AUDITING-II
“Audit terhadap siklus pengeluaran: pengujian substantif terhadap
aktiva tidak berwujud”
Disusun oleh :
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS AL-AZHAR MEDAN
T.A 2019/2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadiran ALLAH SWT, karena atas
berkat,rahmat, taufik, dan hidayahnya yang telah memberikan kami nikmat umur panjang,
nikmat kesehatan dan nikmat lainnya, sehingga kami dapat menyelasaikan makalah yang
berjudul “Audit terhadap siklus pengeluaran: pengujian substantif terhadap aktiva
tidak berwujud” dengan baik.
Dari Makalah yang kami buat/susun ini masih banyak terdapat kekurangan oleh karena itu
kami masih membutuhkan saran dan kritikan yang sifatnya membangun. Maka dari itu kami
harapkan dari semua pihak untuk perbaikan Makalah ini.
Semoga makalah yang kami buat ini dapat bermanfaat dan berguna bagi kita semua,
terutama Fakultas Ekonomi.
Kelompok II
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang....................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................................1
1.3 Tujuan Pembahasan............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................................3
2.1 Pengertian Aktiva tidak berwujud......................................................................................3
2.2 Jenis-jenis aktiva tidak berwujud........................................................................................3
2.3 Prinsip akuntansi berterima umum penyajian aktiva tidak berwujud didalam neraca........5
2.4 Tujuan pengujian substantif terhadap aktiva tidak berwujud.............................................5
2.5 Program pengujian substantif terhadap aktiva tidak berwujud...........................................8
2.6 Karakteristik aktiva tidak berwujud..................................................................................15
2.7 Dokumen dan catatan terkait dengan Aktiva Tidak Berwujud.........................................16
BAB III PENUTUP...............................................................................................................17
3.1 Kesimpulan........................................................................................................................17
3.2 Saran..................................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Perusahaan seringkali mengeluarkan sumber daya untuk mendapatkan, mengembangkan,
memelihara atau memperkuat sumber daya tidak berwujud, seperti ilmu pengetahuan dan
teknologi, desain dan implementasi sistem atau proses baru, lisensi, hak kekayaan intelektual,
pengetahuan mengenai pasar dan merek dagang (termasuk merek produk/brand names).
Contoh aset tidak berwujud yang dicakup dalam judul luas tersebut adalah : peranti lunak
komputer, hak paten, hak cipta, film gambar hidup, daftar pelanggan, hak penguasaan hutan,
kuota impor, waralaba, hubungan dengan pemasok atau pelanggan, kesetiaan pelanggan, hak
pemasaran, dan pangsa pasar.
Dalam definisi aset tidak berwujud terdapat kriteria bahwa keteridentifikasian aset tidak
berwujud harus dibedakan secara jelas dengan muhibah ( goodwill ). Muhibah ( goodwill )
yang timbul dari pengabungan usaha berbentuk akuisisi mencerminkan pembayaran yang
dilakukan oleh pihak yang mengakuisisi dengan harapan akan memperoleh manfaat
ekonomis di masa depan. Manfaat ekonomis di masa depan akan timbul dari sinergi antara
aset yang diperoleh yang dapat diidentifikasi atau dari aset, yang secara individual, tidak
memenuhi syarat untuk diakui dalam laporan keuangan walaupun yang mengakuisisi bersedia
untuk membayar aset tersebut
1. Akitva tidak berwujud yang eksistensinya dibatasi oleh hukum, peraturan, perjanjian
atau karena sifat aktiva itu sendiri. Contoh : paten, leasehold, hak cipta (copyright),
fixed-term franchises, lisensi, goodwill, biaya organisasi.
2. Aktiva tidak berwujud yang eksistensinya tidak terbatas, pada saat pemerolehannya
tidak menunjukkan adanya keterbatasan eksistensinya. Contoh : merk dan nama
dagang (trademarks and trade names), proses atau rumus rahasia, perpetual franchises,
goodwill.
Kos aktiva tidak berwujud kelompok pertama harus diamortisasi dengan cara yang
sistematik selama umur ekonomisnya, sedangkan kos aktiva tidak berwujud kelompok yang
kedua dapat dicantumkan selamanya di, kecuali jika telah ada bukti yang menunjukkan
bahwa aktiva tidak berwujud tersebut sudah tidak mempunyai manfaat lagi bagi pemiliknya
di masa yang akan datang.
