Anda di halaman 1dari 26

1.

Aset Tak Berwujud


a. Jelaskan audit plan aset tak
berwujud Jawab:
Audit plan untuk aset tak berwujud akan mencakup serangkaian langkah yang dirancang
untuk memverifikasi keberadaan, nilai, dan pengelolaan aset tak berwujud suatu
perusahaan. Aset tak berwujud dapat mencakup merek dagang, paten, hak cipta, lisensi,
goodwill, dan lainnya. Berikut adalah langkah-langkah yang termasuk dalam audit plan
untuk aset tak berwujud:
1) Pemahaman Terhadap Aset Tak Berwujud: Audit plan harus dimulai dengan
pemahaman yang kuat tentang jenis-jenis aset tak berwujud yang dimiliki oleh
perusahaan. Ini termasuk meninjau dokumen-dokumen hukum terkait, kontrak lisensi,
paten, merek dagang, dll.
2) Penentuan Risiko dan Tujuan Audit: Identifikasi risiko-risiko terkait aset tak berwujud
dan tentukan tujuan audit yang spesifik. Misalnya, risiko penilaian yang salah, risiko
kehilangan hak atas aset, atau risiko penggunaan aset yang tidak sesuai dengan hukum.
3) Penetapan Lingkup Audit: Tentukan aset-aset tak berwujud yang akan diaudit dan
batasan lingkup audit. Misalnya, jika perusahaan memiliki banyak merek dagang,
mungkin hanya merek dagang tertentu yang diaudit pada tahun tertentu.
4) Evaluasi Penilaian Aset: Periksa metodologi yang digunakan oleh manajemen untuk
menilai aset tak berwujud dan evaluasi kecukupan serta kepatuhan terhadap standar
akuntansi yang berlaku.
5) Pengujian Keberadaan dan Kepemilikan: Lakukan pengujian untuk memverifikasi
keberadaan dan kepemilikan aset tak berwujud yang diklaim oleh perusahaan. Ini
mungkin melibatkan memeriksa kontrak, sertifikat, atau dokumen lain yang
mendukung kepemilikan.
6) Penilaian Nilai: Verifikasi keabsahan nilai yang diberikan kepada aset tak berwujud
dalam laporan keuangan. Ini bisa melibatkan pembandingan dengan transaksi serupa,
evaluasi proyeksi kas arus masa depan terkait aset, atau penggunaan metode penilaian
lainnya yang sesuai.
7) Pengujian Pengungkapan: Periksa apakah pengungkapan terkait aset tak berwujud
dalam laporan keuangan telah dilakukan secara lengkap dan tepat sesuai dengan
persyaratan standar pelaporan keuangan yang berlaku.
8) Evaluasi Kepatuhan Hukum: Pastikan bahwa perusahaan mematuhi semua peraturan
dan persyaratan hukum terkait dengan aset tak berwujud, seperti perizinan,
pembayaran royalti, atau perlindungan hak kekayaan intelektual.
9) Analisis Risiko dan Rekomendasi: Identifikasi area-area di mana risiko-risiko
signifikan terkait aset tak berwujud mungkin ada, dan kemudian berikan rekomendasi
untuk mengurangi risiko tersebut atau meningkatkan pengelolaan aset.
10) Pelaporan Hasil Audit: Sajikan temuan audit secara jelas dan lengkap dalam laporan
audit, termasuk rekomendasi untuk perbaikan atau peningkatan, serta tingkat
keyakinan terhadap keberadaan dan nilai aset tak berwujud.
b. Sebutkan dan jelaskan tujuan audit pemeriksaan aset tak
berwujud Jawab:
1) Untuk memeriksa apakah terdapat internal control yang cukup baik atas aset tak
berwujud.
2) Untuk memeriksa apakah perolehan, penambahan dan penghapusan aset tak berwujud,
didukung oleh bukti-bukti yang sah dan lengkap serta diotorisasi oleh pejabat
perusahaan yang berwenang.
3) Untuk memeriksa apakah aset tak berwujud yang dimiliki perusahaan masih
mempunyai kegunaan dimasa yang akan datang (manfaatnya lebih dari satu tahun).
4) Untuk memeriksa apakah amortisasi aset tak berwujud dilakukan sesuai dengan standar
akuntansi yang berlaku umum di Indonesia ETAP/PSAK/IFRS.
5) Untuk memeriksa apakah hasil/pendapatan yang diperoleh dari aset tak berwujud sudah
dicatat dan diterima oleh perusahaan.
6) Untuk memeriksa apakah penyajian aset tak berwujud dalam laporan keuangan sudah
dilakukan sesuai dengan standar akuntansi keuangan yang berlaku umum di Indonesia
ETAP/PSAK/IFRS.
c. Sebutkan dan jelaskan prosedur audit aset tak
berwujud Jawab:
1) Pelajari dan evaluasi internal control atas aset takberwujud.
2) Minta perincian aset takberwujud per tanggal neraca (laporan posisi keuangan) yang
antara lain menunjukkan: Saldo awal, penambahan, amortisasi dan penghapusan serta
saldo akhir.
3) Cocokkan saldo awal dan saldo akhir ke buku besar, lalu check footing dan cross footing.
4) Periksa penambahan aset tak berwujud:
 Apakah diotorisasi pejabat Entitas yang berwenang.
 Periksa notulen rapat direksi/pemegang saham, untuk mengetahui apakah otorisasi
tersebut diberikan melalui rapat tersebut.
 Periksa keabsahan dan kelengkapan buktibukti pendukungnya.
5) Periksa amortisasi dan penghapusan (jika ada) aset takberwujud. Periksa apakah
amortisasi dilakukan sesuai dengan standar akuntansi keuangan di Indonesia
ETAP/PSAK/IFRS dan perhitungannya akurat. Jika ada aset tak berwujud yang
dihapuskan, misalnya goodwill, karena tidak lagi mempunyai kegunaan, maka harus
diperiksa otorisasi dari pejabat Entitas yang berwenang.
6) Periksa perjanjian-perjanjian yang dibuat Entitas dengan pihak ketiga yang ingin
menggunakan hak patent, hak cipta dan franchise yang dimiliki perusahaan. Periksa
apakah pendapatan dari perjanjian tersebut (dalam bentuk royalty fee) sudah dicatat dan
diterima oleh perusahaan.
7) Periksa apakah penyajian aset tak berwujud dalam laporan keuangan sudah sesuai
dengan standar akuntansi keuangan di Indonesia ETAP/PSAK/IFRS.
d. Berikan contoh kertas kerja pemeriksaan aset tak
berwujud Jawab:
e. Latihan soal bab 15
1) Aset takberwujud adalah aset tidak lancar yang takberwujud dan nilainya tidak
tergantung pada hak-hak yang dinikmati pemiliknya. Salah
Alasannya karena aset tak berwujud adalah aset nonmoneter yang dapat diidentifikasi
dan tidak mempunyai wujud fisik.
