Anda di halaman 1dari 40

GLOSSARY

Air bersih, adalah air dingin atau Panas untuk keperluan minum, mandi,
cuci dll.
Air kotor, adalah air sisa, air limbah, air hujan dan air limbah khusus
Air panas adalah air bersih yang dipanaskan dengan alat tertentu dan
digunakan untuk kebutuhan-kebutuhan tertentu.
Pathogen, adalah membahayakan bagi kesehatan manusia
Utilitas adalah sarana penunjang untuk membantu melaksanakan
sesuatu, agar memenuhi standar atau kemudahan dalam
penggunaannya.
Sistem penyediaan air bersih dengan sumber air secara individu,
air dari sumber air yang ada didalam tanah melalui sumur diangkat
kepermukaan tanah dengan menggunakan timba atau pompa, lalu
air tersebut digunakan untuk kebutuhan sehari-har
Sistem Plambing, adalah tentang perpipaan sistem penyediaan air
minum, sistem pembuangan air kotor, dan perpipaan sistem
pembuangan air hujan.
Sestim Vertikal, adalah sistem pengaliran/distribusi air bersih dengan
sistem pengaturan beda tinggi yang banyak digunakan pada bangunan-
bangunan bertingkat tinggi.
Sistem sambungan langsung pipa distribusi dalam gedung langsung
dengan pipa utama penyediaan air bersih sepeti pipa utama dibawah
jalan dari perusahaan air bersih, atau sistem air bersih dalam komplek
perumahan

203
A. Pendahuluan

Utilitas adalah sarana penunjang untuk membantu melaksanakan sesuatu,


agar memenuhi standar atau kemudahan dalam penggunaannya. Bila diambil
suatu contoh bangunan, seperti sanitasi merupakan salah satu sarana yang
harus disediakan dalam suatu bangunan atau gedung, supaya dapat
terpenuhi syarat kesehatan pengguna bangunan atau gedung tersebut.
Instalasi adalah suatu utilitas yang ada dalam suatu bangunan atau gedung
untuk memfasilitasi kebutuhan pada gedung atau bangunan tersebut. Utilitas
Bangunan adalah suatu kelengkapan fasilitas yang digunakan untuk
menunjang tercapainya unsur-unsur kenyamanan, kesehatan, keselamatan,
kemudahan komunikasi, dan mobilitas dalam bangunan.

Dalam bangunan gedung, beberapa utilitas yang dikenal antara lain, yaitu;
1) Sistem plambing dan kelengkapan sanitasi.
2) Alat pemadam/ pencegahan kebakaran
3) Sistem sirkulasi udara
4) Sistem penerangan
5) Sistem keamanan dan CCTV
6) Sistem Audio/akustik
7) Sistem pengolahan limbah
8) Sistem mobilisasi dan perparkiran
9) Sistem telekomunikasi
10) Sistem penangkal petir
11) Dan lain sebagainya

Setiap bangunan, sistem utilitasnya tentu tidak sama, baik itu standar minimal
ataupun standar ideal yang dibutuhkan. Namanya juga bagian penunjang,
kebutuhan bangunan, kamar mandi rumah di desa, dibandingkan dengan
rumah di kota atau gedung yang menjulang tinggi tentu berbeda. Sebagai
contoh, perancangan gedung tinggi, dalam pembangunan gedung setinggi
100 meter, tentu dibutuhkan teknologi yang canggih untuk mendukung utilitas
bangunan. Dalam pembangunan gedung tinggi tentunya dibutuhkan teknologi
yang tinggi juga untuk mendukung menciptakan kenyamanan bagi pengguna.

204
Kebutuhan akan lift untuk tangga naik, menjadi kebtuhan standar dalam
gedung pencakar langit, sementara gedung ruko tiga lantai cukup dengan
tangga manual dari beton. Itulah salah satu perbandingan utilitas yang
menjadi standar suau bangunan.

Sebagai ulasan kita, pada sistem utilitas bangunan kita ambil contoh adalah
sistem plambing, tentu dalam perencanaan bangunan sistem ini sudah harus
direncanakan matang. Pekerjaan plambing dapat diidentifikasikan
pekerjaannya berdasarkan pengertian plumbing, yaitu Sistem Plambing
suatu bangunan gedung adalah tentang perpipaan sistem penyediaan air
minum, perpipaan sistem pembuangan air kotor, dan perpipaan sistem
pembuangan air hujan. Sehingga bidang kegiatan pekerjaan yang termasuk
dalam ruang lingkup plambing diantaranya adalah sistem penyediaan air
bersih, sistem pembuangan air kotor, dan sistem pembuangan air hujan
didalam bangunan gedung. Karena plambing merupakan bagian dari utilitas
bangunan, maka tujuan penempatan plambing dalam suatu bangunan
gedung juga, agar penghuni bangunan gedung tersebut merasa aman,
nyaman, dan sehat

B. Sistem Plumbing Air bersih

Sistem perancangan plambing adalah suatu sistem penyedian atau


pengeluaran air ke tempat-tempat yang dikehendaki tanpa ada gangguan atau
pencemaran terhadap daerah-daerah yang dilaluinya dan dapat memenuhi
kebutuhan penghuninya dalam masalah air. Sistem plambing yang baik
bergantung pada sistem plambing pemipaan plambing yang baik pula. Selain
pemipaan plambing, terdapat hubungan yang erat juga antara masalah
penyediaan air dan sanitasi, dimana sanitasi berhubungan langsung dengan
beberapa aspek berikut; Kesehatan, penggunaan air, dan pengolahan dan
pembuangan limbah.

Dalam perancangan sistem plambing, dibutuhkan berbagai peralatan


plambing yang meliputi kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan dalam suatu
bangunan, seperti rumah, toko, dan gedung-gedung sarana umum. Pada

205
perencanaan plambing pada bangunan tersebut, dibutuhkan alat plambing,
guna mendukung operasional gedung sesuai fungsinya. Alat plambing adalah
semua peralatan yang dipasang di dalam ataupun di luar gedung, untuk
menyediakan air (memasukan) air panas atau air dingin, dan untuk menerima
(mengeluarkan) air buangan, atau secara singkat dapat dikatakan semua
peralatan yang dipasang pada ujung akhir pipa, untuk memasukkan air, dan
ujung awal pipa, untuk membuang air. Peralatan tersebut terdiri dari antara
lain, yaitu; a) Peralatan untuk penyedian air bersih, b) Peralatan untuk
penyedian air panas, c) Peralatan untuk pembuangan air kotor, dan d)
Peralatan lainnya yang ada hubungannya terhadap perencanaan pemipaan
plambing.

Gambar 15-1 : Pendistribusian Air Bersih di Desa

Beberapa syarat-syarat dan mutu bahan bangunan untu peralatan plambing,


antara lain, yaitu;
1) Tidak menimbulkan bahaya kesehatan
2) Tidak menimbulkan gannguan suara
3) Tidak menimbulkan radiasi

206
4) Tidak merusak perlengkapan bangunan
5) Instalasi harus kuat dan bersih
Kemudian mutu bahannya harus memenuhi syarat sebagai berikut;
1) Daya tahan harus lama minimal 30 tahun
2) Permukaan harus halus dan tahan air
3) Tidakk ada bagian-bagian yan tersembunyi/menyimpan kotoran pada
bahan-bahan yang dimaksud
4) Bebas dari kerusakan baik mekanis maupun yang lain
5) Mudah memeliharanya
6) Memenuhi peraturan-peraturan yang berlaku

Gambar 15-2: Pendistribusian Air Bersih Model PDAM

Sistem plambing adalah sistem penyediaan air bersih dan sistem


pembuangan air kotor yang saling berkaitan serta merupakan paduan yang
memenuhi syarat, yang berupa peraturan dan perundangan, pedoman
pelaksanaan, standar tentang peralatan dan instalasinya. Sistem plambing
yang baik bergantung pada sistem plambing pemipaan plambing yang baik

207
pula. Selain pemipaan plambing, terdapat hubungan yang erat juga antara
masalah penyediaan air dan sanitasi, dimana sanitasi berhubungan langsung
dengan beberapa aspek berikut; Kesehatan, Penggunaan air, dan
Pengolahan dan pembuangan limbah. Dalam perencanaan pelambing, perlu
diperhatikan bahan atau alat plambing. Pipa PVC dan pipa tembaga (untuk air
panasa). Ukuran yang sering digunakan mulai dari diameter ½” sampai
dengan 2” sampai dengan 6” untuk bangunan tinggi. Alat-alat plambing yang
merupakan permulaan dari sistem pembuangan dari instalasi dapat berupa :
Kran, kloset, wastafel (lavatory), urinoir, bidet, beth tub, shower.

