244
A. Pendahuluan
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) tidak dapat dipisahkan dengan proses
produksi baik jasa maupun industri. Perkembangan pembangunan setelah
Indonesia merdeka menimbulkan konsekwensi meningkatkan intensitas kerja
245
yang mengakibatkan pula meningkatnya resiko kecelakaan di lingkungan
kerja. Budaya K3 ini harus diterapkan didalam mendukung produktivitas kerja
dan hasil yang tinggi, efisiensi biaya dapat tercapai karena menghindari
bahaya kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta dapat meningkatkan
kenyamanan dan suasana yang baik serta kondusif. Penerapan Sistem
Manajemen K3 yang mengacu kepada standard dan peraturan yang berlaku
seperti Permennaker RI No: 05/ MEN/1996 tentang Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3), merupakan tuntutan saat ini, dan
sebagian sekolah sudah melaksanakannya dalam lingkup pembelajaran
praktiknya.
246
3) Pada tahun 1986 Menteri Pekerjaan Umum dan Menteri Tenaga Kerja
menerbitkan Surat Keputusan bersama No.174 atau MEN atau 1986
dan 104 atau KPTS atau 1986 tentang Pedoman Kesehatan dan
Keselamatan Kerja pada Tempat Pekerjaan Konstruksi di bidang
bangunan.
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) sangat penting dan bermanfaat baik
bagi pemberi kerja, pelaksana bangunan maupun tenaga kerja. Bila tidak
melaksanakannya dapat menimbulkan kerugian. Kerugian-kerugian antara
lain :
1) Bagi Pemberi Kerja; Bila terjadi kecelakaan dan terjadi musibah (misalnya
kebakaran), maka proyek dapat tertunda penyelesaiannya. Sekalipun
pemberi kerja tidak akan mengeluarkan biaya tambahan karena adanya
kebakaran tsb, namun tertundanya penyelesaian proyek bearti merupakan
penundaan manfaat proyek yang dibiayai dari dana kredit, jelas pemberi
kerja akan menanggung bunga kredit itu selama waktu tertundanya proyek
beroperasi.
247
2) Bagi Perencana dan pelaksana kerja bidang konstruksi banguna; Banyak
sekali kerugian yang harus dipikul. Baik kerugian dalam keuangan, beban
pikiran dan reputasi. Bila terjadi kecelakaan dan kecelakaan tersebut
menimbulkan kerugian masyarakat yang besar, perencana dan pelaksana
kerja bidang konstruksi bangunan akan diprotes, dituntut bahkan
dicacimaki oleh Pers.
3) Bagi Tenaga Kerja (Naker); Bagi tenaga kerja yang mendapat kecelakaan,
apalagi cacat berat bearti yang bersangkutan akan kehilangan
kesempatan bekerja sesuai kemampuan yang dimilikinya, atau tidak dapat
bekerja sama sekali. Bagi yang sudah berumahtangga kecelakaan dapat
menimbulkan penderitaan istri dan anak-anaknya.
248
Sebagai tindak lanjut dikeluarkannya Peraturan Menakertrans tersebut,
pemerintah menerbitkan Surat Keputusan Bersama Menteri Pekerjaan Umum
dan Menteri Tenaga Kerja No.Kep.174/MEN/1986-104/KPTS/1986: Pedoman
Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Tempat Kegiatan Konstruksi.
Pedoman yang selanjutnya disingkat sebagai ”Pedoman K3 Konstruksi” ini
merupakan pedoman yang dapat dianggap sebagai standar K3 untuk
konstruksi di Indonesia. Pedoman K3 Konstruksi ini cukup komprehensif,
namun terkadang sulit dimengerti karena menggunakan istilah istilah yang
tidak umum digunakan, serta tidak dilengkapi dengan deskripsi/gambar yang
memadai. Kekurangan-kekurangan tersebut tentunya sangat menghambat
penerapan pedoman di lapangan, serta dapat menimbulkan perbedaan
pendapat dan perselisihan di antara pihak pelaksana dan pihak pengawas
konstruksi.
249
dominan menjadi penyebab kecelakaan kerja, selain itu, faktor peralatan
seperti crane ataupun faktor lingkungan kerja juga dapat menyebabkan
kecelakaan kerja jika tidak dikelola dengan benar. Tingginya kecelakaan kerja
yang banyak terjadi pada proyek konstruksi bisa menyebabkan dampak
secara langsung terhadap lembaga/organisasi dan penyedia jasa. Maka
sangatlah penting adanya pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja
pada proyek konstruksi. Dampak yang terjadi berupa kerugian yang akan
dialami oleh lembaga/organisasi yang tidak menerapkan keselamatan dan
kesehatan kerja , meskipun sudah dikeluarkan suatu peraturan perundang-
undangan oleh pemerintah akibat kelalaian dalam pelaksanaan K3.
