KULIAH 05

DR. N.N. SOUISA-G, M.Si

S.J. MAILOA, M.Th
(FAKULTAS TEOLOGI UKIM)
 MAMPU
MEMBANDING-
KAN
PENDIDIKAN
AGAMA
KRISTEN
DALAM GEREJA
PURBA
(Abad Ke-2 s/d
Ke-5)
DAN
ABAD
PERTENGAHAN
(Abad Ke-6 s/d
Ke-14)
 INDIKATOR MENGINDETIFIKASI
PENCAPAIAN PERKEMBANGAN PENDIDIKAN
KEMAMPUAN AGAMA KRISTEN PADA MASA
GEREJA PURBA DAN ABAD
PERTENGAHAN
MENGANALISIS
PERKEMBANGAN PENDIDIKAN
AGAMA KRISTEN PADA MASA
GEREJA PURBA DAN ABAD
PERTENGAHAN
MENYIMPULKAN
PERKEMBANGAN PENDIDIKAN
AGAMA KRISTEN PADA MASA
GEREJA PURBA DAN ABAD
PERTENGAHAN
MEMBERIKAN PENDAPAT
SENDIRI MENGENAI
PERKEMBANGAN PENDIDIKAN
AGAMA KRISTEN PADA MASA
GEREJA PURBA DAN ABAD
PERTENGAHAN
 PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DALAM GEREJA
PURBA DAN ABAD PERTENGAHAN

1. GEREJA PURBA (ABAD KE-2 SAMPAI KE-5:

1.1. KONTEKS, LINGKUNGAN LUAS
1.2. DASAR TEOLOGIS, TUJUAN, ISI
KURIKULUM, METODE, PENGAJAR,
WARGA BELAJAR, WADAH (SETTING).
1.3. BEBERAPA TOKOH PENDIDIKNYA

2. GEREJA ABAD PERTENGAHAN (ABAD KE-6

SAMPAI KE-14:
2.1. KONTEKS, LINGKUNGAN LUAS
2.2. DASAR TEOLOGIS, TUJUAN, ISI
KURIKULUM, METODE, PENGAJAR,
WARGA BELAJAR, WADAH (SETTING).
2.3. BEBERAPA TOKOH PENDIDIKNYA
PAK DALAM GEREJA PURBA
(ABAD KE-2 s/d KE-5)
KONTEKS (LINGKUNGAN LUASNYA)
1. PEMELUK AGAMA KRISTEN SEDIKIT SEKALI
JUMLAHNYA, MESKIPUN SUDAH ADA
KELOMPOK-KELOMPOK KRISTEN YANG
MENDIAMI BANYAK KOTA DI SEKITAR LAUT
TENGAH.
2. SAMPAI PADA AKHIR ABAD V, JUMLAH
ORANG KRISTEN PUN BERTAMBAH.
3. KEADAAN INTERNAL GEREJA PUN
BERUBAH.
4. KEHADIRAN GEREJA DALAM KERAJAAN
ROMAWI BUKAN LAGI SEBAGAI
PERSEKUTUAN KECIL YANG DIANGGAP
HINA OLEH MASYARAKAT LUAS,
MELAINKAN SUDAH MENJADI PEMBERI
PENGARUH YANG MAMPU MENENTUKAN
NASIB BANYAK ORANG.
5. PERUBAHAN YANG LUAR BIASA HEBAT
DIALAMI OLEH GEREJA SEJATINYA TIDAK
LUPUT DARI BERBAGAI KESULITAN DAN
KESALAHAN PARA PEMIMPIN GEREJA PADA
SAAT ITU
6. MENGAPA? SEBAB PADA SAAT
ITU BELUM ADA PEDOMAN
PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN
YANG DIPEROLEH DARI
PENGALAMAN MASA LAMPAU.
7. YANG MEREKA PEDOMANI
HANYALAH WARISAN YAHUDI
DAN YANG DITAMBAH DENGAN
REFLEKSI IMAN TERHADAP
BERBAGAI WARISAN NON-
YAHUDI.
8. KONTEKS PERGUMULAN GEREJA
ADALAH “BAGAIMANAKAH
GEREJA TETAP SETIA KEPADA
YESUS KRISTUS DALAM
LINGKUNGAN LUAS BUDAYA
GRAECO-ROMAWI YANG JUGA
MEMILIKI LANDASAN
