Anda di halaman 1dari 12

Materi Statika Sruktur Kuliah ke 6

STRUKTUR

Bangunan yang dalam keadaan diam dapat memikul beban, disebut struktur.
struktur dapat berupa truss ataupun rangka.
Truss adalah struktur yang semua batangnya hanya menerima beban aksial saja.
Sedangkan rangka adalah struktur yang sedikitnya mempunyai sebuah batang yang
menerima beban lentur atau puntir. Struktur dapat berupa :
1). Struktur ruang, yaitu struktur yang batang dan bebannya mempunyai orientasi ruang.
2). Struktur bidang, yaitu struktur yang batang dan bebannya terletak sebidang. Dalam
materi ini akan dibahas struktur truss rangka bidang.

A. Batang Dua Gaya

Gambar 4. 1. Batang Dua Gaya

Batang 2 (dua) gaya, adalah batang yang hanya menerima 2 (dua) beban gaya
terkonsentrasi yang bekerja pada 2 (dua) titik yang berbeda pada batang. Gambar 4. 1,
menunjukkan contoh gambar batang 2 (dua) gaya.
Perhatikan bahwa supaya batang berada dalam keseimbangan, ke dua gaya harus
sama besar, berlawanan arah dan garis kerjanya harus terletak dalam satu garis lurus.
Jika ke dua gaya tersebut sama besar, tetapi garis kerjanya tidak segaris, batang tidak
akan seimbang, seperti terlihat pada Gambar 4. 2, karena ke dua gaya tersebut akan
membentuk kopel.
Gambar 4. 2. Batang 2 (dua) Gaya yang Tak Seimbang

Dalam batang 2 (dua) gaya, berat batang diabaikan. Kalau berat batang tidak
diabaikan, pada batang tidak hanya bekerja 2 (dua) gaya saja, tetapi banyak gaya. Karena
itu, sesungguhnya di alam ini tidak ada batang 2 (dua) gaya. Batang 2 (dua) gaya hanya
merupakan model pendekatan saja. Tetapi kalau beban gaya yang bekerja pada batang
sangat besar dibandingkan dengan berat batangnya, berat batang dapat diabaikan dan
pendekatan model batang 2 (dua) gaya akan menghasilkan kesalahan yang kecil. Dalam
struktur teknik, berat batang biasanya jauh lebih kecil dari pada beban yang dipikulnya,
sehingga anggapan batang 2 (dua) adalah teliti.

B. Trusses
Truss adalah struktur yang semua batangnya berupa batang 2 (dua) gaya. Dengan
demikian, batang truss disambungkan dengan batang lainnya di dua tempat dengan
sambungan engsel dan beban bertitik tangkap di sambungan. Dalam trusses batang
diabaikan. disini hanya akan dipelajari statika trusses bidang saja.

Gambar 4. 3. Trusses Sederhana


Gambar 4. 4. Trusses Tidak Sederhana

Trusses pada dasarnya dapat dikelompokkan dalam 2 (dua) kelompok, yaitu :


1. Trusses Sederhana, adalah trusses yang jika daritumpuannya tetap menjadi benda
kaku, seperti terlihat pada Gambar 4. 3.
2. Trusses Tidak Sederhana, adalah trusses yang jika dilepas dari tumpuannya tidak
membentu benda kaku, seperti terlihat pada Gambar 4. 4.

1. 1. Trusses Sederhana
Tanpa tumpuan, truss sederhana membentuk benda kaku. Bangun dasar benda
kaku truss sederhana terdiri dari 3 (tiga) batang yang disusun membentuk segitiga
dengan sambungan engsel, seperti terlihat pada Gambar 4. 5a. Bangun benda kaku dapat
diperbesar dengan setiap kali menambah dua batang dan sebuah engsel, seperti terlihat
pada Gambar 4. 5b. dan Gambatr 4. 5c.