2) Ciri khas aset takberwujud yang paling utama adalah tingkat ketidakpastian mengenai
nilai dan manfaat di kemudian hari. Benar
3) Sifat aset takberwujud adalah:
 Mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun. Benar
 Tidak mempunyai bentuk. Benar
 Diperoleh dengan menggunakan sejumlah uang tertentu yang jumlahnya relatif
tidak material. Benar
4) Goodwill, hak paten, hak cipta, franchise, leasehold adalah beberapa contoh dari aset
takberwujud. Benar
5) Aset takberwujud tidak mungkin menghasilkan pendapatan. Salah
Alasannya karena aset tidak berwujud memiliki nilai yang bisa jadi harga jual.
6) Aset takberwujud harus di amortisasi, tetapi tidak boleh dihapuskan. Salah
Alasannya karena amortisasi dimulai ketika aset siap digunakan dan dihentikan ketika
aset dihentikan pengakuannya, artinya aset takberwujud boleh dihapus.
7) Auditor tidak perlu mengevaluasi internal control atas aset takberwujud. Salah
Alasannya karena untuk memeriksa apakah aset takberwujud dilakukan sesuai dengan
Standart Akuntansi Keuangan ETAP/PSAK/IFRS.
8) Beberapa ciri internal control yang baik atas aset takberwujud adalah:
 Adanya sistem otorisasi dalam penambahan dan penghapusan aset takberwujud.
Benar
 Adanya internal auditor yang memeriksa kelengkapan bukti pendukung dari
perolehan dan penambahan aset takberwujud serta otorisasinya. Benar
9) Aset takberwujud bisa diamortisasi dengan menggunakan metode straight line atau
double declining balance. Salah
Alasannya karena metode amortisasi mencakup metode garis lurus, metode saldo
menurun dan metode unit produksi, sehingga metode double declining balance atau
saldo menurun ganda bukan merupakan metode amortisasi aset takberwujud.
10) Menurut SAK ETAP, aset takberwujud yang diperoleh secara satuan harus dicatat
sebesar harga perolehan pada tanggal perolehannya. Benar

2. Liabilitas Jangka Pendek


a. Jelaskan audit plan liabilitas jangka pendek
Jawab:
Audit plan untuk liabilitas jangka pendek akan mencakup serangkaian langkah-langkah
yang direncanakan oleh auditor untuk memverifikasi keabsahan, kecukupan, dan
keberlanjutan liabilitas yang akan jatuh tempo dalam periode waktu yang relatif singkat,
biasanya dalam satu tahun atau kurang. Berikut adalah beberapa langkah yang termasuk
dalam audit plan untuk liabilitas jangka pendek:
1) Pemahaman atas Entitas: Auditor harus memahami dengan baik entitas yang diaudit,
termasuk struktur perusahaan, model bisnis, kebijakan dan prosedur keuangan, serta
faktor-faktor ekonomi yang mempengaruhi keuangan perusahaan.
2) Pengumpulan Informasi: Auditor perlu mengumpulkan informasi mengenai liabilitas
jangka pendek dari berbagai sumber seperti neraca, catatan hutang, kontrak, dan
komunikasi dengan manajemen.
3) Evaluasi Kebijakan dan Prosedur: Auditor akan meninjau kebijakan dan prosedur
perusahaan terkait pengelolaan liabilitas jangka pendek, termasuk persyaratan
pembayaran, pengendalian intern, dan kepatuhan terhadap peraturan yang berlaku.
4) Analisis Hutang: Auditor akan menganalisis rincian hutang perusahaan untuk
memastikan kebenaran saldo dan kondisi hutang, termasuk tanggal jatuh tempo, suku
bunga, dan persyaratan lainnya.
5) Konfirmasi dengan Pihak Ketiga: Auditor mungkin akan mengkonfirmasi saldo hutang
dengan pihak ketiga seperti pemasok atau kreditur lainnya untuk memverifikasi
kebenaran dan kecukupan informasi yang disediakan oleh perusahaan.
6) Evaluasi Risiko: Auditor akan mengevaluasi risiko terkait dengan liabilitas jangka
pendek, termasuk risiko likuiditas, risiko bunga, dan risiko kredit.
7) Pemeriksaan Dokumentasi: Auditor akan memeriksa dokumen-dokumen yang
mendukung liabilitas jangka pendek, termasuk kontrak, faktur, dan catatan hutang
untuk memastikan keberadaan dan keaslian transaksi tersebut.
8) Penilaian Kecukupan Cadangan: Auditor akan menilai kecukupan cadangan yang
dibentuk perusahaan untuk menutupi kewajiban jangka pendek yang mungkin timbul.
9) Penyajian dan Pengungkapan: Auditor akan mengevaluasi penyajian dan
pengungkapan liabilitas jangka pendek dalam laporan keuangan untuk memastikan
kepatuhan terhadap standar pelaporan keuangan yang berlaku.
10) Kesimpulan dan Laporan: Berdasarkan hasil audit, auditor akan membuat kesimpulan
mengenai keabsahan, kecukupan, dan keberlanjutan liabilitas jangka pendek, dan
menyajikan temuan mereka dalam laporan audit.
b. Sebutkan dan jelaskan tujuan audit pemeriksaan liabilitas jangka pendek
Jawab:
Tujuan pemeriksaan liabilitas jangka pendek adalah untuk memeriksa apakah:
1) Terdapat internal control yang baik atas liabilitas jangka pendek
2) Liabilitas jangka pendek yang tercantum di laporan posisi keuangan (neraca) didukung
oleh bukti-bukti yang lengkap dan berasal dari transaksi yang betul-betul terjadi.
3) Semua liabilitas jangka pendek perusahaan sudah tercatat per tanggal laporan posisi
keuangan (neraca).
4) Accrued expenses jumlahnya reasonable (masuk akal/wajar) atau tidak, dalam arti
tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil. Karena kalau jumlahnya terlalu besar berarti
laba akan dilaporkan terlalu kecil (understated) dan kalau accrued expenses terlalu
kecil berarti laba akan dilaporkan terlalu besar (overstated).
5) Kewajiban sewa (leasing), jika ada, sudah dicatat sesuai dengan standar akuntansi
sewa guna usaha (PSAK No. 30 Revisi 2007 tentang Sewa).
