Anda di halaman 1dari 41

HAND-OUT: I

OVERVIEW RPS,
HAKEKAT MANUSIA, AGAMA
DAN ALAM SEMESTA

Tim Dosen Pengampu


Pendidikan Agama Islam

UNIVERSITAS PENCASILA
TAHUN 2017
TOPIK BAHASAN

I. Penjelasan global substansi perkuliahan;


II. Hakikat Manusia;
III. Tanggung Jawab Manusia;
IV. Hubungan Manusia, Agama dan Alam
Semesta.
OVERVIEW RPS
CAPAIAN PEMBELAJARAN PRODI

1. Bertaqwa kepada Tuhan YME dan mampu


menunjukkan sikap religious;
2. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dalam
menjalankan tugas berdasarkan agama, moral
dan etika;
3. Menghargai keanekaragaman budaya,
pandangan, agama dan kepercayaan serta
pendapat atau temuan orisinal orang lain;
4. Mampu memahami ajaran agama islam sesuai
sumber ajarannya;
5. Mampu mengamalkan nilai-nilai ajaran islam
dalam keseharian.
CAPAIAN PEMBELAJARAN
MATA KULIAH
1. Mampu menjunjung tinggi nilai kemanusiaan
dalam menjalankan tugas berdasarkan agama,
moral dan etika;
2. Mampu menghargai keanekaragaman budaya,
pandangan, agama dan kepercayaan serta
pendapat atau temuan orisinal orang lain;
3. Berupaya mewujudkan soliditas tinggi yang
tercermin dalam bentuk kemampuan
beradaptasi, kebersamaan dan kerjasama
dengan berorientasi kepada kepentingan
rakyat, bangsa dan agama;
4. Mampu menjalankan nilai-nilai ajaran islam
secara murni dan konsekuen.
DISKRIPSI
MATA KULIAH
Mata kuliah ini diberikan untuk
menumbuhkan, mengembangkan dan
mengamalkan nilai-nilai ajaran agama Islam
secara komprehensif. Untuk itu bahan kajian
yang dibahas meliputi kajian tekstual dan
kontekstual, sistem akidah, syari’ah, akhlak
dan kehidupan umat Islam di Indonesia.
METODA DAN MEDIA
METODA; MEDIA;
Brainstorming (curah pendapat); Modul PAI
CTJ (Ceramah Tanya Jawab); References;
Penugasan; Hand Out (HO);
Seminar; Infocus;
Audio. White-bord;

Catatan:
Penugasan Individu diberikan sebelum UTS. Sedangkan
Penugasan Kelompok,untuk seminar-kelas,diberikan Pasca
UTS (dalam bentuk Resumme topik Didasarkan referensi/
pustaka rujukan yang ditentukan).
PUATAKA RUJUKAN
1. Buku Pokok/standar (Tidak alfabetis, tetapi
berdasarkan urutan prioritas)

Direktorat Pembelajaran, Dirjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Kemenristek


dikti RI, 2016. Pendidikan Agama Islam, Jakarta, Dirjen Dikti.
Ali MD. 2000, Pendidikan Agama Islam, Jakarta, PT.Raja Grafindo Persada
Daradjat, Zakiah, at-all, 1996, Dasar-dasar Agama Islam – Buku Teks Pen-
didikan Agama Islam pada Perguruan Tinggi, Jakarta, Bulan Bintang.
Departemen Agama Republik Indonesia, 2005, Al-Quran dan terjemahnya,
DEPAG RI, Jakarta.
Departemen Agama Republik Indonesia, 2000, Buku Teks Pendidikan Agama
Islam pada Perguruan Tinggi Umum, Jakarta, Depag RI, Bulan Bintang,
Lubis, H. Syamsuddin, et-all, 2008, Pendidikan Agama Islam untuk
Perguruan Tinggi “ISLAM Agamaku”, Jakarta, Universitas Pancasila.
Djaelan Kusnan dan Abdul Fadhil (tt), Islam Integral, Membangun
Kepribadian Islami, Universitas Negeri.
Lanjutan:
2.Buku tambahan (Tidak alfabetis):

