Anda di halaman 1dari 22

ARE YOU HAPPY MAN?

LET ME KNOW
https://forms.gle/yUMxCa2WCsdB2s9P6
Are religious people
happier, healthier?
https://www.pewresearch.org/fact-
tank/2019/01/31/are-religious-people-happier-
healthier-our-new-global-study-explores-this-
question/
Irwan Nuryana Kurniawan, 2021

Pendidikan Agama Islam


Prodi Informatika UPN Yogyakarta
‫ﺎَس‬,‫َْﺸُﻜُﺮ اﻟﻨ‬# ‫ َﻣْﻦ ﻻ‬+َ , ‫َْﺸُﻜُﺮ ا‬# ‫ﻻ‬
“Tidak dikatakan bersyukur pada Allah bagi siapa yang tidak tahu berterima
kasih pada manusia.” (HR. Abu Daud no. 4811 dan Tirmidzi no. 1954.
‫ُﺘَﻚ ِﻣْﻦ‬tْ‫ ا`_ْرَداِء ا ِ ّﱏ ِﺟ‬oَ[\ nَ ‫ٌﻞ ﻓََﻘﺎَل‬Uُ‫ﺎَءُﻩ َر‬eََ‫ِﺪ ِدَﻣْﺸَﻖ ﻓ‬eِ‫ﺎِﻟًﺴﺎ َﻣَﻊ \[ِﰉ ا`_ْرَداِء ِﰱ َﻣْﺴ‬Uَ ‫ٍْﺲ ﻗَﺎَل ُﻛْﻨُﺖ‬Mَ‫ِﻦ ﻗ‬Kْ ‫َﻋْﻦ َﻛِﺜِﲑ‬
ٍ.‫ﺔ‬Uَ‫ُﺖ ِﻟَ†ﺎ‬tْ‫ َﻣﺎ ِﺟ‬-p ‫ﻠﯿﻪ وﺳﲅ‬€ ‫ﺻﲆ ﷲ‬- Žِ̀‫ ِﻟَ†ِﺪﯾٍﺚ ﺑ َﻠََﻐِﲎ \[ﻧ `َﻚ ُ َﲢِّﺪﺛُُﻪ َﻋْﻦ َرُﺳﻮِل ا‬-‫ﻠﯿﻪ وﺳﲅ‬€ ‫ﺻﲆ ﷲ‬- ‫َﻣِﺪﯾﻨَِﺔ اﻟ̀ﺮُﺳﻮِل‬
‫ ِﺑِﻪ َﻃِﺮﯾﻘًﺎ ِﻣْﻦ‬Žُ̀‫’ ا‬ َ َ ‫ﻠًْﻤﺎ َﺳ‬€ِ ‫’ َﻃِﺮﯾﻘًﺎ ﯾ َْﻄﻠُُﺐ ِﻓ–ِﻪ‬ َ َ ‫ ﯾ َُﻘﻮُل » َﻣْﻦ َﺳ‬-‫ﻠﯿﻪ وﺳﲅ‬€ ‫ﺻﲆ ﷲ‬- Žِ̀‫ﻗَﺎَل ﻓَﺎ ِ ّﱏ َ ِﲰْﻌُﺖ َرُﺳﻮَل ا‬
ِ‫َﺘْﻐِﻔُﺮ َ ُ¦ َﻣْﻦ ِﰱ اﻟ̀ﺴَﻤَﻮاِت َوَﻣْﻦ ِﰱ ا\¨ْرض‬¤‫َ ْﺴ‬Mَ ‫َﺤ َﳤَﺎ ِرًﺿﺎ ِﻟَﻄﺎِﻟِﺐ اﻟِْﻌ ْ ِﲅ َوا̀ن اﻟَْﻌﺎِﻟَﻢ ﻟ‬Ÿِ‫َﻜَﺔ ﻟ ََﺘَﻀُﻊ \[ْﺟ‬œِ‫ اﻟَْﺠﻨ`ِﺔ َوا̀ن اﻟَْﻤَﻼ‬p ‫ُﻃُﺮِق‬
‫ِﺮ اْﻟَﻜَﻮاِﻛِﺐ َوا̀ن اﻟُْﻌﻠََﻤﺎَء َوَرﺛَُﺔ‬œِ‫ََﲆ َﺳﺎ‬€ ‫ اﻟَْﻘَﻤِﺮ ﻟ َْﯿ َ َ« اﻟَْﺒْﺪِر‬p ‫ََﲆ اﻟَْﻌﺎِﺑِﺪ َﻛَﻔْﻀِﻞ‬€ ‫َﺟْﻮِف اﻟَْﻤﺎِء َوا̀ن ﻓَْﻀَﻞ اﻟَْﻌﺎِﻟِﻢ‬p ‫َواﻟِْﺤﯿَﺘﺎُن ِﰱ‬
p « ‫َﺬ ِ َﲝﻆٍّ َواِﻓٍﺮ‬°َ[\ ‫َﺬُﻩ‬°َ[\ ‫ﻮا ِدﯾﻨَﺎًرا َوَﻻ ِدْر َ ًﳘﺎ َو̀رﺛُﻮا اﻟِْﻌ ْ َﲅ ﻓََﻤْﻦ‬p ُ‫–َﺎَء ﻟ َْﻢ ﯾَُﻮِّرﺛ‬-ِْ‫–َﺎِء َوا̀ن ا\¨ﻧ‬-ِْ‫ا\¨ﻧ‬
Dari Katsir bin Qois, ia berkata, aku pernah duduk bersama Abu Darda’ di Masjid Damasqus, p lalu
datang seorang pria yang lantas berkata, “Wahai Abu Ad Darda’, aku sungguh mendatangi dari
kota Rasul -shallallahu ‘alaihi wa sallam- (Madinah Nabawiyah) karena ada suatu hadits yang
telah sampai padaku di mana engkau yang meriwayatkannya dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam. Aku datang untuk maksud mendapatkan hadits tersebut. Abu Darda’ lantas berkata,
sesungguhnya aku pernah mendengar Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Barangsiapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya di
antara jalan menuju surga. Sesungguhnya malaikat meletakkan sayapnya sebagai tanda ridho
pada penuntut ilmu. Sesungguhnya orang yang berilmu dimintai ampun oleh setiap penduduk
langit dan bumi, sampai pun ikan yang berada dalam air. Sesungguhnya keutamaan orang yang
berilmu dibanding ahli ibadah adalah seperti perbandingan bulan di malam badar dari bintang-
bintang lainnya. Sesungguhnya ulama adalah pewaris para Nabi. Sesungguhnya Nabi tidaklah
mewariskan dinar dan tidak pula dirham. Barangsiapa yang mewariskan ilmu, maka sungguh ia
telah mendapatkan keberuntungan yang besar.” (HR. Abu Daud no. 3641. Syaikh Al Albani
mengatakan bahwa hadits ini shahih).

