STATISTIKA TERAPAN
DISUSUN OLEH :
FAKULTAS TEKNIK
2020
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi TUHAN YANG MAHA ESA yang telah memberikan nikmat serta
hidayah-Nya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas Critical Jurnal Riview untuk mata kuliah Statistika Terapan.
Tugas ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Statistika Terapan program studi
Pendidikan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan. Selanjutnya penulis
mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing pembuatan makalah ini dan segenap
pihak yang memberikan bimbingan serta arahan selama penulisan makalah ini.
Meskipun penulis berharap isi dari tugas ini bebas dari kekurangan dan kesalahan
namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun agar makalah ini dapat lebih baik lagi. penulis berharap agar tugas ini
bermanfaat bagi semua pembaca.
BAB I PENDAHULUAN
No Jurnal utama
1 Judul Perbandingan Uji Homogenitas Runtun Data Curah Hujan Sebagai Pra-
Pemrosesan Kajian Perubahan Iklim
2 Jurnal Jurnal Sains dan Seni Pomits
3 Download
4 Volume VOL 2, NO 2
5 Tahun 2013
6 Penulis Laili Zaidiyah Nihayatin
Sutikno
7 Kota terbit Surabaya
8 No ISSN -
9 Alamat Situs
10 Reviewer Rulianson Pardamean Damanik
11 Tanggal 10 Desember 2020
Jurnal
Pembanding
12 Jurnal
ANALISIS HOMOGENITAS DATA CURAH HUJAN TAHUNAN
KOTA MAKASSAR
13 Download -
14 Volume 2, No. 2
15 Tahun 2016
16 Penulis
Wahidah Sanusi
17 Kota terbit Makassar
18 No ISSN -
Pembahasan Jurnal Utama
19 Abstrak Pengujian homogenitas runtun data merupakan tahapan penting dalam
kajian perubahan iklim. Tahapan ini merupakan bagian pra-pemrosesan
data untuk mengurangi bias kesimpulan dari aspek noniklim.
Permasalahan lain terkait kajian perubahan iklim adalah data iklim
terlalu pendek, adanya missing data dan lain sebagainya. Penelitian
dilakukan di lima kabupaten sentra produksi padi, yaitu: Banyuwangi,
Ngawi, Lamongan, Bojonegoro, dan Jember, dengan mengambil
beberapa stasiun pengamatan curah hujan. Secara umum terdapat empat
uji homogenitas yang digunakan adalah uji SNHT, uji Buishand, uji
Pettitt dan uji Von Neumann. Kurangnya kajian terkait kebaikan
keempat metode tersebut, sehingga mengalami kesulitan dalam memilih
metode mana yang akan digunakan, khususnya jika terdapat kesimpulan
yang saling bertolak belakang. Oleh karena itu penelitian ini mengkaji
kebaikan (kinerja) masing-masing metode uji homogenitas runtun data
curah hujan. Data yang digunakan adalah data simulasi dan data curah
hujan harian yang diperoleh dari Badan Meteorologi Klimatologi dan
Geofisika Karangploso Malang. Metode yang digunakan adalah
simulasi tiga skenario yang dibangkitkan dari model autoregresive
dengan tiga ukuran sampel (n = 200, 600, 1000) dan tiga parameter phi
(ϕ = 0.2, 0.5, 0.8). Hasil penelitian dengan data simulasi menunjukkan
bahwa uji homogenitas yang memiliki kinerja yang baik dan hampir
sama adalah SNHT, uji Buishand dan uji Pettitt. Selanjutnya ketiga uji
diimplementasikan pada data curah hujan di wilayah penelitian. Hasil
kesimpulan yang didapatkan adalah bahwa sebagian besar data curah
hujan di wilayah penelitian homogen.
21 Metode
Penelitian
Langkah Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data curah
Penelitian hujan hasil simulasi dan data sekunder yang diperoleh dari
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Stasiun
Klimatologi II Karangploso Malang. Periode data sekunder
tersebut adalah data harian bulan Januari 1981 – Desember 2010.
Unit observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 5
kabupaten sentra padi di provinsi Jawa Timur yakni
Banyuwangi, Ngawi, Jember, Lamongan dan Bojonegoro.