RELIGIUSITAS YANG SANGAT
BERBEDA DARI PADA YANG
DIWARISINYA DARI
KEYAHUDIAN?”
9. JAWABAN ATAS PERTANYAAN
INI, BUKANLAH MENOLAK
ATAUPUN SEBALIKNYA
MENGADAPTASI KEBUDAYAAN
GRAECO-ROMAWI TERSEBUT
DALAM AKTIVITAS
PENDIDIKAN KRISTIANI,
MELAINKAN MENJADIKAN
INJIL YESUS KRISTUS
MENTRANSFORMASIKAN
KEBUDAYAAN TERSEBUT.
10. TANTANGAN KEBUDAYAAN
YANG MENGHASILKAN KRISIS
IDENTITAS GEREJA
BERSUMBER DARI BEBERAPA
ASPEK SEBAGAI BERIKUT:
a. KEBUDAYAAN DEWA-DEWI
(PAGANISME) YANG DITOLAK OLEH
GEREJA SEHINGGA GEREJA
DICURIGAI SEBAGAI SUBVERSIF,
KETIKA MEREKA MENOLAK
PENYEMBAHAN TERHADAP KAISAR.
b. TERJADI KETEGANGAN DI ANTARA
INJIL/IMAN KRISTEN DAN
KEBUDAYAAN
c. GEREJA DITANTANG UNTUK
MENJERNIHKAN DAN
MENGAJARKAN PENGAKUAN
IMANNYA DI TENGAH BERBAGAI
ALIRAN RELIGI DAN INTELEKTUAL
PADA ZAMAN ITU. MISALNYA,
MENGENAI CARA BERIBADAH,
PANDANGAN TENTANG KERAJAAN
ALLAH, KRISTOLOGI, DSBNYA.
TUJUAN PAK DALAM KONTEKS INI
• MEMPERLENGKAPI
CALON WARGA GEREJA
DAN WARGA GEREJA
ITU SENDIRI
SEDEMIKIAN RUPA,
SEHINGGA MEREKA
LEBIH MAMPU UNTUK
HIDUP TAAT DAN SETIA
SEBAGAI PENGIKUT
JALAN YANG TELAH
DIRINTIS OLEH KEPALA
GEREJA, YAITU TUHAN
YESUS KRISTUS
SASARAN (KELOMPOK TARGET) PAK
• MEREKA YANG HENDAK
DIBAPTIS DAN YANG AKAN
IKUT-SERTA DALAM
PERJAMUAN KUDUS PADA
SATU PIHAK (PARA
KATEKUMIN) DAN PADA PIHAK
LAIN ADALAH MEREKA YANG
SUDAH DIBAPTIS (PARA
KATEKISMUS) ATAU DALAM PB
DISEBUT KATAKOUMENOS,
AGAR MEREKA DAPAT
MEMPERDALAM IMANNYA
YANG BERHUBUNGAN
DENGAN ADANYA TANTANGAN
KONTEKS TERUTAMA
TANTANGAN KEBUDAYAAN
DAN KEAGAMAAN
SEKITARNYA.
WADAH PAK
• JEMAAT
SEBAGAI PERSEKUTUAN YANG
BERIBADAH. WADAH INI MASIH
MERUPAKAN WUJUD PEWARISAN
PENGALAMAN DARI RUMAH
IBADAH ORANG YAHUDI. DALAM
IBADAH INI, BAIK KATEKUMIN
MAUPUN KATEKISMUS
MENGAMBIL BAGIAN DI
DALAMNYA. NAMUN PADA SAAT
TAHAP DI MANA PAK SELESAI DAN
HENDAK DILAKSANAKAN
PERJAMUAN KUDUS, MAKA
MEREKA YANG KATEKUMIN
DIPERSILAHKAN KELUAR TEMPAT
IBADAH DAN HANYA MEREKA YANG
SUDAH DIBAPTIS (KATEKISMUS)
BOLEH MENGIKUTI PERJAMUAN
KUDUS TERSEBUT.
INI MERUPAKAN WARISAN IBADAH
ORANG YUNANI.
o KATEKUMENAT.
WADAH INI ADALAH WADAH UNTUK
MENDIDIK ANGGOTA GEREJA
BERUSIA DEWASA YANG INGIN
MENGABDIKAN DIRI KEPADA YESUS
YESUS KRISTUS. ANGGOTA GEREJA
INI ADALAH WARGA GEREJA YANG
DIDIDIK UNTUK MEMBERITAKAN
INJIL SETELAH DIBAPTIS.