Syarat: Niatnya Harus Karena Allah Ta’ala Semata

‫ًﻼ‬G$‫َﻘ‬Eَ‫ِﻓًﻌﺎ َوِرْزًﻗﺎ َﻃ ِ ّﯿًﺒﺎ َو َ َﲻًﻼ ُﻣ‬8َ ‫ْﻠًﻤﺎ‬4ِ 2َ ُ 1.‫ْﺳ‬-. ‫ﻢ ا ِ ّﱏ‬$‫ُﻬ‬$‫ا"ﻠ‬


)
“Ya Allah, aku memohon pada-Mu ilmu yang bermanfaat, rizki yang thoyyib
dan amalan yang diterima” (HR. Ibnu Majah no. 925, shahih)
Demi Allah...
Tujuan perkuliahan

Mahasiswa mampu memahami dan menerapkan ajaran Islam sebagai


sumber nilai dalam pengembangan profesi dan kepribadian islami

Mahasiswa mampu menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dan


menerapkannya dalam menjalankan tugas berdasarkan agama, moral,
dan etika

Mahasiswa mampu menghargai keanekaragaman budaya, pandangan,


agama, dan kepercayaan, serta pendapat atau temuan orisinal orang
lain

Mahasiswa mampu menerapkan pemikiran logis, kritis, sistematis dan


inovatif dalam konteks pengembangan atau implementasi ilmu
pengetahuan dan teknologi yang memperhatikan dan menerapkan nilai
humaniora yang sesuai dengan bidang keahliannya
Garis besar Materi