Amran, Elwas, 2016, Islam agama damai, Jakarta, Midada


rahma press.
Kaelany HD, 2017, Islam agama universal, Jakarta, Midada
rahma press.
Az-Zuhaili, Muhammad, 2005, Moderat dalam Islam, Jakarta,
Akbar.
An Nahlawi, Abdurrahman, 1995, Pendidikan Islam di Rumah,
Sekolah, dan Masyarakat, Gema Insani Press.
Fadhilah, Arif, 2004, Islam Kaffah, Bekasi, Pilars Press & Wiskaf.
Hamid, Syamsul Rijal, 2002, Buku Pinter Agama Islam, Bogor,
Penebar Salam PR-5.
Kuntowijoyo, 2001, Muslim Tanpa Masjid, Bandung, Mizan.
Muhaimin, et.al., 2001, Paradigma Pendidikan Islam–Upaya
mengefek- tifkan Pendidikan Agama Islam di
Sekolah, Bandung, PT. Remaja Rosdakarya.
Lanjutan:

Majelis Ulama Indonesia, 1991, Sejarah Umat Islam Indonesia,


Jakarta, MUI.
Nurdin, Muslim KH, at.al, 2001, Moral dan Kognisi Islam,
Bandung, Alfabeta.
Ramayulis, Prof.DR.H., 2006, Ilmu Pendidikan ISLAM, Jakarta,
Kalam Mulia.
Sanaky, Hujair AH, 2002, Paradigma Pendidikan Islam –
Membangun Masyarakat Madani Indonesia, Yogyakarta,
Safiria Insani Press.
Zuhdi, H. Masjfuk, 1994, Masail Fiqhiyah, Jakarta, CV. H.
Masagung.
Yusuf, Rasy, dan Sukmajaya Asyarie, 1984, Indeks Al-Qur’an,
Bandung, Pustaka.
Tim dosen FEB Universitas Trisakti, 2010, Membangun etika
islam dalam kehidupan, Jakarta, Penerbit Universitas
Trisakti.
MIND-MAPING “PAI”

SYAREAT
TAUHID, IMAN AKHLAQ
(TAQWA)
(AQIDAH) (ASP)

JASAD
Asupan

‫هللا‬ Faham dg
Benar baik
Makanan
Yang Halal.
(‫طيبا‬ ‫(حأل أل‬
ISTIQOMAH
(KONSISTEN)

MANUSIA Secara kon- AKAL


‫في الدنيا‬
septual mau- Asupan: ‫حسنه وفى‬
Pun secara Ilmu Penget.
‫اال خرة‬
kontektual (semua
HANIEF Rukun Islam Aspek) ‫حسنه‬
dan rukun
HATI Kokoh pegang
Iman.
Asupan:
prinsip (aqidah)
(‫هللا‬ ‫(ذكر‬ & simpatik dlm
Penampilan.
HAKEKAT MANUSIA,
AGAMA DAN
ALAM SEMESTA

TIM PENGAMPU
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS PANCASILA
2017.
II. HAKEKAT MANUSIA
1.Asal Kejadian Manusia dalam Pandangan Saintis;
a.Teori Evolusi
“Manusia Merupakan Hasil Perkembangan Evolusi Organik”.
DATA PENDUKUNG TEORI EVOLUSI:
1) Australopithecus hidup sekitar 4.000.000 – 6.000.000
tahun yang lalu dengan volume otak sekitar : 500 – 550
cc.
2) Pithecanthropus Erectus hidup sekitar 500.000 tahun
yang lalu dengan volume otak sekitar : 900 cc.
3) Neanderthalensis hidup sekitar 100.000 – 500.000
tahun yang lalu dengan volume otak sekitar : 1.300 cc.
4) Homo Sapiens hidup sekitar 40.000 – 35.000 tahun
yang lalu dengan volume otak sekitar : 1.350 cc.
Lanjutan:

b. Teori Revolusi
Manusia tercipta secara cepat oleh kekuasaan
Tuhan (Kun fa yakun);
c. Teori Evolusi Terbatas :
Tumbuh-tumbuhan, binatang, atau manusia
selama ribuan dan jutaan tahun mengalami
mutasi. Tetapi tidak benar ada mutasi dari
binatang menjadi manusia. Apabila ada
perubahan, maka perubahan hanya terbatas
pada masing-masing tingkatan secara
horisontal bukan secara vertikal.
Lanjutan:
2.Menurut Latar Belakang dan Sudut Pandang :

a. Manusia adalah animal rasional /hayawan nathiq:


menitikberatkan pada kemampuan manusia berfikir.
b. Manusia adalah homo socius / makhluk sosial;
menitikberatkan pada pembawaan kodrat manusia
hidup bermasyarakat;
c. Manusia adalah homo economicus / makhluk ekonomi:
menitikberatkan pada adanya usaha manusia
memenuhi kebutuhan hidup;
d. Manusia adalah animal symbolicum : menitikberatkan
pada keistimewaan manusia menggunakan simbol;
e. Manusia adalah homo faber : menitikberatkan pada
kemampuan membuat bentuk baru dari bahan alam
untuk mencukupkan kebutuhan hidupnya;
f. Manusia adalah khalifatullah / khalifah fi al ardhi :
menitikberatkan pada sisi teologis.
Lanjutan:

3.Komponen Manusia menurut Al Qur’an:


a. Komponen Biologis:
Manusia diciptakan dari komponen yang terkandung
dalam tanah:
1) At-Turaab, tanah gemuk (Al-Kahfi : 37);
2) At-Thiin, tanah lempung (As-Sajdah : 7);
3) At-Thiinul Laazib, tanah lempung yang pekat (As-Shafat : 11);
4) Shalshalun, lempung seperti tembikar (Ar-Rahman : 14);
5) Shalshalun min hamain masnuun, lempung dari lumpur yang
diberi bentuk (Al-Hijr : 26);
6) Sulaalatun min thiin, saripati lempung (Al-Mukminun:12);
7) Air, sebagai asal kehidupan (Al-Furqon ; 54);
b. Komponen Ruh:
Setelah proses fisik penciptaan manusia, kemudian Allah
meniupkah ruh, yang menjadi unsur penentu dan pembeda
manusia dengan hewan (Shaad : 71-72, Al-Isra’ : 85).
Lanjutan:

4.Istilah manusia dalam Al-Qur’an:

a. Al-Insan: menekankan pada kemampuan


intelektual.Kata al-insan terulang dalam Al-Qur’an
sebanyak 70 kali dengan berbagai konteksnya;
1) Menjelaskan tentang kejadian manusia:
a) Soal kejadian manusia dari tanah : Al-Hijr 15:26, Al-
Mu’minun 23:12, As-Sajdah 32:7, Al-Rrhman 55, 14;
b) Kjadian manusia dari setetes air mani;
c) An-Nahl 16:4, Yasin 36:77, Al-Qiyamah 75:36;
d) Kejadian manusia dari segumpal darah : Al-Alaq 96;2;
e) Kejadian manusia dalam susah payah : Al-Balad 90;4,
At-Tin 95:4;
f) Kejadian manusia dalam sebaik-baik bentuk : At-Tin
95:4.
Lanjutan:

2) Menjelaskan sifat negatif manusia:


a) Tidak pandai bersyukur dan putus asa atas nikmat
Allah : Hud 11 : 9, Ibrahim 14:34, Al-Isra’ 17:67, 83;
b) Pragmatis terhadap Allah (ingat Allah ketika kesulitan
dan lupa ketika kelapangan) : Yunus 10:12, Az-Zumar
39 ; 8, 49, Fushilat 41:51;
c) Kikir, suka keluh kesah, dan tergesa-gesa : Al-Isra’
17:11, 100, Al-Ma’arij 70:15, Al-Anbiya’ 21:37;
d) Suka membantah, dhalim, dan melampaui batas : Al-
Kahfi 18:54, Al-Ahzab 33:72, Al-Qiyamah 75:5.
Lanjutan:

b.Al-Basyar: Menekankan pada aspek biologis.


Kata Al-Basyar tersebut dalam Al-Qur’an sebanyak 26
kali dalam berbagai konteksnya:
1) Manusia memerlukan makan, minum, pakaian,
tempat dan diakhiri dengan kematian: Al-Maidah
5:18, Yusuf 12:31, Al-Anbiya 21:34, Ali Imran 3:47;
2) Manusia penerima wahyu dan penyampai agama
Allah: Al-Kahfi 18:110, Al-Syura 42:51, Ali Imran
3:79;
3) Penciptaan manusia dari tanah dan air : Shad 38:71,
Ar-Rum 30:20, Al-Furqon 25:54.
Lanjutan:
c. Bani Adam: menekankan pada aspek historis;
Kata Bani Adam disebut dalam Al-Qur’an sebanyak 8 kali
dalam berbagai konteks;
1) Manusia memerlukan makan, minum, dan pakaian ;
Al-A’raf 7:35, 26, 27, 31;
2) Manusia makhluk yang dimuliakan: Al-Isra’ 17:70;
3) Manusia makhluk yang bersyahadat sejak di alam
arwah : Al-A’raf 7:35, 172, Al-Maidah 5:27;
d.Nas: Menekankan aspek sosiologis, yang menunjukkan
kecenderungan untuk hidup berkumpul dengan sesama
jenisnya : Al-Hujarat 49:13;
e. ‘Abd: menekankan kedudukan manusia sebagai hamba
Allah yang harus tunduk dan patuh kepada-Nya : Saba’
78:9.
Lanjutan:

5. Fitrah Manusia:

a. Dalam arti Ruhaniah:


Manusia cenderung pada kebenaran / hanif (Ar-
Ruum: 30, Al-A’raf: 172);
b. Dalam Arti Potensi;
1) Potensi fisik;
2) Potensi ruhaniah;
a) Akal : pikiran, kebijaksanaan;
b) Qalbu: - jantung;
Hakekat yang dapat menangkap segala
pengertian, pengetahuan, dan arif;
c) Nafsu: kekuatan yang mendorong manusia
untuk mencapai keinginan dan sifat dorongan
adalah bebas tanpa mengenal baik-buruk.
Agama berperan untuk menunjukkan jalan yang
harus ditempuh. Nafsu yang terkendali oleh akal
dan berada pada jalur yang ditunjukkan agama
disebut : an-nafs al- mutmainnah ( Al-Fajr 27-30
), manusia ideal adalah yang mampu menjaga
fitrahnya yang hanif dan mampu memadukan
potensi akal, qalbu, dan nafsunya.
III.TANGGUNG JAWAB MANUSIA

A. Manusia mempunyai tugas hidup di bumi sebagai


“khalifatullah", yaitu mengelola dan memelihara alam
(al-An’am ' 65(. Sebagai khalifah manusia diberi
kebebasan, sehingga melahirkan kreatifitas.
Kebebasan manusia berdasarkan tauhidillah, sehingga
tidak bertindak sewenang-wenang.

B. Manusia sebagai “abdullah". Oleh karena itu harus


taat dan patuh kepada Allah
1. Kekuasaan manusia sebagai khalifah dibatasi oleh
hukum Allah, baik yang tertulis dalam al-Qur’an
maupun yang tersirat dalam kandungan alam (al-
Kaun).
Lanjutan:

2. Dalam hal ini manusia akan diminta pertanggungjawaban


di hadapan Allah (Fathir 39);
3. Peran manusia sebagai khalifah dan abdun merupakan
sata kesatuan, karena kekhalifahan adalah realisasi dari
pengabdiannya kepada Allah (sebagai abdun);
4. Kekhalifahan manusia diterapkan pada konteks individu &
sosial yang bersumber pada Allah (Ali Imran 112);

Oleh karena itu kualitas manusia tergantung pada


komunikasinya dengan Allah melalui ibadah dan kualitas
interaksi sosialnya dengan sesama manusia melalui
muamalah.
IV. HUBUNGAN MANUSIA, AGAMA,
DAN ALAM SEMESTA.

Manusia dalam kehidupan sehari-hari membutuhkan agama.


Adapun faktor yang menyebabkan manusia membutuhkan
agama adalah:

1. Kebutuhan akal terhadap pengetahuan tentang


hakekat eksistensi terbesar.
Betapapun cerdasnya manusia, tetapi jika hanya
dengan akalnya ia tidak akan dapat menjawab dengan
pasti pertanyaan: dari mana ia berasal, ke mana ia
setelah menjalani hidup, dan untuk apa ia hidup;
Jawaban pasti terhadap pertanyaan tersebut hanya
dapat diperoleh melalui agama yang benar. Hal itu
karena pada hakekatnya jawaban pasti adalah berasal
dari Tuhan yang menciptakan manusia dan alam raya.
MANUSIA DAN AGAMA
Perjanjian Allah dg hambanya, begitu terlahir ke dunia:




 




 












 


















 




 
 


 










 













 
 

 

 










(QS. 7; Al-A’raf, 172); ... dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan
keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian
terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah aku ini Tuhanmu?" mereka
menjawab: "Betul (Engkau Tuban kami), Kami menjadi saksi". (kami lakukan
yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya
Kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini
(keesaan Tuhan)",
MANUSIA DAN AGAMA

3 INSTINCT/NALURI MANUSIA
(H. SPENCER)

NALURI UNTUK TETAP HIDUP/DIAKUI


NALURI KESERBAINGINTAHUAN KEBERADAANNYA
(INSTINCT OF PROCREATION) (INSTINCT OF SURVIVAL)

NALURI UNTUK BERGANTUNG/MENYEMBAH


(INSTINCT OF WORSHIP)

NOTE: KETIGA INSTINCT TERSEBUT ADA SEJAK MENUSIA


LAHIR SAMPAI DENGAN USIA LANJUT (MENINGGAL).
MANUSIA DAN AGAMA

KEBUTUHAN MANUSIA TERHADAP “DZAT” YANG


ADA DILUAR DIRINYA, TUHAN ATAU AGAMA
(MAX WEBER)

HIDUP MANUSIA TIDAK MNS. HIDUP SERBA


MENENTU (UNCERTAINTY KEKURANGAN (SCARCITY )
CONTEXT )

HIDUP MANUSIA DLM. KONDISI


LEMAH (POWERLESS )
PENCIPTAAN MANUSIA, DAN APLIKASI
UNTUK MEMPEROLEH KENIKMATAN
HIDUP DI DUNIA DAN AKHIRAT

Agama
JASAD Makanan
(Islam)
(At-Tho’am)
FITRAH

NI’MAT HIDUP
MANUSIA ‘AKAL Ilmu.Peng DUNIA &
AKHIRAT.
(Al-’Ilmu)
HANIEF

HATI Ingat Allah


(Dzikrullah)

JUJUR & IKHLAS


Lanjutan:

2.Kebutuhan yang berkaitan dengan fitrah manusia.


Secara fitrah manusia membutuhkan agama. Hal itu dapat
dibuktikan, bahwa semua bangsa mengenal kepercayaan
terhadap dzat yang dianggap agung;

3.Kebutuhan manusia terhadap kesehatan jiwa dan


kekuatan ruhani.
Kehidupan manusia tidak selamanya mulus. Ada saat manusia
gembira, bahagia, damai, dan tenteram. Namun ada saat
manusia sedih, menderita, dan tertimpa musibah;
Pada saat jiwa sedang dalam kondisi lemah, manusia
membutuhkan tempat bersandar dan kekuatan di luar dirinya,
yang dapat mengembalikan rasa bahagia, tenteram, dan damai
yang hilang;
Tempat bersandar yang dapat memberikan kehangatan,
ketentraman, kekuatan dan kedamaian hidup adalah Allah.
Lanjutan:

4.Kebutuhan masyarakat terhadap motivasi dan


disiplin akhlak .
Hukum dan peraturan yang dibuat manusia tidak
dapat menjamin, kalau anggota masyarakat
melaksanakan kebaikan, menunaikan kewajiban, dan
meninggalkan larangan. Hal itu karena hukum dan
peraturan tersebut tidak dapat menciptakan motivasi
dan menumbuhkan kedisiplinan;
Masyarakat membutuhkan motivasi internal yaitu hati
nurani. Hati nurani memotivasi manusia melakukan
kebaikan dan meninggalkan keburukan dengan
sukarela;
Pembinaan hati nurani hanya dapat dilakukan dengan
agama. Hal itu karena agama mengajarkan adanya
pengawasan melekat oleh Tuhan terhadap seluruh
perbuatan manusia.
Lanjutan:

5.Kebutuhan masyarakat pada solidaritas dan


soliditas.
Agama memiliki peran dalam mewujudkan
hubungan sesama manusia, karena dalam
pandangan Allah semua manusia adalah sama;
Dalam pandangan Allah, yang paling mulia adalah
mereka yang paling berTakwa dan beriman. Ikatan
keTakwaan dan keimanan dapat mempersatukan
manusia;
Keimanan dan keTakwaan harus diimplementasikan
dengan amal soleh dan perbuatan baik kepada
semua manusia.
Lanjutan:

6.Kebutuhan manusia pada kehangatan spiritual,


ketenangan, dan kedamaian.

Modernisasi sebagai akibat dari kemajuan ilmu dan


teknologi melahirkan sikap hidup materialistis,
hedonis, konsumtif, mekanis, dan individualistis.
Hal tersebut mengakibatkan manusia kehilangan
ketenangan spiritual dan kebahagiaan;

Maslow menyatakan, bahwa ketenangan dan


kedamaian merupakan kebutuhan manusia yang
paling penting.
Lanjutan:

Carl Gustav yang menyatakan, bahwa manusia


modern mengalami keterasingan diri dari diri sendiri
dan lingkungan sosial, bahkan jauh dari Tuhan;

Supaya manusia kembali memiliki etika moral dan


sentuhan manusiawi dalam kehidupannya, perlu
dilakukan penguatan spiritualitas;

Secara filosofis penguatan spiritualitas dinyatakan


sebagai penguatan visi Ilahi, potensi bertuhan.
Untuk mencapai visi Ilahi yang halal diperlukan
proses pengaktualisasian akhlak Tuhan dalam diri
manusia.
KONSEP MANUSIA DAN ALAM
SEMESTA
MANUSIA
TEORI PSIKOANALISIS
Manusia sebagai homo volens (manusia berkeinginan) atau makhluk
yang memiliki perilaku hasil interaksi antara komponen biologis (id),
psikologis (ego) dan sosial (super ego). Di dalam diri manusia
terdapat unsur animal (hewani), rational (akali), dan moral (nilai).

TEORI BEHAVIORISME
Manusia sebagai homo mechanicus (manusia mesin) sebagai reaksi
thd. Introspeksionisme (aliran yang menganalisis jiwa menusia berdasar
laporan2 subyektif) dan psikoanalisis (aliran yang berbicara tentang
alam bawah sadar yang tidak tampak)
“Aliran hanya ingin menganalisis perilaku yang tampak saja, yang diukur,
dilukiskan dan diramalkan. Bahwa segala tingkah laku manusia
terbentuk sebagai hasil proses pembelajaran terhadap lingkungannya,
tidak disebabkan aspek rasional dan emosional”.
Lanjutan:

TEORI KOGNITIF:
Manusia sebagai homo sapiens (manusia berfikir), manusia
tidak lagi dipandang sebagai makhluk yang bereaksi secara
pasif pada ingkungan, tetapi sebagai makhluk yang selalu
berusaha memahami lingkungannya, makhluk yang selalu
berfikir. Teori ini mengecam pendapat yang cenderung
menganggap pikiran tidak nyata, karena tidak mem-
pengaruhi peristiwa. Padahal berfikir memutuskan,
menyatakan, memahami dan sebagainya adalah
fakta kehidupan manusia.
Lanjutan:

TEORI HUMANISME:
Manusia sebagai homo ludens (manusia bermain). Aliran ini
mengecam psikoanalisis dan behaviorisme, karena ke-2-nya
dianggap tidak menghormati manusia sebagai manusia. Ke-2-
nya tidak dapat menjelaskan aspek eksistensi manusia yang
positip dan menetukan seperti; cinta kreatifitas, nilai, makna,
dan pertumbuhan pribadi.
Manusia berperilaku untuk mempertahankan, meningkatkan,
dan mengaktualisasikan diri.
ALAM SEMESTA
ALAM SEMESTA (UNIVERSE)
Sejak zaman awal manusia senantiasa berfikir tentang
hakekat dan sejarah terbentuknya alam semesta.

PENGERTIAN
Segala sesuatu yang ada pada diri manusia dan di luar dirinya (tanpa
diketahui batas-batasnya) sebagai suatu sistem yang unik dan misterius.

Abad ke 17: ilmuwan menyadari bahwa bumi bukanlah pusat tata surya
malainkan salah satu dari sekian planet yang mengedari matahari. Abad
ke 19: para astronom mengatakan bahwa matahari sebuah bintang biasa
yang agak sulit dikenali dalam skala galaksi, dan matahari ternyata hanya
satu dari 100 milyard buah bintang dalam galaksi “bima sakti”. Penelitian
berikut, bahwa galaksi di jagat raya ini sangat besar jumlahnya dan
mungkin sebanyak jumlah bintang dalam galaksi.
Lanjutan;

ALAM SEMESTA (UNIVERSE)


Masa depan jagat raya, kalau dipertanyakan, ada dua
alternatif jawaban.

Pertama: jagat raya mengembang selamanya. Bintang


dan galaksi akan menggunakan segala energinya sampai
habis, menjadi kecil/ lubang hitam, dan kahirnya akan
menjadi dingin dan gelap serta kehidupan akan berakhir.
Kedua: pengembangan jagat raya secara perlahan-lahan
akan berhenti, diikuti dengan penyusutan grafitasi serta
seluruh jagat akan luluh menjadi satu titik dan kiranya
akan menjadi big-bang (ledakan besar).

Anda mungkin juga menyukai