TERMASUK TRANSFORMATOR
GENERATOR ARUS SEARAH
Pendahuluan
Mesin arus searah yang dibahas
dalam hal ini adalah generator arus
searah yaitu suatu sistem yang
menghasilkan tenaga listrik arus
searah dengan masukan tenaga
mekanik.
YANG BERPUTAR MEDAN MAGNETNYA
KONSTRUKSI GENERATOR
Secara umum kontruksi generator dibagi
menjadi dua yaitu :
- Stator yaitu bagian yang diam
- Rotor yaitu bagian yang berputar
YANG BERPUTAR LILITANYA
Bagian stator meliputi :
i. Gandar (rumah magnetis) lihat gambar 2-2,
dibuat dart besi tuang.
ii. Kutub (lihat gambar 2-3), terdiri dan:
a. inti dari besi lunak atau baja silikon.
b. sepatu kutub materialnya sama dengan inti.
c. lilitan dari tembaga.
Bagian dari rotor :
i. Inti (lihat gambar 2-4), materialnya sama dengan
inti kutub.
ii. Belitan (penghantar), dan tembaga.
iii. Komutator (lihat gambar 2-5), dan tembaga.
iv. Sikat (lihat gambar 2-6), dan karbon.
Secara detail kontruksi generator yaitu :
- Badan ( Frame )
- Inti kutub magnet dan lilitan penguat magnet
- Sikat-sikat
- Komutator
- Jangkar (angker)
- Lilitan jangkar
Em Rm Ra Ea V RL
∆e
• Persamaan arus : Ia = IL
Em
Im =
Rm
• Persamaan tegangan :
E a = V + Ia . Ra + 2 ∆e
V = IL . RL
Generator peng.terpisah
I=450 A, 230 volt, 0,03 ohm, 2 volt,
hitunglah tegangan yang dibangkitkan.
Jika Fluksi Diperhankan Sehingga Arus
penguatan 4 A, 220 volt, tahanan medan
(Rm) 50 ohm, Hitung Rg( tahanan
pengatur agar fluksi tetap)
b. Generator penguat sendiri
1). Generator shunt
Ia
Ish ∆e IL
Rsh Ra Ea V RL
∆e
Ia Is
∆e IL
Ea Ra RL
V
∆e
• Persamaan arus :
Ia = Is = IL
• Persamaan tegangan :
E a = V + Ia . Ra + Is . Rs + 2 ∆e
V = IL . RL
3). Generator kompon
a.Generator kompon panjang
Is
Rs
Ish
IL
Ia
∆e RL
V
Rsh
Ra Ea
∆e
Ia Is
Ish ∆e IL
Rsh Ra Ea V RL
∆e
1. KOMPON KOMULATIF :
ARTINYA SALING
MENGUATKAN
2. KOMPON DEFERENSIAL :
ARTINYA SALING
MENGURANGI
Daya Dan Efisiensi Generator
Secara umum besarnya daya listrik suatu
generator dapat dinyatakan dalam persamaan :
P = V . I watt.(I.I.R)
Di dlam generator arus searah dikenal 3
macam daya yaitu :
a. Daya masuk (Pm) : yaitu besarnya daya
yang digunakan untuk memutar rotor
generator .
Pm = Pd + Pb
b. Daya dalam (pd) atau daya elektromagnetik :
yaitu besarnya daya yang dibangkitkan di
dalam generator itu sendiri.
Pd = E a. Ia.
Antara daya masuk dan daya dalam
terdapat beberapa kerugian antara lain :
- Rugi besi gesek (Pb) antara bantalan dan
poros
- Rugi gesek antara celah udara dan
jangkar.
Pm Pd PL
Pb Pt
Keterangan :
Pm = Daya masuk Pd = Daya dalam
PL = Daya luar Pb = Rugi-rugi besi gesek
Pt = Rugi-rugi tembaga
Rugi-rugi generator
• Rugi karena kump.jangkar
• Rugi krn.kump.medan shunt
• Rugi krn.kump.medan seri
• Rugi pd.sikat
• Rugi beban sasar
Perbandingan antara daya dalam (Pd) dengan daya masuk
(Pm) disebut efisiensi bruto dapat dinyatakan :
Pd . 100 %
ηb =
Pm
G V G V
+ -
(a) (b)
Gambar 7. Pembalik arah putaran generator
penguat terpisah
Cara pembalikan penyambungan ujung-ujung lilitan
penguat magnet dapat dilukiskan seperti gambar 8.
+ -
G V G V
- +
(a) (b)
Gambar 8. Pembalik arah putaran generator
penguat shunt.