6) Seandainya ada liabilitas jangka pendek dalam mata uang asing per tanggal laporan
posisi keuangan (neraca), sudah dikonversikan ke dalam rupiah dengan menggunakan
kurs tengah Bank Indonesia per tanggal laporan posisi keuangan (neraca) dan selisih
kurs yang terjadi sudah dibebankan/dikreditkan pada laba rugi tahun berjalan.
7) Biaya bunga dan bunga yang terutang dari liabilitas jangka pendek telah dicatat per
tanggal laporan posisi keuangan (neraca).
8) Biaya bunga liabilitas jangka pendek yang tercatat pada tanggal laporan posisi
keuangan (neraca) betul telah terjadi, dihitung secara akurat dan merupakan beban
Perusahaan.
9) Semua persyaratan dalam perjanjian kredit telah diikuti oleh perusahaan sehingga
tidak terjadi “bank default”.
10) Penyajian liabilitas jangka pendek di dalam laporan posisi keuangan (neraca) dan
catatan atas laporan keuangan sesuai dengan standar akuntansi keuangan di Indonesia
ETAP/SAK/IFRS.
c. Sebutkan dan jelaskan prosedur audit liabilitas jangka
pendek Jawab:
1) Pelajari dan evaluasi internal control atas liabilitas jangka pendek.
2) Minta rincian dari liabilitas jangka pendek, utang usaha maupun liabilitas lainnya,
kemudian periksa penjumlahannya (footing) serta cocokkan saldonya dengan saldo
utang (kewajiban) di buku besar (controlling account).
3) Untuk utang usaha cocokkan saldo masing-masing supplier dengan saldo menurut
subsidiary ledger utang usaha (jika jumlah suppliernya banyak, tidak usah 100%).
4) Secara test basis (sampling), periksa bukti pendukung dari saldo utang kepada beberapa
supplier, perhatikan apakah angkanya cocok dengan purchase requisition, purchase
order, receiving report dan supplier invoice. Periksa juga perhitungan mathematis
(mathematical accuracy) dari dokumen-dokumen tersebut dan otorisasi dari pejabat
perusahaan yang berwenang.
5) Seandainya terdapat monthly statement of account dari supplier, maka harus dilakukan
rekonsiliasi antara saldo utang menurut statement of account tersebut dengan saldo
subsidiary ledger utang.
6) Pertimbangkan untuk mengirim konfirmasi kepada beberapa supplier baik yang
saldonya besar maupun yang saldonya tidak berubah sejak tahun sebelumnya.
7) Periksa pembayaran sesudah tanggal laporan posisi keuangan (neraca) (subsequent
payment) untuk mengetahui apakah ada liabilitas yang belum dicatat (unrecorded
liabilities) per tanggal laporan posisi keuangan (neraca) dan untuk meyakinkan diri
mengenai kewajaran saldo liabilitas per tanggal laporan posisi keuangan (neraca).
8) Seandainya ada utang kepada bank dalam bentuk kredit modal kerja, kredit investasi,
maupun kredit overdraft, maka kirim konfirmasi ke bank, periksa surat perjanjian
kreditnya dan buatkan excerpt dari perjanjian kredit tersebut, dan periksa otorisasi dari
direksi untuk perolehan kredit bank tersebut.
9) Seandainya ada utang dari pemegang saham atau dari direksi atau dari perusahaan
afiliasi, yang harus dilunasi dalam waktu satu tahun yang akan datang, harus dikirim
konfirmasi, periksa perjanjian kreditnya dan periksa apakah ada pembebanan bunga
atas pinjaman tersebut.
10) Seandainya ada utang leasing (sewa), periksa apakah pencatatannya sudah sesuai
dengan standar akuntansi sewa (PSAK No. 30 Revisi 2007 tentang Sewa) dan apakah
bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun yang akan datang sudah dicatat
(direklasifikasi) sebagai liabilitas jangka pendek.
11) Periksa perhitungan dan pembayaran bunga, apakah sudah dilakukan secara akurat dan
tie-up jumlah beban bunga tersebut dengan jumlah yang tercantum pada laporan laba
rugi. Perhatikan juga aspek pajaknya.
12) Seandainya ada saldo debit dari utang usaha maka harus ditelusuri apakah ini
merupakan uang muka pembelian atau karena adanya pengembalian barang yang
dibeli tetapi sudah dilunasi sebelumnya. Kalau jumlahnya besar (material) harus
direklasifikasi sebagai piutang.
13) Seandainya ada uang muka penjualan per tanggal laporan posisi keuangan (neraca),
periksa bukti pendukungnya dan periksa apakah saldo tersebut sudah diselesaikan di
periode berikutnya (subsequent clearance) misalnya dengan mengirimkan barang yang
dipesan oleh pembeli.
14) Seandainya ada kredit jangka panjang, harus diperiksa apakah bagian yang jatuh
tempo satu tahun yang akan datang sudah direklasifikasi sebagai liabilitas jangka
pendek.
15) Seandainya ada kewajiban dalam mata uang asing, periksa apakah saldo tersebut per
tanggal laporan posisi keuangan (neraca) telah dikonversikan kedalam rupiah dengan
menggunakan kurs tengah Bank Indonesia per tanggal laporan posisi keuangan
(neraca), dan selisih kurs yang terjadi dibebankan/dikreditkan pada laba rugi tahun
berjalan.
16) Untuk utang PPh 21 dan PPN periksa apakah utang tersebut sudah dilunasi pada
periode berikutnya. Seharusnya utang PPh 21 dan PPN per 31 Desember dilunasi di
bulan Januari tahun berikutnya. Sedangkan untuk PPh Badan harus diperiksa apakah
pada waktu mengisi dan memasukkan SPT PPh Badan, perusahaan telah membayar
PPh 29 (setoran akhir).
17) Periksa dasar perhitungan accrued expenses yang dibuat oleh perusahaan, apakah
reasonable dan konsisten dengan dasar perhitungan tahun sebelumnya. Selain itu
harus diperiksa pembayaran sesudah tanggal laporan posisi keuangan (neraca).
18) Periksa notulen rapat direksi, pemegang saham dan perjanjian-perjanjian yang dibuat
perusahaan dengan pihak ketiga, untuk mengetahui apakah semua kewajiban yang
tercantum dalam notulen dan perjanjian tersebut sudah dicatat per tanggal laporan
posisi keuangan (neraca).
19) Kirim konfirmasi kepada penasihat hukum perusahaan.
20) Periksa apakah penyajian liabilitas jangka pendek di laporan posisi keuangan (neraca)
dan catatan atas laporan keuangan sudah sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan
ETAP/PSAK/IFRS.
d. Berikan contoh kertas kerja pemeriksaan liabilitas jangka pendek
Jawab:
e. Latihan soal bab 16
1) Liabilitas jangka pendek adalah kewajiban perusahaan kepada pihak ketiga yang jatuh
tempo dalam waktu kurang atau sama dengan satu tahun dilunasi dengan
menggunakan harta tetap perusahaan. Salah.
