Kelompok 5 :
Risa Estiya Fitri 51622120059
Oman Nurjaman 51622120063
Imam Agus Faisal 51622120054
Agus Istiadi 51622120060
Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan kasih
sayang serta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah “Quality Cost
Management and Just In Time” ini dengan tepat waktu.
Makalah ini disusun sebagai syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah
“Akuntansi Manajemen Lanjutan” dari Bapak Dr. Andry Arifian Rachman., S.E., M.Si.,
Ak. CA. selaku Dosen mata kuliah Akuntansi Manajemen. Semoga Makalah ini dapat
dipahami bagi bapak/ibu dosen dan setiap rekan-rekan mahasiswa yang membacanya
dan untuk menambah pengetahuan bagi mahasiswa lain yang ingin mempelajari materi
ini. Sekiranya Makalah yang telah penulis susun ini dapat berguna bagi penulis sendiri
maupun bagi setiap orang yang membacanya.
Penulis menyadari bahwa dalam Makalah “Quality Cost Management and Just
In Time” ini masih banyak terdapat kekurangan, dan penulis mohon maaf apabila
terdapat penyampaian kalimat yang kurang baik, untuk itu saran dan kritik dari berbagai
sumber yang dapat membangun sangat penulis harapkan sehingga menjadi lebih baik
untuk kedepannya.
Penulis
Risa, Oman, Agus, Imam
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang Masalah 1
1.2 Identifikasi Masalah 3
1.3 Tujuan Penulisan Makalah 3
1.4 Manfaat 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5
2.1 Teori 5
2.1.1 Definisi Kualitas 5
2.1.2 Definisi Biaya Kualitas 7
2.1.3 Tipe Biaya Kualitas 8
2.1.4 Laporan Biaya Kualitas dan Kegunaannya 9
2.1.5 Jenis Laporan Biaya Kualitas 9
2.1.6 Pelaporan Informasi Biaya Kualitas 10
2.1.7 Just In Time dan Karakteristik 11
2.1.8 Strategi dalam Penerapan Just In Time 12
2.1.9 Dampak JIT Terhadap Kemampuan
Penelusuran Biaya dan Biaya Produksi 13
2.1.10 Prinsip Kerja Just In Time 14
2.1.11 Aspek Pokok Just In Time 15
2.1.12 Keuntungan dan Kelemahan Just In Time 15
BAB IV KESIMPULAN 32
4.1 Kesimpulan 32
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
Konsep Just In Time merupakan konsep yang bersifat universal dan dapat
diterapkan oleh perusahaan di mana pun yang ada di seluruh dunia. Maka, sistem Just In
Time ini juga mulai diterapkan di perusahaan yang ada di Indonesia. Salah satunya
adalah anak perusahaan Toyota yang berada di Indonesia. Setelah itu, sistem Just In
Time pun juga mulai merambat ke perusahaan industri yang lainnya dan juga menarik
perhatian penyedia jasa untuk mengadopsi sistem tersebut. Usaha jasa tersebut antara
lain : meubel, gerai makanan siap saji (fast food restaurant), kedai kopi, dan lain-lain
(Haming dan Nurnajamuddin dan Haming, 2007: 295).
2.1 Teori
2.1.1 Definisi Kualitas
5
6
Menurut Hansen dan Mowen (1994 ; 773) terdapat dua jenis kualitas
yaitu:
1. Quality of Design (Kualitas Desain)
"Quality of design a function of product specification" kualitas desain
merupakan suatu rincian atau spesifikasi produk yang menjadi sifat dari suatu
produk dipasar. Jika produk tersebut tidak dapat memenuhi kebutuhan dan
keinginan konsumen, maka produk tersebut sudah tidak memenuhi quality of
design. Produk dengan kualitas desain yang lebih tinggi mencerminkan biaya
produksi yang lebih tinggi akibatnya harga jual lebih tinggi, karena produk
tersebut akan memberikan kepuasan yang lebih besar kepada konsumen.
2. Quality of Conformance (Kualitas Kesesuaian)
"Quality of conformance is a measure of how a product meets is requirements or
specification. If the product all of the designed specification, it is fitness for use."
Kualitas keseuaian merupakan ukuran seberapa jauh produk akhir sesuai dengan
standar atau spesfikasi yang telah ditentukan. Jika produk tersebut mampu
memenuhi semua spesifikasi maka produk tersebut, merupakan produk
berkualitas tinggi.