Gambar 4. 5. Bangun Dasar Trusses

1. 1. 1. Motode Keseimbangan Simpul


Sambungan antar batang pada trusses sering disebut simpul. Analisis statika
trusses sederhana dapat dilakukan dengan analisis keseimbangan simpul. Analisis dapat
dilakukan secara grafis ataupun analitis.
Suatu truss sederhana statis tertentu yang mendapat beban P, diperlihatkan
seperti Gambar 4. 6a.
Gambar 4. 6. Truss Sederhana

Dari Gambar 4. 6a. Tumpuan A adalah engsel dan tumpuan B adalah rol. Dalam kasus ini,
analisis dimulai dengan menghitung semua gaya reaksi tumpuan. Diagram benda bebas
truss tersebut diperlihatkan pada Gambar 4. 6b.
Tumpuan engsel A dapat memikul beban gaya dalam arah manapun yang dapat diwakili
oleh komponennya, yaitu RAx dan RAy. Tumpuan rol B hanya dapat memberikan gaya
reaksi vertikal saja. Penerapan persamaan keseimbangan terhadap Gambar 4. 6b
memberikan hasil adalah :

∑ MA = 0 ; RB . 25 – P . 9 = 0

RB = 0,36 P

∑ Fx = 0 ; RAx = 0

∑ Fy = 0 ; RAy + RB - P = 0

RAy = 0,64 P

Semua batang truss merupakan batang 2 (dua) gaya, sehingga semua batang
tersebut merupakan batang tarik atau batang batang tekan. Gaya batang truss dalam
contoh tersebut akan dihitung dengan metode keseimbangan simpul. Dari hasil
perhitungan reaksi tumpuan, diagram benda bebas tumpuan A dapat digambarkan
seperti Gambar 4. 7a. Gaya batang 1, yaitu F 1, berarah sesuai arah batang 1. Demikian
pula gaya batang 2, yaitu F 2, berarah sesuai arah batang 2. Karena simpul A berada dalam
keseimbangan, maka resultan ke tiga gaya yang bekerja pada simpul A haruslah nol.
Dengan demikian ke tiga gaya tersebut akan membentuk poligon dan disebut poligon
gaya, seperti Gambar 4. 7b. Besar gaya F 1 dan F2 dapat diperoleh dari poligon gaya
tersebut.
Dari geometri truss, besar gaya F1 dan F2, adalah :
5
F1 = . (0,64) P = 0,8 P
4
3
F2 = 4 . (0,64) P = 0,48 P

Gambar 4. 7. Keseimbangan Simpul A

Dengan memperhatikan Gambar 4. 7b, arah F1 dan F2 pada Gambar 4. 7a adalah benar.
Dari Gambar 4. 7a terlihat bahwa simpul A didorong oleh batang 1, sehingga batang 1
berupa batang tekan. sedangkan dari arah F 2 terlihat bahwa simpul A ditarik oleh batang
2, sehingga batang 2 adalah batang tarik.
Selanjutnya, gaya batang 3 dan 5 dapat diperoleh dengan analisis keseimbangan
simpul C, seperti pada Gambar 4. 8.

Gambar 4. 8. Keseimbangan Simpul C


Karena batang 1 berupa batang tekan, maka gaya F 1 bekerja pada simpul C seperti pada
Gambar 4. 8a. Poligon gaya pada simpul C diperlihatkan pada Gambar 4. 8b. Dari
geometri truss, besar gaya F5 dan F3 dapat dihitung sebagai berikut :
4
co = .F
5 1
3
ca = .F
5 1
3 3 3 9
bc = . ca = . . F1 = . F1
4 4 5 20
5 5 9 3
ab = . bc = . . F1 = . F1
3 3 20 4
Dengan demikian :

F3 = ( 45 + 209 ) F 1

25
= . 0,8 . P = P
20
3 3
F5 = . F = . 0,8 . P = 0,6 P
4 1 4

Dengan melihat arah gaya pada Gambar 4. 8b, dapat disimpulkan bahwa batang 4
merupakan batang tarik dan batang 5 merupakan batang tekan. Akhirnya gaya batang 4
dapat diperoleh dari keseimbangan simpul D. Diagram benda bebas dan poligon gaya
simpul D diperlihatkan pada Gambar 4. 9.