o SEKOLAH KATEKETIKA.
WADAH INI BERBEDA DENGAN APA
YANG KITA KENAL PADA MASA KINI
DENGAN KATEKISASI YANG
BERLANGSUNG DI JEMAAT-JEMAAT
SAAT INI. WADAH INI LEBIH
BERSIFAT PENDIDIKAN FORMAL
TEOLOGI YANG KITA KENAL PADA
MASA KINI.
ISI PAK
• BERPUSAT PADA ALKITAB
• PEKERJAAN PARA RASUL
SEBAGAI PENERUS
PELAYANAN YESUS KRISTUS
• AJARAN DOGMATIS,
APOLOGETIS, ETIS DAN
MORAL YANG DIAJARKAN
PARA BAPA GEREJA
• MUSIK
• ILMU PENGETAHUAN
LAINNYA (MISALNYA, ILMU
UKUR, FISIKA, ASTRONOMI,
BIOLOGI, FILSAFAT,
SASTERA, DSBNYA.
• POKOK BAHASAN SEKITAR
TEMA-TEMA ARTI GEREJA,
BAPTISAN, TRINITAS, UNSUR
DAN PELAKSANAAN IBADAH,
ATURAN HIDUP PRAKTIS.
METODE DAN TEKNIK PAK
• PENDEKATAN BELAJAR PAK
YANG DITEMPUH
BERORIENTASI PADA DUA
PENDEKATAN PEMBELAJARAN,
YAITU (1) DEDUKTIF YANG
DIGAGAS PLATO YAITU GAYA
BERPIKIR YANG DIMULAI
DENGAN AZAS UMUM
SELANJUTNYA
MENGENAKANNYA PADA SUATU
KASUS KHUSUS, (2) INDUKTIF
YANG DIGAGAS ARISTOTELES
YANG DIMULAI DENGAN FAKTA
PENGALAMAN HIDUP, DATA
TERTENTU UNTUK KEMUDIAN
MENARIK KESIMPULAN.
METODE DAN TEKNIK PAK
• TEKNIK MEMPELAJARI
ALKITAB DENGAN
PENDEKATAN
MENAFSIR SECARA
ALEGORIS ATAU
PENGIBARATAN DAN
HISTORIS.
PARA TOKOH PAK PADA MASA GEREJA PURBA
• CLEMENTUS (150-215 M)
LULUSAN SEKOLAH
KATEKETIKA
ALEKSANDRIA. MATERI
PAK TERTUANG DALAM
BUKU-BUKUNYA: (1)
PROTREPIKOS (NASIHAT
DISAMPAIKAN KEPADA
ORANG YANG BELUM
KRISTEN), (2)
PAEDAGOGOS (KRISTUS,
SANG PENDIDIK), DAN (3)
STOMATEIS (BUNGA
RAMPAI YANG MEMUAT
POKOK-POKOK AJARAN
IMAN KRISTEN)
• DASAR PAK CLEMENTUS:
TINDAKAN ALLAH
MENYAMPAIKAN
KEBENARAN YANG
MENGANTARKAN
MANUSIA KEPADA
MEDITASI TENTANG
ALLAH, DAN USAHA
MENGAMALKAN
PERILAKU YANG SUCI
YANG TETAP SELAMA-
LAMANYA.
• TUJUAN PAK: BERPIKIR
MENDALAM BERBAGAI
PERMASALAHAN YANG
SAMA DENGAN WARGA
BELAJAR NON- KRISTEN.
• ISI UTAMA PENGAJARAN:
KURIKULUM YANG DIPAKAI
DI SEKOLAH KATEKETIKA
(TIDAK SAMA DENGAN
KATEKISASI UNTUK
MENJADI SIDI), YAITU
AJARAN TEOLOGI, PA,
MATAPELAJARAN YANG
TERKAIT AGAMA, ILMU
HITUNG, ILMU BINTANG,
DIALEKTIKA, FILSAFAT,
MUSIK DAN BERPIDATO.
• INTINYA ADALAH
PENGETAHUAN UNTUK
MEREFLEKSIKAN PERILAKU
YANG SESUAI DENGAN
YESUS KRISTUS SEBAGAI
TELADAN BAGI ORANG
BERIMAN.
• METODE/TEKNIK:
BERPOROS PADA
PENGEMBANGAN
PEMIKIRAN, AKAL BUDI;
EMOSI (MUSIK),
KETERAMPILAN
(BERPIDATO).
• WARGA BELAJAR:
ADALAH ORANG
BERUSIA DEWASA
(YANG TELAH
BERTOBAT DAN
DIBAPTIS, PUN YANG
BELUM).
• PENGAJAR UTAMA:
FIRMAN ALLAH, YAITU
YESUS KRISTUS.
• ORIGENES (185-224
M):
• BERKARYA DI
ALEXANDRIA
• DASAR PAK: BERTITIK
TOLAK DARI FILSAFAT,
MAKA DASAR PAK
ADALAH PRAKARSA
ALLAH DALAM YESUS
KRISTUS YANG TELAH
DIURAPI YANG
DISAKSIKAN DALAM
ALKITAB.
• TUJUAN PAK:
MEMPEROLEH
PENGALAMAN
MENDAPATKAN
PENGETAHUAN MELALUI
PROSES BERPIKIR,
SEHINGGA MEMILIKI
KEBENARAN ALLAH
YANG TERKANDUNG
DALAM KEKAYAAN
ROHANI SELAMA-
LAMANYA. HAL INI
DIEKSPRESIKAN DALAM
KEPRIBADIAN YANG
SABAR, MANIS.
• METODE/TEKNIK PAK:
MENAFSIR ALKITAB
SECARA ALEGORIS
(IBARAT), YAITU AYAT
ALKITAB DIJELASKAN
UNTUK MENDUKUNG
PENDAPAT PENAFSIR
MENGENAI MAKSUD
PENULIS ALKITAB DAN
BEREFLEKSI TERHADAP
SANGGAHAN YANG
BENAR PUN YANG
SALAH.
• WARGA BELAJAR:
PEMUDA
• PENGAJAR: ORIGENES
• HIERONIMUS (345-
420 M):
• BERKARYA DI KOTA ROMA
DAN BETLEHEM
• DASAR PAK: MENJAWAB
KEHAUSAN WARGA
BELAJAR UNTUK
MEMPEROLEH
PENGERTIAN YANG
MENDALAM TENTANG
ALKITAB.
• TUJUAN PAK:
MEMPEROLEH
PENGETAHUAN TENTANG
ALKITAB SEBAGAI SUMBER
IMAN AGAR JIWANYA
SEMPURNA SEPERTI BAPA
YANG DI SORGA.
• ISI PAK: PENGETAHUAN
ALKITAB YANG YANG
DIAJARKAN DENGAN
URUTANNYA, MULAI DARI
MAZMUR, AMSAL,
PENGKOTBAH, AYUB,
KEEMPAT KITA INJIL, KPR,
SURAT-SURAT PERJANJIAN