Karena liabilitas jangka pendek adalah liabilitas perusahaan kepada orang ketiga, yang
jatuh tempo atau harus dilunasi dalam waktu kurang atau sama dengan satu tahun, atau
dalam satu siklus operasi normal perusahaan, biasanya untuk menggunakan aset lancar
(current assets) perusahaan.
2) Overdraft facility adalah fasilitas yang diperoleh perusahaan dari suatu bank untuk
membeli kendaraan melalui perusahaan leasing. Salah.
Karena overdraft facility diperlukan untuk membiayai rutin (bahan baku, barang
dagangan, dan lain-lain) perusahaan, tetapi bunganya dihitung dari saldo kredit yang
digunakan bukan dari plafond kredit.
3) Bunga kredit modal kerja maupun kredit rekening koran dihitung dari jumlah kredit
yang diberikan bank (plafond kredit). Salah.
Karena bunga kredit modal kerja dihitung dari jumlah kredit yang diberikan bank
(plafond kredit), sedangkan kredit rekening koran dihitung dari saldo kredit yang
digunakan bukan dari plafond kredit.
4) Bagian liabilitas jangka panjang yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun yang akan
datang, tidak boleh direklasifikasi sebagai utang jangka pendek. Salah.
Karena bagian dari liabilitas jangka panjang yang jatuh tempo satu tahun yang akan
datang harus direklasifikasi sebagai dari liabilitas jangka panjang ke jangka pendek.
5) Utang leasing (sewa) untuk pembelian mesin pabrik seluruhnya harus disajikan
sebagai liabilitas jangka panjang. Salah.
Karena jika ada utang leasing (sewa) untuk pembelian mesin pabrik, maka harga
perolehan mesin dan utang leasing harus dicatat sebesar nilai tunainya. Selain itu,
bagian dari utang leasing yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun yang akan datang
harus dicatat sebagai liabiliatas jangka pendek. Sedangkan yang jatuh temponya lebih
dari satu tahun yang akan datang harus dicatat sebagai liabiliatas jangka panjang. Jadi
tergantung jatuh tempo waktunya tersebut.
6) Utang perusahaan afisilisi adalah utang yang diberikan oleh pemegang saham utama,
tanpa bunga dan tanpa batas waktu. Salah.
Karena seandainya ada utang dari pemegang saham atau dari direksi atau dari
perusahaan afisiliasi, harus dikirim konfirmasi dan periksa apakah ada pembebanan
bunga atas pinjaman tersebut.
7) Perusahaan mempunyai kecenderungan untuk mencatat kewajibannya lebih rendah
dari yang sebenarnya dengan tujuan untuk melaporkan laba lebih besar dari jumlah
yang sebenarnya. Benar.
8) Accounts payable angkanya pasti karena perusahaan mencatat utangnya berdasarkan
invoice yang diterimanya dari supplier. Sedangkan accrued expenses angkanya
didasarkan pada estimasi, sehingga jumlahnya kurang pasti dibandingkan accounts
payable. Benar.
9) Salah satu tujuan pemeriksaan liabilitas jangka pendek adalah untuk memeriksa
apakah liabitas jangka pendek yang tercantum di laporan posisi keuangan (neraca)
didukung oleh bukti-bukti yang lengkap dan berasal dari transaksi yang betul-betul
terjadi. Benar.
10) Liabilitas jangka pendek dalam mata uang asing per tanggal laporan posisi keuangan
(neraca) harus dikonversikan ke dalam rupiah dengan menggunakan kurs tengah Bank
Indonesia per tanggal laporan posisi keuangan (neraca) dan selisih kurs yang terjadi
sudah dibebankan/dikreditkan pada rugi laba tahun berjalan. Benar.
11) Bank default adalah kesalahan suatu bank dalam menghitung bunga kredit nasabahnya.
Benar.
12) Salah satu ciri internal control yang baik atas liabialitas jangka pendek adalah adanya
pemisahan tugas antara bagian pembelian, bagian penerimaan barang, bagian gudang,
bagian akuntansi dan bagian keuangan. Benar.
13) Tidak digunakannya formulir-formulir yang bernomor urut tercetak untuk permintaan
pembelian, order pembelian dan laporan penerimaan barang, bukan merupakan suatu
kelemahan dalam internal control suatu perusahaan. Salah.
Karena salah satu ciri internal control digunakannya formulir-formulir yang bernomor
urut tercetak (prenumbered) untuk permintaan pembelian (purchase requisition), order
pembelian (purchase order), dan laporan penerimaan barang (receiving report).
14) Buku tambahan (subsidiary ledger) utang usaha merupakan controlling account dari
utang usaha. Salah.
Karena buku tambahan (subsidiary ledger) untuk utang usaha, dan setiap akhir bukan
jumlah saldo utang usaha menurut subsidiary ledger harus dibandingkan (direconcile)
dengan saldo utang menurut general ledger yang merupakan perkiraan pengendali
(controlling account).
15) Jika liabilitas jangka pendek berupa utang dividen, maka harus didukung oleh notulen
rapat umum pemegang saham yang memberikan otoritas untuk pembagian dividen.
Benar.
16) Jika di laporan posisi keuangan (neraca) suatu perusahaan terdapat utang pemegang
saham, maka tidak boleh ada setoran modal yang belum dilunasi oleh pemegang
saham. Benar.
17) Salah satu audit prosedur untuk memeriksa ada tidaknya contingent liability adalah
dengan mengirimkan konfirmasi ke penasihat hukum perusahaan. Benar.
18) Jika ada utang leasing (sewa) untuk pembelian mesin pabrik, maka harga perolehan
mesin dan utang leasing harus dicatat sebesar nilai tunainya. Benar.
19) Karena bunga kredit bank sudah dihitung oleh pegawai bank dengan menggunakan
komputer, maka auditor tidak perlu lagi mengecek keakuratan perhitungan bunga
tersebut. Salah.
Karena auditor harus melakukan pengecekan apakah perhitungan sudah dilakukan
secara akurat, walaupun beban bunga dicatat berdasarkan nota debit dari bank (berarti
dihitung oleh bank).
20) Salah satu cara untuk mengetahui apakah ada unrecorded liabilities adalah dengan me-
review buku pengeluaran kas sesudah tanggal laporan posisi keuangan (neraca) sampai
mendekati tanggal selesainya pemeriksaan lapangan. Benar.

