Anda di halaman 1dari 99

BAHAN AJAR MATA KULIAH MESIN FLUIDA

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
TAHUN 2010

BAGIAN 1

Issued Date : 20 November 2008

1
MESIN – MESIN FLUIDA

1. Pendahuluan
Sebagian besar mesin – mesin fluida adalah mesin – mesin turbo
(kecuali pompa torak). Pada bab ini akan dibahas hal – hal yang berkaitan
dengan mesin – mesin turbo hidrolis. Pada mesin turbo hidrolis, fluida
mengalir melalui sudut – sudut lengkung, atau ruangan antara sudut –
sudut yang terdapat dalam rotor.
Gaya yang terjadi pada sudut – sudut tersebut berasal dari
perubahan momentum fluida yang mengalir dan akan menghasilkan torsi
pada poros rotor.
Daya yang dihasilkan adalah merupakan perkaliran dari torsi dan
kecepatan sudutnya.
Apabila daya dihasilkan oleh mesin – mesin turbo tersebut, maka
mesin tersebut disebut turbin dan bila daya diserap oleh mesin untuk
menaikkan tekanan, maka mesin tersebut dinamakan pompa.

2. Pengelompokan Turbin – Turbin Air


Turbin air dapat dikelompokkan menurut :
a. Tinggi Angkat (head) dan jumlah air yang diperlukan.
b. Nama dari penemuannya
c. Gerakan air pada sudut gerak
d. Letak dari poros turbin
e. Kecepatan spesifik dll.

a. Pengelompokan berdasarkan tinggi angkat dan jumlah air


diperlukan
Turbin impuls, memerlukan tinggi angkat yang besar dan laju air yang
kecil

2
Turbin Reaksi, memerlukan tinggi angkat dan laju air yang besar

b. Pengelompokan berdasar nama penemunya.

Turbin Pelton, dinamakan demikian sebagai penghargaan bagi


Loster Allen Pelton (1824 – 1908) dari California (USA), merupakan turbin
impuls yang tinggi dengan laju air yang kecil.

Gambar A. Turbin Pelton

Turbin Francis, dinamakan sama dengan nama penciptanya yaitu James


Francis Bichens (1815-1892) yang lahir di Inggris dan kemudian pindah ke
USA

Gambar B. Turbin Francis

Turbin Kaplan, dinamakan demikian untuk pengahargaan bagi Dr.


Victor Kaplan (1876-1934) Bruenn Jerman. Turbin reaksi ini yang sesuai
untuk tinggi angkat dan laju air yang rendah.

3
Gambar C. Turbin Kaplan

Gambar D. Perbandingan efisiensi dan daerah operasi Turbin air

C. Pengelompokan berdasarkan gerakan dari air atau


gerakan dari sudut

Turbin

Turbin Turbin
Impuls Reaksi

Turbin Turbin Turbin


Pelton Francis Dan Kaplan

Gambar E. Pengelompokan Turbin Air

4
Gambar F. Perbandingan Turbin Impuls dan Reaksi
d. Pengelompokan berdasarkan letak dari poros turbin
Poros turbin dapat diletakkan secara parabolik atau horisontal.
Turbin – turbin moderen yang praktis, misalnya Turbin Pelton biasanya
dipasang secara hirisontal, untuk unit – unit besar porosnya dipasang
vertikal.
Jenis Turbin lain

Gambar G. Turbin Osberger Gambar Turbin Angin

2.1 Turbin Impuls (Turbin Pelton)


Turbin impuls, adalah suatu turbin yang berputar karena adanya
impuls dari air. Air dari suatu bendungan/ dan diarlikan melalui pipa,
kemudian melalui mekanisme pengarah dan nosel. Dalam suatu proses,

5
seluruh energi dari air diubah kedalam energi kinetik dengan cara
melewatkan aliran air melalui suatu nosel yang letaknya dekat dengan
roda turbin (runner).
Air memasuki sudut – sudut yang berputar dalam bentuk aliran
tersebut menumbuk barisan sudu – sudu yang terpasang dibagian luar
rotor.
Aliran jet air menumbuk sudut dengan kecepatan tinggi, kemudian
mengalir melalui sudut dan meninggalkannya dengan kecepatan rendah,
yang berarti sebagian energinya tidak diserap oleh roda turbin. Tekanan
air masuk dan keluar sudut adalah tekanan atmosfir. Contohnya yang
paling umum dari Turbin Impuls adalah Turbin Pelton.
Turbin Pelton adalah suatu Turbin Impuls yang sesuai untuk tinggi
angkat air yang besar. Turbin ini mempunyai bagian – bagian utama
sebagai berikut :
1. Nosel
2. Roda Turbin dan Bucket
3. Rumah Turbin (Cassing)
4. Pemecah Jet (Breaking Jet)
Nosel

Gambar 1a. Bagian- bagian Turbin Impuls Gambar 1b. Nosel


Bucket
Bucket merupakan mekanisme pengarah berbentuk lengkung,
yang mengarah air sesuai dengan arah aliran yang direncanakan, juga
untuk mengatur aliran air. Aliran air dalam bentuk semburan (jet),
menumbuk Bucket (barisan sudut – sudut). Sebuah jarum konis dibagian

6
dalam ponsel berfungsi untuk mengatur jumlah air yang dialirkan seperti
ditunjukkan pada gambar 1. berikut.
Apabila jarum didorong ke arah nosel, penampang akan berkurang
dari semburan air (jet), akibatnya jumlah air yang mengalir melalui nosel
juga berkurang dan sebaliknya.
Gerakan jarum diatur dengan tangan atau secara otomatis, sesuai
keperluan yang diinginkan. Kadang – kadang diperlukan untuk menutup
nosel secara tiba – tiba, misalnya bila terjadi pengurangan beban secara
tiba – tiba pada turbin. Jika hal ini tidak dilakukan dapat menyebabkan
pecahnya pipa penyalur akibat kenaikan tekanan secara tiba – tiba. Untuk
menghindarkan hal ini diperlukan nosel tambahan (dikenal bypass nosel)
sehingga air dapat mengalir tanpa menumbuk bucket. Kadang – kadang
suatu pelat (deflector) dipasang pada nosel, yang berfungsi membelokkan
aliran jet dan mencegah jet menumbuk bucket.
Nosel diusahakan diletakkan sangat dekat dengan Bucket, sebagai
upaya untuk memperkecil kerugian pusaran.

RUNNER DAN BUCKET (SUDU)


Runner dari Turbin Pelton merupakan piringan yang dipasang pada
poros horizontal pada bagian keliling luar dari runner dipasang sejumlah
sudu (bucket) yang bentuknya seragam. Bukcet berbentuk mangkok hemi
sphercial atau jambangan (dikenal splitter) seperti ditunjukkan gambar 2.
Permukaan bucket dibuat sangat halus dan rata. Untuk tinggi
angkat yang rendah bucket biasanya terbuat dari besi cor. Untuk tinggi
angkat yang besar terbuat dari baja tahan karat (stainless steel) atau
paduan lainnya. Bila air secara kimiawi tidak murni, sudu umumnya dibuat
dari paduan khusus. Pemasangan bucket pada runner biasanya dilakukan
dengan baut. Namun kadangkala bucket dan piringan dicor menjadi satu
kesatuan dalam perkiraan keausan merata, namun dalam kenyataan tidak
demikian. Beberapa bucket rusak terlebih dahulu dan perlu diganti hal ini
memungkinkan jika bucket dipasang pada piringan.

7
Gambar 2. Runner dan Bucket
CASING
Casing atau rumah turbin dapat dikatakan tidak berperan secara
hidrolis. Fungsinya untuk melindungi runner dari benturan mencegah
semburan air serta untuk mengarahkan air melewati saluran buang.
Casing terbuat dari coran atau fabrikasi lainnya.

Gambar 2a. Casing

BREAKING JET
Jika turbin akan berhenti nosel ditutup sama sekali. Namun dapat
diamati bahwa runner masih berputar beberapa waktu diakibatkan adanya
gaya inersia. Untuk menghentikan runner dalam waktu singkat diperlukan
nosel lain dari belakang bucket. Gerakan ini berfungsi sebagai rem untuk
mengurangi kecepatannya.

8
Gambar 2b. Breaking jet

KERJA YANG DIHASILKAN TURBIN IMPULS


Aliran jet air yang keluar dari nosel menumbuk bucket pada splitter.
Spiltter akan membelah aliran menjadi dua bagian yang sama. Satu
bagian dari aliran jet mengalir pada permukaan bagian dalam sudu dan
meninggalkan dengan sudut yang tajam. Bagian lain dari aliran jet
mengalir melalui permukaan dalam dari bagian sudut yang lain dan
meninggalkan dengan sudut yang tajam seperti gambar berikut.

Gambar 3 Segitiga kecepatan


Pada bagiann tengah dari bucket, aliran jet menumbuk splitter dan
membuat aliran terpisah. Aliran jet tersebut meninggalkan bucket dengan
sudut yang tajam. Dapat dilihat pada gambar segitiga kecepatan diatas,
pada sisi masuk berupa garis lurus saja, sedangkan pada sisi keluar
membentuk sudut. Seluruh teori tumbukan jet air tersebut dan notasi
dapat diterapkan untuk seluruh sudut.
Notasi :
V = kecepatan absolut air masuk
Vr = kecepatan relatif air terhadap bucket pada sisi masuk
Vf = kecepatan aliran pada sisi masuk

9
V1.Vr1,Vf1 = harga – harga kecepatan pada ujung keluar (sisi keluar)
D = Diameter roda/ runner
d = diameter nosel
N= putaran turbin dalam rpm
Ǿ= sudut sudut pada ujung keluaran
H= head total air, dalam keadaan turbin beroperasi

Karena pada segitiga kecepatan pada sisi masuk berupa garis lurus,
maka kecepatan pusar pada sisi masuk ini adalah,
Vw = V dan Vr = V-U
Karena Turbin Pelton mempunyai aliran aksial, maka:
U = U1 atau Vr1 = V r= V - U
Dari segitiga kecepatan pada sisi keluar, kita dapatkan kecepatan pusar:
Vw1 = Vr1 .cos ǿ - U = (V-U) cos ǿ - U
Gaya per kg air menjadi:
= 1/g (Vw – Vw1)
Vw1 berharga negatif disebabkan berlawanan arah dengan V w, sehingga
menjadi:
= 1/g (Vw + Vw1)

Dan kerja yang dihasilkan Turbin per kg air adalah:


= gaya x jarak = (Vw.U +Vw1.U1)
VW .U VW 1 .U 1
= + ..................................(v=v 1)
g g
VW .U ( Vr1. cos   .U ).U
= + ................(V w1=Vr1.cos
g g

ǿ-U)

= { V+[(Vw - U).cos ǿ - U]}.......................(Vr1=Vr=V-U)

= (V + V.cos ǿ - v . Cos ǿ - v)...............(Vw=V)

10
= [V(1+. cos ǿ) – v.(1+ cos ǿ)]

Telah kita ketahui bahwa efisiensi hidrolis adalah:

Untuk mendapatkan efisiensi maksimum, maka pembilang dari


persamaan di atas harus diderivativ terhadap kecepatan keliling v dan
disamakan dengan nol, maka diperoleh,

Ini berarti efisiensi hidrolis maksimum dapat dicapai jika kecepatan roda
setengah dari kecepatan aliran jet air.

Catatan :
1. Efisiensi maksimum dicapai bila cos θ =1 atau θ = 180 0 tetapi
dalam prakteknya aliran jet hanya dibalikkan sebesar 160 0 air
keluar dari bucket akan menumbuk bucket di depannya.
2. Dalam praktek efisiensi maksimum terjadi bila kecepatan putar
runner 0,46 kali kecepatan aliran jet air.

11
Daya yang dihasilkan
Dalam bab terdahulu telah diuraikan besarnya kerja yang dihasilkan oleh
tiap kg air ketika air menumbuk sudu suatu Turbin Impuls. Jika kerja yang
dihasilkan per kg air, maka daya yang dihasilkan turbin dapat dihitung
dengan rumus

Kerja yang dilakukan per kg x berat air yang mengalir per detik (dalam kg)
P
75
WQH
P ( Hp )
75

Efesiensi dari Turbin Impuls


Efesiensi dapat didefenisikan sebagai perbandingan antara kerja
yang dilakukan turbin dengan energi yang tersedia. Pada turbin impuls
dikenal tiga jenis efisiensi, yaitu :
1. Efisiensi Hidrolis
2. Efisiensi Mekanis, dan
3. Efisiensi Total

Efisiensi Hidrolis
Efisiensi hidrolis adalah perbandingan dari kerja yang dilakukan
pada runner/ roda dengan energi yang terkandung dalam aliran jet.
Efisiensi hidrolis dari turbin impuls adalah :

Efesiensi Mekanis
Energi yang diberikan kepada roda tidak semuanya menjadi kerja
yang berguna. Sebagian dari energi tersebut diubah untuk mengatasi
gesekan pada bantalan – bantalan dan bagian – bagian berputar lainnya.
Efisiensi mekanis didefenisikan sebagai perbandingan antara kerja turbin
dengan energi yang diterima roda/ runner

12
Efesiensi Total (Overal Efficiency)
Besaran ini dipakai untuk penilaian terhadap performansi dari suatu
turbin dan merupakan perbandingan antara daya aktual yang dihasilkan
dengan energi yang diterima turbin, yang besarnya adalah.