BARU, KITAB NABI-NABI,
KEJADIAN, KELUARAN,
IMAMAT, BILANGAN
ULANGAN, YOSUA, HAKIM-
HAKIM, SAMUEL, RAJA-
RAJA, TAWARIKH, EZRA
DAN ESTER. TERAKHIR
ADALAH KIDUNG AGUNG.
 ALASANNYA, HARUS
TERLEBIH DULU MEMENUHI
KEBUTUHAN UNTUK HIDUP
DAN BERIBADAH. JUGA
PENGGUNAAN BAHASA
YUNANI DAN LATIN,
PENGETAHUAN DAN
PENGALAMAN ROHANI,
KETERAMPILAN HIDUP (LIFE
SKILL)
• METODE/TEKNIK PAK:
MENAFSIR ALKITAB DAN
MENGHAFAL. DIA MENOLAK
ADANYA HUKUMAN DALAM
PROSES PAK.
• WARGA BELAJAR: PEMUDA
DAN TERUTAMA PEMUDI.
• PENGAJAR: HIERONIMUS
• YOHANES
CHRISOSTOMUS (347-
407 M)
• BERKARYA DI ANTIOKHIA
• DENGAN MEMPERHATIKAN
KELUARGA SEBAGAI
KONTEKS PAK,
• DASAR PAK: MENDIDIK
WARGA BELAJAR SEBAGAI
OLAHRAGAWAN BAGI
KRISTUS.
• TUJUAN PAK: AGAR
WARGA BELAJAR
BERTINDAK SOPAN,
MENGHORMATI
KEHIDUPAN, KHUSUSNYA
HAL-HAL YANG ROHANI.
• ISI PAK: ALKITAB YANG
BERFOKUS PADA
PANCAINDERA WARGA
BELAJAR: PENGUCAPAN
LISAN, PENDENGARAN,
INDERA PENCIUMAN,
PENGLIHATAN (MATA), DAN
INDERA PERABA. JUGA
KEBAJIKAN (ETIK DAN
MORAL).
• METODE /TEKNIK PAK:
BIMBINGAN YANG BERTITIK
BERAT PADA PANCAINDERA
• WARGA BELAJAR: PEMUDA
DAN PEMUDI. NAMUN
TERUTAMA PEMUDA
• PENGAJAR: PENDETA DAN
KELUARGA (AYAH DAN IBU)
• AGUSTINUS (354-430 M)
BERKARYA DI ROMA DAN MILAN
PEMIKIRANNYA MENGENAI PAK
DITUANGKAN DALAM BUKUNYA DE
CATECHIZANDIS RUDIBUS
(MENGKATEKISASI ORANG YANG
BELUM DIDIDIK), DE DOCTRINA
CHRISTIANA (AJARAN KRISTIANI),
DE MAGISTRA (SANG GURU), DE
TRINITATE (AJARAN TRINITAS) DAN
DE CIVITATE DEI (KOTA ALLAH).
• DASAR PAK: KEBENARAN RELIGIUS
TIDAK DIPELAJARI DENGAN JALAN
DIISI DARI LUAR MELAINKAN
MEMERLUKAN RESPONS PRIBADI
TERHADAP ALLAH MELALUI AKAL
BUDINYA. ALLAH YANG
MENYATAKAN KEBENARAN SECARA
BATIN (SPIRITUALITAS) KEPADA
MANUSIA.
• TUJUAN PAK TERCAPAI KALAU
WARGA BELAJAR (WB) TELAH:
(1) TUNTAS BELAJAR ALKITAB
DARI KITAB KEJADIAN SAMPAI
WAHYU, (2) MENCAPAI
KEHIDUPAN BERBAHAGIA,
YAITU MENGENAL ALLAH,
SALEH DAN BERELASI
DENGAN ALLAH, (3)
MEMPEROLEH HIKMAT.
• TUJUAN PAK ATAU
PENGAJARAN KRISTEN INI
DAPAT DIFORMULASIKAN SBB:
MENGANTARKAN WB UNTUK
MEMUPUK KEHIDUPAN
ROHANI, MEMBUKAKAN DIRI
KEPADA FIRMAN TUHAN
ALLAH,
• MEMPEROLEH PENGETAHUAN
TENTANG PERBUATAN ALLAH YANG
DITULIS DALAM ALKITAB DAN
BACAAN LAINNYA (AJARAN BAPA-
BAPA GEREJA), AGAR IA
MENGALAMI HIKMAT, SUATU
PENGALAMAN YANG MENGANDUNG
KESALEHAN, PERSEKUTUAN
DENGAN TUHAN ALLAH,
KEBAHAGIAAN PRIBADI,
PENGETAHUAN, PENGERTIAN DAN
KEMAMPUAN UNTUK HIDUP
SEBAGAI WARGA GEREJA DALAM
SUATU MASYARAKAT UMUM.
• JADI DARI TUJUAN PAK
TERKANDUNG KEPRIHATINAN
AGUSTINUS TERHADAP KEADAAN
MANUSIA, PERBEDAAN
PERKEMBANGAN SETIAP PRIBADI
MANUSIA DAN PERANAN PENGAJAR.
• ISI PAK: (1) KEADAAN MANUSIA
SEBAGAI MAKHLUK BERDOSA;
(2) MANUSIA YANG DITEBUS
OLEH TUHAN ALLAH DALAM
KARYA YESUS KRISTUS; (3)
MANUSIA YANG SELALU
MEMOHON PENGAMPUNAN; (4)
ALKITAB DENGAN POKOK-
POKOK TERTENTU (ADAM
SAMPAI NUH, NUH SAMPAI
DAUD, DAUD SAMPAI
PEMBUANGAN DI BABEL,
PEMBUANGAN DI BABEL SAMPAI
YESUS KRISTUS, DAN YESUS
KRISTUS SAMPAI MASA KINI);
DAN (5) MATA PELAJARAN
LAINNYA YANG DISOROTI DALAM
REFLEKSI IMAN KRISTEN.
• METODE /TEKNIK PAK: (1)
PENJELASAN PANJANG LEBAR
MENGENAI POKOK BAHASAN YANG
DISUSUN SECARA SISTEMATIS DAN
DIHADIRKAN DALAM KETELADANAN
SEORANG PENGAJAR; (2) BERDIALOG
DI ANTARA PENGAJAR DAN WB
SERTA DI ANTARA WB DAN
REKANNYA. KEDUA PENDEKATAN
METODIK INI DILAKUKAN SECARA
BERVARIASI.
• WARGA BELAJAR: ANAK, PEMUDA
DAN PEMUDI YANG SUDAH DAN
BELUM DIBAPTIS.
• PENGAJAR: (1) ALLAH SEBAGAI
PENDIDIK UTAMA; (2) AGUSTINUS
(SEBAGAI PENGKOTBAH DAN
PENGAJAR SESAMA REKAN
PENGAJAR (TEMANNYA BERNAMA
DEOGRATIAS).
 KULIAH 06