3. Liabilitas Jangka Panjang


a. Jelaskan audit plan liabilitas jangka panjang
Jawab:
Audit plan untuk liabilitas jangka panjang melibatkan serangkaian langkah-langkah yang
direncanakan oleh auditor untuk memverifikasi keabsahan, kecukupan, dan keberlanjutan
liabilitas yang akan jatuh tempo dalam periode waktu yang lebih dari satu tahun. Liabilitas
jangka panjang biasanya mencakup hutang yang jatuh tempo dalam waktu lebih dari satu
tahun dan kewajiban lainnya yang tidak akan segera jatuh tempo. Berikut adalah beberapa
langkah yang termasuk dalam audit plan untuk liabilitas jangka panjang:
1) Pemahaman atas Entitas: Auditor harus memahami struktur perusahaan, model bisnis,
kebijakan keuangan, dan faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi entitas yang
diaudit.
2) Pengumpulan Informasi: Auditor perlu mengumpulkan informasi tentang liabilitas
jangka panjang dari berbagai sumber, termasuk neraca, catatan hutang, perjanjian
pinjaman, dan komunikasi dengan manajemen.
3) Evaluasi Kebijakan dan Prosedur: Auditor akan meninjau kebijakan dan prosedur
perusahaan terkait manajemen liabilitas jangka panjang, termasuk persyaratan
pembayaran, pengendalian intern, dan kepatuhan terhadap peraturan yang berlaku.
4) Analisis Detail Hutang: Auditor akan menganalisis rincian hutang jangka panjang,
seperti tanggal jatuh tempo, suku bunga, persyaratan pembayaran, dan klausul-klausul
lainnya dalam perjanjian pinjaman.
5) Pemeriksaan Kontrak dan Persyaratan: Auditor akan memeriksa kontrak pinjaman dan
perjanjian lainnya untuk memastikan kepatuhan perusahaan terhadap persyaratan dan
klausul-klausul yang ditetapkan.
6) Penilaian Kebutuhan Cadangan: Auditor akan menilai apakah perusahaan telah
membentuk cadangan yang memadai untuk menutupi kewajiban jangka panjang yang
mungkin timbul di masa depan.
7) Evaluasi Risiko: Auditor akan mengevaluasi risiko terkait dengan liabilitas jangka
panjang, termasuk risiko suku bunga, risiko likuiditas, dan risiko kredit.
8) Pemeriksaan Dokumentasi: Auditor akan memeriksa dokumen-dokumen yang
mendukung liabilitas jangka panjang, seperti perjanjian pinjaman, catatan hutang, dan
komunikasi dengan pihak kreditur.
9) Penyajian dan Pengungkapan: Auditor akan mengevaluasi penyajian dan
pengungkapan liabilitas jangka panjang dalam laporan keuangan untuk memastikan
kepatuhan terhadap standar pelaporan keuangan yang berlaku.
10) Kesimpulan dan Laporan: Berdasarkan hasil audit, auditor akan membuat kesimpulan
tentang keabsahan, kecukupan, dan keberlanjutan liabilitas jangka panjang, dan
menyajikan temuan mereka dalam laporan audit.
b. Sebutkan dan jelaskan tujuan audit pemeriksaan liabilitas jangka panjang
Jawab:
1) Terdapat internal control yang baik atas liabilitas jangka panjang.
2) Liabilitas jangka panjang yang menjadi kewajiban perusahaan sudah dicatat
seluruhnya per tanggal laporan posisi keuangan (neraca) dan diotorisasi oleh pejabat
perusahaan yang berwenang.
3) Liabilitas jangka panjang yang tercantum di laporan posisi keuangan (neraca) betul-
betul merupakan kewajiban perusahaan.
4) Liabilitas jangka panjang yang berasal dari legal claim atau aset yang dijaminkan
sudah diidentifikasi.
5) Liabilitas jangka panjang dalam valuta asing per tanggal laporan posisi keuangan
(neraca) sudah dikonversikan ke dalam rupiah dengan kurs tengah Bank Indonesia per
tanggal laporan posisi keuangan (neraca) dan selisih kurs yang terjadi sudah
dibebankan atau dikreditkan pada laba rugi tahun berjalan.
6) Biaya bunga dan bunga yang terutang dari liabilitas jangka panjang serta amortisasi dari
premium/discount telah dicatat per tanggal laporan posisi keuangan (neraca).
7) Biaya bunga liabilitas jangka panjang yang tercatat pada tanggal laporan posisi
keuangan (neraca) betul telah terjadi, dihitung secara akurat dan merupakan beban
perusahaan.
8) Semua persyaratan dalam perjanjian kredit telah diikuti oleh perusahaan sehingga
tidak terjadi bank “default”.
9) Bagian dari liabilitas jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun yang akan
datang sudah direklasifikasikan sebagai kewajiban lancar.
10) Liabilitas jangka panjang berikut discount, premium, dan bunga yang timbul sudah
dicatat dengan akurat dan diklasifikasikan serta diungkapkan dalam laporan keuangan,
termasuk catatan atas laporan keuangn, sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan
ETAP/PSAK/IFRS
c. Sebutkan dan jelaskan prosedur audit
ekuitas Jawab:
1) Pelajari dan evaluasi internal control atas libilitas jangka panjang.
2) Dapatkan dan periksa ringkasan perubahan liabilitas jangka panjang berikut discount,
premium, dan bunga selama peiode yang diperiksa.
3) Kirim informasi kepada bank yang antara lain menanyakan mengenai : plafond kredit,
saldo per tanggal laporan posis keuangan, tingkat bunga, jangka waktu pinjaman dan
jaminan kredit.
4) Minta salinan perjanjian kredit untuk permanent file, lalu perhatikan apakah data yang
terdapat dalam perjanjian kredit tersebut sesuai dengan data yang tercantum dalam
kertas kerja pemeriksaan liabilitas jangka panjang.
5) Periksa apakah perolehan/penambahan bunga dan amortisasi discount/premium dari
obligasi. Tie-Up jumlah beban bunga dan amortisasi discount/premium obligasi
dengan jumlah yang tercantum pada laporan laba rugi. Discount/premium yang belum
diamortisasi harus dilaporkan sebagai pengurangan/penambahan dari nilai nominal
obligasi.
6) Periksa perhitungan bunga, pembayaran bunga dan amortisasi discount/premium dari
obligasi.
7) Periksa apakah ada liabilitas jangka panjang atau wesel bayar yang diperpanjang
(direnewed) setelah tanggal laporan posisi keuangan, untuk mengetahui apakah utang
tersebut harus tetap disajikan sebagai liabilitas jangka panjang atau sebagai utang
lancar.
8) Seandainya ada utang dari pemegang saham atau dari direksi atau dari perusahaan
afiliasi, harus dikirim konfirmasi dan periksa apakah ada pembebanan bunga atas
pinjaman tersebut.