Gambar 4. 9. Keseimbangan Simpul D

Dari Gambar 4. 9b dapat diperoleh, bahwa :


F4 = F2
= 0,48 P
Batang 4 merupakan batang tarik. Keseimbangan simpul B dapat digunakan memeriksa
kebenaran hasil perhitungan F4 dan F5.
Jika geometri truss tidak seperti pada contoh tersebut, besar gaya pada batang
dapat diperoleh dengan menggambarkan poligon gaya secara teliti, yaitu dengan
menggambarkan gaya batang sejajar dengan arah batang yang bersangkutan. Besar gaya
dapat dibaca langsung dari poligon gaya dengan memperhatikan skala yang telah dipilih.
Perhitungan gaya batang dengan menggunakan metode keseimbangan simpul
dapat pula dilakukan dengan cara analistis, yaitu dengan penerapan keseimbangan gaya
pada setiap simpul. Pada diagram benda bebas simpul, setiap kali terdapat 2 besaran saja
yang tidak diketahui, yaitu besar gaya. Semua arah gaya diketahui, sehingga dengan dua
persamaan keseimbangan gaya, besar kedua gaya yang belum diketahui dapat dihitung.
Disarankan untuk mencoba dengan cara analistis pada soal tersebut dan
membandingkan hasilnya dengan hasil yang diperoleh dengan cara grafis tesebut.
Metode keseimbangan simpul atau metode sambungan ini dapat digunakan untuk
analistis truss sederhana yang mempunyai lebih banyak batang dari soal contoh di atas.
Urutan pemilihan keseimbangan simpul dilakukan sedemikian, sehingga setiap kali hanya
terdapat dua gaya saja yang belum diketahui.

1. 1. 2. Motode Potongan
Disamping metode keseimbangan simpul, motode potongan dapat digunakan
untuk menghitung gaya batang truss sederhana. Perhitungan gaya batang dengan
menggunakan motode ini dilakukan secara analistis, yaitu dengan penerapan persamaan
keseimbangan. Gambar 4. 10 berikut ini menunjukan truss sederhana yang dibebani
dengan gaya P.
Gambar 4. 10. Truss Sederhana

Dari Gambar 4. 10. Misalnya gaya batang 8 akan dihitung. Untuk itu reaksi
tumpuan dihitung terlebih dahulu dan kemudian truss “ dipotong “ melalui batang 8, 9
dan 10. Diagram benda bebas potongan kiri diperlihatkan pada Gambar 4. 11. Perhatikan
bahwa arah gaya batang sesuai dengan arah batang.

Gambar 4. 11. Diagram Benda Bebas

Dari Gambar 4. 11 terlihat bahwa terdapat 3 (tiga) besaran yang tidak diketahui.
Ketiga besaran tersebut dapat dihitung dengan menggunakan 2 (dua) persamaan
keseimbangan gaya dan sebuah persamaan keseimbangan momen. Penerapan
persamaan keseimbangan terhadap Gambar 4. 11, yaitu menghasilkan :
P
∑ MC = 0 ; . 2l + F8 . l = 0
2

−P
F8 =
4

P 1
∑ Fy = 0; + √ 2 . F9 = 0
2 2

−1
2 √
F9 = P 2

1
2√
∑ F x = 0 ; F8 + 2 . F9 + F10 = 0

3
F10 = P
4
Tanda minus dalam hasil perhitungan gaya menunjukan bahwa arah
sesungguhnya dari gaya tersebut, adalah kebalikan dari arah gaya digambarkan dalam
Gambar 4. 11. Dengan demikian, dari hasil perhitungan tersebut dapat ditentuka, bahwa
batang 8 berupa batang tekan, batang 9 berupa batang tekan dan batang 10 berupa
batang tarik. Gaya batang lainnya dapat dihitung dengan cara memotong truss melalui
batang yang besar gaya batangnya diinginkan. Perhatikan bahwa setiap kali memotong,
sebanyak-banyaknya hanya 3 (tiga) buah batang saja yang terpotong. Maka dari itu
disarankan untuk menghitung semua gaya batang tersebut dengan cara potongan.