13
14
Soal Latihan
1. Suatu Turbin Pelton, beroperasi pada tinggi angkat sebesar 500 meter,
menghasilkan daya 13.000 KW pada putaran 430 rpm. Jika efisiensi roda
85% tentukan :

15
a) Keluaran (discharge) dari turbin
b) Diameter roda
c) Diameter nosel

(jawab :Q=3,12 m3/det, D=1,98m, dan d=200mm)

2. Suatu turbin Pelton direncanakan untuk menghasilkan daya 3750 kW


pada PLTA, dengan tinggi angkat 400 meter. Hitunglah aliran total dalam
liter/ detik dan ukuran dari jet. Asumsikan efisiensi generator 95%,
efisiensi total 80%, koefisien kecepatan aliran 0,97 dan perbandingan
0,46.
(Jawab : Q 1260 liter/ det, dan d = 13,7 cm)

3. Roda Pelton bekerja pada head 30 meter disuplai dengan laju aliran air
1.150 liter per detik. Kecepatan tangensial roda/ runner 12 meter/ detik
dan jet air dipantulkan balik oleh sudut dengan sudut 160 0. dengan
mengabaikan rugi – rugi friksi tentukan daya yang dihasilkan turbin. Ambil
koefisien kecepatan 0,98 (Jawab :P=415 hp)

4. Suatu Turbin Pelton pada head 172 meter disuplai dengan laju aliran
190 liter per detik. Putaran roda 1.000 rpm dan jet air dipantulkan balik
oleh sudut dengan sudut 160 0. Gunakan nilai koefisien dan ratio
kecepatan yang biasa/ lazim 0,46, tentukan daya yang dihasilkan turbin
tersebut dan efisiensi hidrolis (407,5 hp, 93,5%).

Jumlah jet pada Turbin Pelton


Turbin pelton secara umum hanya memiliki jet tunggal. Tetapi
apabila jet tunggal belum dapat menghasilkan daya sesuai dengan yang
diperlukan, kita dapat menambah jet lebih dari satu seperti gambar
dibawah ini :

16
Gambar 4. Turbin pelton dengan beberapa jet

Umumnya jumlah jet maksimum pada suatu Turbin Pelton enam


buah. Dalam merencanakan jet, perlu diperhatikan jarak antara jet pada
keliling luar dari roda Pelton harus sama.

Kadang – kadang sebagai ganti dari pemasangan sejumlah jet


pada roda seperti pada gambar 4) dua atau tiga piringan dipasang pada
poros turbin. Sistim yang demikian dikenal sebagai roda yang
menggantung (Overhung wheels).

Pengaturan Turbin Impuls (Turbin pelton)


Dalam kondisi kerja, beban generator (yang dihubungkan ke turbin
impuls) selalu berfluktuasi dari waktu ke waktu. Fluktuasi beban generator
ini mempengaruhi turbin juga, karena generator dihubungkan secara
langsung dengan turbin. Perubahan beban pada turbin akan mengubah
juga kecepatan putar dan laju aliran air.
Telah diketahui, untuk memperoleh efisiensi yang tetap tinggi pada
beban yang berubah, kecepatan putar dari turbin harus dijaga konstan.
Hal tersebut dapat dilakukan dengan pengaturan yang dapat menjaga

17
kecepatan putar tetap konstan yaitu dengan mengatur laju aliran (sesuai
dengan kondisi beban saat itu), ini dikenal sebagai pengaturan turbin. Ada
beberapa cara untuk pengaturan turbin impuls, sejauh ini penggunaan
servo motor atau slinder relai (relay cylinder) umum digunakan, kedua
cara ini dijelaskan dibawah ini.

Servomotor pada hakekatnya adalah mekanisme yang terdiri dari


komponen – komponen yang ditunjukkan pada gambar 5.
1. Governor sentrifugal
2. Katup pengontrol
3. Servomotor
4. Pompa roda gigi
5. Bak Minyak
6. Jarum
7. Jaringan pipa, yang menghubungkan bak oli dengan katup
pengontrol dan katup pengontrol silinder nilai.
Governor sentrifugal digerakkan oleh poros turbin, dengan roda gigi
atau sabuk (belt) katup pengontrol mengatur arah aliran fluida (di
pompakan oleh pompa roda gigi dan bak minyak) melalui pipa AA atau
BB. Servomotor atau katup relai mempunyai sebuah piston (gerakannya
dapat kekiri atau kekanan, tergantung tekanan fluida yang mengalir
melalui pipa AA atau BB) yang dihubungkan dengan jarum, yang akan
membalikkan gerakan jarum seperti yang ditunjukkan gambar 5.
Saat turbin beroperasi pada kecepatan normalnya, posisi piston
pada servomotor atau slander relai, akan mengatur katup dan bandul bola
dan governor sentrifugal pada posisi normal seperti ditunjukkan gambar
tesebut. Minyak yang dipompa roda gigi ke katup pengontrol akan
mengalir kembali ke bak minyak pads saat lubang pada pipa AA dan BB
tertutup oleh piston.
Pada saat beban turbin bertambah, kecepatan turbin akan turun.
Menurunnya putaran runner turbin menyebabkan menurunrnya putaran

18
governor sentrifugal, ini akan rnenyebabkan bandul bola turun yang akan
membuat turunnya simpangan (karena berkurangnya gaya sentrifugal).
Penurunan bandul bola ini akan menyebabkan turunnya selongsong
(sleeve), karea selongsong dihubungkan dengan batang vertikal dari
governor sentrifugal.
Penurunan selongsong akan mengangkat batang penghubung
katup pengontrol selongsong dihubungkan dengan batang penghubung
katup pengontrol oleh lengan yang ditumpu pada titik tumpu. Sedikit
gerakan ke atas dari katup pengontrol akan membuka lubang seluruh pipa
AA (saluran pipa BB tetap tertutup). Akibatnya minyak (dalam keadaan
bertekanan) akan lobos dari katup pengontrol ke sisi kanan piston/torak
pada servomotor melalui pipa AA. Minyak yang bertekanan ini akan
menggerakkan torak dan jarum kekiri, yang mengakibatkan terbukanya
penampang yang lebih luas dari nosel pengontrol aliran ke turbin.
Penambahan luas penampang nosel akan menyebabkan
penambahan laju aliran air, irg akan menyebabkan meningkatnya
kecepatan putar dari turbin, setelah kecepatan turbin berubah dan
kecepatan normalnya, bandul bola akan bergerak ke atas dan selongsong
beserta katup pengontrolnya berada kembali berada pada posisi
normalnya.
Penting untuk diketahui, bila beban turbin berkurang, kecepatannya
akan bertambah. Sebagai akibatnya bandul bola akan naik (gaya
sentrifugalnya bertambah besar) dan selongsong juga akan naik, ini
menyebabkan katup kontrol terdorong ke bawah, akan mengakibatkan
terbukanya saluran pipa BB (saluran pipa AA tetap tertutup). Minyak
bertekanan akan lobos dari katup pengontrol ke sisi sebelah kid torak
servomotor dan akan mendorong torak dan jarum ke arah kanan,
gerakkan ini akan memperkecil luas penampang nosel dan akibatnya
menurunkan laju aliran air. Penurunan laju aliran air ini akan menurukan
kecepatan turbin hingga mencapai kecepatan normalnya.

19
Gambar 5a. Governors Gambar 5b Pengaturan kecepatan turbin
impuls

2.2. Turbin Reaksi


Pendahuluan
Pada turbin reaksi, air masuk ke jaringan dalam keadaan
bertekanan dan mengalir ke sudu. Pada waktu air bertekanan mengalir ke
sekeliling sudu piringan, turbin akan berputar penuh dan saluran belakang
(tail race) akan terendam air seluruhnya. Tinggi angkat karena air sewaktu
mengalir disekeliling sudu akan diubah mejadi tinggi angkat kecepatan,
dan akhirnya berkurang hingga tekanan atmosfir sebelum meninggalkan
piringan turbin.

Komponen-komponen utama dari Turbin Reaksi Suatu Turbin


reaksi terdiri dan komponen-komponen utama,
1. rumah turbin spiral (spiral casing)
2. mekanisme pengarah
3. runner turbin, dan
4. draft tube.

Rumah Turbin spiral (spiral casing)

20
Air yang berasal dan pipa penyalur, didistribusikan oleh sudu-sudu
pengarah dalam rumah turbin. Rumah turbin ini dirancang sedemikian
rupa sehingga penampang melintangnya secara seragam mengecil
sepanjang keliling lingkaran. Penampang melintang maksimum pada sisi
masuk dan minimum pada ujungnya seperti diperlihatkan pada gambar 6.
menjadikan rumah turbin berbentuk spiral, oleh karena itu disebut rumah
turbin spiral.

Gambar 6 Rumah dan Turbin Reaksi

Spiral casing dilengkapi dengan lubang-lubang dan pengukur


tekanan, bahan casing disesuaikan dengan besarnya head air pada waktu
turbin beroperasi, sebagai contoh:
Beton ………………………………….. sampai dengan 30 m
Pelat baja roll di las …………………… sampai dengan 100 m
Baja Tuang …………………….......……… lebih dari 100 m

Mekanisme Pengarah
Sudu-sudu pengarah dipasang tetap diantara dua buah cincin
dalam bentuk piringan yang dipasang tetap pada spiral casing. Sudu
pengarah dirancang sedemikian rupa sehingga :
1. Air dapat masuk ke runner tanpa mengalami kejutan (shock). (Hal
ini dilakukan dengan menjaga kecepatan relatifnya pada sisi
masuk runner, tangensial terhadap sudut sudu).
2. Air dapat mengalir melalui runner, tanpa timbul arus pusar.

21
3. Dapat melewatkan jumlah air yang diperlukan turbin.

Seluruh sudu pengarah dapat berputar pada masing-masing


engselnya, yang dihubungkan ke cincin pengatur oleh suatu peralatan
mekanis. Cincin pengatur dihubungkan dengan poros pengatur oleh dua
buah batang pengatur, sudu-sudu pengarah dapat ditutup atau dibuka
dengan memutar poros pengaturnya, sehingga jumlah air diperlukan
dapat diatur. Poros pengatur dioperasikan oleh suatu governor, yang
fungsinya sebagai pengatur turbin (untuk menjaga kecepatan konstan
pada bermacam-macam beban). Sudu pengarah umumnya dibuat dari
baja tuang.

Runner Turbin Reaksi


 Runner dari Turbin Reaksi terdiri dari sudu-sudu runner yang
terpasang tetap pada suatu poros atau cincin, tergantung pada
jenis turbinnya. Sudu-sudu dirancang secara sempuma sehingga
air dapat masuk dan keluar tanpa terjadi gelombang kejut.
 Runner dipasangkan pada suatu poros, dapat secara horizontal
maupun vertikal. Jika poros dipasang parabolik maka dinamakan
Turbin vertikal, sedang bila poros dipasang horizontal dinamakan
Turbin Horizontal.

Gambar 7 Runner Turbin Reaksi

22
Permukaan runner dibuat sehalus mungkin, Runner dapat dibuat
atau dituang menjadi satu bagian atau dibuat dari pelat-pelat baja terpisah
yang kemudian disatukan dengan las. Untuk tinggi angkat yang rendah,
runner dibuat dari besi tuang. Tapi untuk tinggi angkat yang besar, runner
dibuat dari baja atau paduan. & la air secara kimiawi tidak mumi, runner
dibuat dari paduan khusus.

Draft Tube
Setelah melalui runner, air akan mengalir ke bawah melalui sebuah
pipa yang disebut pipa draft (draft tube). Umumnya pipa ini mempunyai
panjang hingga 1 meter dibawah permukaan `tail race'. Pipa draft
mempunyai bermacam-macam fungsi yaitu:
1. Menambah tinggi angkat air, yang besarnya sama dengan
ketinggian dari keluar runner diatas tail race.
2. Menambah efisiensi turbin.

Gambar 7a. Draft Tube

Beberapa perbedaan antara Turbin Impuls dan Turbin Reaksi

Turbin Impuls Turbin Reaksi


Seluruh energi yang disediakan air diubah Energi yang tersedia tidak diubah
dulu ke bentuk energi kinetik. dalam bentuk lain.
Air mengalir melalui nosel dan menumbuk Air diarahkan oleh sudu pengarah
bucket-bucket yang terpasang tetap pada sisi ke sudu-sudu gerak.
luar piringan.

23
Air menumbuk sudu/bucket dengan energi Air mengalir sepanjang sudu gerak,
kinetikya. dengan energi tekanannya.
Tekanan air tidak berubah, dan besarnya Tekanan air berkurang setelah
sama dengan tekanan atmosfir. melalui sudu-sudu gerak.
Piringan tidak harus berputar dengan Piringan diusahakan berputar
kecepatan penuh, dan tidak boleh ada udara penuh dan agar selalu digenangi
antara sudu dengan piringan. air.
Air dapat hanya mengisi sebagian ruang dari Air harus mengisi seluruh ruangan
lingkaran atau seluruh lingkaran. lingkaran piringan.
Laju aliran air dapat diatur, tanpa terjadi Laju aliran air tidak dapat diatur
kerugian-kerugian. dengan tanpa timbulnya kerugian-
kerugian.
Kerja diperoleh dari perubahan energi kinetik Kerja diperoleh sebagian oleh
dari aliran jet. perubahan kecepatan, tapi hampir
seluruhnya disebabkan karena
perubahan head tekanan.

Pengelompokkan Turbin Reaksi


Turbin reaksi dapat dikelompokkan dalam tiga kelompok menurut arah
aliran air melalui piringan yaitu:
1, Turbin aliran radial
2. Turbin aliran aksial
3. Turbin aliran campuran

Dalam uraian berikut ini akan dijelaskan ketiga jenis turbin di atas.
 Turbin aliran Radial
Turbin aliran radial adalah turbin dengan arah aliran air radial
(sepanjang radius piringan).
Turbin aliran radial dapat dibagi lagi dalam dua kelompok yaitu:
Turbin aliran ke dalam, yaitu turbin yang air masuk piringan dari
lingkaran luar (peripheri luar) dan mengalir ke arah dalam (ke arah
pusat piringan).