DR. N.N. SOUISA-G, M.Si

S.J. MAILOA, M.Th
(FAKULTAS TEOLOGI UKIM)
 MAMPU
MEMBANDING-
KAN
PENDIDIKAN
AGAMA
KRISTEN
DALAM GEREJA
PURBA
(Abad Ke-2 s/d
Ke-5)
DAN
ABAD
PERTENGAHAN
(Abad Ke-6 s/d
Ke-14)
 INDIKATOR MENGINDETIFIKASI
PENCAPAIAN PERKEMBANGAN PENDIDIKAN
KEMAMPUAN AGAMA KRISTEN PADA MASA
GEREJA PURBA DAN ABAD
PERTENGAHAN
MENGANALISIS
PERKEMBANGAN PENDIDIKAN
AGAMA KRISTEN PADA MASA
GEREJA PURBA DAN ABAD
PERTENGAHAN
MENYIMPULKAN
PERKEMBANGAN PENDIDIKAN
AGAMA KRISTEN PADA MASA
GEREJA PURBA DAN ABAD
PERTENGAHAN
MEMBERIKAN PENDAPAT
SENDIRI MENGENAI
PERKEMBANGAN PENDIDIKAN
AGAMA KRISTEN PADA MASA
GEREJA PURBA DAN ABAD
PERTENGAHAN
PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DALAM GEREJA
ABAD PERTENGAHAN

2.1. KONTEKS (LINGKUNGAN LUAS)

PENDIDIKAN
2.2. PAK MELALUI BAHASA DAN RUPA
LAMBANG
2.3. WADAH PENDIDIKAN
2.4. BEBERAPA TOKOH PENDIDIKNYA
KONTEKS (LINGKUNGAN LUAS) ABAD PERTENGAHAN

1. MENYATUNYA GEREJA DAN

NEGARA SEHINGGA RAJA
CAMPUR TANGAN DALAM
URUSAN GEREJA, DEMIKIAN
PULA SEBALIKNYA.
2. WARGA GEREJA TUNA AKSARA
SEHINGGA MUDAH DICEKOKI
PENGERTIAN BAHWA
“MENGUMPULKAN BENDA-BENDA
SUCI, MAKA IA AKAN
MEMPEROLEH TEMPAT YANG
TERJAMIN DI SORGA.”
3. TARAF PENDIDIKAN IMAM
(KLERUS) JUGA TERBATAS.
4. SUMBER TERTULIS TEOLOGIS
SANGAT KURANG, SEHINGGA
MEREKA MUDAH
DIPENGARUHI PANDANGAN
TEOLOGIS YANG KELIRU DARI
PENJELASAN LISAN.
5. KRISIS MORAL-ETIS, IMAN,
INTELEKTUAL, MEMBUAT
IMAM DAN WARGA GEREJA
TIDAK MAMPU MEMBERI
JAWABAN TEOLOGIS YANG
RELEVAN.
6. GEREJA DIFAHAMI SEBAGAI
“PENYALUR MUTLAK
KESELAMATAN PRIBADI.”
PAK MELALUI BAHASA DAN RUPA LAMBANG

