Anda di halaman 1dari 10

SKOR NILAI:

TUGAS RUTIN 03
SISTEM KELISTRIKAN MESIN DAN ELEKTRONIKA
“HUKUM OHM DAN HUKUM KIRCHOFF”

NAMA : RULIANSON PARDAMEAN DAMANIK


NIM : 5182121008
DOSEN PENGAMPU : Dr. Lisyanto, M.Si.
Budi Harto, S.Pd,, M.T

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2019
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur saya ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat sehingga saya dapat menyelesaikan tugas jurnal ini dengan baik dan
tepat waktu.
Ada pun tugas ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Sistem
Kelistrikan mesin dan Elektronika. Dalam penyelesaian tugas ini saya dibantu oleh berbagai
pihak baik langsung maupun tidak langsung. Untuk itu penulisan mengucapkan terimakasih
yang sebesar-besarnya karena telah membimbing saya dalam pembuatan makalah ini.
Saya sadar bahwa penulisan jurnal ini terdapat banyak kekurangan. Untuk itu
saya menghimbau agar para pembaca dapat memberikan saran dan kritik yang yang
membangun demi perbaikan makalah ini. Akhir kata saya berharap agar makalah ini dapat
bermanfaat dan memberikan sumbangan ilmu pengetahuan bagi pihak-pihak yang
memerlukan.

Medan,

Rulianson P Damanik
BAB I
PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG 
Pada waktu kelas 1 SMA kita sudah mempelajari hukum ohm dan hukum kirchoff,
kita hanya mengulas kembali di mata kuliah listrik dan elektro dasar.Hukum Ohm
dikemukakan oleh seorang fisikawan dari Jerman, Georage Simon Ohm pada tahun 1825.
Kemudian Hukum Ohm dipublikasikan pada tahun 1827 melalui sebuah paper yang
berjudul “The Galvanic Circuit Investigated Mathematically.”
Hokum ohm mempelajari arus listrik pada rangkaian tertutup. Arus listrik mengalir
karena adanya beda potensial antara dua titik pada suatu penghantar, seperti lampu
senter,radio, dan televise. Alat-alat tersebut dapat menyala (berfungsi) karena adanya aliran
listrik dari sumber tegangan yang dihubungkan peralatan tersebut sehingga menghasilkan
beda potensial.
  Jika arus listrik melalui suatu penghantar, maka kekuatan arus tersebut sebanding
lurus dengan tegangan listrik yang terdapat antara kedua penghantar tadi (Tilloy,
1980).Perlawanan adalah volt peramper hambatan konduktor adalah 1 ohm jika potensa
berbeda disamping terminal di dalam konduktor adalah volt ketika arus di konduktor 1
ampere (Richards, 1987).
Begitu juga hokum kirchoff Pada peralatan listrik, kita biasa menjumpai rangkaian
listrik yang bercabang-cabang. Untuk menghitung besarnya arus listrik yang mengalir pada
setiap cabang yang dihasilkan oleh sumber arus listrik. Gustav Kirchhoff (1824-1887)
mengemukakan dua aturan hukum yang dapat digunakan untuk membantu perhitungan
tersebut. Hukum Kirchoff pertama disebut hukum titik cabang dan Hukum Kirchhoff
kedua disebut hukum loop.

B.RUMUSAN MASALAH
a. Apa itu hukum ohm dan bunyinya?
b. Menjelaskan aplikasi tentang hukum ohm!
c. Apa itu hukum kirchoff dan bunyinya?
d. Menjelaskan bagaimana cara mengaplikasikan hukum ohm!

 C.TUJUAN
a. Untuk mengetahui apa itu hukum ohm,penemu hukum ohm dan apa bunyinya!
b. Untuk memahami lebih dalam apa itu hukum ohm!
c. Untuk mengetahui apa itu hukum kirchof,siapa penemunya dan apa saja bunyinya!
d. Untuk memeahami aplikasi dari hukum kirchoff supaya lebih dimengerti!
 
 
 
 
 
BAB 2
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN HUKUM OHM DAN BUNYINYA


 a. Hukum Ohm
Pengertian Hukum Ohm merupakan sebuah teori yang membahas mengenai
hubungan antara Tegangan (Volt), Arus (Ampere), dan Hambatan listrik dalam sirkuit
(Ohm). 1 Ohm adalah hambatan listrik yang menyebabkan perbedaan satu volt saat arus
sebasar 1 Ampere mengalir.
 b. Bunyi hukum Ohm:
 “Kuat arus listrik pada suatu beban listrik berbanding lurus dengan tegangan dan
berbanding terbalik dengan hambatan”.
Rumus Hukum Ohm:
  Lambang dari hambatan adalah R, lambang dari Arus adalah I, dan lambang dari
tegangan adalah V. Berdasarkan hukum Ohm diatas maka bisa diambil rumus sebagai berikut
ini;
Keterangan:
I = Besar arus yang mengalir pada penghantar => dengan satuan Volt
V = Besar tegangan pada penghantar => dengan satuan Volt
R = Besar hambatan => dengan satuan Ohm
  Berdasarkan patokan rumus diatas maka kita bisa mencari Nilai I, V, dan R pada
suatu rangkaian listrik. Untuk mencari R, caranya cukup dengan menggunakan logika
berdasarkan rumus diatas. 
Misal jika 5=10/2, maka 10=5X2 dan 2=10/5. Berdasarkan logika tersebut untuk mencari V
rumusnya adalah V=I X R
 
