Anda di halaman 1dari 24

PERTEMUAN 7

BAB 4

LENTURAN MURNI

4.1 PENDAHULUAN
Pada bab sebelumnya, telah kita bahas tentang tegangan dan regangan pada balok yang dikenakan
beban aksial dan momen puntir. Pada bab ini kita akan membahas balok prismatik yang dikenakan
momen lentur M dan M'pada bidang longitudinal seperti terlihat pada gambar 4.1 dimana balok
tersebut dikatakan mengalami lenturan murni.

-t'(
)Mn

Gambar 4.1
138 I tr4ekanika Kekuatan Material

4.2 BALOK PRISMATIKYANG MENGATAMT LENTURAN MURNI


Suatu balok yang mengalami kopel yang besarnya sama dan berlawanan arah dikatakan bahwa balok
tersebut mengalami lenturan murni. Jika kita periksa suatu potongan pada balok AB seperti pada
gambar 4.1, maka kondisi keseimbangan harus dipenuhi, katakanlah potongan balok tersebut adalah
potongan AC. Maka pada penampang potongan tersebut harus bekerja gaya-gaya internal harus
equivalent dengan suatu kdpel. Momen M yang terlihat pada gambar tersebut adalah momen lentur
(Bending Moment).

hI" TI'
r"\
LI
clF

Gambar 4.2

Kita akan menggunakan aturan umum dan tanda positif untuk momen lentur seperti kondisi pada
gambar 4.1, dantanda negative untuk arah momen yang berlawanan dengan M dan M'. Suatu contoh
lain balok yang mengalami lenturan murni adalah potongan BC pada balok AD seperti terlihat pada
gambar 4.3a.

I em I

--t

Gambar 4.3a
Lenturan Murni | ,:e

Dengan mengarnbil potongan AE, dipercleh Ciagram benda bebas seperti terlihat pada gambar
4.3, Jika kita periksa pacia titik E di sembarang tempat antara B dan C maka akan diketahui bahwa
momen lentur sepanjang B dan C akan sama besarnya yaitu 36 kN, dan tiilak terdapat gaya vertikal
ataupun gaya norrnal yang bekerja pada bidang E tersebut. Sehingga pada potongan sepanjang BC,
balok AD mengalami lenturan ururni.

l'o*
l8 .,.,,'
-= rdriN.ur
-t'l- )
l,o,-
Gambar 4.3b

Pada gambar 4.4 dirunjukan suatu balok yang mengalami gaya aksial, jika kita perhatikan
potongan C maka diperoleh bahwa balok tersebut mengalami lenturan dan gaya aksial, sehingga
tegangan normal yang terjadi adalah akibat gaya aksial dan momen lentur.

P P'
------*

Gambar 4.4

Sekarang kita perhatikan balok kantilever seperti terlihat pada gambar,j ika kita buat potongan
4 .5

AC, dan dari diagram benda bebasnya diperoleh bahwa gaya P' adalah gaya internal yang besamya
sama dengan gaya P dan momen M yang besarnya M:Px, Dalam bab 5 akan kita lihat bahwa distribusi
gaya geser adalah tergantung dari nilai P', sedangkan distribusi normal pada potongan C diperoleh
dari harga M yang besarnya sama dengan momen lentur.
r40 I Mekanika Kekuatan Moterial

Gambar 4.5

4.3 DISKUSI AWAL TENTANG TEGANGAN AKIBAT LENTURAN MURNI


Kita akan menggunakan metode statika untuk menurunkan hubungan yang harus dipenuhi oleh
tegangan yang disebabkan lenturan murni pada penampang balok prismatik. Dengan memisalkan
tegangan normal dalam notasio, , dantegangan geser dinotasikan r, dan r, . Kita akan perlihatkan
gaya-gaya internal pada penampang yang ekuivalen dengan momen M.