1. Pengujian analistik
2. Pemeriksaan bukti pendukung transaksi yang berkaitan dengan aktiva tidak berwujud.
3. Inspeksi terhadap dokumen yang menunjukkan hak kepemilikan atas aktiva tidak
berwujud.
4. Pemeriksaan terhadap dokumen hak milik dan kontrak.
1. Pengujian analistik.
2. Pemeriksaan bukti pendukung transaksi yang berkaitan dengan aktiva tidak berwujud.
3. Inspeksi terhadap aktiva tidak berwujud.
4. Pemeriksaan terhadap dokumen hak milik dan kontrak.
Membuktikan asersi hak kepemilikan klien atas aktiva tidak berwujud yang
dicantumkan di neraca. Untuk membukikan hak kepemilikan klien atas aktiva tidak
berwujud yang dicantumkan di neraca, auditor melakukan pengujian substantif berikut ini:
1. Pemeriksaan buktí pendukung transaksı yang berikaitan dengan aktiva tidak berwujud
2. Inspeksi terhadap aktiva tidak berwujud
3. Pemeriksaan terhadap dokumen hak milik dan kontrak.
Sebelum membuktikan apakah saldo aktiva tidak berwujud yang dicantumkan oleh klien
di neracanya sesuai dengan aktiva tidak berwujud yang benar-benar ada pada tanggal neraca,
auditor melakukan rekonsiliasi antara informasi aktiva tidak berwujud yang dicantumkan di
neraca dengan catatan akuntansi yang mendukungnya. Rekonsiliasi ini penting untuk
dilakukan agar auditor memperoleh keyakinan bahwa informasi aktiva tidak berwujd yang
dicantumkan di neraca didukung dengan catatan akuntansi yang dapat dipercaya. Oleh karena
itu, auditor melakukan lima prosedur audit berikut ini dalam melakukan rekonsiliasi
intormasi aktiva tidak berwujud di neraca dengan catatan akuntansi yang bersangkutan:
1. Usut saldo aktiva tidak berwujud yang tercantum di neraca ke saldo akun aktiva tidak
berwujud yang bersangkutan di buku besar.
2. Hitung kembali saldo akun aktiva tidak berwujud di buku besar.
3. Lakukan review terhadap mutasi luar biasa dalam jumlah dan sumber posting dalam
akun Aktiva tidak Berwujud dan Akumulasi Amortisasinya.
4. Usut saldo awal akun Aktiva Tidak Berwujud ke kertas kerja tahun yang lalu.
5. Usut posting Pendebitan dan Pengkreditan akun Aktiva tidak Berwujud ke dalam
jurnal yang bersangkutan.
Prosedur Analitik
2. Lakukan prosedur analitik
a. Hitung ratio berikut:
- Tingkat perputaran aktiva
tidak berwujud
- Ratio laba bersih dengan
aktiva tidak berwujud
- Ratio aktiva tidak
berwujud dengan total
aktiva
b. Lakukan analisis hasil
prosedur analitik dengan
harapan yang didasarkan pada
data masa lalu, data industri,
jumlah yang dianggarkan,
atau data lain.
Pengujian Terhadap Transaksi
Rinci
3. Periksa dokumen yang
mendukung pemerolehan aktiva
tidak berwujud
4. Periksa dokumen yang
mendukung transaksi amortisasi
aktiva tidak berwujud
Pengujian Terhadap Akun Rinci
5. Pelajari notuken rapat direksi,
perjanjian, surat izin dari
pemerintah, dan dokumen lain
yang membuktikan eksistensi
aktiva tidak berwujud.
6. Minta informasi dari klien atau
sumber lain mengenai manfaat
aktiva tidak berwujud bagi klien
di masa yang akan datang.
7. Lakukan inspeksi dan
pemeriksaan terhadap surat
perjanjian, surat izin dari
pemerintah, dan dokumen yang
menunjukkan hak pemilikan
klien atas aktiva tidak berwujud.
Verifikasi Penyajian dan
Pengungkapan
8. Bandingkan penyajian aktiva
tidak berwujud dengan pinsip
akuntansi berterima umum.
a. Periksa klasifikasi aktiva
tidak berwujud berdasarkan
manfaat ekonomisnya.
b. Periksa pengungkapan yang
bersangkutan dengan aktiva
tidak berwujud.
