IPTEK, SENI DAN KEBUDAYAAN ISLAM

MATERI-9
• DALAM BAHASA INDONESIA, MAUPUN DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI DIKENAL BEBERAPA
ISTILAH YANG BERKENAAN DENGAN MASALAH ILMU PENGETAHUAN YAITU : PENGETAHUAN,
ILMU, ILMU PENGETAHUAN, DAN SAINS.

• UNTUK MEMPEROLEH GAMBARAN YANG JELAS, BERIKUT INI AKAN DIKEMUKAKAN SECARA
PANJANG LEBAR PENGETAHUAN MENURUT POEDJAWIJATNA (1963:5) YAITU “PENGETAHUAN
YANG TIDAK AMAT SADAR YANG BERLAKU UMUM,TETAP DAN PASTI TERUTAMA UNTUK
KEPERLUAN SEHARI-HARI.”

• MENURUT M.J. LANGEVELD (1955:29) PENGETAHUAN YAITU ”KESATUAN ANTARA SUBYEK

YANG MENGETAHUI DAN OBYEK YANG DIKETAHUI. SUATU KESATUAN,DALAM MANA OBYEK
DIPANDANG OLEH SUBYEK SEBAGAI YANG DIKENALINYA.”

• H. ENDANG SAIFUDDIN ANSHARY (1980:14) MENGATAKAN “PENGETAHUAN YAITU

PENGENALAN SUBYEK ATAS OBYEK SECARA TIDAK AMAT SADAR, NAMUN SANGAT BERGUNA
DALAM KEHIDUPAN DAN PENGHIDUPAN SEHARI-HARI, YANG DIPEROLEH BERDASARKAN
PENGALAN.”

• JUJUN S. SURIASUMANTRI (1998:14) MENGKLASIFIKASI PENEGTAHUAN KEDALAM TIGA

GOLONGAN YAKNI : PENGETHUAN TENTANG YANG BAIK DAN BURUK DISEBUT ETIKA;
PENGETAHUAN TENTANG YANG INDAH DAN JELEK DISEBUT ESTETIKA; DAN PENGETAHUAN
• ENDANG SYAIFUDDIN ANSHARI/ESA (1987:45) YANG MEMBAGI PENGETAHUAN ITU
KEDALAM EMPAT KELOMPOK YAITU :

• PENGETAHUAN BIASA ADALAH PENGETAHUAN TENTANG HAL-HAL YANG BIASA, YANG

SEHARI-HARI, YANG SELANJUTNYA DISEBUT PENGETAHUAN.

• PENGETAHUAN ILMIAH ADALAH PENGETAHUAN YANG MEMPUNYAI SYSTEM DAN

METODE TERTENTU, YANG SELANJUTNYA DISEBUT ILMU PENGETAHUAN.

• FILOSOTIS, YAITU SEMACAM PEMBUKA KATA ‘ILMU’ YANG ISTIMEWA,YANG MECOBA

MENJAWAB MASALAH-MASALAH YANG TIDAK TERJAWAB OLEH ILMU-ILMU BIASA,
YANG SELANJUTNYA DISEBUT FILSAFAT.

• PENGETAHUAN TEOLOGIS, ADALAH PENGETAHUAN KEAGAMAAN, PENGETAHUAN

TENTANG AGAMA, PENGETAHUAN TENTANG PEMBERITAHUAN DARI TUHAN.
• ILMU.
• BEBERAPA ISTILAH KUNCI TENTANG ILMU MENURUT AL-QUR’AN. DALAM AL-
QUR’AN KATA ‘ILM (‫ )علم‬DAN KATA-KATA JADIANNYA MENURUT MUHAMMAD
FU’AD ABDUL BAQY (1981-1401 H) TERDAPAT TIDAK KURANG DARI 800 KALI
DISEBUTKAN DALAM BERBAGAI BENTUK: FI’L MADHI,FI’L MUDHORI,
MASHDAR, FA’IL DAN SEBAGAINYA, SEPERTI DALAM TABLE BERIKUT INI:

