mendapatkan data mengenai arus, daya
serta rugi-rugi pada waktu beban nol.
Rangkaian pengujian
Rangkaian pengujian beban nol dari
motor induksi ini, lihat gambar 4-12
berikut :
Gambar 4-12. Percobaan beban
nol.
Gambar 4-13. Diagram karakteristik
beban nol.
4-7-2. Pengujian hubung singkat (rotor
di blok)
Maksud dan tujuan pengujian
Pengujian hubung singkat (rotor di blok) ini,
dimaksudkan untuk mendapatkan data
motor yakni arus, daya, serta faktor daya
waktu hubung singkat, juga karakteristik
dari daya dan arus hubung singkat sebagai
fungsi dari tegangan masuk.
Rangkaian pengujian
Rangkaian pengujian ini sama
dengan rangkaian pengujian waktu beban
nol ,hanya di sini motornya dikopel
dengan motor yang lain untuk
mengebloknya.

Karakteristik dari pengujian dapat


digambarkan sebagai berikut :
Gambar 4-14. Diagarm karakteristik hubung
singkat.
1. Apa sebabnya motor tak serempak
banyak digunakan di industri/pabrik.
2. terangkan klasifikasi motor
induksi
3. bagaimana konstruksi motor
induksi
4. terangkan prinsip kerja motor
induksi
5. Mengapa putaran rotor tidak sama
dengan putaran medan putar stator
6. terangkan rangkain ekivalen yg
sebenarnya.
7. terangka tingkatan motor induksi
8. terangkan torsi poros yang timbul
9. apa maksud diadakan pengujian
10. pengujian apa saja yang sering
dilakukan
11. bagaimana cara melakukan
pengujian
BAB 5

MESIN SEREMPAK
5-1. Umum
Sebagaimana pada mesin arus searah
dan mesin tak serempak maka mesin
serempak dibegi atas dua macam :
1.Generator serempak (generator sinkron =
generator arus bolak-balik = alternator yang
banyak digunakan pada pembangkit tenaga
listrik).
2. Motor serempak (motor sinkron),
dapat dipergunakan untuk
memutar/menggerakkan mesin-mesin
produksi di pabrik atau industri yang
menghendaki putaran tetap. Biasanya
harganya mahal dan dipesan khusus.
Kontruksi dari mesin serempak baik
sebagai generator maupun sebagai motor
adalah sama, pebedaan hanya pada
prinsip kerjanya.
6-2. Konstruksi Mesin Serempak
Konstruksi mesin serempak baik untuk
generator maupun untuk motor terdiri dari :
1.Stator adalah bagian dari mesin yang diam
dan berbentuk silinder.
2.Rotor adalah bagian dari mesin yang
berputar juga berbentuk silinder.
3.Celah udara adalah ruangna antara stator
dan rotor.