Usut saldo aktiva tidak berwujud yang tercantum di neraca ke saldo akun aktiva
tidak berwujud yang bersangkutan di dalam buku besar. Untuk memperoleh keyakinan
bahwa saldo aktiva tidak berwujud yang tercantum di neraca didukung dengan catatan
akuntansi yang dapat dipercaya kebenaran mekanisme pencatatannya, maka saldo aktiva
tidak berwujud yang dicantumkaan di neraca diusut ke akun buku besar: Paten, Leasehold,
Hak Cipta, Franchises, Lisensi, Goodwill, Biaya Organisasi, Merek dan Nama Dagang.
Hitung kembali saldo akun aktiva tidak berwujud di dalam bukur besar. Untik
memperoleh keyakinan mengenai ketelitian penghitungan saldo akun aktiva tidak berwujud
auditor menghitung kembali saldo akun aktiva tidak berwujud Sementar dan akiva tidak
berwujud Jangka Panjang, dengan cara menambah saldo awal dengan jumlah pendebitan dan
menguranginya dengan jumlah pengkreditan tiap-tiap akun tersebut.
Lakukan review terhadap mutasi luar biasa dalam jumlah dan sumber posting
dalam akun Aktiva tidak Berwujud dan Akumulasi Amortisasinya. Ketidakberesan
dalam transaksi pemerolehan dan amortisasi aktiva tidak berwujud dapat ditemukan melalui
review atas mutasi luar biasa, baik dalam jumlah maupun sumber posting dalam akun Aktiva
tidak Berwujud, Akumulasi Amortisasi, dan akun Amortisasi Aktiva tidak Berwujud.
Usut saldo awal akun Aktiva todak Berwujud dan Akumulasi Amortisasi ke
kertas kerja tahun yang lalu. Sebelum auditor melakukan pengujian terhadap transaksi rinci
yang menyangkut akun Aktiva tidak Berwujud dan Akumulasi Amortisasi yang
bersangkutan, ia perlu memperoleh keyakinan ats kebenaran saldo awal akun tersebut. Untuk
mencapai tujuan ini, auditor melakukan pengusutan saldo awal akun Aktiva tidak Berwujud
dan Akumulasi Amortisasi yang bersangkutan ke kefrtas kerja tahun lalu. Kertas kerja tahun
lalu menyediakan infprmasi tentang koreksi yang diajukan oleh auditor tahun lalu, sehingga
dengan hal ini dapat dilakukan evaluasi.
Usut posting pendebitan dan pengkreditan akun aktiva tidak berwujud ke di dalam
jurnal yang bersangkutan. Pendebitan di dalam akun aktiva tidka berwujud diusut ke
register bukti kas keluar dan pengkkreditan ke kaun-akun tersebut diusut ke jurnal umum
untuk memperoleh keyakinan bahwa mutasi penambahan dan pengurangan aktiva tidak
berwujud berasal dari jurnal-jurnal yang bersangkutan.
a. Prosedur Analitik
Ratio Formula
1. Tingkat perputaran aktiva tidak Hasil penjualan bersih + Rerata saldo aktiva
berwujud tidak berwujud
2. Ratio laba bersih dan aktiva tidka Hasil penjualan bersih + Rerata saldo aktiva
berwujud tidak berwujud
3. Ratio aktiva tidak berwujud dengan total Aktiva tidak berwujud + Total aktiva
aktiva
Periksa dokumen yang mendukung transaksi pemerolehan aktiva tidak berwujud. Aktiva
tidak berwujud diperoleh dengan cara membeli dari pihak lain atau mengembangkan sendiri
aktiva tidak berwujud tersebut. Untuk memperoleh keyakinan mengenai eksistensi akiva
tidak berwujud, auditor melakukan analisi pendebitan akun aktiva tidak berwujud dan
kemudian mengusutnya ke bukti-bukti yang mendukung pemerolehan aktiva tidak berwujud
tersebut. Untuk aktiva tidak berwujud yang diperoleh dengan cara membeli, auditor dapat
memeriksa register bukti kas keluar dan bukti beserta dokumen pcndukungnya untuk
memperoleh keyakinan mengenai eksistensi aktiva tidak berwiujud tersebut. Untuk aktiva
tidak berwujud yang berasal dari penemuan dan pengembangan sendiri, auditor dapat
memeriksa bukti memorial dan dokumen pendukungnya mengenai kapitalisasi biaya sebagai
kos aktiva tidak berwujud.