Gambar 4.6
Dari statika kita ketahui bahwa kopel M terdiri dari 2 buah gayayangsama besar dan berlawanan
arah. Sedangkan jumlah komponen gaya-gaya yang bekerja adalah nol. Dengan memilih sumbu z
seperti terlihat pada gambar 4.6, diperoleh persamaan sebagai berikut :

Komponen x , [o-dA=O (4"1)

Momen terhadap sumbu y :


tzordA=0 (4.2)
Momen terhadap sumbu z i !(-w"a4=u (4.3)
Lenturan Murni $ r+r

4.4 DEFORMASI PADA BIDANG SIMETRI


Kita akan menganalisa deformasi suatu balok prismatik yang mengalami kopel M dan M'pada
bidang simetri seperti terlihat pada gambar 4.7. Karena momen ientur M bekerja pada balok dengan
bentuk dan luas penampang yang sanm, maka balok tersebut akan mengalami lentur secara seragam,
Sehingga garis AB, yang awalnya berupa garis lurus, akan ditransformasikan menjadi busur lingkaran
dengan pusat C.

Gtmbar 4.7
Jika elemen balok tersebut dibagi dalam elemen kubik seperti pada gambar 4.7. Maka bentuk
elemen-elemen kubik tersebut akan ditransformasikan seperti terlihat pada gambar 4.9. Pada gambar
terlihat bahwa permukaan-permukaan kubik tersebut tetap saling tegank lurus yaitu bersudut 900.
Sehingga T*y = Tr* = 0 makat, = Tr, =0 .

Sedangkan suatu bidang yang parallel dengan permukaan atas dan permukaan bawah
dimana tegangan normal o, berharga nol dinamakan bidang netral. Sekarang kita akan memilih
koordinat asal bidang netral, Dengan menotasikan p sebagai jari-jari busur DE ( Gambar 4.9a ),
dengan d sebagai sudut pusat terhadap busur DE, dan dengan memeriksa panjang DE adalah sama
dengan panjang balok sebelum terdeformasi, maka 1 e

L= p0 (4.4)

JE
t42 I Mekanika Kekuatan Material

Penampatg uertrkal ( brtlang simetri )

ll'

Gambar 4.8

Sekarang kita perhatikan busur JK yang berjarak y diatas bidang netral, kita misalkan panjangnya
adalah L', maka:

L,=(p _ y)0
Karena panjang awal JK adalah L, maka deformasi JK adalah :

5 = L'-L
sehingga diperoleh :

6 :(P - y)- p0 = -y0


Sedangkan regangan longitudinal e, diperoleh sebagai berikut :
5 -v0
'Lp0
atau
v
L*
- -- (4.s)
p
Lenturan Murni | ,0,

:_-r
I l.
,---l

Gambar 4.9
Tanda negative menunjukan bahwa kita mengasumsikan momen lentur pada balok tersebut
adalah positif. Regangan €,akan mencapai nilai maksimum jika harga y adalah nilai terbesar, maka
nilai regangan maksimum e- diperoleh dari :

a^ =9
p
(4.6)

Dengan menggunakan persamaan 4.5 dan persamaan 4.6,maka diperoleh :

€, =-Zt,
c
(4.7)

4.5 TEGANGAN DAN DEFORMASI PADA DAERAH ELASTIS


Sekarang kita akan mempelajari kasus dimana momen lentur M bekerja dimana tegangan normal yang
terjadi akibat momen lentur tersebut berada dibawah tegangan luluhnya o, . Pada kasus ini tidak
ada deformasi permanent sehingga hukum Hooke berlaku. Dengan mengasumsikan material balok
atau komponen tersebut homogen, dan dengan modulus elastisitas E, maka dalam arah longitudinal
berlaku:
or=Et, (4 8)

Dengan menggunakan persamaan 4.7 dan kemudian mengalikan kedua sisi persamaan tersebut
dengan E, diperoleh :

E€, = -Y (r"^) (4.e)


c
atau dengan menggunakan persamaan 4.8, diperoleh :