24
Turbin aliran ke luar, yaitu turbin yang air masuk pada pusat
piringan dan mengalir ke arah luar secara radial.
 Turbln aliran aksial
Turbin aliran aksial adalah turbin yang air mengalir sejajar sumbu
piringan. Turbin demikian juga dinamakan Turbin aliran paralel.
 Turbin aliran campuran
Turbin jenis ini merupakan jenis turbin terbaru yang aliran airnya
sebagian kearah radial dan sebagian lagi mengalir dalam arah
aksial

Gambar 8. Turbin reaksi aliran ke dalam

Turbin reaksi aliran kedalam sesuai dengan namanya adalah suatu


turbin reaksi yang air masuk piringan pada peripheri luar piringan
kemudian mengalir ke arah dalam melalui sudu (ke arah pusat piringan)
seperti ditunjukan gambar 8.

Suatu turbin reaksi aliran ke dalam pada dasarnya terdiri dari sudu
pengarah diam, yang fungsinya mengarahkan aliran air agar masuk ke
piringan putar pada sudut yang dikehendaki untuk menghilangkan
gelombang kejut aliran masuk dilakukan dengan jalan mengatur sudut
sudu sedemikian rupa sehingga kecepatan relatif air tangensial terhadap
piringan putar. Pada saat air mengalir di sekeliling sudu, air akan

25
memberikan sebagian gaya ke piringan putar melalui sudu. Gaya inilah
yang menyebabkan piringan putar dapat berputar.
 Perlu diketahui bila beban pada turbin berkurang poros cenderung
berputar lebih cepat. Gaya sentrifugal yang juga bertambah akibat
kecepatan poros yang lebih besar atau mengurangi laju aliran air

 pada sudu-sudu tersebut, sehingga akan menyebabkan kecepatan


air masuk piringan putar juga berkurang. Akhirnya ini akan
menyebabkan daya yang dihasilkan turbin berkurang. Ini
merupakan keuntungan dari turbin reaksi aliran ke dalam, yaitu
dapat secara otomatik mengatur beban yang dibutuhkan turbin.
Efisiensi tertinggi diperoleh bila kecepatan air meninggaikan sudu
sekecil mungkin.

Gambar 9. Segitiga kecepatan dari Turbin reaksi aliran kedalam

26
Kerja yang dilakukan dan karakteristik-karakteristik lain dari runner
turbin dapat diperoleh melalui penggambaran segitiga kecepatan dari sisi
masuk dan sisi keluarnya. Seperti ditunjukkan dalam gambar 9.
V = Kecepatan absolut air masuk
D = Diameter luar piringan
N = Putaran per menit dari piringan
U = Kecepatan tangensial piringan pada sisi masuk (kecepatan periphery
pada sisi masuk.
Vr = Kecepatan relatif air terhadap piringan, pada sisi masuk
V1 = Kecepatan aliran pada sisi masuk harga-harga pada sisi keluar
D = sudut air masuk piringan(sudut sudu pengarah)
N = sudut air meninggalkan piringan
V= sudut ujung sudu (blade) pada sisi masuk (sudut sudu/ vane pada sisi
masuk) = sudut ujung sudu (blade) pada sisi keluar (sudut sudu/vane
pada sisi keluar)
H = Head total air
W= Laju aliran berat air yang memasuki piringan dalam kg/det

Dari segitiga kecepatan untuk sisi masuk, dapat ditunjukkan.


Vw = V cos α
Vf = V sin α
Dan dari segitiga kecepatan pada sisi keluar, kita dapatkan
Vw1 = V₁ cos β
Vf1 = V₁ sin β
Gaya per kg air
= 1/g x perubahan kecepatan pusaran
= 1/g (Vw + Vw1)
Harga Vw1 adalah negatif, karena Vw1 berlawanan arah dengan Vw
Kerja yang dilakukan per kg air
= gaya x jarak

27
= (kecepatan pusaran pada sisi masuk x kecepatan tangensial piringan
pada sisi masuk) – (kecepatan pusaran pada sisi keluar x kecepatan
tangensial piringan pada sisi keluar)
= 1/g (Vw . U – Vw1 . U₁) = Vw.U/g - Vw1.U1 / g

Catatan :
1. jika tidak ada kerugian energi, maka
Vw.U/g – Vw1.U₁/g = H – V₁²/2.g
2. Jika bagian keluar dari tubin adalah radial, maka β = 90° ; Vw1 = 0 dan
V₁ = Vf1
sehingga kerja yang dilakukan per kg air,
= Vw.U/g
dan Vw.U/g = H - V₁²/ 2 g = H – Vf1²/2g

2. Jika sudut sudu berarah radial pada sisi masuk, sisi keluar atau
keduanya, maka kecepatan pusaran pada ujungnya berharga nol.

Contoh soal
1. Sebuah turbin reaksi aliran ke dalam, mempunyai diameter pada
sisi masuk sebesar 1,5 meter berputar pada 400 rpm. Kecepatan
aliran pada sisi masuk 10 m/det. Jika sudut sudu pengarahnya
sebesar 15°, hitung :
(a). Kecepatan absolut air
(b). Kecepatan pusaran pada sisi masuk
(c). Sudut masuk vane dari runner, dan
(d). Kecepatan relatif pada sisi masuk
Penyelesaian :
Diketahui,
Diameter pada sisi masuk, D
D = 1,5 m
Kecepatan turbin N = 400 rpm

28
Kecepatan aliran pada sisi masuk
Vf = 10 m/det
Sudut sudu pengarah pada sisi masuk,
α = 15°
Kecepatan vane pada sisi masuk
U = π.D.N/60 = π .1,5 . 400/60 = 31,42 m/det

Gambar 10 Segitiga Kecepatan contoh soal 1

- Kecepatan absolut air, V


Dari segitiga sisi masuk, kita dapat hitung kecepatan absolut air,
V = Vf/sin 15° (m/det)………………(Vf/V = sin 15°)
= 10/ 0,2588 = 38,64 m/det
- Kecepatan pusaran pada sisi masuk, Vw
Dari segitiga kecepatan pada sisi masuk, dapat kita hitung kecepatan
pusaran pada sisi masuknya.
Vw = V cos 15° = 38,64 x 0,9659 (m/det)
= 37,32 (m/det)

- Sudut masuk vane runner, θ


Dari segitiga kecepatan pada sisi masuk, kita dapat menghitung,
tan θ = Vf/(Vw-U) = 10/(37,32 -31,42) = 1,695
θ = 59°27’

- Kecepatan relatif pada sisi masuk, Vr


Vr = Vf/sin 59° 27’ = 10/0,8611 (m/det)

29
= 11,61 m/det

Contoh 2 :
Sebuah turbin reaksi, mempunyai diameter luar dan dalam piringan
masing – masing 1 meter dan 0,5 meter. Vane bersudut radial pada sisi
masuk dan aliran keluarnya radial pada sisi keluar, air memasuki vane
pada sudut 100. Asumsikan kecepatan alirannya konstan sebesar 3 m/det,
hitung :
a) Kecepatan piringan,
b) Sudut vane pada sisi keluar

Penyelesaian :
Diketahui
Diameter luar, D =1 m
Diameter dalam, D1 = 0,5 m
Sudut masuk air pada vane = 100
Kecepatan aliran pada sisi masuk Vf = Vf1 = 3 m/det

Karena sudut vane radial pada sisi masuk dan keluarnya, maka
kecepatan pusaran pada sisi masuk dan keluarnya berharga nol, dan
bentuk dari kedua segitiga kecepatan ditunjukkan pada gambar 11.
- Kecepatan
N = kecepatan piringan dalam rpm
Dari segitiga kecepatan pada sisi masuk, kita dapat hitung
kecepatan tangensial piringan pada sisi masuk.

30
Gambar 11 Segitiga kecepatan contoh

Pelepasan (Discharge) dari Turbin Reaksi


Bagian pelepasan dari sebuah turbin reaksi dapat diketahui dari energi
yang tersedia atau dari kecepatan aliran pada sisi masuk / sisi keluar
seperti akan ditunjukkan dibawah ini :
1. Energi yang tersedia :
H = Head air yang tersedia dalam meter
Q = Keluaran dari turbin dalam kg/ det atau liter/det
Sehingga daya kotor/ gross yang disediakan

2. Dari kecepatan aliran


Vf = Kecepatan aliran pada sisi masuk
D = diameter piringan pada sisi masuk, dan
b = tebal piringan pada sisi masuk
Laju aliran masuk piringan
Q = π D b Vf
selanjutnya, laju aliran air keluar piringan
Q1 = π D1 b1 Vf1
Catatan: karena laju air masuk sama dengan laju air keluar piringan, maka
π D b Vf = π D1 b1 Vf1

31
Contoh 3
Sebuah turbin reaksi aliran ke dalam mempunyai diameter luar dan
dalam masing masing 1 m dan 0,5 m. Air masuk piringan dengan
kecepatan 30 m/det pada sudut 10°, tebal piringan pada sisi masuk dan
keluar masing-masing 150 mm dan 300 mm. Sudut vane 90° pada sisi
masuk dan 25° pada sisi keluar. Tentukan :
a) Kecepatan tangensial runner pada sisi masuk, dan
b) Kecepatan absolut air pada sisi keluar.
Penvelesaian:
Diketahui,
Diameter luar, D = 1 m
Diameter dalam, D1 = 0,5 m
Kecepatan air pada sisi masuk, V= 30 m/det
Sudut sudu pengarah, α =10°
Tebal piringan pada sisi masuk, b = 150 mm = 0,15 m
Tebal piringan pada sisi keluar, b1= 300 mm = 0,3 m
Sudut vane pada sisi masuk, θ = 90°
Sudut vane pada sisi keluar, θ1 =25°

32
Gambar 12. Segitiga kecepatan contoh soal 3

- Kecepatan tangensial runner pada sisi masuk, v


Dari segitiga sisi masuk, kita dapat hitung v yaitu :
U = V cos α = 30 cos 100 = 30 x 0,9848 m/det
= 29, 54 m/det

- Kecepatan absolut air pada sisi keluar, V1


dari segitiga sisi masuk, dapat dihitung kecepatan aliran pada
masuk,
Vf = V sin α = 30 sin 100 = 10 x 0,1736 m/det
= 5,21 m/ det
Kecepatan tangensial runner pada sisi keluarnya U 1

Daya yang dihasilkan Turbin Reaksi


Telah dibahas pada bagian terdahulu, bahwa dihasilkan kerja per
kg air ketika air tersebut mengalir melalui vane. Jadi jika jumlah air yang
mengalir ke vane per detiknya diketahui, maka daya yang dihasilkan
turbin dapat dihitung dari,

Efisiensi Turbin Reaksi


Secara umum, istilah efisiensi didefinisikan sebagai perbandingan
antara kerja yang dilakukan dengan energi yang tesedia. Pada sistem
turbo-hidrolik dikenal tiga jenis efisiensi yaitu :
1. Efisiensi hidrolik
2. Efisiensi mekanik, dan
3. Efisiensi total

33
Efisiensi Hidrolik
Efisiensi hidrolik didefinisikan sebagai perbandingan antara kerja
yang dilakukan pada pinggiran dengan tinggi angkat (energi air
sebenarnya yang tersedia),

Efisiensi Mekanik
Efisiensi mekanik didefinisikan sebagai perbandingan antara kerja
sebenarnya yang dapat disediakan turbin dengan energi yang diserap
piringan. Energi yang diserap piringan (untuk kasus arah kecepatan keluar
radial)

Efisiensi Total
Besaran ini merupakan ukuran dari performasi suatu turbin yang
didefinisikan sebagai perbandingan antara daya yang dapat dihasilkan
oleh turbin dengan energi sebenarnya yang diberikan pada turbin oleh air,

Contoh 4
Sebuah turbin reaksi aliran kedalam mempunyai kecepatan tangensial
runner, kecepatan aliran dan kecepatan pusar pada sisi masuk, masing-
masing sebesar 30 m/det, 29 m/det, 3 m/det dan 24 m/det. Anggap bahwa
kecepatan keluar mempunyai arah radial terhadap sisi keluar dan efisiensi
hidrolik adalah 78%, Tentukan tinggi angkat total pada turbin, dan sudut
vane pada sisi masuknya.

Penyelesaian:
Diketahui,
Kecepatan tangensial runer, U = 30 m/det
Kecepatan aliran pada sisi masuk, Vf = 3 m/det
Kecepatan pusaran pada sisi masuk, Vw, = 24 m/det
Efisiensi hidrolis, ηn = 78 %= 0,78

34
Gambar 13 Segitiga kecepatan contoh soal 4

Tinggi angkat total turbin, H


Karena keluaran berarah radial pada sisi keluarnya, maka
kecepatan pusaran pada sisi keluarnya berharga nol.
Dengan menggunakan hubungan,
Sudut vane pada sisi masuk, 8 dari segitiga kecepatan pada sisi
masuk,didapat :
tan (180°- Ө) = 26° 34’

Turbin Francis
 Turbin Francis adalah sebuah turbin reaksi aliran ke dalam yang
mempunyai keluaran radial pada sisi keluarnya. lni adalah turbin
reaksi aliran ke dalan dan pertama kali dirancang oleh Francis.
 Jenis turbin ini paling banyak digunakan sampai saat ini, untuk
menghasilkan daya pada tinggi angkat menengah.

35
Gambar 14. Runner Turbin Francis

 Turbin Farancis modern mempunyai aliaran campuran (kombinasi


antara radial dan axial), runner dari turbin jenis ini seperti
ditunjukkan Gambar 14.

