Anda di halaman 1dari 12

PENUGASAN METODOLOGI KEPERAWATAN

“MEMBAHAS BESAR SAMPLE”

DOSEN PENGAMPU : Dr.G.A.SRI PUJA W.W, M.Kes

DI SUSUN OLEH :
NAMA ANGGOTA KELOMPOK 2 TINGKAT 3B :
1. ADE IRFANI (P07120120046)
2. AFFANDI HIDAYAT (P07120120049)
3. AMALIA RACHMAWATY (P07120120050)
4. FIA AFRIANI (P07120120058)
5. FITRIANI HERAWATI (P07120120060)
6. I DEWA AYU SANTA ANILANALA (P07120120063)
7. LULUK DWI RAHMAWATI (P07120120068)
8. MIMING SUKRIANI (P07120120071)
9. NI WAYAN DEWI ADRIANI (P07120120076)
10. NURHIDAYATUL HASANI (P07120120078)
11. PRISDA NUR SHABRINA (P07120120082)
12. RISKA OKTAVIA (P07120120085)
13. RIZKY MUNAWAR (P07120120087)
14. WAYAN INDAH SANIS SETIAWATI (P07120120090)

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MATARAM
PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN
JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb

Alhamdulillah. Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa senantiasa kita ucapkan.
Atas rahmat dan karunia-Nya yang berupa iman dan kesehatan akhirnya kami dapat
menyelesaikan makalah ini. Shawalat serta salam tercurah pada Rasulullah SAW. Semoga
syafaatnya mengalir pada kita kelak.

Makalah “BESAR SAMPEL” disusun guna memenuhi tugas dosen pada mata kuliah
Metodologi Penelitian di poltekkes kemenkes mataram. Selain itu, penulis juga berharap agar
makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang materi besar sampel.

Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Ibu selaku dosen mata
kuliah. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait
bidang yang ditekuni penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang
telah membantu proses penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.Semoga
makalah ini bisa memberikan manfaat bagi berbagai pihak. Aamiin

Wassalamualaikum wr wb

Mataram, 26 September 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG.............................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH........................................................................................1
C. TUJUAN..................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN
A. BESAR SAMPLE....................................................................................................3
B. HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN................................................................4

BAB III PENUTUP


A. KESIMPULAN.......................................................................................................7
B. SARAN....................................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................9
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Penelitian merupakan proses kreatif untuk mengungkapkan suatu gejala
melalui cara tersendiri sehingga diperoleh suatu informasi. Pada dasarnya, informasi
tersebut merupakan jawaban atas masalah-masalah yang dipertanyakan sebelumnya.
Oleh karena itu, penelitian juga dapat dipandang sebagai usaha mencari tahu tentang
berbagai masalah yang dapat merangsang pikiran atau kesadaran seseorang.
Penelitian bertujuan menemukan jawaban atas pertanyaan melalui aplikasi
prosedur ilmiah. Prosedur ini dikembangkan untuk meningkatkan taraf kemungkinan
yang paling relevan dengan pertanyaan serta menghindari adanya bias. Sebab,
penelitian ilmiah pada dasarnya merupakan usaha memperkecil interval dugaan
peneliti melalui pengumpulan dan penganalisaan data atau informasi yang
diperolehnya.
Dalam penelitian, salah satu bagian dalam langkah-langkah penelitian adalah
menentukan besar sampel penelitian. Seorang peneliti dapat menganalisa data
keseluruhan objek yang diteliti sebagai kumpulan atas komunitas tertentu. Seorang
peneliti juga dapat mengidentifikasi sifat-sifat suatu kumpulan yang menjadi objek
penelitian hanya dengan mengamati dan mempelajari sebagian dari kumpulan
tersebut. Kemudian, peneliti akan mendapatkan metode atau langkah yang tepat untuk
memperoleh keakuratan penelitian dan penganalisaan data terhadap objek.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan besaran sampel?
2. Bagaimana rumus besaran sampel?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apakah yang dimaksud dengan besaran sampel.
2. Untuk mengetahui bagaimana rumus besaran sampel?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Besar Sampel
Setelah menetapkan teknik sampling, langkah lanjut adalah menetapkan besar sampel.
Dua teknik sampling yaitu acak (random) dan tidak acak (non random) memiliki
karakteristik sendiri. Karena teknik sampling tidak acak memiliki batasan tersendiri maka
penentuan besar sampel teknik ini tidak perlu dihitung dengan menggunakan rumus besar
sampel. Teknik sampling acak, mensyaratkan bahwa setiap anggota populasi memiliki
kesempatan sama untuk dipilih sebagai sampel. Untuk menetapkan besar sampel
sampling acak wajib dihitung dengan rumus besar sampel. Rumus besar sampel yang
dapat digunakan untuk menghitung tergantung pada data awal yang dimiliki, apakah data
termasuk proporsi atau kontinyu. Pemilihan rumus juga tergantung besar populasi, apakah
populasi terbatas (finit) atau tidak terbatas (infinit)? Rumus besar sampel dasar untuk
sampling acak sederhana dengan satu sampel untuk pengujian hipotesis seperti di bawah.