Sistem plambing merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam


perencanaan dan pembangunan gedung. Oleh karena itu, perencanaan dan
perancangan sistem plambing haruslah dilakukan secara bersamaan dan
sesuai dengan tahapan-tahapan perencanaan dan perancangan gedung itu
sendiri, dengan memperhatikan secara seksama hubungannya dengan
bagian-bagian kontruksi gedung serta dengan peralatan lainnya yang ada.
Pada jenis penggunaan sistem plambing sangat tergantung pada kebutuhan
dari bangunan itu sendiri, tentu .perencanaan dan perancangan sistem
plambing komplit pada persediaan air, saluran dan sistem pendistribusian.

1. Peralatan Plambing

Istilah “alat plambing” digunakan untuk semua peralatan yang dipasang di


dalam ataupun di luar gedung, untuk menyediakan air (memasukan) air
panas atau air dingin, dan untuk menerima (mengeluarkan) air buangan, atau
secara singkat dapat dikatakan semua peralatan yang dipasang pada Ujung
akhir pipa,untuk memasukkan air, dan Ujung awal pipa, untuk membuang air.

Bahan yang dianjurkan sebagai alat plambing harus memenuhi syarat-syarat


berikut :
1) Tidak menyerap air (atau, sedikit sekali)
2) Mudah dibersihkan
3) Tidak berkarat dan tidak mudah aus
4) Relatif mudah dibuat

208
5) Mudah dipasang
Bahan yang banyak digunakan adalah porselen, besi atau baja yang dilapis,
berbagai jenis plastik, dan baja tahan karat. Untuk bagian alat plambing yang
tidak atau jarang terkena air, ada juga digunakan bahan kayu. Alat plambing
yang tergolong “mewah” menggunakan juga marmer kualitas tinggi. Bahan
lain yang ada pada masa sekarang mulai banyak digunakan, terutama untuk
bak mandi (bath tub) adalah FRP atau resin polyester yang diperkuat dengan
anyaman serat gelas.

Peralatan Saniter; Peralatan saniter pada gedung yang hanya menggunakan


air bersih adalah bak cuci tangan, janitor, bak cuci piring (pantry), dan
pancuran mandi, peralatan saniter umumnya dibuat dari bahan porselen atau
keramik. Bahan ini sangat popular karena biaya pembuatannya cukup murah,
dan ditinjau dari segi sanitasi sangat baik. Bahan lain yang cukup banyak
digunakan di Indonesia adalah “teraso”, walaupun untuk membersihkan lebih
sulit dari pada bahan porselen.

Gambar 15-3: Peralatan Km/Sanitair

Beberapa jenis peralatan saniter yang menggunakan air bersih pada


bangunan, sebagai berikut :
1) Bak cuci tangan; Pada gedung, bak cuci tangan meliputi bak cuci
tangan kecil dan bak cuci tangan. Bak cuci tangan kecil ialah tempat
untuk menyuci tangan (wastafel), sedangkan bak cuci tangan pada
gedung ini ialah tempat yang digunakan untuk mengambil air
berwudhu, dimana pemakaian air bersih pada bak cuci tangan ini
terlalu banyak.

209
2) Janitor; Janitor adalah tempat pencucian (pembersihan) kain pel dan
biasanya juga dipakai untuk menyuci pakaian (laundry), tapi pada
gedung ini janitor hanya digunakan untuk tempat pencucian kain pel
saja.
3) Bak cuci piring (pantry); Bak cuci piring (pantry) ini adalah tempat
pencuci piring untuk para penghuni gedung.

Pancuran Mandi; Pancuran mandi yang disambung dengan pipa fleksibel


(hand shower) sekarang ini makin banyak digunakan,di samping pancuran
yang dipasang tetap pada dinding. Pancuran mandi semacam ini memberikan
keleluasaan lebih dalam penggunaannya untuk mandi, tetapi dalam keadaan
tertentu dapat menimbulkan kemungkinan aliran balik. Hal ini bisa terjadi
kalau misalnya katup pancuran tersebut dalam keadaan terbuka sedang
kepala pancurannya, ketika katup pancuran tersebut terbenam dalam bak
mandi (bath tub).

Gambar 15-4 : Distribusi Air Melalui Shower

Apabila dalam pipa air bersih ke pancuran terjadi tekanan negative, air bekas
yang di dalam bak mandi dapat tersedot balik ke dalam pipa dan mencemari
air bersih dalam pipa. Untuk mencegah hal ini, seharusnya dipasang pemecah
vakum untuk menghindarkan aliran balik. Pemecah vakum tersebut dapat
dipasang dalam sistem pipa atau sambungan pipa dengan pipa fleksibel yang
menghubungkan kepala pancuran. Di dalam kamar mandi di mana ada bak
mandi dengan pancuran seperti ini dan juga ada bak pencuci tangan, bibir
taraf banjir bak cuci tangan akan lebih tinggi dari bibir taraf banjir bak mandi.
Untuk mencegah pencemaran air dalam pipa ke bak cuci tangan akibat aliran
210
balik dari bak mandi melalui kepala pancuran, sebaiknya pemecah vakum
dipasang pada tempat yang letaknya sekurang-kurangnya 15 cm di atas
bidang bibir taraf banjir dari alat plumbing tertinggi yang berada dalam ruang
kamar mandi tersebut.

Gambar 15-5: Peralatan Sanitair Dalam Bangunan

2. Sistem Pemipaan Plambing

Plambing didefinisikan sebagai segala sesuatu yang berhubungan dengan


pelaksanaan pemasangan pipa dengan peralatannya di dalam gedung atau
gedung yang berdekatan yang bersangkutan dengan air bersih dan air
buangan yang dhubungkan dengan sistem saluran kota. Adapun fungsi dari
sistem instalasi plambing adalah; a) Menyediakan air bersih ke tempattempat
yang dikehendaki dengan tekanan yang cukup, b) Membuang air kotor dari
tempat-tempat tertentu tanpa mencemarkan bagian penting lainnya. Sistem
plambing merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam
pembangunan gedung. Oleh karena itu, perencanaan dan perancangan
sistem plambing haruslah dilakukan bersamaan dan sesuai dengan tahapan-
tahapan perencanaan dan perancangan gedung itu sendiri, dengan
memperhatikan secara seksama hubungannya dengan bagian-bagian
kontruksi gedung serta dengan peralatan lainnya yang ada dalam gedung
tersebut. Pada jenis penggunaan sistem plambing ini sangat tergantung pada

211
kebutuhan dari bangunan yang bersangkutan. Dalam hal ini, perencanaan
dan perancangan sistem plambing dibatasi pada pendistribusian dan
penyediaan air bersih.

Instalasi pipa pada bangunan tinggi digunakan untuk mengalirkan air bersih
(panas dan dingin), air es untuk keperluan tata udara, air untuk keperluan
pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran, pembuangan air kotor ,
air buangan air hujan dan air limbah. Jenis pipa digunakan juga beragam
jenisnya: air bersih dialirkan melalui pipa besi (steel pipe atau black pipe), pipa
galvanis , pipa PVC atau pipa tembaga (copper pipe). Pipa yang digunakan
untuk pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran ( hidran dan
spinkler), dituntut untuk mampu menahan beban tertentu. Jaringan pipa diatur
menurut arah vertikal ( riser, down feed, atau stand feed) yang disembunyikan
dalam saluran didalam tembok, sedangkan pada arah horizontal biasanya
diletakkan diatas langit-langit atau dilantai instalasi

Sistem pemipaan plambing menurut cara pengaliran airnya, adalah cara untuk
mengalirkan air dan ketempat yang memerlukan. Ada dua cara pengaturan air
yaitu;
1) sistem horizontal
2) sistem Vertikal.

Sistem horizontal, adalah suatu sistem pemipaan plambing yang banyak


digunakan untuk mengalirka kebutuhan air pada suatu kompleks perumahan
atau rumah-rumah tinggal yang tidak bertingkat Ada dua cara yang dipakai
untuk sistem pemipaan plambing horizontal yaitu sebagai berikut; a)
Pemipaan plambing yang menuju ke satu titik akhir Keuntungan pemipaan
plambing ini adalah pemakaian bahan yang lebih efesien, dan kerugiannnya
adalah daya pancar pada titik kran air tidak sama, semakin jauh semakin kecil
daya pancarnya; b) Pemipaan plambing yang melingkar/membentuk ring
Pemipaan plambing ini menuntut penggunaan bahan pipa yang banyak,
padahal kekuatan daya pancar air kesemua titik-titik akan menghasilkan air
yang sama

212
Sestim Vertikal, adalah sistem pengaliran/distribusi air bersih dengan sistem
pengaturan beda tinggi yang banyak digunakan pada bangunan-bangunan
bertingkat tinggi. Cara pendistribusiannya adalah dengan menampung lebih
dulu pada tangki air (ground reservoir) yang terbuat dari beton dengan
kapasitas sesuai dengan kebutuhan air pada bangunan tersebut. Kemudian
air dialirkan dengan menggunakan pompa untuk langsung ke titik-titik kran
yang diperlukan. Sistem ini lebih menguntungkan pada penggunaan pipa,
tetapi sering mengalami kesulitan kalau sumber tenaga untuk pompa
mengalami pemadaman. Cara lain dengan menggunakan pompa untuk
diteruskan pada tangki di atas bangunan. Kemudian dari tangki dialirkan ke
tempat-tempat yang memerlukan, dengan menggunakan sistem
gravitasi/diturunkan secara lansung.