250
Di Indonesia Peraturan Perundangan tentang Kesehatan dan Keselamatan
Kerja (K3) telah memadai. Departemen Pekerjaan Umum bertanggung jawab
terhadap Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) pada Pekerjaan Konstruksi
di bidang bangunan. Dilingkungan Departemen Tenaga Kerja ada unit atau
petugas yang melakukan tugas pengawasan atau inspeksi yaitu para
Inspektor Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3). Dilingkungan Departemen
Pekerjaan Umum terdapat unitataupetugas yang melaksanakan inspeksiatau
pengawasan, termasuk pengawasan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3).
Dalam kontrak pekerjaan konstruksi di bidang bangunan tercantum klosul
tentang kewajiban perencana dan pelaksana kerja bidang konstruksi
bangunan untuk melaksanakan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3).
Kesehatan adalah kondisi umum dari seseorang dalam semua aspek. Ini juga
merupakan tingkat efisiensi fungsional dan / atau metabolisme organisme,
sering implisit manusia. Pada saat penciptaan Organisasi Kesehatan Dunia
(WHO), pada tahun 1948, kesehatan didefinisikan sebagai "suatu keadaan
fisik, mental, dan sosial kesejahteraan dan bukan hanya ketiadaan penyakit
atau kelemahan". Pada tahun 1986, WHO, dalam Piagam Ottawa untuk
Promosi Kesehatan, mengatakan bahwa kesehatan adalah; "sumber daya
bagi kehidupan sehari-hari, bukan tujuan hidup Kesehatan adalah konsep
positif menekankan sumber daya sosial dan pribadi, serta kemampuan fisik.."
Klasifikasi sistem seperti WHO Keluarga Klasifikasi Internasional (WHO-FIC),
yang terdiri dari Klasifikasi Internasional Berfungsi, Cacat, dan Kesehatan
(ICF) dan Klasifikasi Internasional Penyakit (ICD) juga menentukan
kesehatan. (The Caduceus 2009). Jackson (1999), menjelaskan bahwa
Pengertian Kesehatan dan Keselamatan Kerja menunjukkan kepada kondisi-
kondisi fisiologis-fisikal dan psikologis tenaga kerja yang diakibatkan oleh
lingkungan kerja yang disediakan oleh perusahaan.
Sementara keselamatan berasal dari bahasa Inggris yaitu kata „safety’ dan
biasanya selalu dikaitkan dengan keadaan terbebasnya seseorang dari
peristiwa celaka (accident) atau nyaris celaka (near-miss). Jadi pada
251
hakekatnya keselamatan sebagai suatu pendekatan keilmuan maupun
sebagai suatu pendekatan praktis mempelajari faktor-faktor yang dapat
menyebabkan terjadinya kecelakaan dan berupaya mengembangkan
berbagai cara dan pendekatan untuk memperkecil resiko terjadinya
kecelakaan. Keselamatan dan kesehatan kerja saat ini merupakan istilah yang
sangat populer. Bahkan di dalam dunia industri istilah tersebut lebih dikenal
dengan singkatan K3 yang artinya keselamatan, dan kesehatan kerja. Istilah
keselamatan dan kesehatan kerja, dapat dipandang mempunyai dua sisi
pengertian. Pengertian yang pertama mengandung arti sebagai suatu
pendekatan ilmiah (scientific approach) dan disisi lain mempunyai pengertian
sebagai suatu terapan atau suatu program yang mempunyai tujuan tertentu.
252
terbebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Jadi, pelaksanaan
K3 dapat meningkatkan Efisiensi dan Produktivitas Kerja, karena berbagai
peran dan fungsi K3 iut sendiri, yaitu;
1) Setiap Tenaga Kerja berhak mendapat perlindungan atas
keselamatannya dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan
hidup dan meningkatkan produksi serta produktifitas nasional.
2) Setiap orang yang berbeda ditempat kerja perlu terjamin
keselamatannya.
3) Setiap sumber produksi perlu dipakai dan dipergunakan secara aman
dan efisien.
4) Untuk mengurangi biaya perusahaan jika terjadi kecelakaan kerja dan
penyakit akibat hubungan kerja karena sebelumnya sudah ada
tindakan antisipasi dari perusahaan.
253
13) Memelihata keserasian antara tenaga kerja, alat kerja , linngkungan
cara dan proses kerjanya.
14) Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang,
tanaman, atau barang.
15) Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan.
16) Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya.
17) Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan
yang berbahaya kecelakaannya menjadi bertambah tinggi.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) secara filosofi adalah suatu pemikiran
dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah
254
maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada umumnya.