• 
NO KATA JUMLAH

1 ‘Alima (‫)علم‬ 53 x
2 Ta'lamu (‫)ت علم‬ 86 x
3 Ya'lamu (‫)ي علم‬ 205 x
4 A'lamu (‫)اعلم‬ 91 x
5 'Ulama (‫)علمء‬ 2x
6 'Alim (‫)علم‬ 162 x
7 Al-Ilmu (‫)ا لعلم‬ 80 x
8 'Ilman (‫)علم‬ 25 x
9 Na'lamu (‫)ن علم‬ 13 x

10 'Allama (‫)علم‬ 22 x
• KATA ‘’ILMU’’ YANG DALAM BAHASA ARAB ‘’ILM YANG BERARTI PENGETAHUAN,
MERUPAKAN LAWAN DARI KATA JAHL YANG BERARTI KETIDAKTAHUAN
(KEBODOHAN). DI SAMPING ITU, KATA ‘ILMU’ DAPAT DISEPADAKAN DENGAN KATA
ARAB LAINNYA SEPERTI MA’RIFAH (PENGETAHUAN), HIKMAH (KEBIJAKSANAAN)
DAN SYU’UR( PERASAAN)HIKMAH YANG DAPAT DIPETIK DARI SUATU KATA
(ISTILAH) YANG DALAM HALINI ADALAH ‘ILM YANG DIULANG-ULANG DISEBUTKAN
DALAM A-QUR’AN MENURUT QURAISY SHIBAB, MENGISYARATKAN BAHWA BEGITU
PENTING KATA TERSEBUT BAGI KEHIDUPAN MANUSIA. BEGITU PENTINGNYA ILMU
DALAM ISLAM, SEHINGGA UMAT ISLAM TIDAK DAPAT DIPISAHKAN DENGAN ILMU
TEKNOLOGI
• ISTILAH TEKNOLOGI, TERKADANG DIKAITKAN DENGAN ISTILAH ILMU PENGETAHUAN (SAINS)
SEHINGGA MEMBENTUK ISTILAH YANG POPULAR YAKNI ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI
(IPTEK). BILA SAINS PADA DASARNYA ADALAH : KNOW – WHAT DAN KNOW – WHY, YAITU BUDAYA
YANG BERHUBUNGAN DENGAN CARA UNTUK MEMPEROLEH PENGETAHUAN TENTANG SESUATU DAN
MEMBER PENJELASAN TENTANG SESUATU. SEMENTARA TEKNOLOGI PADA DASARNYA ADALAH :
KNOW – HOW, YAITU BUDAYA YANG BERHUBUNGAN DENGAN BAGAIMANA CARA MEMBUAT
SESUATU. DALAM KAMUS WEBSTER DISEBUTKAN BAHWA SALAH SATU MAKNA KATA TECHNOLOGY
YAITU “THE TOTALITY OF THE MEANS EMPLOYED TO PROVIDE OBJECTS NECESSARY FOR HUMAN
SUSTENANCE AND COMFORT.” DALAM ENCYCLOPEDIA BRITANICA DIARTIKAN : “ TECHNOLOGY MAY
BE DEFINED AS THE SYSTEMATIC STUDY OF TECHNIQUES FOR MAKING AND DOING THINGS
• DALAM KAMUS BESAR BAHASA INDONESIA, TEKNOLOGI DIARTIKAN SEBAGAI
“KEMAMPUAN TEKNIK YANG BERDASARKAN ILMU PENGETAHUAN, ILMU
EKSAKTA DAN PROSES TERKAIT. TEKNOLOGI ADALAH ILMU TENTANG CARA
MENERAPKAN SAINS UNTUK MEMANFAATKAN ALAM BAGI KESEJAHTERAAN DAN
KENYAMANAN MANUSIA.” A. RAHMAN DJAY DALAM MUSA ASY’ARY ED. (1989:
12) MEMBERI PENGERTIAN TEKNOLOGI SEBAGAI “PROSES YANG DITEMPUH DI
DALAM SEMUA KULTUR TERATUR (SISTEMATIS SINTETIK) BESERTA ALAT DAN
BAHAN NYATA UNTUK MEMPERLUAS KEMAMPUAN MANUSIA DALAM
MENCIPTAKAN LINGKUNGAN HIDUP YANG LEBIH BAIK”
• DARI BEBERAPA PENGERTIAN DI ATAS DAPAT DITARIK SUATU PENGERTIAN
(KESIMPULAN) SEBAGAI BERIKUT : TEKNOLOGI ADALAH CARA DAN TEKNIK
BAGAIMANA PENERAPAN ILMU PENGETAHUAN SECARA SISTEMATIS DAN
PEMANFAATAN SUMBER DAYA AAM UNTUK PEMENUHAN KEBUTUHAN
(PRODUKTIFITAS) MASYARAKAT. PERTANYAAN KEMUDIAN ADALAH :
BAGAIMANA DENGAN PANDANGAN ISLAM (AL-QUR’AN) TENTANG TEKNOLOGI,
SAMA HALNYA DENGAN PERTANYAAN TERHADAP ILMU PENGETAHUAN.
• MENURUT M. QURAISH SHIHAB (1999 : 440) UNTUK MENGUNGKAP
PANDANGAN AL-QUR’AN TENTANG TEKNOLOGI, MENGAJAK KITA MENENGOK
SEKIAN BANYAK AYAT AL-QUR’AN (750 AYAT) YANG BERBICARA TENTANG
ALAM RAYA BESERTA FENOMENANYA DAN MEMERINTAHKAN KEPADA
MANUSIA UNTUK MENGETAHUI DAN MEMANFAATKANNYA. ALLAH BERFIRMAN
DALAM AL-QUR’AN YANG ARTINYA ; “DAN DIA MENUNDUKKAN UNTUK KAMU
APA YANG ADA DI LANGIT DAN APA YANG ADA DI BUMI SEMUANYA SEBAGAI
ANUGERAH) DARI-NYA” (Q.S.AL-JAATSIYAH/45:13).
• PENUNDUKAN TERSEBUT POTENSIAL TERLAKSANA MELALUI HUKUM-HUKUM ALAM YANG
DITETAPKAN ALLAH DAN KEMAMPUAN YANG DIANUGERAHKAN-NYA KEPADA MANUSIA, AL-QUR’AN
MENJELASKAN SEBAGIAN DARI CIRRI TERSEBUT, ANTARA LAIN:

• BAHWA SEGALA SESUATU DI ALAM RAYA INI MEMILIKI CIRRI DAN HUKUM-HUKUMNYA
(Q.S.HUD/11:8).

• SEMUA YANG BERADA DI ALAM RAYA INI TUNDUK KEPADA-NYA (Q.S.AR-RA’D:15)

• BENDA-BENDA ALAM (YANG TIDAK BERNYAWA) TIDAK DIBERI KEMAMPUAN MEMILIH, TETAPI
SEPENUHNYA TUNDUK KEPADA ALLAH MELALUI HUKUM – HUKUM-NYA (Q.S FUSHSHILAT/41:11).

• AKAN TETAPI KEPADA MANUSIA DIBERI KEMAMPUAN UNTUK MENGETAHUI CIRI- CIRI DAN HUKUM
YANG BERKAITAN DENGAN ALAM RAYA (Q.S.AL-BAQARAH/2:31).
• DALAM AL QUR’AN MEMANG TIDAK DITEMUKAN ISTILAH IPTEK, MELAINKAN BERUPA
ISYARAT – ISYARAT ATAU IBRAH – I’TIBAR, ANTARA LAIN :

• KISAH QABIL YANG BELAJAR DARI BURUNG GAGAK TENTANG CARA MENGUBURKAN
MAYAT HABIL (Q.S. AL – MAIDAH/5:30-31)

• PEMBUATAN, MELAYARKAN DAN MELABUHKAN, BAHTERA NUH AS. SEWAKTU MELANDA

BANJIR BAH DAN SELAMAT (Q.S.HUD/11:36-44)

• PELUNAKAN DAN PEMBUATAN BAJU BESI, SERTA PEMANFAATAN BUKIT - BUKIT DAN
BURUNG – BURUNG OLEH NABI DAUD AS. (Q.S. AL-ANBIYA’/21:80) DAN (Q.S. SABA’/34:10-
11)
• BERKOMUNIKASI DENGAN BURUNG, SEMUT, DAN JIN, PEMANFAATAN TENAGA ANGIN UNTUK
TRANSPOTASI, TENAGA JIN UNTUK TENTARA PENYELAM LAUT, MEMBANGUN KONSTRUKSI
BAGUNAN, PATUNG, KOLAM, DAN PENCARIAN TEMBAGA OLEH NABI SULAIMAN AS. (Q.S.A-
ANBIYA’/21:81-82), (Q.S.AN-NAML/27; 15-28), (Q.S. SABA’34:12), (Q.S. SHAAD/38:34-40).

• MEMBANGUN DAN MENINGGIKAN BAITULLAH OLEH NABI IBRAHIM AS DAN PUTRANYA ISMAIL AS.
(Q.S. AL-BAQARAH/2:124-132).

• PENGOLAHAN SUMBER DAYA ALAM DAN HASIL BUMI OLEH NABI YUSUF AS. (Q.S. YUSUF/12:55-56)
• PENINGGALAN KAUM ‘AD, IROM, DAN TSAMUD DALAM BIDANG SENI BANGUNAN YANG
MENGAGUMKAN (Q.S.AL-FAJR/89:6,7,8)
SENI
• SENI (ART) YANG USULNYA DARI BAHASA LATIN, ARS YANG BERARTI KEMAHIRAN. DARI
ISTILAH INI KEMUDIAN DIFORMULASIKAN PENGERTIAN SENI, SECARA ETIMOLOGIS,
SEBAGAI SUATU KEMAHIRAN DALAM MEMBUAT BARANG-BARANG ATAU MENGERJAKAN
SESUATU. DALAM KEHIDUPAN ATAU AKTIFITAS MANUSIA, SENI DAPAT DILIHAT DARI DUA
SUDUT PANDANG YAITU PERTAMA, SENI SEBGAI SUATU KARYA INDAH DAN
MENYENANGKAN; DAN KEDUA, SENI SEBAGAI SEBUAH HASIL KARYA ATAU PRODUK DARI
KEGIATAN SENI. ANTARA KEDUANYA TIDAK DAPAT DIPISAHKAN LAGI DIPERTENTANGKAN.
INI KARENA SUATU KARYA SENI LAHIR DAN TERCIPTA DARI KEGIATAN (PROSES) SENI.
SEDANGKAN KEGIATAN (PROSES) SENI. SEDANGKAN KEGIATAN SENI ITU SENDIRI HANYA
BERMAKNA, MANAKALA MENGHASILKAN SEBUAH KARYA.
• TEORI OBYEKTIF YANG DITOKOHI ANTARA LAIN OLEH PLATO, HEGEL, DAN BERNARD BOSANQUET,
BERPENDAPAT BAHWA KEINDAHAN ITU SIFAT (KUALITAS) YANG MEMANG TELAH MELEKAT PADA
SUATU BENDA INDAH, YANG SAMA SEKALI TERLEPAS DARI ORANG YANG MENGAMATINYA.
KARENA PENGAMATAN SESEORANG HANYALAH MENGUNGKAPKAN KATA-KATA INDAH, YANG
SAMA SEKALI TERLEPAS DARI ORANG YANG MENGAMATINYA, KARENA PENGAMATAN SESEORANG
HANYA MENGUNGKAPKAN SIFAT-SIFAT INDAH (SECARA KUALITATIF) YANG MEMANG SUDAH ADA
PADA SUATU BENDA. DALAM PERSPEKTIF FILSAFAT KEINDAHAN, SESUATU ITU MENJADI INDAH
DAN BERNILAI ESTETIS MANAKALA PADA MASING-MASING BAGIAN DALAM BENDA ITU
MEMPUNYAI CIRI-CIRI KHUSUS SERTA TERPENUHINYA ASAS-ASAS TERTENTU MENGENAI BENTUK
(KEINDAHAN) PADA SUATU BENDA.