BAB II
MOTOR ARUS SEARAH
Pendahuluan
Motor arus searah yaitu suatu sistem yang
menghasilkan tenaga mekanik dengan masukan
tenaga listrik arus searah.
Kontruksi Dan Prinsip Lilitan Jangkar
Kontruksi dan prinsip lilitan jangkar motor arus searah
sama dengan kontruksi dan prinsip lilitan jangkar pada
generator arus searah. Oleh karenanya dapat ditinjau
kembali pada generator arus searah. Pada prinsinya
generator arus searah dapat dioperasikan sebagai motor
arus searah.
Prinsip Kerja Motor Arus Searah
Motor arus searah mempunyai prinsip kerja berdasarkan
percobaan Lorentz yang menyatakan ” Jika sebatang
penghantar listrik yang berarus berada di dalam medan
magnet, maka pada kawat penghantar tersebut akan ter
bentuk suatu gaya ”. Gaya yang terbentuk sering
dinamakan gaya Lorentz.
Untuk menentukan arah gaya dapat digunakan kaidah
tangan kiri Flemming atau kaidah telapak tangan kiri. Jika
digunakan kaidah telapak tangan kiri, maka di dalam
menentukan arah gaya dapat dikerjakan sebagai berikut : ”
Telapak tangan kiri direntangkan sedemikian rupa sehingga
ibu jari dengan ke empat jari yang lain saling tegak lurus.
Jika garis gaya magnet menembus tegak lurus telapak
tangan, arah arus sesuai dengan arah ke empat jari tangan
maka ibu jari akanmenunjukkan arah gaya yang terbentuk
pada kawat penghantar ”.
Besarnya gaya dapat ditentukan dengan persamaan :
F = B L . l . Sin φ.
F = Gaya yang terbentuk pada kawat penghantar
(Newton)
L = panjang kawat eff. (m)
I = Kuat arus yang mengalir (Ampere)
B = Kerapatan garis gaya megnet ( wb/m2 )
φ = Sudut antara garis gaya magnet dengan posisi
kawat penghantar.
Untuk ggl lawan Ea mempunyai persamaan dengan ggl
induksi pada generator arus searah yaitu :
2p n
Ea = . . Z.Φ
A 60
Keterangan
E Rm Ra Ea V
∆e
• Persamaan arus :
E
Ia = I ; Im =
Rm
• Persamaan tegangan :
V = Ea + Ia . Ra + 2 ∆e
b. Motor penguat sendiri
1). Motor shunt
I
Ia
Ish ∆e
Rsh Ra Ea V
∆e
• Persamaan arus :
V
I = Ia + Ish ; Ish =
Rsh
• Persamaan tegangan :
V = Ea + Ia . Ra + 2 ∆e ; V = Ish . Rsh
CONTOH 1
Mesin DC SHUNT ,220 V
mempunyai Ra =0,5 ohm,rugi
tegangan sikat diabaikan. Jika
pada waktu beban penuh, arus
jangkarnya 20 A, Hitunglah EMF
jangkar, mesin bekerja sebagai :
•Motor
•Generator
CONTOH 2
Motor DC Kompon pendek dengan daya 34,5
Kw dgn. Tegangan terminal 230 v, tahanan
medan shunt, medan seri, tahanan jangkar
masing-masing 92 ohm, 0,015 ohm, 0,03
ohm.
Hitung :
1.Arus jangkar
2.EMF(GGL induksi)
3.Daya output yg dibangkitkan oleh jangkar
Contoh 3
Motor DC Kompon panjang dengan daya input
300 Kw dgn. Tegangan terminal 600 v,
tahanan medan shunt, medan seri, tahanan
jangkar masing-masing 75 ohm, 0,012 ohm,
0,41 ohm.
Hitung :
1.Arus jangkar
2.EMF(GGL induksi)
3.Daya output yg dibangkitkan oleh jangkar
Contoh 4
Motor DC shunt 500 v, 50 BHP, 1000 rpm,
dengan effisiensi 90% dibebani penuh .
Resistan jangkar 0,24 ohm rugi tegangan
pada sikat 2 v, arus pada medan shunt 1,8 A.
Hitunglah :
1.Arus beban penuh dari jala-jala
2.Torsi poros waktu beban penuh
3.Tahanan yang disisipkan pada jangkar
waktu start sihingga arus start tidak melebihi
1,5 kali arus beban penuh dari jala-jala
2). Motor seri Rs I
Ia
∆e Is
Ea Ra V
∆e
• Persamaan arus :
I = Ia = Is
• Persamaan tegangan :
V = Ea + Ia . Ra + Is . Rs + 2 ∆e
3). Motor kompon
a). Motor kompon panjang
Is I
Rs
Ish
Ia
∆e
V
Rsh
Ra Ea
∆e
Rsh Ra Ea V
∆e
R (m)
n (ppm)
Berdasarkan gambar 14 :
Torsi = T = F x R (Nm)
Terdapat suatu rumusan bahwa :
Usaha dalam satu putaran = Gaya x jarak
Usaha = F x 2πR (Youle)
Misal poros berputar n putaran per detik, maka :
Usaha per detik = F x 2πR.n Youle/detik
= F x R (2π.n ) Youle/detik
= T x ω Youle/detik
Atau :
Daya = T x ω watt
Untuk n = jumlah putaran per menit
2πn
ω =
60
Dapat juga dituliskan bahwa :
P P
T= Nm ; T = 0,159 Nm
2πn n
60 60
1 P
T = 0,159 Kgm
9,81 n
60
Berdasarkan rumus di atas maka :
Pa Ea x Ia
Ta = Nm ; Ta = Nm
2πn 2πn
60 60
Pcu Pinti+gesek
Keterangan :
P = daya masukan motor ( V . I watt )
Pa = daya pada lilitan jangkar ( Ea . Ia watt)
Pm = Pa - ( P inti+gesek )
= Tm . 2πn 60
Efisiensi
Pm
η mekanik = ηmk = Pa
. 100 %
Pa . 100 %
η listrik = ηl =
P
Pm . 100 %
η motor = η m =
P
CONTOH
MOTOR SHUNT 500 VOLT, 50 BHP(37,3
KW), 1000RPM DIBEBANI PENUH
DENGAN EFFISIENSI 90% TAHANAN
JANGKAR 0,24 OHMRUGI TEGANGAN
PADA SIKAT 2 VOLT, ARUS MEDAN
SHUNT 1,8 A, HITUNGLAH:
ARUS BEBAN PENUH, TORSI POROS
BEBAN PENUH, TAHANAN UNTUK
MENJAGA AGAR ARUS START TIDAK
LEBIH DARI 1,5 KALI ARUS BEBAN
PENUH
MOTOR SERI 220 VOLT MENARIK ARUS
JALA-JALA 40 A. DENGAN PUTARAN 800
RPM.JIKA TAHANAN MEDAN SERI 0,2
OHM, TAHANAN JANGKAR 0,1 OHM RUGI
BESI, ANGIN DAN GESEKAN 0,5 KW
HITUNGLAH:
A. TORSI YANG DIBANGKITKAN
JANGKAR
B. DAYA MOTOR
PENGENDALIAN MOTOR DC
ADA 3 MACAM:
1. DENGAN FLUKSI ATAU DG
MENGATUR ARUS
PENGUATAN MEDAN
2. TEGANGAN JANGKAR
3. TAHANAN JANGKAR
BAB III
TRANSFORMATOR
Pendahuluan
Transformator adalah suatu alat yang berfungsi
memindahkan daya dari suatu rangkaian ke
rangkaian yang lain secara elektromagnet dengan
tidak merubah harga frekuensinya. Transformator
secara umum mempunyai dua macam yaitu
transformator satu phasa dan transformator tiga
phasa.
Transformator dua lilitan terpisah
Kontruksi
Kontruksi dasar sebuah transformator dua lilitan
terpisah dilukiskan pada gambar 16.
Inti yang berlapis-lapis
atau Φ
N1 N2 E1 E2
V2 V1
E1 E2 V2
N1 N2
V1
(a) (b)
Gambar 16. Kontruksi transformator lilitan terpisah.
Keterangan :
V1 = tegangan sumber / tegangan primer
V2 = tegangan sekunder
N1 = lilitan primer
N2 = lilitan sekunder
E1 = ggl induksi pada lilitan primer
E2 = ggl induksi pada lilitan sekunder.
Prinsip Kerja
Berdasarkan percobaan Faraday tersebut maka :
Ggl induksi primer = E1
Ggl induksi sekunder = E2
Berdasarkan percobaan Faraday :
dΦ dΦ
e1 = - N1 volt ; e 2 = - N2 volt
dt dt
d
e1 = - N1 . Φm. . Sin . ωt
dt
d
e1 = - N1 . Φm. . Sin 2πft
dt
e1 = - N1 Φm . Cos 2 π f t . 2 π f.
e1 = - 2 π f . N1 Φm .Cos ωt.
e1 = 2 π f . N1 Φm . Sin ( ωt – π/2 ).
Harga e1 mempunyai bentuk gelombang sinus
tetapi ketinggalan terhadap Φ dengan sudut π/2.
Harga maksimum = Em1 = 2 π f . N1 Φm.