9) Seandainya ada utang leasing, periksa apakah pencatatannya dan penyajiannya
dilaporan keuangan sudah sesuai dengan standar akuntansi sewa guna usaha (PSAK
No. 30 Revisi 2007 tentang Sewa).
10) Periksa apakah ada bagian dari liabilitas jangka panjang yang jatuh tempo dalam
waktu satu tahun akan datang, sehingga harus direklasifikasi sebagai liabilitas jangka
pendek.
11) Seandainya ada liabilitas jangka panjang yang harus dibayar kembali dalam mata uang
asing, periksa apakah per tanggal laporan posisi keuangan sudah dikonversikan
kedalam rupiah dengan menggunakan kurs tengah Bank Indonesia per tanggal laporan
posisi keuangan dan selisih kurs yang terjadi sudah dibebankan/dikreditkan pada laba
rugi tahun berjalan.
12) Lakukan penelaahan analitis (analytical review procedures) terhadap liabilitas jangka
panjang dan biaya bunganya, untuk melihat kemungkinan terjadinya kesalahan dalam
pencatatan biaya bunga.
13) Tarik kesimpulan apakah penyajian liabilitas jangka panjang di laporan posisi
keuangan dan catatan atas laporan keuangan dilakukan sesuai dengan Standar
Akuntansi Keuangan ETAP/PSAK/IFRS
d. Berikan contoh kertas kerja pemeriksaan liabilitas jangka panjang
Jawab:
e. Soal latihan bab 17
1) Kewajiban jangka panjang adalah kewajiban perusahaan kepadapihak ketiga, yang
jatuh tempo atau harus dilunasi dalam waktu lebih dari satu tahun, dengan
menggunakan aset tetap perusahaan. Salah.
Karena liabilitas/kewajiban jangka panjang adalah kewajiban perusahaan kepada pihak
ketiga, yang jatuh tempo atau harus dilunasi lebih dari satu tahun, dengan
menggunakan aset tetap perusahaan.
2) Long term loan adalah pinjaman dari bank atau lembaga keuangan bukan bank, yang
digunakan untuk pembelian aset tetap, kecuali tanah, misalnya gedung dan mesin.
Benar.
3) Off-shore loan adalah pinjaman dalam mata uang asing yang diperoleh dari suatu bank
swasta asing yang beroperasi di Indonesia. Salah.
Karena off-shore loan adalah jika pinjaman diperoleh dari bank atau lembaga di luar
negeri. Dalam hal ini diperoleh dalam mata uang asing dan pembayaran kembali
pinjaman manapun bunganya dilakukan dalam mata uang asing.
4) LIBOR atau SIBOR adalah tingkat bunga dari suatu off-shore loan. Benar.
5) SWAP maksudnya kontrak antara perusahaan dengan bank devisa untuk membeli
sejumlah mata uang asing dengan kurs tertentu, dalam jangka waktu tertentu, di mana
perusahaan harus membayar premi SWAP. Benar.
6) Registered bonds atau bearer bonds adalah obligasi atas unjuk yang mencantumkan
nama pemilik di sertifikat obligasinya, sehingga jika dipindahtangankan harus di
endorse dari belakang. Salah.
Karena registered bonds adalah obligasi atas unjuk yang mencantumkan nama pemilik
di sertifikat obligasinya, sehingga jika dipindahtangankan harus di endorse dari
belakang. Sedangkan bearer bonds adalah obligasi atas unjuk yang tidak
mencantumkan nama pemilik disertifikat obligasinya, sehingga tidak perlu di endorse
pada saat dipindahtangankan.
7) Term bonds atau serial bonds adalah obligasi yang tanggal jatuh temponya bertahap
(pada beberapa tanggal tertentu). Salah.
Karena term bonds adalah obligasi yang seluruhnya jatuh tempo pada suatu tanggal
tertentu. Sedangkan serial bonds adalah oligasi yang jatuh temponya bertahap (pada
beberapa tanggal tertentu).
8) Callable bonds adalah obligasi yang memberikan hak kepada perusahaan yang
mengeluarkan obligasi tersebut, untuk melunasi obligasi tersebut sebelum tanggal
jatuh temponya. Benar.
9) Promissory notes atau promotes adalah suatu penyertaan tertulis dari debitur bahwa ia
berjanji untuk membayar sejumlah tertentu, pada tanggal tertentu, dengan
memperhitungkan tingkat bunga tertentu. Benar.
10) Subordinated loan adalah utang dari pemegang saham atau perusahaan induk, yang
mempunyai beberapa sifat:
 Tanpa bunga
 Baru dibayar kembali pada saat perusahaan telah mempunyai kemampuan untuk
membayar kembali utangnya.
 Mempunyai kemungkinan untuk dialihkan sebagai setoran modal. Benar.
11) Bunga kewajiban jangka pendek biasanya lebih kecil dibanding bunga kewajiban
jangka panjang. Benar.
12) Salah satu tujuan pemeriksaan kewajiban jangka panjang adalah bahwa jangka
panjang yang berasal dari legal claim atau aset yang dijaminkan sudah diidentifikasi.
Benar.
13) Salah satu internal control yang baik atas kewajiban jangka panjang adalah: perolehan
kewajiban jangka panjang harus mendapat persetujuan pejabat perusahaan yang
berwenang (Direksi, Manajer Keuangan, Dewan Komisaris, Rapat Umum Pemegang
Saham), biasanya dalam bentuk notulen rapat. Benar.
14) Tugas BiroAdministrasi Efek antara lain:
 Mengadministrasikan obligasi yang beredar;
 Mengurus pembayaran bunga obligasi;
 Megurus pelunasan obligasi yang jatuh tempo. Benar.
15) Kewajiban jangka panjang dalam valuta asing per tanggal laporan posisi keuangan
(neraca) tidak harus dikonversikan ke dalam rupiah dengan menggunakan kurs tengah
Bank Indonesia per tanggal laporan posisi keuangan (neraca), cukup dengan
menggunakan kurs yang ditentukan Dirjen Pajak setiap 3 bulan sekali. Salah.
Karena kewajiban/liabilitas jangka panjang dalam valuta asing per tanggal laporan
posisi keuangan (neraca) sudah dikonversikan ke dalam rupiah dengan kurs tengah
Bank Indonesia per tanggal laporan posisi keuangan (neraca) dan selisih kurs yang
terjadi sudah dibebankan/dikreditkan pada laba rugi tahun berjalan.
16) Discount atau premium dari obligasi dapat diamortisasi dengan menggunakan straight
line atau declining balance method. Salah.