3. Sistem Plambing Air bersih

Berbicara tentang sistem plambing, tidak terlepas dari pembicaraan masalah


air, baik itu air bersih, air kotor mapun air sebagai sumber kesehatan dan juga
air sebagai sumber penyakit. Air adalah unsur penting yang sangat berperan
dalam semua kehidupan, termasuk kehidupan manusia, di dalam air itu
terdapat berbagai mineral dan unsur kimia, seperti Ca, Fe, F, J, dan lain-
lain yang diperlukan untuk pertumbuhan dan untuk menjaga kesehatan
manusia. Selain dari pada itu air juga merupakan tempat hidup binatang–
binatang air, mulai dari ikan sampai mikroorganisme. Mikroorganisme yang
hidup di dalam air sangat bermacam–macam, ada yang pathogen
(membahayakan bagi kesehatan manusia) dan ada yang tidak pathogen. Oleh
karena itu, air disamping sebagai kebutuhan hidup juga sebagai media
penularan penyakit. Disamping air sebagai media penularan penyakit perut,
air pun merupakan pelarut yang sangat baik. Oleh karena itu di dalam air
banyak dijumpai zat-zat kimia atau mineral-mineral. Zat kimia dan
mineral-mineral itu kadar di dalam air tergantung dari daerah yang di
laluinya.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, pada Peraturan Pemerintah


Republik Indonesia Nomor 16 tahun 2005, tentang Pengembangan Sistem

213
Penyediaan Air Minum, pasal 1 ayat 2. Air bersih adalah air bersih rumah
tangga yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang
memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum. Syarat-syarat
kualitas air bersih adalah :
1) Syarat fisik; jernih, tidak berwarna, tidak berasa, tidak berbau, dan
sejuk (temperatur dibawah suhu kamar).
2) Syarat kimiawi; air mengandung zat-zat kimia atau mineral-mineral
dalam kadar tertentu.
3) Syarat bakteriologi; air tidak boleh mengandung bakteri-bakteri
pathogen.
Dengan demikian bahwa air bersih bisa didefinisikan sebagai berikut : “Air
bersih adalah air yang telah memenuhi syarat kualitas air bersih syarat fisik,
kimiawi dan bakteriologi. Agar air itu bisa digunakan oleh manusia secara
aman (tidak mengganggu/ membahayakan kesehatan), maka organisme-
organisme, bahan-bahan kimia dan mineral-mineral tadi keberadaannya harus
pada batas-batas tertentu, dengan kata lain air tersebut harus memenuhi
syarat-syarat tertentu, syarat ini dinamakan syarat kualitas air bersih. Didalam
bangunan gedung air bersih digunakan untuk berbagai keperluan yang
menunjang kegiatan penghuninya, diantaranya adalah: keperluan untuk
memasak, mandi, minum, mencuci, penggelontor kakus, menyiram
tanaman, kolam renang, dan lain sebagainya.

Air menurut kebutuhannya dapat dibagi menjadi: air bersih (dingin atau
Panas), air kotor (air sisa, air limbah, air hujan dan air limbah khusus).
Kebutuhan air dalam bangunan artinya air yang dipergunakan baik oleh
penghuninya ataupun oleh keperluan-keperluan lain yang ada kaitannya
dengan fasilitas bangunan.Kebutuhan air di dalam gedung, rumah, kantor,
apartemen, hotel dan lain sebagainya, kebutuhan didasarkan atas, antara lain
yaitu; a) Kebutuhan untuk minum, memasak/dimasak. Untuk keperluan mandi,
buang air kecil dan air besar. Untuk mencuci, cuci pakaian, cuci badan,
tangan, cuci perlatan dan untuk proses seperti industry; b) Kebutuhan yang
sifatnya sirkulasi: air panas, water cooling/AC, kolam renang, air mancur
taman, dan kebutuhan untuk air taman, hidran dan lain sebaginya. Kebutuhan
air terhadap bangunan tergantung fungsi kegunaan bangunan dan jumlah

214
penghuninya. Besar kebutuhan air khususnya untuk kebutuhan manusia
dihitung rata-rata perorang per hari tergantung dari jenis bangunan yang
digunakan untuk kegiatan manusia tersebut.

Air bersih yang masuk kedalam bangunan atau masuk kedalam sistem
plambing air bersih, harus memenuhi syarat kuantitas air bersih, yaitu
kapasitas air bersih harus mencukupi berbagai kebutuhan air bersih bangunan
gedung tersebut. Untuk menghitung besarnya kebutuhan air bersih dalam
bangunan gedung didasarkan pada pendekatan sebagai berikut; Jumlah
penghuni gedung, baik yang permanen maupun yang tidak permanen. Unit
beban alat plambing Luas lantai bangunan Perhitungan kebutuhan air
berdasarkan luas lantai banguan hanya digunakan untuk menentukan
kebutuhan air pada waktu pra rancangan, tidak untuk bangunan gedung
yang sudah selesai rancangannya. Perhitungan berdasarkan jumlah
penghuni, dipakai untuk bangunan gedung rumah tinggal.

Sebagai Contoh menghitung kebutuhan air dalam rumah tinggal, kita hitung
dengan cara sebagai berikut;
1) Kebutuhan air bersih rumah tinggal sederhana: Menentukan
banyaknya kebutuhan air bersih untuk rumah tinggal sederhana
dengan jumlah penghuni sebanyak 5 jiwa. Asumsikan kebutuhan air
sebesar 100 l/jiwa/hari. Kebutuhan air sebesar : 5 jiwa X 100
l/jiwa/hari = 500 l/hari.
2) Kebutuhan air bersih rumah tinggal mewah: Menentukan
banyaknya kebutuhan air bersih untuk rumah tinggal mewah
dengan jumlah penghuni sebanyak 8 jiwa. Asumsikan kebutuhan air
sebesar 250 l/jiwa/hari. Kebutuhan air sebesar : 8 jiwa X 250
l/jiwa/hari = 2.000 l/hari.

Tabel : Kebutuhan air menurut tipe bangunan


Jenis Bangunan Liter/ hari
Sekolahan 57
Sekolahan+Kafetaria 95
Apartemen 133

215
Kantor 57-125
Taman Umum 19
Taman dan shower 38
Kolam renang 38
Apartemen mewah 570/unit
Rumah susun 152/unit
Hotel 380/kamar
Pabrik 95
Rumah sakit umum 570/unit
Rumah perawat 285/unit
Restoran 95
Dapur hotel 38
Motel 190/tmpt tidur
Drive in Pertokoan 19/mobil
Servis station 38
Airprt 11-
Gereja 19/penumpang
Rumah tinggal 19-26/tmpt duduk
150-285

4. Sistem Penyediaan Air Bersih

Sisem penyediaan air bersih, tentu sangat erat kaitannya dengan sumber air
itu sendiri, sumber air untuk sistem penyedian air bersih suatu bangunan
gedung ada dua macam yaitu secara individu dan secara kolektif. Secara
individu adalah sistem penyediaan air bersih yang sumber airnya diambil
secara perorangan atau rumah tangga/bangunan. Secara kolektif adalah
sistem penyediaan air bersih yang sumber airnya diambil secara bersama-
sama atau kolektif yang diselenggarakan oleh suatu badan atau
perusahaan, yang pada umumnya badan atau perusahaan yang
menyelenggarakannya adalah Perusahaan Daerah Air bersih (PDAM),
namun kini beberpa perumahan elah membuat sumber air kolektif yang
dikelola oleh depeloper atau tim yang ada dalam perumahan. Sistem yang
digunakan untuk mendistribusikan airnya menggunakan sarana perpipaan,
oleh karena itu sistem ini juga disebut penyediaan air bersih sistem
perpipaan.