Secara disiplin ilmu, Keselamatan dan Kesehatan Kerja diartikan sebagai ilmu
dan penerapannya secara teknis dan teknologis untuk melakukan
pencegahan terhadap munculnya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja
dari setiap pekerjaan yang dilakukan. Secara hukum, Keselamatan dan
Kesehatan Kerja diartikan sebagai suatu upaya perlindungan agar setiap
tenaga kerja dan orang lain yang memasuki tempat kerja senantiasa dalam
keaaan yang sehat dan selamat serta sumbersumber proses produksi dapat
dijalankan secara aman, efisien dan produktif.
Budaya secara harfiah berasal dari Bahasa Latin yaitu Colere yang memiliki
arti mengerjakan tanah, mengolah, dan memelihara. Sementara menurut The
American Herritage Dictionary mengartikan kebudayaan adalah sebagai suatu
keseluruhan dari pola perilaku yang dikirimkan melalui kehidupan sosial,
seniagama, kelembagaan, dan semua hasil kerja dan pemikiran manusia dari
suatu kelompok manusia. Kemudian “Budaya Kerja”, adalah suatu falsafah
dengan didasari pandangan hidup sebagai nilai-nilai yang menjadi sifat,
kebiasaan dan juga pendorong yang dibudayakan yang terwujud sebagai hasil
produktivitas kerja. Dengan demikian budaya kerja memiliki tujuan untuk
mengubah sikap dan juga perilaku SDM yang ada agar dapat meningkatkan
produktivitas kerja untuk menghadapi berbagai tantangan di masa yang akan
dating.
255
Pemahaman tentang kesehatan kerja yaitu meningkatkan kualitas hidup
tenaga kerja melalui upaya peningkatan kesehatan, pencegahan gangguan
kesehatan atau penyakit yang mungkin dialami oleh tenaga kerja akibat
pekerjaan di tempat kerja. Kemudian keselamatan kerja, yaitu keselamatan
yang berkaitan dengan mesin, alat, bahan dan proses kerja guna menjamin
keselamatan tenaga kerja dan seluruh aset produksi agar terhindar dari
kecelakaan kerja atau kerugian lainnya. Pemahaman tentang kesehatan dan
keselamatan di atas, bila dihubungkan dengan salah satu konsep adanya
Sekolah Menengah Kejuruan yang tamatannya diharapkan bisa langsung
terjun ke dunia industri menerapkan K3 dengan benar, untuk itu perlu
perhatian yang khusus dalam sarana dan prasarana dan dapat di praktikkan
dalam kegiatan belajar mengajar setiap hari.
256
dimiliki oleh industri konstruksi, yaitu pertama bahwa jasa industri konstruksi
merupakan sebuah industri yang memiliki resiko cukup besar, akan tetapi
dapat diminimalisir dengan adanya program keselamatan dan kesehatan kerja
melalui pembentukan budaya kerja yaitu salah satunya budaya keselamatan
dan kesehatan kerja. Kedua, industri konstruksi merupakan sebuah industri
yang tidak sekedar berorientasi pada produk jadi sebagaimana pada industri
lain, akan tetapi berorientasi pada proses. Oleh karenanya dalam proses
tersebut perlu diperhatikan faktor-faktor internal yang mempengaruhi kinerja
lembaga/organisasi berkaitan dengan resiko yang dimiliki.
257
alat-alat pelindung diri dicek kelayakannya, alat-alat alarm diperiksa
keadaannya, bila ada kerusakan agar dicatat dan dilaporkan segera.
258
Salah satau bukti telah dilaksanakannya penerpan K3 di sekolah, dapat dilihat
dari perlengkapan kotak P3K yang telah tersedia. Kotak P3K yang tersedianya
beberapa obat pertolongan pertama pada kecelakaan yang terletatak dalam
suatu kotak khusus, lengkap dengan petunjuk bagaimana cara melakukan
pertolongan pertama pada kecelakaan. Beberpa kelengkapan kotak
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan.antara lain, yaitu;
- Plester
- Pembalut berperekat
- Pembalut steril (besar, sedang dan kecil)
- Perban gulung (5 cm dan 8 cm)
- Perban segitiga
- Kain pembalut siku
- Kasa hydrophile
- Kapas pembalut (10 dan 25)
- Pinset
- Gunting
- Peniti
- Salep levertran
- Obat luka anti septic
- Rivanol kompres
- Cutban –a plaster
- Obat gosok
- Minyak urut
259
yang harus dilakukan tidak hanya dilakukan oleh pihak manajemen tetapi juga
para pekerja yang terlibat langsung dengan pekerjaan.
260
terhindar dari segala resiko kerja, seperti terjadinya kecelakaan kerja, penyakit
akibat kerja maupun peledakan dan kebakaran. Disetiap perusahaan ada
kebijakan-kebijakan atau peraturan-peraturan yang ditujukan agar dalam
melaksanakan kegiatan dilakukan dengan penuh rasa tanggung jawab,
sehingga terhindar dari segala resiko yang tidak di inginkan bagi keselamatan
dan kesehatan kerja.