Besar sampel yang dihasilkan dari penghitungan rumus ini merupakan besar sampel
minimal dan jika dihasilkan nilai pecahan harus dibulatkan ke atas karena sampel tidak dapat
diambil sebagian. Selama proses riset dimungkinkan sampel mengundurkan diri atau tidak
dapat dianalisis, untuk antisipasi kejadian tersebut lebih baik besar sampel ditambah minimal
10%. Misal: Dari penghitungan besar sampel diperlukan 22,24 maka besar sampel minimal
23 (pembulatan) dan untuk antisipasi ditambah 10% sehingga besar sampel minimal adalah
26.

B. Hal Yang Harus Diperhatikan


1. Power
Kemampuan suatu penelitian untuk mendapatkan beda yang secara statistik bermakna
atau power adalah kekuatan untuk menolak hipotesis nol pada data penelitian. Nilai
power adalah (1- β ). Jika β= 20%, maka powernya adalah 80%
2. tingkat kemaknaan α.
Adalah tingkat kesalahan yang boleh terjadi pada penelitian. Sebagai contoh, jika α =
0.05, maka kesalahan yang boleh terjadi adalah 0.05 dan ketepatan penelitian yang
diharapkan oleh peneliti adalah 0.95 atau 95%. Semakin presisi hasil penelitian yang
diharapkan, maka semakin kecil pula nilai α yang ditetapkan peneliti. Hipotesis 0
ditolak jika hasil uji statistik menunjukkan bahwa nilai probabilitasnya < α.

3. Besar sampel data numerik


a. Besar sampel tunggal untuk perkiraan rerata: – simpangan baku rerata dalam
populasi, s (yang ditetapkan berdasar pustaka) – tingkat ketepatan absolut yang
diinginkan, d (ditetapkan oleh peneliti) – tingkat kemaknaan, α (ditetapkan oleh
peneliti). Rumus yang digunakan adalah:

b. Uji hipotesis terhadap rerata dua populasi


Untuk dua kelompok independen
- simpang baku kedua kelompok, s (dari pustaka) –
- perbedaan klinis yang diinginkan x1-x2 (clinical judgment)
- tingkat kemaknaan α (ditetapkan oleh peneliti)
- Power atau zβ (ditetapkan oleh peneliti)
Rumus yang digunakan adalah:

c. Untuk dua kelompok berpasangan


Informasi yang dibutuhkan untuk menentukan jumlah subjek pada penelitian
uji hipotesis untuk dua kelompok berpasangan:
- selisih rerata dua kelompok yang bermakna, d (berdasar clinical judgment)
- simpangan baku dari selisih rerata, sd (dari pustaka atau clinical judgment)
- tingkat kemaknaan, α (ditetapkan oleh peneliti)
- β ditentukan oleh peneliti
Rumus yang dipergunakan:

d. Besar sampel untuk data nominal Sampel tunggal


a) Sampel Tunggal untuk estimasi proporsi suatu populasi
Seperti halnya pada data numerik, estimasi besar sampel untuk
proporsi suatu populasi memerlukan 3 informasi, yaitu:
- proporsi penyakit atau keadaan yang akan dicari, P (dari pustaka)
- tingkat ketepatan absolut yang dikehendaki, d (ditetapkan peneliti)
- tingkat kemaknaan, α (ditetapkan oleh peneliti)
Untuk simple random sampling rumus yang dipergunakan adalah:
dengan Q = (1-P).
Karena P x Q mempunyai nilai paling tinggi bila P=0.5, bila proporsi
sebelumnya tidak diketahui maka dengan simple random sampling
dipergunakan P=0,5.
e. Sampel tunggal untuk uji hipotesis suatu proporsi
Untuk menguji hipotesis terhadap rpoporsi suatu populasi diperlukan 3
informasi penting yaitu:
- proporsi masing-masing yakni P0 (dari pustaka) dan Pa (dari clinical
judgment)
- tingkat kemaknaan, α (ditetapkan oleh peneliti)
- power atau zβ (ditetapkan oleh peneliti)
maka rumusnya:
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Besar sampel digunakan untuk mencari sampel minimal untuk masing-masing
kelompok kasus. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu power, tingkat
kemaknaan α, besar sampel numeric. Sampling adalah suatu kegiatan memilih
populasi untuk dijadikan sampel (teladan), sebagai pertimbangan keterbatasan waktu,
tenaga, dan biaya. Metode sampling dikelompokan menjadi:
a) Sampling acak atau random sampling atau probability sampling yang artinya
semua anggota populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih
menjadi sampel riset, dibedakan menjadi sampling acak sederhana (simple
random sampling), sampling acak sistematik (systematic random sampling),
sampling acak strata (stratified random sampling), sampling acak wilayah (cluster
random sampling), dan sampling acak bertingkat (multi stage random sampling).
b) Sampling tidak acak atau non random sampling atau non probability sampling
yang artinya anggota populasi tidak mempunyai kesempatan untuk dipilih
menjadi sampel riset, dibedakan menjadi sampling aksidental (accidental
sampling), sampling kuota (quota sampling), sampling judgment (judgmental /
purposive sampling), dan sampling bola salju (snow ball sampling).
Pemilihan sampel secara acak perlu ditetapkan kerangka sampling (sampling
frame) tentang keberadaan populasi. Teknik sampling tidak acak memiliki batasan
tersendiri maka penentuan besar sampel teknik ini tidak perlu dihitung dengan
menggunakan rumus besar sampel tetapi teknik sampling acak mensyaratkan bahwa
setiap anggota populasi memiliki kesempatan sama untuk dipilih sebagai sampel.
Penetapkan besar sampel sampling acak wajib dihitung dengan rumus besar sampel.
Rumus besar sampel tergantung
(1) pada data awal yang dimiliki, apakah data termasuk proporsi atau kontinyu dan
(2) besar populasi, apakah populasi terbatas (finit) atau tidak terbatas (infinit).
Besar sampel yang dihasilkan dari penghitungan rumus sampling acak
sederhana dengan satu sampel untuk pengujian hipotesis merupakan besar sampel
minimal dan jika dihasilkan nilai pecahan harus dibulatkan ke atas. Untuk antisipasi
sampel mengundurkan diri atau tidak dapat dianalisis, lebih baik besar sampel
ditambah minimal 10%.
B. Saran
Makalah yang kami susun masih jauh dari kata sempurna, untuk itu dibutuhkan
saran baik dari Ibu/Bapak Dosen serta teman-teman yang sudah membaca.
DAFTAR PUSTAKA