 A. APLIKASI HUKUM OHM
 
a.Penerapan hukum Ohm dalam kehidupan sehari-hari,
misalnya suatu ketika lampu dirumah anda menyala semakin terang atau sebaliknya
tiba-tiba menjadi redup. Mengapa hal ini terjadi? Apabila lampu pijar anda tertulis 220 V/40
watt maka lampu dapat menyala dengan baik pada tegangan 220 volt dan kuat arus yang
mengalir pada lampu tersebut sebesar 40 watt /220 V = 0,18 ampere.Jika tiba-tiba
tegangannya naik lebih dari 220 volt sedangkan hambatan lampu tetap maka kuat arus yang
mengalir menjadi lebih besar dari 0,18 ampere. Akibatnya lampu menyala lebih terang.
Sebaliknya jika tiba-tiba tegangannya turun kurang dari 220 volt, maka lampu menjadi redup
1. a) Penggunaan alat – alat listrik seperti lampu. TV, kulkas, dan sebagainya harus
disesuaikan dengan tegangan
2. b) Bila alat listrik diberi tegangan yang lebih kecil dari tegangan yang seharusnya,
arus akan mengecil sehingga alat itu tidak bekerja normal (misalnya lampu redup).
Contoh:
1. Lampu padam karena tegangan lampu yang dibutuhkan 4,5 V sedangkan tegangan
dari baterai 1,5 V
2. Lampu redup karena tegangan yang dibutuhkan 4,5 V sedangkan tegangan dari batu
baterai 3 V sehingga kekurangan tegangan
3. )Lampu menyala terang karena tegangan lampu yang dibutuhkan 4,5 V sama dengan
tegangan dari batu baterai 4,5 V
4. Lampu menyala sangat terang karena tegangan yang dibutuhkan lampu 4,5 V
sedangkan dari baterai 6 V sehingga tegangan melebihi lampu. Akibat ini lampu cepat
mati/putus.
 
MENGHITUNG RESISTOR SERI
Pada rangkaian beberapa resistor yang disusun seri, maka dapat diperoleh nilai
resistor totalnya dengan menjumlah semua resistor yang disusun seri tersebut. Hal ini
mengacu pada pengertian bahwa nilai kuat arus disemua titik pada rangkaian seri selalu sama.
 
MENGHITUNG RESISTOR PARALEL
Pada rangkaian beberapa resistor yang disusun secara paralel, perhitungan nilai
resistor totalnya mengacu pada pengertian bahwa besar kuat arus yang masuk ke percabangan
sama dengan besar kuat arus yang keluar dari percabangan (I in = I out).
Dengan mengacu pada perhitungan Hukum Ohm maka dapat diperoleh rumus sebagai
berikut.

MENGHITUNG KAPASITOR SERI


Pada rangkaian kapasitor yang disusun seri maka nilai kapasitor totalnya diperoleh
dengan perhitungan.
MENGHITUNG KAPASITOR PARALEL
Pada rangkaian beberapa kapasitor yang disusun secara paralel maka nilai kapasitor
totalnya adalah penjumlahan dari semua nilai kapasitor yang disusun paralel tersebut.
 
B. PENGERTIAN HUKUM KICHOFF DAN BUNYINYA.
 
a.Hukum Kirchhoff merupakan salah satu hukum dalam ilmu Elektronika yang berfungsi
untuk menganalisis arus dan tegangan dalam rangkaian. Hukum Kirchoff pertama kali
diperkenalkan oleh seorang ahli fisika Jerman yang bernama Gustav Robert Kirchhoff (1824-
1887) pada tahun 1845. Hukum Kirchhoff terdiri dari 2 bagian yaitu Hukum Kirchhoff 1 dan
Hukum Kirchhoft 2.
 
b. Pengertian dan Bunyi Hukum Kirchhoff 1
Hukum Kirchhoff 1 merupakan Hukum Kirchhoff yang berkaitan dengan dengan arah arus
dalam menghadapi titik percabangan. Hukum Kirchhoff 1 ini sering disebut juga dengan
Hukum Arus Kirchhoff atau Kirchhoff’s Current Law (KCL).
 
Bunyi Hukum Kirchhoff 1 adalah sebagai berikut :
“Arus Total yang masuk melalui suatu titik percabangan dalam suatu rangkaian listrik sama
dengan arus total yang keluar dari titik percabangan tersebut.”
 
