Anda di halaman 1dari 20

CRITICAL BOOK REPORT

STATISTIKA TERAPAN
DOSEN PENGAMPU : DR. KEYSAR PANJAITAN,M.PD.

DISUSUN OLEH :

RULIANSON PARDAMEAN DAMANIK (5182121008)

PENDIDIKAN TEKNIK MESIN S1


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020
KATA PENGANTAR

 Segala puji bagi TUHAN YANG MAHA ESA yang telah memberikan nikmat serta
hidayah-Nya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas Critical Book Report untuk mata kuliah Statistika Terapan.

Tugas ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Statitika Terapan di program studi
Pendidikan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan. Selanjutnya penulis
mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing mata kuliah ini dan segenap pihak yang
memberikan bimbingan serta arahan selama penulisan makalah ini.

Meskipun penulis berharap isi dari tugas ini bebas dari kekurangan dan kesalahan
namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun agar makalah ini dapat lebih baik lagi. penulis berharap agar tugas ini
bermanfaat bagi semua pembaca.

Medan, 10 Desember 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................

DAFTAR ISI.............................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................

1.1 Rasionalisasi Critical Book Review............................................................

1.2 Tujuan Penulisan Critical Book Review....................................................

1.3 Manfaat Critical Book Review....................................................................

1.4 Identitas Buku..............................................................................................

BAB II RINGKASAN ISI BUKU...........................................................................

2.1 Buku Pertama...............................................................................................

2.2 Buku Kedua..................................................................................................

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan...................................................................................................

3.2 Saran.............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Rasionalisasi Critical Book Review


Keterampilan membuat CBR pada penulis dapat menguji kemampuan dalam
meringkas dan menganalisis sebuah buku serta memberi tanggapan atas buku yang
dianalisis dengan buku yang lain. Sering kali kita bingung memilih buku referensi untuk
kita baca dan pahami. Terkadang kita memilih satu buku, namun kurang memuaskan hati
kita. Misalnya dari segi analisis bahasa, pembahasan materi, serta hal lainnya yang
terdapat pada buku. Oleh karena itu, penulis membuat Critical Book Review ini untuk
mempermudah pembaca dalam memilih buku referensi, terkhusus pada pokok bahasa
tentang Uji Homogenitas dan Normalitas data.

1.2 Tujuan Penulisan Critical Book Review


Memberi tanggapan atas sebuah buku atau lebih tentang manajemen industri serta
membandingkan dengan satu buku yang berbeda dengan topik yang sama. Yang
dibandingkan dalam buku tersebut yaitu dari segi isi pembahasan buku pertama dan kedua.

1.3 Manfaat Critical Book Review


Manfaat yang dapat kita simpulkan pada hal diatas ialah:
i. Menambah wawasan pengetahuan tentang Manajemen Industri
ii. Mempermudah pembaca mendapatkan inti dari sebuah buku yang telah di
lengkapi dengan ringkasan buku , pembahasan isi buku, serta kekurangan dan
kelebihan buku tersebut.
iii. Melatih siswa merumuskan serta mengambil kesimpulan-kesimpulan atas buku-
buku yang dianalisis tersebut.
Identitas Buku Pertama :

Judul Buku : DASAR-DASAR STATISTIK PENELITIAN


Penerbit : Mercu Buana Yogyakarta
Halaman : 177 halaman
Edisi : 12
Penulis/Editor : Nuryadi,Tutut Dewi Astuti,Endang Sri Utami
Kota Terbit : Yogyakarta
n Tahun Terbit : 2015
ISBN : 978-062-6558-04-6

Identitas Buku Kedua

Judul : UJI NORMALITAS


Penerbit : CV Pustaka Setia
Halaman : 114
Penulis : Rusdiana
Kota Terbit : Bandung
Tahun Terbit : 2014
ISBN : 978-979-076-483-5
BAB II
RINGKASAN BUKU

2.1 Buku Utama

Uji Normalitas Data Dan Homogenitas Data


A. UJI NORMALITAS

Uji normalitas adalah suatu prosedur yang digunakan untuk mengetahui apakah
data berasal dari populasi yang terdistribusi normal atau berada dalam sebaran
normal.Distribusi normal adalah distribusi simetris dengan modus, mean dan median
berada dipusat. Distribusi normal diartikan sebagai sebuah distribusi tertentu yang
memiliki karakteristik berbentuk seperti lonceng jika dibentuk menjadi sebuah
histogram sepertipada Gambar 1.1. di bawah ini.