Ariawan, I., dkk. 1996. Aplikasi Survei Cepat. Depok: FKM UI dan Pusat Data
Kesehatan Depkes RI.
Castetter, W. B.; dan R. S. Heisler. 1984. Developing and Defending A Dissertation
Proposal. Graduate School of Education, University of Pennsylvania.
Philadelphia.
Churchill Livingstone, Medical Division of Longman Group. 1976. The Principles and
Practice of Clinicals Trials, Edited by C. S. Good. Edinburgh London and New
York: Longman Group Limited.
Cochran, W. G. 2005. Teknik Penarikan Sampel, Edisi Ketiga. Penerjemah:
Rudiansyah. Jakarta: Penerbit UI.
Cox, D. R. & Oakes, D. 1984. Analysis of Survival Data, First Edition. Cambridge:
Great Britain by the University Press.
Dajan, A. 1975. Pengantar Metode Statistik, Jilid 1. Jakarta: LP3ES.
Dajan, A. 1975. Pengantar Metode Statistik, Jilid 2. Jakarta: LP3ES.
Gasperz, V.1995. Teknik Analisis dalam Riset Percobaan, Jilid 1. Bandung: Penerbit
Tarsito.
Gasperz, V.1995. Teknik Analisis dalam Riset Percobaan, Jilid 2. Bandung: Penerbit
Tarsito.
Lemeshow, S., et. all. 1997. Besar Sampel Dalam Riset Kesehatan. Penerjemah: Dibyo
Pramono. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Nordness, R. J. 2006. Epidemiology and Biostatistics Secrets. Philadelphia: Mosby
Elsevier.
Paul D. Leedy & Ormrod, Jeanne Ellis. 2001. Practical research planning and design.
Edition 7th. Upper Saddle River: N.J Merrill Prentice Hall.
Pegano, M. & Gauvreau, Kimberlee. 1993. Principles of Biostatistics. Belmont,
California: Duxbury Press.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 17 tahun 2010 tentang Pencegahan
dan Penanggulangan Plagiat di Perguruan Tinggi.
Polit, D. F. & Hungler, B. P. Essentials of Nursing Research: Methods, Appraisal, and
Utilization, Third Edition. Philadelphia: JB Lippincott Company.
Sastroasmoro, I. dan Ismael, S. 2002. Dasar-Dasar Metodologi Riset Klinis, Edisi Ke-2.
Jakarta: CV Sagung Seto.
Scheaffer, R. L., Mendenhall, W., & Ott, L. 1986. Elementary Survey Sampling, Third
Edition. Boston: Duxbury Press.
Siagian, P. 1987. Riset Operasional: Teori dan Praktik, Cetakan 1. Jakarta: Penerbit UI.
Sprent, P. 1991. Metode Statistika Nonparametrik Terapan, Cetakan 1. Jakarta: Penerbit
UI.
Sudjana. 1980. Disain dan Analisis Eksperimen. Bandung: Penerbit Tarsito.
Supranto, J. 2000. Teknik Sampling Untuk Survei & Eksperimen, Cetakan Ketiga.
Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.
Supranto, J. 2001. Statistik: Teori dan Aplikasi, Jilid 1. Edisi Keenam. Jakarta: Penerbit
Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai