Anda di halaman 1dari 7

PAPER

KONSEP, KARAKTER, TUJUAN, DAN RUANG LINGKUP


ILMU/SAINS DAN AGAMA

Paper ini dibuat guna memenuhi tugas mata kuliah Harmonisasi Sains dan Agama

Dosen pengampu: Ahmad Faridh Ricky Fahmy, M.Pd

Dibuat oleh:

1. Serena Salsabila (20623014)


2. Hikmatul Ismila Nasthasya (20623018)

Kelas A

PROGRAM STUDI TADRIS MATEMATIKA


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI K.H. ABDURRAHMAN WAHID
PEKALONGAN
2024
A. Konsep Ilmu/sains dan Agama
Sains dan agama merupakan kebutuhan pokok bagi hidup dan sistem manusia.
Dari sudut pandang etimologis agama berarti peraturan-peraturan tradisional,
ajaran-ajaran, kumpulan-kumpulan hukum yang turun temurun dan ditentukan
oleh adat kebiasaan. Bagi manusia agama merupakan sebuah pedoman dan
petunjuk yang menjadi kepercayaan bagi pemeluknya sesuai dengan fitrah yang
dibawa dari lahir, diantara kefitrahan yang melekat pada diri manusia diantaranya
fitrah agama, fitrah suci, fitrah berakhlak, fitrah kebenaran, hingga fitrah kasih
sayang. Menurut Burhanuddin Daya agama merupakan kesempurnaan eksistensi
manusia, sumber vitalis yang mewujudkan perubahan dunia dan melestarikan
kehidupan manusia. Kualitas suatu perubahan ditentukan oleh kualitas agama
yang menjadi dasarnya. Agama juga salah satu sumber nilai, memiliki peran, arti
bahkan sumbangan yang sangat besar dan paling tinggi harganya bagi setiap
jenjang kehidupan manusia.
Istilah “sains” atau “ilmu” dalam pengertian lengkap dan komprehensif adalah
serangkaian kegiatan manusia dengan pikirannya dan menggunakan berbagai tata
cara sehingga menghasilkan sekumpulan pengetahuan yang teratur mengenai
gejala-gejala alami, kemasyarakatan dan perorangan untuk tujuan meraih
kebenaran, pemahaman, penjelasan atau penerapan. Sains bagi manusia adalah
sebuah ilmu pengetahuan yang dikembangkan hampir sepenuhnya berdasarkan
akal dan pengalaman dunia secara empiris. Bisa dikatakan eksitensi sains bagi
agama memiliki peran sebagai pengukuh dan penguat agama bagi pemeluknya,
sebab sains mampu mengungkapkan rahasia-rahasia alam semesta dan seisinya,
sehingga akan menjadi khidmat dan khusuk dalam melaksakan ibadah dan
muamalah. Menurut Golshani, sains telah membawa sejumlah kegunaan bagi
umat manusia serta mendorong manusia untuk lebih mengenal dan dekat dengan
penciptanya. Signifikasi sains bagi umat muslim antara lain:
1. Sains mampu meningkatkan pemahaman tentang tuhan
2. Sains secara efektif mampu meningkatkan peradaban islam dan
mewujudkan cita-cita islam
3. Sains berfungsi sebagai panduan umat manusia dalam menghadapi
tantangan kehidupan.
Jika kehadiran sains dibungkus oleh pemahaman seperti di atas maka tidak
diragukan lagi ia tidak beertentangan dengan agama, bahkan sains adalah bagian
dari agama itu sendiri. Dengan itu pula sains menjadi sakral dan jauh dari nilai-
nilai yang bertentangan dengan agama (keilahian).

B. Karakteristik Ilmu/sains dan Agama


Karakteristik atau ciri-ciri agama adalah sebagai berikut:
1. Agama merupakan suatu sistem keimanan atau keyakinan terhadap sesuatu
yang mutlak
2. Agama merupakan suatu sistem ritual atau peribadatan atau penyembahan
3. Agama merupakan suatu sistem nilai (value system) atau sistem norma
yang menjadi pola hubungan manusia antara sesama manusia
4. Menusia memiliki kepercayaan terhadap hal-hal gaib, maha agung, dan
pencipta alam semesta (tuhan)
5. Agama memiliki suatu ajaran yang harus dijalankan oleh setiap
pemeluknya
6. Manusia melakukan hubungan dengan tuhan dengan melakukan berbagai
cara, seperti dengan mengadakan upacara-upacara ritual, pemujaan,
pengabdian, ataupun do’a.
Karakteristik atau ciri-ciri sains menurut Melsen antara lain:
1. Secara metodis, harus mencapai suatu keseluruhan logika kolumer
2. Harus tanpa pamrih
3. Universalisme
4. Objektifitas
5. Intersubjektifitas
6. Progresif

Perbedaan karakteristik agama dan sains:

No. Karakteristik Sains Agama


1. Sumber Akal, rasio, ro’yu Wahyu (Al-Qur’an dan
Hadist)
2. Objek Fisik, sebab-akibat, Makna (meaning), nilai
kausalitas (values), moral: baik-
buruk, pahala-dosa,
surga-neraka
3. Pertanyaan How (bagimana) Why (mengapa)
4. Sifat Tertutup, Terbuka,
menginformasikan, mengungkapkan,
menjelaskan mereformasi
5. Karakter Metrical, terukur dengan Non-metrical
‘angka’
6. Isi Logika, teoretik, kaidah, Iman, wahyu
predicable à futuristic
7. Operasi Pengalaman, emperik, Sami’na wa athi’na,
instrumentatif taker for granted
8. Keterlibatan Tidak, ‘penonton’ Terlibat, pelaku

C. Tujuan Ilmu/sains dan Agama


Dalam pandangan saintis, agama dan ilmu pengetahuan mempunyai
perbedaan. Bidang kajian agama adalah metafisik, sedangkan bidang kajian
sains/ilmu pengetahuan adalah alam empiris. Sumber agama dari tuhan,
sedangkan ilmu pengetahuan dari alam.
Dari segi tujuan, agama berfungsi sebagai pembimbing umat manusia agar
hidup tenang dan bahagia di dunia dan di akhirat. Adapun sains/ilmu pengetahuan
berfungsi sebagai sarana mempermudah aktifitas manusia di dunia. Kebahagiaan
di dunia, menurut agama adalah prasyarat untuk mencapai kebahagiaan di akhirat.
Adapun sains dan teknologi yang berfungsi sebagai sarana mempermudah
aktivitas manusia di dunia. Disini tampak jelas titik singgung antara agama dan
sains.
Dalam beberapa agama dan sains sebenarnya saling membutuhkan. Agama
membutuhkan penjelasan sains tentang fakta-fakta yang ada di alam, sebagaimana
termaktib dalam kitab suci. Al-Qur’an menegaskan agar selalu meneliti peredaran
planet-planet dan meneliti kejadian bumi dan langit. Sebaliknya, ilmu
membutuhkan agama dalam memberikan dasar moral bagi penerapan dan
kegunaan sains tersebut bagi kehidupan umat manusia dan lingkungan.
Keterjalinan antara agama dan sains inilah yang merupakan kunci kesuksesan dan
kebahagiaan dunia.