261
Alat Pelindung Diri (APD) adalah suatu alat yang mempunyai kemampuan
untuk melindungi seseorang dalam pekerjaan yang fungsinya mengisolasi
tubuh tenaga kerja dari bahaya di tempat kerja. APD dipakai apabila usaha
rekayasa dan cara kerja yang aman telah maksimum. Dalam penggunaan
APD masih memiliki beberapa kelemahan seperti; Kemampuan perlindungan
yang tidak sempurna, Tenaga kerja tidak merasa aman, dan Komunikasi
terganggu.
Alat pelindung kepala (Safety Helmet) melindungi kepala dari benda keras,
pukulan dan benturan, terjatuh dan terkena arus listrik. Kemudian melindungi
262
kepala dari kebakaran, korosif, uap-uap, panas atau dingin. Pelindung kepala
untuk penggunaan yang bersifat umum dan pengaman dari tegangan listrik
yang terbatas atau tahan terhadap tegangan listrik tinggi. Perlindungan
terhadap tenaga listrik biasanya terbuat dari logam yang digunakan untuk
pemadam kebakaran. Manfaat alat pelindung kepala (Safety Helmet) adalah
topi untuk melindungi kepala dari zat-zat kimia berbahaya, dari iklim yang
berubah-ubah dan dari bahaya api dan lain-lain.
Sumbat telinga (ear plug) dapat mengurangi intensitas suara 10 s/d 15 dB dan
tutup telinga (ear muff) dapat mengurangi intensitas suara 20 s/d 30 dB.
Sumbat telinga yang baik adalah menahan frekuensi tertentu saja, sedangkan
frekuensi untuk bicara biasanya (komunikasi) tak terganggu. Kelemahan alat
pelindung telinga yaitu tidak tepat ukurannya dengan lobang telinga pemakai,
kadang-kadang lobang telinga kanan tak sama dengan yang kiri bahan
sumbat telinga karet, plastik keras, plastik yang lunak, lilin, kapas.
Penggunanan alat pelindung telinga yang banyak diminati adalah jenis karet
dan plastic lunak, karena bisa menyusaikan bentuk dengan lobang telinga.
Alat pelindung telinga ada beberapa jenis atenuasinya yaitu pada frekuensi
2800–4000 Hz sampai 42 dB (35–45 dB). Untuk frekuensi biasa 25-30 dB.
Untuk keadaan khusus dapat dikombinasikan antara tutup telinga dan sumbat
telinga sehingga dapat atenuasi yang lebih tinggi akan tetapi tak lebih dari 50
dB, karena hantaran suara melalui tulang masih ada.
263
Respirator yang sifatnya memurnikan udara, Respirator yang dihubungkan
dengan supply udara bersih, Respirator dengan supply oksigen.
264
dan.pukulan dari peralatan mereka sendiri dan dari ketajaman atau
objek yang kasa
c) Rubber gloves;Untuk melindungi dari listrik, sarung tangan karet ini
harus di tes kekutan listriknya
d) Rubber neoprene or viniyl gloves; Digunakan dalam penggunaan
bahan kimia dan korosif
e) Leather gloves; Tahan percikan api, panas yang sedanng, benda kasar
dan objek yang keras dan dilengkapi dengan bantalan terhadap
pukulan. Biasanya dipakai untuk pekerjaan berat
f) Chrome-tanned cowhide leathe; Dengan alat penekan besi yang
melekat pada tapal tangan dan jari untuk pengecoran pada pabrik baja
g) Catton or fabric gloves; Dipakai untuk di tempat-tempat kotor,
memotong atau melindungi luka. Tidak terlalu berat untuk digunakan
terhadap yang kasar, tajam atau material berat
h) Coated fabric gloves; Melindungi dari konsentrasi kimia yang sedang
direkomendasi untuk pengalengan, pengepakan, penanganan
makanan, indusrti yang sejenis.
265
c) Sepatu penguat bagian dalamnya memiliki sol metal yang fleksibel dan
di rancang menonjol pada jari-jarinya, tetapi kemungkinan akan kontak
dengan energi listrik namun dapat diperkecil. Untuk kondisi basah
sepatu kulit dengan paduan kayu cendana, sangat efektif dan dapat
memberikan pelindungan yang baik dalam bekerja dan dibutuhkan
ketika berjalan di permukaan panas. Sepatu ini digunakan secara luas
dalam pekerjaan aspal panas. Sepatu keselamatan dengan pelindung
metatarsal, selalu digunakan dalam opersi material berat. Juga untuk
menjaga kemungkinan bila ada denda jatuh dan menimpa jari kaki
bagian atas. Pelindung metal ini sangat cukup melindungi kaki sampai
pergelanagan kaki. Sepatu boot keselamatan yaitu sepatu yang
dilengkapi dengan nonferrous yang akan mereduksi kemungkinan
adanya gesekan dari pecahan ketika dilokasi dengan bahaya ledakan
api.
d) Sepatu buruh atau tipe sepatu jalan, digunakan untuk melindungi
pekerja dari percikan, lelehan metal atau logam yang berasal dari
pengelasan atau bunga api.