1. 2. Trusses Tidak Sederhana


Trusses tidak sederhana adalah trusses yang jika dilepaskan dari tumpuannya,
susunan batangnya tidak membentuk benda kaku. Karena itu, reaksi tumpuan tidak
dapat dihitung seluruhnya dengan penerapan persamaan keseimbangan struktur truss
total, karena jumlah besaran yang tidak diketahui akan lebih banyak dari pada jumlah
persamaan keseimbangan yang tersedia. Analisis trusses jenis ini, harus dimulai dengan
analisis bagian truss yang membentuk benda kaku. Setelah itu, gaya batang dapat
dihitung dengan metode keseimbangan simpul ataupun metode potongan.
Gambar 4. 12 menunjukan truss tidak sederhana yang menerima beban P.
Tumpuan A dan C berupa engsel tetap. Jika truss ini dianalisis secara keseluruhan,
diagram benda bebas truss keseluruhan akan mempunyai 4 (empat) besaran gaya yang
tidak diketahui, yaitu masing-masing 2 (dua) gaya reaksi di A dan C. Karena persamaan
keseimbangan hanya terdiri dari 3 (tiga) buah persamaan saja, maka tidak semua gaya
reaksi dapat dihitung. Untuk itu, truss harus dilepas menjadi bagian yang berupa benda
kaku. Dari Gambar 4. 12 terlihat bahwa truss tersebut terdiri dari 2 (dua) bagian yang
masing-masing berupa benda kaku. Diagram benda bebas masing-masing bagian tersebut
diperlihatkan pada Gambar 4. 13.
Gambar 4. 12. Truss Tidak Sederhana
Karena sambungan di B berupa engsel, maka gaya sambungan di B pada masing-
masing bagian terdiri dari 2 (dua) komponen tegak lurus B x dan By. Perhatikan bahwa
berdasarkan hukum Newton III, arah gaya sambungan pada kedua bagian tersebut
adalah sama besar dan saling berlawanan arah. Dari Gambar 4. 13 terlihat bahwa banyak
gaya yang belum diketahui, adalah 6 (enam) buah. Masing-masing bagian yang berupa
benda kaku mempunyai 3 (tiga) buah persamaan keseimbangan, sehingga seluruhnya
terdapat 6 (enam) buah persamaan keseimbangan. Dengan 6 (enam) persamaan
tersebut, ke 6 (enam) gaya yang belum diketahui dapat dihitung. Maka disarankan untuk
menghitung Ax, Ay, Bx, By, Cx dan Cy dengan mengikuti petunjuk yang telah dijelaskan di
atas.

Gambar 4. 13. Diagram Benda Bebas

Selanjutnya, gaya dihitung dengan metode keseimbangan simpul. Sebagai contoh


kedua, perhatikan Gambar 4. 14a. Diagram benda bebas bagian truss yang berupa benda
kaku diperlihatkan pada Gambar 4. 14b.
Gaya P yang bekerja pada titik C dapat dikerjakan seluruhnya di bagian kiri
ataupun seluruhnya dikerjakan di bagian kanan ataupun sebagian di bagian kiri dan
sebagian di bagian kanan, asalkan keduanya berjumlah P.
Dari diagram benda bebas, Gambar 4. 14b, terlihat bahwa gaya yang belum
diketahui berjumlah 6 (enam) buah, A, B, C x, Cy, D dan E. ke 6 (enam) gaya tersebut dapat
dihitung dari 6 (enam) buah persamaan keseimbangan, yaitu masing-masing 3 (tiga)
persamaan keseimbangan untuk masing-masing bagian. Disarankan untuk menyelesaikan
dengan petunjuk tersebut. Setelah B dan D diperoleh, reaksi tumpuan F dapat dihitung.
Selanjutnya, gaya batang dapat dihitung dengan metode keseimbangan simpul ataupun
dengan metode potongan.

Gambar 4. 14. Truss Tidak Sederhana dan Diagram Benda Bebasnya

Anda mungkin juga menyukai