 Tinggi atau panjang runner tergantung pada kecepatan spesifik dari


turbin. Sebuah turbin Francis yang memiliki kecepatan spesifik
yang besar, mempunyai runner yang lebih panjang dari pada turbin
dengan kecepatan spesifik yang lebih kecil. Runner dari turbin
Francis dapat dibuat secara tuang dalam satu kesatuan, atau
dibuat terpisah dari plat baja yang di satukan dengan las. Runner
dari lazimnya dibuat untuk daya keluaran yang lebih kecil, untuk
daya yang besar dari baja tuang, dan baja tahan karat atau logan
non - Ferro seperti Bronze, Jika air secara kimia tidak mumi an
dapat menimbulkan korosi. Sudu-sudu dari runer harus dikerjakan
dengan hati-hati dalam pembuatannya.

 Semua hubungan untuk menentukan barbagai sudut dan


karakteristik lain yang digunakan dalam turbin reaksi aliran
kedalam, juga dapat diterapkan untuk Turbin Francis.
 Catatan:

36
 James Frances (1875 —1892 ), seorang ahli dan insinyur
berkebangsaan Inggris, yang pindah ke Amerika Serikat tahun
1833, ia melakukan eksperimen secara intensif dan
mengembangkan turbin aliran ke dalam, yang kemudian
dinamakan sesuai dengan namanya.
 Turbin Francis terbesar di dunia saat ini terdapat di Krasnoyarsk
(Rusia) yang menghasilkan 690.000 BHP pada tinggi angkat 75 m.
Turbin francis lainnya terdapat di Nohab (Swedia) menghasilkan
313,000 BHP pada head 100 m.

Contoh 6
Sebuah Turbin Francis, bekerja pada tinggi angkat 14 m, mempunyai
sudut sudu pengarah 20° dan bersudut radial pada sisi masuknya.
Perbandingan antara diameter sisi masuk dan sisi keluar adalah 3
banding 2 dan kecepatan aliran pada sisi keluar adalah 4 m/detik. Anggap
kecepatan aliran adalah konstan, Tentukan kecepatan keliling air pada sisi
masuk dan sudut vane pada sisi keluar.
Penyelesaian :
 Diketahui, tinggi angkat air, H = 14 m Sudut sudu pengarah, α= 20°
 Sudut vane sisi masuk, θ = 90°
 Diameter dalam piringan, D = 3/2 D1
 Kecepatan aliran pada sisi keluar, Vf1= 4 m/det
 Kecepatan aliran pada sisi masuk, Vf = Vf1
 Kecepatan keliling piringan pada sisi masuknya, U dari segitiga sisi
Sudut vane pada sisi keluar,
Untuk tubuh turbin Francis, maka sudut keluaran adalah radial, karena
diketahui diameter luar dari turbin adalah 2/3 dari diameter dalam, maka
kecepatan keliling piringan pada sisi keluar dapat diketahui dari segitiga
kecepatan pada sisi keluar didapat.

37
Sudut vane pada sisi keluar Ø,
Untuk turbin Francis, maka sudut keluaran adalah radial,
karena diketahui diameter luar turbin adalah 2/3 dari diameter dalam,
maka kecepatan keliling piringan pada sisi keluar dapat ditentukan yaitu :

Contoh 7
Sebuah turbin Francis, mempunyai efesiensi total 75%, memberikan daya
180 HP pada tinggi angkat 9 meter pada putaran 120 rpm. Diketahui
kecepatan keliling pringan dan kecepatan aliran pada sisi masuk masing-
masing adalah 3,47 √H dan 1,15 √H . Jika kerugian hidrolik pada turbin
sebesar 20%. Dari energi yang tersedia, tentukan.
a) sudut sudu pengaruh pada sisi masuk
b) sudut vane peringan pada sisi masuk, dan
c) diameter piringan

Penyelesaian :
Diketahui :
Efesiensi total ηo = 75% = 0,75
Daya P = 150 hp
Head H =9m
Kecepatan piringan N = 120 rpm
Kecepatan keliling piringan pada sisi masuk
V = 3,47 √H

38
= 3,47 m/det
= 10,41 m/det
Kecepatan aliran pada sisi masuk
V = 1,15 √H
= 1,15 √9 m/det
= 3, 45 m/det

Gambar 16. Segitiga kecepatan contoh soal 7

Contoh 8
Sebuah turbin campuran aliran kedalam dengan sudut keluaran
radial, diperlukan untuk membangkitkan daya 2.580 kW pada head 30 m,
dengan efisiensi total 83%. Kecepatan keliling piringan 0,95√2gH dan
kecepatan aliran 0,30√2gH. Jika piringan berputar 300 rpm dan kerugian-
kerugian hidrolik adalah 12%. Tentukanlah:
a) Keluaran dari turbin
b) Sudut sudut pengarah
c) Sudut vane pada sisi masuk
d) Diameter piringan pada sisi masuk

39
Penyelesaian :
Diketahui
Daya P = 2.580 kW
H = 30 m
Efesiensi total η0 = 82% = 0,82
Kecepatan keliling piringan
v = 0,95 √2gH
= 0,95 √2 x 9,81 x 30
= 23,04 m/det
Kecepatan aliran pada sisi masuk
Vf = 0,3 √2gH
= 0,3 √2 x 9,81 x 30
= 7,28 m/det

Kecepatan putaran N = 300 rpm


Kerugian – kerugian hidrolik = 12 %
Efisiensi hidrolik
ηh = 100 – 12 = 88% = 0,88

Karena pada sisi keluar arah aliran adalah radial, maka kecepatan
pusaran pada sisi keluarnya nol.

40
Gambar 17 Segitiga kecepatan contoh soal 8.

Turbin Kaplan
Turbin Kaplan adalah sebuah turbin reaksi axial, yang air mengalir
paralel dengan poros turbin. Turbin Kaplan biasa digunakan untuk laju
aliran air yang besar dan tinggi angkat rendah

41
Gambar 18 Runner Turbin Kaplan

 Runer dari turbin Kaplan bentuknya menyerupai propeller kapal


laut, oleh karena itu turbin Kaplan juga disebut sebagai turbin
Propeller.

 Air mengalir melewati sudu-sudu pengarah dan kemudian mengalir


melewati vane. Pada saat air mengalir melalui vane, sejumlah daya
diserap poros turbin, sehingga menyebabkan poros berputar.

 Dua perbedaan utama antara runner dad turbin Kaplan modern


dengan turbin Francis yaitu:

 Pada turbin Francis, air masuk secara radial, sedangkan pada


runner turbin Kaplan air menumbuk secara laksial.

 Sudu pada runner turbin Francis, lazimnya berjumlah antara 16 dan


24 : sedangkan pada runner turbin Kaplan antara 3 dan 8,
sehingga tahanan friksi umumnya lebih kecil.
Gambar 19 menunjukkan salah satu tipe, runner turbin Kaplan.
 Sudu-sudu dari turbin dapat diatur sedemikian rupa sehingga ruang
diantara sudu dapat divariasi:
 Runner dari turbin Kaplan, berupa boss dan tidak lain adalah
perpanjangan dari poros (pada sisi bawah) seperti yang
ditunjukkan gambar 18 dan 19.
 D = Diameter turbin
 Db = Diameter boss, dan
 Vf = Kecepatan aliran pada sisi masuk

42
Gambar 19 Turbin Kaplan

Keluaran dari turbin:


 Q = Vf. π/4 (D2 — Db2)
 Untuk analisa turbin Kaplan semua notasi seperti yang diterapkan
pada turbin reaksi, demikian pula persamaan-persamaan untuk
turbin reaksi juga berlaku untuk turbin Kaplan.
 Tabel berikut ini memberikan angka-angka perbandingan diameter
boss terhadap diameter terluar dan jumlah sudu dari turbin Kaplan
untuk berbagi tinggi angkat (head) air.

Tabel 1

Tinggi angkat 5 20 40 50 60 70
(meter)

Db/D 0,3 0,4 0,5 0,55 0,6 0,7

43
Jumlah sudu 3 4 5 6 8 10

 Victor Kaplan (1815-1892) adalah seorang ahli pegetahuan Jerman


yang merancang turbin untuk tingi angkat yang rendah dan laju
aliran besar.

 Turbin Kaplan terbesar di dunia terdapat pada aliran sungai Volga


(Rusia) menghasilkan 172.000 bhp pada tinggi angkat 22,5 m,
pada putaran 68,2 rpm. Turbin ini mempunyai meter dengan
diameter 9,3 m. Turbin Kaplan terbesar kedua di Dalles,
meghasilkan daya sebesar 125.000 bhp pada tinggi angkat 24,7 m.
Tinggi angkat terbesar yang digunakan oleh turbin Kaplan terdapat
di Tres Marais (Brazil), sebesar 55 m dan menghasilkan 100.000
bhp, turbin ini berdiameter 8,4 m. Tinggi angkat terendah yag
digunakan untuk turbin Kaplan terdapat di Vargon

 (Swedia) yaitu 4,3 m dan menghasilkan daya 15.200 bhp, turbin ini
beridameter 8 m.

Contoh Soal 9.
Suatu turbin Kaplan beroperasi pada tinggi angkat netto 20 meter
menghasilkan daya sebesar 50.000 hp dengan efisiensi total 36 %. Jika
perbandingan kecepatan 2,0 dan perbandingan aliran 0,60, kemudian
diameter hub piringan 0,35 kali diameter luar piringan. Tentukanlah
diameter dan kecepatan turbin tsb?
Diketahui
Head, H = 20 m
Daya, P = 50.000 hp
Efesiensi total = 56 % = 0,56
Perbandingan kecepatan = 2,0

44
Kecepatan, v = 2√2.9,8120 = 39,62 m/det
Perbandingan aliran = 0,60
Diameter hub, D0 = 0,35 D
Diameter turbin, D

Pipa Draft
 Pipa draft adalah sebuah pipa yang menghubungkan turbin dengan
pelepasan air. Selain sebagai saluran air, pipa draft juga
mempunyai dua fungsi penting lainnya yaitu:
 Memungkinkan turbin di tempatkan diatas saluran bagian balakang
(tail race), sehingga pemeriksannya dapat dilakukan dengan
mudah.
 Untuk mengubah energi kinetik dan air yang dikeluarkan oleh
runner ke dalam bentuk energi tekanan pada pipa.

Jenis-jenis pipa Draft

Walaupun terdapat beberapa jenis pipa draft, dibawah ini akan dibahas
dua jenis pipa draft yang paling umum digunakan saat ini yaitu,
 Pipa draft konis dan
 Pipa draft Elbow.

Pipa Draft kronis

45
Gambar 20. Pipa Draft Konis

 Pipa draft jenis konis, diameter pipa draft membesar kearah outlet
membentuk difusor.
 Pipa draft konis umumnya digunakan pada turbin Francis. Untuk
mencapai efisiensi yang baik, sudut pelebaran diameternya
diusahakan sebesar 8°. Pipa draft konis yang ditunjukkan Gambar.
20 yang mempunyai ujung sisi keluar seperti bell/lonceng dan
cocok digunakan pada turbin aliran ke dalam maupun aliran keluar
dimana aliran biasanya terbentuk akibat kecepatan pusaran pada
sisi keluar runner.
 Efisiensi dari pipa draft konis sebesar 90%.

Pipa draft Elbow

 Pipa draft jenis Elbow, umumnya mempunyai balokan 900 dengan


penampang pipa membesar kearah outlet seperti ditunjukkan pada
gambar 21 (a) dan (b).

 Pipa draft Elbow umumnya digunakan pada turbin Kaplan seperti


ditunjukkan dalam Gambar 21. Tetapi pipa draft yang ditunjukkan
dalam Gambar 21 (b) dipakai juga pipa draft Elbow penampang

46
melintang lingkaran pada sisi masuk dan penampang empat
persegi panjang pada sisi keluar.

Gambar 21. Pipa Draft Elbow

Efisiensi pipa draft Elbow berkisar 60% - 70%

Efisiensi Pipa Draft


Efisiensi pipa draft dapat dinyatakan dengan persamaan:

Dimana:
 V2 = kecepatan air pada sisi masuk pipa draft, dan
 V3 = kecepatan air pada sisi keluar draft.
 Contoh Soal 10
 Sebuah turbin Kaplan menghasilkan daya 2000 hp pada tinggi
angkat 6 m dipasang 2,5 m diatas permukaan air pada sisi
pembuangan.
 Instrumen pengukur hampa yang dipasang pada sisi keluar turbin
mencatat tinggi angkat sebesar 3,1 m. Jika efisiensi turbinnya

47
adalah 85%, tentukan efisiensi draft yang memiliki diameter sisi
masuknya 3 m?