1. SAKRAMEN BAPTISAN
2. SAKRAMEN MISA
3. DRAMA AGAMAWI
4. SENI LUKIS/PATUNG
DAN BUKU NASKAH
YANG BERHIASAN
5. SENI BANGUNAN
SAKRAMEN BAPTISAN
DENGAN PENDEKATAN
PENDIDIKAN SEPERTI INI:
1. KEPENTINGAN DARI
KEHIDUPAN “BERPIKIR”
DIPERLEMAH MALAHAN
DITIADAKAN SAMA SEKALI.
2. “PERASAAN” TERHADAP
MISTERI ABADI DIJADIKAN
TITIK TUMPUAN PENDIDIKAN.
BUKAN PEMIKIRAN,
PENGETAHUAN, PENGERTIAN
DAN PENGABDIAN
DIRI/PERBUATAN.
3. VISI TEOLOGI ABAD INI
ADALAH “DOSA ASAL”
YANG MEMBEBANI SEMUA
ORANG DAPAT
DIHAPUSKAN MELALUI
PERBUATAN
SAKRAMENTAL.
IMPLIKASI PENDIDIKAN
ATAS DASAR VISI INI ADALAH
PENDIDIKAN/PEMBINAAN
DIGANTI OLEH RITUS
(PERTOBATAN DAN
PENGAKUAN IMAN)
4. DAMPAKNYA, LITURGI
BAPTISAN ANAK DIATUR
SEHINGGA MENAMPUNG TAHAP-
TAHAP SEBELUM ORANG
DEWASA DIBAPTIS.
5. PERASAAN HORMAT DAN
PENGHARGAAN TERHADAP ISI
KEPERCAYAAN UMAT DENGAN
MENGGUNAKAN LILIN,
KEMENYAN, GARAM, MINYAK
SUCI, AIR LUDAH, MEMBUAT
TANDA SALIB, PROSESI KITAB-
KITAB INJIL KE POJOK-POJOK
RUANGAN GEREJA.
6. TUJUAN PENDIDIKAN/
PEMBINAAN UMAT ADALAH
MEMUPUK IMAN SEBAGAI
PENGALAMAN PERASAAN DAN
BUKAN HANYA KOGNITIF SAJA.
SAKRAMEN MISA
KEKUATAN PENDIDIKAN
TERMUAT DALAM SAKRAMEN
MISA, ANTARA LAIN:
1. WARGA JEMAAT DIDIDIK
MELALUI PANCAINDERA YANG
MENOLONG MEREKA MENYERAP
MAKNA SIMBOLIS DARI
TINDAKAN YANG SEDANG
BERLANGSUNG
• MATA,
• HIDUNG,
• TELINGA,
• LIDAH,
• TANGAN,
• KAKI DAN LUTUT
2. WARGA JEMAAT DIBIMBING
UNTUK MENGIKUTI MISA-MISA
KHUSUS DI SAMPING MISA
BIASA, MISALNYA: MISA
REQUIEM, KATEKUMENORUM,
FIDELIUM
DRAMA AGAMAWI
1. DRAMA DALAM GEREJA PURBA
DI LARANG (BD TERTULIANUS)
2. DRAMA DITAMPILKAN AGAR
PENYAMPAIAN KEBENARAN
INJIL MENJADI LEBIH JELAS,
MENARIK BAGI JEMAAT YANG
TUNA AKSARA
3. DRAMA DIGALI DARI LITURGI
KRISTEN YANG DEKAT DENGAN
POLA KATEKUMENAT
4. PROKLAMASI INJIL (YANG
BERPOROS PADA
KESENGSARAAN DAN
KEBANGKITAN YESUS) ADALAH
DASAR PENGEMBANGAN ISI
DRAMA. BUKAN DRAMA KLASIK
GRAECO-ROMAWI
5. TIGA BENTUK DRAMA
YANG MENONJOL
DALAM KEGIATAN
PEDAGOGIS JEMAAT
ADALAH:
– DRAMA KELAHIRAN YESUS
DAN HARI KIAMAT.
– DRAMA MORALITAS
– DRAMA JALAN SALIB
HASIL PEMBELAJARAN:
PENGABDIAN JEMAAT
SECARA UTUH KEPADA
ALLAH DALAM YESUS
KRISTUS SEMAKIN
TERLIHAT, MESKIPUN
RUANG LINGKUP
PEMBELAJARANNYA
TERBATAS.
 SENI LUKIS/PATUNG DAN
BUKU NASKAH YANG BERHIASAN
PENGGUNAAN SENI
LUKIS/PATUNG UNTUK
MEMPERLIHATKAN
SEJUMLAH PERISTIWA
ALKITAB DALAM
PROSES PENDIDIKAN
JEMAAT DIGUNAKAN
UNTUK
MEMVISUALISASI
BERBAGAI VISI
TEOLOGIS MENGENAI
KETRITUNGGALAN
ALLAH, DSBNYA
SENI BANGUNAN GEDUNG GEREJA

