Anda di halaman 1dari 3

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Ijarah sebagai suatu transaksi yang sifatnya saling tolong menolong mempunyai landasan yang kuat dalam Al-Quran dan Hadits. Konsep ini mulai dikembangkan pada masa Khalifah Umar bin Khathab yaitu ketika adanya sistem bagian tanah dan adanya langkah revolusioner dari Khalifah Umar yang melarang pemberian tanah bagi kaum muslim di wilayah yang dilaklukkan dan sebagai langkah alternatif adalah membudidayakan tanah berdasarkan pembayaran kharaj dan jizyah. Ijarah (sewa menyewa) merupakan mekanisme syariat dalam mengelola lahan yang dimiliki oleh negara atau milik pribadi untuk disewakan (dikontrakkan). Perjanjian dalam kontrak menyewa lahan ini harus ditentukan jangka waktunya dan ditentukan secara spesifik keperluannya. Dalam masa kontrak lahan tersebut si pemilik kontrak tetap memiliki asset yang mereka (dia) bangun selama kontrak. Maka apabila kontrak berakhir, pengontrak tetap diperkenankan memiliki pohon yang telah ditanamnya atau bangunan yang dikembangkannya. Kecuali ada perjanjian sebelumnya dimana pengontrak dapat memindahtangankan bangunan dan pohon yang mereka tanam, si pemilik tanah dapat membongkar bangunan atau mencabut pohon yang ditanam di lahan tersebut di akhir periode kontrak jika pemilik tanah menghendaki, atau si pemilik tanah dapat membayar bangunan dan pohon yang ditanam tersebut. Transaksi ijarah tetap dapat dilihat bahkan makin pesat pada masa sekarang. Seiring perkembangan zaman, perusahaan-perusahaan besar telah secara otomatis melakukan transaksi ijarah Tidak ada perusahaan yang dapat berdiri tanpa adanya karyawan. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa ijarah adalah transaksi yang lazim dan berkembang pesat. Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang beragam, manusia dapat membeli atau melakukan barter untuk memperoleh aset yang dibutuhkan. Selain itu manusia juga dapat menyewa aset yang diperlukan, untuk dapat menggunakan atau mengambil manfaat dari aset yang disewanya. Akad sewa-menyewa seperti ini merupakan salah satu contoh dari akad Ijarah. Ijarah adalah akad pemindahan hak guna (manfaat) atas suatu aset atau jasa sementara hak kepemilikan aset tetap

pada pemberi sewa. Sebaliknya penyewa atau pengguna jasa memiliki kewajiban membayar sewa atau upah. Pengalihan kontrak atau aset yang disewa kemudian disewakan kembali pada pihak lain boleh dilakukan baik dengan harga sama, lebih tinggi atau lebih rendah asalkan pemberi sewa mengizinkannya. Namun bila disewakan kembali pada pemberi sewa, maka syaratnya adalah kedua akad (yaitu dari pemberi sewa ke penyewa pertama atau dari penyewa pertama ke penyewa berikutnya yang tidak lain memberi sewa sendiri) harus tunai. Salah satu bentuk kegiatan manusia dalam lapangan muamalah adalah Ijarah. Ijarah sering disebut dengan upah atau imbalan. Kalau sekiranya kitabkitab fiqih sering menerjemahkan kata Ijarah dengan sewa menyewa, maka hal tersebut janganlah diartikan menyewa sesuatu barang untuk diambil manfaatnya saja, tetapi harus dipahami dalam arti yang luas. Masalah operational lease and financial lease (sewa) dalam sistem perbankan Islam/syariah berpegang kepada prinsip bank syariah.Sewa merupakan prinsip dasar perbankan syariah, selain dari prinsip Al-wadiah, bagi hasil (Profit sharing) jual beli, jasa.Sewa-menyewa dalam Islam biasa disebut ijarah semua barang yang mungkin diambil manfaatnya dengan tetap zatnya, sah untuk disewakan, apabila kemanfaatannya itu dapat ditentukan dengan salah satu dari dua perkara, yaitu dengan masa dan perbuatan. Sewa-menyewa artinya melakukan akad mengambil manfaat sesuatu yang diterima dari orang lain dengan jalan membayar sesuai dengan perjanjian yang telah ditentukan. Namun sampai saat ini,mayoritas produk pembiayaan Bank Syari'ah masih terfokus pada produk-produk murabahah.Dengan pembiayaan murabahah ,bank syari'ah hanya dapat melayani kebutuhan nasabah unruk memiliki barang,sedang nasabah yang membutuhkan jasa tidak dilayani.Dengan skim ijarah,Bank Syari'ah dapat pula melayani nasabah yang hanya membutuhkan jasa. Ijarah tidak dapat dirusak oleh meninggalnya salah satu dari yang berakad, tetapi bisa rusak karena rusaknya barang yang disewakan. Dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat memiliki kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhi baik kebutuhan primer, sekunder maupun tersier. Ada kalanya masyarakat tidak memiliki cukup dana untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Oleh karenanya, dalam perkembangan perekonomian masyarakat yang semakin meningkat muncullah jasa pembiayaan yang ditawarkan oleh lembaga keuangan bank salah satunya sewa guna usaha (leasing), dimana kegiatan

pembiayaan ini berdasarkan prinsip syariah yang menggunakan akad Ijarah dan Ijarah Muntahiyah Bittamlik. Dalam makalah ini kelompok kami mencoba membahas tentang akad ijarah.

1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang tersebut diatas, selanjutrya penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. 2. 3. 4. 5. Apakah yang dimaksud dengan Akad Ijarah ? Apa saja Jenis Akad Ijarah ? Apa saja Dasar Syariah yang dipakai Akad Ijarah ? Perlakukan Akuntansi (ED PSAK 107) Sebutkan Ilustrasi Akuntansi Akad Ijarah ?

1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini dibuat sebagai berikut : 1. 2. 3. 4. 5. Menjelaskan Pengertian Akad Ijarah Menjelaskan Jenis Akad Ijarah Menjelaskan Dasar Syariah yang di pakai Akad Ijarah Perlakukan Akuntansi Ilustrasi

Anda mungkin juga menyukai