266
Dalam penggunaannya APD memiliki syarat – syarat anatra lain, sebagai
berikut;
1) Enak dipakai
2) Tidak mengganggu
3) Memberikan perlindungan yang efektif sesuai dengan jenis bahaya
tempat kerja
Penyimpanan APD, Untuk menjaga daya guna dari APD, hendaknya disimpan
ditempat khusus sehingga terbebas dari debu, kotoran, gas beracun, dan
gigitan serangga/binatang. Tempat tersebut hendaknya kering dan mudah
dalam pengambilannya.
APAR atau alat pemadam api ringan yaitu peralatan portabel yang dapat
dibawa dan dioperasikan dengan tangan, berisi bahan pemadam bertekanann
yang dapat disemprotkan dengan tujuan memadamkan api. Jika anda masih
bingung alat ini sering berada di berbagai kantor, laboratorium dan pusat
perbelanjaan. Untuk seiap sekolah apakah itu ruangan kelas, ruangan guru
terutama begkel atau laboratorium wajib memiliki APAR. Peristiwa kebakaran
adalah peristiwa yang paling menakutkan. Kebakaran dapat menimbulkan
kehilangan harta benda, kematian dan kecelakaan. Kebakaran merupakan
satu peristiwa yang tidak terjadi begitu saja, sudah pasti ada penyebabnya.
267
Beberapa type atau jenis alat pemadam api ringan (APAR) antara ain, yaitu;
a) Jenis cairan, untuk kayu kertas dan tekstil
b) Jenis busa, untuk penggunaan terbatas pada kayu kertas dan tekstil
c) Jenis tepung kering, untuk kayu kertas, tekstil, karet dan plastik.
d) Jenis gas (hydrocarbon berhalogen dsb), untuk penggunaan terbatas pada
sentral telepon, transformator yang tidak berada diruang tertutup dan
terdapat banyak personil.
268
a) Setiap guru/siswa/pegawai harus mengetahui lokasi APAR yang
terdekat dan cara penggunaannya.
b) Cara penggunaan APAR
c) Melakukan pemeriksaan visual APAR secara periodik untuk
memastikan APAR tetap penuh dan dalam kondisi siap pakai, bila
ditemukan ada APAR yang rusak harus segera segera diganti dan
tabung yang sudah berkurang isinya sesuai dial (alat petunjuk) yang
terpasang di APAR harus segera diisi ulang.
d) APAR harus selalu dijaga dan dirawat dengan baik agar tetap
berfungsi.
e) Personil yang terlatih dan tahu cara menggunakan APAR harus selalu
siap di tempat selama jam kerja.
f) Alat pemadam kebakaran yang berisi chlorinated hydrocarbon atau
tetroclorida tidak boleh digunakan didalam ruangan atau di tempat
yang terbatas (confined space).
g) Tidak diperkenankan memindahkan APAR, kecuali sedang digunakan.
269
BAB I KETERANGAN UMUM
Pasal 1:
(1) Alat pemadam api ringan ialah alat yang ringan serta mudah dilayani oleh
satu orang untuk memadamkan api pada mula terjadi kebakaran.
(2) Menteri ialah Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi.
(3) Pegawai pengawas ialah pegawai teknis berkeahlian khusus dari luar
Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi yang ditunjuk oleh Menteri.
(4) Ahli keselamatan kerja ialah tenaga teknis berkeahlian khusus dari luar
Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi yang ditunjuk oleh Menteri
Tenaga Kerja dan Transmigrasi untuk mengawasi ditaatinya peraturan ini.
(5) Pengurus ialah orang yang mempunyai tugas memimpin langsung suatu
tempat kerja atau bagian yang berdiri sendiri.
270
BAB II PEMASANGAN
Pasal 4:
(6) Setiap satu atau kelompok alat pemadam api ringan harus ditempatkan
pada posisiyang mudah dilihat dengan jelas, mudah dicapai dan diambil
serta dilengkapi dengan pemberian tanda pemasangan.
(7) Pemberian tanda pemasangan tersebut ayat (1) harus sesuai dengan
lampiran I.