Distribusi normal merupakan salah satu distribusi yang paling penting kita akan
hadapi. Ada beberapa alasan untuk ini:
1. Banyak variabel dependen, umumnya diasumsikan terdistribusi secara normal dalam
populasi. Artinya, kita sering berasumsi bahwa jika kita mendapatkan

seluruh populasi pengamatan, distribusi yang dihasilkan akan sangat mirip dengan
distribusi normal.
2. Jika kita dapat mengasumsikan bahwa variabel setidaknya mendekati terdistribusi
normal, maka teknik ini memungkinkan kita untuk membuat sejumlah kesimpulan
(baik yang tepat atau perkiraan) tentangnilai-nilai variabel itu.
3. Menguji normalitas data kerapkali disertakan dalam suatu analisis statistika
inferensial untuk satu atau lebih kelompok sampel. Normalitas sebaran data menjadi
sebuah asumsi yang menjadi syarat untuk menentukan jenis statistik apa yang dipakai
dalam penganalisaan selanjutnya
Uji normalitas biasanya digunakan untuk mengukur data berskala ordinal,
interval, ataupun rasio. Jika analisis menggunakan metode parametrik, maka
persyaratan normalitas harus terpenuhi yaitu data berasal dari distribusi yang normal.
Jika data tidak berdistribusi normal, atau jumlah sampel sedikit dan jenis data adalah
nominal atau ordinal maka metode yang digunakan adalah statistik non parametrik.
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh
terdistribusi normal atau tidak. Dasar pengambilan keputusan adalah jika nilai
Lhitung> Ltabel maka H0 ditolak, dan jika nilai Lhitung< Ltabel maka H0 diterima
(Murwani, 2001:20). Hipotesis statistik yang digunakan:
H0 : sampel berdistribusi normal

H1 : sampel data berdistribusi tidak normal

Meskipun demikian, apabila sebaran data suatu penelitian yang mengungkapkan


kemampuan siswa ternyata diketahui tidak normal hal itu bukan berarti harus berhenti
penelitian itu sebab masih ada fasilitas statistik nonparametrik yang dapat
dipergunakan apabila data tadi tidak berdistribusi normal.
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan dalam analisis normalitas data yaitu
Liliefors, kolmogorof-smirnov, chi square, dan sebagainya. Dalam makalah ini akan
dijelaskan lebih lanjut uji normalitas dengan menggunakan uji Liliefors sebagai
berikut.
1. Uji Normalitas Menggunakan Uji Liliefors

Menurut Sudjana (1996: 466), uji normalitas data dilakukan dengan menggunakan
uji Liliefors (Lo) dilakukan dengan langkah-langkah berikut. Diawali dengan
penentuan taraf sigifikansi, yaitu pada taraf signifikasi 5% (0,05) dengan hipotesis
yang diajukan adalah sebagai berikut :
H0 : Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal

H1 : Sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal Dengan kriteria
pengujian :
Jika Lhitung< Ltabel terima H0, dan Jika Lhitung> Ltabel tolak H0
Adapun langkah-langkah pengujian normalitas data adalah
1. Data pengamatan X1,X2,X3,....,Xn dijadikan bilangan baku Z1,Z2,Z3,....Zn dengan
menggunakan rumus (dengan X dan S masing-masing merupakan rata-rata dan
simpangan baku)
2. untuk setiap bilangan baku ini dengan menggunakan daftar distribusi normal baku
kemudian dihitung F(Zi) = P(Z < Zi)
3. selanjutnya dihitung proporsi Z1,Z2,Z3,....Zn yang lebih kecil atau sama dengan
Zn.Jika proporsi ini dinyatakan oleh S(Zi) maka:

4. hitung selisih F(Zi)-S(Zi) kemudian tentukan harga mutlaknya.