(4.10.1
o, = -Lo^
c
dimana o- adalah nilai tegangan absolut maksimum. Hasil ini menunjukan bahwa, didalam
daerah elastis, tegangan normal bervariasi linier terhadap jarak dari permukaan netral, seperti terlihat
pada gambar 4.9
t44 I Mekanika Kekuatan Material

Gambar 4.10
Sampai tahap ini kita belum tahu lokasi bidang netral, maupun nilai maksimum tegangan
normal o.. Keduanya dapat diperoleh dengan menggunakan persamaan (4.1) dan (4,3). Dengan
mensubstitusikan persam aan 4 .10 pada persam aan 4.1 , diperoleh

{-:, _)ou = -? [r
(4.1l)
Io,oo = d.d - o

Dimana pada persamaan tersebut berlaku

[t d,t -o
Persamaan ini menunjukan bahwa momen pertama penampang terhadap sumbu netral harus
berharga nol. Hal ini menunjukan bahwa suatu balok yang mengalami lenturan murni, dan selama
tegangan yang terjadi berada dalam daerah elastis, maka sumbu netral akan melalui pusat area
penampang. Sekarang dengan menggunakan persamaan 4.3 untuk sumbu horizontal z, diperoleh

lCyodA)=M (4.t2)
Jika sumbu z tersebut berimpit dengan sumbu netral, dan kemudian mensubstitusikan o, dari
persamaan 4.12 pada persamaan 4.3 diperoleh

!Fil(-7",)'n= '
Ilr'*=' (4.13)

Karena pada kasus lenturan murni, sumbu netral melalui pusat luas penampang, maka momen
inersia I atau momen kedua dihitung dari pusat sumbu netral dan tegak lurus dengan bidang kopel M.
Dari persamaan 4.13, diperoleh

Mc
o, =7 (4.14)
Lenturan Murni | ,ot

Dengan mensubstitusikan o,, dari persamaan 4.14 pada persarnaan 4.71, diperoieh tegangan
normal o,pada sembarang j araky dari sumbu netral :
Mv
o'I= ------:- 4.15

Dari persamaan4.l4, kita ketahui bahwa rasio I/c tergantung pada kondisi geometri penampang.
Rasio tersebut dinamakan modulus penampang elastis yang dinotasikan dengan S, sehingga

,S=I
c
Dengan mensubstitusikan S pada persamaan 4.14, diperoleh
M
o^ =T
Karena harga sm berbanding terbalik secara proporsiaonal dengan modulus penampang elastis S,
maka umumnya balok akan dirancang dengan nilai S yang besar. Sebagai contoh kita perhatikan balok
kayu dengan lebar b dan tinggi h, sehingga :

s=!-=#I=+bh2 =+Ah 4.16

DimanaA adalah luas penampang balok. Hal ini menunjukan bahwa jika terdapat dua buah balok
dengan luas penampang yang sama, maka balok dengan nilai h yang lebih besar akan lebih efektif
digunakan atau lebih tahan terhadap lenturan.

Sedangkan untuk kasus struktur baja, Balok standar amerika ( Balok S ) dalok tipe W adalah
lebih baik dibandingkan bentuk lainnya, karena nilai I yang lebih besar dan tentunya juga nilai S akan
lebih besar.

Gambar 4.11

XX Gambar 4.12

Deformasi yang disebabkan oleh momen lentur M diukur berdasarkan kelengkungan bidang
netral. Kelengkungan didefinisikan dengan jari-jari kelengkungan p , dan dapat diperoleh dengan
146 I Mekanika Kekuatan Material

menyelesaikan persamaan 4.6, sehingga


417
;=t
Didalam dareah elastis, €, = o^l E . Lalu substitusi e- pada persamaan 4.17 dan dengan
menggunakan persamaan {.15, diperoleh :

l_r^_l Mc
p Ec EcI
atatu
I Mc 4.18
-=-
pE

Contoh 4.1
Suatu balok baja ukuran 20 x 50 mm dikenakan momen lentur M ( Gambar 4.13). Hitunglah
besarnya momen lentur M yang dapat menyebabkan balok tersebut mengalami luluh. Asumsikan
o- =250MPa '