Penyelesaian

48
Soal latihan
1. Suatu turbin francis memiliki kecepatan tangensial runner,
kecepatan pusar, dan kecepatan aliran sebesar 30 m/dtk, 24 m/dtk,
dan 3 m/dtk. Efisiensi hidrolis turbin 76%, tentukan : (a) sudut sudu
pada sisi masuk (b) head yang bekerja pada turbin (c) daya yang
dihasilkan turbin (jawab : 1530 26’; 94,2m: 980 hp).
2. Suatu turbin Francis memiliki diameter luar runner 90 cm dan
beputar pada 200 rpm. Head yang bekerja pada turbin 9,5 m.
Kecepatan aliran melalui turbin konstan 3 m/det. Jika tipe sudu
pada sisi masuk radial dan lebar runner pada sisi masuk adalah 15
cm tentukan: a) kerja perkg air, b) Efisiensi hidrolis turbin dan c)
Daya yang dihasilkan turbin.
(Jawab 9,04 kg.m; 95,19%; 153,3 hp)

49
3. Suatu turbin reaksi aliran kedalam disuplai dengan 100 m 3/dtk
dibawah rata-rata head 150 meter. Diameter runner adalah 3,6 m
pada sisi masuk dan 2,4 m pada sisi keluar. Jika sudut sudu pada
sisi masuk 120o. diasumsikan aliran radial 15 m/det, lebar sudu
konstan, dan efisiensi total turbin 90% tentukan daya dan putaran
turbin tersebut ? (jawab : 180.000 hp; 209 rpm).
4. Turbin Kaplan beroperasi dibawah tinggi angkat 5,5 m,
menghasilkan daya 10.000 hp. Rasio kecepatan dan rasio aliran
adalah 2,10 dan 0,71. Jika diameter boss adalah 1/3 diameter
runner dan efisiensi total 85% tentukan : (a) diameter runner (b)
putaran turbin (jawab 5,58 m; 75 rpm)

UNJUK KERJA TURBIN

PENDAHULUAN

Pada bab terdahulu (turbin impuls dan turbin reaksi) secara umum
diasumsikan bahwa, sebuah turbin bekerja pada tinggi angkat (head),
kecepatan dan aliran keluar konstan. Dalam keadaan sebenarnya, asumsi
– asumsi tersebut jarang terpenuhi. Oleh karena itu penting diketahui asal
dari beberapa variabel yang terjadi secara umum. Walaupun pada
hakekatnya terdapat berbagai macam variasi, di bawah ini akan
disebutkan variasi – variasi terpenting yang berhubungan dengan
permasalahan
1. Dengan menjaga keluaran (discharge) konstant, tinggi angkat
(head) dan daya keluar dapat bervariasi. Kecepatan dapat diatur,
sehingga perubahan efisiensi tidak nampak
2. Dengan menjaga tinggi angkat (head) air dan kecepatan konstant,
aliran keluaran dapat bervariasi. Aliran keluaran turbin dapat
diatur

50
3. Pada turbin – turbin yang bekerja dengan tinggi angkat (head)
rendah, tinggi angkat (head) masih dapat bervariasi sampai 50%
4. Dengan menjaga tinggi angkat (head) dan keluaran konstan,
kecepatan dapat bervariasi dengan mengatur beban turbin. Hal ini
hanya dilakukan di Laboratorium

Karakteristik Turbin
Kadang – kadang pula untuk membandingkan unjuk kerja turbin,
aliran keluaran dan putaran yang berbeda dan beroperasi pada tinggi
angkat (head) yang berbeda pula. Untuk menyederhanakan perbandingan
umumnya dilakukan dengan mengambil acuan tinggi angkat (head) air
sebesar 1 meter. Tiga karakteristik turbin yang didasarkan pada tinggi
angkat (head) satuan yaitu satu meter adalah :
1. Unit Daya
2. Unit Kecepatan
3. Unit Keluaran

Unit Daya (Daya spesifik)


Daya yang dihasilkan sebuah turbin, yang bekerja pada tinggi
angkat sebesar satu meter, dikenal sebagai unit daya.
Daya dapat dihitung sebagai berikut :
Bila H = Tinggi angkat air, saat turbin beroperasi
P = daya kuda yang dihasilkan turbin pada tinggi angkat H
Q = keluaran turbin pada tinggi angkat H

Dengan asumsi Cv = 1 kecepatan air dapat dihitung dihitung dari


persamaan,
V= 2 gH

Jadi keluaran ,
Q = A.V = A 2 gH

51
Kecepatan turbin yang bekerja pada tinggi angkat sebesar satu meter,
dikenal sebagai unit kecepatan.
Daya yang dihasilkan turbin dapat ditentukan sebesar ,
WQH W ( A 2 gH ) H
P 
75 75

≈ H3/2
P
= Pu H 3/2 atau Unit daya (Daya spesifik) Pu =
H 3/ 2

Unit Kecepatan (Kecepatan Spesifik)


Kecepatan turbin yang bekerja pada tinggi angkat sebesar satu meter,
dikenal sebagai unit kecepatan.
Unit kecepatan (Kecepatan Spesifik) suatu turbin dapat ditentukan dengan
cara di bawah ini
Bila
H = tinggi angkat (head) air, saat turbin beroperasi
V = Kecepatan tangensial runner
N = Kecepatan runner turbin pada tinggi angkat H
Nu = Kecepatan yang dihasilkan oleh turbin yang sama pada tinggi angkat
satuan (Kecepatan Spesifik)
Dengan Asumsi Cv = 1
kecepatan air
2 gH
V=
Dan kecepatan tangensial runer,
V = kecepatan air (V)
≈ H

Putaran runner turbin dapat dihitung dari


60V  DN 
N  ........ V  
D  60 
V
 H . . . .. . ( V  H)

N = Nu H

52
N
Nu = H

Unit Aliran Keluar (Laju aliran Spesifik)


Aliran keluar turbin yang bekerja pada tinggi angkat (head) sebesar satu
meter, dikenal sebagai unit keluaran. Unit aliran keluar dapat dihitung
sebagai berikut :
Bila H = tinggi angkat (head) dimana turbin bekerja
Q = Keluaran turbin pada tinggi angkat H, dan
Qn = Keluaran turbin dari turbin yang sama, pada unit tinggi angkat

Dengan asumsi Cv = 1, Kecepatan air dapat dihitung dari,


2 gH
Keluaran, Q = A V = A

Jadi keluaran satuan (laju aliran spesifik) adalah


Q
Qu 
H

Arti dari Unit Daya, Unit Kecepatan, da Unit Keluaran


Konsep unit daya, kecepatan dan keluaran, sangat penting di bidang hidrolika.
Konsep-konsep tersebut dapat membantu untuk menentukan karakteristik turbin, dengan
dasar tinggi angkat (head) yang berbeda.
1.Arti Unit Daya
Jika H = Tinggi angkat (head) air, saat turbin bekerja
P = Daya yang dihasilkan turbin, pada head H, dan
P1 = Daya yag dihasilkan turbin, pada head Hi
Telah kit ketahui dari penurunan unit daya bahwa,
P - H 3/2
Jadi untuk suatu turbin
P - H 3/2

53
P H 3/ 2
Atau 
P1 H 13 / 2
3/ 2
H 
P1 = P  1 
 H 

2. Arti Unit Kecepatan


Jika H = tinggi angkat (head), saat turbin bekerja
N = Kecepatan turbin, pada tinggi angkat (head) H, dan
N1= kecepatan turbin, pada tinggi angkat air H1

Telah ditunjukkan bahwa unit kecepatan


N- H

N1- H

N H
Atau N 
1 H1
1/ 2
 H2 
N1 =  
 H 

3. Arti Unit Kecepatan


Jika H = tinggi angkat, saat turbin
Q = keluaran turbin, pada head
H = Keluaran turbin, pada tinggi angkat (head) air H1,
Telah ditunjukkan dari hasil penjabaran bahwa,
Q- H

Atau Q1 - H1

Q H
Jadi Q 
1 H2
3/ 2
H 
Q1 = Q  1 
 H 

54
Contoh 11
Sebuah turbin impuls, dengan kecepatan yang terbaik menghasilkan 125 hp pada
tinggi angkat 64 m. Tentukan berapa persen kecepatan harus ditambah untuk tinggi
angkat 81 m.

Penvelesaian :
Diketahui
Daya, P = 125 hp
Head, H = 64 m
Head yang baru, H, = 81 m

Jika N = Kecepatan turbin pada tinggi angkat 64 m,


dan N1 = Kecepatan turbin pada tinggi angkat 81 m.

Dengan memakai hubungan,


1/ 2
H 
N1 =N  1
 H 
1/ 2
 81  9N
=N    rpm
 64  8

Pertambahan kecepatan
N2  N 9N
 N
= N 8
 0,125
N
=12,5%.

Contoh 12

Sebuah turbin Pelton menghasilkan 7500 hp pada tinggi angkat 240 m dengan
efisiensi total 83% ketika berputar pada 200 rpm. Hitung unit keluaran, unit daya
dan unit kecepatan. Asumsikan koefisien peripheral = 0,46.
Jika pada musim kering tinggi agkat berkurang 150 m, hitung keluaran , daya dan

55
kecepatan

Penyelesaian:
Diketahui
Daya, P = 7500 hp
Head, H = 240 m

Efisiensi total ηo = 83%= 0,83


Kecepatan, N = 200 rpm
Koefisien peripheral = 0,46
Head yang baru, H1 = 150 m.

Degan mengguakan hubungan,


P
0 
WQH
75
7500 2,344

0,83 = 1000 xQx 240 Q
75
Q = 2,824 m3/det

Unit Keluar
Jika Q4 = keluaran satuan turbin
Dengan menggunakan persamaan,
Q
Q4 =
H
2,824
= = 0,182 m3/det
240
Unit Daya
Jika Nu = adalah kecepatan saluran turbin, dengan menggunakan persamaan

N
Nu =
H

56
200
=  12,91rpm
240

Keluaran Normal
Jika, Q, = keluaran pada tinggi angkat 150 m
Dengan menggunakan hubungan,
H1 1/ 2
Q1 = Q ( )
N
1/ 2
 150 
= 2,824   = 2,233 m3/det
 240 

Daya Normal:
Jika, P1 = Daya pada head 150 m
Dengan menggunakan hubungan,
P1= P(H1/H)3/2
= 7.500 (150/240)3/2 = 3706 hp
Kecepatan Normal
Jika N1 = kecepatan pada head 150 m
Dengan menggunakan persamaan,
1/ 2
 H1 
N1 =N  
 H 
1/ 2
 150 
= 200    158,1rpm
 240 

Kecepatan Spesiflk Turbin

Sifat turbin pada satuan telah dibahas, langkah beridentik (serupa


geometrisnya, juga mempunyai sudut sudu yang sama) dengan turbin
sebenarnya, tetapi ukurannya diperkecil sehingga (head) satuan daya
yang dihasilkan oleh satuan tinggi angkat kecil (daya 1 hp dihasilkan oleh
tinggi angkat 1 meter). Turbin imaginer ini disebut turbin spesifik dan
kecepatannya dikenal sebagai kecepatan spesifik.

57
Jadi kecepatan spesifik turbin dapat didefinisikan sebagai kecepatan
turbin maginer yang identik dengan turbin yang diketahui, yang akan
menghasilkan daya satuan hp pada satuan tinggi angkat (head).
JIka, Ns = Kecepatan spesifik turbin
D = Diameter runner turbin
N = Kecepatan runner, dalam rpm
U = kecepatan tangensial runner,
V = kecepatan absoiut air

Kecepatan tangensial runner,


` v–V
- 2 gh

(v- 2 gh )

Dan kecepatan tangensial runner,


DN
V=
60
Atau DN – v

Dapat ditentukan - H ……………….. (v- H )


H
D- ……………….. (1)
N
Jika, Q = keluaran turbin
b = lebar runer turbin
Vf = kecepatan aliran, dan
D = Diameter runer turbin

Keluaran turbin adalah,


Q=  D.b . V f
Tetapi b-D
Dan Vf 2 gh

- H

58
Q-  D. D 2 gh
-D2 H

Subtitusi harga D2 dari persamaan (1) memberikan,


 H 
Q -  N  H
 

H 3/ 2
- …………… (2)
N2

Jika P = Daya yang dihasilkan turbin


W .Q.H
P=
75
-QH
H 5/ 2
Atau N2 -
P

H 5/ 2
N-
P

H 5/ 2
= Na x
P

N P
Atau Ns =
H 5/ 4

Perlu dicatat bahwa persamaan kecepatan spesifik diatas bila dipakai


satuan metrik maka P dalam hp, H dalam meter dan N dalam rpm.
Dalam satuan SI, daya dinyatakan dalam kilowatt satuan untuk H dan N
tidak seperti dalam sisitem metric. Sudah barang tentu hal ini menyebabkan
harga kecepatan spesifik dalam satuan SI akan berbeda dengan harga
satuan MKS. Hubungan kodua satuan untuk kecepatan spesifik adalah
Ns (satuan SI) = 0,86 x N5 (satuan MKS)
Kegunaan dari persamaan diatas dibahas secara lebih terperinci dalam
bagian selanjutnya yaitu tentang persamaan pemilihan turbin berdasarkan
kecepatan spesifik.

59
Contoh 12
Suatu posisi hidrolis memberikan tinggi angkat 9 meter dan keluaran rata-
rata 11,200 l/s untuk satuan generator denga kecepatan 200 rpm.
Tentukan kecepatan spesifik asumsikan efisiensi = 92%
Diketahui tinggi angkat H=9m
Keluaran, Q = 11.200 l/s = 11,2 m3/s
Kecepatan N = 200 rpm
Efisiensi = 92% = 0,92

Jika, P = Daya yang dihasilkan turbin, dan


Ns = Kecepatan spesifik turbin
Dari Persamaan
P

WQH
75
Diperoleh
P P

0,92 = 1000 x11 .2 x9 1,344
75
P = 0,92 x 1344 = 1236 hp
Kemudian dengan hubungan
N P
Ns =
H 5/ 4

200 1.236
=  451rpm
95 / 4

Contoh 12 xyz
Sebuah turbin menghasilkan 10.000 kW pada tinggi angkat 25 meter,
dan putaran 135 rpm. Tentukan kecepatan spesifiknya? Tentukan juga
kecepatan normal dan keluaran pada tinggi angkat 20 meter.
Penyelesaian. Diketahui:
Daya, P = 10.000 kW
Tinggi angkat H=25 m

60
Kecepatan N= 135 rpm
Head yang baru H1= 20 m

- Kecepatan spesifik, Ns
N P
Ns =
H 5/ 4

135 10.000
=  241,5rpm
25 5 / 4
- Kecepatan normal
Jika N1 = kecepatan pada tinggi angkat 20 m
1/ 2
H 
N1 =N  1
H 
1/ 2
 20 
= 135    120,7rpm
 25 

- Keluaran normal.
Jika, P1, = output pada tinggi angkat 20 meter.