5. Ambil harga yang paling besar diantara harga-harga mutlak selisih tersebut.

2. Uji Kolmogorov Smirnov

Tes satu sampel Kolmogorov-Smirnov adalah suatu tes goodness-of-fit. Artinya,


yang diperhatikan adalah tingkat kesesuaian antara distribusi teoritis tertentu. Tes ini
menetapkan apakah sor-skor dalam sampel dapat secara masuk akal dianggap berasal
dari suatu populasi dengan distributive tertentu itu.
Jadi, tes mencakup perhitungan distribusi frekuensi kumulatif yang akan terjadi
dibawah distribusi teoritisnya, serta membandingan distribusi frekuensi itu dengan
distribusi frekuensi kumulatif hasil observasi. Distribusi teoriti tersebut merupakan
representasi dari apa yang diharapkan dibawah H0. Tes Ini menerapkan suatu titik
dimana kedua distribusi itu-yakni yang teoritis dan yang terobservasi-memiliki
perbedaan terbesar. Dengan melihat distribusi samplingnya dapat kita ketahui apakah
perbedaan yang besar itu mungkin terjadi hanya karena kebetulan saja. Artinya
distribusi sampling itu menunjukan apakah perbedaan besar yang diamati itu mungkin
terjadi apabila observasi-observasi itu benar-benar suatu sampel random dari
distribusi teoritis itu.
Misalkan suatu F0(X) = suatu fungsi distribusi frekuensi kumulatif yang
sepenuhnya ditentukan, yakni distribusi kumulatif teoritis di bawah H0. Artinya untuk
harga N yang sembarang besarnya, Harga F0(X) adalah proporsi kasus yang
diharapkan mempunyai skor yang sama atau kurang daripada X.
Misalkan SN(X) = distribusi frekuensi kumulatif yang diobservasi dari suatu sampel
random dengan N observasi. Dimana X adalah sembarang skor yang mungkin, SN(X) =
k/N, dimana k = banyak observasi yang sama atau kurang dari X.
Di bawah Hopotesis-nol bahwa sampel itu telah ditarik dari distribusi teoritis
tertentu, maka diharapkan bahwa untuk setiap harga X, SN(X) harus jelas mendekati
F0(X). Artinya di bawah H0 kita akan mengharapkan selisis antara SN(X) dan F0(X)
adalah kecil, dan ada dalam batas-batas kesalahan

random. Tes Kolmogorov-Smirnov memusatkan perhatian pada penyimpangan


(deviasi) terbesar. Harga F0(X) -SN(X) terbesar dinamakan deviasi maksimum.

Distribusi sampling D di bawah H0 diketahui. Tabel E pada lampiran memberikan


harga-harga kritis tertentu distribusi sampling itu. Perhatikanlah bahwa signifikasi
suatu harga D tertentu adalah bergantung pada N. Harga- harga kritis untuk tes-tes
satu sisi belum ditabelkan secara memadai.
Prosedur pengujian Kolmogorov-Smirnov ini dilakukan dengan blangkah- langkah
sebagai berikut:
1. Tetapkanlah fungsi kumulatif teoritisnya, yakni distribusi kumulatif yang diharapkan
di bawah H0.
2. Aturlah skor-skor yang diobservasi dalam suatu distribusi kumulatif dengan
memasangkan setiap interval SN(X) dengan interval F0(X) yang sebanding.
3. Untuk tiap-tiap jenjang pada distribusi kumulatif, kurangilah F0(X) dengan SN(X).
4. Dengan memakai rumus carilah D.