Variabel penelitian yang digunakan adalah curah hujan harian
dari bulan Januari 1981 - Desember 2010 di lima kabupaten
sentra padi Jawa Timur.
dengan nilai 3,578. Begitu juga nilai varians terbesar yang didapatkan
pada stasiun Pasewaran. Data curah hujan kabupaten Lamongan
memiliki nilai varians yang paling kecil diantara kabupaten lain yakni
120,705 dan 129,798. Secara grafis, kelima kabupaten tersebut
mempunyai pola yang hampir sama di kedua stasiun pengamatannya
masing - masing. Stasiun Mantingan memiliki selang interval data yang
paling panjang diantara stasiun lainnya dengan nilai maksimalnya
adalah 221 mm. Gambar 1 menunjukkan bahwa Kabupaten Lamongan
mempunyai data homogen diantara kabupaten yang lain dikarenakan
curah hujan di stasiun Karangbinangun dan Pangkatrejo bernilai hampir
samadari periode tahun 1981 sampai tahun 2010.
.
22 Kesimpulan Karakteristik homogenitas data curah hujan Jawa Timur yang ada di
wilayah penelitian yaitu meliputi selang interval yang panjang dimiliki
oleh data di stasiun Pasewaran dan stasiun Sidomulyo. Selain itu juga
data curah hujan homogen yang dimiliki oleh stasiun Karangbinangun
dan Pangkatrejo yang memang secara visualisasi grafik tidak ada
perbedaan dari tahun 1981 sampai tahun 2010. Adapun hasil pengujian
homogenitas empat uji melalui data simulasi adalah SNHT, uji Pettitt
dan uji Buishand memiliki kinerja yang baik dan hampir sama,
sedangkan uji Von Neumann memiliki kinerja yang rendah diantara
keempat metode tersebut.
25 Pendahaluan
Latar Belakang
dan Teori Keakuratan dan kehandalan model yang diperoleh dalam kajian
perubahan iklim sangat bergantung pada kualitas data yang
digunakan. Faktor non iklim, seperti perubahan lokasi stasiun,
perubahan dalam instrumen, lingkungan, pergantian pengamat,
perubahan tata guna lahan, rumus perhitungan, dan lain-lain akan
meng-akibatkan data menjadi tidak representatif (Laili & Sutikno
2013). Akibatnya akan mempenga-ruhi analisis yang dilakukan,
bahkan mungkin akan menimbulkan keraguan terhadap hasil
kesimpulan yang akan diperoleh (Suhaila, dkk 2008). Oleh karena
itu, analisis kehomogenan runtun waktu bagi data curah hujan
merupakan hal penting, sebelum analisis lanjutan dilakukan. Data
yang memenuhi sifat homogen menunjuk-kan kehandalan data
tersebut. Suatu data runtun dikatakan homogen, jika dalam setiap
sub kelompok data tidak terdapat perbedaan, baik dalam nilai rata-
rata maupun nilai varians terhadap sub kelompok yang lain dalam
kumpulan data tersebut (Soewarno 1995).
Beberapa uji homogenitas telah digunakan oleh para pengkaji iklim,
antara lain, uji Standard Normal Homogeneity, uji Rentang Buishand, uji
Pettitt dan uji Rasio von Neumann.
Keempat uji tersebut telah digunakan oleh Suhaila, dkk (2008) untuk
mendeteksi ketidakhomogenan runtun curah hujan di Semenanjung
Malaysia. Laili dan Sutikno (2013) juga telah membandingkan kebaikan
(kinerja) keempat uji tersebut menggunakan data simulasi. Hasil yang
diperoleh menunjukkan bahwa uji Standard Normal Homogeneity, uji
Buishand dan uji Pettitt lebih sesuai digunakan untuk mendeteksi
kehomogenan data curah hujan lima kabupaten di Jawa Timur. Uji
Standard Normal Homogeneity juga telah di-gunakan oleh Tuomenvirta
(2001) untuk men-deteksi homogenitas runtun waktu presipitasi, suhu
dan tekanan udara di Finlandia. Sementara Salim dan Hussein (2014)
telah menggunakan uji Pettitt, Buishand dan Kurva Massa Ganda untuk
mendeteksi homogenitas curah hujan di Irak.