Penjelasan sistem penyediaan air bersih dengan sumber air secara individu,
air dari sumber air yang ada didalam tanah melalui sumur diangkat
kepermukaan tanah dengan menggunakan timba atau pompa, lalu air

216
tersebut digunakan untuk kebutuhan sehari-hari. Ada juga air dari sumber air
yang ada didalam tanah melalui sumur di pompa langsung ke alat-alat
plambing atau di pompa ke menara air, lalu air dari menara air dialirkan
secara gravitasi ke alat-alat plambing. Ada juga yang menggunakan
sumber air dari mata air atau dari air permukaan seperti sungai atau kolam.
Kemudian penjelasan sistem penyediaan air bersih dengan sumber air
secara kolektif adalah air dari sumber air seperti air tanah tertekan, mata air,
atau air permukaan di alirkan melalui saluran transmisi (saluran pembawa)
air, baik secara gravitasi maupun secara pemompaan ke bangunan atau unit
pengolahan air bersih untuk diolah agar supaya air dari sumber air yang
belum memenuhi syarat kualitas air bersih menjadi memenuhi syarat
kualitas air minum. Air bersih dari unit pengolahan air bersihdialirkan
melalui pipa transmisi (pipa pembawa) air bersih secara gravitasi atau
pemompaan ke reservoir. Air bersih dari reservoir didistribusikan ke
konsumen atau pemakai melalui pipa atau jaringan pipa distribusi (pipa
atau jaringan pipa pembagi) secara gravitasi atau secara pemompaan atau
gabungan pemompaan dan gravitasi. Tekanan air pada pipa distribusi,
maksimal 40 meter kolom air (mka), dan pada ujung pipa distribusi minimal 10
meter kolom air. Dari pipa distribusi air dialirkan ke bangunan gedung,
bisa secara langsung keperalatan plambing, bisa juga secara tidak langsung
(menggunakan menara air). Air dari sistem penyediaan air bersih kota
(PDAM) pada umumnya kualitasnya sudah memenuhi persyaratan kualitas
air bersih, kalau air dari sumber air individu, ada yang sudah memenuhi syarat
kualitas air bersih ada juga yang belum memenuhi. Kalau belum memenuhi
syarat kualitas air bersih, maka air tersebut harus diolah terlebih dahulu agar
memenuhi persyaratan air minum, sebelum masuk ke dalam sistem
plambing bangunan gedung.

Sistem penyediaan air bersih yang banyak digunakan dapat dikelompokkan


sebagai berikut :
1) Sistem sambungan langsung
2) Sistem tangki atap
3) Sistem tangki tekan
4) Sistem tanpa tangki (booster system)

217
Gambar 15-6: Sistem Sambungan Langsung

Dalam sistem sambungan langsung pipa distribusi dalam gedung langsung


dengan pipa utama penyediaan air bersih sepeti pipa utama dibawah jalan
dari perusahaan air bersih, atau sistem air bersih dalam komplek perumahan.
Karena terbatasnya tekanan dalam pipa utama dan dibatasinya ukuran pipa,
cabang dari pipa utama tersebut, maka sistem ini terutama dapat diterapkan
untuk perumahan dan gedung-gedung kecil dan rendah. Ukuran pipa cabang
biasnya diatur/ditetapkan oleh perusahaan atau pengelola air bersih setempat.

Gambar 15-7: Sistem Tangki Atap dan Tekan

218
Sistem tangki atap, dalam sistem ini, air ditampung lebih dahulu dalam tangki
bawah yaitu dipasang pada lantai terendah bangunan atau dibawah muka
tanah, kemudian dipompakan ke suatu tangki atas yang biasanya dipasang
diatas atap atau diatas lantai tertinggi bangunan. Kemudian tangki atap ini
diterapkan dengan kondisi-kondisi seperti; Selama air digunakan, perubahan
tekanan yang terjadi pada alat plambing hanyalah akibat muka air dalam
tangki atap, dan sistem pompa yang dinaikkan air tangki atap bekerja
otomatis dengan cara yang sangat sederhana sehingga kecil sekali
kemungkinan timbulnya kesulitan. Pompa biasanya dijalankan dan dimatikan
oleh alat yang mendeteksi muka dalam tangki atap. Perawatan tangki atap
sangat sederhana jika dibandingkan dengan tangki tekan. Untuk bangunan-
bangunan yang cukup besar, sebaiknya disediakan pompa cadangan untuk
menaikkan air ke tangki atap. Pompa cadangan ini dalam keadaan normal
biasanya dijalankan bergantian dengan pompa utama, untuk menjaga agar
kalau ada kerusakan atau kesulitan maka dapat segera diketahui. Apabila
tekanan air dalam pipa utama cukup besar, air dapat langsung dialirkan ke
dalam tangki atap tanpa disimpan dalam tangki bawah dan dipompa. Dalam
keadaan demikian ketinggian lantai atas yang dapat dilayani akan tergantung
pada besarnya tekanan air dalam pipa utama.

Sistem tangki tekan diterapkan dalam keadaan dimana suatu kondisi tidak
dapat digunakan sistem sambungan langsung. Prinsip kerja sistem ini adalah
sebagai berikut : Air yang telah ditampung dalam tangki bawah, dipompakan
ke dalam suatu bejana (tangki) tertutup sehingga udara di dalamnya
terkompresi. Air dalam tangki tersebut dialirkan ke dalam suatu distribusi
bangunan. Pompa bekerja secara otomatis yang diatur oleh suatu detektor
tekanan, yang menutup / membuka saklar motor listrik penggerak pompa.
Pompa berhenti bekerja kalau tekanan tangki telah mencapai suatu batas
minimum yang ditetapkan, daerah fluktuasi tekanan ini biasanya ditetapkan
antara 1,0 sampai 1,5 kg / cm2. Daerah yang makin lebar biasanya baik bagi
pompa karena memberikan waktu lebih lama untuk berhenti, tetapi seringkali
menimbulkan efek yang negatif padaperalatan plambing.

219
Dalam sistem ini udara yang terkompresi akan menekan air ke dalam sistem
distribusi dan setelah berulang kali mengembang dan terkompresi lama
kelamaan akan berkurang, karena larut dalam air atau ikut terbawa keluar
tangki. Sistem tangki tekan biasanya dirancang agar volume udara tidak lebih
dari 30% terhadap volume tangki dan 70% volume tangki berisi air. Bila mula-
mula seluruh tangki berisi udara pada tekanan atmosfer, dan bila fluktuasi
tekanan antara 1,0 sampai dengan 1,5 kg/cm2, maka sebenarnya volume
efektif air yang mengalir hanyalah sekitar 10% dari volume tangki. Untuk
melayani kebutuhan air yang besar maka akan diperlukan tangki tekan yang
besar. Untuk mengatasi hal ini maka tekanan awal udara dalam tangki dibuat
lebih besar dari tekanan atmosfer (dengan memasukkan udara kempa ke
dalam tangki). Kelebihan sistem tangki tekan yaitu;
1) Lebih menguntungkan dari segi estetika karena tidak terlalu mencolok
dibandingkan dengan tangki atap.
2) Mudah perawatannya karena dapat dipasang dalam ruang mesin
bersama pompa-pompa lainya.
3) Harga awal lebih rendah dibandingkan dengan tangki yang harus
dipasang di atas menara.

Sedangkan kekurangannya yaitu :


1) Daerah fluktuasi tekanan sebesar 1,0 kg/cm2 sangat besar
dibandingkan dengan sistem tangki atap yang hampir tidak ada
fluktuasinya. Fluktuasi yang besar ini dapat menimbulkan fluktuasi
aliran air yang cukup berarti pada alat plambing, dan pada alat
pemanas gas dapat menghasilkan air dengan temperatur yang
berubah-ubah.
2) Dengan berkurangnya udara dalam tangki tekan, maka setiap
beberapa hari sekali harus ditambahkan udara kempa dengan
kompresor atau dengan menguras seluruh air dalam tangki tekan.
3) Sistem tangki tekan dapat dianggap sebagai suatu sistem pengaturan
otomatik pompa penyediaan air saja dan bukan sebagai sistem
penyimpanan air seperti tangki atap.

220
4) Karena jumlah air yang efektif tersimpan dalam tangki tekan relatif
sedikit, maka pompa akan sering bekerja sehingga menyebabkan
keausan pada saklar yang lebih cepat.

Variasi yang ada pada sistem tangki tekan antara lain :


1) Sistem Hydrocel Sistem ini menggunakan alat yang dinamakan
“Hydrocel” ciptaan Jacuzzi Brothers Inc. Sebuah perusahaan di
Amerika Serikat sekitar 20 tahun yang lalu, sebagai penganti
udara dalam tangki tekan. Sistem ini mengunakan tabungtabung
berisi udara dibuat dari bahan karet khusus, yang akan
mengkerut dan mengembang sesuai dengan tekanan air dalam
tangki. Dengan demikian akan mencegah kontak langsung
antara udara dengan air sehingga selama pemakaian sistem ini
tidak perlu ditambah udara setiap kali.
2) Kelemahannya hanyalah bahwa volume air yang tersimpan
relatif sedikit.
3) Sistem Tangki Tekan dengan Diafram Tangki tekan pada sistem
ini dilengkapi dengan diafram yang dibuat dari bahan karet
khusus, untuk memisahkan udara dengan air. Dengan demikian
akan menghilangkan kelemahan tangki tekan sehubungan
dengan perlunya pengisian udara secara periodik.

Sistem Tanpa Tangki (Booster System), Dalam sistem ini tidak digunakan
tangki apapun, baik tangki bawah, tangki tekan, ataupun tangki atap. Air
dipompakan langsung ke sistem distribusi bangunan dan pompa penghisap
air langsung dari pipa utama (misalnya pipa utama perusahaan air minum). Di
Eropa dan Amerika Serikat cara ini dapat dilakukan kalau pipa masuk pompa
diameternya 100 mm atau kurang. Sistem ini sebenarnya dilarang di
Indonesia, baik oleh Perusahaan Air Minum maupun pada pipa-pipa utama
dalam pemukiman khusus (tidak untuk umum).