M' ---*l 3omm


f
( ru6omm
),,
Gambar 4.13

Solusi
Karena sumbu netral melalui pusat luas penampang C, maka c:30 mm:30 x 104 m. Sehingga :

1 =L,.bh3 =#(30*ro-3rn )(60x10-3 *)' =540x ll-s ma 30 mm

Dengan menggunakan persamaan 4.15, diperoleh :


H -T;--
u=lo*=ffi(zso* to6Ntmz) -l_11 -I-- *.^
Il'.'|
M = 4.5kN.m

Contoh 4.2
Suatu batang aluminium berbentuk setengah lingkaran dengan jari-jari r : l0 mm, dibengkokan
dengan jari-jari p=2m. Jlka diketahui modulus elastisitas aluminium E:70 GPa, hirunglah
tegangan tarik dan tegangan tekan maksimum.
Lenturan Murni | ,ot

ffis=!grm
Gambar 4.14

Solusi
Kita dapat menggunakan persamaan 4.18 untuk menghitung momen lentur M jika radius
kelengkungan pdiketahui, dan kemudian menggunakan persamaan 4.15 untuk memperoleh o..
Tetapi akan lebih sederhana jika kita menggunakan persamaan 4.9 untuk memperoleh e^ dan |uga
dengan menggunakan hukum Hooke untuk memperoleh o,.

Ordinat y pusat luas C adalah :

41 4*L0mm
'3n3r =- =4.24mm

Sumbu netral yang melalui titik C diperoleh sebagai berikut


c= r - y = l0 mm - 4.24mm = 5.76mm

Dari persam aan 4.6 diperoleh :

€^=-c 5.76x10-3 n =2.9x10-3


pzm
Kemudian dengan menerapkan hukum Hooke

o^ = Ee = (zo, rc' Pa)(2.9r 10-3 :203 Wa( tarik ) ,


^ )

Tegangan tekan maksimum terjadi pada sisi datarbatang aluminium. Maka diperoleh :

y *
o"o^o = - c o."' = -!-?!-**
5.76mm
203Mpa = -149.43 Mpa
r48 I Mekanika Kekuatan Material

4.6 DEFORMASI PENAMPANG TRANSVERSAL


Dari bab 2.11 telah kita pelajari bahwa elemen-elemen dalam keadaan tegangan uniaksial
o, * 0,o y = o = 0 , terdeformasi transversal dalam arah y dan z, seperti halanya dalam arah aksial
"
x. Regangan normal € rdant, tergantung dari harga rasio Poisson u , dalam bentuk persamaan :

€y = -U€x , €, - -Ut, (4.1e)

Dengan menggunakan persamaan 4.8, diperoleh :

DY
t,'p=- t, =i
UV (4.20)

Hubungan yang diperoleh menunjukan bahwa elemen'elemen yang terletak diatas permukaan
netral ( y > 0 ) akan berekspansi dalam aruhy danz, sedangkan elemen-elemen yang terletak dibawah
permukaan netral ( y < 0 ) akan mengalami kontraksi, atau pengkerutan. Dengan memperhatikan
deformasi pada arah tranversal z, ekspansi elemen bagian atas dan kontraksi pada bagian bawah
akan mengakibatkan lenturan seperti ditunjukan pada gambar 4.18. Dengan mernbandingkan
persamaan 4.20 yang kedua dengan persamaan 4.5,kita dapat menyimpulkan bahwa sumbu netral
dari penampang tmnsversal akan melentur dengan radius p'- pltt. Radius r'tersebut dinamakan
"anticlastic curvature ", Sehingga :
| u 4.21

/ti'
Anticlasticcurvature = p'p
=

/ |
Pemukaan neh-al

Gambar 4.14

Contoh 4.3
Tabungberbentuksegiempatdibuatdarialuminiumpaduandimana oy=750MPQ,oLr=30AMPa
dan E: 70 GPa. Dengan mengabaikan efek konsentrasi tegangan, hitunglah
Lenturan Murni
| ,os

a. Momen lentur yang bekerja dimana faktor kemanan tabung tersebut adalah 3
b. Jari-jari lenturan tabung tersebut akibat pembebaban pada soal a.