Tinjauan Transformator Ideal
Transformator ideal adalah transformator yang dalam
analisanya senantiasa mengabaikan rugi-rugi.
a. Besarnya ggl induksi
V1 N1 E1 E2 N2 V2
dΦ
e2 = - N2 volt
dt
d
e1 = - N1 . Φm. . Sin . ωt
dt
d
e1 = - N1 . Φm. . Sin 2πft
dt
e1 = - N1 Φm . Cos 2 π f t . 2 π f.
e1 = - 2 π f . N1 Φm .Cos ωt.
e1 = 2 π f . N1 Φm . Sin ( ωt – π/2 ).
Harga e1 mempunyai bentuk gelombang sinus
tetapi ketinggalan terhadap Φ dengan sudut π/2.
Harga maksimum = Em1 = 2 π f . N1 Φm.
Em1
Harga effektif = = E1
2
2πf . N1 . Φm
E1 = volt
2
E1 = √2 . π . f . N1 . Φm volt
E1 = 4,44 . f . N1 . Φm volt
Karena ; Φm = Bm . A , maka :
E1 = 4,44 . f . N1 .Bm . A volt
Dengan cara yang sama akan diperoleh :
E2 = 4,44 . f . N2 . Φm volt
E2 = 4,44 . f . N2 .Bm . A volt
b. Perbandingan transformasi
Perbandingan transformasi dapa dinyatakan dengan :
E1 4,44 . N1 . f . Φm
a = =
E2 4,44 . N2 . f . Φm
E1 N1
a = =
E2 N2
Secara pendekatan : E1 . I1 = E2 . I2
atau : I1 . N1 = I2 . N2
E2 jika dipandang dari sisi primer :
N1
E2 ' = E1 atau E2’ = a . E1
N2
Z01
R01 X01
R1 R2 ‘ X1 X2 ‘
Reaktansi total :
Xt = X01 = X1 + X2’
X01 = X1 + X2 . a2
Impedansi total :
Zt = Z01 = Z1 + Z2’
Z01 = Z1 + Z2 . a2
Z01 = √ ( R012 + X012 )
Dipandang dari sisi sekunder
Z02
X02 R02
X1 ‘ X2 R1 ‘ R2
Reaktansi total :
Xt = X02 = X2 + X1’
X02 = X2 + X1/a2
Impedansi total :
Zt = Z02 = Z2 + Z1’
Z02 = Z2 + Z1/a2
Rugi-rugi pada transformator
W A
Ph+e = Pinti = P0
= daya yang terukur pada watt meter
(besarnya selalu tetap)
P0 = V . I0 . Cos φ0 ; P0 = I02 . Rm
V = I0 . Z ; Zm = √ ( Z2 - Rm2 )
Metode untuk menentukan rugi tembaga
a. Metode test hubung singkat
W A
b. Metode pembebanan
Daya keluaran
η = X 100 %
Daya masukan
Daya keluaran
η = Daya keluaran + Rugi-rugi
X 100 %
η =
Daya masukan - Rugi-rugi
X 100 %
Daya masukan
Rugi-rugi
η =( 1 - Daya masukan
) X 100 %
Regulasi Tegangan
VR =
VNL - VL
X 100 %
VNL
VR = Regulasi tegangan
VNL = Tegangan tanpa beban
VL = Tegangan pada beban penuh
V1 I1.X01
φ I1 .R
01
V1 I1
Be
rbe
ba
nC
os
φ V1 Berbeban Sin φ
I1 .R
01
Vp Vs
A2 a2
A1 a1
B2 b2
B1 b1
Primer Sekunder
N1 lilitan N2 lilitan
Beban
Vp = EA1A2 = EB1B2
Vs = Ea1a2 = Eb1b2
R S T c2 c1
C2 c2
ΦT
C2
C1 C1 c1
b2 b1
B2 b2
ΦS
B2
B1 B1 b1
a2 a1
A2 a2
ΦR
A2
A1 A1 a1
(a) (b)
V3
A2 a2
V1 V2
A1 a1
a1 b1 c1
a2
c1 a1
b1
c2 b2
a2 b2 c2
a b c n
a
c2 a1 c2 a1
c1 a2 c1 a2
b2 b1
c b2 b1
Nsrpm
Garis-garis gaya fluks dari stator
tersebut yang berputar akan memotong
penghantar-penghantar rotor sehingga
pada penghantar-penghantar tersebut
timbul EMF (Electro Motoris Force) atau
GGL (Gaya Gerak Listrik) atau tegangan
induksi.
Berhubung kumparan rotor
merupakan rangkaian yang tertutup maka
pada kumparan tersebut mengalir arus.