Untuk lebih jelas mengenai Bunyi Hukum Kicrhhoff 1, silakan lihat rumus dan rangkaian
sederhana dibawah ini :
 
Berdasarkan Rangkaian diatas, dapat dirumuskan bahwa :
 
I1 + I2 + I3 = I4 + I5 + I6
 
 
 
 
 
 
 
c. Pengertian dan Bunyi Hukum Kirchhoff 2
Hukum Kirchhoff 2 merupakan Hukum Kirchhoff yang digunakan untuk menganalisis
tegangan (beda potensial) komponen-komponen elektronika pada suatu rangkaian tertutup.
Hukum Kirchhoff 2 ini juga dikenal dengan sebutan Hukum Tegangan Kirchhoff atau
Kirchhoff’s Voltage Law (KVL).
Bunyi Hukum Kirchhoff 2 adalah sebagai berikut :
“Total Tegangan (beda potensial) pada suatu rangkaian tertutup adalah nol”
 
Untuk lebih jelas mengenai Bunyi Hukum Kirchhoff 2 , silakan lihat rumus dan rangkaian
sederhana dibawah ini :
Berdasarkan Rangkaian diatas, dapat dirumuskan bahwa :
Vab + Vbc + Vcd + Vda = 0
 
 Aplikasi Hukum I dan II Kirchhoff Pada Rangkaian Tertutup (Loop)
 
Dalam suatu rangkaian listrik yang kuat arusnya tetap terdapat Medan Listrik E yang
merupakan Medan Konservatf.
Medan Konservatif memiliki sifat: Usaha yang diperlukan untuk membawa suatu muatan uji
positif dari suatu titik ke titik lainnya tidak bergantung pada lintasan yang dilaluinya. Jika
muatan uji positif dibawa berkeliling melalui titik a ke b ke c ke d dan kembali lagi ke a,
maka muatan uji tersebut tidak berpindah dan usaha yang dilakukan sama dengan NOL,
karena W = qV, maka V juga bernilai NOL, sehingga:
 
“Jumlah aljabar perubahan tegangan yang mengelilingi suatu rangkaian tertutup (loop) sama
dengan NOL”, yang dikenal dengan Hukum II Kirchhoff

ΣE + ΣIR = 0
 
Gaya gerak listrik (ggl) E dalam sumber tegangan menyebabkan arus listrik mengalir
sepanjang loop, dan arus listrik yang mendapat hambatan menyebabkan penurunan tegangan.
  Untuk menggunakan persamaan tersebut, perlu diperhatikan perjanjian tanda untuk
ggl sumber E dan kuat arus I, sebagai berikut:
  
 Kuat arus bertanda positif jika searah dengan arah loop yang kita tentukan, dan
bertanda negatif jika berlawanan dengan arah loop yang kita tentukan. Misalkan pada gambar
berikut,
Jika arah arus I mengalir dari A ke B, kemudian kita tetapkan arah loop searah dengan jarum
jam (gambar 2) berarti arah arus I searah dengan arah loop sehingga I bertanda positif,
Sedangkan jika kita tetapkan arah loop berlawanan dengan arah jarum jam (gambar 3) berarti
arah arus I berlawanan dengan arah loop sehingga I bertanda negatif.
 
 Bila saat mengikuti arah loop, kutub positif sumber tegangan dijumpai lebih dahulu
daripada
kutub negatifnya, maka ggl E bertanda positif, dan bertanda negatif jika sebaliknya. Misalkan
seperti gambar,
Tetapkan arah loop terlebih dahulu. Agar mempermudah perhitungan, tetapkan arah loop
searah dengan arah kuat arus I dalam rangkaian, sehingga I bertanda positif. Selanjutnya, I
dapat dihitung dengan Hukum II Kirchhoff.
Saat mengikuti arah loop dari a ke b, kutub negatif baterai 3 V dijumpai lebih dahulu, dan
saat mengikuti arah loop dari c ke d, kutub positif baterai 12 V dijumpai terlebih dahulu,
Kuat arus I searah dengan arah loop, maka I bertanda positif dan melalui hambatan 5 ohm
dan 7 ohm,
Sehingga,
ΣE + ΣIR = 0
(-3 + 12) + I (5 + 7) =0
9 + 12I = 0
12I = -9
I = – 0.75 A
Tanda negatif menyatakan bahwa arah kuat arus I yang sebenarnya dalam rangkaian adalah
berlawanan dengan arah loop yang kita tentukan diawal .
BAB 3
PENUTUP

KESIMPULAN
Jadi Hokum ohm mempelajari arus listrik pada rangkaian tertutup. Arus listrik
mengalir karena adanya beda potensial antara dua titik pada suatu penghantar, seperti lampu
senter,radio, dan televise. Alat-alat tersebut dapat menyala (berfungsi) karena adanya aliran
listrik dari sumber tegangan yang dihubungkan peralatan tersebut sehingga menghasilkan
beda potensial.
Jika arus listrik melalui suatu penghantar, maka kekuatan arus tersebut sebanding
lurus dengan tegangan listrik yang terdapat antara kedua penghantar tadi.
Dan Hukum Kirchhoff 1 merupakan Hukum Kirchhoff yang berkaitan dengan dengan arah
arus dalam menghadapi titik percabangan. Hukum Kirchhoff 1 ini sering disebut juga dengan
Hukum Arus Kirchhoff atau Kirchhoff’s Current .

Anda mungkin juga menyukai