Konstruksi mesin serempak ini dapat dilihat


pada
gambar berikut :
Gambar 5-1. Konstruksi mesin serempak
5-2-1. Konstruksi stator
Konstruksi stator terdiri dari :
1.Kerangka atau gandar dari besi tuang
untuk menyangga inti jangkar, lihat gambar
5-2
2.Inti jangkar dari besi lunak/ baja silikon,
lihat gambar 5-2
3.Alur/parit/slot dan gigi tempat meletakkan
belitan (kumparan), dentuk alur ada yang
terbuka, setengah tertutup dan tertutup, lihat
gambar 6-3
4.Belitan jangkar terbuat dari tembaga yang
diletakkan pada alur
Gambar 5-2. Kerangka dan inti stator Masie
Serempak
Gambar 5-3. Bentuk alur (slot) jangkar pada stator Mesin
Serempak.
6-2-2. Konstruksi rotor
Konstruksi rotor terdiri dari dua jenis :
1. Jenis kutub menonjol (salient pole) untuk
generator dengan kecepatan rendah dan
medium.
Kutub menonjol terdiri dari inti kutub,
badan kutub dan sepatu kutub. Belitan
medan dililitkan pada badan kutub, pada
sepatu kutub juga dipasang belitan
peredam (daper winding). Belitan kutub
dari tembaga, badan kutub dan sepatu
kutub dari besi lunak.
2. Jenis kutub silinder untuk generator
dengan kecepatan tinggi, terdiri dari
alur-alur yang dipasang kumparan
medan juga ada gigi-gigi. Alur dan gigi
tersebut terbagi atas pasangan-
pasangan kutub.
Gambar 5-4. Penampang rotor untuk jenis kutub menonjol
(salient pole) dengan belitan peredam.
Gambar 5-5. Penampang rotor untuk jenis kutub
silinder.
5-3. Belitan Jangkar
Belitan jangkar yang ada di stator dan
selanjutnya disebut belitan stator di rangkai
untuk hubungan tiga fase yang terdiri atas :
1.Belitan satu lapis (single layer winding)
2.Belitan dua lapis (double layer winding)
1. Belitan satu lapis bentuknya dua macam
:
a. Mata rantai (concentris or chain winding)]
b. Gelombang (wave)
2. Belitan dua lapis bentuknya dua macam :
a. Jenis gelombang (wave)
b. Jenis gelung (lap)
Gambar 5-6. Rangkaian belitan jangkar di
stator mesin sermpak :
a) Konsentris atau spiral
b) Geling (lap)
c) Gelombang (wave)
5-3-1. Faktor kisar
Bila kisar atau gawang antara sisi
lilitan yang satu san sisi lilitan yang lain
sama dengan jarak antara kutub yakni
180⁰ listrik maka lilitan tersebut dikatakan
mempunyai gawang penuh atau kisar
penuh, lihat gambar 5-7.
Gambar 5-7. Kisar atau gawang lilitan jangkar.
5-3-2. Faktor distribusi
Lilitan jangkar pada tiap fase tidak
dipusatkan hanya pada satu alur/slot tetapi
didistribusikan pada beberapa alur/slot
menyebabkan suatu faktor distribusi (Kd)
yang dapat dihitung dengan persamaan :
5-4. Prinsip Kerja Mesin Serempak
5-4-1. Prinsip kerja generator serempak
Prinsip kerja generator serempak
berdasarkan induksi elektromagnetis.
Setelah rotor diputar oleh penggerak mula
(prime mover), dengan demikian kutub-
kutub yang ada pada rotor akan berputar.
Jika kumparan kutub diberi arus searah
maka pada permukaan kutub akan timbul
medan magnet (garis-garis gaya fluks)
yang berputar, kecepatannya sama
dengan putaran kutub.
5-4-2. Prinsip kerja motor serempak
Prinsip kerja motor serempak karena
imteraksi dua medan menyebabkan torsi
yang memutar rotor. Apabila kumparan
jangkar ada di stator diberi sumber
tegangan tiga fase dari jala-jala maka pada
kumparan tersebut timbul medan putar
seperti pada motor imduksi. Kumparan
medasn yang ada di rotor diberi arus
searah, maka pada permukaan kutub
timbul medan magnet yang yang arahnya
dari kutub utara ke kutub selatan.
Interaksi antara medan putar pada
kumparan jangkar yang ada di stator serta
medan magnet antara kutub utara dan
selatan yang ada di rotor, menyebabkan
gaya yang berpasangan dan akan
membangkitkan torsi, torsi tersebut akan
memutar rotor dengan kecepatan yang
sama/sinkron dengan perputaran medan
putar stator.
5-5. Generator Serempak Berbeban
Jika generator serempak belum
berbeban maka EMF (E) yang
dibangkitkan pada kumparan jangkar yang
ada di stator sama dengan tegangan
terminalnya (V).
Waktu generator berbeban maka EMF
(E) tersebut diatas tidak sama dengan
tegangan terminalnya(V), tegangan
terminal akan bervariasi karena:
1.Jatuh tegangan (voltage drop) karena
resistans jangkar (Ra) sebesar I Ra .
2.Jatuh tegangan karena reaktans bocor
(XL) dari jangkar sebesar (I XL).
3.Jatuh tegangan karena reaksi jangkar
sebesar (I Xa)
5-6. Diagram Vektor Generator Serempak
Berbeban
Diagram vektor ini mempunyai besaran-
besaran sebagai berikut :
Eo = EMF (tegangan induksi) pada waktu
beban nol dari jangkar.
E = EMF waktu jangkar berbeban atau
setelah ada reaksi jangkar.
V = tegangan terminal, secara vektor
kurang dari Eo karena jatuh tegangan
sebesar I Zs atau kurang dari E karena
jatuh tegangan sebesar I Z dengan Z =
.
I = arus jangkar perfase
Ф = sudut faktor kerja (sudut faktor daya
atau sudut faktor beban).
5-7. Regulasi Tegangan Generator
Serempak
Perubahan beban pada generator
serempak akan menyebabkan perubahan
tegangan terminalnya, besarnya
perubahan tersebut tidak hanya tergantung
dari perubahan beban tapi juga tergantung
pada faktor beban (faktor kerja = faktor
daya).
5-8. Efisiensi Generator Serempak
Efisiensi atau daya guna atau
rendemen dari generator serempak dapat
dihitung seperti pada generator arus
searah yang dapat dirumuskan sebagai
berikut:
5-9. Kerja Paralel
Maksud dan tujuan kerja paralel
1.Memperbesar kapasitas daya yang
dibangkitkan untuk melayani beban yang
besar atau konsumen, karena perkem-
bangan beban yang terus meningkat.
2.Menjaga kontinuitas pelayanan kepada
konsumen karena ada generator serempak
atau ada pembangkit yang akan di perbaiki
atau direparasi.
MEMPARALEL GENERATOR
• URUTAN FASANYA SAMA
• TEGANGAN SAMA
• TEGANGAN HARUS SEFASE
• FREKUENSI HARUS SAMA
Soal – soal mesin DC
• Generator shunt 20kw,220v mempunyai
tahanan jangkar 0,07,kumparan medan
shunt 200 ohm
• Hitunglah :tenaga yang dibangkitkan saat
generator bekerja pada rated outputnya
• Effisiensi generator pada beban penuh
Generator Kompon panjang
• Daya output 100 kw,120 v,870
rpm,tahanan jangkar 0,08 ohm tahanan
kumparan seri 0,01 ohm,tahanan
kump.shunt 30 ohm,Rugi teg.pd.sikat 1.5 v
Rugi beban linier 1% daya beban,rugi
gesekan 250 w,rugi besi 125 w,
• Tentukan :GGL dan Effisiensi pada beban
penuh,bila sebagai motor ,berapa
putaranya
Motor DC
• Jangkar motor DC 230 v tahanan 0,312
ohm dan menarik arus 48 A ketika
dioperasikan beban normal
• Hit :GGL lawan dan daya jangkar
• jika tahanan 0,417 ohm,keadaan yang
lain sama,berapa GGL dan daya
jangkar,bila rugi pada sikat 2 v untuk soal
a dan b
Motor DC
• Jangkar motor shunt 230 v,tahanan
jangkar 0,18 ohm.Apabila jangkar tidak
boleh melebihi 76 A
• Hit :
• A. Besarnya tahanan yang harus dipasang
seri dengan jangkar
• B. besarnya tahanan yang harus dipasang
dengan jangkar jika timbul GGl 168 v
• C. Arus jangkar saat start jika tak ada R
awal
Syarat kerja paralel
1.Harga sesaat EMF kedua generator
serempak harus sama besarnya dan arah
vektornya bertentangan atau berlawanan.
2.Frekuensi kedua generator serempak atau
generator serempak dengan jala-jala harus
sama.
3.Fase kedua generator serempak sama atau
vektornya saling berlawanan atau
bertentangan, demikian juga untuk generator
serempak yang di paralel dengan jala-jala.
4.Urutan fase kedua generator serempak atau
antara generator serempak dengan jala-jala
harus sama
PERAWATAN GENERATOR

1. PENCEGAHAN
2. PENGGANTIAN
3. PEMBONKARAN
a..Predictive Maintenance
(Conditional Maintenance)
adalah pemeliharaan yang
dilakukan dengan cara
memprediksi kondisi suatu
peralatan listrik, apakah dan
kapan kemungkinannya
peralatan listrik tersebut menuju
kegagalan.
b .Preventive Maintenance
(Time Base Maintenance)

adalah kegiatan pemeliharaan


yang dilaksanakan untuk
mencegah terjadinya kerusakan
peralatan secara tiba-tiba
c. Corrective Maintenance

adalah pemeliharaan yang


dilakukan dengan berencana
pada waktu-waktu tertentu
ketika peralatan listrik
mengalami kelainan
atau unjuk kerja rendah pada
saat menjalankan fungsinya
dengan tujuan untuk
mengembalikan pada kondisi
semula disertai perbaikan dan
penyempurnaan instalasi.
1. pemeliharaan yang berupa
monitoring yang dilakukan oleh
petugas operator atau petugas
patroli
2. Pemeliharaan yang berupa
pembersihan dan pengukuran
yang dilakukan oleh petugas
pemeliharaan.
GANGGUAN PADA
GENRATOR
1. TEGANGAN TIDAK
KELUAR
2. HUBUNG SINGKAT
3. ARUS BOCOR
Curative Maintenance

adalah perawatan yang


dilakukan karena Generator itu
sudah rusak.
d. Breakdown Maintenance

adalah pemeliharaan yang


dilakukan setelah terjadi
kerusakan mendadak yang
waktunya tidak tertentu dan
sifatnya darurat.

Anda mungkin juga menyukai