4. Ekuitas
a. Jelaskan audit plan
ekuitas Jawab:
Audit plan untuk ekuitas melibatkan serangkaian langkah-langkah yang direncanakan oleh
auditor untuk memverifikasi keabsahan, kecukupan, dan keberlanjutan ekuitas perusahaan.
Ekuitas adalah bagian dari neraca perusahaan yang mewakili klaim pemilik atas aset
perusahaan setelah dikurangi liabilitas. Berikut adalah beberapa langkah yang termasuk
dalam audit plan untuk ekuitas:
1) Pemahaman atas Entitas: Auditor harus memahami dengan baik struktur perusahaan,
kepemilikan saham, modal yang disetor, perubahan modal, dan transaksi ekuitas
lainnya yang relevan.
2) Pemeriksaan Modal yang Disetor: Auditor akan memeriksa catatan perusahaan terkait
dengan modal yang disetor, termasuk saham biasa, saham preferen, dan modal
tambahan, untuk memastikan keabsahan dan keakuratan jumlahnya.
3) Verifikasi Transaksi Ekuitas: Auditor akan memverifikasi transaksi ekuitas seperti
penjualan saham baru, pembelian kembali saham, pembagian dividen, atau
penggunaan dana dari modal tambahan untuk memastikan kepatuhan terhadap
peraturan perusahaan dan peraturan yang berlaku.
4) Penilaian Nilai Guna: Auditor mungkin perlu menilai nilai guna ekuitas perusahaan,
terutama jika ada transaksi atau perubahan signifikan dalam kepemilikan saham atau
struktur perusahaan.
5) Analisis Laba Ditahan: Auditor akan menganalisis laba ditahan perusahaan untuk
memastikan keakuratan saldo, serta memeriksa apakah ada pembatasan distribusi laba
yang ada.
6) Pengujian Hak dan Kewajiban Pemegang Saham: Auditor akan menguji hak dan
kewajiban pemegang saham, seperti hak suara, hak atas dividen, dan kewajiban terkait
dengan kepemilikan saham.
7) Pemeriksaan Dokumentasi Hukum: Auditor akan memeriksa dokumen-dokumen
hukum terkait dengan ekuitas, seperti akta pendirian perusahaan, perjanjian pemegang
saham, dan kontrak lainnya, untuk memastikan kepatuhan perusahaan terhadap
ketentuan-ketentuan tersebut.
8) Evaluasi Penyajian dan Pengungkapan: Auditor akan mengevaluasi penyajian dan
pengungkapan ekuitas dalam laporan keuangan untuk memastikan kepatuhan terhadap
standar pelaporan keuangan yang berlaku.
9) Analisis Perubahan Ekuitas: Auditor akan menganalisis perubahan dalam ekuitas
perusahaan dari periode ke periode untuk memahami faktor-faktor yang
mempengaruhinya dan memastikan konsistensi dengan transaksi dan peristiwa yang
terjadi.
10) Kesimpulan dan Laporan: Berdasarkan hasil audit, auditor akan membuat kesimpulan
tentang keabsahan, kecukupan, dan keberlanjutan ekuitas perusahaan, dan menyajikan
temuan mereka dalam laporan audit.
b. Sebutkan dan jelaskan tujuan audit pemeriksaan ekuitas
Jawab:
Tujuan pemeriksaan ekuitas adalah sebagai berikut.
1) Untuk memeriksa apakah terdapat internal control yang baik atas permodalan, termasuk
internal control atas transaksi jual beli saham, pembayaran dividen dan sertifikat saham.
2) Untuk memeriksa apakah struktur permodalan yang tercantum di laporan posisi
keuangan (neraca) sudah sesuai dengan apa yang tercantum di akta pendirian
perusahaan.
3) Untuk memeriksa apakah izin-izin yang diperlukan dari pemerintah yang menyangkut
ekuitas (misalkan dari KemHumKam, BKPM, BKPMD, BAPEPAM-LK, KPP dan SK
Presiden RI) telah dimiliki oleh perusahaan.
