rekayasa yang kulihat. Hari ini dikelasku yang baru, hasil rolingan semester ini aku
merasa penuh akan sandiwara dan permainan politik praktis. Banyak tugas yang mulai
memeras otak, tenaga dan kantong. Namun apa daya itulah tugas mahasiswa,
katanya. Dosen tak perlu lagi bersusah payah untuk menjelaskan materi perkuliahan,
dosen malah asik dengan ponsel di genggamannya. Paling untung mendapat dosen
Berbagai kontrak kuliah seakan makin membuatku tak bebas, banyak sekali
tuntutannya mulai dari penampilan, waktu keterlambatan, hingga absensi yang hanya
ditoleransi 3 hari. Lalu bagaimana sebaliknya berapa absensi yang harus ditoleransi
kepada seorang dosen, mengapa tak disebutkan pada kontrak perkuliahan sepihak
itu.
melelahkan. Tertekan akibat tugas, para mahasiswa ini mulai melakukan geriliyanya
mengimplementasikan pelajaran drama sewaktu SMA. Berikut ini ada sebuah drama
yang sudah menjadi rahasia umum di kampus,“gini aja teman-teman biar kelompok
penyaji yang buat soal diskusi, setelah itu di share ke yang lain biar mereka tahu
pertanyaan yang harus ditanyakan, nah dengan itu kelompok penyaji bisa siapin
Opini
jawabannya jauh-jauh hari dengan matang” kata si A, “setuju, dengan begitu kita bisa
dapat poin tambahan juga” kata si B, “dosen juga seneng kalau diskusi kita berjalan
dengan lancar” sambung si C, “yang lain gimana ?” tanya korti “ssetujuuuuuuu” jawab
Nah begitulah politik pratis mahasiswa, jika dengan demikian untuk apa
mereka berdiskusi? Bukankah tujuan berdiskusi adalah untuk saling bertukar gagasan.
Jika yang memberi pertanyaan juga yang menjawab lalu gagasan siapa yang
dipertukarkan? Ini juga akan mengikis daya kritis mahasiswa, suguhkan lagi hal-hal
praktis seperti ini maka lunturlah mahasiswa kritis itu. Mulai saat ini berhenti
berorientasi hanya pada poin dan nilai, yang harus dicari adalah ilmu sedalam-
dalamnya. Apa yang kalian takutkan, apakah kalian takut tak dapat menjawab
pertanyaan sulit dari kawanmu? Atau karena kalian tak memahami materi itu?
Biarakanlah semua berjalan dengan wajar tanpa drama, memang apa salahnya
saat seorang mahasiswa tak dapat menjawab sebuah pertanyaan yang ia tak
sehingga lebih banyak pengetahuan yang dapat diberikannya. Biarlah pula para
mahasiswa kritis yang lain mulai berfikir dan menemukan solusi atas pertanyaan itu.
Latihan berdiskusi yang baik akan mengasah daya kritismu secara perlahan namun
pasti.
Opini
datang ke kelas untuk mengabsen satu per satu mahasiswanya kemudian mengakhiri
perkuliahan dengan cepat. Berikan kami evaluasi atas diskusi yang telah dilakukan
dikelas dan mengaplikasikannya dalam sebuah tes atau praktik dilapangan. (SKD)