Fm-
'-mq
(

Gambar 4.15

Solusi
Pertama-tama kita hitung terlebih dahulu, momen inersia penapang sebagai berikut

1=+(0.080)(o.ro)' -f(o.oe)(o.os)3' I =4.1067x10-6ma

,,lm-.=,[
T
I o.os- I
T$
l.-l
10.06 m I

Tegangan yang diijinkan dengan faktor keamanan 3 dimana tegangan ultimate 300 MPa, maka
o,, 300 MPa
F'.S 3.0
Karena o ou I o, , maka tegangan yang terjadi masih didaerah elastis.

Nilai c : % ( O.l m) = 0.05 m, maka diperoleh dari persam &&n oat = ,maka diperoleh:
+
I
M =-O^,, =-
4.1067 xl0-6 rnl 1, nn r,rp^\
0.05m \ /

M =8.213kN.m
b. Radius kelengkungan diperoleh sebagai berikut :

IM 8.Zl3kNm
p EI =28.6x10-32-rg, p=35m
(tocra)(+.lo67x toa ma)
I
150 I Me kan ika Keku at an Mat er ial

Solusi Alternatif
Kita akan menggunakan persamaall4.10 sebagai berikut
,-tu- oa, =loo MPo =1429 ,,
E TaGPa
c c 0.05m
s aJ-'O=-=-=Jtril
"n p €,, l429lt
o

Contoh 4.4 Suatu balok yang terbuat dari bahan besi cor, dikenakan suatu kopel 3 kN.m. Jika
diketahui E = 165 GPa, dan efek konstentrasi tegangan diabaikan, hitunglah :

a. Tegangan tarik dan tekan maksimum


b. Jari-jari kelengkungan

1I:3 kli.m
l"- roo ,o,,
r.-i--T--
-l
I I I
r--+
IllI I l:0,,
l0mo

l_l
l0 mnr

Gambar 4.16

Solusi:
Berdasarkan bentuk geometri penampang, maka kita hitung dahulu lokasi pusat massa dan monen
inersia penampangnya.

7= Liu
Z^
Lenturan Murni
| ,',

i,=25mm

.\o .{rte.mn;
Y"et! /,mmr
ic x lQc e:00s 60 I0 x l0l

\- ,{ = 35oo
:tA=t23125

l- ,* --1 -l-,.,,,-
ir r- url], , {-r-l--i
c' -f--T
I
ro rsr,'T--T ^
i
-.-----_' lr,
I 7.35.18mra

IJ
50 m-

L/ r?r1rs
LA 3s00

, =I(7 +.ed'?)=Z(iur' +,td,)


= d- I 00 x 203 + 2000 x 24.822 + $ 30 x 503 + I 500 x I 0. I 82
=1766x10-e ma

Tegangan di A diperoleh sebagai berikut

Mc,
ol =-j-= _3kN.mx0.03482m
n66xro-e m4
oe = +59.15 MPa

Tegangan di B :

Mc- 3kN.mxj.03518m
OU=-------2-=-
l766xl0-e mo mo
oa = -59'76MPa
c. Radius kelengkungan diperoleh sebagai berikut :

IM 3kNm
p EI (tescra)(n66xto-e ma)
= 10.3 x 10-3 rn
-l

) p=97.08nt
tsz I N{ekanika Kekuat on Moterial

?-lJ.lSnn

4.7 LENTURAN BALOK YANG TERSUSUN DARI BEBERAPA MATERIAL


Penurunan persamaan seperti yang telah dibahas pada subbab sebelumnya didasarkan dengan asumsi
material yang membentuk balok adalah material yang homogen. Jika balok yang dikenakan lenturan
murni terdiri dari dua atau lebih jenis material dengan modulus elastisitas yang berbeda.

