Anda di halaman 1dari 72

ANALISA DAYA MESIN PACKAGING

TUGAS AKHIR

Oleh ;
IRMAWAN
NIM : 29321008

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS WIJAYA PUTRA
SURABAYA
2013
ANALISA DAYA MESIN PACKAGING

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat


Memperoleh gelar sarjana
Pada
Program Studi Strata Satu (S1)
Fakultas Teknik Mesin
Universitas Wijaya Putra
Surabaya

Oleh :
IRMAWAN
NPM : 28321019

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS WIJAYA PUTRA
SURABAYA
2013

i
LEMBAR PERSETUJUAN

Nama : Irmawan

Nim : 29321008

Fakultas : Teknik

Program Studi : Teknik Mesin Universitas Wijaya Putra Surabaya

Judul Tugas Akhir : ANALISA DAYA MESIN PACKAGING

Mengetahui / menyetujui
Pembimbing

Muharom,.ST

ii
LEMBAR PENGESAHAN

Telah diterima dan disetujui oleh tim penguji Tugas Akhir serta
dinyatakan LULUS. Dengan demikian Tugas Akhir ini dinyatakan sah untuk
melengkapi syarat-syarat mencapai Gelar Sarjana Teknik Pada Fakultas Teknik
Universitas Wijaya Putra Surabaya.

Surabaya, 9 Agustus 2013

Tim Penguji Tugas Akhir :

1. Ketua : Slamet riyadi.,ST.,MT (............................)

Dekan Fakultas Teknik

2. Penguji :

Anggota : 1. Siswadi.,ST.,Msi (............................)

( Dosen Penguji 1 )

iii
MOTTO

BARANG SIAPA YANG MENGINGINKAN KEBAHAGIAAN DUNIA,

IA HARUS BERILMU

BARANG SIAPA YANG MENGINGINKAN KEBAHAGIAAN AKHIRAT,

IA HARUS BERILMU

BARANG SIAPA MENGINGINKAN KEBAHAGIAAN KEDUANYA,

IA JUGA HARUS BERILMU

(Hadist Nabi)

“Masa depan sudah ditentukan kita harus menjemputnya”

Kiroro : mirai-e

iv
ABSTRAKSI

Pada dasarnya fungsi dari kemasan adalah untuk dan melindungi produk
didalamnya, tetapi dalam perkembangannya, kemasan memegang peranan yang
semakin kompleks. Saat ini kemasan berfungsi sebagai bagian dari persaingan
dalam dunia pemasaran dan penjualan, kemasan harus mampu menjual produk
yang ada didalamnya. Macam-macam kemasan jika dilihat dari materi kemasan
terdiri dari ; kaca, karton tebal berlapis (kardus), plastik, fleksibel, karton lipat
dan tube.
Prinsip kerja mesin packing ini adalah melaminasi dua bagian plastik yang
akan di eratkan sehingga terbentuk suatu kantong yang kedap udara, serta rapi
sehingga menjadi daya tarik bagi suatu produk yang dihasilkan sehingga dapat
membantu dari produk UKM yang selama ini proses pengepakannya
mengunakan alat tradisional yang hasilnya sangat tidak menarik.
Dalam merencanakan mesin ini merupakan uraian dari berbagai ilmu yang
bersifat permesinan, produk, struktur, dan instrumen yang lainnya. Perencanaan
mesin ini ditujukan untuk pengusaha home industri makanan ringan karena
didesain lebih sederhana mengambil dari contoh mesin-mesin pabrikan yang
harganya tentu pengusaha kecil tidak terjangkau untuk membelinya.
Dalam merumuskan masalah perancangan mesin ini adalah untuk
merencanakan komponen atau sparepart, bahan yang sesuai dengan kebutuhan
mesin tersebut. Proses pembuatan mesin ini meliputi perencanaan gambar
teknik, elektrik dan daftar plastik.

Kata kunci : Packaging machine, pengemas makanan ringan, packaging, mesin


pengemas.

v
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warohmatullohi wabarokatuh

Segala puji sukur kepada allah SWT yang telah memberikan kemudahan

dalam hidup ini meskipun dalam kondisi yang kurang bersahabat akhirnya

penulis dapat menylesaikan tugas akhir ini, ucapan terimaksih juga penulis

sertakan buat nabi besar Muhaammad as yang telah membimbing penulis

menjadi pribadi yang bersyukur walaupun banyak kekurangannya dalam diri

penulis.

Tugas akhir ini disusun guna memenuhi syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Teknik program studi Teknik Mesin Universitas Wijaya Putra Surabaya.

Penulis mengucapkan kepada semua pihak yang telah membantu memberikan

petunjuk, bimbingan, informasi, fasilitas, serta dukungan moril kepada penulis.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada ;

1. Bapak dan Ibu, khususnys kepada ibuku yang selalu memberi dukungan dan

seluruh keluarga yang telah banyak memberikan dukungan moral maupun

materiil.

2. Terimakasih kepada seseorang yang bernama Yesa Desiyana, seseorang

yang sangat berarti yang telah membantu penulis sampai berada disini.

3. Bapak Marsimin dan keluarga yang telah membantu pemikiran dan

vi
dukungan dalam mengerjakan tugas akhir ini.

4. Bapak Siswadi.,ST.,Msi selaku ketua program studi Strata I Teknik Mesin

Universitas Wijaya Putra Surabaya. Sekaligus dosen wali dan dosen pembimbing

Tugas Akhir ini yang telah banyak memberikan arahan dan bimbinganya.

5. Bapak Muharrom., ST. Selaku dosen pembimbing Tugas Akhir ini yang telah

memberikan arahannya dengan jelas.

6. Seluruh staf pengajaran dan dosen Program Studi Strata I Teknik Mesin

Universitas Wijaya Putra yang telah memberi kuliah dengan sabar dan ikhlas

selama ini.

7. Bapak Slamet Riyadi.,ST.,MT selaku Dekan program studi strata 1 Teknik

Mesin Universitas Wijaya Putra Surabaya.

8. Terimakasih pada anggota kelompok dan tim saya Asep Ali, Erwianus Kedadu, Dedy

Eka Pratama, yang telah banyak membantu dalam penyelesaian Tugas Akhir ini.

9. Terimakasih buat teman-teman Strata I Teknik Mesin Universitas Wijaya

Putra Surabaya, atas kerjasama dan dukungannya khususnya angkatan 2009

kompak selalu amiin.

10. Dan tak lupa yang terpenting lagi dan terutama yaitu Allah SWT serta

junjungan kita nabi besar Muhammad SAW yang telah menunjukkan /

membawa kita semua kejalan yang lurus.

Wassalamu’alaikum warohmatullohi wabarokatuh.

vii
DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL.................................................................................... i

LEMBAR PERSETUJUAN........................................................................ ii

LEMBAR PENGESAHAN......................................................................... iii

MOTTO................................................................................................ iV

ABSTRAKSI........................................................................................... V

KATA PENGANTAR............................................................................... Vi

DAFTAR ISI........................................................................................... Viii

DAFTAR GAMBAR................................................................................. X

DAFTAR TABEL..................................................................................... Xi

BAB I : PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang..................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah............................................................................... 2

1.3 Batasan Masalah................................................................................. 2

1.4 Tujuan.................................................................................................. 3

1.5 Sistematika Penulisan.......................................................................... 4

BAB II : LANDASAN TEORI 5

2.1 Pengertian Packaging ......................................................................... 5

viii
2.2 Uraian Dasar Komponen Utama.......................................................... 7

2.2.1 Teflon belt Anti Panas................................................................. 7

2.2.2 Heater......................................................................................... 8

2.2.3 Belt Conveyor.............................................................................. 9

2.2.4 Thermocontrol............................................................................ 9

2.2.5 Thermo Couple............................................................................ 8

2.2.6 Travo........................................................................................... 10

2.2.7 Plastik.......................................................................................... 11

2.2.8 Motor Gear Box........................................................................... 14

2.2.9 Poros........................................................................................... 16

2.2.10 Bantalan.................................................................................... 20

2.2.11 Roda Gigi................................................................................... 23

2.2.12 Sabuk / V-belt............................................................................ 26

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN 27

3.1 Konsep Pembahasan........................................................................... 27

3.2 Penentuan Misi.................................................................................... 27

3.3 Diagram Alir......................................................................................... 29

3.4 Spesifikasi Bahan dan Peralatan.......................................................... 30

3.5 Proses Analisa Mesin........................................................................... 31

3.5.1 Analisa Daya Poros...................................................................... 31

3.5.2 Analisa Daya Roda Gigi................................................................ 32

ix
3.7 Perencanaan Gambar.......................................................................... 34

3.6 Perencanaan Electrik / Diagram.......................................................... 37

BAB IV : ANALISA PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN 39

4.1 Perencanaan dan perhitungan............................................................ 39

4.2 Analisa ................................................................................................ 39

4.2.1 Menentukan Daya Motor............................................................ 39

4.2.2 Perhitungan Secara Umum......................................................... 40

4.2.3 Analisa Daya Mesin Packaging Secara Sistematis....................... 41

4.2.4 Analisa Mekanis Secara Matematis............................................. 42

4.2.5 Perhitungan Kecepatan Permenit............................................... 42

4.2.6 analisa perhitungan poros........................................................... 43

A. Analisa Daya Rencana………..................................................... 43

B. Perhitungan Momen Puntir.................................................... 43

4.2.7 Analisa Perhitungan Roda Gigi.................................................... 44

A. Perhitung Lenturan Roda Gigi................................................ 45

B. Perhitungan Keliling Roda Gigi............................................... 46

C. Perhitungan Daya Rencana Roda Gigi.................................... 46

4.3 Perhitungan Biaya Pembuatan Mesin................................................. 47

4.3.1 Daftar Sparepart Dan Daftar Harga......................................... 48

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN 52

x
5.1 Kesimpulan.......................................................................................... 52

5.2 Saran.................................................................................................... 53

DAFTAR PUSTAKA................................................................................

DAFTAR LAMPIRAN FOTO-FOTO MESIN................................................

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Thermo control................................................ 5

Gambar 2.2 Travo 10A......................................................... 6

Gambar 2.3 Motor gearbox................................................. 11

Gambar 2.4 Tatanan sebuah bantalan ................................ 17

Gambar 2.5 Roda gigi lurus................................................. 21

Ganbar 2.6 Ukuran Penampang Sabuk – V.............................. 23

Gambar 3.1 Gambar depan perencanaan mesin................ 38

Gambar 3.2 Gambar belakang perencanaan mesin............ 38

Gambar 3.3 Gambar 3D depan............................................ 37

Gambar 3.4 Gambar 3D belakang....................................... 38

Gamabar 3.7 Diagram Eletrik................................................ 39

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Tabel bahan dan peralatan......................... 37

Tabel 4.1 Tabel daftar harga....................................... 55

xi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Dunia industri bisnis yang sangat kompetitif sekarang ini menuntut para

perusahaan untuk adaptif dan inovatif agar dapat bertahan. Hal tersebut

mendorong munculnya kebutuhan terhadap strategi pemasaran yang baik, salah

satunya dalam aspek packaging (pengemasan produk). Packaging akan optimal

apabila didukung oleh program pemasaran seperti kegiatan promosi, penetapan

harga, dan distribusi yang baik. Hal tersebut sangat penting untuk kelancaran

penjualan, karena dengan melakukan packaging yang baik diharapkan mampu

menarik selera konsumen, sehingga dapat dijadikan sebagai alat promosi yang

juga diharapkan dapat mendongkrak volume penjualan, sehingga dapat

memberikan dampak yang baik bagi kelangsungan hidup perusahaan.

Dengan melakukan pengemasan produk yang baik dan disukai oleh

konsumen yaitu kemasan yang dapat melindungi produk dari sinar matahari,

benda tajam bahkan kemasan yang memenuhi standar kesehatan dan keamanan

serta mempunyai daya tarik dapat mempengaruhi keputusan pelanggan untuk

dalam memilih produk.

Di dalam persaingan yang semakin tajam, dibutuhkan nilai lebih pada

produk, selain meningkatkan kualitas produk maupun pelayanan yang diberikan

kepada konsumen, perusahaan dapat memberikan keunggulan lebih pada

1
kemasan. Packaging harus mengacu kepada kebutuhan dan keinginan konsumen

yang selalu berubah mengikuti kemajuan zaman dan mengikuti dengan selera

konsumen.

Berdasarkan uraian di atas perlu diterapkannya usulan untuk melakukan

packaging pada produk marning dan kacang-kacangan agar volume penjualan

dapat ditingkatkan yang dituangkan dalam bentuk usulan penelitian dengan

judul “ANALISA DAYA MESIN PACKAGING”.

1.2 Rumusan Masalah

Hasil dalam perancangan mesin ini untuk mengetahui :

- Analisa daya secara matematis.

- Analisa daya poros.

- Analisa daya bantalan.

- Biaya yang diperlukan serta efisiensi bahan.

1.3 Batasan Masalah

Perlu dijelaskan bahwa dalam perancangan mesin pengemas makanan ini

kami membatasi lingkup bahasan, dengan tujuan agar yang dibahas mengenai

sasaran yang diharapkan. Adapun ruang lingkup dan masalah sebagai berikut :

1. Analisa pembahasan tanpa memepertimbangkan pembahasan reaksi

kimia yang terjadi dari plastik yang telah dilaminasi.

2. Dalam perencanaan mesin ini tanpa memperinci proses perekatan

plastik tersebut hanya sebatas pengertian packaging secara umum.

2
3. Proses perencanaan konstruksi pengelasan maupun profit sparepart

tanpa merinci proses secara detail.

4. Perencanaan konstruksi mesin pengemas ini tidak merinci faktor

ekonomi secara mendetail hanya sebagai bahan pertimbangan.

5. Dalam merencanakan mesin pengemas ini tanpa merinci faktor yang

terjadi pada konstruksi pada diagaram listrik, faktor-faktor maupun

reaksi kimia yang terjadi pada reaksi kimia pada heater maupun

sparepart electrik.

6. Dalam perencanaan tidak diperhitungkan kekuatan motor

penggerak/elektrik motor, tetapi hanya percepatan diameter pulley

lingkaran.

1.4 Tujuan

Tujuan dari pembuatan mesin ini adalah menciptakan suatu mesin

pengemas yang sederhana dan murah untuk dapat digunakan oleh pengusaha

makanan ringan home industri, mesin ini didesain secara prototipe mengambil

contoh dari mesin pengemas pabrikan yang harganya tentu pengusaha UKM

tidak dapat terjangkau.

Sedangkan tujuan utama dari perancangan mesin ini adalah sesuai dengan

kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan pengembangan industri menengah

kecil, yang berkaitan dengan peningkatan taraf masyarakat menengah kecil yang

pada umumnya hidup dipedesaan yang mempunyai usaha makanan ringan

dengan kemasan tradisional yang tidak menarik untuk dibeli.

3
1.5 Sistematika Penulisan

Perancanagan mesin pengemas ini dapat dijelaskan sistematika

penulisanya , dengan maksud untuk mengetahui secara garis besar yang dibahas

permasalahanya. Berikut adalah sistematika penulisanya :

 BAB I : Pendahulan

Disini menerangkan mengenai latar belakang, tujuan, waktu pelaksanaan

penelitian, hasil penelitian, metodologi pembahasan, serta sistematika

penulisanya.

 BAB II : Dasar teori

Dalam bab ini dibahas mengenai teori tentang teori yang berhubungan

dengan perencanaan mesin, proses, gambar kerja, dan perencanaan alur

yang diperlukan.

 BAB III : Metodologi Penelitian

Bab ini membahas mengenai pelaksanaan dari proses perencanaan mulai

dari gambar rancangan mekanik serta kelistrikanya yang semuanya

mengacu pada standart yang sudah ditetapkan umumnya. Perhitungan

reduction secara langsung dengan jenis plastik yang telah ada dipasaran.

 BAB IV : Analisa Perencanaan dan Perhitungan

Pelaksanaan perencanaan mesin pengemas mulai dari persiapan bahan

dan analisa perhitungan dari analisa data.

 BAB V : Penutup

Merupakan kesimpulan dari analisa data yang diperoleh dan saran.

4
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Packaging

Pengertian packaging adalah melaminasi atau mengepak produk-produk

bahan makanan minuman atau sejenisnya untuk melindungi produk dari

kerusakan yang ditimbulkan oleh udara. Pada dasarnya mesin packing semi

otomatis ini berfungsi melaminasi dua bagian plastik yang akan direkat sehingga

terbentuk suatu kantong yand kedap udara, serata menjadi menarik bagi produk

tersebut.

Mesin ini kami rencanakan sesuai dengan kebutuhan pengemasan untuk

kebutuhan home industri makanan ringan. Camilan/snack setiap orang pasti

mengenal makanan ini beberapa penelitian menunjukkan bahwa kemasan

(packaging) merupakan salah satu faktor paling penting yang mempengaruhi

keputusan pembelian yang diambil oleh konsumen. Design packaging harus bisa

menjamin adanya tanggapan konsumen yang positif. Artinya, packaging harus

menarik perhatian, menjelaskan kemampuan produk, menciptakan keyakinan

bagi konsumen dan menimbulkan kesan menyeluruh yang menyenangkan. Hal

ini berarti, packaging harus memenuhi kebutuhan konsumen seperti

keselamatan, informasi, dan menikmati lingkungan yang bersih dan sehat. Mesin

ini memiliki suatu control suhu yang dipasang pada pemanas sebagai acuan

5
perbedaan suhu keliling, pemanas tersebut dipasangkan dengan dua buah

elemen yang bersebrangan dengan plastik yang akan dilaminasi sehingga

pemanasan bisa merata. Yang berperan penting dari mesin pengemas ini adalah

van belt anti panas yang dipasang sejajar pada bagian atas dan bawah, yang

mempunyai fungsi yang sama. Yang nantinya berfungsi untuk memanaskan

plastik pada titik tertentu sesuia karakter plastik yang akan digunakan dan

merapatkan kedua bagian palstik yang bervariable presnya. Dalam hal ini kami

menggunakan van belt anti panas yang berkapasitas 100̊c sehingga kami

menambahkan pully pattren guna mendapatkan kerapatan yang sempurna.

Bagaian pemanas yang utama dipasang juga dibagian atas dan bawah guna

memanaskan belt atau palstik.

Sedangkan Belt conveyor diletakkan dibawah melintang horizontal

digunakan untuk mengantar plastik yang sudah terisi bahan agar tidak tertarik

atau menggantung kebawah. Seandainya ini terjadi maka hasil dari laminasi

tersebut tidak rapi, dan palstik tidak rapat seluruhnya dan mungkin tidak kedap

udara.

Pulley roller diletakkan dua sisi atas dan bawah berfungsi untuk

merekatkan serta memberikan daya tekan kepada plastik yang diapit diantara

roller tersebut. Plastik akan diapit dan meluncur dari bagian kiri sampai kanan

menuju ketengah dimana heater yang telah siap dengan panasya melelehkan

plastik tersebut lalu meluncur kebagian roller sebelahnya yang berfungsi

6
merekatkan plastik tersebut dari ujung plastik sampai akhir, sehingga

mengasilkan hasil laminasi yang sempurna.

Kecepatan keliling belt disesuaikan dengan diameter pulley yang akan

direncanakan, sehingga temperatur pemanas dipasang thermo control yang akan

menagatur pemanas yang bisa diatur range pemanasnya tergantung kebutuhan

dan disesuaikan dengan plastik yang digunakan.

2.2 Uraian Dasar Komponen Utama

Perencanaan mesin berarti, perancangan dari mesin dari segala yang

berkaitan dengan sifat mesin , produk, struktur, alat-alat, dan instrumen yang

lain, pada umuamnaya perancangan mesin mengunakan ilmu matematika, ilmu

bahan, dan ilmu teknik.

Perancangan mesin mencakup semua perencanaan mesin tetapi dalam

pelajaran yang lebih luas termasuk didalamnya merupakan aplikasi dalam disiplin

teknik mesin, ilmu fluida panas, serta ilmu dasar yang diperlukan dalam

merancang sebuah mesin.

2.2.1 Teflon belt anti panas

Yang berperan penting pada otomatisasi mesin ini adalah dua van

belt anti panas yang dipasang sejajar pada bagian atas dan bawah yang

mempunyai fungsi yang sama. Fungsinya adalah memanaskan plastik pada

titik tertentu tergantung dengan karakter plastik yang digunakan, kapasitas

panas van belt ini tahan hingga 600̊C. Tapi dalam kenyataanya hanya

7
digunakan pada suhu sekitar 0 - 400̊C, van belt ini terbuat dari bahan

Teflon anti panas biasanya dipakai untuk mesin packing hand sealer untuk

menahan panas elemen agar plastic tidak melekat.

2.2.2 Heater

Heater dalah alat yang berfungsi untuk menimbulkan

panas,Merupakan element pemanas yang terbuat dari kumparan

(gulungan ) kawat / pita bertahanan listrik tinggi (niklin), yang kemudian

dilapisi oleh isolator tahan panas (mica), dan pada bagian luar dilapisi lagi

oleh plat logam berbahan kuningan, alumunium ataupun stainless stell

yang kemudian di bentuk menjadi lempengan heater berbentuk stripe.

Bentuk Stripe ini kemudian di bulatkan dengan mesin rol sehingga menjadi

bentuk sabuk yang diameternya disesuaikan dengan kebutuhan.

Element Pemanas Listrik Bentuk Lanjut, merupakan elemen pemanas

dari bentuk dasar yang dilapisi oleh pipa atau lembaran plat logam untuk

maksud sebagai penyesuain terhadap penggunaan dari elemen pemanas

tersebut. Bahan logam yang biasa digunakan adalah : mild stell, stainless

stell, tembaga dan kuningan. Heater yang termasuk dalam jenis ini adalah :

Tubular Heater, Catridge Heater, Strip, Plate, Band Dan Nozzle Heater,

Finned Heater, dan Cast in Heater. (Jaya: 2012).

8
2.2.3 Belt Conveyor

Belt conveyor diletakkan dibawah melintang horizontal digunakan

untuk mengantar plastik yang sudah terisi bahan agar tidak tertarik atau

menggantung kebawah. Seandainya ini terjadi maka hasil dari laminasi

tersebut tidak rapi, dan palstik tidak rapat seluruhnya dan mungkin tidak

kedap udara.

2.2.4 Thermocontrol

Adalah sejenis timer yang cara bekerjanya dikendalikan oleh

perubahan suhu yang di letakkan pada media kerja.

Gambar 2.1

Thermocontrol TOS

2.2.5 . Thermocouple

Adalah alat yang di gunakan sebagai sensor panas pada benda

kerja,Terdiri dari kawat nikel-cromium dan aluminium-cromium yang

disatukan pada ujungnya

9
2.2.6 . Trafo 10A

Trafo atau transformator adalah pengubah tegangan listrik bolak-

balik agar di peroleh tegangan yang diinginkan(lebih besar atau lebih kecil).

Transformator untuk menaikan tegangan disebut transformator step up.

Sedangkan transformator penurunan tegangan disebut transformator step

down. Transformator terdiri atas sebuah inti besi yang diberi lilitan primer

dan skunder,alat ini bekerja berdasarkan induksi elektromagnetik, apabila

terjadi perubahan flucks magnet pada kumparan primer, maka akan

diteruskan ke kumparan sekunder dan menghasilkan gaya gerak listrik

iduksi dan arus induksi.

Gambar 2.2

Trafo 10A

10
2.2.7 . Plastik

a. Jenis Plastik Yang Digunakan

Plastik yang digunakan adalah plastik jenis Thermoplas

(Thermoplastic Plastics). Paling banyak digunakan sebagai wadah

pembungkus benda-benda seperti makanan, minuman, dan alat- alat yang

berukuran kecil hingga sedang yang tidak terlalu berat. Sedangkan plastik

yang digunakan sebagai bahan pembuat peralatan- peralatan manusia

termasuk jenis Thermoset (Thermosetting plastics) seperti, peralatan

rumah tangga, peralatan listrik (sebagai isolator listrik danpanas)dan botol

minuman khusus.

b. Kode- Kode Pada Plastik

Plastik jenis Thermoplas (Thermoplastic Plastics) yang sering

digunakan secara luas, sangat banyak sekali jumlahnya. Untuk

memudahkan kita mengidentifikasi jenis plastik yang akan digunakan,

biasanya terdapat kode- kode nomor dalam segitiga yang terletak pada

bagian bawah/ dasar dari plastik. Ada 7 jenis kode yang terdapat pada

plastik, yaitu:

1. PETE/PET (PolyEthylene Terephthalate)

11
PETE atau PET (polyethylene terephthalate) biasa dipakai untuk

botol plastik tembus pandang/transparan seperti botol air mineral,

botol minuman, botol jus, botol minyak goreng, botol kecap, botol

sambal, botol obat, dan botol kosmetik dan hampir semua botol

minuman lainnya. Untuk pertekstilan, PET digunakan untuk bahan

serat sintetis atau lebih dikenal dengan polyester. PETE/PET

direkomendasikan ‘hanya untuk sekali pakai’.

Penggunaan berulang kali terutama pada kondisi panas akan

menyebabkan melelehnya lapisan polimer dan keluarnya zat

karsinogenikSbO3 (Antimon Trioksida) dari bahan plastik tersebut,

sehingga dapat menyebabkan kanker untuk penggunaan jangka

panjang.

2. HDPE (High Density PolyEthylene)

HDPE (high density polyethylene) memiliki sifat bahan yang

lebih kuat, keras, buram dan lebih tahan terhadap suhu tinggi. HDPE

biasa dipakai untuk botol kosmestik, botol obat, botol minuman,

botol susu yang berwarna putih susu, tupperware, galon air minum,

kursi lipat, dan jerigen, pelumas, dan lain-lain. Walaupun demikian

HDPE hanya direkomendasikan untuk sekali pakai, karena pelepasan

senyawa SbO3(Antimon Trioksida) terus meningkat seiring waktu.

Bahan HDPE bila ditekan tidak kembali ke bentuk semula.

12
3. V atau PVC (PolyVinyl Chloride)

PVC (polyvinyl chloride), yaitu jenis plastik yang paling sulit

didaur ulang. Jenis plastik PVC ini bisa ditemukan pada plastik

pembungkus (cling wrap), untuk mainan, selang, pipa bangunan,

taplak meja plastik, botol kecap, botol sambal dan botol sampo. PVC

mengandung DEHA yang berbahaya bagi kesehatan. Makanan yang

dikemas dengan plastik berbahan dapat terkontaminasi karena DEHA

melebur/ lumer pada suhu -150C. DEHA juga mudah melebur jika

terdapat kontak antara permukaan plastik dengan minyak.

4. LDPE (Low Density PolyEthylene)

LDPE (low density polyethylene) yaitu plastik tipe cokelat

(thermoplastic/dibuat dari minyak bumi), biasa dipakai untuk tempat

makanan, plastik kemasan, dan botol-botol yang lembek. LDPE

dipakai untuk tutup plastik, kantong / tas kresek dan plastik tipis

lainnya. Walaupun baik untuk tempat makanan, barang berbahan

LDPE ini sulit dihancurkan. Selain itu pada suhu di bawah 600C sangat

resisten terhadap senyawa kimia.

5. PP (PolyPropylene)

Plastik jenis PP (polypropylene) ini adalah pilihan bahan plastik

terbaik, terutama untuk tempat makanan dan minuman seperti

13
tempat menyimpan makanan, tutup botol, cup plastik, mainan anak,

botol minum dan yang terpenting, pembuatan botol minum untuk

bayi. Bahan yang terbuat dari PP memiliki sifat yang elastis, yaitu

apabila ditekan akan kembali ke bentuk semula.

6. PS(Poly Styrene)

PS (polystyrene) biasa dipakai sebagai bahan tempat makan

styrofoam, tempat minum sekali pakai seperti sendok, garpu gelas,

dan lain- lain. Polystyrene dapat mengeluarkan bahan Styrene ke

dalam makanan ketika makanan tersebut bersentuhan. Bahan ini

harus dihindari, karena berbahaya untuk kesehatan, selain itu bahan

ini sulit didaur ulang. Banyak negara bagian di Amerika sudah

melarang pemakaian tempat makanan berbahan styrofoam termasuk

negara China, (daftar tabel plastik, lampiran A).

2.2.8 . Motor gearbox

Dalam beberapa unit mesin memiliki sistem pemindahan tenaga

yaitu gearbox yang berfungsi untuk menyalurkan tenaga atau daya mesin

kesalah satu bagian mesin lainnya. Sehingga unit tersebut dapat bergerk

menghasilkan sebuah pergerakan baik putaran maupun penggeseran.

Gearbox merupakan suatu alat khusus yang diperlukan untuk

menyesuaikan daya atau torsi (momen/daya) dari motor yang

14
berputar,dan gearbox. Juga adalah alat pengubah daya dari motor yang

berputar menjadi tenaga yang lebih besar.

Gambar 2.3

Y style motor wiper

Dengan spesifikasi :

• 12 & 24 Volt

• 12 Nm Torque

• 1 & 2 speed heavy duty rocker switched available

• Adjust wiper angles from 40˚ to 130˚

• Coast to park motor

• Left or right hand side park

• 1, 2 or 3 inch shafts

• Pantograph & radial wiper arms

• Flex blades

• Wet arm kits available

• CE certifed

15
2.2.9 poros

Poros adalah suatu bagian stasioner yang berputar, biasanya

berpenampang bulat, poros menerima beban-beban lenturan, tarikan,

tekanan, atau puntiran, yang bekerja sendiri-sendiri atau berupa gabungan

dengan yang lain.

Poros mencakup berbagai variasi, seperti As (axle) dan gelombang

(spindle). Sebuah As adalah poros apakah dia diam atau berputar yang

tidak mendapatkan beban puntir, suatu poros yang berputar pendek sering

disebut gelombang Spindel.

Bila lendutan lateral atau puntiran dari poros harus dijaga pada batas

yang ketat, poros tersebut harus ditentukan ukuranya berdasarkan

lendutan sebelum melakukan analisa atas tegangan-tegangan. Alasan

untuk hal ini bahwa, kalau poros itu dibuat terlalu kaku sehingga lendutan

tidak terlalu besar ada kemungkinan bahwa tegangan-tegangan yang

dihasilkan akan aman. Tetapi tidak ada alasan bagi perencanaan untuk

mengabaikan bahwa rencana tersebut aman, selalu diperlukan untuk

menghitungnya untuk mengetahui bahwa rencana tersebut sesuai dalam

batas-batas yang dapat diterima.

Apabila memungkinkan elemen pemindah daya, seperti roda gigi

atau pulley haruslah ditempatkan pada dekat kebantalan penumpu ini akan

16
mengurangi momen lentur dan karenanya mengurangi tegangan lentur dan

lendutan.

Poros transmisi mendapat perlakuan beban puntir murni atau puntir

lentur, daya ditranmisikan kepada poros ini melalui kopling, roda gigi,

pulley sabuk atau sporket, rantai dan lain-lain.

Poros merupakan salah satu bagian terpenting dari setiap mesin,

hampir semua mesin meneruskan tenaga bersama-sama dengan putaran

peranan utama transmisi ini hampir semua dipegang oleh poros. Berbagai

klasifikasi poros menurut pembenaannya sebagai berikut :

1. Poros Transmisi

Poros macam ini mendapatkan beban puntir murni atau puntir dan

lentur. Daya ditransmisikan kepada poros ini melalui kopling, roda gigi, puli

sabuk atau sproket, rantai.

2. Spindel

Poros transmisi yang relatif pendek, seperti poros utama mesin

perkakas, dimana beban utamanya berupa puntiran, disebut spindel.

3. Gendar

Poros yang dipasang pada roda kereta barang, dimana tidak

mendapat beban puntir, bahkan kadang-kadang tidak boleh berputar,

disebut gandar. Gandar ini hanya mendapat beban lentur, kecuali jika

digerakan oleh penggerak mula dimana akan mengalami beban putir juga.

17
Menurut bentuknya poros dapat digolongkan atas poros lurus umum,

poros engkol.

a. Kekuatan Poros.

Suatu poros transmisi dapat mengalami beban puntir, lentur

atau gabungan antara puntir dan lentur. Juga ada poros yang

mendapat beban tarik atau tekan seperti poros baling-baling kapal

atau turbin. Kelelahan tumbukan atau pengaruh konsentrasi

pengaruh tegangan bila diameter poros diperkecil (poros bertangga)

atau bila poros mempunyai alur pasak, harus diperhatikan. Sebuah

poros harus direncanakan hingga cukup kuat untuk menahan beban-

beban tersebut.

b. Putaran kritis

Bila putaran suatu mesin dinaikkan maka pada suatu harga

putaran tertentu dapat terjadi getaran yang sangat besar. Putaran ini

disebut putaran kritis hal ini dapat terjadi pada turbin, motor torak,

motor listrik, dan dapat mengakibatkan kerusakan pada poros dan

bagian-bagian lainnya. Jika mungkin poros harus direncakanan

sesempurna mungkin agar dapat menyeimbangkan putaran kerjanya

lebih rendah dari putaran kritisnya.

18
c. Korosi

Bahan-bahan tahan korosi (termasuk plastik) harus dipilih

untuk poros propeler dan pompa bila terjadi kontak dengan fluida

yang korosif. Demikian pula untuk poros-poros yang terancam

kavitasi, dan poros-poros mesin yang sering berhenti lama. Sampai

batas-batas tertentu dapat pula dilakukan perlindungan terhadap

korosi.

d. Bahan poros

Pemilihan bahan poros disesuaikan dengan beban yang

diterima dan tempat pemasangan poros. Pada umumnya poros

dibuat dari baja ataupun baja paduan yang dapat tahan terhadap

keausan pemilihan bahan poros dapat melihat tabel bahan poros.

Pertimbangan lain dalam memilih bahan poros adalah yaitu

sesuai dengan rencana bentuk penampang maupun ukuran.

Tegangan poros diushakan masih dalam batas tegangan alastis agar

konstruksinya aman, beberapa pertimbangan untuk menentukan

faktor aman antara lain :

1. bahan yang digunakan mempunyai faktor keamanan yang

cukup.

2. sifat-sifat bahan dalam kaitanya dengan batas elastis, batas

luluh, batas hancur.

19
3. beban yang bekerja pada konstruksi, apakah beban tetap,

beban sementara, atau beban hancur.

2.2.10 Bantalan (bearing)

Bantalan (bearings) adalah elemen mesin yang berfungsi untuk

menumpu beban dari poros, dan mereduksi adanya gesekan yang ada

sehingga dapat mengurangi kerugian daya pengerak. Secara umum

bantalan dapat dibedakan atas dua bentuk :

 Bantalan luncur (journal bearings)

Pada bantalan luncur terjadi gesekan luncur antara poros dan

bantalan karena permukaan poros ditumpu oleh permukaan bantalan

dengan perantara lapisan pelumas. Bantalan luncur mampu menumpu

poros berputaran tinggi dengan beban besar. Bantalan ini sederhana

konstruksinya dan dapat dibuat serta dipasang dengan mudah. Karena

gesekannya yang besar pada waktu mulai jalan, bantalan luncur

memerlukan momen awal yang besar. Pelumasan pada bantalan ini tidak

begitu sederhana. Panas yang timbul dari gesekan yang besar, terutama

pada beban besar, memerlukan pendinginan khusus. Sekalipun demikian,

karena adanya lapisan pelumas, bantalan ini dapat meredam tumbukan

dan getaran sehingga hamper tidak bersuara. Tingkat ketelitian yang

diperlukan tidak setinggi bantalan gelinding sehingga dapat lebih murah.

 Bantalan gelinding (rolling bearings)

20
Bantalan ini terjadi gesekan gelinding antara bagian yang berputar

dengan yang diam melalui elemen gelinding seperti bola (peluru), rol atau

rol jarum, dan rol bulat. Bantalan gelinding pada umumnya lebih cocok

untuk beban kecil dari padabantalan luncur, tergantung pada bentuk

elemen gelindingnya. Putaran pada bantalan ini dibatasi oleh gaya

sentrifugal yang timbul pada elemen gelinding tersebut. Keunggulan

bantalan ini adalah pada gesekannya yang sangat rendah. Pelumasannya

pun sangat sederhana, cukup dengan gemuk, bahkan pada yang memakai

sil sendiri tidak perlu pelumasan lagi. Meskipun ketelitianya sangat tinggi,

namun karena adanya gerakan elemen gelinding dan sangkar, pada

putaran tinggi bantalan ini agak gaduh dibandingkan dengan bantalan

luncur.

Gambar 2.4 Tatanan dari Sebuah Bantalan

Sumber : Aris Widyo N. Elemen Mesin I BAB V

Banyak didapatkan beberapa keuntungan dari bantalan gelinding

terhadap bantalan luncur :

21
a) Gesekan mula yang jauh lebih kecil dan pengaruh yang lebih

kecil dari jumlah putaran terhadap gesekan.

b) Gesekan kerja lebih kecil sehingga penimbulan panas lebih kecil

pada pembebanan yang sama.

c) Penurunan waktu pemasukan dan pengaruh dari bahan poros.

d) Pelumasan terus menerus yang sederhana dan hamper bebas

pemeliharaan pada jumlah bahan pelumas yang jauh lebih

sedikit.

e) Kemampuan dukung yang lebih besar setiap lebar bantalan.

f) Normalisasi dari pengukuran luar, ketelitian (presisi),

pembebanan yang diijinkan dan perhitungan dari umur kerja,

berhubungan dengan pembuatan yang bermutu tinggi dalam

pabrik khusus dan dari sini memberikan keuntungan untuk

penggunaan suku cadang.

Bahan yang tepat untuk dipakai sebagai bantalan harus memenuhi

persyaratan sebagai berikut :

1) Poros tapnya harus mudah meluncur pada bahan bantalan. Ini

berarti bahwa koefisien licin dari bahan harus tinggi.

2) Bahwa bantalan harus mampu menerima beban tanpa berubah

bentuknya. Maka ia harus cukup keras dan kenyal.

3) Panas yang disebabkan oleh gesekan harus dapat disalurkan

melalui bantalan, maka bahan bantalan harus mempunyai

22
kemampuan untuk menterap dan menyalurkan panas tanpa

perubahan sifat suhu yang tinggi.

4) Untuk menghindari kemacetan, maka bahan bantalan harus

mempunyai koefisien memuai yang kecil. (Gambar Macam

Bantalan Peluru lampiran B)

2.2.11 Roda Gigi

Rodagigi digunakan untuk mentransmisikan daya besar dan putaran

yang tepat. Rodagigi memiliki gigi di sekelilingnya, sehingga penerusan

daya dilakukan oleh gigi-gigi kedua roda yang saling berkait. Rodagigi sering

digunakan karena dapat meneruskan putaran dan daya yang lebih

bervariasi dan lebih kompak daripada menggunakan alat transmisi yang

lainnya, selain itu rodagigi juga memiliki beberapa kelebihan jika

dibandingkan dengan alat transmisi lainnya, yaitu :

 Sistem transmisinya lebih ringkas, putaran lebih tinggi dan daya yang

besar.

 Sistem yang kompak sehingga konstruksinya sederhana.

 Kemampuan menerima beban lebih tinggi.

 Efisiensi pemindahan dayanya tinggi karena faktor terjadinya slip

sangat kecil.

 Kecepatan transmisi rodagigi dapat ditentukan sehingga dapat

digunakan dengan pengukuran yang kecil dan daya yang besar.

23
Rodagigi harus mempunyai perbandingan kecepatan sudut tetap

antara dua poros. Di samping itu terdapat pula rodagigi yang perbandingan

kecepatan sudutnya dapat bervariasi. Ada pula rodagigi dengan putaran

yang terputus-putus.

Dalam teori, rodagigi pada umumnya dianggap sebagai benda kaku

yang hampir tidak mengalami perubahan bentuk dalam jangka waktu lama.

Rodagigi diklasifikasikan sebagai berikut :

1. Menurut letak poros.

2. Menurut arah putaran.

3. Menurut bentuk jalur gigi

1. Menurut letak poros

Menurut letak poros maka rodagigi diklasifikasikan seperti tabel

berikut :

Tabel 2.2 tabel roda gigi menurut letak poros (lampiran A).

2. Menurut arah putaran

Menurut arah putarannya, rodagigi dapat dibedakan atas :

 Rodagigi luar ; arah putarannya berlawanan.

 Rodagigi dalam dan pinion ; arah putarannya sama

3. Menurut bentuk jalur gigi

Berdasarkan bentuk jalur giginya, rodagigi dapat dibedakan atas :

24
1. Rodagigi Lurus

Rodagigi lurus digunakan untuk poros yang sejajar atau paralel.

Dibandingkan dengan jenis rodagigi yang lain rodagigi lurus ini paling

mudah dalam proses pengerjaannya (machining) sehingga harganya

lebih murah. Rodagigi lurus ini cocok digunakan pada sistim transmisi

yang gaya kelilingnya besar, karena tidak menimbulkan gaya aksial.

Gambar 2.5 Rodagigi Lurus

(macam-macam gambar roda gigi lampiran B)

Ciri-ciri rodagigi lurus adalah :

1. Daya yang ditransmisikan < 25.000 Hp

2. Putaran yang ditransmisikan < 100.000 rpm

3. Kecepatan keliling < 200 m/s

4. Rasio kecepatan yang digunakan

 Untuk 1 tingkat ( i ) < 8

 Untuk 2 tingkat ( i ) < 45

 Untuk 3 tingkat ( i ) < 200

25
( i ) = Perbandingan kecepatan antara penggerak dengan

yang digerakkan.

5. Efisiensi keseluruhan untuk masing-masing tingkat 96% - 99%

tergantung disain dan ukuran.

2.2.12 Pulley / Sabuk-V

Puli - Sabuk pada prinsipnya mempunyai prinsip yang sama dengan

sprocket rantai. Pemakaian puli-sabuk ini dengan pertimbangan bahwa bila

terjadi mekanisme kerja yang tidak diharapkan pada mesin, maka tidak

akan mengakibatkan kerusakan pada elemen yang lain mengingat sifat-

sifat pilu-sabuk yang dapat slip. Elemen ini fungsinya sama dengan roda

gigi, dan digunakan pada konstruksi tertentu pada mesin penghancur ini

digunakan untuk mentransmisikan daya dari Motor Listrik ke poros pisau.

 Sabuk – V

Terbuat dari karet dan mempunyai penampang trapezium. Tenunan teteron

dan semacamnya dipergunakan sebagai inti sabuk untuk membawa tarikan yang

besar. Sabuk – V dibelitkan pada alur puli yang berbentuk – V pula. Bagian sabuk

yang sedang membelit pada puli ini mengalami lengkungan lebar bagian dalamnya

akan bertambah besar. Gaya gesekan juga akan bertambah karena pengaruh

bentuk baji, yang akan menghasilkan transmisi daya besar pada tegangan yang

relative rendah. (Gambar Ukuran Penampang Sabuk – V Lampiran B) Sumber :

Sularso, Perencanaan dan Pemilihan., Hal 164

26
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Metodologi penelitan yang kami gunakan berupa metode obyektif, yaitu

kami melakukan penelitian dari percobaan percobaan dan data data yang kami

kumpulkan dan kami sesuaikan dengan proses yang kami kerjakan.

3.1 Konsep pembahasan

Mengulas kembali pembahasan kami dalam bab I tentang konsep awal

kami yaitu, bagaimana mendisain alat yang mampu menggabungkan antara

proses pemanasan dan mengepres plastik, dengan bahan bahan plastik lain yang

tentunya hasil akhirnya bisa sesuai dengan selera konsumen.

3.2 Penentuan misi

Dalam rangka pembuatan tugas akhir ini kami menentukan misi dari awal,

yaitu pembuatan mesin yang berguna untuk masyarakat luas, tidak sekedar

industri atau golongan tertentu saja.Setelah kami pilah-pilah dari kemungkinan

ide yang ada akhirnya kami menentukan pembuatan mesin packing yaitu mesin

packaging countinous sealer dengan suhu pemanas yang dapat diubah dan

dilengkap ikonveyor .Namun karena ide ini benar- benar baru (belum pernah

ada) mungkin dalam pembuatannya belum bisa sempurna namun kami terus

berusaha semaksimal mungkin demi keberhasilan sistem kerjanya.

27
Dalam merancang mesin dengan sumber penggerak motor, atau sejenisnya,

ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih motor penggeraknya.

Motor penggerak pun memiliki berbagai macam jenis, seperti motor

pembakaran dalam, dan motor listrik. Motor pembakaran dalam seperti mesin

bensin atau spark ignition engine, dan mesin diesel atau compression ignition

engine. Motor listrik, seperti motor AC dan DC, motor stepper, motor servo, dan

lain-lain. Pemilihan dalam hal ini tergantung kebutuhan mesin dan macam

gerakan yang dibutuhkan. Dalam ulasan ini, saya tidak membahas tentang

pemilihan jenis ini, namun yang lebih umum, seperti kecepatan dan daya motor,

sesuai dengan pengalaman praktis saya dalam pekerjaan.

28
3.3 Diagram Alir

PENDAHULUAN

PERMASALAHAN

STUDI PUSTAKA STUDY LAPANGAN

PENGUMPULAN

DATA

PEMECAHAN / PEMBAHASAN
MASALAH

KESIMPULAN

29
3.4 Persiapan Spesifikasi Bahan dan Peralatan

Semua bahan-bahan yang digunakan untuk perencanaan disesuaikan

dengan standart yang ada dipasaran, antara lain didalam table dibawah ini:

No Bahan yang akan dipakai dalam Peralatan yang digunakan dalam


perancangan penelitaian
1 Besi plat Mesinbubut
2 Besiporos Mesinbor
3 Teflon belt Gerinda
4 Pulley Hand bor
5 Pulley roller Las
6 Rodagigi Tang
7 Motor induksi Obeng
8 Bearing Avometer
9 Sabuk V Solder
10 Bautdanmur Water pass
11 Cat Taspen
12 Heater Kunci pas
13 Travo Dan lain-lain
14 Thermo control
15 Thermo couple
16 Kontraktor
17 Mcb
18 Speed control
19 Kabel

Table 3.1 Tabel dan peralatan yang digunakan dalam pembuatan mesin

30
3.5 Proses Analisa Mesin

- Analisa daya secara matematis.

- Analisa perhitungan daya poros.

- Analisa daya roda gigi.

- Proses perakitan (pemasangan mekanik, pemasangan elektrik).

3.5.1 Analisa Daya Poros

Suatu poros transmisi dapat mengalami beban puntir, lentur

atau gabungan antara puntir dan lentur. Juga ada poros yang

mendapat beban Tarik atau tekan seperti poros baling-baling kapal

atau turbin. Kelelahan tumbukan atau pengaruh konsentrasi

pengaruh tegangan bila diameter poros diperkecil (poros bertangga)

atau bila poros mempunyai alur pasak, harus diperhatikan. Sebuah

poros harus direncanakan hingga cukup kuat untuk menahan beban-

beban tersebut.

Pd  f c  P
(kW)

Keterangan :

Pd = Daya rencana (KW)

fc= Faktor koreksi

31
P = Daya nominal motor penggerak (KW) (lampiran C Tabel factor

koreksidaya).

Jika momen puntir (disebut juga sebagai momen rencana) adalah T

(kg.mm) maka,

( ⁄ )( ⁄ )
= ………………………………….……..

Sehingga

= 9,74 × 10 ……………………………………………….

Keterangan :

Pd = Daya Rencana

T = Momen Puntir Rencana

n1 = Putaran Poros Utama / Primer

3.5.2 Analisa Daya Roda Gigi

Roda gigi adalah suatu elemen yang berfungsi untuk

mentransfer gaya gerak putar dari suatu poros ke poros yang lain.

Roda gigi merupakan salah satu transmisi yang terbaik diantara

berbagai sarana yang ada.

Roda gigi dapat mengalami kerusakan berupa gigi patah ,aus

atau berlubng pada permukaannya, dan tergores permukaannya

karena pecahnya selaput minyak pelumas, dalam hal ini perlu

32
direncanakan terhadap kekuatan, lenturan dan tekanan permukaan

gigi.

Perhitungan daya rencana pada roda gigi :

(kw)

Keterangan :

= daya tangensial

= daya rencana

V = kecepatan keliling

33
3.6 Perencanaan Gambar

Gambar menggunakan autocad 2D

Gambar 3.1

(Gambar depan perencanaan mesin)

Keterangan gambar :

1. Plat body 13. Elemen heater

2. Rumah heater 14. Roller penyeimbang Teflon belt

3. Thermo couple 15. Stang roller penyeimbang Teflon belt

4. Heater 16. Bautstang

5. Matras heater 17. Saklar

6. Baut heater 18. Bautpengunci kaki body

34
7. Teflon belt 19. Kaki penjepit body

8. As rollerteflon 20. Belt conveyor

9. Roller Teflon 21. Kaki body mesin

10. Roller conveyor 22. Roda kaki

11. As conveyor 23. Bautelemen heater

12. Thermo control

Gambar 3.2

(Gambar belakang perencanaan mesin)

Keterangan gambar :

1. Pengatur kecepatan motor (speed control) 11. Baut dudukan motor

2. Travo 10 A 12. Thermo control

35
3. As roller teflon 13. Lubangkabel heater dan-

4. Roller teflon thermo couple

5. Vanbelt penggerak conveyor 14. kontraktor

6. Vanbelt penggerak roller teflon 15. Mcb

7. Plat dudukan motor 16. As penggerak gear motor

8. Pulley motor 17. Dynamo motor

9. Pulley roller 18. Kaki

10. Rumah motor gear box 19. Roda

Gambar menggunakan autocad 3D

Gambar3.3

Gambar 3D depan

36
Gambar3.3

Gambar 3D belakang

Gambar foto mesin

37
3.6.3 PERENCANAAN ELECTRIC

220 VAC

0 VAC 220VAC

SAKLAR 2
SAKLAR 1

H
E
A MOTOR
THERMO Contrak TE
CNTRl tor Gear box
R

TRAVO

0 VAC

Gambar 3.7

Diagram Eletrik

38
BAB IV

ANALISA PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN

4.1 Perencanaan Dan Perhitungan

Hasil perencanaan dan perhitungan secara matematis seperti tertera pada

bab III direncanakan untuk mesin packaging dengan ketentuan-ketentuan jenis

plastic yang tertera pada label, analisa standart plastik packaging yang bias

digunakan dalam mesin ini.

Semakin bagus lapisan plastic dengan ketahanan panas yang tinggi, maka

hasil laminasi yang dihasilkan akan semakin bagus. Untuk besar diameter pulley

yang ditentukan kurang lebih diameter 50mm. Dengan daya sebesar 200 Watt.

4.2 Analisa

4.2.1 Menentukan Daya Motor

Daya motor sangat tergantung pada besar dan jenis beban yang

dibawa oleh mesin. Semakin besar beban yang ditanggung mesin, semakin

besar daya motor yang dibutuhkan. Beban yang dimaksud termasuk rugi

gesekan transmisi, dan juga impact saat loading beban. Satuan daya yang

umum digunakan adalah kilo Watt dan Horse Power.

39
4.2.2 Perhitungan Umum Yang Digunakan

Secara umum perhitungan yang digunakan adalah turunan hukum

kekekalan energi. Daya output sama dengan daya input, dengan asumsi

rugi-rugi transmisi diabaikan.

P1 = P2

Jika P1 adalah daya input dan P2 adalah daya output. Sedang Daya

adalah Usaha dibagi Waktu. Usaha secara umum yang kita kenal adalah

gaya kali jarak perpindahan. Sehingga secara umum persamaan Daya

adalah gaya kali jarak perpindahan dibagi waktu yang dibutuhkan.

P = F.s/t

Jika s/t adalah kecepatan, maka persamaan di atas dapat menjadi

berikut.

P = F.v

Jika pergerakan yang dialami adalah radial alias berputar, maka v

atau kecepatan linear diganti dengan ω atau kecepatan radial, sehingga

persamaan menjadi berikut.

P = F.r.ω

40
Di mana r adalah jari-jari efektif dari sprocket atau pulley penggerak

mesin. Jika gaya dikalikan dengan jari-jari, akan didapati torsi, sehingga

persamaan menjadi berikut.

P = T.ω

Dengan mensubstitusikan persamaan awal dengan persamaan di atas

diperoleh persamaan berikut.

T1.ω1 = T2.ω2

Persamaan di atas kurang lebih dapat digunakan untuk perhitungan

motor dengan asumsi tidak ada rugi transmisi. Di mana T1 adalah torsi

input, ω1 adalah kecepatan rotasi input, T2 adalah torsi output, dan ω2

adalah kecepatan rotasi output.

Untuk beberapa merek motor gearbox, mereka sudah

memperhitungkan dan menjelaskan torsi output dan kecepatan rotasi

output. Jika informasi tersebut sudah ada di katalog, lebih baik mengikuti

perhitungan katalog dan tidak menghitungnya kembali.

4.2.3 Analisa daya mesin packaging secara sistematis

- Tegangansumber 220V

- Arus 6V

41
- Frekuensi 50Herzt

- Tegangan output 6V

4.2.4 Analisa Mekanis secara matematis

- Motor Ratio 1/35

- Gear transmisi 1/1

- Diameter pulley 46mm

4.2.5 Analisa perhitungan kecepatan per/menit

Keliling pulley

2>r
K=

Jadikeliling pulley 92mm

Ratio gaer box 1/35 per menit

Jadi 1/35 x 60 menit = 1.7 rpm/menit

Keliling belt 900mm

Keterangan :

K = keliling

Π = 3.14

R = jari-jarilingkaran

42
4.2.6 Analisa Perhitungan Poros

A. Perhitungan Daya Rencana

Pd  f c  P (kW)

Keterangan :

Pd = Daya rencana (KW)

fc = Faktor koreksi

P = Daya nominal motor penggerak (KW)

Pd  f c  P
(kW)

Pd = 2 x 0.5 Kw

Pd = 1 kw

B. Perhitungan Momen Puntir

Sehingga ;

(kg.mm)

Keterangan :

43
Pd = Daya rencana

T = Momen puntir rencana

n1 = Putaran poros utama / primer

T = 9,74 × 10 (kg.mm)

.
T = 9,74 × 10 (kg.mm)

T = 974000 x 0.74 (kg.mm)

T = 14415.2(kg.mm)

Jadi momen torsi sebesar 14415.2 (kg.mm)

4.2.7 Roda Gigi

Roda gigi adalah suatu elemen yang berfungsi untuk mentransfer gaya

gerak putar dari suatu poros ke poros yang lain. Roda gigi merupakan salah satu

transmisi yang terbaik diantara berbagai sarana yang ada.

Roda gigi dapat mengalami kerusakan berupa gigi patah , aus atau

berlubang pada permukaannya, dan tergores permukaannya karena pecahnya

selaput minyak pelumas, dalam hal ini perlu direncanakan terhadap kekuatan,

lenturan dan tekanan permukaan gigi.

44
Rodagigi harus mempunyai perbandingan kecepatan sudut tetap antara

dua poros. Di samping itu terdapat pula rodagigi yang perbandingan kecepatan

sudutnya dapat bervariasi. Ada pula rodagigi dengan putaran yang terputus-

putus.

Dalam teori, rodagigi pada umumnya dianggap sebagai benda kaku yang

hampir tidak mengalami perubahan bentuk dalam jangka waktu lama.

A. Perhitungan lenturan pada roda gigi ;

Keterangan :

= gaya tegaklurus

= tekanan normal

= suduttekankerja

= cos

= 6 cos 30 °

=6 0.5

= 3 Kg/mm

Jadi gaya lentur roda gigi yang diizinkan adalah 4 kg/mm.

45
B. Perhitungan kecepatan keliling pada roda gigi ;

(kg/m)

Keterangan :

V= kecepatan keliling

db1= diameter jarak lagi

n1= putaran/menit

= (kg/m)

.
= (kg/m)

.
= (kg/m)

=2.8(kg/m)

B. Perhitungan daya rencana pada roda gigi ;

(kw)

46
Keterangan :

= daya tangensial

= daya rencana

V = kecepatan keliling

= (kw)

.
= (kw)
.

.
= (kw)
.

=17.4 (kw)

Jadi roda gigi dapat menerima daya sebesar 17.4kw.

4.3 Perhitungan Biaya Pembuatan

Dalam merencanakan mesin packaging ini kami membeli spare part yang

ada dipasaran hanya sebagian yang memodifikasi sendiri atau membuatnya

sendiri. Kami menggunakan spare part yang sudah ada dipasaran agar dalam

penggunaan mesin ini dalam jangka waktu lama, jika mengalami kerusakan spare

part mudah dicari ditoko yang menjualnya.

47
4.3.1 Tabel Daftar Sparepart Dan Perhitungan Harga.

NO NAMA SPAREPART JUMLAH HARGA

1 Motor Gearbox 1 Pcs 150.000

2 Plate Motor 1 Pcs 75.000

3 Plate Body 1 Pcs 60x30 (1cm) 285.000

4 Plate siku kaki 1 Pcs 100.000

5 Roda Kaki 1 Set 20.000

6 Plate Galvallum 1 Pcs 1x1 meter 38.000

7 Teflon Belt Anti Panas 3 Set 150.000

8 Heater 220V 1 Pcs 175.000

9 Alumunium 1 Pcs 50.000

10 Thermo Cuople 1 Pcs 150.000

11 Thermo Control 1 Pcs 220.000

12 Contraktor 1 Pcs 75.000

13 Mcb 1 Pcs 25.000

14 Travo 10A 1 Pcs 250.000

15 Plate Elemen Heater 2 Pcs 50.000

16 Diode 5A 1 Pcs 7.500

17 Pulley Roller 4 Pcs 70.000

18 Besi As (poros) 6 Pcs 100.000

19 Spure Gear 2 Pcs 200.000

48
20 Rumah Bearing 6 Pcs 100.000

21 Pulley Timing Belt 3 Pcs 50.000

22 Pulley Motor 1 Pcs 15.000

23 V-Belt Ring 1 Set 10.000

24 Pulley Roller Conveyor 2 Pcs 30.000

25 Belt Conveyor 1 Pcs 15.000

26 Kabel 3 Meter 10.000

27 Kabel Thermo Couple 1 meter 20.000

28 Kabel Power + Jack 1 Pcs 12.500

29 Kapasitor 1 Pcs 5.500

30 Saklar 1 Pcs 7.000

31 Petensio (speed Control) 1 Pcs 15.000

32 Bearing 6201 16 Pcs 120.000

33 Rel Panel Contraktor 1 Pcs 3.500

34 Ebonite 1 Pcs (5x10cm) 15.000

35 Levelling Teflon Belt 2 Set 50.000

36 Mur + Baut M12 6 Pcs 3.000

37 Mur + Baut M10 10 Pcs 5.000

38 Mur + Baut M8 8 Pcs 4.000

39 Cat 1 pcs 20.000

40 Besi seng 1pcs (1x1meter) 45.000

49
41 Lain-lain - 200.000

TOTAL BIAYA Rp.2.946.000

Tabel 4.1 Tabel daftar harga

Dalam merencanakan mesin packaging ini biaya yang kami perlukan dalam

pembelian spare part menghabiskan dana sebesar; Rp. 2.946.000. kami

menyadari Ini hasil karya pertama kami sebagai seorang teknik mesin biaya

sebesar itu bisa kami efisiensikan lagi jika dinantinya untuk diproduksi massal

untuk dijual di home industri.

Dari hasil analisa dan pengerjaan mesin packaging diatas sangat

memerlukan ketelitian dan akurasi yang tepat dalam mengerjakan konstruksi

terutama pada bagian perancangan pulley roller belt anti panas. Poros harus

berada pada posisi yang terpusat dan kami mengusahakan tidak ada toleransi

sedikitpun, karena dalam prosesnya kami mengalami kendala dalam belt anti

panas yang selalu keluar dari jalur yang mengakibatkan teflon belt putus.

Pemilihan plat body adalah penemuan terakhir kami dari hasil analisa

sebelumnya yang selalu gagal dan mengakibatkan biaya membengkan diluar

rencana.

Hasil laminasi plastik akan bagus jika setelan pada elemen heater

disesuaikan dengan ketebalan plastik, panas yang dihasilkan elemen heater akan

berpengaruh jika kecepatan pulley terlalu cepat tapi suhu heater tdak naik atau

50
belum mencapai puncak panas hasil laminasi akan kurang bagus tidak merekat

sempurna. Suhu ruangan juga berpengaruh terhadap panas elemen heater

karena jika suhu terlalu dingin panas elemen akan sedikit agak lama untuk

mencapai titik panas yang diinginkan.

51
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan perencanaan dan proses dari data pembahasan sebelumnya,

maka dapat diambil suatu kesimpulan sebagai berikut, antara lain adalah :

1. Dalam perancangan pengerjaan mesin di atas harus menggunakan

ketelitian serta memperhatikan toleransi yang di ijinkan, terutama pada

proses pengerjaan roller belt anti panas poros harus pada posisi center

dan kokoh pada body mesin tersebut.

2. Teflon belt anti panas dikarenakan bahan spare part jenis ini masih

langka untuk didapat dan rawan putus jika dia tidak seimbang ketika

berjalan di roller, maka perlu ketelitian dalam pengerjaan rangka mesin.

3. Dalam pengerjaan mesin ini penulis mengalami banyak kegagalan dalam

mengerjakan mesin butuh watu sampai tiga kali percobaan agar

mendapat hasil yang dinginkan.

4. Roda gigi sengaja penulis buat sendiri karena rencana awal kami

mengunakan poros diameter 12mm, untuk mendapatkan roda gigi yang

sesuai sulit untuk didapat maka penulis memutuskan untuk membuat

sendiri.

52
5. Pulley pengerak di buat lebih besar dari pulley yang digerakkan, dalam

hal ini diameter pulley penggerak diameter 46mm sedangkan pulley

yang digerakkan diameter 25mm.

6. Dan yang terakhir dapat penulis simpulkan bahwa mesin packaging jenis

roller continius seller ini lebih banyak menghasilkan laminasi dibanding

mesin packaging dengan sistem press.

5.2 SARAN

Perencanaan dan perhitungan dari gambar sketsa harus diperhatikan


dalam merancang suatu komponen permesinan, juga kebutuhan daya masukan
dan keluaran harus direncanakan dan ditentukan terlebih dahulu, sehingga
dikemudian tinggal realisasi pada benda kerja.

Sehingga dengan demikian efesiensi bahan maupun jenis bahan, waktu


pengerjaan material dapat ditekan sedemikian sehingga efesiensi suatu
komponen mesin itu sangat tinggi.

Baik segi kepresisian suatu benda kerja atau pengerjaan yang khusus
untuk digolongkan yang butuh presisi tinggi dan yang tidak memerlukan
ketelitian. Sehingga didapat hasil yang diinginkan sesuai rencana dan
perhitungan.

Dari hasil analisa dan proses pengerjaan yang penulis lakukan sendiri

bersama kelompok maka penulis dapat memberikan saran untuk kemajuan

universitas wijaya putra surabaya, sebagai berikut :

53
1. Untuk membuat atau merancang sebuah mesin langkah pertama adalah

persiapan bahan, sarana dan prasarana pendukung agar tercipta sebuah karya

yang benar-benar sesuai yang di inginkan.

2. Untuk mendapatkan hasil laminasi yang maksimal hendaknya beban tekanan

dari landasan elemen disesuaikan jaraknya sesuai dengan ketebalan plastik.

3. Letak elemen heater harus pada posisi yang sesuai penulis sengaja menaruh

disebelah kanan awal masuk putaran teflon belt, agar plastik mendapat ruang

pendingin yang agak lama setelah proses laminasi.

4. Hendaknya sebelum proses melaminasi siapkan bahan yang sudah siap agar

supaya dapat melakukan laminasi secara maksimal.

5. Ketelitian dalam menentukan housing bearing dan body rangka mesin harus

presisi agar roller belt berjalan sempurna.

54
DAFTAR PUSTAKA

1. Drs. Daryanto , 2002, Pengetahuan Teknik Listrik Dasar, sinar grafika offset,

solo.

2. Sularso, kiyokatsuSuga, 1997. Design Of Machine Element, Jakarta, Tokyo

:Pertija.

3. Ismail muchsin, 2001.ElemenMesin II.

4. Ir. Ohan Juhana, 2000.Mengambar teknik mesin, pustaka grafika, Bandung.

5. Steven Sonsino, (1990:8).Packaging Design Graphics Material Technology.


LAMPIRAN A
Tabel roda gigi menurut letak poros

Letak Poros Rodagigi Keterangan


Rodagigi lurus Klasifikasi atas dasar bentuk
Rodagigi miring alur gigi
Rodagigi Rodagigi miring ganda
dengan poros Rodagigi luar Arah putaran berlawanan
sejajar Rodagigi dalam dan pinion Arah putaran sama
Batang gigi dan pinion Gerakan lurus dan berputar
Rodagigi kerucut lurus
Rodagigi kerucut spiral Klasifikasi atas dasar bentuk
Rodagigi Rodagigi kerucut zerol jalur gigi
dengan poros Rodagigi kerucut miring
berpotongan Rodagigi kerucut miring ganda
Rodagigi permukaan dengan Rodagigi dengan poros
poros berpotongan berpotongan berbentuk
istimewa
Rodagigi miring silang Kontak gigi
Batang gigi miring silang Gerak lurus dan berputar
Rodagigi Rodagigi cacing silindris
dengan poros Rodagigi cacing selubung
silang ganda
Rodagigi cacing samping
Rodagigi hiperboloid
Rodagigi hipoid
Rodagigi permukaan silang
LAMPIRAN B

Gambar Macam Bantalan Peluru

Macam-macam gambar roda gigi

Rodagigi Rack dan Pinion


Rodagigi Lurus Luar

Rodagigi Permukaan
Rodagigi Miring
Rodagigi Kerucut Miring
Rodagigi Kerucut Hypoid

Rodagigi Kerucut Lurus


Rodagigi Cacing

GAMBAR BAGIAN-BAGIAN MESIN PACKAGING

Gambar roller
Gambar bagian roller, poros, pulley

Conveyor tampak samping

Anda mungkin juga menyukai