Tauhid (memahami
Adab menuntut ilmu trilogi agama: islam, Memahami Al-Quran Memahami Hadist
iman, ihsan)

Fitrah manusia, Tazkiyatun nafs & Visi misi hidup Potensi-potensi


kecenderungan jiwa
fitrah beragama manusia manusia manusia

Menggali konsep
Islam tentang
Hakekat ibadah Maqashid syariah Fiqh & Ushul Fiqh pluralitas, toleransi,
dan
multikulturalisme
MATERI UTS
PERTE- MATERI
MUAN PERTE-
MATERI
MUAN
1 Pengantar
8 Hakekat Ibadah

2 Adab Menuntut Ilmu


9 Memahami al-Quran
3 Tauhid & trilogy agama
(islam, iman, ihsan) 10 Memahami Hadist
4 Tazkiyatun Nafs & kecenderungan jiwa
manusia (ruh, aql, qalbu) 11 Maqashid Syariah dan hukum Islam
(Fiqh, Ushul Fiqh, Ijtihad)

5 Potensi-potensi Manusia 12 Konsep Islam tentang pluralitas,


toleransi dan multikuturalism
6 Fitrah manusia, fitrah 13 Presentasi (paper)
beragama
14 Presentasi (paper)
7 Visi misi hidup manusia