Sistem ini terdapat dua sistem dikaitkan dengan kecepatan pompa,


yaitu :

221
1) Sistem kecepatan putaran pompa konstan, Pompa utama selalu
bekerja sedangkan pompa lain akan bekerja secara otomatik yang
diatur oleh tekanan.
2) Sistem kecepatan putaran pompa variabel, Sistem ini untuk mengubah
kecepatan atau laju aliran diatur dengan mengubah kecepatan putaran
pompa secara otomatik. Sistem kecepatan putaran pompa variabel
mempunyai keuntungan/ kerugiannya antara lain:
 Mengurangi tingkat pencemaran air karena tidak menggunakan tangki,
 Mengurangi terjadinya karat karena tidak kontak udara langsung,
 Beban struktur semakin ringan karena tidak ada tangki atas,
 Biaya pemakaian daya listrik besar,
 Penyediaan air bersih tergantung pada sumberdayanya,
 Investasi awal besar.

5. Air Panas

Air panas adalah air bersih yang dipanaskan dengan alat tertentu dan
digunakan untuk kebutuhan-kebutuhan tertentu. Sistem air panas ini dapat
dipasang pada bangunan perumahan, perkantoran, restoran, hotel,
apartemen, penginapan, rumah sakit dan bangunan umum. Pada daerah yang
beriklim sejuk atau dingin air panas dibutuhkan, oleh Karena itu sistem
plambing air panas ini menggunakan pipa besi tuang atau tembaga yang
dibalut dengan benang-benang asbes sebagai isolator supaya panasnya tidak
terbuang.

Alat pemanas yang sering digunakan adalah sebagai berikut:


 Pemanas air dengan gas, air mengalir sesaat, dan melewati pipa-pipa
yang dipanaskan.
 Pemanas air listrik
 Pemas air energy surya dimana tabung penyimpan dipasang diatas
atap bangunan untuk mendapatkan panas matahari.

Pemanas air dengan menggunakan gas terdapat dua sistem yaitu (a) alat
tidak bekerja dan akan menutup secara otomatis katup pengaman yang ada

222
pada mesin pemanas jika air kurang dari minium yang disyaratkan, (b) alat
tidak diolengkapi katup pengaman otomatis, jika air kurang dari yang
disyaratkan maka mesin pemanas akan mengembang karena panas akhirnya
rusak. Gas buang harus dipasang di atas atap 0,6 m.

Alat pemanas yang berujud elemen pemanas di masukan dalam air dalam
pemanas sehingga akan terjadi perubahan air dari dingin menjadi panas.
Bahan pemanas digunakan nikelkrom diselubungi konduktor kalor (oksida
magnesium). Air dingin masuk dari bawah dan air panas keluar di bagian atas
tangki pemanas. Tekanan uap pada mesin pemanas air biasanya tidak lebih
dari 7 kg/cm2 dan jika tekanan yang terjadi sebesar 7 kg/cm2 maka panas air
sebesar 100oC., oleh karena itu pencabangan seabiknya menggunakan bahan
perunggu/kuningan.

Gambar 15-8 : Model Alat Pemanas Air Tenaga Gas

223
Gambar 15-9 : Model Alat Pemanas Air Tenaga Surya

224
5.1 Memasang Instalasi pipa air panas

Dalam pemasangan pipa instalasi air panas yang perlu diperhatikan adalah
sistem perpipaan pada pemanas air ada dua, yaitu : (a) sistem ke atas (up
feed ) dan (b) sistem ke bawah (down feed). Sistem ke atas agar dapat
melayani air panas pada lantai di atas alat maka perlu digunakan alat
pendorong yaitu pompa air. Sedangkan untuk yang ke bawah sistem tersebut
berdasarkan gravitasi.

Pipa untuk instalasi air panas umumnya menyesuaikan dengan pipa masuk
air dingin dari yang sudah ada dan pipa flexsibel pada mesin pemanas air baik
inlet maupun outletnya. Alat sambung yang digunakan pada instalasi
pemanas air sama dengan instalasi air bersih dingin. Pemanas air sesaat
dengan kapasitas kecil umumnyanya langsung dihubungkan dengan alat
plambing seperti shower, bak mandi, sink dan alat plambing lainnya.
Penyerapan panas pada bahan pipa distribusi sampai dengan pemakai
diabaikan. Namun untuk instalasi dengan kapasitas besar dan terpusat, maka
penyerapan panas karena bahan instalasi perlu diperhitungkan (misalnya
untuk hotel dan pabrik).

Instalasi pemanas air untuk rumah tinggal umumnya digunakan kapasitas


kecil seperti pemanas dengan bahan listrik gas. Pengisian air pada tangki
pemanas dengan menggunakan bak tandon air/ reservoir atas dengan
harapan bahwa sistem gravitasi/ sirkulasi alami akan sempurna.

225
Gambar 15-10 : Instalasi Pemanas air dengan daya listrik

C. Sistem Plumbing Air Kotor

Air buangan atau air kotor adalah air bekas pakai yang dibuang. Air kotor
dapat dibagi menjadi beberapa bagian sesuai dengan hasil penggunaannya,
seperti; a) Air buangan bekas mencuci, mandi dan lai-lainnya, b) Air Limbah
yaitu air untuk memebersihkan limbah/kotoran, c) Air hujan yaitu air yang
jatuh ke atas permukaan tanah atau bangunan, dan d) Air limbah khusus yaitu
air bekas cucian dari kotoran-kotoran dan alat-alat tertentu seperti air bekas
dari rumah sakit laboratorium, restoran dan pabrik. Sistem pembuangan air
kotor/air bekas, air bekas yang dimaksud adalah air bekas cucian, air bekas
cucian pakain, kendaraan, cucian peralatan masakan dan beberapa macam
cucian lainnya.

Air limbah adalah air bekas buangan yang bercampur kotoran. Air bekas/air
limmbah ini tidak diperbolehkan dibuang sembarangan/dibuang ke seluruh
lingkungan tetapi harus ditampung ke dalam bak penampungan. Untuk
bangunan rumah tinggal, satu atau dua titik buangan cukup diperlukan septic
tank dengan volume 1 – 1,5 m3 dengan dibuat perembesan. Air limbah

226
khusus adalah air bekas buangan dari kebutuhan-kebutuhan khusus , seperti
restoran yang besar, pabrik industri kimia, bengkel, rummah sakit dan
laboratorium.

Air hujan adalah air dari awan yang jatuh dipermukaan tanah. Air tersebut
dialirkan kesaluran-saluran tertentu. Air hujan yang jatuh pada rumah tinggal
atau komplek perummahan disalurkan melalui talang-talang-talang vertical
dengan deameter 3” (minimal) yang diteruskan ke saluran-saluran horizontal
dengan kemiringan 0,5-1% dengan jarak terpendek menuju ke saluran
terbuka lingkungan. Dalam menghitung besar pipa pembuangan air hujan
harus diketahui atap yang menampung air hujan tersebut dalam luasann m2.

1. Pipa Plambing Air Kotor

Sistem pipa air kotor, bekas, dan kotoran keluar dari perlengkapan saniter
menggunakan pipa tegak agar air buangan dapat mudah berjalan/mengalir
oleh adanya gravitasi bumi. Beberapa pipa dari perlengkapan saniter tersebut
digabungkan menjadi satu pada pipa vertikal utama. Tetapi untuk sampai ke
pipa vertikal utama tersebut tentu dihubungkan dengan pipa horizontal dalam
manajemen proyek.