EMPAT BENTUK
SENI BANGUNAN
GEREJA YANG
MEMILIKI
IMPLIKASI
PEDAGOGIS:
– BASILIKA
– BIZANTIUM
– ROMAWI
– GOTIK
 WARGA JEMAAT
DIDIDIK MELALUI
CORAK
ARSITEKTUR,
ORNAMEN, MOSAIK
PADA DINDING,
JENDELA, TIANG,
LANGIT-LANGIT
DAN STRUKTUR
TATA RUANG
DENGAN TUJUAN:
1. TIDAK
MENGORBANKAN
KEHIDUPAN
ROHANI DEMI
KEHIDUPAN
JASMANI SAJA.
2. KETIKA WARGA
MENYUMBANG
DANA, DAYA DAN
DOA, MEREKA
MENGINGAT
KEBENARAN
ULANGAN 8:3.
3. TEMPAT BERIBADAH
APAPUN TIDAK
BEBAS DARI NILAI
TEOLOGIS. TEMPAT
BERIBADAH
MENGOMUNIKASIK
AN PANDANGAN
GEREJA TENTANG
ALLAH DAN
PENGALAMAN IMAN
JEMAAT MELALUI
BERBAGAI
PERISTIWA YANG
DISAKSIKAN DALAM
ALKITAB.
4. TIDAK
MENGABAIKAN
PERANAN
SIMBOL-SIMBOL
UNTUK
MENANGKAP
DIMENSI
BERHARGA YANG
MUSTAHIL
DIJABARKAN
DALAM HAL-HAL
YANG KOGNITIF
SAJA.
WADAH PENDIDIKAN
1. KOMUNITAS IMAN
YANG BERIBADAH:
MENYELENGGARAKAN
KETUJUH SAKRAMEN
(BAPTISAN, PENGUATAN,
EUKARISTI, PENGAKUAN
DOSA, PERNIKAHAN,
PERMINYAKAN SUCI,
PENAHBISAN ATAU
IMAMAT) MERUPAKAN
MODUS OPERANDI
PENDIDIKAN KRISTEN.
2. SELAIN SAKRAMEN, JUGA
TERDAPAT TIGA SUMBER
PEMBELAJARAN JEMAAT:
– BUKU “PEMBINAAN
WARGA JEMAAT”
KARANGAN YONAS, TAHUN
852 M YANG
DIMAKSUDKAN UNTUK
MENDIDIK ORANGTUA
UNTUK MENDIDIK ANAK
MEREKA MINIMAL
MENGENAI DOA BAPA
KAMI, PENGAKUAN IMAN
RASULI DAN PENGAKUAN
IMAN LAINNYA.
– HASIL KONSILI LATERAN IV,
TAHUN 1215 YANG
MEWAJIBKAN PARA IMAM
MENGAJAR JEMAAT. ISINYA
MENGENAI PERLUNYA
PENGAKUAN DOSA, DASA
TITAH, TUJUH DOSA YANG
BESAR (KEANGKUHAN,
KERAKUSAN,
KECEMBURUAN,
KEMARAHAN,
KESERAKAHAN, NAFSU
BERAHI DAN KEMALASAN)
DAN TUJUH KEBAJIKAN
UTAMA (KEBIJAKSANAAN,
KEADILAN,
KESEDERHANAAN,
KETABAHAN, IMAN,
PENGHARAPAN DAN KASIH)
– BUKU “LAMBERTH CONSTITUTION” YANG
DITULIS OLEH YOHANES PECKHAM, USKUP
AGUNG CANTERBURY DI INGGRIS. ISINYA
ADALAH RINGKASAN TEOLOGIS YANG HARUS
DIKETAHUI DAN WAJIB DITERUSKAN OLEH
PARA KLERUS KEPADA WARGA JEMAAT
SEBANYAK EMPAT KALI DALAM SETAHUN.
ISINYA ANTARA LAIN:
– PENGAKUAN IMAN RASULI
– DASA TITAH
– HUKUM KASIH YANG DIBERLAKUKAN OLEH YESUS
– KETUJUH KEBAJIKAN UTAMA
– KETUJUH SAKRAMEN
– DOA BAPA KAMI
HASILNYA TERNYATA BELUM MEMPERLENGKAPI JEMAAT
DENGAN ISI IMAN KRISTEN DAN CARA
MEWUJUDKANNYA DALAM PENGABDIAN MEREKA
SETIAP HARI.
3. SEKOLAH KATEDRAL
• TERLETAK DI KOMPLEKS KEDIAMAN USKUP. “KATEDRAL”
DARI KATA “KATEDRA” = TEMPAT KURSI USKUP.
• SASARAN PENDIDIKAN: WARGA JEMAAT USIA DEWASA
YANG SIAP MENJADI IMAM/KLERUS
• SIFAT PENDIDIKAN INI ADALAH “PENATARAN”
• TUJUANNYA:
– MEMAMPUKAN WB UNTUK MENGOMUNIKASIKAN GAGASAN
MELALUI GAYA UCAPAN YANG MENGAMALKAN KAIDAH-
KAIDAH TATA BAHASA LATIN.
– MENGEMBANGKAN GAYA HIDUP INJILI
– MENINGKATKAN KESANTUNAN DENGAN TERBUKA UNTUK
DIKRITIK/DIKECAM
– MEMBEBASKAN DIRI DARI AMARAH DAN AGRESIVITAS
MEMPERTAHANKAN DIRI.
• ISINYA:
– HUKUM GEREJA,
– KETERAMPILAN MENYANYI,
– MEMBACA,
– MENULIS,
– CARA MENGGUNAKAN LITURGI,
– POKOK-POKOK AJARAN IMAN KRISTEN, TRIVIUM +
QUADRIVIUM DAN FILSAFAT YUNANI KLASIK DAN ILMU
PENGETAHUAN LAINNYA.
• METODENYA:
– MENIRU
– MENERIMA UMPAN-BALIK DARI SESAMA WB
• PENGAJAR
– USKUP DAN SARJANA/AHLI DAN TEOLOG