UTS UAS
Komponen penilaian

Tugas : UTS : UAS : UTS & UAS akan


30% (1 tugas: 35% (ujian tulis, 35% (ujian tulis, disampaikan via
paper) closed book) closed book) google form.
KONTRAK
BELAJAR
• Dalam pelaksanaan kelas tatap muka
mahasiswa diharapkan tepat waktu dalam
bergabung.
• Mahasiswa berpakaian sopan dan rapi
pada saat mengikuti kuliah di kelas
• Mahasiswa diperkenankan minum dan
makan permen selama kelas berlangsung
• Kehadiran untuk dapat mengikuti UAS
adalah 75% dari total tatap muka yang
diselenggarakan
• Seluruh info terkait pelaksanaan kelas
(termasuk jadwal asinkron) akan
disampaikan di wag.
• Unggah materi akan dilakukan via wag
dan pengumpulan tugas dilakukan melalui
google form.
REFERENSI
• Al-Jufri, I., Al-Ilbiri, A.I., Al-Ghazali, I., & Az-Zarnuji, I.,
(2019). Ensiklopedia, penuntut ilmu terbaik sepanjang
zaman. Pustaka Arafah.
• Al-Ghazali. (2016). Intisari ihya’ ulumuddin. (Terj. Junaedi
Ismaiel). Qalam.
• Karzon, A. A. (2010). Tazkiyatun Nafs. Akbar Media
• Nashori, F., Potensi-potensi manusia. Pustaka Pelajar
• Riyaad, S. (2007). Jiwa dalam Bimbingan Rasulullah SAW.
Jakarta: Gema Insani Press
• Riyaad, S. (2008). Mausu’ah ilmu al-Nafs wa al-’ilaju nafsi
min manzhari al-Islamy. Kairo: Darul Jawaz
• Tim DPPAI. (2019). Pilar substansial Islam. Direktorat
Pendidikan dan Pembinaan Agama Islam (DPPAI UII).
Religion, Self-Regulation, and
Self-Control: Associations,
Explanations, and Implications
https://www.researchgate.net/publication/24001207_Religion
_Self-Regulation_and_Self-
Control_Associations_Explanations_and_Implications
‫ َ َﱪ َ½ َْﲻُﺮو‬°ْ[\ ‫ُﻦ َﻋْﺒِﺪ اﻟ̀ﺮ ْ َﲪِﻦ‬Kْ Žِ̀‫̀ﺪﺛَﻨَﺎ َﻋْﺒُﺪ ا‬µَ ‫ِﻦ \[ِﰊ َﻣْﺮ َ َﱘ ح و‬Kْ ‫َْﻜِﺮ‬K ‫ُﻦ ﯾُﻮ· َُﺲ َﻋْﻦ \[ِﰊ‬Kْ ‫َﴗ‬M€ِ ‫̀ﺪﺛَﻨَﺎ‬µَ ٍ ‫ُﻦ َوِﻛﯿﻊ‬Kْ ‫̀ﺪﺛَﻨَﺎ ُﺳْﻔ–َﺎُن‬µَ
‫َﻠَْﯿِﻪ‬€ Žُ̀‫ِﻦ \[ْوٍس َﻋْﻦ اﻟﻨ` ِ ِ ّﱯ َﺻ̀ﲆ ا‬Kْ ‫ﯿٍﺐ َﻋْﻦ َﺷ̀ﺪاِد‬Ãِ‫ِﻦ َﺣ‬Kْ ‫ِﻦ \[ِﰊ َﻣْﺮ َ َﱘ َﻋْﻦ َ ْﲷَﺮَة‬Kْ ‫َْﻜِﺮ‬K ‫ُﻦ اﻟُْﻤَﺒﺎَرِك َﻋْﻦ \[ِﰊ‬Kْ‫ َ َﱪ َ½ ا‬°ْ[\ ‫ُﻦ َﻋْﻮٍن‬Kْ
‫ِﺪﯾٌﺚ‬µَ ‫ ﻗَﺎَل َﻫَﺬا‬Žِ̀‫َﲆ ا‬€َ ‫ُّﺲ َﻣْﻦ َداَن ﻧَْﻔَﺴُﻪ َو َ ِﲻَﻞ ِﻟَﻤﺎ ﺑَْﻌَﺪ اْﻟَﻤْﻮِت َواْﻟَﻌﺎِﺟُﺰ َﻣْﻦ \[ْﺗَﺒَﻊ ﻧَْﻔَﺴُﻪ َﻫَﻮاَﻫﺎ َوﺗََﻤ̀ﲎ‬Mِ ‫َوَﺳَ̀ﲅ ﻗَﺎَل اْﻟَﻜ‬
‫ِﻦ‬Kْ ‫ﺮْ◌َوى َﻋْﻦ ُ َﲻَﺮ‬Îُ‫َﻞ \[ْن ُ َﳛﺎَﺳَﺐ ﯾَْﻮَم اْﻟِﻘَ–ﺎَﻣِﺔ َو‬Ãْ‫_ﻧَْﯿﺎ َﻗ‬Ë‫ﺎَﺳَﺐ ﻧَْﻔَﺴُﻪ ِﰲ ا‬µَ ‫َﺣَﺴٌﻦ َﻗﺎَل َوَﻣْﻌ َﲎ َﻗْﻮ ِ ِ¦ َﻣْﻦ َداَن ﻧَْﻔَﺴُﻪ ﯾَُﻘﻮُل‬
‫ﺎَﺳَﺐ‬µَ ‫َﲆ َﻣْﻦ‬€َ ‫ﻒ اْﻟِﺤَﺴﺎُب ﯾَْﻮَم اْﻟِﻘَ–ﺎَﻣِﺔ‬Ë ‫ْﻠَﻌْﺮِض ا ْ \¨ْﻛ َ ِﱪ َواﻧ `َﻤﺎ َِﳜ‬Õِ ‫َﺰﯾ `ُﻨﻮا‬Ôَ‫ُﺒﻮا َو‬¤‫َﻞ \[ْن ُ َﲢﺎ َﺳ‬Ãْ‫ُﺒﻮا \[ﻧُْﻔَﺴ ُ ْﲂ َﻗ‬¤‫ﺎ ِﺳ‬µَ ‫اﻟَْﺨ̀ﻄﺎِب ﻗَﺎَل‬
‫َﻦ‬Îْ[\ ‫َﻜُﻪ ِﻣْﻦ‬Î‫ﴍ‬ ِ َ ‫ ُ َﳛﺎِﺳُﺐ‬Ûَ َ ‫–ﺎ َﺣ̀ﱴ ُ َﳛﺎِﺳَﺐ ﻧَْﻔَﺴُﻪ‬Ùp ‫ُﻜﻮُن اْﻟَﻌْﺒ ُﺪ ﺗَِﻘ‬Îَ ‫ِﻦ ِﻣْﻬَﺮاَن ﻗَﺎلَ◌ َﻻ‬Kْ ‫ﺮْ◌َوى َﻋْﻦ َﻣْ–ُﻤﻮِن‬Îُ‫_ﻧَْﯿﺎ َو‬Ë‫ﻧَْﻔَﺴُﻪ ِﰲ ا‬
‫َُﺴُﻪ‬-‫َﻣْﻄَﻌُﻤُﻪ َوَﻣْﻠ‬
Telah menceritakan kepada kami [Sufyan bin Waqi'] telah menceritakan kepada kami ['Isa bin Yunus] dari [Abu
Bakar bin Abu Maryam], dan telah mengkhabarkan kepada kami [Abdullah bin Abdurrahman] telah
mengkhabarkan kepada kami ['Amru bin 'Aun] telah mengkhabarkan kepada kami [Ibnu Al Mubarak] dari [Abu
Bakar bin Abu Maryam] dari [Dlamrah bin Habib] dari [Syaddad bin Aus] dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa Salam
beliau bersabda: "Orang yang cerdas adalah orang yang mempersiapkan dirinya dan beramal untuk hari
setelah kematian, sedangkan orang yang bodoh adalah orang jiwanya mengikuti hawa nafsunya dan
berangan angan kepada Allah." Dia berkata: Hadits ini hasan, dia berkata: Maksud sabda Nabi "Orang yang
mempersiapkan diri" dia berkata: Yaitu orang yang selalu mengoreksi dirinya pada waktu di dunia sebelum
di hisab pada hari Kiamat. Dan telah diriwayatkan dari Umar bin Al Khottob dia berkata: hisablah (hitunglah)
diri kalian sebelum kalian dihitung dan persiapkanlah untuk hari semua dihadapkan (kepada Rabb Yang
Maha Agung), hisab (perhitungan) akan ringan pada hari kiamat bagi orang yang selalu menghisab dirinya
ketika di dunia." Dan telah diriwayatkan dari Maimun bin Mihran dia berkata: Seorang hamba tidak akan
bertakwa hingga dia menghisab dirinya sebagaimana dia menghisab temannya dari mana dia
mendapatkan makan dan pakaiannya.“ [HR Tirmidzi No 2383]
16
‫ﺪَﻣْﺖ ِﻟَﻐٍﺪ‬,‫ﻣﺎ َﻗ‬, ‫َوْﻟَﺘﻨُﻈْﺮ ﻧَْﻔٌﺲ‬
• Yakni hendaklah kalian mencermati amalan apa
yang kalian siapkan untuk hari kiamat (Tafsir Al-
Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah
pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin
Humaid, Imam Masjidil Haram)
• Memikirkan akibat baik dan buruk apa yang akan
mereka dapatkan, serta apa yang mereka dapatkan
dari amal perbuatan mereka yang bisa
membawakan manfaat atau malapetaka bagi mereka
di akhirat (An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh
Muhammad bin Shalih asy-Syawi)
Page 17
• Memperhatikan apa yang dapat memberi mereka manfaat dan
membuat mereka celaka serta memperhatikan hasil dari amal
yang baik dan amal yang buruk pada hari Kiamat.
• Ketika menjadikan akhirat di hadapan matanya dan di depan
hatinya, maka mereka akan bersungguh-sungguh memperbanyak
amal yang dapat membuat mereka berbahagia di sana,
menyingkirkan penghalang yang dapat memberhentikan mereka
dari melakukan perjalanan atau menghalangi mereka atau bahkan
memalingkan mereka darinya.
• Mengetahui bahwa Allah Subhaanahu wa Ta'aala Mahateliti
terhadap apa yang mereka kerjakan, dimana amal mereka tidak
ada yang tersembunyi bagi-Nya dan tidak akan sia-sia serta
diremehkan-Nya, maka yang demikian dapat membuat Pam ge e
18reka
semakin semangat beramal saleh.
(Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar
Imam Ahmad bin Hambal Rahimahullahu Ta’ala telah menyebutkan
makna ini, secara persis beliau berkata:

‫ﺣﻮج ﻣﳯﻢ ٕاﱃ اﻟﻄﻌﺎم واﻟﴩاب‬-ٔ ‫اﻟﻨﺎس ٕاﱃ اﻟﻌﲅ‬


“Manusia lebih butuh kepada ilmu dibandingkan kebutuhan terhadap
makanan dan minuman.”

‫ﻻن اﻟﻄﻌﺎم واﻟﴩاب ﳛﺘﺎج اﻟﯿﻪ ﰲ اﻟﯿﻮم ﻣﺮة او ﻣﺮﺗﲔ‬


“Karena makan dan minum dibutuhkan dalam sehari sekali atau dua
kali.”

‫واﻟﻌﲅ ﳛﺘﺎج اﻟﯿﻪ ﰲ ﰻ وﻗﺖ‬


“Sedangkan ilmu dibutuhkan setiap saat.”
Ibnul Qayyim Rahimahullahu Ta’ala berkata
bahwa kebutuhan manusia kepada ilmu
ini bersifat darurat, yakni kebutuhan yang
sangat mendesak, bahkan lebih daripada
kebutuhan tubuh manusia kepada makanan.
Karena tubuh manusia membutuhkan
makanan dalam sehari itu sekali atau dua
kali atau mungkin tiga kali sehari, tetapi
kebutuhan manusia terhadap petunjuk
Allah adalah sebanyak tarikan nafasnya.
• Orang yang jauh dari ilmu (agama), pada dasarnya dia
telah mati sebelum anggota badannya masuk dalam
kuburan. Ibnul Qayyim Rahimahullahu Ta’ala pernah
menukil ucapan seorang penyair yang mengatakan:
‫ﻮُر‬Gُ‫ﻮِر ﻗ‬G‫َﻞ اﻟُﻘ‬Gَ‫ﺟﺴﺎُدُﱒ ﻗ‬-.‫ َو‬.jِ ِ ‫ﻫ‬h. ِ ‫َﻞ اﳌ َﻮِت َﻣﻮٌت‬Gَ‫َوﰲ اﳉ َﻬِﻞ ﻗ‬
“Orang yang bodoh (tidak paham ilmu agama), sebelum dia mati maka hatinya
telah mati di hadapan Allah. Dan tubuh-tubuh mereka sebelum dimasukkan ke
dalam kuburan di tanah, tubuh mereka telah menjadi kuburan bagi hatinya yang
telah mati.”

• Inilah kematian yang sesungguhnya. Jadi dia seperti


mayat yang berjalan. Orang seperti ini tidak ada kebaikan
dalam hidupnya, tidak ada kebahagiaan, tidak ada
ketenangan, karena dia jauh dari sebab kehidupan yang
sesungguhnya.
• Ibnu Taimiyah Rahimahullahu Ta’ala
pernah mengatakan:
p‫ واﻟﺮﺳﺎ‬،‫ﺎﺟﳤﻢ ٕاﱃ ﰻ ﳾء‬x ‫ﳱﺎ ﻓﻮق‬z‫ﺎﺟﳤﻢ ٕا‬x‫ و‬،‫ﺪ ﳍﻢ ﻣﳯﺎ‬$‫ ﻻ ﺑ‬،‫ ﴐورﯾﺔ "ﻠﻌﺒﺎد‬p‫اﻟﺮﺳﺎ‬
‫ﺪم اﻟﺮوح واﳊﯿﺎة واﻟﻨﻮر؟‬4 ‫…ي ﺻﻼح "ﻠﻌﺎﱂ ٕاذا‬1ٔ‫ ﻓ‬،‫ﺎﺗﻪ‬ƒ‫روح اﻟﻌﺎﱂ وﻧﻮرﻩ وﺣ‬
Petunjuk yang dibawa oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ini adalah
kebutuhan yang paling mendesak untuk semua makhluk di alam semesta.
Kebutuhan mereka terhadap ini lebih daripada kebutuhan mereka terhadap
segala sesuatu. Karena petunjuk Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam
adalah kehidupan ruh dan cahaya bagi alam semesta. Bagaimana alam
semesta ini bisa ada kebaikan kalau tidak ada kehidupan dan tidak ada
cahaya padanya?

Anda mungkin juga menyukai