Pemasangan pipa terhadap konstruksi perlu diperhatikan. Jangan sampai


seluruh konstruksi bangunan sudah selesai dikerjakan tetapi pipa belum
terpasang. Memasang pipa yang dilakukakan belakangan, akan
memperlemah konstruksi bangunan. Untuk itu perlu perencanaan yang baik
antara perencanaan plumbing dan pemberian perkuatan pada konstruksi
bangunan. Seluruh insatalasi pipa harus sudah terpasang dengan benar
sebelum pekerjaan pemasangan lanjutan berlangsung. Misalnya pemasangan
instalasi pipa pada kamar mandi harus sudah terpasang sebelum keramik
dinding terpasang dalam manajemen proyek. Atau juga pemasangan pipa
horizontal air hujan harus sudah terpasang sebelum memasang plafon. Pipa
yang menembus pondasi, akan memperlemah pondasi, maka pada bagian
yang menembus tersebut harus diperkuat oleh tulangan lain. Agar permukaan
pipa tidak langsung bersentuhan dengan lubang pada pondasi maka diberi
selubung. Pipa mungkin saja mengalami patah pada titik di mana pipa

227
tersebut bertemu dengan elemen bangunan. Hal ini terjadi akibat
mengembang dan menyusutnya pipa karena adanya perubahan temperatur.
Untuk itu, lubang tempat pipa tersebut, diberi selubung pipa baja. Selubung
pipa dapat diterapkan pada instalasi pipa horizontal dan pipa vertikal dalam
manajemen proyek

Bahan pipa yang umum digunakanuntuk saluran air kotor, adalah dari besi
(baja) dengan lapisan galvanis, plastik, pvc, porselin dan dari beton betulang.
Ketentuan dan syarat bahan harus memenuhi syarat tidak menyerap air,
mudah dibersihkan, tidak berkarat atau mudah aus. Untuk instalasi air kotor
dalam bangunan kecuali instalasi air panas biasa digunakan pipa PVC, pipa
ini dikenal spesifikasi di pasaran, antara lain;

Berdasarkan tipe ketebalan;


1) Type AW Untuk pipa dengan kawalitas yang paling baik ( tebal ) Biasanya
digunakan untuk saluran air bersih / air minum yang mempunyai kekuatan
tekan yang cukup tinggi.
2) Type, Untuk pipa kwalitas sedang dengan tebal medium, Biasanya
digunakan untuk saluran pembuang, seperti saluran air hujan, saluran
pem- buangan bekas cuci / mandi, saluran septictank, dsb.
3) Type C, Untuk pipa dengan kwalitas paling rendah (tipis).
Digunakan untuk sparing-sparing listrik yang tertanam dalam dinding.

Berdasarkan tipe Ukuran; Ukuran diameter penampang pipa.


1) Untuk saluran air bersih digunakan ukuran 1/2", 3/4", 1", 1,5".
2) Untuk saluran pembuang digunakan ukuran 1", 1,5" 2", 3", 4", 5".

Sistem Instalasi air Kotor, yang perlu diketahui dalam pelaksanaan harus
lengkap denah instalasi dan diagram isometris pipa air kotor serta jalur
pembuangan. Beberpa pedoman dalam pekerjaaan instalasi sistem perpipaan
saluran air kotor, antara lain yaitu;
1) Hindari /jangan terlalu banyak percabangan.
2) Sambungan harus betul-betul rapat.
3) Untuk air bekas (mandi/cuci) harus dibuat Manhole untuk kontrol
pembersihan (bak kontrol) pada tempat-tempat tertentu.

228
4) Untuk lubang saluran pembuang harus diberi saringan.
5) Sparing harus melebihi rencana peil lantai beton & tebal beton. ( diatas
plat = 25 cm, dibawah plat = 15 cm ), bagian atas supaya ditekuk atau
digepengkan / ditutup dengan cara dipanaskan.
6) Posisi sparing harus sesuai dengan type saniter (jika saniter telah
ditentukan).
7) Jika saniter belum ditentukan , dipakai sistem Block Out.
8) Sparing Clean out harus dipasang bersamaan dengan sparing closet (bila
ada), di mana letak sparing clean out berada di samping atau dekat
dengan sparing closet, fungsinya adalah untuk pembersihan apabila closet
terjadi penyumbatan.
9) Fan out dipasang bila dalam instalasi saluran kotor banyak percabangan
dengan saluran pembuangannya lewat shaft. Fungsinya untuk mengurangi
tekanan udara pada pipa pada saat closet di gelontor dengan air.
10) Floor drain supaya diletakkan jauh dari pintu dan dekat dengan kurasan
bak.

2. Sistem Pembuangan Air Kotor

Sistem pembuangan air buangan, merupakan sistem instalasi untuk


mengalirkan air buangan yang berasal dari peralatan saniter maupun
hasil buangan dapur. Sistem Pembuangan Air Buangan dibedakan
berdasarkan cara pembuangannya, yaitu;
1) Sistem pembuangan air campuran, yaitu sistem pembuangan
dimana air kotor dan air bekas dialirkan kedalam satu saluran / pipa.
2) Sistem pembuangan air terpisah, yaitu sistem pembuangan dimana
air kotor dan air bekas masing-masing dialirkan secara terpisah atau
menggunakan pipa yang berlainan.
Sistem Pembuangan Air Buangan dibedakan berdasarkan
perletakannya:
1) Sistem pembuangan gedung, yaitu sistem pembuangan yang
berada didalam gedung.

229
2) Sistem pembuangan luar, yaitu sistem yang berada diluar gedung,
disebut juga riol gedung. Sebelum air buangan dari peralatan saniter
maupun dari buangan dapur dibuang ke saluran umum / kota maka
harus dilakukan pengolahan terlebih dahulu dengan Sewage
Treatment Plant ( STP ), sehingga memenuhi ambang baku yang
dipersyaratkan.

Sewage Treatment Plant, berfungsi sebagai pengolah air buangan


sehingga memenuhi persyaratan sebagai air buangan rumah tangga (
domestic waste ), yaitu dengan ketentuan; a). Kandungan zat
tersuspensi rata-rata dalam waktu 24 jam adalah 20 mg / liter, b).
Kebutuhan biologi untuk oksigen ( BOD ) rata-rata dalam waktu 24 jam
adalah 20 mg / liter dengan kapasitas maksimum yang diperbolehkan
s/d 30 mg / liter.

Sistem Instalasi, pembuangan air kotor, kotoran, air hujan, dan air
bekas, dibedakan dalam 2 jenis yaitu sistem campuran dan sistem
terpisah. Sistem Konstruksi Bangunan campuran, artinya air bekas dan
air kotor dikumpulkan dan bersama-sama dibuang menggunakan satu
aliran. Sedangkan sistem terpisah,air dikumpulkan sesuai dengan
jenisnya dan dialirkan secara terpisah. Air kotor menuju ke septictank
sedangkan air bekas dan air hujan menuju riol lingkungan

3. Sistem Pembuangan Air Hujan

Air hujan yang dibawa dalam system plambing ini harus disalurkan ke dalam
lokasi pembuangan untuk air hujan, kondisi tersebut karena air hujan tidak
boleh disalurkan ke dalam system plambing air buangan yang hanya
bertujuan untuk menyalurkan air buangan saja atau disalurkan ke suatu
tempat sehingga air hujan tersebut akan mengalir ke jalan umum,
menyebabkan erosi atau genangan air. Bila terdapat system plambing air
buangan dan air hujan dalam satu gedung maka dianjurkan jangan
digabungkan kecuali hanya pada lantai paling bawah saja. Sistem plambing

230
air hujan yang digabung dengan air buangan pada lantai terbawah harus
dilengkapi dengan perangkap (penamung smentara) untuk mencegah
keluarnya gas dan bau tidak enak dari system tersebut. Perangkap yang
terpasang harus berukuran minimal sama dengan pipa mendatar yang
terpasang bersama. Dan harus dilengkapi dengan pembersih di tiap ujungnya
yang terletak di dalam gedung. Pada ujung dimana air masuk, harus
dilengkapi dengan penahan kotoran agar system plambing air hujan tidak
terganggu.

Talang atap (Gutter) dan talang tegak (leader) air hujan digunakan untuk
menangkap air hujan yang jatuh ke atas atap atau bidang tangkap lainnya di
atas tanah. Dari leader kemudian dihubungkan ke titik-titik pengeluaran,
umumnya ke permukaan tanah atau system drainase bawah tanah
(underground drain). Tidak diperkenankan menghubungkannya dengan
system saluran saniter. beberapa prinsip berkenaan dengan penentuan
ukuran Talang atap & talang tegak adalah :
1) Ukuran leader dibuat sama dengan outletnya, untuk menghindari
kemacetan aliran yang ditimbulkan oleh daun dan kotoran lainnya.
2) Ukuran outlet tergantung pada jumlah & jarak antar outlet, kemiringan
atap dan bentuk Talang atap.
1. Jenis gutter terbaik adalah jika punya kedalaman minimal sama dengan
setengah kali lebarnya dan tidak lebih dari ¾ lebarnya.

231
Gambar 15-11: Model Sistem pembuangan Air Hujan

Talang atap berbentuk setengah lingkaran merupakan bentuk yang paling


ekonomis dalam kebutuhan materialnya dan menjamin adanya proporsi yang
tepat antara kedalaman dan lebar gutter. Ukuran gutter tidak boleh lebih kecil
dari leadernya dan tidak boleh lebih kecil dari 4 inci. Perencanaan
pembuanagn air hujan harus sesuai dengan syaat dan ketentuan, seperti; a)
Ukuran saluran pembuangan air hujan gedung dan setiap pipa cabang
datarnya dengan kemiringan 4 % atau lebih kecil harus didasarkan atas
jumlah daerah drainase yang dilayaninya, dan sebaiknya pipa pembuangan
air hujan dan cabang-cabang mendatarnya memiliki kemiringan 2 %. Ukuran
pipa drainase bawah tanah yang dipasang di bawah lantai atau di sekeliling
tembok luar gedung harus minimal ukuran pipa ≥ 4 inci. Kemudian Talang
tegak air hujan pada luas atap yang dilayaninya haurs dapat menampung
besarnya air hujan yang trurun.