Sekarang kita perhatikan suatu balok yang terdiri dari dua jenis materi al yang berbeda, dimana
material tersebut disambung seperti terlihat pada gambar. Berdasarkan relasi tegangan regangan.
Maka regangan normal 6, akan bervariasi linier terhadap jarak y dari sumbu netral, maka:
o _
9x * _y 4.22
p

.*M,
E,Y
Jt -

Gambar 4.17
Karena modulus elastisitas kedua material tersebut berbeda yaitu E, dan E, maka:

r]^ EJ
4.23a
p
Lenturan Murni
| ,,,

Ez!
o, = Er€, = 4.23b
p
Sehingga diperoleh suatu distribusi tegangan seperti terlihat pada gambar 4.13. Dari persamaan
4.1 I diketahui bahwa gaya dF, bekerja pada elemen dengan luas dA pada bagian atas, yaitu :

dFr = oiA = -ltp a,l 4.24

Sedangkan gaya dF, bekerja pada lemen dengan luas dA yang terletak pada elemen bagian bawah.

dFr=ordA=-E'! dA
4.25a
p
Tetapi dengan menotasikan n sebagai rasio ErlE,, maka gaya dF, dapat dituliskan :

dFz = -Elaa= -!t"aa) 4.25b

Dengan membandingkan persamaan 4.25a dan 4.25b, kita ketahui bahwa gaya yang sama dF,
akan bekerja pada material pertama pada suatu elemen dengan luas ndA. Dalam hal ini balok tersebut
ditransformasikan dengan bentuk material yang homogen, dan material kedua ditransformasikan
menjadi material pertama dengan luas penampang yang besamya n kali, seperli terlihat pada gambar.
Kemudian metode yang telah dijelaskan pada sub bab 4.5 dapat digunakan untuk memperoleh sumbu
netral. Tegangan o, dapat diperoleh dengan menggunakan persamaan 4.16

lvf y 4.26
or=

L- * ---]
Gambar 4.18
ts4 I 4{ekanika Kekuatan Material

Gambar 4.19
Untuk menghitung tegangan o, pada suatu titik yang terletak pada bagian atas, kita akan
menyederhanakan perhitungan tegangan o, dengan menggunakan penampang yang telah
ditransformasikan. Sedangkan untuk menghitung tegangan o, pada suatu titik dibagian bawah balok
tersebut, kita akan mengalikan tegangan o', dengan n. Deformasi yang tejadi juga dapat dihitung
dengan menggunakan penampang yang ditransformasikan, dirnana material balok tersebut menjadi
homogen dengan modulus elastisitas E,. Dengan menggunakan persamaan 4.21maka kelengkungan
balok komposit adalah ,
I M
4.27
P ErI
Contoh 4.5 Suatu balok yang terdiri dari baja ( E, = 200 GPa ) dan kuningan ( Eo : 100 GPa )
seperti terlihat pada gambar dibawah ini. Hitunglah tegangan maksimum pada baja dan kuningan, jika
balok tersebut mengalami lenturan murni sebesar M:2 kN.m

l0snu

Gambar 4.20
Lenturan Murni
I ,r'
Solusi
Peftama-tama akan kita transformasikan dahulu penampang balok tersebut dalam bentuk balok
kuningan homogen, dimana
E' ''
n =
Eb-2ooGPa
l00GPa
-
Dalam hal ini komponen baja digantikan dengan komponen kuningan dengan lebar dua kali
komponen baja yang digantikan. Sehingga diperoleh penampang balok kuningan seperti terlihat pada
gambar berikut.
-lf mm
'1**-l

Maka momen inersia penampang diperoleh :

1= $ bh3 = # (oo x to-3 m)(+0, r 0-3,2)' = 320 x tl-s ma


dan jarak maksimum dari sumbu netral adalah c:20 mm.
Maka tegangan normal maksimum pada penampang yang ditransf'ormasi adalah :