Dari kedua jenis kualitas tersebut quality of conformance yang perlu
mendapat perhatian lebih besar dari pihak manajemen, karena sebagian besar
masalah yang dihadapi badan usaha seperti pemborosan bahan baku, tenaga
kerja, maupun waktu, disebabkan oleh ketidaksesuaian produk akhir dengan
spesifikasi sehingga mengakibatkan badan usaha kehilangan penjualan,
meningkatkan biaya dan penurunan profiabilitas.
7
1. Pembelian dalam unit yang kecil dengan pengiriman yang sering. Harga
12
terdapat satu penawaran yang dipilih untuk komponen tertentu dengan daerah
geografis yang dekat dan dengan kontrak jangka panjang
2. Dalam penilaian supplier menekankan pada mutu produk, performa pengiriman
dan harga dan tidak ada prosentase penolakan dari supplier yang dapat diterima
(karena kualitas komponen yang diterima berkualitas).
3. Dalam hal inspeksi komponen yang masuk, inspeksi komponen dikurangi dan
dieliminasi.
4. Dalam hal penentuan metode transportasi terdapat perhatian pada angka angkut
serta pengiriman yang tepat waktu, dan jadwal pengiriman diserahkan pada
pembeli.
5. Dalam hal penentuan spesifikasi produk, pembeli lebih percaya spesifikasi
performa daripada desaign produk, supplier didorong agar lebih inovatif.
6. Dalam hal pekerjaan klirekel, lebih sedikit waktu yang digunakan untuk
klirekel
7. Waktu oengiriman dan tingkat kuantitas dapat diubah selalui pemberitahuan
telpon saja.
8. Dalam hal kemasan, konteiner standart yang kecil digunakan untuk menopang
kualitas yang tepat dan spesifikasi yang tepat
Produksi
A. Manfaat tangible
d. Persediaan menurut paradigma lama, dalam hal ini selalu dikaitkan dengan
produksi dalam jumlah besar. Untuk menjaga kelangsungan proses produksi maka
persediaan yang besar dan aman perlu diadakan. Oleh karena itu, sistem Just In
Time menghendaki barang dibuat sesuai dengan kebutuhan hanya pada saat
dibutuhkan.
e. Quality improvement dimulai dari : Pemberdayaan karyawan kemudian kualitas
sebagai paradigma baru setiap orang dan akhirnya pada gugus kendali mutu.
f. Perbaikan kualitas menurut konsep Just In Time adalah usaha yang secara terus
menerus dilakukan. Tujuannya adalah peningkatan produktivitas melalui
pemenuhan harapan konsumen dalam hal kualitas dan waktu. Kualitas dalam
paradigma baru ini menjadi urusan setiap orang.
PT ABC
Laporan Biaya Kualitas
Untuk Tahun yang berakhir 31 Desember 2017
Biaya Pencegahan:
1. Pelatihan kualitas
10.000.000
2. Rekayasa keandalan
65.000.000 75.000.000 1.5 %
Biaya Penilaian:
7. Sisa 150.000.00
0
17
18
Penjualan Akrual Rp 5M
Rp 1M / Rp 5M = 20%
Berdasarkan laporan laba rugi dan biaya kualitas, perusahaan yakin dapat
menurunkan biaya kualitas hingga 50% dalam 18 bulan. Dengan menurunkan
biaya kualitas hingga 50% maka dapat mengurangi biaya per unit sebesar Rp
1.600 per unit ((50% x 3.2 M/1 juta unit) – yang akan dapat membuat
penuruna harga jual Rp 1.000 segera, Rp 1.000 dalam jangka waktu 6 bulan,
dan Rp 1.000 dalam 12 bulan berikutnya.
Standar ini mengacu pada zero-defects standard yang mengacu produk atau jasa
untuk diproduksi dan dikirim sesuai dengan yang ditargetkan.
iii. Kualifikasi atas standar kualitas
Kualitas dapat diukur dari biaya-biayanya, jika biaya kualitas menurun, maka
akan dihasilkan kualitas yang lebih tinggi. Perusahaan dengan program
manajemen kualitas yang berjalan baik, dapat berjalan dengan biaya kualitas
sekitar 2.5% dari penjualan. Standar 2.5% ini adalah persentase untuk total biaya
kualitas. Jika zero defect tercapai, ,maka nilai ini adalah untuk biaya pencegahan
dan penilaian.
iv. Standar fisik
Untuk manajer lini ban bagian operasional, ukiuran fisik dari kualitas-seperti
jumalh kerusakan unit, persentase kegagalan eksternal, kesalahan penagihan, dan
kesalahan kontak mungkin lebih bermakna. Untuk ukuran fisik, standar
kualitasnya adalah zero defect atau zero error, dengan tujuan agar setiap orang
bertindak dengan benar sejak awal.