3/ 2
H 
P1 =P  1
H 
3/ 2
 20 
= 10.000   = 7.155 kW
 25 

Arti dari Kecepatan Spesifik


Kecepatan spesifik sebuah turbin mempunyai arti, bahwa besaran
tersebut tidak tergantung pada dimensi atau ukuran dart turbin yang
sebenarnya ataupun turbin spesifik. Hal ini sudah barang tentu
menyebabkan semua turbin yang serupa secara geometris yang bekerja
pada tinggi angkat yang sama dan mempunyai perbadigan kecepatan,
serta aliran yang sama pula, akan mempunyai kecepatan spesifik yang
sama.
Dalam penggunaan praktis, konsep dart kecepatan spesifik memegang

61
peran yang cukup penting dalam membantu memprediksi unjuk kerja dan
suatu turbin.

Pemilihan turbin.

Adalah suatu pekerjaan teknik yang berat, dan memerlukan pengalaman


yang luas serta kesabaran. Pemilihan turbin secara umum di dasarkan
pada dua hal: yaitu,
1. Pemilihan yang di dasarkan pada kecepatan spesifik, dan
2. Pemilihan yang didasarkan pada tinggi angkat air.

Pemilihan berdasarkan kecepatan spesifik adalah suatu metode ilmiah,


dan akan memberikan informasi yang tepat, sedangkan pemilihan
berdasarkan tinggi angkat umumnya didasari hanya oleh pengalaman dan
informasi.

Pemilihan Berdasarkan Kecepatan Spesifik


Kecepatan spesifik turbin harus dihitung lebih dahulu untuk dapat memilih
jenis turbin, Tabel 2 menunjukkan jenis turbin, beserta kecepatan spesifik
masingmasing.
Tabel 2 Kecepatan Spesifik vs Jenis Turbin yang sesuai.
No. Kecepatan Spesifik I Jenis turbin
1. 10 sampai 35 Turbin pelton dengan nosel tunggal
2. 35 sampai 60 Turbin pelton dengan 2 nosel atau Iebih
3. 60 sampai 300 Turbin Francis
4. 300 sampai 1000 Turbin Kaplan
Catatan: Untuk dapat memakai tabel diatas bila soal dalam satuan SI,
disarankan untuk mengubah kecepatan spesifik dalam satuan MKS.

Pilihan Berdasarkan Tinggi Angkat Air

62
Tabel 3 menunjukkan jenis turbin dan rangkuman tinggi angkat yang
diperlukan.

Tabel 3 Tinggi Angkat vs Jenis Turbin yang sesuai


No. Tinggi angkat dalam m Jenis turbin
1. 0 sampai 25 Kaplan atau Francis (Iebih cocok Kaplan)
2. 25 sampai 50 Kaplan atau Francis(Iebih cocok Francis)
3. 50 sampai 150 Francis
4. 150 sampai 250 Francis atau Pelton (Iebih cocok Francis)
5. 250 sampai 300 Francis atau Pelton (Iebih cocok Pelton)
6. Diatas 300 Pelton

Contoh 13
Tentukan jenis turbin yang dapat digunakan pada tinggi angkat 150
meter untuk menghasilkan daya 2000 hp pada putaran 300 rpm
Tinggi angkat H = 150 m
Daya P = 2000 hp
Kecepatan N = 300 rpm

Jika, Ns = kecepatan spesifik turbin.


N P
Ns =
H 5/ 4

300 2.000
= = 25,6 rpm
150 5 / 4

Karena kecepatan spesifik turbin adalah 25,6 maka dapat dipilih turbin
Pelton dengan nosel tunggal.

Contoh 14
Tentukan kecepatan spesifik dan jenis turbin yang dapat menghasilkan
7000 kilowatt pada head 20 meter pada putaran 100 rpm. Tentukan
hubungan kecepatan normal dan aliran keluaran yang terjadi pada tinggi
angkat 25 meter.

63
Penyelesaian: Diketahui,
Daya P =7000 kW
Tinggi angkat H = 20 m
Kecepatan N = 100 rpm
Tinggi angkat yang baru H1 = 25 m

Kecepatan spesifik, Ns
N P
Ns =
H 5/ 4

100 7.000
= = 197,8 rpm
200 5 / 4

- Jenis turbin
Kecepatan turbin dalam satuan MKS = 0,86 x 197,8 = 170,1 rpm Maka
turbin Francis yang dipilih untuk di pakai.
- Kecepatan Normal
Jika, N1 = keceatan pada tinggi angkat 25 m
1/ 2
 H1 
N1 = N  
 H 
1/ 2
 25 
= 100   = 111,9 rpm
 20 

- Output Normal
Jika, P1 = output pada tinggi angkat 25 m
3/ 2
H 
P1 = P  1 
 H 
1/ 2
 25 
= 7000   = 9.783 kW
 20 

Kecepatan Spesifik dan Bentuk dari Runer Turbin Reaksi


Dan pembahasan terdahulu bahwa kecepatan spesifik turbin adalah:

64
N P
Ns =
H 5/ 4

Karena untuk suatu pusat pembangkit tenaga, daya yang di hasilkan


sebuah turbin dan tinggi angkat (head) air yang tersedia adalah hampir
konstan, maka kecepatan spesifik akan berbanding lurus dengan
kecepatan runner turbin.

Demikian pula dari persamaan daya yang dihasilkan turbin

W .Q.H
P=
75

Karena harga W konstan, maka daya yang dihasilkan akan berbanding


lurus baik dengan (keluaran) maupun dengan H (tinggi angkat).

Untuk setiap pembangkit tenaga umumnya tinggi angkat air konstan,


dengan demikiandaya yang dihasilkan oleh turbin pada sebuah
pembangkit tenaga akan berbanding lurus dengan aliran yang keluar yang
terjadi.

Dengan sedikit menyimak akan diketahui bahwa untuk tinggi-angkat yang


rendah untuk menghasilkan tertentu diperlukan aliran yang lebih besar.
Hal ini dapat dicapai dengan penambahan luas permukaan aliran atau
dengan memperbesar kecepatan aliran air. Pada turbin reaksi hal ini
dapat dicapai dengan memperbesar tinggi angkat atau kecepatan
alirannya.
Gambar 22 (a) hingga (d) menunjukkan perubahan bentuk sudu-sudu
runer turbin dari sebuah turbin reaksi aliran kea rah dalam. Dalam gambar
ditunjukkan pula segitiga kecepatan pada sisi masuk.

65
1. Gambar 22 (a)
Menunjukkan kondisi umum dari segititga kecepatan pada sisi masuk
untuk sebuah turbin reaksi dengan putaran rendah. Pada kasus ini ciri-
ciri yang umum adalah:
Ns = 60 – 120 rpm
 = 100 – 200
 = 600 - 900

Gambar 22 Pengaruh Putaran Spesifik dan Bentuk Sudu Runner Turbin


Reaksi

2. Gambar 22 (b)

66
Pada kasus ini daya yang dihasilkan (P) dan diameter dari runner turbin
(D) adalah sama dengan kasus yang pertama. Akibat penurunan tinggi
angkat air yang ada, maka putaran spesifik turbin dan aliran keluaran
akan bertambah.
Dapat dilihat bahwa:

(i). Penurunan tinggi angkat air yang ada akan mengurangi kecepatan air
(jadi V = √2gh)
(ii). Kenaikan putaran spesifik akan mempercepat putaran runner turbin
yang akhirnya akan memperbesar tangensial roda pada sisi masuk
(jadi V= DN/60 )
(iii). Kenaikan aliran keluar akan memperbesar kecepatan. Ciri-ciri umum
dari jenis turbin ini adalah:

Ns = 120 — 180 rpm


 = 20O – 30O
 = 90O

Catatan :
Putaran spesifik turbin dan debit yang dikeluarkan adalah berbanding
terbalik yang angkat air yang ada karena :

N P W .Q.H
N= Dan P= atau Q =
H 5/ 4 75

Px75
W .H

Gambar 22. (c)

Pada Turbin jenis ini, daya yang dihasilkan (P) dan diameter runner (D)
adalah sama dengan jenis yang terdahulu.

67
Bila terjadi penurunan tinggi angkat air, maka kecepatan spesifik turbin
akan bertambah, demikian pula dengan aliran keluarnya. Hal ini akan
mengakibatkan

(i). Kecepatan air berkurang.


(ii).Memperbesar kecepatan tangensial roda pada sisi masuk, dan
(iii). Memeperbesar kecepatan aliran.

Perubahan-perubahan yang telah disebutkan di atas selanjutnya


akan mengubah bentuk segitiga kecepatan segi tiga pada sisi masuk.
Untuk jenis ini, Ns = 180 – 240 rpm
 = 200 - 450
 = 900 - 1200

Gambar .22 (d)


Daya yang dihasilkan (P) dan diameter dari runner (D) dari turbin jenis ini
adalah sama dengan kasus terdahulu. Akibat penurunan dari tinggi angkat
air yang ada, putaran spesifik turbin dan debit yang dikeluarkan akan
bertambah. Kejadian ini akan mengurangi kecepatan air, meperbesar
kecepatan tangensial roda pada sisi masuk, dan meperbesar kecepatan
aliran lebih lanjut. Hal ini akan mengubah bentuk dari segitiga kecepatan
pada sisi masuk.
Untuk jenis ini, Ns = 240 – 300 rpm
 = 450 - 600
 = 1200 - 1350

Dari teori yang dikemukakan di atas terlihat adanya kecenderungan


menuju ke pengembangan turbin Kaplan.

Kurva-kurva Karakterisfik Turbin

68
Telah dibahas dalam uraian terdahulu tentang jenis turbin impuls dan
turbin reaksi. Sebenarnya sebuah turbin selalu direncanakan dan dibuat
untuk bekerja berdasarkan kondisi-kondisi yang tertentu (atau suatu
daerah kondisi yang terbatas) seperti aliran keluaran tinggi angkat air,
putaran, daya yang dihasilkan, efisiensi dan lain-lain ( pada kecepatan
penuh atau kecepatan satuan).

Akan tetapi untuk turbin yang telah direncanaka juga harus dapat
digunakan pada kondisi-kondisi yang lain, oleh karena itu penting sekali
untuk mengetahui kelakuan turbin secara tepat untuk kondisi-kondisi
yang berlainan. Hal ini dapat dengan mempelajari apa yang disebut
dengan kurva-kurva karakteristik.
Kurva-kurva karakteristik umumnya digambar untuk tinggi angkat yang
tepat atau putaran dari runner turbin yang tepat. Kadang-kadang kurva-
kurva ini digambar juga untuk berbagai bukaan gerbang, yaitu jika
terbuka penuh, terbuka tiga per empat, terbuka setengah dan lain-lain.
Walaupun terdapat berbagai cara penyajian karakteristik, tetapi beberapa
yang penting adalah:

Kurva-kurva Karakteristik untuk Roda Pelton.


Kurya-kurya yang telah ditunjukkan dalam gambar 23 , 24 , dan 25 dibuat
oleh para insinyur yang bekerja di dalam laboratorium penyelidikan
hidrolika di seluruh dunia. Walaupun terdapat sedikit perbedaan pada
kurva-kurva karakteristik yang digambar oleh mereka, namun banyak
yang telah diterima.
1. Kurva karakteristik untuk tinggi angkat yang tetap.
(a). Ratio kecepatan terhadap presentase effisiensi maksimum.

69
Gambar 23

Gambar 23 menunjukkan persentasi efisiensi maksimum dari sebuah roda


Pelton pada tingi angkat dan keluaran yang tepat. Dapat dilihat pada
dasarnya kurva bentuk parabolik. Jadi efisiensi bertambah dari nol dan
turun bilamelebihi harga maksimumnya yaitu 0,46.

b. Daya terhadap efisiensi.

Gambar 24 Kurva Karakteristik. Daya terhadap efisiensi.

Gambar 24 menunjukkan prsentasi dari sebuah roda Pelton pada tinggi dan
putaran yang tepat. Ditunjukkan bahwa efisiensi bertambah dengan
kenaikan daya.

70
Kurva karakteristik untuk berbagai bukaan.
(a). Putaran terhadap daya
Gambar 25 menunjukkan prestasi dari roda Pelton pada tinggi angkat
yang tetap. Bentuk kurva adalah perabolik yang menunjukkan bahwa daya
yang dihasilkan bertambah. Dengan bertambahnya bukaan sampai suatu
harga tertentu.

Gambar 25 Kurva karakteristik putaran terhadap Daya

(b). Putaran terhadap efisiensi.


Gambar 26 menunjukkan presntasi dari sebuah roda Pelton pada
tinggi angkat

Gambar 26. Kurva karakteristik putaran terhadap efisiensi

71
Kurva-kurva Karakteristik Turbin Francis
Seperti halnya dengan karakteristik roda Pelton, umumnya kurva-
kurva karakteristik untuk turbin Francis (atau setiap turbin reaksi yang
lain) dapat dikelompokan berdasarkan 3 kelompok berikut:
1. Kurva-kurva karakteristik untuk unit kecepatan putaran.
(a). Kecepatan putaran satuan terhadap debit keluar.

Gambar 27 menunjukan prestasi dari sebuah turbin. Yang bentuk


kurvanya adalah parabolik. Ditunjukkan bahwa debit yang dikeluarkan
turun dengan turunnya kecepatan putar.

Gambar 27 Kurva karakteristik satuan kecepatan - debit yang dikeluarkan.