Arus yang mengalir pada penghantar rotor
yang berada dalam medan magnit
berputar dari stator, maka pada
penghantar rotor tersebut timbul gaya-
gaya yang berpasangan dan berlawanan
arah, gaya tersebut menimbulkan torsi
yang cenderung memutar rotornya, rotor
akan berputar dengan kecepatan putar
(Nr) mengikuti putaran medan putar stator
(N ).
4-3-1. SLIP (S)
Slip timbul karena perbedaan
perbedaan medan putar stator dan
putaran rotor.
4-3-2. FREKUENSI ARUS ROTOR.
Pada waktu rotor masih diam maka
frekuensi arus rotor sama dengan
frekuensi arus stator (f). Waktu rotor
berputar maka frekuensinya (f’) akan
dipengaruhi oleh slip yang mengikuti
persamaan :
f’=S.f
4-4. Rangkaian Rotor Motor Induksi
Belitan/kumparan rotor kalau digam-
barkan secara rangkaian listrik,
gambarnya sebagai berikut :
Gambar 4-6. Rangkaian rotor motor
induksi
4-5. Rangkaian Ekivalen Motor Induksi
Rangkaian ekivalen atau untai
ekivalen atau rangkaian setara atau
rangkaian pengganti berguna untuk
menyelesaikan analisis perhitungan motor
induksi. Ada dua macam rangkaian
ekivalen :
Rangkaian ekivalen yang sebenarnya.
Rangkaian ekivalen pendekatan.
4-5-1. Rangkaian ekivalen yang
sebenarnya
Rangkaian ini dapat diturunkan dari
rangkaian listrik motor induksi berikut :
Gambar 4-7. Rangkaian listrik motor
induksi
Rangkaian kumparan rotor
Rangkaian kumparan rotor ini seperti
yang telah diberikan (lihat gambar 4-6).
Untuk mendapatkan rangkaian ekivalen
maka rangkaian kumparan rotor harus
disesuaikan besaran dari komponen-
komponennya yakni dipindahkan atau
dilihat pada sisi stator dengan
memperhatikan perbandingan
transformasi, lihat gambar 4-8 berikut :
Gambar 4-8. Rangkaian rotor motor induksi
yang dilihat / dipindahkan ke sisi stator
Setelah besaran dari komponen
kumparan rotor dirubah yakni dilihat
(dipindahkan) ke stator maka rangkaian
ekivalen yang sebenarnya dapat
digambarkan sebagai berikut :
Gambar 4-9. Rangkaian ekivalen yang sebenarnya dari motor
induksi
4-5-2. Analisis rangkaian ekivalen yang
sebenarnya
Dalam analisis perhitungan pada
motor induksi maka dari rangkaian
ekivalen yang sebenarnya, dapat
mempergunakan persamaan sebagai
berikut :
• Impedans rangkaian stator :
• Rugi inti :
• Daya masuk rotor (daya input rotor)
atau daya yang ditarik rotor :
Rugi tembaga
Daya input rotor stator (Pcus)
malalui celah udara Rugi inti (Pc)
(P2)
MESIN SEREMPAK
5-1. Umum
Sebagaimana pada mesin arus searah
dan mesin tak serempak maka mesin
serempak dibegi atas dua macam :
1.Generator serempak (generator sinkron =
generator arus bolak-balik = alternator yang
banyak digunakan pada pembangkit tenaga
listrik).
2. Motor serempak (motor sinkron),
dapat dipergunakan untuk
memutar/menggerakkan mesin-mesin
produksi di pabrik atau industri yang
menghendaki putaran tetap. Biasanya
harganya mahal dan dipesan khusus.
Kontruksi dari mesin serempak baik
sebagai generator maupun sebagai motor
adalah sama, pebedaan hanya pada
prinsip kerjanya.
6-2. Konstruksi Mesin Serempak
Konstruksi mesin serempak baik untuk
generator maupun untuk motor terdiri dari :
1.Stator adalah bagian dari mesin yang diam
dan berbentuk silinder.
2.Rotor adalah bagian dari mesin yang
berputar juga berbentuk silinder.
3.Celah udara adalah ruangna antara stator
dan rotor.
1. PENCEGAHAN
2. PENGGANTIAN
3. PEMBONKARAN
a..Predictive Maintenance
(Conditional Maintenance)
adalah pemeliharaan yang
dilakukan dengan cara
memprediksi kondisi suatu
peralatan listrik, apakah dan
kapan kemungkinannya
peralatan listrik tersebut menuju
kegagalan.
b .Preventive Maintenance
(Time Base Maintenance)