Karena Premium maupun discount diamortisasi sepanjang umur obligasi, sehingga
pada tanggal jatuh tempo obligasi nilai buku Investasi Jangka Panjang Obligasi akan
menunjukkan jumlah yang sama dengan nilai nominal obligasi. Ada 2 cara untuk
amortisasi agio atau disagio obligasi yaitu dengan metode garis lurus (straight-line
method) dan metode bunga efektif (effective interest method).
17) Bank default adalah pelanggaran terhadap kriteria-kriteria yang tercantum dalam
perjanjian kredit, misalnya:
 Tidak boleh membagi dividen sebelum utang kepada bank dilunasi.
 Current ratio harus dijaga pada tingkat tertentu. Benar.
18) Auditor harus yakin bahwa hal-hal yang penting mengenai kewajiban jangka panjang
dan perkiraan laba rugi yang bersangkutan sudah dijelaskan dengan cukup dalam
catatan atas laporan keuangan.
Misalnya: plafond kredit, tingkat bunga, jaminan kredit dan lain-lain. Benar.
19) Salah satu audit prosedur dalam memeriksa kewajiban jangka panjang adalah: kirim
konfirmasi atas utang pemegang saham, direksi dan perusahaan afiliasi. Benar.
20) Salah satu kriteria dari capital lease adalah: seluruh pembayaran berkala yang
dilakukan oleh penyewa guna usaha ditambah dengan nilai sisa mencakup
pengembalian harga perolehan barang modal yang disewagunakan-usaha serta
bunganya, sebagai keuntungan perusahaan sewa guna usaha (full payout lease).
Benar.

4. Ekuitas
a. Jelaskan audit plan
ekuitas Jawab:
Audit plan untuk ekuitas melibatkan serangkaian langkah-langkah yang direncanakan oleh
auditor untuk memverifikasi keabsahan, kecukupan, dan keberlanjutan ekuitas perusahaan.
Ekuitas adalah bagian dari neraca perusahaan yang mewakili klaim pemilik atas aset
perusahaan setelah dikurangi liabilitas. Berikut adalah beberapa langkah yang termasuk
dalam audit plan untuk ekuitas:
1) Pemahaman atas Entitas: Auditor harus memahami dengan baik struktur perusahaan,
kepemilikan saham, modal yang disetor, perubahan modal, dan transaksi ekuitas
lainnya yang relevan.
2) Pemeriksaan Modal yang Disetor: Auditor akan memeriksa catatan perusahaan terkait
dengan modal yang disetor, termasuk saham biasa, saham preferen, dan modal
tambahan, untuk memastikan keabsahan dan keakuratan jumlahnya.
3) Verifikasi Transaksi Ekuitas: Auditor akan memverifikasi transaksi ekuitas seperti
penjualan saham baru, pembelian kembali saham, pembagian dividen, atau
penggunaan dana dari modal tambahan untuk memastikan kepatuhan terhadap
peraturan perusahaan dan peraturan yang berlaku.
4) Penilaian Nilai Guna: Auditor mungkin perlu menilai nilai guna ekuitas perusahaan,
terutama jika ada transaksi atau perubahan signifikan dalam kepemilikan saham atau
struktur perusahaan.
5) Analisis Laba Ditahan: Auditor akan menganalisis laba ditahan perusahaan untuk
memastikan keakuratan saldo, serta memeriksa apakah ada pembatasan distribusi laba
yang ada.
6) Pengujian Hak dan Kewajiban Pemegang Saham: Auditor akan menguji hak dan
kewajiban pemegang saham, seperti hak suara, hak atas dividen, dan kewajiban terkait
dengan kepemilikan saham.
7) Pemeriksaan Dokumentasi Hukum: Auditor akan memeriksa dokumen-dokumen
hukum terkait dengan ekuitas, seperti akta pendirian perusahaan, perjanjian pemegang
saham, dan kontrak lainnya, untuk memastikan kepatuhan perusahaan terhadap
ketentuan-ketentuan tersebut.
8) Evaluasi Penyajian dan Pengungkapan: Auditor akan mengevaluasi penyajian dan
pengungkapan ekuitas dalam laporan keuangan untuk memastikan kepatuhan terhadap
standar pelaporan keuangan yang berlaku.
9) Analisis Perubahan Ekuitas: Auditor akan menganalisis perubahan dalam ekuitas
perusahaan dari periode ke periode untuk memahami faktor-faktor yang
mempengaruhinya dan memastikan konsistensi dengan transaksi dan peristiwa yang
terjadi.
10) Kesimpulan dan Laporan: Berdasarkan hasil audit, auditor akan membuat kesimpulan
tentang keabsahan, kecukupan, dan keberlanjutan ekuitas perusahaan, dan menyajikan
temuan mereka dalam laporan audit.
b. Sebutkan dan jelaskan tujuan audit pemeriksaan ekuitas
Jawab:
Tujuan pemeriksaan ekuitas adalah sebagai berikut.
1) Untuk memeriksa apakah terdapat internal control yang baik atas permodalan, termasuk
internal control atas transaksi jual beli saham, pembayaran dividen dan sertifikat saham.
2) Untuk memeriksa apakah struktur permodalan yang tercantum di laporan posisi
keuangan (neraca) sudah sesuai dengan apa yang tercantum di akta pendirian
perusahaan.
3) Untuk memeriksa apakah izin-izin yang diperlukan dari pemerintah yang menyangkut
ekuitas (misalkan dari KemHumKam, BKPM, BKPMD, BAPEPAM-LK, KPP dan SK
Presiden RI) telah dimiliki oleh perusahaan.
4) Untuk memeriksa apakah perubahan terhadap ekuitas telah mendapat otorisasi baik dari
pejabat perusahaan yang berwenang (direksi, dewan komisaris), Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS) maupun dari instansi pemerintah.
5) Untuk memeriksa apakah setiap perubahan pada retained earnings atau accumulated
losses didukung oleh bukti-bukti yang sah.
6) Untuk memeriksa apakah penyajian permodalan di laporan posisi keuangan (neraca)
sesuai dengan SAK dan hal-hal yang penting sudah diungkapkan dalam catatan atas
laporan keuangan.
c. Sebutkan dan jelaskan prosedur audit
ekuitas Jawab:
1) Pelajari dan evaluasi internal control atas permodalan dan transaksi jual beli saham,
pembagian dan pembayaran dividen dan sertifikat saham.
2) Minta salinan (copy) dari akta pendirian, SK Pengesahan Menteri Hukum dan HAM,
SK BKPM/BKPMD, SK Bapepam-LK, SK Presiden, untuk disimpan dalam
permanent file.
3) Cocokkan data yang ada dalam akta pendirian tersebut dengan modal yang tercantum
di laporan posisi keuangan (neraca) dan penjelasan dalam catatan atas laporan
keuangan.