• TEORI SUBYEKTIF YANG DITOKOHI ANTARA LAIN OLEH HENRY HOME, EDMUND BURKE, DAN HARD
ASHLEY, BERPENDAPAT BAHWA CIRI-CIRI MAUPUN SIFAT-SIFAT INDAH PADA SUATU BENDA
SESUNGGUHNYA TIDAK ADA. YANG ADA HANYALAH TANGGAPAN PERASAAN DARI DALAM DIRI
SESEORANG YANG MENGAMATI SESUATU BENDA. ADANYA KEINDAHAN SEMATA-MATA
TERGANTUNG PADA PENCERAPAN OLEH-DARI SI PENGAMAT ITU SENDIRI. DI INDONESIA,
TERMASUK PENDUKUNG TEORI SUBYEKTIF ADALAH ARMAHEDI MAHZAR (1983: 22).
MENURUTNYA SENI ADALAH USAHA MANUSIA UNTUK MENANGKAP PERASAANNYA-PERASAANNYA
KE DALAM SEPERANGKAT KARYA-KARYAN SENI. ATAU DENGAN ISTILAH LAIN, YAITU
MENGELUARKAN GEJALA-GEJALA BATIN (PERASAAN) KE DALAM LAHIR YAITU KARYA SENI
• TEORI EKSPRESI YANG BERPANDANG BAHWA KEINDAHAN HANYALAH
MERUPAKAN UNGKAPAN PERASAAN MANUSIA YANG TIMBUL DARI DALAM
DIRI MEREKA SENDIRI. “DAN DIA TELAH MENCIPTAKAN BINATANG TERNAK
UNTUK KAMU ; PADANYA ADA (BULU) YANG MENGHANGATKAN DAN
BERBAGAI BAGAI MANFAAT DAN SEBAGIANNYA KAMU MAKAN, (5) DAN KAMU
MEMPEROLEHPANDANGAN “YANG INDAH” PADANYA,KETIKA KAMU
MEMBAWANYA KE KANDANG DAN KETIKA KAMU MELEPASKANNYA KE
TEMPAT PENGGEMBALANYA” (QS.AN-NAHL/16:5-6)
• PADA AYAT INI TERDAPAT ISTILAH JAMAALUN,YANG BERARTI KEINDAHAN, YANG
SELENGKAPNYA IALAH WA LAKUM FIIHAA JAMAALUN YANG DAPAT DIARTIKAN
BAHWA ; KEINDAHAN ITU ADALAH TIMBUL DARI DALAM DIRI KITA YANG MENIKMATI
(MEMBAWA) BINATANG-BINATANG TERNAK TERSEBUT. MENURUT M.QURAISH
SHIHAB (1999:388) AYAT INI MELEPASKAN KENDALI KEPADA MANUSIA YANG
MEMANDANGNYA UNTUK MENIKMATI DAN MELUKISKAN KEINDAHAN ITU SESUAI
DENGAN SUBYEKTIFITAS PERASAANNYA. MEMANG BINATANG TADI MENJADI
PENYEBAB TIMBULNYA EKSPRESI KEINDAHAN, AKAN TETAPI KEINDAHAN ITU SENDIRI
TIMBUL DARI JIWA MANUSIA YANG MENGEKSPRESIKANNYA KETIKA MEMANDANG
BINATANG-BINATANG YANG BERJALAN BERIRINGAN KEMBALI KE KANDANG.
• ADA SEJUMLAH ALASAN, MENGAPA PERLU ADANYA INTEGRASI ANTARA ISLAM