D. Ruang Lingkup Ilmu/sains dan Agama


Suatu hubungan yang terikat diantara dua. Maka dalam hal ini dapat kita
simpulkan interrelasi adalah adanya ikatan dua masalah yang saling terhubung
yaitu antara alquran dan iptek. Maka pengertian lain interrelasi adalah adanya
ikatan yang terhubung antara dua masalah yang saling terhubung antara satu
dengan yang lain. Dan dalam konteks pembahasan ini yaitu adanya hubungan
kebenaran Alqur'an dan Ipteks.
Menurut I Sudarminta Sj wacana mengintegrasikan antara sains dan agama
adalah suatu usaha yang bermaksud untuk memadukan diantara keduanya dengan
integrasi yang valid, walaupun ada beberapa pendapat yang menentangnya karena
adanya kecenderungan mencocokkan secara paksa ayat yang dapat dalam Alquran
pada temuan ilmiah.
Padahal dari semua agama yang berada dunia ini, Islam merupakan satu-
satunya agama yang menyatakan dirinya sebagai agama yang paling benar, dan
juga merupakan agama yang diridhoi oleh Allah, serta dapat dijadikan sebagai
tuntunan hidup dan menjadi pedoman manusia sampai akhir zaman. Bahkan
penjelasan tentang tata surya juga telah di singgung dalam Alquran yaitu tentang
benda-benda langit yang telah diciptakan oleh Allah untuk umat manusia seperti
matahari, bulan dan lain sebagainya.
Al-Qur’an sangat menghormati dan menjunjung tinggi terhadap ilmu
pengetahuan bahkan didalain Alquran terdapat banyak ayat yang menyebutkan
dan menjelaskan tentang pengetahuan dan ilmu sains, orang kah memuliakan ilmu
pengetahuan yang akan dinikmati oleh inanusia Allah berfirman dalam surat A-
Alaq ayat 5, tentang hasil dari ilmu yang diperoleh manusia, suarat Al-mujadalah
ayat ke 11 yang menerangkan posisi derajat bagi pemilik ilmu pengetahuan dan
surat Az-zumar ayat ke 9 yang menjelaskan perbedaan antara orang yang
berpengetahuan dan tidak.
Antara agama, teknologi dan ilmu pengetahuan merupakan alat dan sarana
bagi manusia agar memiliki kehidupan yang lebih baik di dunia dan berkembang.
maka dari itu banyak petunjuk yang disampaikan oleh Alquran tentang ilmu
pengetahuan dan ilmu teknologi untuk kehidupan manusia. Islam merupakan
agama yang menuntut umatnya agar mengerahkan upaya dan usahanya dengan
menggunakan daya akal fikiran untuk merenungi dan mencari Hikmah terhada
segala ciptaan Allah di alam semesta ini. sebagaimana yang tertera pada sumt ar-
rahman ayat 33.
Ayat diatas menyimpan makna agar manusia berupaya dan melakukan segala
kemampuannya untuk dapat mengeksplorasi alam semesta. Maka saat manusia
berusaha untuk dapat rnelintasi ruang dan waktu hendaknya ini diartikan sebagai
ibadah yang bertujuan untuk memahami semua rahasia semesta dan tentunya juga
derni kehidupan masa yang akan datang. Banyak orang yang memahami bahwa
agama memiliki citarasa yang hanya berhubungan dengan hal-hal mistis karena
meinang banyak manusia yang beranggapan bahwa agama adalah bersi batiniah
dan hanya memberi kepuasan terhadap rohaniah. Pada aspek dan sisi lain ilmu
pengetahuan telah menunjukkan akan keberhasilannya dari berbagai aspek yang
menunjang terhadap kehidupan manusia dan berhasil menjadikan manusia
mencapai taraf kehidupan yang lebih baik sehingga ada kesan bahwa antara ilmu
agama dan ilmu sains manusia lebih rnementingkan salah satunya yaitu ilmu sains
karena dianggap telah dapat rnengantarkan manusia dari keterbelakangan menuju
kemajuan.
Memang pada dasarnya secara epistemologi islam asal mula dan sumber ilmu
adalah datangnya dari allah yang didapat dengan cara tersendiri maka dari itu ilmu
pengetahuan sains hendaknya seimbang dan sejalan dengan anugerah yang
diberikan oleh allah dalam Al-Qur’an artinya ketika ilmu sains menemukan
keberhasilannya maka disitu agama sebagai landasan dasarnya.
DAFTAR PUSTAKA

Yakin, M A., Aula, N A., Syaifuddin, H. (2021). Konsep Pemikiran Mehdi Golshani :
Agama dan Sains. Studi Islam dan Humaniora, 1(2), 63-66.
Hidayatullah, S. (2017). Relasi Agama dan Sains dalam Pandangan Mehdi Golshani.
Jurnal Filsafat, 27(1), 68-69
Yaqin, M A. (2020). Integrasi Ayat-Ayat Al-Qur’an dalam Pembelajaran Sains
(Biologi) Berdasarkan Pemikiran Ian G. Barbour. Jurnal Kajian Pendidikan
Sains, 1(6), 78-83

Anda mungkin juga menyukai