Berdasarkan hal tersebut, dalam artikel ini, uji Standard Normal
Homogeneity, uji Rentang Buishand, uji Pettitt dan uji Rasio von
Neumann digunakan untuk mengecek sifat homogenitas data curah hujan
tahunan di kota Makassar
26 Metode
Penelitian
Langkah Data jumlah curah hujan tahunan yang digunakan dalam
penelitian penelitian ini diperoleh dari tiga stasiun hujan di kota Makassar selama 30
tahun, yaitu dari tahun 1985 hingga tahun 2014. Pemilihan ketiga stasiun
hujan tersebut berdasarkan kelengkapan dan panjang rekaman data.
Ketiga stasiun hujan tersebut adalah stasiun meteorologi maritim Paotere,
stasiun Biring Romang Panakkukang dan stasiun BBMKG wilayah IV
Panaikang Gambar 1). Data pene-litian yang digunakan diperoleh dari
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika wilayah IV Makassar.
Salah satu tahapan penting dalam kajian perubahan iklim adalah
pengujian homogenitas data runtun waktu unsur iklim. Tahapan ini
merupakan penyaringan (screening) data, yaitu tahapan yang dilakukan
sebelum melakukan analisis lebih lanjut.
Hasil Dalam penelitian ini digunakan data jumlah curah hujan tahunan
Penelitian selama 30 tahun yang diperoleh dari tiga stasiun di kota Makas-sar,
seperti yang diperlihatkan pada Gambar 2-4. Ketiga gambar tersebut
memperlihatkan bahwa distribusi hujan di kota Makassar berfluktuasi
selama periode kajian. Jumlah curah hujan tahunan yang tinggi telah
terjadi pada periode 1999 – 2001 dalam rentang 3947 mm hingga 4703
mm, sementara jumlah curah hujan ta-hunan terendah telah terjadi pada
tahun 1998, yaitu sebesar 781 mm (Gambar 4). Jumlah curah hujan
rendah ini merupakan fenomena ke-keringan dan juga sebagai dampak
dari peristiwa El Nino dalam kurun waktu 1997/1998.
Hasil ini juga menunjukkan bahwa masing-masing stasiun hanya satu uji
yang menolak hipotesis nol pada taraf 5%, iaitu menolak bahwa data runtun
homogen. Ber-dasarkan pengelompokan yang disarankan oleh Hasil ini juga
menunjukkan bahwa masing-masing stasiun hanya satu uji yang menolak
hipotesis nol pada taraf 5%, iaitu menolak bahwa data runtun homogen. Ber-
dasarkan pengelompokan yang disarankan oleh
Hasil ini juga menunjukkan bahwa masing-masing stasiun hanya
satu uji yang menolak hipotesis nol pada taraf 5%, iaitu menolak bahwa
data runtun homogen. Ber-dasarkan pengelompokan yang disarankan
oleh Wijngaard dkk (2003), maka data runtun curah hujan di kota
Makassar memenuhi sifat homo-gen.
28 Kesimpulan Penelitian ini telah menggunakan data jumlah curah hujan tahunan dari
tiga stasiun hujan di kota Makassar. Tujuannya untuk mengetahui
karakteristik homogenitas data runtun curah hujan tersebut. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa jumlah curah hujan tahunan di kota
Makassar berbeda dari tahun ke tahun, meskipun pola distribusinya
hampir sama di setiap stasiun. Hasil kajian ini juga menunjukkan bahwa
pada umumnya perubahan dalam jumlah hujan tahunan telah terjadi pada
tahun 1994. Namun demikian, umumnya perubahan itu tidak signifikan
secara statistik. Berdasarkan empat metode pengujian homogenitas, yaitu
uji SNH, uji RB, uji Pettitt dan uji RVN diperoleh bahwa kota Makassar
mempunyai runtun curah hujan yang homogen. Informasi homogenitas
ini sangat bermanfaat untuk melakukan kajian se-lanjutnya, seperti
pemodelan curah hujan kota Makassar
27 Analisis Ke
Dua Jurnal
Kekuatan Kelebihan Jurnal Utama, hasil penelitian dilakukan dengan langkah –
Penelitian langkah analisis data yaitu Memilih dua stasiun pengamatan dari
masing- masing kabupaten dengan jumlah missing data yang paling
sedikit diantara stasiun yang ada. Melakukan pengisian missing data
dengan diganti rata-rata data di tanggal dan tahun yang sama.