(AGAMA), IPTEK DAN JUGA SENI. DI ERA KEMAJUAN IPTEK DEWASA INI, MENURUT
DJALALUDDIN RAKHMAT (1994:157),DI BEBERAPA NEGARA YANG BERSAINS DAN
BERTEKNOLOGI TINGGI, MASYARAKATNYA TAMPAK DILANSA KEKHAWATIRAN,
KECEMASAN, TERHADAP ANCAMAN SENJATA-SENJATA PEMUSNAH (BIOKIMIA DAN
VIRUS) YANG BERBAHAYA DAN MEMATIKAN. DISUSUL OLEH TERJADINYA
KEMUNDURAN ROHANI DAN KEHANCURAN MENTAL, DAN PORAK PORANDANYA
LEMBAGA KELUARGA, HILANGNYA PANDANGAN HIDUP, REVOLUSI SWKSUAL,
ALKOHOLISME DAN SADISME. (LIHAT ; HIDAYAT NATAATMADJA, 1985: 53-56, DAN
DJALALUDDIN RAKHMAT 1994:159).
• ARMAHEDI MAHZAR (1983 : 25-30) MENGILUSTRASIKAN PANDANGAN
INTEGRALISTIK TERSEBUT DALAM SEBUAH SEGI TIGA YANG MEMEMBENTUK SEBUAH
PRISMA, YAITU SEGITIGA "ILMU PENGETAHUAN- TEKNOLOGI- SENI" DAN SEGITIGA
"FALSAFAH- ETIKA-MISTIK". KEMUDIAN KEDUA SEGITIGA ITU DIINTEGLISTIKAN
FUNDAMENTAL- ISLAM YAITU "IMAM-ISLAM-IHSAN". ATAU "AKIDAH-SYARI'AH-
TAREKAT" ATAU "TAUHID-FIKIH-TASAWUF ". OLEH KARENA ISLAM ADALAH AGAMA
YANG MENGENAI PRINSIP TAWAZUN (PENENGAH) ANTARA KOLEKTIFISME DAN
INDIVIDUALSME MAKA TIDAK SALAH LAGI BAHWA SEGITIGA ISLAM " TAUHID-FIKIH-
TASAWUF " MERUPAKAN PENENGAH BAGI SEGITIGA " ILMU PENGETAHUAN-
TEKNOLOGI-SENI" DAN " FALSAFAH-ETIKA-MISTIK"
• AGAMA (ISLAM) SEBAGAI SEBUAH SISTEM WAY OF LIFE BAGI MANUSIA UNTK
MEREALISASIKAN TUGAS MAUPUN FUNGSI KODRATINYA YAITU: FUNGSI PENGABDIAN-
IBADAH (Q.S.ADZ-DZARIYAT/51:56)17 ; KEKHILAFAHAN-KHALIFAH (Q.S.AL-BAQARAH/2:30),
(Q.S.AL-AN’AM/6:165)18 ; KERISALAHAN-RISALAH (Q.S.ALI-IMRAN/3:104 DAN 110)19 ;
KEBAJIKAN-IHSAN (Q.S.AL-BAQARAH/2:177), (Q.S.ALI-IMRAN/3:134)20 . KESELURUHAN
FUNGSI KODRATI TERSEBUT MERUPAKAN SATU KESATUAN DALAM RANGKA MENCAPAI
KEBAHAGIAAN LAHIR BATIN, DUNIA AKHIRAT (SA’AADATU AL-DAARAIN). SEBAGAI
KONSEKUENSI LOGIS DARI UPAYA MEREALISASIKAN FUNGSI-FUNGSI KODRATI
TERSEBUT, DIPERLUKAN ALAT (MEDIA-INSTRUMEN) YAITU IPTEK DAN SENI.
KEUTAMAAN ORANG BERILMU (AL ’ALIM)