232
Pada SNI 03-7065-2005, tentang tata cara Tata cara perencanaan sistem
plambing

Pada pasal 7:11 dijelaskan:


Gedung harus mempunyai perlengkapan drainase untuk menyalurkan air
hujan dari atap dan halaman atau pekarangan dengan pengerasan di dalam
persil ke saluran air hujan kota atau saluran pembuangan campuran kota.
Pada daerah yang tidak terdapat saluran tersebut, pengaliran air hujan
dilakukan sesuai ketentuan yang berlaku. Setiap persil berhak menyalurkan
air hujan ke saluran air hujan kota

Pada pasal 7:12 dijelaskan:


Perencanaan pipa air hujan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:
(1) Pipa air hujan tidak boleh ditempatkan:
a) dalam ruang tangga,
b) sumuran alat pengangkat,
c) dibawah lift atau dibawah beban imbangan lift,
d) langsung di atas tangki air minum tanpa tekanan,
e) di atas lubang pemeriksaan tangki air minum yang bertekanan,
f) di atas lantai yang digunakan untuk pembuatan persiapan
pembungkusan penyimpanan atau peragaan makanan

2) Penempatan ujung buntu dilarang pada jaringan air hujan, kecuali bila
diperlukan untuk memperpanjang pipa lubang pembersih.
3) Kemiringan dan perubahan arah pipa air hujan memenuhi ketentuan
sebagai berikut:
1. Pipa air hujan datar yang berukuran sampai dengan 75 mm harus
dipasang dengan kemiringan minimal 2% dan untuk pipa yang
berukuran lebih besar minimal 1%. Kemiringan yang lebih kecil
hanya diperbolehkan apabila secara khusus dibenarkan oleh
pejabat yang berwenang.
2. Perubahan arah pipa air hujan harus dibuat Y 45o, belokan jari-jari
besar 90o, belokan 60o, 45o, 22,5o atau gabungan belokan
tersebut atau gabungan penyambung ekivalen yang dibenarkan
kecuali dinyatakan lain dalam SNI 03-6481- 2000 Sistem Plambing.

233
3. Belokan jari-jari pendek, dan T saniter tunggal atau ganda hanya
diijinkan pemasangannya pada pipa air hujan.
3) Fitting dan Penyambungan yang dilarang

1. Ulir menerus, sambungan klem atau sadel tidak boleh


dipergunakan pada pipa air hujan

D. Utilitas Bangunan Modern

Perkembangan perencanaan system utilitas pada saat sekarang ini perlu


mendapatkan perhatian khusus mengingat dalam pendirian suatu bangunan
bukan hanya keindahan tampak dan keserasiannya terhadap lingkungan
tetapi bagaimana bangunan itu dapat memberikan rasa nyaman, sejuk, dan
dapat menjaga kestabilan bangunan dengan lingkungan sosialnya. Selain itu
Utilitas juga merupakan salah satu fasilitas umum yang menyangkut
kepentingan masyarakat banyak yang rnernpunyai sifat pelayanan lokal
maupun wilayah diluar bangunan pelengkap dan perlengkapan jalan,
sehingga yang termaksud dalam pengertian ini diantaranya yaitu Jaringan
listrik, Jaringan Telkom, Jaringan air bersih, jaringan drinase, Jaringan
distribusi gas dan bahan bakar, dan Jaringan sanitasi lainnya. Namun
keamanan bangunan juga perlu diperhatikan terhadap segala bencana yang
dapat diakibatkan oleh kurang diperhatikannya perencanaan instalasi yang
terdapat didalam bangunan tersebut.

Ketersediaan fasilitas dan utilitas yang tidak memadai pada bangunan


modern, juga harus ditinjau dari segi keamanan pangan, yakni: berbagai
komponen biologi, kimia, fisika atau kondisi makanan yang dapat
mempengaruhi kesehatan bangunan modern, seperti pasar, mal, dan gedung-
geudng bertingkat. Sistem utilitas pada bangunan merupakan suatu sistem
jaringan, penyediaan, pengaturan, pemeliharaan, dan pengamanan terhadap
pelaku bangunan (pengguna) dalam pencapaian sebagai wadah aktifitas
manusia. Dalam sistem pembangunan tentu ada berbagai aspek yang
menjadi faktor utama dalam merancang dan mendesain sebuah bangunan
ataupun penataan lingkungan kota sebagai sarana pendukung yang sangat
harus diperhatikan apalagi yang sifatnya sebagai bangunan publik atau

234
sarana umum, sehingga dalam hal ini bangunan ataupun penataan
lingkungan kota sangat erat kaitannya dengan utilitas, sebab utilitas ini
menjelaskan keterkaitan dan hubungan letak suatu bangunan terhadap
lingkungan, hubungan lingkungan dengan sarana dan prasarana bangunan
yang tersedia, dan hubungan bangunan terhadap aktivitas pengguna
sehingga sistem utilitas ini merupakan salahsatu sarana pendukung pada
suatu sistem perancangan.

Seperti telah dijelaskan pada bagian atas, bangunan adalah suatu


kelengkapan fasilitas yang digunakan untuk menunjang tercapainya unsur-
unsur kenyamanan, kesehatan, keselamatan, kemudahan komunikasi, dan
mobilitas dalam bangunan.

Setiap bangunan, sistem utilitasnya tentu tidak sama, baik itu standar minimal
ataupun standar ideal yang dibutuhkan. Namanya juga bagian penunjang,
kebutuhan kamar mandi rumah di desa, dibandingkan dengan rumah di kota
atau gedung yang menjulang tinggi tentu berbeda. Sebuah bangunan modern
dan tinggi adalah bangunan atau struktur tinggi, biasanya, fungsi bangunan
ditambahkan, elevator (lift), kebutuhan teknologi yang tinggi juga untuk mendukung
menciptakan kenyamanan bagi pengguna, salah satunya adalah masalah utilitas
bangunan.

1. Perancangan Plambing dan Sanitasi Bangunan Modern


Sistem plambing adalah sistem penyediaan air bersih dan sistem
pembuangan air kotor yang saling berkaitan serta merupakan paduan yang
memenuhi syarat, yang berupa peraturan dan perundangan, pedoman
pelaksanaan, standar tentang peralatan dan instalasinya . Sistem plambing
yang baik bergantung pada sistem plambing pemipaan yang baik pula. Selain
pemipaan, terdapat hubungan yang erat juga antara masalah penyediaan air
dan sanitasi, dimana sanitasi berhubungan langsung dengan beberapa aspek
berikut:
1) Kesehatan.
2) Penggunaan air.
3) Pengolahan dan pembuangan limbah.
4) Perancangan Pencegahan Kebakaran

235
Gambar 15-12 : Alat Pemadam Kebakaran

Untuk menghindari terjadinya kebakaran pada suatu bangunan, diperlukan


suata cara atau sistem pencegahan kebakaran karena bahaya kebakaran
dapat menimbulkan kerugian berupa korban manusia, harta benda,
terganggunya proses produksi barang dan jasa, kerusakan lingkungan dan
terganggunya masyarakat. Bahaya kebakaran dapat diklasifikasikan menjadi
beberapa kelompok, yaitu: Bahaya kebakaran ringan; Merupakan bahaya
terbakar pada tempat dimana terdapat bahan-bahan yang mempunyai nilai
kemudahan terbakar rendah dan apabila terjadi kebakaran melepaskan panas
rendah dan menjalarnya api lambat. Bahaya kebakaran berat; Merupakan
bahaya terbakar pada tempat dimana terdapat bahan-bahan yang mempunyai
nilai kemudahan terbakar tinggi dan apabila terjadi kebakaran melepaskan
panas sangat tinggi dan menjalarnya api sangat cepat.

Perancangan sistem kebakaran erat kaitannya dengan sistem plumbing


karena agar meminimalisir bahaya bencana kebakaran maka dikembangkan
sistem-istem yang melingkupi pengaliran air, sebagai media pemadaman
guna mencegah bahaya kebakaran skala besar, sistem pencegahan tersebut
diantaranya adalah Sistem hidran dan Sistem sprinkler. Sistem
penanggulangan kebakaran dapat dilakukan dengan cara melengkapi

236
bangunan tersebut dengan alat-alat yang dapat membantu mencegah
kebakaran dan mengurangi membesarnya api. Oleh karena itu, perlindungan
disediakan untuk seluruh gedung, masing-masing untuk zona hunian,
termasuk tersedianya tangga dan lift untuk keadaan darurat pada saat terjadi
kebakaran. Disamping itu harus tersedia sistem pembuangan asap pada saat
terjadi kebakaran pada setiap lantainya. Pada Signature Tower layaknya
seperti bangunan tinggi lain diperlukan alat-alat yang dapat mencegah
kebakaran pada sebuah bangunan, seperti harus tersedianya alat pemadam
api ringan (APAR), Alarm Detector, Sprinkler, Fire Hose Reel dan Hydrant
Pillar.

