Anda di halaman 1dari 9

ANALISIS JURNAL

“PENYEHATAN UDARA”

Dosen:

Drs. Adib Suyanto, M. Si

Disusun Oleh:

1. Devi Ayu Prima Sari (P07133221033)


2. Risa Almira Saputri (P07133221042)

PRODI SARJANA TERAPAN SANITASI LINGKUNGAN

JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN

POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA

TAHUN 2022
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
JURNAL 1

”TINGKAT PENCEMARAN UDARA DI TERMINAL KOTA


SEMARANG”

A. RANGKUMAN (ISI)
Karakteristik responden pada penelitian ini adalah sebagian besar
pedagang memiliki usia ≥ 30 tahun sebanyak 96,7%, berjenis kelamin
laki-laki (66,7%), memiliki status gizi lebih (80%), masa kerja ≥10 tahun
(66,7%) dengan rerata 15,77 tahun ± SD 8,516, terpapar debu selama >8
jam/hari (90%), tidak memiliki kebiasaan merokok (70%) dan tidak
memakai APD selama melakukan aktivitas kerjanya (100%).
Rata-rata volume kendaraan pada terminal Kota Semarang
sebanyak 56 kendaraan/jam, Konsentrasi PM10 udara ambien pada
terminal Kota Semarang berkisar antara 8,39 µg/m3- 99,35 µg/m3. Rata-
rata konsentrasi PM10 udara ambien adalah 67,34 µg/m3 (< 150 µg/m3).
Pedagang tetap terminal yang kadar debu terhirup diatas nilai ambang
batas yaitu sebanyak 6 pedagang (20% pedagang).
Nilai ambang batas kadar debu terhirup agar tidak berdampak pada
manusia adalah sebesar 3 µg/m3 . Kapasitas Vital Paru pedagang tetap
terminal Kota Semarang mayoritas memiliki kapasitas paru tidak normal
sebanyak 56,7%. Mayoritas yang memiliki kapasitas vital paru tidak
normal adalah akibat mengalami gangguan retriksi ringan.
Volume lalu lintas terbanyak di Terminal Terboyo dan volume lalu
lintas paling sedikit di Terminal Penggaron, Tingkat kualitas udara
Terminal Penggaron memiliki kategori baik, sedangkan Terminal
Mangkang dan Terminal Terboyo memiliki kategori sedang, Ada
hubungan antara kadar debu tehirup dengan kapasitas vital paru pedagang
tetap terminal Kota Semarang dengan p value 0,024.
B. KEKURANGAN
Kekurangan pada jurnal ini yaitu metodenya dengan menggunakan analitik
observasional dengan desain penelitian cross sectional.
 Hanya efektif jika mewakili seluruh populasi Studi cross sectional
yang tepat harus mewakili seluruh populasi yang diteliti. Jika
representasi tersebut tidak ada, maka temuan dari penelitian tidak
akan valid. Beberapa peneliti mungkin ragu untuk menjangkau
kelompok tertentu, seperti tunawisma atau orang-orang di penjara,
hal itu akan menyebabkan generalisasi tentang kelompok populasi
sulit untuk dibuat karena informasinya tidak lengkap.

 Diperlukan ukuran sampel yang lebih besar untuk memberikan


akurasi Karena seluruh kelompok populasi sedang dipelajari
sekaligus, ukuran sampel yang lebih besar biasanya diperlukan
dalam studi cross sectional dibandingkan dengan jenis studi
lainnya. Alasannya jika sampel kecil diambil, maka risiko
kesalahan meningkat drastis karena hasilnya bisa jadi karena
kebetulan saja. Karena ukuran sampel yang lebih besar diperlukan,
maka ada pertimbangan biaya yang harus diperhitungkan juga oleh
peneliti.

 Memungkinkan bias yang dapat mempengaruhi hasil Ketika ada


kelompok populasi yang tidak merespon ketika studi cross-
sectional dilakukan maka hal itu dapat menyebabkan bias saat hasil
diukur. Kondisi yang demikian sangat problematis jika
karakteristik mereka yang tidak merespon berbeda dengan mereka
yang merespon dalam konteks kelompok populasi umum yang
dipelajari. Oleh sebab itu, mencoba menarik arti kesimpulan dari
jenis data dengan kondisi yang seperti itu hampir tidak berguna.
Kesalahan klasifikasi informasi juga dapat menyebabkan bias
dalam jenis studicross sectional
 Tidak menawarkan kendali atas pilihan atau tujuan Ketika
informasi dari studi cross sectional digunakan untuk analisis data
sekunder, bias peneliti dapat mempengaruhi data tanpa disadari
ketika studi sekunder dilakukan. Tidak ada kendali atas bagaimana
data dikumpulkan saat mengaksesnya dengan cara sekunder. Oleh
karena itu, informasi tentang metode pengumpulan informasi,
tujuan pengumpulan data, dan pilihan yang dibuat harus disertakan
selama transfer ke analisis data sekunder agar informasi tersebut
berguna.