Mc 1o-3 n)
u--=----- _(z"to'w.*Xro, = r-J,r,r,i
' I -- 32oxlo-e m
Tegangan geser yang diperoleh adalah tegangan geser paca komponen kuningan, Sedangkan
tegangan normal maksimum pada baja adalah lebih besar, dan karena luas penampang kuningan
yang menggantikan baja adalah n=2,makategangan normalpada baja adalah 2kalitegangan normal
maksimum kuningan sehingga.
u (kuningan\max -- '125 MPa '
o1boi,1*u* =250 MPa

Suatu contoh yang cukup penting dari suatu komponen stmktur yang dibuat dari dua atau lebih
material yang berbeda adalah balok beton yang diperkuat. Ketika balok tersebut diberikan bebam
momen lentur positif, akan diperkuat oleh batang baja yang terletak diatas permukaan bawah ( Gambar
4.21 a)
156 I i ),,iiitnika Kekuatan Material

Karena beton sangat rapuh jika dkenakan beban tarik, maka baloli tersebut akan mengalami retak
di bawah permukaan netral dan baja beton akan menanggung beban taiii<, jika bagian atas struktur
beton tersebut mengalami beban tekan.

*b

d-x
I

nAs
Gambar 4.21
Untuk memperoleh penampang yang ditransformasikan, kita akan mengganti seluruh luas
penampang baja tersebut ( As ) dengan luas equivalent nA.. Sedangkan posisi sumbu netral diperoleh
dengan menghitung jarak x dari permukaan atas terhadap pusat C. Karena momeu pertama penampang
--:- mengalikan luasnya dengan jarak pusat luasnya terhadap
yang ditransformasikan diperoleh dengan
sumbu netral, maka diperoleh:

@4;- nA, (d -') =o


atau

lu*'
2J
+ nA*x - nArd =o

Dengan menyelesaikan persamaan kuadrat diatas, akan diperoleh posisi sumbu netral pada balok
tersebut.

4.8 KONSENTRASI TEGANGAN


Persamaan o^:McI yang diperoleh dari subbab sebelumnya Lrerlaku henya untuk balok dengan
penampang yang seragam, Tetapi untuk balok atau komponen yang mempunyai perubahan penampang
yang ekstrim, akan menimbulkan tegangan yang tinggi, Kasus yang kita perhatikan adalah suatu
kasus balok pelat yang mengalami perubahan lebar yang ekstrirn. Dan karena distribusi tegangan
pada penampang kritis tergantung dari bentuk geometrinya, maka faktor konsentrasi tegangan dapat
ditentukan untuk berbagai parameter terkait, seperti data-data pada gambar berikut ini.
Lenturan Murni
| ,',

3.0

28

t5

2t

27

la

t"d

l.ia

r.t

l"n
0

ri tl

Gambar 4,22
3,0

).4

1.(

2,{

?.7

K i.o

1.8

1.6

l.{
Ddd- l.l
t.2

t.0

Gambar 4.23
Tegangan maksimum untuk penampang kritis dapat disajikan,-lalam bentuk :

o'=Kh[: 4.28
I
rs8 I lv{ekonika Kekuatan Material

Dimana K adalah faktor konsentrasi tegangan yang diperoleh dari gambar 4.22 dan 4.23.

Contoh 4.6
Alur sedalam l0 mm dipotong pada balok bajayang lebarnya 60 mm dan tebal9 mm. Hitunglah
jari-jari groove terkecil yang diijinkan, jika tegangan pada balok tersebut tidak boleh melebihi 150
MPa jika balok tersebut dikenakan momen lentur 200 N.m.
l0 un

u_
lll"
ll
tr
*ll**
tslOm-

Gambar 4.24

Solusi
Dari gambar diketahui
d:80mm-2(20mm):40mm
c:%d:20 mm b: 10 mm

Momen inersia penampang kritis terhadap sumbu netral adalah :