(8) Tinggi pemberian tanda pemasangan tersebut ayat (1) adalah 125 cm
dari dasar lantai tepat diatas satu atau kelompok alat pemadam api ringan
bersangkutan.
(9) Pemasangan dan penempatan alat pemadam api ringan harus sesuai
dengan jenis dan penggolongan kebakaran seperti tersebut dalam
lampiran 2.
(10) Penempatan tersebut ayat (1) antara alat pemadam api yang satu dengan
lainnya atau kelompok satu dengan lainnya tidak boleh melebihi 15 meter,
kecuali ditetapkan lain oleh pegawai pengawas atau ahli keselamatan
Kerja.
(11) Semua tabung alat pemadam api ringan sebaiknya berwarna merah.
271
1. Mengenal Jenis Kebakaran dan Bahan Pemadam Kebakaran.
Menurut penggolongannya jenis kebakaran ada 3 macam, yaitu: Kelas A,
Kelas B, dan Kelas C.
D. Lingkungan Hidup
272
tangan manusia yang berlebihan. Lawan dari lingkungan hidup adalah
lingkungan buatan, yang mencakup wilayah dan komponen-komponennya
yang banyak dipengaruhi oleh manusia. Pencemaran, menurut SK Menteri
Kependudukan Lingkungan Hidup No 02/MENKLH/1988, adalah masuk atau
dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam
air/udara, dan/atau berubahnya tatanan (komposisi) air/udara oleh kegiatan
manusia dan proses alam, sehingga kualitas air/udara menjadi kurang atau
tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkannya.
273
mungkin. Sebab, seperti batu bara, baru akan terbentuk kembali
setelah jutaan tahun kemudian.
SDA juga dapat dibagi menjadi dua yaitu SDA hayati' dan SDA non-hayati.
SDA hayati adalah SDA yang berasal dari makhluk hidup (biotik). Seperti:
hasil pertanian, perkebunan, pertambakan dan perikanan. SDA non-hayati
adalah SDA yang berasal dari makhluk tak hidup (abiotik). Seperti: air, tanah,
barang-barang tambang.
274
dapat tetap menjadi sumber dan penunjang hidup bagi rakyat Indonesia serta
makhluk hidup lain. Ketentuan Pasal 1 angka (3) Undang-Undang Nomor 32
Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup,
menetapkan bahwa pembangunan berkelanjutan sebagai upaya sadar dan
terencana yang memadukan aspek lingkungan hidup, sosial, dan ekonomi ke
dalam strategi pembangunan untuk menjamin keutuhan lingkungan hidup
serta keselamatan, kemampuan, kesejahteraan, dan mutu hidup generasi
masa kini dan generasi masa depan.
275
2. Pengelolaan Lingkungan Hidup Sekolah
Kita hidup di dunia, sangat tergantung pada lingkungan hidup, manusia akan
musnah jika lingkungan hidupnya rusak, yaitu tidak dapat lagi menjalankan
fungsinya dalam mendukung kehidupan. Dilain pihak, manusia untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya melakukan ekplorasi dan eksploitasi sumber
daya alam, dan eksploitasi yang berlebihan akan mengakibatkan merosotnya
daya dukung alam. Manusia slalu menggali potensi sumber daya alam,
dikarenakan kebutuhan yang terus berkembang, baik jenis maupun
jumlahnya, sedangkan penyediaan sumber daya alam terbatas. Disisi lain
dalam proses penyediaan barang kebutuhan manusia juga akan dihasilkan
limbah, limbah yang dihasilkan menjadi beban bagi lingkungan jumlah limbah
yang semakin besar yang tidak terdegradasi akan menimbulkan masalah baru
bagi manusia, sepeti timbulnya pencemaran.
276
hidup di sekolah. Saat ini pengelolaan lingkungan hidup di sekolah dikenal
dengan konsep green school, bila diartikan pemahaman makna kalimat green
school, dengan mudah kita sebut adalah sekolah hijau, tapi pengertian itu
bukan hanya tampilan fisik sekolah menjadi hijau. Konsep green school,
membawa wujud sekolah yang memiliki porgram dan aktifitas pendidikan
mengarah kepada kesadaran dan kearifan terhadap lingkungan hidup.
Konsep “sekolah hijau” adalah sutau metoda pendekatan agar sekolah yang
memiliki komitmen dan secara sistimatis mengembangkan program, program
untuk implementasi nilai-nilai lingkungan ke dalam seluruh aktifitas sekolah.