4) Untuk perusahaan yang baru didirikan dan perusahaan yang mempunyai tambahan
setoran modal dalam periode yang diperiksa, periksalah bukti setoran dan bukti
pembukuan lainnya serta otorisasi dari pejabat perusahaan yang berwenang dan
instansi pemerintah.
5) Jelaskan dalam kertas kerja pemeriksaan:
 Berapa modal dasar, modal ditempatkan, modal disetor serta premium dan discount
dari penjualan saham.
 Jenis saham yang dimiliki perusahaan, berapa jumlah common stock dan preferred
stock, dalam jumlah lembar maupun nilai nominalnya.
 Rincian pemegang saham.
6) Periksa dokumen pendukung dari setiap perubahan dalam perkiraan retained
earnings/deficit, untuk mengetahui apakah perubahan tersebut sudah diotorisasi oleh
pejabat perusahaan yang berwenang dan apakah adjustment ke retained
earnings/deficit memang reasonable dan jumlahnya cukup material.
7) Seandainya ada pembagian dividen, periksa apakah:
 Dividen dibagikan dalam bentuk cash dividend, stock dividend atau property
dividend.
 Pencatatannya sudah benar (pada waktu deklarasi dividen maupun pada saat
pembayaran dividen).
 Aspek perpajakannya sudah sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku.
8) Periksa apakah akumulasi kerugian perusahaan (accumulated losses/deficit) sudah
mencapai 75% dari modal disetor, kalau ini terjadi harus ada penjelasan dalam catatan
atas laporan keuangan.
9) Pertimbangkan untuk mengirim konfirmasi ke pemegang saham atau Biro
Administrasi Efek (Stock Transfer Agent).
10) Seandainya ada treasury stock:
 Periksa bukti pembelian dan otorisasinya.
 Periksa bukti penjualannya dan otorisasinya (jika treasury stock dijual kembali).
 Tanyakan kepada manajemen tujuan pembelian treasury stock (apakah untuk
memperbaiki harga pasar saham perusahaan atau untuk dibagikan sebagai saham
bonus).
 Perhatikan bahwa treasury stock tidak berhak atas pembagian dividen.
11) Periksa apakah penyajian permodalan di laporan posisi keuangan (neraca) dan catatan
atas laporan keuangan sudah sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan
ETAP/PSAK/IFRS.
d. Berikan contoh kertas kerja pemeriksaan liabilitas ekuitas
Jawab:
Contoh Top Schedule Ekuitas
e. Latihan soal bab 18
1) Sama seperti liabilitas jangka panjang. Modal merupakan kewajiban perusahaan
kepada pemilik perusahaan. Benar
2) Dalam badan hukum yang berbentuk koperasi, modal pokoknya adalah simpanan
pokok anggota yang tak dapat dipindahtangankan dan dapat diambil kempali pada saat
seorang anggota mengundurkan diri. Benar
3) Modal menurut akta pendirian yang telah disahkan oleh Menteri Hukum dan HAM
terdiri dari modal dasar (issued capital), modal ditempatkan (outhorized capital) dan
modal disetor (paid-up capital). Benar
4) Modal yang berasal dari sumbangan (donated capital) tidak bisa dilaporkan sebagai
bagian dari tambahan modal disetor. Salah.
Karena, modal yang berasal dari sumbangan bisa dilaporkan sebagai bagian dari
tambahan modal disetor.
5) Jika Akta pendirian suatu PT belum mendapat pengesahan dari Menteri Hukum dan
HAM, menurut Undang-Undang No. 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas,
transaksi hukum perusahaan (perjanjian-perjanjian yang dibuat perusahaan) belum
dianggap sah. Benar
6) Treasury stock tidak berhak atas pembagian dividen. Oleh karena itu, jika suatu
perusahaan yang memiliki treasury stock membagikan dividen kas, maka dividen per
saham akan menjadi lebih kecil. Salah.
Treasury stock tidak berhak atas pembagian dividen. Oleh karena itu, jika suatu
perusahaan yang memiliki treasury stock membagikan dividen kas, maka dividen per
saham akan menjadi lebih Besar.
7) Jika akuntan publik meragukan kelangsungan hidup perusahaan (going concern)
misalnya karena akumulasi kerugian perusahaan lebih besar 75% dari modal disetor,
maka hal tersebut akan mempengaruhi opini yang diberikan akuntan publik terhadap
kewajaran laporan keuangan perusahaan secara keseluruhan. Salah.
Jika akuntan publik meragukan kelangsungan hidup perusahaan (going concern)
misalnya karena akumulasi kerugian perusahaan lebih besar 75% dari modal disetor,
maka secara hukum perusahaan tersebut harus bubar.
8) Ada atau tidak ada peraturan pemerintah, perusahaan bisa saja melakukan revaluasi
aset tetap dan mencantumkan nilai aset tetapnya di laporan posisi keuangan (neraca)
berdasarkan nilai revaluasi. Benar
9) Adjustment ke retained earnings hanya diperbolehkan jika menyangkut laba rugi tahun
lalu yang jumlahnya material atau menyangkut pembayaran pajak yang berasal dari
STP dan SKP walaupun jumlahnya kecil. Benar
10) Setoran saham dalam bentuk inberg, harus menggunakan nilai wajar aset bukan kas
yang diserahkan (disetor), yaitu nilai appraisal yang disetujui Dewan Komisaris untuk
PT yang sahamnya terdaftar di Bursa Efek atau nilai yang disepakati oleh Dewan
Komisaris dan Penyetoran bentuk barang. Benar
11) Waktu yang dibutuhkan dalam pemeriksaan permodalan biasanya cukup banyak, seperti
pada pemeriksaan persediaan. Salah.
Waktu yang dibutuhkan dalam pemeriksaan permodalan biasanya tidak banyak.
12) Salah satu audit objective dalam memeriksa ekuitas adalah untuk memeriksa apakah
perubahan terhadap ekuitas telah mendapat otorisasi baik dari pejabat perusahaan yang
berwenang, RUPS maupun dari instansi pemerintah. Benar
13) Besarnya dividen yang akan dibagikan, diusulkan oleh Direksi perusahaan dan disahkan
dalam RUPS. Benar
14) Dalam hal pembagian stock dividend, jumlah stockholders equity tidak berubah, karena
retained earning berkurang dan paid in capital bertambah dalam jumlah yang sama.
Benar
15) Salah satu ciri internal control yang baik atas ekuitas adalah digunakannya stock
transfer agent untuk mengurus pengadministrasian saham dan pembayaran dividen,
terutama untuk perusahaan yang sudah go public. Benar

Anda mungkin juga menyukai