1= $bd3 = #(ro xrc-3 m)(aOxl0-3 m)' = 53.3 xl}-s mo

Makaharga MclI adalah

M , ls.m)(28x to 3z)
_(2oo = 75 Mpa
I 53.3 x l0-" mo

Dengan mensubstitusikan nilai M cI I pada persamaan 4.29 dan dengan diketahui harga
o* =I50 MPa, diperoleh

150 MPa: K ( 75 MPa )

u _lSlMPa _.
75 MPa
Lenturan Murni | ,,,

Maka harga faktor konsentrasi tegangan adalah K :2 . Sedangkan harga D/d adalah:
D _,
d -80mm
40mm
Lalu dengan menggunakan kurva pada gambar 4.28 yang terkait dengan Dld=2, diperoleh K :2,
maka dari rld:0.12, sehingga diperoleh :
r:0.12 ( 40mm ):4.8 mm
Maka lebar groove minimal adalah
2r: 2*4.8m: 9.6m

Contoh 4.7
Suatu batangbaja yang berbentuk Tdiperkuat dengan baut terhadap dua buah kayu oak seperti
terlihat pada gambar dibawah ini. Modulus elastisitas kayu adalah 12.5 GPa, sedangkan modulus
elastisitas baja adalah 200 GPa. Jika diketahui momen lentur M=50 kN.m diberikan pada balok
komposit tersebut, hitunglah

a. Tegangan geser maksimum kayu


b. Tegangan pada baja pada permukaan atas.

, 225 mm

-L
-----
I
2l mm

W
I

300 mm

I
L--.1,1- -l
,ooJ ,oin*
\t ,oo**

Gambar 4.25

Solusi
Pertama-tama kita transformasikan dahulu balok composit tersebut menjadi balok dengan
material homogen yaitu material kayu, Rasio modulus elastisitas kedua material tersebut adalah :

E" 200GPa
ll=----!----lo
Eb t2.5GPa

Dalam hal ini komponen baja digantikan dengan komponen kayu dengan lebar 16 kali komponen
baja yang digantikan. Sehingga diperoleh penampang balok kayu seperti terlihat pada gambar berikut.
160 I hlr.: !;anika Kekuatan Material

I L

0 l60m

t-12tt I

n . lm

Sumbu netral melalui pusat penampang. Karena penampang tersebut terdiri dari 2 buah segl
empat, maka :

(0'160m)(3'6mx0'02m)+0
v =D! - = 0.0505ry = 50.5mm
LA 3.6mx0.02m+0.52mx0.3m

Sedangkan momen inersia pusat penampang diperoleh dengan menggunakan teorema sumbu
parallel :

1 = #(0.52X0.3)3 + (o.sz' 0.3)(0.0505)'z + $(3.6)(0.02 1' * ( 3.6 x 0.02) (0. i60 - 0.050s)'?

I =2.4x10-3ma
a. Tegangan maksimum pada kayu didapatkan berdasarkan bahwa jarak terjauh dari sumbu netral,
yaitu jarak dari sumbu netral ke bagian dasar balok kavu tersebut, yaitu cr:0.2105 m

0.02 n
,
I I c,=0 1 195 m

I I
L
I
i r:=ll 21 rt5 n
U,U)U) h
i
_ 1.-

M c, (so * t o' ,v.rm)(n 2 tr'5," i


o,=i=- r -1.38MPa

b. -
Tegangan maksimum padabaja didapatkan berdasarkln bahrva jarak terjauh dari sumbu netral
adalah bagian permukaan atas balok baja tersebirt, sehingga c, : 0.120 m, dari penampang yang
ditransformasikan, kita peroleh tegangan equivalent pada kayr.i" dirnana tegangan tersebut harus
dikalikan dengan n untuk memperoleh tegangan pada Lraia. yartu:

o, :,+_,.(" " 1:.*;;l!*l1e=iir) : 3e 8MPa

Anda mungkin juga menyukai