Pelajari notulen rapat direksi, perjanjian, surat izin dari pemerintah, dan dokumen lain
yang membuktikan eksistensi aktiva tidak berwujud. Eksistensi aktiva tidak berwujud diusut
ke saat pemerolehaannya. Untuk memperoleh hak sewa, hak cipta, lisensi, franchise,
diperlukan otorisasi dari manajemen puncak. Oleh karena itu, auditor perlu mempelajari
notulen rapat direksi untuk menperoleh informasi mengenai keputusan yang diambil oleh
manajemen puncak dalam pemerolehan jenis aktiva tidak berwujud tersebut. Di samping itu
pemerolehan jenis aktiva berwujud tersebut dapat diusut buktinya ke dalam surat perjanjian
(misalnya franchise dan leasehold) dan surat izin dari pemerintah (misalnya lisensi, hak cipta,
paten). Dokumen-dokumen tersebut merupakan bukti adanya aktiva tidka berwujud yang
diantumkan oleh klien di dalam neracanya. Oleh karena itu, auditor perlu mempelajari
dokumen tersebut untuk memperoleh keyakinan mengenai eksistensi aktiva tidak berwujud
tersebut.
Mintalah informasi dari klien atau sumber lain mengenai manfaat aktiva tidak
berwujud bagi klien di masa yang akan datang. Dalam menentukan manfaat ekonomi
aktiva tidak berwujud di masa yang akan datang, atuditor harus memperhatikan tiga
penyebab hilangnya manfaat ekonomis aktiva tidak berwujud: (1) berlakunya aturan
perundangan (misalnya berakhirnya hak paten), (2) berakhirnya atau perubahan kontrak
(misalnya berakhirnya lisensi, franchise), (3) Perubahan keadaan perusahaan klien (misalnya
penjualan bagian dari bisnis klien, perubahan permintaan pasar atas produk, perubahan
persaingan di pasar). Seringkali auditor perlu mengirim konfirmasi ke penasihat hukum klien,
pemberi royalty, lisensi, franchise, hak cipta, atau paten untuk memperoleh informasi
mengenai eksistensi aktiva tidak berwujud tersebut.
Lakukan inspeksi dan pemeriksaan terhadap surat perjanjian, surat izin dari
pemerintah, dan dokumen yang menunjukkan hak pemilikan klien atas aktiva tidak
berwujud. Dokumen resmi yang menunjukkan hak pemilikan atas aktiva tidak berwujud
adalah surat perjanjian, surat izin dari pemerintah, dokumen inspeksi terhadap dokumen-
dokumen tersebut untuk memverifikasi hak pemilikan klien atas aktiva tidak berwujud di
neraca.
Dalam pengujian transaksi rinci, auditor memeriksa bukti pendukung pencatatan transaksi
pemerolehan dan amortisasi aktiva tidak berwujud. Auditor juga meminta informai dari klien
mengnai manfaat aktiva tidak berwujud di masa yang akan datang dalam memverifilkasi
eksistensi aktiva tidak berwujud.
Dalam pcngujian terhadap akun rinci auditor melakukan mempelajari notulen rapat
direksi, perjanjian, surat izin dari pemerintah, dan dokumen lain yang membukikan eksistensi
aktiva tidak berwujud, meminta infomasi dari klien atau sumber lain mengenai manfaat
aktiva tidak berwujud bagi klien di masa yang akan datang, melakukan inspeksi dan
pemeriksaan terhadap surat perjanjian, surat izin dari pemerintah, dan dokumen yang
menunjukkan hak pemilikan klien atas aktiva tidak berwujud. Aktiva tidak berwujud
disajikan di neraca pada nilainya yang merupakan selisih kos dikurangi dengan amortisasi
aktiva tidak berwujud. Untuk memverifikasi penilaian aktiva tidak berwujud, auditor
melakukan verifikasi terhadap dokumen yang mendukung transaksi pemerolehan dan
transaksi amortisasi aktiva tidak berwujud.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pengujian substantif atas aktiva tidak berwujud ditujukan untuk: (1) memperoleh
keyakinan tentang keandalan catatan akuntansi yang bersangkutan dengan aktiva tidak
berwujud, (2) membuktikan keberadaan aktiva tidak berwujud dan keterjadian transaksi yang
berkaitan dengan aktiva tidak berwujud yang dicantumkan di neraca, (3) membuktikan hak
kepemilikan klien atas aktiva tidak berwujud yang dicantumkan di neraca, (4) membuktikan
kewajaran penilaian aktiva tidak berwujud yang dicantumkan di neraca, (5) membuktikan
kewajaran penyajian dan pengungkapan aktiva tidak berwujud di neraca.