Menganalisis secara deskriptif untuk mengetahui karakteristik masing-
masing data curah hujan di wilayah penelitian sama sampai
Menyimpulkan uji homogenitas mana yang paling sesuai dari hasil
pengujian data curah hujan.sehingga diperoleh data yang lebih
komprehensif, valid, reliable dan obyektif.Begitu juga dengan tujuan
penelitian, dan subjek penelitiannya juga sesuai dengan isi dari pada
jurnal ini.
Kemudian kelebihan Jurnal Pembanding, dalam penelitian ini
Ada empat uji homogenitas yang digunakan pada setiap stasiun, yaitu uji
Standard Normal Homogeneity (SNH), uji Rentang Buishand (BR), uji
Pettitt, dan uji Rasio von Neumann.Sehingga diperoleh data yang
valid,reliabel dan obyektif.
Kelemahan Kekurangan jurnal ini justru pada struktur kaidah penulisan jurnal nya,
Penelitian meskipun sebagian besar itu sesuai dengan struktur kaidah penulisan
jurnal, akan tetapi juga masih tidak menggunakan struktur kaidah jurnal
yang benar, seperti padapendahuluan didalam jurnal. Setiap pendahuluan
didalam jurnal seharusnya menjelaskan tentang tujuan penelitian jurnal
tersebut.
Daftar Pustka [1] Taufik, M. (2010). Analisis Tren Iklim dan Ketersediaan Air Tanah
Jurnal Utama di Palembang, Sumatra Selatan. J. Agromet 24 (1) : 42-49.
[2] Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Timur, No. 40/07/35/Th.VIII,
01 Juli 2010
[3] Peterson, T.C., Easterling, D.R., Karl, T.R., Groisman, P., Nicholls,
N., Plummer, N., Torok, S., Auer, I., Boehm, R., Gullet, D., Vincent,
L., Heino, R., Tuomenvirta, H., Mestre, O., Szentimery, T., Salinger,
J., Forland, E., Hanssen-Bauer, I., Alexandersson, H., Jones, P. and
Parker, D. (1998). Homogeneity Adjustments of In Situ Atmospheric
Climate Data: a review. International Journal of Climatology 18 :
1493–1517.
17 Daftar Pustaka Badan Pusat Statistika Kota Makassar, 2010. Makassar Dalam Angka
Jurnal 2010 (Makassar in Figure 2010). Makassar: UD Areso.
Pembanding Buishand, T.A. 1982. Some methods for testing the homogeneity of
rainfall records. Journal of Hydrology 58: 11-27.
Laili, Z. N. & Sutikno, 2013. Perbandingan Uji Homogenitas Runtun
Data Curah Hujan Sebagai Pra-Pemrosesan Kajian Perubahan Iklim.
Jurnal Sains dan Seni POMITS, 2 (2): D-255-D-259.
Salim, N. O. A. & Hussein, D. A. A. 2014. Testing the homogeneity of
rainfall akk records for some stations in Iraq. International Journal of
Civil Engineering and Technology, 5(5): 76-87.
BAB III
PENUTUP
1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas maka dapat kita tarik kesimpulan bahwa critical
Jurnal riview merupakan kegiatan untuk mengkritisi Jurnal untuk mengetahui kelemahan dan
kekurangan dalam Jurnal, baik dalam sistematika penulisan, penggunaan bahasa, isi materi
dan tampilan buku. Hal tersebut dilakukan agar Jurnal yang di kritik dapat direvisi agar
menjadi jurnal yang lebih baik serta panduan pembaca yang ingin membeli atau membaca
jurnal tersebut.
2 Saran
Berdasarkan hasil kesimpulan diatas diharapkan mahasiswa khususnya mahasiswa
teknik mesin dapat menerapkan jurnal-jurnal tersebut sebagai acuan pembelajaran maupun
pengetahuan dalam mata kuliah. Sehingga dapat mengetahui mengenai uji homogenitas dan
normalitas data sebagai calon guru. Diharap pembaca critical jurnal riview dapat memahami
isi kandungan tiap jurnal yang berbeda, semua jurnal memiliki pemahaman masing-masing
yang tetap bermuara akan suatu hal, tiap jurnal memiliki keunggulan dimasing-masing yang
dikhususkan untuk beberapa pembaca sesuai dengan target penulis.