5. Lihat table E untuk menemukan kemungkinan (dua sisi) yang dikaitkan dengan
munculnya harga-harga sebesar harga D observasi di bawah H0 Jika p sama atau
kurang dari α, tolaklah H0.
Tes satu sampel Kolmogorov-Smirnov ini memperlihatkan den menggarap suatu

observasi terpisah dari yang lain. Dengan demikian, lain dengan tes X2 untuk satu
sampel. Tes Kolmogorov-Smirnov tidak perlu kehilangan informasi karena
digabungkannya kategori-kategori. Bila sampel kecil dan oleh karenanya kategori-

kategori yang berhampiran harus digabungkan sebelum X2 dapat dihitung secara

selayaknya, tes X2 jelas lebih kecil kekuatannya disbanding dengan tes Kolmogorov-
Smirnov ini. Dan untuk sampel yang sangat kecil tes X2 sama sekali tidak dapat
dijalankan, sedangkan tes Kolmogorof-Smirnov dapat. Fakta ini menunjukan bahwa
tes Kolmogorov- Smirnov mungkin lebih besar kekuatannya dalam semua kasus, jika

dibandingkan dengan tes lainnya yakni tes X2.

Contoh pengujian normalitas data dengan uji Kolmogorov-Smirnov : Uji Normalitas


Data Hasil Belajar Matematika Siswa
H0 : Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal

H1 : Sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal


B. Uji Homogenitas

Uji homogenitas adalah suatu prosedur uji statistik yang dimaksudkan untuk
memperlihatkan bahwa dua atau lebih kelompok data sampel berasal dari populasi
yang memiliki variansi yang sama. Pada analisis regresi, persyaratan analisis yang
dibutuhkan adalah bahwa galat regresi untuk setiap pengelompokan berdasarkan
variabel terikatnya memiliki variansi yang sama.Jadi dapat dikatakan bahwa uji
homogenitas bertujuan untuk mencari tahu apakah dari beberapa kelompok data
penelitian memiliki varians yang sama atau tidak. Dengan kata lain, homogenitas
berarti bahwa himpunan data yang kita teliti memiliki karakteristik yang sama.
Pengujian homogenitas juga dimaksudkan untuk memberikan keyakinan bahwa
sekumpulan data yang dimanipulasi dalam serangkaian analisis memang berasal dari
populasi yang tidak jauh berbeda keragamannya. Sebagai contoh, jika kita ingin
meneliti sebuah permasalahan misalnya mengukur pemahaman siswa untuk suatu sub
materi dalam pelajaran tertentu di sekolah yang dimaksudkan homogen bisa berarti
bahwa kelompok data yang kita jadikan sampel pada penelitian memiliki karakteristik
yang sama, misalnya berasal dari tingkat kelas yang sama.
Perhitungan uji homogenitas dapat dilakukan dengan berbagai cara dan metode,
beberapa yang cukup populer dan sering digunakan antara lain: uji Harley, Cochran,
levene dan Barlett. Dalam makalah ini akan dijelaskan lebih dalam mengenai uji
Barlett.
1. Cara Menggunakan Analisis Homogenitas dengan Uji Barlett

Uji Bartlett digunakan untuk menguji homogenitas varians lebih dari dua
kelompok data. Langkah-langkah uji homogenitas menggunakan uji Barlett:
a. Menghitung derajat kebebasan (dk)masing-masing kelompok

b. Memnghitung varians (s) masing-masing kelompok

c. Menghitung besarnya log S2 untuk masing-masing kelompok

d. Menghitung besarnya dk. Log S2 untuk masing-masing kelompok

e. Menghitung nilai varians gabungan semua kelompok dengan rumus sebagai berikut:

f. Menghitung nilai B (nilai Bartlett) dengan rumus sebagai berikut.

