Anda di halaman 1dari 13

PERTEMUAN 8

BAB 5

BEBAN TRAI{SVERSAL

5.1 PENDAHULUAN
Pada bab ini kita akan melakukan analisa tegangan normal dan tegangan geser pada balok akibat
beban transversal. Dengan mengasumsikan bahwa distribusi tegangan normal akibat lenturan tidak
berpengaruh terhadap geseran, kita akan menentukan gaya geser yang bekerj a pada potongan
horisontal balok.

Kemudian kita juga akan menentukan aliran geseran dan tegangan geser horisontal pada balok
Pada bagian berikutnya kita akan mengkombinasikan analisa tegangan akibat gaya aksial, puntiran ,
lenturan dan beban transversal unfuk memperoleh tegangan normal dan tegangan geser, pada bagian
terakhir dari bab ini, kita akan menentukan pusat geser pada balok.

5.2 BEBAN TRANSVERSAL PADA BALOK PRISMATIK


Umumnya beban yang bekerja pada balok dapat berupa beban terkonsentrasi (Gambar 5.1) atau beban
terdistribusi ( Gambar 5.lb) atau kombinasi keduanya.

Pertama-tama mari kita perhatikan suatu balok kantilever AB, yditu sebuah balok yang dijepit
pada satu ujungnya dalam hal ini di B, dan pada ujung lainnya adalah ujung bebas yang dikenakan
suatu gaya P ( Gambar 5.2a )

iC&,
re8 I Me k;t n i ka Ke ku a t an h[at er i a I

o_ P;

I I

Gambar 5.1

Kita asumsikan balok tersebut simetris, dan gaya P dikenakan pada surnbu sinietris, ketrrudian
kita buat potongan pada balok tersebut di titik C, dan kemudian dibuat diagram benda bebasnya (
Gambar 5.2b). sehingga kita peroleh bahwa gaya dalam pada potongan AC adalah sama dengan gaya
geser V, V:P dan pada titik C tersebut juga bekerja momen lentur M:Px.

I cl \
r-----------rl ] rtr
rl
lilv
Gambar 5.2

Enam buah persamaan dapat dituliskan untuk mengekspresikan gaya notmal dail *,ir,:r
geser pada potongan tersebut ( Gambar 5.3).

Gambar 5.3
Beban Transversal I rgs
Tiga persamaan pertama menyajikan gaya normal adA seperti yang telah dituliskan pada bab 4,
yaitu persamaan 4.1, 4.2 dan 4,3, tiga persamaan berikutnya adalah gaya geser rrrdA dan ^crrdA dw
satu persamaan lagi adalah momen akibat gaya geser terhadap sumbu x, yeng dapat diabaikan karena
bentuk simetri dari balok pada bidang xy. Gaya geser dalam komponen y dan z adalah :

Komponen y
k** = -v (5.1)

Komponen z
['*a = o (s,2)

Persamaan pertama menunjukan gaya geser vertikal yang harus ada pada sembarang penampang,
persamaan kedua menunjukan gaya geser horisontal rata-rata yang berharga nol pada sembarang
penampang, dengan demikian tegangan geser tr
adalah nol.

Sekarang kita perhatikan suatu elemen kubus yang terletak pada balok, seperti terlihat pada
gambar 5.4, kita perhatikan bahwa tegangan normal cl, dan tegangan geser rly timbul pada kedua sisi
yang saling tegak lurus. Pada bab I dan 3 telah kita ketahuijika tegangan geser rotimbul pada
bahwa
permukaan vertikal suatu elemen, maka tegangan yang sama akan timbul pada permukaan horisontal
pada elemen yang sama, sehingga dapat disimpulkan bahwa tegangan geser longitudinal harus ada
sembarang balok yang mengalami beban transversal.

Gambar 5.4

Sebagai ilustrasi kita akan melihat suatu contoh balok kantilever yang terdiri dari beberapa
lapis elemen seperti terlihat pada gambar 5.5.

(b)

(N
N
,.,

-
N
Gambar 5.5
2oo Mekanika Kelruatan Material
I

Jika beban transversal P dikenakan pada ujung bebas balok, maka tiaptiap lapisan balok tersebut
akan bergesekan satu sama lain, hal ini menunjukan bahwa adanya tegangan sepanjang bidang
longitudinal, seperti halnya pada bidang transversal. Sedangkan jika balok yang sama dikenakan
momen lentur M, maka tiaptiap lapis balok tersebut akan melentur dalam bentuk busur yang
konsenffik, dan tidak ada gesekan antaratiap - tiap lapisan, hal ini menunjukan tidak adanya gesekan
pada balok yang mengalani lenturan murni'

5.3 ASUMSI DASAR MENGENAI DISTRIBUSI TEGANGAN NORMAL


pada bab sebelumnya telah kita pelajari, bahwa dalam penentuan distribusi tegangan normal akibat
yang
beban aksial, puntiran dan lenturan murni, kita harus menganalisa terlebih dahulu deformasi
terjadi akibat masing-masing pembebanan. Karena deformasi yang diakibatkan oleh beban transversal
adalah cukup rumut, maka kita akan melakukan pendekatan yang berbeda, Kita akan mengasumsikan
bahwa distribusi tegangan normal pada potongan pendmpang yang diberikan tidak disebabkan oleh
deformasi yang disebabkan oleh tegangan geser Dengan menggunakan asumsi ini, maka distribusi
tegangannormal adalah sama dengan balok yang diberikan beban transversal ( Gambar 5.6a) atau
jika
dikenakan momen lentur M: Px. ( Gambar 5.6b). Lagi pula kedua pembebanan tersebut menghasilkan
momen lentur yang sama pada potongan yang diberikan, walaupun gaya geser pada potongan
penampang untuk kedua pembebanan tersebut tidak sama. Dengan menggunakan pusat penampang
pada ujung bebas sebagai titik acuan, maka titik x diukur dari titik dimana beban P dikenakan, dan y
adalah jarak dari sumbu netral ( Gambar 5.7), sehingga diperoleh :

My Pxy (5.3)
or=
Dari persamaan tersebut kita ketahui bahwa distribusi tegangan normal pada potongan penampang
yang diberikan ( x:konstan ) adalah linier, sama halnya dengan kasus lenturan murni.

\
{=ht
r l-1 llt't=P.t
\
Gambar 5.6
Beban Transversal | ,0,

Gambar 5.7

5.4 GAYA GESER PADA BIDANG HORISONTAL


Dengan memperhatikan kembali gambar 5.4 dimana r,, menyajikan komponen vertikal tegangan geser
pada potongan yang tegak lurus terhadap sumbu balok dan komponen tegangan geser longitudinal
pada potongan horisontal. Perhatikan kembali balok kantilever yang dibebani beban P seperti terlihat
pada gambar 5.8, kita akan meninjau bagian balokACC'N, gaya yang bekerjapada diagram benda
bebas ACC'A ditunjukan pada gambar 5.9. Dimana pada diagaram benda bebas tersebut ditunjukan
gaya P' , dan resultan gaya V' pada potongan CC', gaya nofinal cdA bekerja pada potongan CC',
sedangkan gaya horisontal H bekerja pada permukaan bawah. Dengan menggunakan persamaan 5.3,
diperoleh :

o,dA = -?dA (s.4)

Gambar 5.8

Gambar 5.9

,r&,
202 I Mekanika Kekuatan Material

sekarang dengan menggunakan persamaa,


IC, = 0 , untuk benda bebas ACC,A, :

14 =o
H - !!y dA=o (s.s)
Sehingga diperoleh : ,
tt =LI Jv=v,'
f'=" ,dA
(s.6)
Kita ketahui bahwa integral pada persamaan 5.4 merupakan momen pertama terhadap sumbu
netral, dengan menotasikan momen tersebut dengan e, maka dapat dituliskan :

(s.7)

sehingga kita ketahui juga :


Q= A, (5.8)
Dimana A adalah luas area bidang yang berwarna pada gambar 5.9b dan y adalahjarak dari
pusat luas daerah A terhadap sumbu netral. Dengan mensubstitusikan persam aan 5.6 pada persamaan
5.4, diperoleh:

1=!Q-,
I (5.e)

Persamaan 5.9 menunjukan bahwa gaya geser horisontal H terletak pada permukaan bawah balok
ACC'A'yang proporsional terhadap jarak x. Hal ini menunjukan bahwa untuk nilai yl yang diberikan.
geseran horosontal per unit panjang, H/x, adalah konstan dan sama dengan PQ/L Gaya geser perunit
volume dinamakan sebagai aliran geser ( shear flow ) yang dinyatakan dengan q, sehingga diperoleh :

q=;VO (5. l o)

Contoh 5.1
Tiga buah papan berukuran24 mmx 100 mm dibentuk
menjadi sebuah balok, jika jarak antara paku adalah 30 mm
dan beban yang dikenakan pada balok tersebut adalah 600
N, hitunglah gaya geser yang bekerj apada tiap-tiap paku.

Gambar 5.10
Beban Transversal | ,o:

Solusi
kita hitung dulu gaya horisontal per satuan panjang, dengan menggunakan
Pertama-tama
netral, dan A,
persamaan 5.8, dimana Q adalah momen pefiama daerah yang diarsir terhadap sumbu
adalah luas daerah Yang diarsir.

o= A,,
=(0.o24mxo.lm)(o.o62u )= 148.8, 10-6 m1

r = g (0.024m) ( o. t z ;' * z ( o. r, (o.oz+ *)' + (o.ozt m x o.r*) (o'oez{' )


[# )

=20.682x10-6 ma

Maka aliran geser

q=I=ffi'
^ -VQ -
600N*148.8x10-623
=4316.9N lm

Karena jarak antar paku adalah 30 mm, maka gaya geser pada paku adalah :

p = (o.ol m) a =(+lrcs,rr / z) (o-o: m) = 129.s N

5.5 MENENTUKAN TEGANGAN GESER t,, PADA BALOK


Mari kita tinjau kembali suatu balok simetri, yang diberikan beban terkonsentrasi atau
beban
q pada sisi C'pada penampang
terdistribusi. pada bab sebelumnya kita ketahui bahwa aliran geser
potongan adalah:
vo (s. l r)
s-- I
inersta
Diaman e adalah momen statik yang telah didefinisikan sebelumnya, dan I adalah momen
yang
penampang terhadap sumbu netral. Gaya geser AH, sepanjang Ax pada potongan horisontal
melalui C'( Gambar 5.11) adalah:
(s. l2)
LH = qM =L9-u,
204 I Mekanika Kekuatan Material

dengan membagi persamaan 5.12 dengan luas area M = tLx , dimana t adalah lebar potongan, maka
kita dapat menentukan tegangan geser rata-rata sebagai berikut :

_ _LH _VQ Lx
(s. r 3)
LA I tLx
maka: ,
-,, _re
--j (s. l4)

Gambar 5.ll

c2

odA q
Gambar 5.12
Kita juga dapat memeriksa bahwa rr: 0 pada permukaan atas dan permukaan bawah balok,
sehingga tidak ada gayayangbekerja pada sisi tersebut sehingga rr: 0 sepanjan E C', C) dan C'r' C',
( Gambar 5.12), kita juga dapat mengetahui bahwa nilai Q maksimum diperoleh pada y:0.

!1:= 0

Gambar 5.13
rrr- 0

lw- 0
Beban Transversal
i ,r'
Selama iebar penampang balok
cukup kecil dibandingkan tingginya,
terlalu trervariasi besarnya sepanjang maka tegangan geser ridak
garis c,'cr'
, seben l^yrro
lebih besar pada titik c,,dan titik
c" dibandingkan pada titik c'' tetapi-dari teori elastisitas ditunjukan
segi empat dengan leb.ar b< w4, bahwa untuk barok berbentuk
nilaitegangan geser pada titik cr
dan c, ( Gambar 5. r4) tidak lebih
besar dari 0.89/o dari nilai tegangun
g.r.i rata-ratayang dihitung pada sumbu netrar.

Gambar 5.14

5.6 TEGANGAN GESER PADA BALOK


YANG DIGUNAKAN SECARA UMUM
Kita telah mempelajari bahwa untuk
balok yang ramping, yaitu balok dengan
dimana b < h/4' variasi tegangan geser lebar b dan tinggi h
rxy adalah dibawah o.s z ouri
T rata-rata, kita dapat menggunakan
persamaan 5.10 untuk penerapan
praktis, yaitu :

=VQ,
(5. 15)
Dimana t adalah lebar balok, au, q'lautuh
momen statik daerah A, ( Gambar 5.15).
,r1;ffi.?netrar terhadap tirik pusat area c, sedangkan
="
^dut^;;' ;("-;)
,;;,,u.n;ffinuru, persamaan
e = A, y = b(c _ y)iQ + y) = iuG, _ y,)
(5.1 6)
dan momen inersia penampang
adalah I = bh3 112 =
!bc3, sehingga diperoreh :

- 3V(.
-,, _ye
ti=i;1,-Z
vr)
(s.17)
)
Persamaan 5' 17 tersebut menunjukan
bahwa distribusi tegangarf geser pada
berupa parabolic ( Gambar 5' 15 potongan transversar
). Seperti yang telah kita pada bab sebelumnya, tegangan
permukaan atas dan permukaan geser pada
bawah adalah nol ( y: j
. ) , dengan -"_u.rkun harga y:o pada
persamaan 5'17,kita akan memperoleh
tegangan geser maksimum yaitu
:

,-u* = !
untuk balok S-Beam dan w-Beam, persamaan
24 (s.18)
5.10 dapat digunakan untuk nilai
r,yrata-rata.
206 I Mekanika Kekuatan Material

l*.

"-i),

.=ir,

Gambar 5.15

Untuk kasus balok standar S persamaan 5.10 dapat digunakan untuk memperoleh tegangan geser
t,y pada potongan aa' atau bb' pada penampang melintang'
yo
o*" ---il (s.1e)

Dimana V adalah gaya geser vertikal, t adalah lebar penampang pada ketinggian tertentu, Q
adalah momen pertama daerah yang diarsir. I adalah momen inersia penampang terhadap c-c'. Pada
gambar terlihat diskontinyu pada flens ABGD dan A'B'G'D' terhadap EFF'E'. Nilai r,, antara A dan B
diperoleh dengan t:AB dan nilai rrantaraE dan F diperoleh dengan nilai t:
EF, dimana r, bernilai

maksimum.

Gambar 5.16

5.7 GAYA GESER PADA POTONGAN LONGITUDINAL


perhatikan Balok ACpada gambar 5.17, suatu balok kantilever yang diberi beban P. Dan
kemudian akan menghasilkan gaya horisontal H pada potongan horosontal AC.
Beban Transversal
| ,0,

c"

Gambar 5.17

Sekarang kita perhatikan gambar potongan A'C'C" pada gambar 5.18.


,IA
A'

o^dA
Kita telah ketahui bahwa

,T =
od.A Yon
Dengan menggunakan persamaan kesetimbangan
Ir, = 0, diperoleh

a - JIllLae=o
Sehingga gaya horisontal adalah :

n:U*
I
Dimana Q adalah momen pertama. Dengan demikian gaya ggser per unit panjang atau aliran
geser q, adalah

q =VQ
I
Dimana V adalah gaya geser vertikal

Contoh 5.2Lima buah papan dengan ukuran seperti terlihat pada gambar, direkatkan dengan lem,
jika tegangan geser maksimum lem adalah 350 kPa, hitunglah gaya vertikal V maksimum yang dapat
dikenakan pada balok tersebut.

!*-
208 I Mekanika Kekuatan Material

Gambar 5.18

Solusi

1, = +(0.08 m)(o.o+m)' + z[#(o.o +m)(oz+Q')


=9.26x10-s ma
t:40 mm
Q= A'i
=(0.1m x 0.04m)(o.ol m )= z.g xt}a m3

VO
oou" -
Irt
tly=- tou"I rtQ
o
(rso" ff pa)(s.26x10-s *o
)(o.o+*)
l/=
2.9xlOa m3
=4.629kN
Beban Transversal I zoo

Contoh 5.3 Balok segi empat yang terdiri dari 2 buah papan berukuran 50 mm x 100 mm dan 2
buah papan berukuran 50 mm x 250 mm, dibentuk dengan sambungan menjadi sebuah balok dengan
ukuran seperti terlihat pada gambar 5.18, jika jarak tiap{iap paku adalah 30 mm dan gaya vertikal
yang bekerja pada balok 4640 N, hitunglah gaya geser yang bekerj a pada masing-masing paku.

50u"ar trlO us

!0 -- * t50ana

Gambar 5.19

Solusi
Q=4t
= (0.05 mx 0.1 m ) (o.L m ) = 5 x l}a m3

7= S(0lm)(o.zsm)' - +(0. rm)(ol5m)3


=2.3229 xl0-6 ma
Maka gaya geser per unit panjang.
4640 N * 5 xloa m3
o =vQ
' I - 2.3229x10'mm'
= 9987.4 N r m

Karena balok kanan dan kiri simetri terhadap sumbu vertikal, maka gaya
per unit panjang pada balok adalah % q: % (9987.4 N/m ) : 4993.7 N/m

maka gayayang bekerja tiap-tiap paku dimana jarak antar paku 30 mm adalah :

p = (o.o3m)q=(+ssz.t N lm)(0.03m) =t49.8t2N

Contoh 5.4
Balok AB terbuat dari 3 buah papan yang direkatkan dengan mtnggunakan lem, pada gambar
diperlihatkan pembebanan balok tersebut, hitunglah tegangan geser rata-ratapada sambungan a'a dan
sambungan b-b

Anda mungkin juga menyukai