4) Untuk memeriksa apakah perubahan terhadap ekuitas telah mendapat otorisasi baik dari
pejabat perusahaan yang berwenang (direksi, dewan komisaris), Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS) maupun dari instansi pemerintah.
5) Untuk memeriksa apakah setiap perubahan pada retained earnings atau accumulated
losses didukung oleh bukti-bukti yang sah.
6) Untuk memeriksa apakah penyajian permodalan di laporan posisi keuangan (neraca)
sesuai dengan SAK dan hal-hal yang penting sudah diungkapkan dalam catatan atas
laporan keuangan.
c. Sebutkan dan jelaskan prosedur audit
ekuitas Jawab:
1) Pelajari dan evaluasi internal control atas permodalan dan transaksi jual beli saham,
pembagian dan pembayaran dividen dan sertifikat saham.
2) Minta salinan (copy) dari akta pendirian, SK Pengesahan Menteri Hukum dan HAM,
SK BKPM/BKPMD, SK Bapepam-LK, SK Presiden, untuk disimpan dalam
permanent file.
3) Cocokkan data yang ada dalam akta pendirian tersebut dengan modal yang tercantum
di laporan posisi keuangan (neraca) dan penjelasan dalam catatan atas laporan
keuangan.
4) Untuk perusahaan yang baru didirikan dan perusahaan yang mempunyai tambahan
setoran modal dalam periode yang diperiksa, periksalah bukti setoran dan bukti
pembukuan lainnya serta otorisasi dari pejabat perusahaan yang berwenang dan
instansi pemerintah.
5) Jelaskan dalam kertas kerja pemeriksaan:
Berapa modal dasar, modal ditempatkan, modal disetor serta premium dan discount
dari penjualan saham.
Jenis saham yang dimiliki perusahaan, berapa jumlah common stock dan preferred
stock, dalam jumlah lembar maupun nilai nominalnya.
Rincian pemegang saham.
6) Periksa dokumen pendukung dari setiap perubahan dalam perkiraan retained
earnings/deficit, untuk mengetahui apakah perubahan tersebut sudah diotorisasi oleh
pejabat perusahaan yang berwenang dan apakah adjustment ke retained
earnings/deficit memang reasonable dan jumlahnya cukup material.
7) Seandainya ada pembagian dividen, periksa apakah:
Dividen dibagikan dalam bentuk cash dividend, stock dividend atau property
dividend.
Pencatatannya sudah benar (pada waktu deklarasi dividen maupun pada saat
pembayaran dividen).
Aspek perpajakannya sudah sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku.
8) Periksa apakah akumulasi kerugian perusahaan (accumulated losses/deficit) sudah
mencapai 75% dari modal disetor, kalau ini terjadi harus ada penjelasan dalam catatan
atas laporan keuangan.
9) Pertimbangkan untuk mengirim konfirmasi ke pemegang saham atau Biro
Administrasi Efek (Stock Transfer Agent).
10) Seandainya ada treasury stock:
Periksa bukti pembelian dan otorisasinya.
Periksa bukti penjualannya dan otorisasinya (jika treasury stock dijual kembali).
Tanyakan kepada manajemen tujuan pembelian treasury stock (apakah untuk
memperbaiki harga pasar saham perusahaan atau untuk dibagikan sebagai saham
bonus).
Perhatikan bahwa treasury stock tidak berhak atas pembagian dividen.