Penyusunan program sekolah menggunakan konsep Green School, adalah
program pengembangan sekolah yang terintegrasi ke dalam pengembangan
kurikulum berwawasan lingkungan dan pendidikan berbasis komunitas
terwadai dalam program kurikuler dan ektra kurikuler. Sedangkan
pengembangan kawasan sekolah dan pengembangan sistem pendukung
yang ramah lingkungan termasuk dalam program pengelolaan lingkungan fisik
serta fasilitas. Selanjutnya pengembangan lingkungan sosial/lingkungan kerja
merupakan bagian dari pengembangan manajemen sekolah
Lingkungan fisik sekolah di tata secara rapi, manis, hijau dan ekologis
sehingga menjadi wahana pembelajaran bagi seluruh waga sekolah untuk
bersikap arif dan berperilaku ramah lingkungan. Program pendidikan dikemas
secara partisipatif penuh, percaya pada kekuatan kelompok, mengaktifkan
dan menyeimbangkan rasa, pikiran dan kekuatan yang nyata sehingga tiap
277
individu di sekolah bisa merasakan nilai budaya lingkungan, yang nyaman dan
tenteram, ibarat kita berjalan di sebuah kebun yang rindag, penuh kehijauan
dan kesejukan. Secara konsep seluruh unsur yang ada di sekolah, diajak
secara bersama-sama melahirkan tujuan dan visi bersama dengan
memahami apa yang menjadi penting, menemukan dan mengapresiasi apa
yang telah ada dan tentunya itu yang terbaik. Sehingga makna green school
terbentuk dan masing-masing pihak dapat berbuat untuk menciptakan
kualiatas lingkungan sekolah yang kondusif, ekologis, lestari secara nyata dan
berkelanjutan , tentunya dengan cara-cara yang simpatik, kreatif, inovatif
dengan menganut nilai-nilai dan kearifan budaya lokal.
278
budaya lingkungan hijau. Sikap ini merupakan keteraturan dalam hal
perasaan (afeksi), pemikiran (kognisi), dan predisposisi tindakan (konasi)
seseorang terhadap suatu aspek lingkungan di sekitarnya.
279
dalam keseharian siswa di sekolah tanpa harus dijejali dengan ragam teori.
Sejatinya, menjaga lingkungan harus dilaksanakan oleh setiap individu tanpa
menunggu waktu, alias sekarang juga. Hal lainnya, pihak pengurus sekolah
dapat menyusun dan memetakan konsep: mau dibuat bagaimana agar
sekolah bisa disebut sekolah ramah lingkungan?.
3. Pengenalan Limbah
280
mikroorganisme. Contoh: plastik, karet, besi, kaleng bekas, pecahan kaca.
Limbah anorganik tidak dapat dibiarkan begitu saja karena sulit diuraikan
secara alami oleh mikroorganisme, untuk itu limbah anorganik dapat
didaur ulang menjadi produk-produk yang dapat digunakan kembali oleh
manusia, seperti kaleng almunium didaur ulang menjadi kaleng almunium
kembali atau kertas bekas didaur ulang menjadi kertas siap pakai lagi.
Salah satu cara agar pemanfaatan limbah dapat dilakukan dengan efektif
dan efisien adalah dengan memilah limbah tersebut saat dibuang
281
Berikut ini pengelompokan limbah, yang didasarkan wujud Padat:
Limbah padat merupakan salah satu limbah yang paling banyak terdapat
dilingkungan Biasanya limbah padat disebut sampah, Limbah padat di
klasifikasikan menjadi 6 kelompok :
1) Sampah organik mudah busuk (garbage), yaitu limbah padat semi basah,
berupa bahan-bahan organik yang mudah membusuk atau terurai
mikroorganisme.
a) Contoh : sisa dapur, sisa makanan, sampah sayuran, kulit buah-buahan.
2) Sampah anorganik dn organik tak membusuk (Rubbish), yaitu limbah
padat anorganik atau organik cukup kering yang sulit terurai oleh
mikroorganisme, sehingga sulit membusuk.
b) Contoh: Selulosa, kertas, plastik, kaca, logam.
3) Sampah Abu (ashes), yaitu limbah padat yang berupa abu, biasanya hasil
pembakaran. Sampah ini mudah terbawa angin karena ringan dan tidak
mudah membusuk.
4) Sampah bangkai binatang (dead animal), yaitu semua limbah yang berupa
bangkai binatang, seperti tikus, ikan dan binatang ternak yang mati.
5) Sampah sapuan (street sweeping), yaitu limbah padat hasil sapuan
jalanan yang berisi berbagai sampah yang tersebar di jalanan, sperti
dedaunan, kertas dan plastik.
6) Sampah Industri (Industrial waste), yaitu semua limbah padat yang bersal
daribuangan industri. Komposisi sampah ini tergantung dari jenis
industrinya.
282
No. Jenis Keterangan
1. Karbon monoksida(CO) Gas tidak berwarna, tidak berbau
2. Karbon dioksida (CO2) Gas tidak berwarna, tidak berbau
3. Nitrogen Oksida (NOx) Gas berwarna dan berbau
4. Sulfur Oksida (SOx) Gas tidak berwarna dan berbau
tajam
5. Asam klorida (HCl) Berupa uap
6. Amonia (NH3) Gas tidak berwarna, berbau
7. Metan (CH4) Gas berbau
8. Hidrogen fluor ida (HF) Gas tidak berwarna
9. Nitrogen Sulida (NS) Gas berbau
10. Klorin (Cl2) Gas berbau
283
seperti logam berat dihasilkan oleh industri tekstil, Industri yang
melakukan proses pembakaran menghasilkan limbah gas.
3) Limbah Pertanian; Adalah limbah yang beraasal dari limbah pertanian,
limbah ini biasanya berupa senyawa-senyawa anorganik dari bahan
kimia yang digunakan untuk kegiatan pertanian. Contoh: Pupuk,
pestisida, sisa-sisa tumbuhan.
4) Limbah Pertambangan; Adalah limbah yang berasal dari kegi kegiatan
pertambangan. Kandungan limbah ini terutama berupa material
tambang. Contoh: Logam atau batuan.
284
Zat atau bahan tersebut diatas diklasifikasikan sebagai limbah
B3 karena memenuhi satau atau lebih karakteristik limbah B3
berikut:
Limbah mudah meledak, yaitu limbah yang pada suhu dan
tekanan standar (250 C, 760 mmHg) dapat meledak dan atau
fisika dapat menghasilkan gas dengan suhu dan tekanan tinggi
yang dengan cepat dapat merusak lingkungan sekitarnya.
Limbah mudah terbakar, yaitu limbah yang mempunyai salah atu
sifat berikut:
o Limbah berupa cairan yang mengandung alkohol yang
mengandung alkohol kurang dari 24% volume dan atau
pada titik nyala tidak lebih dari 400C (1400F) akan
menyala apabila terjadi kontak dengan api, percikan api,
atau sumber nyala lain pada tekanan udara 760 mmHg.
o Limbah bukan berupa cairan, yang pada temperatur dan
tekanan standar (250C, 760mmHg) dapat mudah
menyebabkan kebakaran melalui gesekan, penyerapan
uap air, atau perubahan kimia secara spontan dan apabila
terbakar dapat menyebabkan kebakaran yang terus
menerus.
o Merupakan limbah yang bertekanan yang mudah
terbakar.
o Merupakan limbah pengoksidasi.
v Limbah yang bersifat reaktif, yaitu limbah yang mempunyai
salah satu sifat berikut:
Limbah yang pada keadaan normal tidak stabil dan dapat
menyebabkan perubahan tanpa peledakan.
Limbah yang dapat bereaksi hebat dengan air.
Limbah yang apabila bercampur dengan air berpotensi
menimbulkan ledakan, menghasilkan gas, uap, atau asap
beracun dalam jumlah yang membahayakan bagi kesehatan
manusia dan lingkungan.Merupakan limbah sianida, sulfida, atau
285
amonia yang pada kondisi pH antara 2 dan 12,5 dapat
menghasilkan gas, uap atau asap beracun dalam jumlah yang
membahayakan bagi kesehatan manusia dan lingkungan.
Limbah yang mudah meledak atau bereaksi pada suhu dan
tekanan standar (250C, 760mmHg).
Limbah yang menyebabkan kebakaran karena melepas atau
menerima oksigen atau limbah organik peroksida yang tidak
stabil dalam suhu tinggi.
Limbah beracun, yaitu limbah yang mengandung pencemar yang
bersifat racun bagi manusia atau lingkungan yang dapat
menyebabkan kematian atau sakit yang serius apabila masuk
kedalam tubuh melalui pernapasan, kulit atau mulut.
Limbah yang menyebabkan infeksi, yaitu limbah kedokteran,
limbah dari laboratorium atau limbah lainnya yang terinfeksi
kuman penyakit yang dapat menular.
Limbah bersifat korosif, yaitu limbah yang mempunyai salah satu
sifat berikut:
− Menyebabkan iritasi (terbakar) pada kulit.
− Menyebabkan proses pengkaratan pada lempeng baja .
− Mempunyai pH sama atau kurang dari 2 untuk limbah
bersifat asam dan sama atau lebih besar dari 12,5 untuk
bersifat basa.
Berbagai produk yang dapat menjadi limbah B3, yaitu:
− Produk Automotif, contoh: bahan bakar, oli kendaraan,
aki, dan pembersih kendaraan.
− Produk untuk pemeliharaan rumah, contoh: cat, pewarna,
pengencer cat.
− Pestisida, contoh: insektisida, racun tikus dan kamper.
− Pembersih rumah, contoh: pembersih lantai, pemutih,
pengkilap oven
− Produk lainnya, contoh: baterai, kosmetik, dan pemoles
sepatu
286