(b) Satuan kecepatan putar terhadap daya

72
Gambar 28. Kurva karakteristik untuk satuan kecepatan putaran terhadap
daya

Gambar 28 menunjukan prestasi turbin reaksi. Bentuk kurva adalah


parabolik yang menunjukan bahwa efisiensi bertambah dengan
bertambahnya kecepatan putaran satuan, dan efisiensi menurun bila
melebihi harga tertentu dari kecepatan putar satuan

Gambar 29. Kurva karakteristik untuk kecepatan putar satuan terhadap


efisiensi

2. Kurva karakteristik untuk putaran dengan tinggi angkat yang bervariasi.


(a). Kecepatan putaran terhadap debit keluaran.

73
Gambar 30 Kurva – kurva karakteristik untuk kecepatan putaran
terhadap debit yang dihasilkan
Gambar 30 menunjukkan prestasi dari turbin Francis (atau setiap turbin
reaksi yang lain) berdasarkan tinggi angkat yang variabel, akan tetapi
dengan debit keluaran yang tetap. Bentuk kurva adalah parabolik yang
menunjukkan bahwa untuk tinggi angkat tertentu debit keluaran
bertambah dengan kecepatan putar, dan debit keluaran berkurang setelah
harga kecepatan putar tertentu.

b) Kecepatan putar terhadap daya

Gambar 31 Kurva - kurva karakteristik untuk kecepatan putar terhadap

74
daya

Gambar 31 menunjukkan prestasi dari sebuah turbin Francis (atau reaksi


yang lain) berdasarkan tinggi angkat yang bervariasi tetapi debit keluaran
tetap. Bentuk kurva adalah parabolik yang menunjukkan bahwa untuk
tinggi angkat yang diberikan daya bertambah dengan kecepatan putar dari
nol dan daya turun bila harga kecepatan putar melebihi suatu harga
tertentu

(c). Kecepatan putaran terhadap efisiensi.

Gambar 32 Kurva-kurva karakteristik untuk kecepatan putar terhadap


efisiensi.

Gambar 32 menunjukkan prestasi sebuah turbin Francis (atau setiap


turbin reaksi yang lain) berdasarkan tinggi angkat yang bervariasi tetapi
debit yang dikeluaran konstan. Nampak kurva berbentuk parabolik yang
menunjukkan bahwa untuk tinggi angkat yang diberikan efisiensi turun
dengan kenaikan kecepatan putar

75
3. Kurva-kurva karakteristik untuk bukaan gerbang yang bervariasi. (a).
Kecepatan putar terhadap daya.

Gambar 33 kurva-kurva karakteristik untuk kecepatan putar daya.

Gambar 33 menunjukkan prestasi sebuah turbin Francis (atau setiap


turbin reaksi yang lain) berdasarkan tinggi angkat yang tetap. Kurva
berbentuk parabolik yang menunjukkan bahwa daya yang dihasilkan
bertambah dengan bertambahnya bukaan gerbang.

76
Gambar 34. Kurva Karakteristik untuk kecepatan putar terhadap efisiensi

Gambar 34 menunjukan prestasi turbin Francis (atau statiap tubin reaksi


yang lain berdasarkan tinggi angkat yang tetap. Bentuk kurva adalah
parabolik yang menunjukkan bahwa efisiensi bertambah dengan
bertambahnya bukaan gerbang.

Kavitasi
Kavitasi secara luas didefinisikan sebagai pembentuk gelembung-
gelembung yang berisi uap dalam aliran cairan. Hal ini telah di teliti
bahwa gelembung-gelembung uap akan timbul bila tekanan pada aliran
turun sampai pada tekanan uap zat cair pada temperatur tersebut akan
dibawa oleh aliran yang bertekanan tinggi.
Pada daerah tersebut uap kondensasi dan gelembung-gelembung
pecah. Ruangan yang sebelumnya terisi oleh gelembung-gelembung
tersebut, di isi oleh cairan yang ada di sekelilingnya. Akibatnya akan
timbul bunyi dan getaran tekanan yang menyebabkan pecahnya
gelembung-gelembung tersebut.

Umumnya berkisar pada 100 kali tekanan atmosfir.


Jika diperhatikan akan diketahui, bahwa jika gelembung-gelembung
uap pecah pada sebuah permukaan, akan menyebabkan terjadinya
pukulan yang berulang-ulang dari cairan sekelilingnya, partikel logam
akan rusak, akibatnya terjadi erosi pada logam. Erosi pada materi
tersebut disebut sebagai pitting. Akibat kavitasi pada mesin hidrolik,
meliputi 3 hal ;

1. Menimbulkan suara yang bising dan timbulnya getaran pada beberapa


bagian mesin.

77
2. Sebagai akibat dari pitting adalah kerugian akibat erosi pada material
dan menyebabkan permukaan menjadi kasar.
3. Akibat adanya gelembung-gelembung akan menimbulkan reduksi
pada pengeluaran (discharge) turbin. Reduksi pada pengeluaran
menyebabkan penurunan secara tiba-tiba pada daya keluar dan
efisiensinya.
Prof. D. Thoma, sete!ah mengadakan serangkaian penelitian
mengemukan factor kavitasi a (sigma).

Untuk menentukan bagian dimana turbin reaksi dapat bekerja tanpa


gangguan kavitasi. Harga kritis faktor tersebut diberikan sebagai berikut:
Hb  H s Ha  Hv  H s
 crit  
H H

Arti notasi, Hb = Tekanan barometer, dalam meter air


Hs = Tekanan sisi isap (pemasukan), dalam meter air
Ha = Tekanan atmosfir, dalam meter air
FI, = Tekanan uap dalam meter air, dan
H = Tinggi angkat (head) kerja turbin dalam meter.

Tetapi praktisnya, kavitasi dalam turbin-turbin reaksi dapat dikurangi


dengan jalan:

1. Dengan memasang turbin dibawah batas permukaan terendah.

2. Melengkapi runner bebas kavitasi pada turbin.

3. Mempergunakan runner turbin dengan bahan stainless steel.

4. Memperhalus sudu putar.

5. Mengoperasikan runner turbin pada kecepatan putar yang sesuai

dengan perancangannya.

78
79
P = daya yang diperlukan untuk menggerkkan pompa yang berdiameter
D.= diameter terluar yang baru untuk menyesuaikan perubahan yang
diinginkan , dan
Q1, H,, Pi = besaran-besaran yang berkaitan dengan diameter Di.

Bila diameter impeler diubah dari D ke D1, maka bentuk segitiga


kecepatannya tetap (yaitu sudut-sudut segitiga akan tetap sama), karena
perubahan harga kecepatan kecepatannya akan sebanding.

Kita tahu bahwa kecepatan tangensial impeler,


DN
V=
60
Atau V-D

Dengan cara yang sama, kecepatan aliran:


Vt - v
D (D- v)
Karena debit keluaran adalah,
Q = DbVf
Maka Q-  D.Vt
- D.D (D- Vf)

80
Dan Q D2
Dengan cara yang serupa,
Q1 – D21
Q D2 D2 2
( )
Q1 D1 D1 ................................... (1)
= =

Jadi debit pompa sentrifugal terlihat akan sebanding dengan kwadrat


diameter impeler-nya.

Dan persamaan tinggi angkat air ,


VWt .Vt
H = x
g

- Vwt . Vt
-D.D

Terlihat bahwa tinggi angkat air sebuah pompa sentrifugal sebanding


denga kwadrat diameter impeler-nya.
Demikian pula dari persamaan daya yang diperlukan untuk
menggerakkan suatu pompa,

Jadi terlihat bahwa daya yang diperlukan untuk menggerkkan sebuah


pompa sentrifugal sebanding denga pangkat empat dari diameter impeler-
nya.

Contoh soal 24

Sebuah pompa sentrifugal dibuat untuk mengalirkan air untuk tinggi


angkat 22,5 m. Kemudian pompa ini diperluakn untuk mengalirkan
sejumlah air yang sama pada tinggi angkat 20 m. Hitung pengurangan

81
diameter impeler yang diperlukan dari diameter semulanya yaitu dari 300
mm tanpa mengurangi putaran impeler-nya.
Penyelesaian:

Diketahui Tinggi angkat semula, H = 22,5 m


Tinggi angkat yang baru, Hi = 20 m
Diameter impeler semula, D = 300 mm= 0,3 m

Misalkan Di = diameter impeler yang baru.


Dengan menggunakn persamaan
2
H  D
 
H 1  D1 

Jadi Di = 0,283 m= 283 mm.

Kecepatan Spesifik Pompa Sentrifugal


Kecepatan Spesifik suatu pompa sentrifugal dapat didefinisikan sebagai
kecepatan putar suatu pompa semu (imajiner) yang indentik dengan
pompa yang akan mengeluarkan 1 liter air dengan tinggi angkat 1 meter.

Misalkan Ns = kecepatan spesifik pompa


Di =diameter terluar impeler
N = putaran impeler dalam rpm
v1 = kecepatan tangensial impeler pada sisi luar
H1 = tinggi angkat pompa dalam meter

Telah ditunjukkan bahwa kecepatan tangensial impeler. v H


V- H
 .D1.N
V=
60

82
D1 N – N
- H …………………….(1)

Jika Q = debit keluaran pompa, dalam m3/detik


b1 = lebar impeler pada sisi luar, dan
Vf1 = kecepatan fluida pada sisi keivar

Maka keluaran pompa,


Q = - D1.b1.Vft

Sedangkan, b1 – D1

Jawab.
Diketahui:
Keluaran, Q = 9000 liter/menit = 150 liter/detik = 0,15 m 3/detik.
Tinggi angkat total =: 500 m
Kecepatan pompa, N = 2900 rpm
Kecepatan spesifik, Ns = 60
Jika H = tinggi angkat air per tingkat. Dengan menggunakan persamaan:
3/4
Ns = N - H
3/4
Diperoleh, Ns = 2900.V- H 0,15/H =18,72
H = 50 m
500
Jadi jumlah tingkat, = = 10.
50

Pemilihan Pompa Sentrifugal berdasarkan Kecepatan Spesifik

Kecepatan spesifik pompa, seperfi halnya pada turbin, dapat membantu


untuk menentukan jenis pompa sentrifugal. Tabel di bawah ini
memberikan jenis-jenis pompa sentrifugal berikut kecepatan spesifiknya.
No Kecepatan Jenis pompa sentrifugal

83
1. 10 + 30 Pompa kecepatan rendah, dengan aliran radial pada
sisi keluar.
2. 30 + 50 Pompa kecepatan sedang, dengan aliran radial pada
sisi keluar.
1. 50 + 80 Pompa kecepatan tinggi, dengan aliran radial pada
sisi keluar.
2. 80 + 160 Pompa kecepatan finggi, dengan aliran campuran
(mixed flow) pada sisi keluar.
3. 160 + 500 Pompa kecepatan tinggi,dengan aliran aksial pada sisi
keluar.
4. diatas 500 Pompa kecepatan tinggi.

Contoh Soal 25.


Hitung kecepatan spesifik suatu pompa sentrifugal untuk memenuhi
kebutuhan 750 liter per detik air pada tinggi angkat 15 meter dan putaran
725 rpm.
Jawab:
Diketahui,
Debit keluaran, Q=750 liter/detik = 0,75 m3/detik
Tinggi angkat, H = 15 m
Kecepatan, N = 725 rpm
Jika Ns = kecepatan spesifik pompa,
Dengan menggunakan persamaan,
Ns= N. Q.H 3/4

dapat dihitungNs= 725. 0,75/15 3/4 = 82,4 rpm

Contoh Soal 26.

Suatu pompa sentrifugal beringkat ganda dan diseri diperlukan untuk


mengalirkan air 9000 liter per menit dari suatu pertambangan, tinggi
angkat total termasuk gesekkan 500 meter, jika putaran pompa adalah
2900 rpm, tentukanlah junmlah tingkat minimum yang diperlukan, dengan
84
ketentuan kecepatan spesifik per tingkat tidak kurang dari 60.

Contoh soal 27.


Suatu pompa sentrifugal memompakan air sebanyak 120 liter per detik
dan mengatasi tinggi angkat sebesar 85 meter pada putaran 900 rpm.
Tentukan kecepatan spesifik pompa dan jenis impeler yang harus dipilih?
Jawab:
Keluaran, Q = 120 liter/detik = 0,12 m3/detik
Tinggi angkat, H = 85 m
Kecepatan, N = 900 rpm
Jika, Ns = kecepatan spesifik pompa.
Dengan menggunakan persamaan,
Ns = N. Q/H ¾
Diperoleh,
Ns = 900. - 0,12/85 3/4 = 11,14 rpm.

Karena kecepatan spesifik diperoleh 11,14 rpm, maka dapat dipilih pompa
sentrifugal dengan kecepatan rendah, jenis aliran radial pada sisi keluar.
TINGGI ANGKAT ISAP (kerugian gesekkan, kavitasi dalam pompa
dan impeler tidak termasuk)

Pada bagian terdahulu telah dibahas mengenai istilah tinggi angkat isap.
Pada kenyataannya tinggi angkat isap adalah suatu hal yang terpenting
untuk kelancaran dan efisiensi kerja dari pompa sentrifugal.

Secara singkat dapat dikemukakan bahwa sebuah pompa (sentrifugal


atau torak) mengangkat air dari suatu rservoar (sumber air) karena
adanya tekanan atmosfir yang bekerja pada permukaan sumber air.
Pompa mengurangi tekanan pada rumah pompa (casing) sehingga
tekanan atmosfir dapat mendorong air ke sisi isap. Karena tekanan
pompa tidak boleh Iebih rendah darn tekanan uap fluida, maka

85
perbedaan tekanan mempunyai batas yaitu tekanan atmosfir dikurangi
tekanan uapnya. Perbedaan tekanan tersebut dipakai untuk mengangkat
air di pipa isap.