11) Periksa apakah penyajian permodalan di laporan posisi keuangan (neraca) dan catatan
atas laporan keuangan sudah sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan
ETAP/PSAK/IFRS.
d. Berikan contoh kertas kerja pemeriksaan liabilitas ekuitas
Jawab:
Contoh Top Schedule Ekuitas
e. Latihan soal bab 18
1) Sama seperti liabilitas jangka panjang. Modal merupakan kewajiban perusahaan
kepada pemilik perusahaan. Benar
2) Dalam badan hukum yang berbentuk koperasi, modal pokoknya adalah simpanan
pokok anggota yang tak dapat dipindahtangankan dan dapat diambil kempali pada saat
seorang anggota mengundurkan diri. Benar
3) Modal menurut akta pendirian yang telah disahkan oleh Menteri Hukum dan HAM
terdiri dari modal dasar (issued capital), modal ditempatkan (outhorized capital) dan
modal disetor (paid-up capital). Benar
4) Modal yang berasal dari sumbangan (donated capital) tidak bisa dilaporkan sebagai
bagian dari tambahan modal disetor. Salah.
Karena, modal yang berasal dari sumbangan bisa dilaporkan sebagai bagian dari
tambahan modal disetor.
5) Jika Akta pendirian suatu PT belum mendapat pengesahan dari Menteri Hukum dan
HAM, menurut Undang-Undang No. 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas,
transaksi hukum perusahaan (perjanjian-perjanjian yang dibuat perusahaan) belum
dianggap sah. Benar
6) Treasury stock tidak berhak atas pembagian dividen. Oleh karena itu, jika suatu
perusahaan yang memiliki treasury stock membagikan dividen kas, maka dividen per
saham akan menjadi lebih kecil. Salah.
Treasury stock tidak berhak atas pembagian dividen. Oleh karena itu, jika suatu
perusahaan yang memiliki treasury stock membagikan dividen kas, maka dividen per
saham akan menjadi lebih Besar.
7) Jika akuntan publik meragukan kelangsungan hidup perusahaan (going concern)
misalnya karena akumulasi kerugian perusahaan lebih besar 75% dari modal disetor,
maka hal tersebut akan mempengaruhi opini yang diberikan akuntan publik terhadap
kewajaran laporan keuangan perusahaan secara keseluruhan. Salah.
Jika akuntan publik meragukan kelangsungan hidup perusahaan (going concern)
misalnya karena akumulasi kerugian perusahaan lebih besar 75% dari modal disetor,
maka secara hukum perusahaan tersebut harus bubar.
8) Ada atau tidak ada peraturan pemerintah, perusahaan bisa saja melakukan revaluasi
aset tetap dan mencantumkan nilai aset tetapnya di laporan posisi keuangan (neraca)
berdasarkan nilai revaluasi. Benar
9) Adjustment ke retained earnings hanya diperbolehkan jika menyangkut laba rugi tahun
lalu yang jumlahnya material atau menyangkut pembayaran pajak yang berasal dari
STP dan SKP walaupun jumlahnya kecil. Benar
10) Setoran saham dalam bentuk inberg, harus menggunakan nilai wajar aset bukan kas
yang diserahkan (disetor), yaitu nilai appraisal yang disetujui Dewan Komisaris untuk
PT yang sahamnya terdaftar di Bursa Efek atau nilai yang disepakati oleh Dewan
Komisaris dan Penyetoran bentuk barang. Benar
11) Waktu yang dibutuhkan dalam pemeriksaan permodalan biasanya cukup banyak, seperti
pada pemeriksaan persediaan. Salah.
Waktu yang dibutuhkan dalam pemeriksaan permodalan biasanya tidak banyak.
12) Salah satu audit objective dalam memeriksa ekuitas adalah untuk memeriksa apakah
perubahan terhadap ekuitas telah mendapat otorisasi baik dari pejabat perusahaan yang
berwenang, RUPS maupun dari instansi pemerintah. Benar
13) Besarnya dividen yang akan dibagikan, diusulkan oleh Direksi perusahaan dan disahkan
dalam RUPS. Benar
14) Dalam hal pembagian stock dividend, jumlah stockholders equity tidak berubah, karena
retained earning berkurang dan paid in capital bertambah dalam jumlah yang sama.
Benar
15) Salah satu ciri internal control yang baik atas ekuitas adalah digunakannya stock
transfer agent untuk mengurus pengadministrasian saham dan pembayaran dividen,
terutama untuk perusahaan yang sudah go public. Benar