v. Penggunaan standar standar interim
Bagi Sebagian besar perusahaan, standar zero defect merupakan tujuan jangka
Panjang, sehingga standar perbaikan kualitas secara tahunan perlu
dikembangkan agar manajer dapat menggunakan laporan kinerja untuk menilai
kemajuan kinerja yang dicapai atas dasar interim.
b. Jenis Laporan Kinerja Kualitas
Laporan kinerja kualitas mengukur kemajuan yang direalisasikan oleh program
peningkatan kualitas perusahaan. Terdapat tiga jenis laporan biaya kualitas:
i. Laporan standar interim
Perusahaan harus menyiapkan standar kualitas interim setiap tahun dan membuat
perencanaan untuk mencapai tingkat yang ditargetkan. Setiap akhir tahun,
laporan kinerja tahunan dibuat untuk membandingkan biaya kualitas actual
dengan yang ditargetkan.
Berikut adalah contoh lapora standar interim:
22
PT ABC
Laporan Biaya Kualitas
Untuk Tahun yang berakhir 31 Desember 2017
Biaya
Biaya Aktual (Rp) dianggarkan Selisih (Rp)
(Rp)
Biaya Pencegahan:
Biaya Penilaian:
Total Biaya Kegagalan Internal 150 juta 140.5 juta 9.5 juta U
Total Biaya Kegagalan Eksternal 230 juta 212.5 juta 17.5 juta U
Juga dapat diperoleh dengan menganalisa tren dari setiap kategori biaya, seperti
terlihat fari contoh berikut:
Dapat dilihat pada grafik tren diatas, bahwa perusahaan telah sukses dalam
menurunkan biaya kegagalan internal dan eksternal.
24
PT ABC
Laporan Biaya Kualitas
Untuk Tahun yang berakhir 31 Desember 2017
Biaya
Biaya Aktual (Rp) dianggarkan Selisih (Rp)
(Rp)
Biaya Pencegahan:
Biaya Penilaian:
menjadi bahan jadi, kemudian dijual hingga ketangan pembeli. Perusahaan memiliki
beberapa gudang yang terletak di Gresik, Ponorogo, dan juga Surabaya. Kegiatan
Produksi dilakukan di Gudang Ponorogo, sedangkan Gresik dan Surabaya digunakan
sebagai gudang barang jadi yang siap di jual. Selain memproduksi barang perusahaan
juga bekerja sama dengan beberapa pengrajin sapu yang ada di Ponorogo untuk
memenuhi persediaan barang dimana para pengrajin wajib mengikuti standar yang telah
ditetapkan oleh perusahaan.
Data Tingkat Kerusakan Produk Sapu Ijuk Per Februari – Juni 2021
Bulan Bahan Baku Proses Produk Selisih
(BB) Produksi Akhir (PA) Kerusakan
(PP)
Februari 24.802.365,3 23.378.135 22.271.165 1.531.200,3
Maret 28.193.324,9 26.808.145 26.430.665 1.762.659,9
April 18.484.414,3 17.183.135 17.033.260 1.451.154,3
Mei 8.117.991,2 7.138.570 6.848.180 1.269.811,2
Juni 15.782.231,2 14.986.670 14.465.335 1.316.896,2
Sumber : Produksi Bulan Januari – Juni 2021 UD. Sukri Dana Abadi
27
Berdasarkan tabel diatas, tingkat kerusakan produk pada UD. Sukri Dana Abadi
mengalami naik turun. Yang artinya pengendalian kualitas pada perusahaan tersebut
belum stabil. Faktor penyebab kerusakan pada produk disebabkan karena bahan baku
ijuk yang jelek, kurang kompeten tenaga kerja dalam memproduksi produk atau bisa
disebabkan karena faktor peralatan yang berumur tua.
Berdasarkan tabel diatas, maka dapat diketahui kebutuhan bahan baku setiap bulannya pada
tahun 2021 yaitu sebagai berikut :
Total Kebutuhan Bahan Baku/Bulan
Berdasarkan uraian diatas, peneliti menyajikan data biaya penyimpanan bahan baku
sebelum penerapan Just In Time yang harus dikeluarkan oleh UD. Sukri Dana Abadi.
Berdasarkan data yang disajikan pada tabale 4.8 maka dapat diketahui bahwa biaya
penyimpanan bahan baku per bulan pada tahun 2021 sebelum penerapan JIT adalah Rp.
7.463.577
Biaya Persediaan Bahan Baku Sesudah Penerapan Just In Time Purchasing
Dalam melaksanakan aktivitas pembelian, perusahaan melakukan pembelian bahan
baku sebanyak 2 kali dalam sebulan. Berdasarkan tabel diatas, maka peneliti akan
menyajikan rata-rata bahan baku perbulan UD. Sukri Dana Abadi pada tahun 2021
sebelum menerapkan Just In Time yang disajikan pada tabel di bawah ini:
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa rata-rata persediaan bahan baku setelah
penerapan Just In Time lebih kecil dibandingkan sebelum just in time. hal ini
dikarenakan dengan sistem just in time pemesanaan dilakukan dalam jumlah kecil tetapi
dengan frekuensi yang lebih tinggi yakni pemesanan bahan baku dilakukan sebanyak
dua kali dalam sebulan. Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dihitung biaya
penyimpanan bahan baku yang harus dikeluarkan UD. Sukri Dana Abadi setelah
penerapan Just In Time, dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
30
Berdasarkan tabel diatas, maka dapat dilihat besarnya biaya penyimpanan bahan baku
UD. Sukri Dana Abadi dengan menggunakan Just In Time yaitu sebesar Rp. 3.731.7
31
Berdasarkan tabel, terdapat perbedaan antara biaya penyimpanan bahan baku sebelum dan
sesudah penggunaan Just In Time. biaya penyimpanan sebelum just in time yaitu sebesar Rp.
7.463.577 sedangkan biaya penyimpanan sesudah Just In Time yaitu sebesar Rp. 3.732.788
maka terdapat selisih Rp. 3.731.788 yang artinya Just In Time dapat menekan biaya sebesar
Rp. 3.731.788. Dengan menekan biaya sebesar Rp. 3.731.788 maka penerapan Just In Time
purchasing dapat mengefisiensi biaya purchasing.
BAB IV
KESIMPULAN
4.1. Kesimpulan
Quality Cost Management dan Just In Time memiliki peranan yang saling berkaitan
dalam meningkatkan suatu produk di Perusahaan yang di butuhkan oleh konsumen, dengan
memperhitungkan nilai suatu produk dan jasa tanpa adanya kekurangan sedikitpun dalam
menilai suatu produk dan jasa, dan menghasilkan produk dan jasa sesuai harapan tinggi dari
konsumen.
Dengan melakukan Analisis biaya kualitas pada perusahaan di bagian aktivitas
pengendalian kualitas produksi, yang bertujuan menjaga kualitas produksi tetap diminati oleh
konsumen. Seperti mampu menelusuri biaya kualitas yang tersembunyi dan tidak
tersembunyi, dan mampu membagi tipe biaya kualitas berdasarkan kelompok, yang di
tuangkan dalam bentuk laporan biaya kualitas. Laporan yang di dapat oleh manajemen
tersebut akan di pelajari dengan menghasilkan kebijakan atau keputusan manajemen dalam
mengaplikasikan system informasi biaya kualitas dengan baik.
Sistem Just in Time dalam pendekatan indentifikasi dan eliminasi pemborosan suatu
aktifitas Produksi, hanya memproduksi jenis-jenis barang yang diminta sejumlah barang
yang diperlukan dan pada saat dibutuhkan oleh konsumen tanpa mengurangi kualitas produk
yang di inginkan konsumen. Seperti di perusahaan-perusahaan jepang, Konsep just in time
dalam bahan baku yang digunakan untuk aktifitas produksi didatangkan dari pemasok atau
suplier tepat pada waktu bahan itu dibutuhkan oleh proses produksi, sehingga akan sangat
menghemat bahkan meniadakan biaya persediaan barang / penyimpanan barang / stocking
cost. Tujuan just in Time menghasilkan sebuah produk hanya jika di butuhkan dan hanya
dalam kuntitas yang diminta oleh para konsumen. Sehingga sistem JIT ini dapat memberi
manfaat lebih bukan hanya konsumen namun perusahaan yang mekukan proses produksi
dapat menghemat waktu dan pengeluaran unutk proses produksi.
DAFTAR PUSTAKA
Hansen, Don R. and Maryanne M. Mowen. (2004) Akuntansi Manajemen, Buku 1. Edisi 7.
Jakarta:Salemba Empat.
Hansen, Mowen, Guan (2009). Cost Management, 6th Edition. Mason Ohio : South Western
Cengage Learning.
Hansen dan Mowen. 2019. Dasar-Dasar Akuntansi Manajerial. Jakarta: Salemba Emp
Hasanah, Robiatul. Yovita R, Pardin, Maria. 2021. Pengaruh Total Quality Control dan Just
In Time Terhadap Peningkatan Kualitas Produk dan Efisiensi Biaya. Jurnal Ekonomi
Akuntansi.