Akan ditunjukkan bahwa perbedaan tekanan tersebut harus cukup:


1. Mengangkat air sampai ke tinggian sisi isap (H $).
1. Untuk mengatasi kerugian gesekkan pada pipa isap (H fs) dan
2. Untuk menghasilkan tinggi angkat akibat kecepatan.
(Vs2 / 2g)
Suatu pompa mengalirkan air dari suatu reservoir jika,
pa = tekanan atmosfir, dalam kg/cm2
pv = tekanan uap, dalam kg/cm2
Ha = tekanan atmosfir, dalam meter
Hv = tekanan uap dalam meter dan
w = berat spesifik cairan,

Yaitu Hs adalah tinggi angkat sisi isap. Dalam keadaan sebenarnya,


harga Hs dihindarkan untuk sama dengan hasil yang didapat dari
hubungan diatas, umumnya dibatasi antara 5 - 6 meter saja.

Tekanan Uap

Tekanan uap atau umumnya disebut tekanan jenuh dari suatu cairan
dapat didefinisikan sebagai tekanan yang phase cairan berubah menjadi
uap pada tempratur tersebut. Tekanan uap adalah fungsi dari tempratur.
Makin tinggi tempratur, tekanan uap juga semakin tinggi. Dalam
prakteknya, tekanan pada setiap titik tidak akan lebih kecil dari pada
tekanan uap pada setiap sisem pompa. Gelembung-gelembung uap jika
terbentuk dapat mengakibatkan korosi pada pipa isap dan bagian-bagian
yang lain.

86
Tinggi Angkat Isap Positif Nato (NPSH; Net positif Suction Head)

Untuk menghasilkan debit tertentu maka pompa membutuhkan masukkan


fluida pada sisi isap sejumlah yang sama. Untuk tujuan ini perlu
diperhatikan bahwa tekanan absolute fluida pada sisi isap yang harus
secukupnya melebihi tekanan uap, dan perbedaan yang terjadi harus
mampu mengatasi :
1. Efek masuk atau kerugian gesekkan antara titik pemasukkan
pompa dan impeler, dan
2. Kerugian kejut yang terjadi pada sisi masuk impeler.

Harga ini didefinisikan sebagai Net positive Suction Head (NPSH) yang
tidak lain adalah tekanan absolut.
Pada sisi masuk pompa yang besarnya sama dengan tinggi angkat
atrnosfir ditambah tinggi angkat akibat kecepatan, dikurangi tinggi angkat
tekanan uap fluida pada tempratur pemompaan, dan koreksi dengan
ketinggian sumbu pusat pompa bila pompa horisontal atau ketinggian sisi
masuk pada impeler tingkat pertama kedudukan pompa parabolik.
NPSHAv = ± Hs + Ha — + Va2/2g — Hfa (m)

+ Hs = bila kedudukanpompa di bawah ketinggian permukaan air


- Hs = bila kedudukan pompa di atas ketinggian permukaan air.
NPSH yang diperlukan ditentukan oleh pabrik pembuat pompa dan
merupakan fungsi dari kecepatan dan kapasitas pompa.

NPSH yang tersedia menunjukkan tingkat energi dari fluida terhadap


kondisi pada tekanan uap penuh sisi masuk pompa yang sepenuhnya
ditentukan oleh sistem pemompaan. Agar pemasukan dapat beriangsung.

NPSHAV < NSPHRe

Jadi sekurang-kurangnya NSPH yang tersedia harus sama dengan NSPH

87
yang dibutuhkan pada setiap kondisi. Bila ini tidak dipenuhi, sejumlah
fluida akan menguap pada sisi masuk pompa dan gelembung-gelembung
uap akan terbawa masuk ke impeler. Gelembung-gelembung tersebut
mangakibatkan timbulnya getaran yang cukup keras pada suatu tempat
dibagian dan pipa isap (biasanya pada suatu tempat di impeler) dalam
bentuk suara ketukan yang keras dan sering disertai dengan kerusakan
pada logam disekitar tempat tersebut. Gejala ini dikenal sebagai kavitasi
dan umumnya harus di hindari.

Kavitasi Pada Pompa Sentrifugal.


Kavitasi pada pompa sentrifugal terjadi bila pompa bekerja dengan tinggi
angkat sisi isap yang terlalu tinggi atau kondisi lingkungan yang membuat
uap tekanan penuh yang tinggi. Apabila hal ini terjadi akan dapat merusak
impeler.

Kavitasi dapat dihindari dengan cara sbb:

1. Temperatur fluida dibuat serendah mmungkin agar tekanan uap


penuh rendah dan menghasilkan peningkatan NPSH.
2. Kecepatan fluida pada pipa isap diusahakan rendah.
3. Sedapat mungkin dihindari pemakaian belokan tajam pada pipa
isap untuk mengurangi kerugian tinggi angkat.

Pemancingan Pompa Sentrifugal

Telah dibahas bahwa tekanan yang ditimbulkan oleh impeler pompa


sentrifugal adalah sebanding dengan harga densitas dari fluida, jadi jika
impeler beroperasi dengan fluida udara, maka tekanan ang dibangkitkan
sangat keci, untuk dapat mengisap air melalui pipa isap. Untuk
menghindari ini pada permuiaan operasi pompa harus dipancing dengan

88
mengisi air ke dalam impeler.
Untuk melakukan ini dapat ditunjuk prosedur, mula-mula seluruh pipa isap
dan impeler diisi dengan air. Katup keluar ditutup kemudian pompa distart.
Impeler yang berputar akan mendorong air ke dalam pipa keluar, bila ini
telah dilakukan katup kaluar dapat dibuka dan air akan terhisap melalui
pipa isap.

Kurva Karakteristik Pompa Sentrifugal


Pompa sentrifugal seperti halnya turbin dirancang dan dibuat untuk
bekerja pada suatu kondisi tertentu (atau dalam daerah kerja terbatas)
balk dalam debit keluaran, kecepatan, daya yng dibutuhkan, efisiensi rill.
Akan tetapi sering sebelum pompa digunakan pada kondisi yang berbeda
dengan kondisi yang telah dirancangkan. Oleh karena itu, untuk tujuan
tersebut penting untuk mengetahui karakteristik dari pompa pada
berbagai kondisi. Karakteristik itu umumnya disajikan dalam bentuk grafik
dan, dikenal sebagai kurva karakteristik. Terdapat beberapa jenis kurva
karakteristik, beberapa yang terpenting diantaranya:
1. Kurva karakteristik kecapatan, dan
2. Kurva karakteristik keluaran dengan variabel kecepatan.

Gambar 44 Kurva karakteristik kecepatan vs keluaran

Gambar 44 menunjukkan prestasi dad pompa sentrifugal pada tinggi

89
angkat konstan, yang pada dasarnya garis lurus, yang menunjukkan
bahwa debit keluaran akan bertambah dengan bertambahnya kecepatan
putar.

Gambar 45
Ganbar 45 menunjukkan prestasi suatu pompa sentrifugal pada kondisi
tinggi angkat dan debit keluaran konstan. Bentuk kurva adalah parabolik
yang menunjukkan bahwa daya bertambah dengan meningkatnya
kecepatan putar.

Gambar 46 Kurva karakteristik kecepatan vs head.

90
Gambar 46 menunjukkan prestasi sebuah pompa sentrifugal pada debit
keluaran konstan. Bentuk kurva adalah parabolik dan menunjukkan
bahwa tinggi angkat akan bertambah dengan kenaikan kecepatan
putaran.

Kurva karakteristik debit keluaran sebagai fungsi kecepatan putar.

Gambar 44 menunjukkan prestasi dan pompa sentrifugal pada tinggi


angkat konstan, yang pada dasarnya garis lurus, yang menunjukkan
bahwa debit keluaran akan bertambah dengan bertambahnya kecepatan
putar.

Kurva karakteristik debit keluaran sebagai fungsi kecepatan putar.

Gambar 47 Kurva karakteristik keluaran vs head.


Gambar 47 memperiihatkan prestasi sebuah pampa sentrifugal pada
berbagai kondisi kecepatan putar. Bentuk krva adalah parabolik yang
menunjukkan bahwa untuk suatu haraga putaran tertentu, tinggi angkat
manometrik berkurang dengan bertambahnya keluaran.

91
Gambar 48 Kurva karakteristik keluaran vs daya
Gambar 48 memperlihatkan prestasi sebuah pompa sentrifugal pada
berbagai kecepatan. Bentuknya hamper berupa garis !urus yang
menunjukkan bahwa untuk suatu harga kecepatan putar tertentu, daya
bertambah dengan bertambah besarnya debit kaluaran.

Gambar 49 Kurva karakteristik keluaran vs efisiensi.


Gambar 49 memperlihatkan prestasi sebuah pompa sentrifugal pada
berbagai kecepatan putaran. Bentuk kurva adalah parabolik, yang
menunjukkan bahwa untuk suatu harga kecepatan putar, Efisiensi
bertambah dengan meningkatkan debit keluaran. Kemudian setelah
melewati suatu harga debit keluaran tertentu, efisiensi akan menurun.

92
Kegunaan taksiran dalam pemilihan pompa sentrifugal

Pabrik pembuat pompa sring membantu pembeli dalam pemilihan pompa


sentrifugal dengan pertolongan diagram-diagram yang dicantumkan
dalam katalog-katalog. Tedampir disajikan beberapa diagram yang dikutip
dari sebuah catalog pabrik pembuat pompa.

Pemecahan contoh soal berikut ini menunjukkan penggunaan diagram-


diagram tersebut.

Contoh 28

Pilih pompa sentrifugal meliputi Janis impeler, daya, efisiensi dan tinggi
angkat isap, jika pada tinggi angkat 10 meter dan keluaran 50 m 3/jam
(13,9 liter/detik), dan pompa akan ditempatkan di suatu lokasi yang
terletak ketinggian 200 meter diatas permukaan taut
Jawab:
Dan gambar karakteristik pompa terlampir diperoleh.
(catatan : titik-titik yang di dapat ditandai dengan 0).
Pompa type : AZ 65 — 200 , 1450 rpm
Impeler type : 620/34

(Catatan : sehubungan dengan batasan kapasitas [keluaran] kita harus


memilih impeler lebih besar yang terdekat, yaitu 620/34).
Daya : 1,9 kW
Efisiensi : n 69 %
Head isap :8m
Karena adanya kerugian gesekan, tinggi angkat isap sebuah pompa
sentrifugal pada kondisi berikut

Contoh 29.

93
Analog dengan contoh 28, tentukan spesifik suatu pompa sentrifugal
pada kondisi berikut:
H = 40 m; Q= 108 m3/jam = 30 1/det

Lokasi dimana pompa dipasang adalah 2500 m diatas permukaan !aut.

Jawab:

Dan gambar —ganbar diagram karakteristik pompa terlampir diperoleh,


Jadi, pompa AZ 65-200 , 2900 rpm

Impeler : 620/222 (type yang lebih besar dari pada contoh a).
Daya : 16,5 kW
Efisiensi : n 71 %
Head isap sampai dengan 500 m diatas permukaan laut, adalah 4,8 m.

Koreksi untuk lokasi sampai dengan 2500 di atas permukaan laut:


Tabel bagian bawah,
Jadi, Tekanan amosfir pada 500 m = 97
Tekanan atmosfir pada 2500 = 77 -
Perbedaan =2

Sehingga, head isap efektif, dengan mengabaikan gesekan


4,8 —2 = 2,8 m.

Penampang melintang sebuah pompa sentrufugal dari catalog pembuat


seperti ditunjukkan dalam gambar terlampir.

94
95
96
Kurva diatasx berlaku untuk = 1,0 pada 10 Engler

Satuan standart dapat dipilih sesuai dengan selera kurva Q/H dapat
digunakan sampai penuh tanpa lebih pada motornya. Kurva diatas
digambarkan untuk kecepatan asinkorn kondisi sebenarnya dari motor
yang bersangkutan.

97
Kurva diatas berlaku untuk y = 1,0 pada 10 Engler

Dipilih satuan standard; kurva Q/H dapat digunakan sampai penuh tanpa
terjadi overload pada motor, Kurva diatas digambarkan untuk kecepatan
asinkorn sebenarnya dari motor ybs.

98
Soal Latihan
1. Hitunglah sudut sudu pada sisi masuk suatu pompa sentrifugal yang
memiliki diameter dalam 300 mm dan diameter luar 600 mm. Sudut
sudu dibengkokan dengan sudut 45 ° pada sisi keluar, dan aliran masuk
pompa radial, Pompa berputar pada 1.000 rpm dan kecepatan aliran
melalui impeler konstan pada 3 m/detik . Juga tentukan kerja per kg air
dan besar dan sudut kecepatan absolut air ke luar sudu? (Jawab :
10°49'; 28,58 m/det; 6 °2'; 892,9 Nm)
2. Suatu pompa sentrifugal memompakan 7.500 liter per menit air pada
head 25 meter ketika berputar pada 600 rpm. Diameter luar impeler 60
cm, ratio diameter 2. Luas area aliran melalui impeler 600 cm 2. Sudu
keluar dibelokkan 45° .Air memasuki impeler dengan arah radial tanpa
ada kejutan . Hitunglah : (a) efisiensi manomerik (b) sudut sudu pada
sisi masuk . (Jawab: 63,44%; 11021').
3. Suatu pompa sentrifugal mengalirkan 50 liter air per detik pada tinggi
angkat total 24 meter dan putaran 1500 rpm. Kecepatan aliran konstan
pada 2,4 meter/detik dan sudu keluar dibelokkan sebesar 30 ° pada sisi
keluar. Diameter impeler pada sisi masuk 1/2 dari diameter pada sisi
keluar. Jika efisiensi manometrik 80%, tentukan : (a) Sudut sudu pada
sisi masuk (b) daya dibutuhkan untuk menggerakkan pompa . (Jawab :
13 ° 55'; 20 hp)

99

Anda mungkin juga menyukai