STRUKTUR
Bangunan yang dalam keadaan diam dapat memikul beban, disebut struktur.
struktur dapat berupa truss ataupun rangka.
Truss adalah struktur yang semua batangnya hanya menerima beban aksial saja.
Sedangkan rangka adalah struktur yang sedikitnya mempunyai sebuah batang yang
menerima beban lentur atau puntir. Struktur dapat berupa :
1). Struktur ruang, yaitu struktur yang batang dan bebannya mempunyai orientasi ruang.
2). Struktur bidang, yaitu struktur yang batang dan bebannya terletak sebidang. Dalam
materi ini akan dibahas struktur truss rangka bidang.
Batang 2 (dua) gaya, adalah batang yang hanya menerima 2 (dua) beban gaya
terkonsentrasi yang bekerja pada 2 (dua) titik yang berbeda pada batang. Gambar 4. 1,
menunjukkan contoh gambar batang 2 (dua) gaya.
Perhatikan bahwa supaya batang berada dalam keseimbangan, ke dua gaya harus
sama besar, berlawanan arah dan garis kerjanya harus terletak dalam satu garis lurus.
Jika ke dua gaya tersebut sama besar, tetapi garis kerjanya tidak segaris, batang tidak
akan seimbang, seperti terlihat pada Gambar 4. 2, karena ke dua gaya tersebut akan
membentuk kopel.
Gambar 4. 2. Batang 2 (dua) Gaya yang Tak Seimbang
Dalam batang 2 (dua) gaya, berat batang diabaikan. Kalau berat batang tidak
diabaikan, pada batang tidak hanya bekerja 2 (dua) gaya saja, tetapi banyak gaya. Karena
itu, sesungguhnya di alam ini tidak ada batang 2 (dua) gaya. Batang 2 (dua) gaya hanya
merupakan model pendekatan saja. Tetapi kalau beban gaya yang bekerja pada batang
sangat besar dibandingkan dengan berat batangnya, berat batang dapat diabaikan dan
pendekatan model batang 2 (dua) gaya akan menghasilkan kesalahan yang kecil. Dalam
struktur teknik, berat batang biasanya jauh lebih kecil dari pada beban yang dipikulnya,
sehingga anggapan batang 2 (dua) adalah teliti.
B. Trusses
Truss adalah struktur yang semua batangnya berupa batang 2 (dua) gaya. Dengan
demikian, batang truss disambungkan dengan batang lainnya di dua tempat dengan
sambungan engsel dan beban bertitik tangkap di sambungan. Dalam trusses batang
diabaikan. disini hanya akan dipelajari statika trusses bidang saja.
1. 1. Trusses Sederhana
Tanpa tumpuan, truss sederhana membentuk benda kaku. Bangun dasar benda
kaku truss sederhana terdiri dari 3 (tiga) batang yang disusun membentuk segitiga
dengan sambungan engsel, seperti terlihat pada Gambar 4. 5a. Bangun benda kaku dapat
diperbesar dengan setiap kali menambah dua batang dan sebuah engsel, seperti terlihat
pada Gambar 4. 5b. dan Gambatr 4. 5c.
Dari Gambar 4. 6a. Tumpuan A adalah engsel dan tumpuan B adalah rol. Dalam kasus ini,
analisis dimulai dengan menghitung semua gaya reaksi tumpuan. Diagram benda bebas
truss tersebut diperlihatkan pada Gambar 4. 6b.
Tumpuan engsel A dapat memikul beban gaya dalam arah manapun yang dapat diwakili
oleh komponennya, yaitu RAx dan RAy. Tumpuan rol B hanya dapat memberikan gaya
reaksi vertikal saja. Penerapan persamaan keseimbangan terhadap Gambar 4. 6b
memberikan hasil adalah :
∑ MA = 0 ; RB . 25 – P . 9 = 0
RB = 0,36 P
∑ Fx = 0 ; RAx = 0
∑ Fy = 0 ; RAy + RB - P = 0
RAy = 0,64 P
Semua batang truss merupakan batang 2 (dua) gaya, sehingga semua batang
tersebut merupakan batang tarik atau batang batang tekan. Gaya batang truss dalam
contoh tersebut akan dihitung dengan metode keseimbangan simpul. Dari hasil
perhitungan reaksi tumpuan, diagram benda bebas tumpuan A dapat digambarkan
seperti Gambar 4. 7a. Gaya batang 1, yaitu F 1, berarah sesuai arah batang 1. Demikian
pula gaya batang 2, yaitu F 2, berarah sesuai arah batang 2. Karena simpul A berada dalam
keseimbangan, maka resultan ke tiga gaya yang bekerja pada simpul A haruslah nol.