2. Uji Levene

Perhitungan uji Homogenitas dengan uji Levene dilakukan menggunakan


software SPSS. Adapun langkah-langkah menghitungnya adalah sebagai berikut:
1) Memasukkan data variabel yang disusun dalam satu kolom. Setelah variabel pertama
dimasukkan, dilanjutkan dengan variabel kedua mulai dari baris kosong setelah
variabel pertama
2) Membuat pengkodean kelas dengan cara membuat variabel baru yang telah diberi
“Label 1” untuk variabel pertama dan “Label 2” untuk variabel kedua.
3) Cara menghitung uji Levene dengan SPSS adalah memilih menu: Analyze,
Descriptive Statistics, Explore seperti yang tampak pada gambar berikut.
4) Pada jendela yang terbuka masukan variabel yang akan dihitung homogenitasnya pada
bagian dependent list, dan kode kelas pada bagian factor list, Kemudian pilih tombol
Plots hingga muncul tampilan sebagai berikut. Pilih Levene Test untuk
Untransformed
5) Pilih tombol Continue kemudian pilih OK

Uji kehomogenan menghasilkan banyak keluaran. Untuk keperluan penelitian


umumnya, hanya perlu keluaran Homogenity of Variance Test saja, yaitu keluaran
yang terdapat pada menu Options.
6) Cara menafsirkan uji Levene ini adalah, jika nilai Levene Statistic > 0,05 maka dapat
dikatakan bahwa variasi data adalah homogen.
2.2 Buku Kedua

A.   UJI NORMALITAS
Pengujian normalitas dilakukan untuk mengetahui normal tidaknya suatu distribusi data. Hal
ini penting diketahui berkaitan dengan ketepatan pemilihan uji statistic yang akan digunakan.
Uji parametric misalnya, mengisyaratkan data harus berdistribusi normal. Apabila distribusi
data tidak normal maka disarankan untuk menggunakan uji nonparametrik. Uji normalitas
merupakan suatu pengujian sekelompok data untuk mengetahui apakah distribusi data tersebut
membentuk kurva normal atau tidak.[1]
Pengujian normalitas ini harus dilakukan apabila belum ada teori  yang menyatakan bahwa
variabel yang diteliti adalah normal. Dengan kata lain, apabila ada teori yang menyatakan
bahwa suatu variabel yang sedang diteliti normal, maka tidak diperlukan lagi pengujian
normalitas data.[2]
Dalam melakukan uji normalitas untuk mengetahui distribusi data dapat dilakukan dengan
beberapa cara, namun dalam hal ini hanya dibatasi pada tiga cara, yaitu dengan menggunakan
kertas peluang normal, dengan menggunakan rumus chi kuadrat, dan dengan menggunakan uji
liliefors.
1.      Uji Normalitas dengan Liliefors test
Uji Liliefors adalah uji normalitas secara nonparametrik. Uji normalitas ini bertujuan
untuk mengetahui bentuk distribusi populasi berdasarkan sampel yang diambil secara acak.
Hipotesis yang diajukan adalah sampel penelitian berasal dari populasi berdistribusi normal
(H0) melawan tandingan bahwa distribusi tidak normal (H1).
Kelebihan Liliefors test adalah penggunaan atau perhitungannya yang sederhana, serta
cukup kuat sekalipun dengan ukuran sampel yang kecil (n = 4) (Ating Soemantri, 2006).
Proses pengujian Liliefors test dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Susunlah data dari terkecil sampai yang terbesar. Setiap data ditulis sekali, meskipun ada
beberapa data.
2) Periksa data, berapa kali munculnya bilangan-bilangan itu (frekuensi harus ditulis).
3) Dari frekuensi susun frekuensi kumulatifnya.
4) Hitung Proporsi empiric (observasi) berdasarkan frekuensi kumulatif.
5) Hitung nilai z untuk mengetahui theoretical proportion pada tabel z.
6) menghitung theoretical proportion.
7) Bandingkan empirical propotion dengan theoretical proportion, kemudian carilah selisih
terbesar di dalam titik observasi antara kedua proporsi tadi.
8) Carilah selisih terbesar di luar titik observasi.
Contoh:

Berikut adalah skor hasil pengumpulan data suatu variabel yang dilakukan secara random.
Ukuran sampel 14 dan skala pengukuran yang dipergunakan adalah interval. Datanya: 77.3,
73.9, 76.0, 74.6, 76.6, 74.2, 76.9, 74.7, 77.4, 75.4, 77.7, 76.0, 76.5, 76.0.
Data di atas, diduga menyebar mengikuti distribusi normal. Dengan menggunakan  = 0.05,
buktikan bahwa data tersebut berdistribusi normal!
Langkah kerja:
1. H0 : X mengikuti distribusi normal
H1 : X tidak mengikuti distribusi normal
2.  = 0.05
3. Data dan proses pengujian
2.      Uji Normalitas dengan Kertas Peluang Normal
Pengujian normalitas dengan kertas peluang normal dapat dilakukan dengan membuat
grafik data pada suatu kertas peluang normal dengan skala tertentu yang telah tertera dalam
kertas tersebut. Untuk sumbu mendatar, skala berbentuk linier dan dipergunakan untuk
mendapatkan skor batas atas skala interval. Sedangkan sumbu tegak yang mempunyai skala
tidak linier tetapi sesuai dengan distribusi kurva normal diberikan angka frekuensi kumulatif
relative dari kelas interval tersebut (Yusri, 2013).
Contoh:
Diberikan data hasil penelitian tentang kemampuan komunikasi verba 80 orang mahasiswa
Teknik Elektro suatu universitas tahun 2006 sebagai berikut:
TABEL 1.1
SKOR KEMAMPUAN KOMUNIKASI VERBA MAHASISWA TEKNIK ELEKTRO
UNIVERTAS BANGSA
TAHUN 2006
167 173 173 122 15 163
145 135 149 143 0 145
138 129 147 145 14 160
115 151 176 152 3 172
136 150 168 167 13 124
146 172 173 124 9 121
159 194 121 124 14 169
144 141 145 151 9 139
161 145 161 136 16 142
163 107 125 178 2 166
123 140 137 170 16
124 135 140 160 0
167 156 144 136 16
147 144 138 129 4
13
7
15
7
13
7
13
0
15
6
12
3
13
9
Berdasarkan data tersebut akan dilakukan uji normalitas. Terlebih dahulu data tersebut disusun
dalam daftar distribusi frekuensi, kemudian ditentukan batas atas kelas interval yang akan
digunakan untuk skala sumbu mendatar pada kertas peluang normal. Setelah itu ditentukan
frekuensi mutlak dan frekuensi kumulatif relative yang akan digunakan untuk skala sumbu
tegak pada kertas peluang normal. Penyusunan daftar distribusi frekuensi dapat dibuat dari
arah kelas interval kecil ke kelas interval besar atau sebaliknya. Untuk contoh ini digunakan
susunan arah kelas interval kecil ke kelas interval besar dan dengan melakukan beberapa
perthitungan besaran yang dibutuhkan dapat disusun daftar distribusi frekuensi seperti tabel
berikut:

TABEL 1.2
DISTRIBUSI FREKUENSI SKOR KEMAMPUAN KOMUNIKASI VERBA MAHASISWA
TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS BANGSA TAHUN 2006
No. Kelas Interval Batas Atas Kelas Interval f f kum f kum (%)
1 107-117 117,5 2 2 2,50
2 118-128 128,5 10 12 15,00
3 129-139 139,5 16 28 35,00
4 140-150 150,5 21 49 61,25
5 151-161 161,5 12 61 76,25
6 162-172 172,5 13 74 92,50
7 173-183 183,5 5 79 98,75
8 184-194 194,5 1 80 100,00
Jumlah 80
Berdasarkan tabel 1.2, batas atas kelas interval dijadikan sebagai skala sumbu tegak pada
kertas peluang normal. Pada dasarnya sumbu tegak dalam kertas peluang normal sudah ada
angka persentase dari 0,01 sampai 0,99 atau dari 0% sampai dengan 100%. Peneliti hanya
menyesuaikan frekuensi kumulatif relative hasil perhitungan dengan persentase yang telah ada
pada kertas peluang tersebut. Selanjutnya dibuat titik-titik koordinat dari setiap batas atas
kelas interval yang berpasangan dengan frekuensi kumulatif relative dan setelah itu
dihubungkan titik-titik koordinat itu sehingga membentuk suatu garis.
Sehubungan dengan letak titik-titik pada garis lurus atau mendekati pada garis lurus sehingga
dapat disimpulkan berdistribusi normal maka ada dua hal yang perlu diperhatikan, yaitu
sebgai berikut:
1. mengenai data itu sendiri
Dikatakan bahwa data itu berdistribusi normal atau hampir berdistribusi normal, atau dapat
didekati dengan teknik-teknik untuk data berdistribusi normal.
2. Mengenai populasi darimana itu diambil
Dikatakan bahwa populasi dari mana sampel diambil ternyata berdistribusi normal atau
hampir berdistribusi normal, atau dapat didekati oleh distribusi normal (Yusri, 2013).

B. Kelebihan dan Kekurangan buku

Kelebihan
: 1.Materi yang disajikan lengkap disertai pendapat para Ahli.
2. Bahasa yang digunakan juga lebih mudah untuk dipakai dikehidupan
sehari-hari.
3. cover atau sampul buku sangat menarik
4. Buku ini cocok untuk dibaca dan dijadikan pedoman bagi
para calon guru maupun guru.

Kekurangan
 : Didalam buku ini tidak ada gambar atau diagram dalam mempermudah pembaca
memahami materi yang disajikan sebagai keterangan untuk lebih menjelaskan dan
memudahlan kita mengerti pembahasan nya.
BAB IV
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas maka dapat kita tarik kesimpulan bahwa critical book
merupakan kegiatan untuk mengkritisi buku untuk mengetahui kelemahan dan kekurangan
dalam buku, baik dalam sistematika penulisan, penggunaan bahasa, isi materi dan tampilan
buku. Hal tersebut dilakukan agar buku yang di kritik dapat direvisi agar menjadi buku yang
lebih baik serta panduan pembaca yang ingin membeli atau membaca buku tersebut.
Berdasarkan dari segi isi kedua buku tersebut saling melengkapi walaupun berbeda,
dan saling menutupi kekurangannya. Pada kedua buku dibahas mengenai Uji Homogenitas
dan Uji Normalitas Data.

3.2 Saran
Berdasarkan hasil kesimpulan diatas diharapkan mahasiswa khususnya mahasiswa
teknik mesin dapat menerapkan buku-buku tersebut sebagai acuan pembelajaran maupun
pengetahuan dalam mata kuliah. Sehingga dapat mengetahui mengenai manajemen operasi
sebagai calon guru. Diharap pembaca critical book review dapat memahami isi kandungan
tiap buku yang berbeda, semua buku memiliki pemahaman masing-masing yang tetap
bermuara akan suatu hal, tiap buku memiliki keunggulan dimasing-masing yang dikhususkan
untuk beberapa pembaca sesuai dengan target penulis.
DAFTAR PUSTAKA

- Alder L. H & Roessler B. E. (1968). Introduction to Probability and Statistics (4rd


ed).
- San Francisco: W.H. Freeman and Company. Algifari.(1994). Statistik Ekonomi:
Teori, Kasus dam Solusi. Yogyakarta: Bagian Penerbit STIE YKPN.

- Arief, F.(2011). Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka


Pelajar

- Edward, A.L. (1984). An Introduction to Linier Regression and Correlation. 2nd


ed. New York: W.H.Freeman and Company.

- Farhan, Q.(2008). Metode Statistika. Yogyakarta: Bidang Akademik UIN Sunan


Kalijaga Yogyakarta.

- Gall, A.G., Gall, J.P., & Borg, W.R. (2003). Educational Reserach: An
Introduction. New York: Pearson Education

Anda mungkin juga menyukai