2. Perancangan Pengudaraan/penghawaan
Untuk mencapai kenyamanan, kesehatan, dan kesegaran hidup dalam
bangunan bertingkat, khususnya kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada
daerah yang beriklim tropis dengan udaranya yang panas dan kelembaban
udaranya yang tinggi, maka diperlukan usaha untuk mendapatkan udara
segar dari aliran udara alam maupun aliran udara buatan . Perencangan
pengudaraan atau penghawaan adalah perencanaan untuk mendapatkan
aliran udara yang tepat untuk ruangan serta pengontrolannya.

Gambar 15-13 : Alat Pendingin Ruangan

Penggunaan air conditioner (AC) atau pendingin ruangan sudah menjadi hal
yang biasa dalam kehidupan sehari-hari. Tak hanya di kantor, di rumahpun

237
alat ini menjadi penolong utama untuk mengusir udara panas. Satu hal yang
harus diingat, janganlah hanya menjadi pengguna tapi juga
harus dapat merawat alat pendingin ruangan ini. Pendingin ruangan yang
tidak dirawat secara berkala dan saksama dapat menjadi polusi udara
bagi penghuninya sehingga menyebabkan beberapa jenis penyakit, seperti
penyakit pada saluran pernafasan. Hal ini disebabkan karena pendingin
ruangan yang kotor dapat menyimpan berbagai virus dan bakteri yang
kemudian disebarkan kembali ke seluruh ruangan sehingga masuk melalui
indera penciuman.

3. Perancangan Penerangan
Pada perencanaan penerangan dan pencahayaan gedung dimaksudkan agar
bangunan tersebut mendapat pencahayaan dan penerangan yang baik pada
siang hari maupun pada malam hari . Dewasa ini pemanfaatan
pencahayaandigunakan sumber alami dan telah diatur berdasarkan SNI 03 –
2396 – 2001 tentang “Tata cara perancangan sistem pencahayaan alami pada
bangunan gedung”. Selain itu dalam perencanaan penerangan atau
pencahayaan juga mempertimbangkan tentang standar pencahayaan buatan
yang diatur pada SNI 03- 6575-2001 tentang “Tata cara perancangan sistem
pencahayaan buatan pada bangunan gedung”.

4. Perancangan Sistem Komunikasi dan CCTV


Perancangan telepon pada gedung harus mempertimbangkan kepada
perencanaan istem komunikasi antara ruangan (intercom) dan perencanaan
sistem komunikasi luar. Perancangan ini juga harus memperhatikan sistem
pengaturan pemasangan kabel dalam bangunan sedemikian rupa sehingga
tidak menggangu estetika pada bangunan serta untuk memudahkan dalam
perawatan. Perencanaan arus lemah telepon, sistem telepon harus
menggunakan sistem hubungan seperti saluran untuk daya pembangkit
komputer, yaitu aliran di dalam lantai (floor duct).

238
Gambar 15-14 : CCTV Sebagai Utilitas Keamanan Bangunan

Pada saat ini CCTV (closed-circuit television) sudah merupakan salah satu
utilitas bangunan, untuk meningkatkan keamanan. CCTV dapat memantau
dan merekam segala aktivitas dan kejadian pada suatu tempat setiap saat.
Juga untuk menjaga sebuah ruang penyimpanan atau rumah tinggal dengan
pendeteksi gerak sehingga tidak diperlukan tenaga manusia untuk menjaga
sistem keamanan tersebut. Dengan menerapkan sistem keamanan
menggunakan CCTV dengan deteksi gerak dapat memantau kondisi lokasi
yang terpasang sistem ini menggunakan PC atau handphone melalui jaringan
internet. Deteksi gerak yang terpasang dapat memberikan peringatan melalui
email apabila terdektesi adanya sebuah gerakan oleh kamera. Untuk
menghasilkan sistem yang baik, diperlukan analisa terhadap jaringan,
penggunaan peralatan, dan analisis terhadap daya tangkap lensa pada
kamera

Kemajuan teknologi CCTV Online, bisa memantau toko, kantor, pabrik dari
Rumah atau tempat mana saja, dengan sangat mudah. Bisa memantau kantor
cabang dari pusat secara langsung, mengawasi kegiatan pabrik dari kantor,
mengawasi rumah (babby sitter/pembantu dll) selagi anda di kantor,
meningkatkan kinerja staff secara luar biasa drastis, Mengurangi dan
mencegah kecurangan dan penipuan mencegah kehilangan barang dan
kerugian material, memproteksi asset berharga anda, Bisa tetap memantau
jalannya bisnis sambil berlibur bersama keluarga tidak lagi mengorbankan
waktu bersama keluarga yang sangat berharga.

239
Kelebihan dan Keunggulan CCTV Antara Lain :
1) CCTV bisa diakses oleh multi user secara bersama-sama pada saat
bersamaan via jaringan LAN
2) CCTV bisa dimonitor dari jarak jauh hanya menggunakan line telepon
biasa, tanpa perlu koneksi internet apapun
3) CCTV Bisa diakses dari mana saja tanpa batasan jarak, dari luar kota
atau dari luar negeri menggunakan akses internet
4) Bisa dimonitor menggunakan PDA / Handphone, laptop maupun PC
5) Dilindungi password protection sehingga yang tidak berhak tidak bisa
mengakses
6) Tidak perlu menggunakan banyak layar monitor! Cukup 1 layar monitor
untuk melihat sampai dengan 16 titik kamera cctv secara bersamaan
7) CCTV bisa difungsikan sebagai alarm yang akan secara otomatis
menghubungi no telp yang sudah ditentukan jika ada hal yang tidak
dikehendaki
8) Harga yang semakin terjangkau dan ekonomis.

5. Perancangan Penangkal Petir


Pengamanan bangunan bertingkat dari bahaya sambaran petir perlu
dilakukan dengan memasang suatu alat penangkal petir pada puncak
bangunan tersebut. Penangkal petir ini harus dipasang pada bangunan-
bangunan yang tinggi, minimal bangunan 2 lantai, terutama yang paling tinggi
di antara sekitarnya.

6. Perancangan Transportasi Dalam Bangunan


Sebuah bangunan yang besar atau tinggi memerlukan suatu alat angkut
transportasi untuk memberikan suatu kenyamanan dalam berlalu-lalang di
bangunan tersebut. Alat transportasi tersebut mempunyai sifat berdasarkan
arah geraknya sebagai alat angkut dalam bentuk arah vertikal berupa
elevator, arah horizontal berupa konveyor, arah diagonal berupa eskalator. Lift
ini, sering disebut elevator, yang merupakan alat angkut untuk mengangkut
orang atau barang dalam suatu bangunan yang tinggi. Lift dapat dipasang
untuk bangunan yang tingginya lebih dari 4 lantai, karena kemampuan orang

240
untuk naik turun dalam menjalankan tuganya hanya mampu dilakukan sampai
empat lantai.

Lift adalah angkutan transportasi vertikal yang digunakan untuk mengangkut


orang atau barang. Lift umumnya digunakan di gedung-gedung bertingkat
tinggi; biasanya lebih dari tiga atau empat lantai. Gedung-gedung yang lebih
rendah biasanya hanya mempunyai tangga atau eskalator. Lift-lift pada zaman
modern mempunyai tombol-tombol yang dapat dipilih penumpangnya sesuai
lantai tujuan mereka, Terdapat tiga jenis mesin, yaitu Hidraulik, Traxon atau
katrol tetap, dan Hoist atau katrol ganda, Jenis hoist dapat dibagi lagi menjadi
dua bagian, yaitu hoist dorong dan hoist tarik.

Gambar 15-15: Bagian-bagian Elevator

7. Perancangan Alat Pembersih Bangunan


Perancangan alat pembersih bangunan yang diterapkan pada bangunan
tinggi, biasanya menggunakan gondola. Sistem gondola digunakan untuk
membersihkan debu pada dinding dan kaca bangunan, sehingga warnanya
tetap terjaga dan terawat. Mengacu pada standart Working at height
Procedure, metode yang umum adalah Rope Acess dan system BMU (
Building Maitenance Units ) atau di Indonesia di sebut Gondola. Jika mengacu
pada fungsi Maintenance gedung, maka yang dimaksud dengan BMU atau

241
Gondola adalah alat atau sistem yang di instal di atas atap gedung, berfungsi
untuk mengantarkan pekerja Cleaning Service atau Teknisi Gedung yang
akan melakukan pekerjaan di sisi luar gedung dalam posisi Vertikal , Menuju
kesemua arah atau lokasi dimana mereka harus membersihkan kaca,dinding
gedung atau perbaikan lampu, dinding dan kaca atau konstruksi lainnya yang
berada di sisi luar gedung.

Gambar 15-16: Gondola Bangunan

242

Anda mungkin juga menyukai