• AL QUR’AN DALAM SURAT AZ-ZUMAR/29 AYAT MENJELASKAN BAHWA TIDAK

SAMA (KEDUDUKAN) ORANG YANG BERILMU DENGAN YANG TIDAK BERILMU.
“KATAKANLAH: ADAKAH SAMA ORANG-ORANG YANG MENGETAHUI DENGAN
ORANG-ORANG YANG TIDAK MENGETAHUI? SESUNGGUHNYA ORANG-ORANG
YANG BERAKALLAH YANG DAPAT MENERIMA PELAJARAN.” KEMUDIAN DALAM
Q.S. AL-MUJADALAH/58: MENYATAKAN: “…NISCAYA ALLAH AKAN MENINGGIKAN
ORANG-ORANG YANG BERIMAN DIANTARA KAMU DAN ORANG-ORANG YANG
BERILMU PENYATAHUAN BERAPA DERAJAT. DAN ALLAH MAHA MENGETAHUI APA
YANG KAMU KERJAKAN.”
• DARI AYAT DI ATAS, JELAS BAHWA ORANG-ORANG YANG BERILMU
PENGETAHUAN MENDUDUKI TEMPAT (TINGKAT) TERHORMAT DALAM ISLAM
MELEBIHI ORANG MU’MIN YANG ‘ABID (AHLI IBADAH) DEMIKIAN SABDA NABI
MUHAMMAD SAW: “KELEBIHAN ORANG MU’MIN YANG BERILMU DARI ORANG
MU’MIN YANG ‘ABID (AHLI IBADAH) IALAH TUJUH PULUH DERAJAT. “ (HR. ABU
‘UDA DAN ABI HURAIRAH . DALAM HADIST YANG LAIN DIKATAKAN BAHWA
ORANG BERILMU MENDEKATI DERAJAT KENABIAAN: “ MANUSIA YANG PALING
DEKAT KEPADA DERAJAT KENABIAN IALAH ORANG YANG BERILMU DAN
BERJIHAD. “ (HR. ABU NA’IM DAN IBNU ABBAS .
TANGGUNG JAWAB ILMUWAN
• DI DALAM SALAH SATU HADIST SEPERTI YANG DIKUTIP AL-GHAZALI (1983:67) NABI SAW
BERSABDA: “BARANG SIAPA MENGETAHUI SESUAITU ILMU, LALU MENYEMBUNYIKANNYA,
MAKA IA DIKEKANG OLEH ALLAH SWT PADA HARI KIAMAT NANTI DENGAN KEKANGAN API
NERAKA”. (HR. TIRMIDZI DARI ABU HURAIRAH)29.

• BEGITU PULA DI DALAM SALAH SATU BAIT DO’A YANG SENANTIASA DIBACA OLEH NABI
SAW: “YA ALLAH, AKU MEMOHON KEPADA-MU ILMU YANG BERMANFAAT, DAN AKU
MEMOHON PERLINDUNGAN KEPADA-MU DARI ILMU YANG TIDAK BERMANFAAT.”30 SABDA
NABI SAW PADA HADIST YANG LAIN SEPERTI DIKUTIP MUHAMMAD AL-GHAZALI (1938:348):
“SEBAIK-BAIK MANUSIA ADALAH YANG LEBIH BERMANFAAT BAGI ORANG LAIN.” (HR.
THOBRANI)31.
• SEBAGAI PEWARIS PARA NABI, MAKA KONSEKUENSINYA ADALAH BAHWA DI
PUNDAKNYA PARA ILMUWAN (ULAMA), ADA MISSION PROPHETIC ATAU MISI
NUBUWAH. BERDASARKAN SEJUMLAH AYAT AL-QUR’AN MAUPUN HADITS (SHIRAH
NABI), MAKA MISI NUBUWAH TERSEBUT (MENGUTIP PENDAPAT IMAM AL-MAWARDI
DALAM BUKUNYA : AL-AHKAM AL-SULTHANIYAH) ADALAH (1) HAROSATU AL-DIEN
YAKNI MENJAGA, MEMELIHARA AGAMA, DAN (2) SIYASATU AL-DUNYA, YAKNI
MENGATUR DUNIA. ATAU DENGAN BAHASA LAIN;YANG PERTAMA ADALAH MENYANGKUT
TANGGUNG JAWAB RISALAH, YAITU MENYERU, MENGAJAK, MENGARAHKAN,
MEMBIMBING UMAT MANUSIA UNTUK BERIMAN DAN BERIBADAH KEPADA ALLAH SWT,
SERTA BERAMAR MA’RUF-NAHI MUNKAR. KEDUA; ADALAH MENYANGKUT TANGGUNG
JAWAB KHILAFAH YAITU TANGGUNGJAWAB UNTUK MEMPERBAIKI KONDISI SOSIAL
BUDAYA MASYARAKAT (EKONOMI, POLITIK, BUDAYA, DAN PENDIDIKAN) UNTUK
MENCAPAI QUALITY OF LIFE (KEHIDUPAN YANG BAHAGIA DAN SEJAHTERA) OLEH
KARENA IT, BUKAN ILMUWAN SIBUK MEMIKIRKAN KEPENTINGAN DIRINYA SERTA
MELAKUKAN SESUATU YANG BISA MEMBAWA BENCANA BAGI ORANG LAIN ATAU
MASYARAKAT SEKITARNTA.