 Studi cross-sectional tidak menawarkan data tentang hubungan


kasual Studi cross sectional dirancang untuk memberikan data
berkorelasi yang dapat digunakan untuk menarik kesimpulan
tentang kelompok populasi. Jika ada hubungan kasual dalam
populasi, maka studi cross sectional tidak dapat memberikan
informasi apa pun tentang hubungan tersebut, tapi hanya dapat
membuat para peneliti melihat bahwa hubungan itu ada untuk
beberapa alasan.

 Dibutuhkan kelompok populasi tertentu agar berhasil Kecuali jika


kelompok populasinya cukup besar, dengan definisi yang tepat,
informasi yang dikumpulkan melalui studi cross sectional mungkin
tidak dapat diandalkan. Kerugian ini sering muncul ketika peneliti
memeriksa titik-titik informasi keterpaparan atau hasil langka
dalam kelompok populasi.

 Tidak dapat mengukur insiden Kelemahan lainnya dalam


penggunaan metode studi cross sectional dapat membatasi
ketersediaan hasil bagi peneliti, alasannya karena studi ini tidak
selalu dapat menentukan mengapa peristiwa tertentu terjadi dalam
populasi.
C. KELEBIHAN
 Referensi waktu tunggal yang dipertimbangkan, sehingga
memungkinkan untuk menghasilkan informasi yang berguna tanpa
investasi awal yang berpotensi menimbulkan risiko. Memberikan
kontrol yang baik atas proses pengukuran. Seperti studi lainnya,
studi cross-sectional hanya sebaik proses pengukuran yang
dilakukan untuk mengumpulkan informasi.
 Alasannya karena tidak ada pertimbangan jangka panjang dalam
penelitian ini, peneliti memiliki kontrol yang lebih baik atas proses
penetapan. Data yang diperoleh dalam penelitian dapat dengan
mudah diukur dan diterapkan pada kelompok populasi karena
pengendalian lebih mudah dilaksanakan.
 Menawarkan kelengkapan dengan poin data utama Meskipun jenis
studi apa pun dapat kehilangan poin data utama, risiko kehilangan
tersebut dalam studi cross-sectional jauh lebih kecil.
 Peneliti mampu memaksimalkan kelengkapan poin data utama
mereka karena mereka melihat seluruh kelompok populasi dalam
satu titik waktu tertentu. Hal itu menyebabkan lebih sedikit
kesalahan, karena data tidak dikumpulkan beberapa kali, melainkan
semua dikumpulkan hanya dalam sekali waktu.
 Memungkinkan siapa saja untuk menganalisis data untuk menarik
kesimpulan Informasi yang diperoleh melalui studi cross sectional
cocok untuk analisis data sekunder. Hal ini berarti peneliti dapat
mengumpulkan data untuk tujuan mereka sendiri, kemudian
peneliti lain dapat menggunakan data yang sama untuk tujuan yang
berbeda.
 Hal tersebut memungkinkan informasi yang dikumpulkan tentang
kelompok populasi umum memiliki kegunaan yang berkelanjutan,
yang memaksimalkan nilai investasi dari titik-titik data yang
dikumpulkan.
 Studi cross-sectional memberi peneliti akses ke berbagai hasil dan
eksposur Studi cross-sectional memberikan kesempatan bagi
peneliti untuk mempelajari berbagai hasil dan eksposur secara
bersamaan.
 Hal ini memungkinkan beberapa variabel untuk diakses secara
bersamaan, yang meningkatkan akurasi penilaian pada beban titik
data dalam kelompok populasi tertentu. Ketika ada tingkat akurasi
yang lebih tinggi, maka alokasi sumber daya menjadi lebih akurat.
 Menawarkan informasi untuk analisis deskriptif Studi cross-
sectional berguna ketika hipotesis umum harus dibuat untuk situasi
yang dihadapi kelompok populasi. Penelitian ini memberikan
deskripsi yang lebih baik untuk titik-titik data yang ada, sehingga
memungkinkan informasi tersebut mengarah pada solusi yang
mungkin belum pernah dipertimbangkan sebelumnya.
 Memberikan landasan untuk peluang penelitian di masa depan
Meskipun studi cross sectional tidak melihat alasan mengapa
peristiwa tertentu terjadi dalam suatu kelompok populasi, hal ini
dapat memberikan landasan bagi studi selanjutnya untuk mengkaji
permasalahan tersebut.
 Dimana untuk jenis penelitian cross sectional dirancang untuk
menemukan petunjuk tentang kelompok populasi yang kemudian
dapat membantu jenis penelitian lain untuk dapat menentukan
mengapa suatu fenomena dapat terjadi.

Anda mungkin juga menyukai