Dalam prosedur audit awal, auditor membuktikan kendalan saldo aktiva tidak
berwujud dengan cara membuktikan apakah aktiva tidak berwujud yang dicantumkan di
neraca didukung dengan catatan akuntansi yang diselenggarakan dengan mekanisme
akuntansi yang dapat dipercaya. Untuk itu auditor mengusut saldo aktiva tidak berwujud
yang dicantumkan di neraca ke di dalam akun aktiva tidak berwujud yang diselenggarakan di
dalam buku besar, membuktikan ketelitian penghitungan saldo akun Aktiva Tidak Berwujud
di dalam buku besar, mengusut saldo awal akun Aktiva Tidak Berwujud dan Akumulasi
Amortisasi ke kertas kerja tahun yang lalu, membuktikan sumber pendebitan dan
pengkreditan akun aktiva tidak berwujud di dalam buku besar ke dalam register bukti kas
keluar dan jurnal umum.
Dalam prosedur analitik, auditor menghitung berbagai ratio, yaitu tingkat perputaran
aktiva tidak berwujud, ratio laba bersih dengan aktiva tidak berwujud, ratio aktiva tidak
berwujud dengan total aktiva, kemudian dibandingkan dengan harapan auditor, misalnya ratio
tahun yang lalu, rerata ratio industri, atau ratio yang dianggarkan. Pembandingan ini
membantu auditor untuk mengungkapkan peristiwa atau transaksi yang tidak biasa,
perubahan akuntansi, perubahan usaha, fluktuasi acak atau salah saji.
Dalam pengujian atas akun rinci, auditor melakukan: mempelajari notulen rapat
direksi, perjanjian, surat izin dari pemerintah, dan dokumen lain yang membuktikan
eksistensi aktiva tidak berwujud, meminta informasi dari klien atau sumber lain mengenai
manfaat aktiva berwujud bagi klien di masa yang akan datang, melakukan inspeksi dan
pemeriksaan atas surat perjanjian, surat izin dari pemerintah, dan dokumen yang
menunjukkan hak pemilikan klien atas aktiva tidak berwujud. Aktiva tidak berwujud
disajikan di neraca pada nilainya yang merupakan selisih cost dikurangi dengan amortisasi
aktiva tidak berwujud. Untuk memverifikasi penilaian aktiva tidak berwujud, auditor
melakukan verifikasi atas dokumen yang mendukung transaksi pemerolehan dan transaksi
amortisasi aktiva tidak berwujud.
3.2 Saran
Adapun saran dalam pembahasan makalah ini adalah bagaimana kita dapat
memahami tentang apa itu aktiva tidak berwujud dan bagaimana pembagian-pembagian dari
aktiva tidak berwujud serta apa saja pengujian yang ada dalam aktiva tidak berwujud. Dan
bagaimana auditor dapat mengatasi kendala dalam aktiva tidak berwujud
Daftar Pustaka
http://magussudrajat.blogspot.com/2010/11/audit-siklus-pengeluaran
pengujian_1116.html?m=1
http://vivimursal.blogspot.com/2012/05/audit-terhadap-siklus
pengeluaran.html?m=1
http://ameliasarisinaga.blogspot.com/2017/05/audit-terhadap-siklus-
pengeluaran.html?m=1
http://naenyrizqysemarang.blogspot.com/2017/01/seminar-audit-audit-terhadap-
siklus.html?m=1
Mulyadi. 2014. Auditing II. Jakarta: Salemba Empat.