• WARGA BELAJAR
– PARA CALON DAN IMAM/PELAYAN GEREJA DAN ANAK
LELAKI USIA MUDA.
4. UNIVERSITAS
• WADAH PAK INI UNTUK
MENJAWAB KEBUTUHAN
PEKERJA PROFESIONAL
DI WILAYAH PERKOTAAN.
PADA MULANYA, WADAH
INI DIBENTUK UNTUK
MELINDUNGI PARA
MAHASISWA YANG
SEBAGIAN BESAR
BERASAL DARI LUAR
KOTA YANG
DIPERLAKUKAN TIDAK
WAJAR OLEH PENDUDUK
KOTA SETEMPAT.
ISINYA
• MATERI
PELAJARANNYA MULAI
DISISTEMATISASIKAN
SEHINGGA MUNCUL
FAKULTAS: HUKUM,
KEDOKTERAN DAN
TEOLOGI. ISI PAK DI
FAKULTAS TEOLOGI
ADALAH
PENGETAHUAN
ALKITAB, AJARAN DAN
TRADISI PARA BAPAK
GEREJA. FAKULTAS
LAINNYA, ISI
DITAMBAHKAN
DENGAN TRIVIUM
(PARIS) DAN
QUADRIVIUM
(OXFORD)
METODENYA
• METODE DAN TEKNIK
BELAJAR-
MENGAJARNYA
MENGGUNAKAN TIGA
PENDEKATAN:
– DOSEN BERDIRI DI
DEPAN KELAS
MEMBACA SEBUAH
KARANGAN
TEOLOGIS DARI
MASA GEREJA
PURBA ATAU BAPA
GEREJA
– DOSEN
MEMBERIKAN
TANGGAPAN
TERHADAP
KARANGAN
TERSEBUT
– DALIL-DALIL ATAU
PERNYATAAN-
PERNYATAAN YANG
DIPEROLEH DALAM
KARANGAN ITU
DIPERDEBATKAN
DAN MAHASISWA
MENULIS PADA
BUKU CATATAN ISI
URAIAN DAN
TANGGAPAN SERTA
ARGUMENTASI
YANG PALING
MEYAKINKANNYA
YANG
DIPEROLEHNYA
DALAM PERDEBATAN
INI.
• PENGAJAR MEREKA
YANG MEMILIKI LICENTIA
DOCENDI DENGAN GELAR
BA DAN MA. SEBELUM
MENJADI DOSEN HARUS
DIUJI DI DEPAN PARA
DOSEN LAINNYA SEBELUM
BERHAK UNTUK
MENGAJAR
• WARGA BELAJAR: USIA
MUDA DAN TUA
IMPLIKASI PENDIDIKANNYA
MELALUI UNIVERSITAS,
WARGA JEMAAT
DIAJARKAN UNTUK
MEMILIKI KEMAMPUAN
DALAM BIDANG
KECAKAPANNYA DAN
MANUSIAWI DALAM
MEMANDANG DUNIA DAN
SESAMA MANUSIA
5. KESATRIAAN
 WADAH PAK INI
DIKHUSUSKAN BAGI PEMUDA
DARI KALANGAN
BANGSAWAN.
 JUMLAH WB DAN RUANG
LINGKUP
PEMBELAJARANNYA
TERBATAS.
 TUJUANNYA ADALAH AGAR
WB MEMILIKI KEBAJIKAN,
KEBERANIAN, KEKUATAN,
KETERAMPILAN MEMBELA
DIRI/BERPERANG, SOPAN,
JUJUR DAN SETIA.
ISI WADAH PAK INI:
• DOA BAPA KAMI,
• PENGAKUAN IMAN,
• SEJUMLAH CERITERA
ALKITAB,
• KEBAJIKAN KRISTEN,
• UNSUR-UNSUR MISA
• NYANYIAN GEREJAWI,
• ILMU UKUR,
• HUKUM,
• ORASI,
• BAHASA LATIN,
• KETERAMPILAN BERKUDA
DAN BERPERANG
• MERAWAT KUDA, BERMAIN
CATUR, MEMBERSIHKAN
BAJU BESI, BERBURU,
DSBNYA
• PENGAJAR: TUAN-TUAN
PEMILIK ISTANA DAN
BIARAWAN YANG KHUSUS
MENGAJARI IMAN DAN
KEBAJIKAN KRISTEN
• WARGA BELAJAR:
– TAHAP I, UMUR 7-14
DIJADIKAN PESURUH (PAGE)
DI ISTANA SEORANG
BANGSAWAN
– TAHAP II, UMUR 14 DSTNYA
DIJADIKAN PEMBANTU
(SQUIRE) DI KANDANG KUDA
– TAHAP III DILANTIK SEBAGAI
KESATRIA DENGAN
LANGKAH RITUS: MENGAKU
DOSA DAN MENERIMA
KOMUNI (TUBUH KRISTUS)
DARI TANGAN IMAM/KLERUS.
IMAM MEMASUKKAN SISA
BAHAN SUCI KE DALAM
PANGKAL PEDANGNYA SEBAGAI
LAMBANG BAHWA SUMPAHNYA
TELAH TERDAFTAR PADA KITAB
SUCI DI SORGA.

IMPLIKASI PEDAGOGISNYA
WARGA JEMAAT DIDIDIK UNTUK
MEMPERTAHANKAN KESUCIAN
SUMPAH PRIBADI DAN
KEPENTINGAN MEWUJUDKAN
GAYA HIDUP SOPANNYA
(CHIVALRY) SEBAGAI SEORANG
KRISTEN
 EVALUASI 1. INDETIFIKASIKANLAH
KULIAH 05 DAN PERKEMBANGAN PAK
KULIAH 06 PADA MASA GEREJA
PURBA DAN ABAD
PERTENGAHAN
2. ANALISISLAH
PERKEMBANGAN PAK
PADA MASA GEREJA
PURBA DAN ABAD
PERTENGAHAN
3. SIMPULKANLAH
PERKEMBANGAN PAK
PADA MASA GEREJA
PURBA DAN ABAD
PERTENGAHAN
4. BERIKANLAH PENDAPAT
ANDA SENDIRI MENGENAI
PERKEMBANGAN PAK
PADA MASA GEREJA
PURBA DAN ABAD
PERTENGAHAN