Dengan demikian ke tiga gaya tersebut akan membentuk poligon dan disebut poligon
gaya, seperti Gambar 4. 7b. Besar gaya F 1 dan F2 dapat diperoleh dari poligon gaya
tersebut.
Dari geometri truss, besar gaya F1 dan F2, adalah :
5
F1 = . (0,64) P = 0,8 P
4
3
F2 = 4 . (0,64) P = 0,48 P
Dengan memperhatikan Gambar 4. 7b, arah F1 dan F2 pada Gambar 4. 7a adalah benar.
Dari Gambar 4. 7a terlihat bahwa simpul A didorong oleh batang 1, sehingga batang 1
berupa batang tekan. sedangkan dari arah F 2 terlihat bahwa simpul A ditarik oleh batang
2, sehingga batang 2 adalah batang tarik.
Selanjutnya, gaya batang 3 dan 5 dapat diperoleh dengan analisis keseimbangan
simpul C, seperti pada Gambar 4. 8.
F3 = ( 45 + 209 ) F 1
25
= . 0,8 . P = P
20
3 3
F5 = . F = . 0,8 . P = 0,6 P
4 1 4
Dengan melihat arah gaya pada Gambar 4. 8b, dapat disimpulkan bahwa batang 4
merupakan batang tarik dan batang 5 merupakan batang tekan. Akhirnya gaya batang 4
dapat diperoleh dari keseimbangan simpul D. Diagram benda bebas dan poligon gaya
simpul D diperlihatkan pada Gambar 4. 9.
1. 1. 2. Motode Potongan
Disamping metode keseimbangan simpul, motode potongan dapat digunakan
untuk menghitung gaya batang truss sederhana. Perhitungan gaya batang dengan
menggunakan motode ini dilakukan secara analistis, yaitu dengan penerapan persamaan
keseimbangan. Gambar 4. 10 berikut ini menunjukan truss sederhana yang dibebani
dengan gaya P.
Gambar 4. 10. Truss Sederhana
Dari Gambar 4. 10. Misalnya gaya batang 8 akan dihitung. Untuk itu reaksi
tumpuan dihitung terlebih dahulu dan kemudian truss “ dipotong “ melalui batang 8, 9
dan 10. Diagram benda bebas potongan kiri diperlihatkan pada Gambar 4. 11. Perhatikan
bahwa arah gaya batang sesuai dengan arah batang.
Dari Gambar 4. 11 terlihat bahwa terdapat 3 (tiga) besaran yang tidak diketahui.
Ketiga besaran tersebut dapat dihitung dengan menggunakan 2 (dua) persamaan
keseimbangan gaya dan sebuah persamaan keseimbangan momen. Penerapan
persamaan keseimbangan terhadap Gambar 4. 11, yaitu menghasilkan :
P
∑ MC = 0 ; . 2l + F8 . l = 0
2
−P
F8 =
4
P 1
∑ Fy = 0; + √ 2 . F9 = 0
2 2
−1
2 √
F9 = P 2
1
2√
∑ F x = 0 ; F8 + 2 . F9 + F10 = 0
3
F10 = P
4
Tanda minus dalam hasil perhitungan gaya menunjukan bahwa arah
sesungguhnya dari gaya tersebut, adalah kebalikan dari arah gaya digambarkan dalam
Gambar 4. 11. Dengan demikian, dari hasil perhitungan tersebut dapat ditentuka, bahwa
batang 8 berupa batang tekan, batang 9 berupa batang tekan dan batang 10 berupa
batang tarik. Gaya batang lainnya dapat dihitung dengan cara memotong truss melalui
batang yang besar gaya batangnya diinginkan. Perhatikan bahwa setiap kali memotong,
sebanyak-banyaknya hanya 3 (tiga) buah batang saja yang terpotong. Maka dari itu
disarankan untuk menghitung semua gaya batang tersebut dengan cara potongan.