Anda di halaman 1dari 5

Nama : Fransisco Friadi Pasaribu

NIM : 2024011003
Prodi : Akuntansi

Ujian Audit
Soal:

1. Jelaskanlah tujuan pemeriksaan liabilitas jangka pendek! (Bobot 20)


2. Jelaskanlah program substantif terhadap hutang jangka panjang! (Bobot 20)
3. Jelaskanlah audit atas ekuitas pemegang saham! (Bobot 20)
4. Berikan penjelasan saudara tentang salah saji potensial atas aktivitas penjualan kredit! !
(Bobot 20)
5. Jelaskanlah dengan bagan alir sistem informasi akuntansi penjualan kredit dan apa
manfaatnya bagi tim audit terkait prosedur yang ada! (Bobot 20)

Jawab :

1.) Pemeriksaan liabilitas jangka pendek adalah bagian dari proses audit keuangan yang
dilakukan oleh auditor independen untuk mengevaluasi kewajaran dan keberlanjutan
kewajiban perusahaan yang akan jatuh tempo dalam satu tahun atau dalam siklus operasi
normal perusahaan. Tujuan pemeriksaan liabilitas jangka pendek sebagai berikut:

1. Konfirmasi Kewajaran: Tujuan utama dari pemeriksaan liabilitas jangka pendek


adalah untuk memastikan bahwa kewajiban yang dilaporkan dalam laporan keuangan
perusahaan adalah kewajiban yang sebenarnya ada dan benar. Auditor akan
memeriksa dokumen, kontrak, dan catatan perusahaan untuk memastikan bahwa
kewajiban yang dilaporkan sesuai dengan hukum dan peraturan yang berlaku.
2. Kepatuhan Hukum dan Peraturan: Auditor akan memeriksa apakah perusahaan telah
mematuhi hukum dan peraturan terkait pembayaran liabilitas jangka pendek, seperti
pembayaran utang dagang, pajak, dan gaji karyawan. Hal ini melibatkan pengecekan
apakah pembayaran dilakukan tepat waktu dan apakah perusahaan telah memenuhi
semua kewajiban yang ditetapkan oleh hukum.
3. Pengujian Kecukupan Dana: Auditor juga akan melakukan pengujian untuk
memastikan bahwa perusahaan memiliki dana yang cukup untuk memenuhi
kewajiban jangka pendek yang akan jatuh tempo. Ini termasuk mengevaluasi
likuiditas perusahaan dan memastikan bahwa perusahaan tidak menghadapi risiko
kebangkrutan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
4. Mendeteksi Kecurangan: Auditor juga memiliki tanggung jawab untuk mendeteksi
tanda-tanda kecurangan yang terkait dengan liabilitas jangka pendek, seperti
manipulasi laporan keuangan atau pembengkakan kewajiban. Oleh karena itu,
pemeriksaan liabilitas jangka pendek juga bertujuan untuk mendeteksi adanya
kecurangan atau pelanggaran etika dalam pelaporan keuangan.
2.) Program substantif terhadap hutang jangka panjang adalah bagian dari proses audit
keuangan yang dilakukan oleh auditor independen untuk mengevaluasi kewajaran dan
kebenaran liabilitas jangka panjang yang dilaporkan dalam laporan keuangan suatu
perusahaan. Program ini bertujuan untuk mengkonfirmasi dan memeriksa detail serta
keabsahan transaksi terkait hutang jangka panjang. Berikut adalah langkah-langkah umum
yang dilakukan dalam program substantif terhadap hutang jangka panjang:

1. Identifikasi dan Klasifikasi: Auditor akan mulai dengan mengidentifikasi dan


mengklasifikasikan semua liabilitas jangka panjang yang tercatat dalam laporan
keuangan perusahaan. Ini termasuk utang obligasi, pinjaman bank jangka panjang,
utang hipotek, atau liabilitas lain yang memiliki jangka waktu pengembalian lebih
dari satu tahun.
2. Pengecekan Dokumen: Auditor akan memeriksa dokumen yang mendukung liabilitas
jangka panjang, seperti kontrak pinjaman, perjanjian obligasi, perjanjian hipotek, dan
catatan lain yang terkait. Auditor akan memeriksa apakah dokumen ini telah
diarsipkan dengan benar dan sesuai dengan hukum.
3. Pengujian Hak Kepemilikan: Auditor akan memeriksa apakah perusahaan memiliki
hak kepemilikan atas aset yang digunakan sebagai jaminan atau jaminan untuk hutang
jangka panjang. Ini melibatkan memastikan bahwa aset tersebut benar-benar dimiliki
oleh perusahaan dan bahwa aset tersebut diakui sebagai jaminan dalam laporan
keuangan.

3.) Audit atas ekuitas pemegang saham adalah bagian penting dari proses audit keuangan
yang dilakukan oleh auditor independen untuk mengevaluasi kewajaran dan kebenaran
informasi yang terkait dengan ekuitas pemegang saham dalam laporan keuangan suatu
perusahaan. Ekuitas pemegang saham mencakup saham biasa, saham preferen, tambahan
modal disetor, laba ditahan, dan elemen lain yang berkaitan dengan pemilik perusahaan.
Tujuan dari audit atas ekuitas pemegang saham adalah memastikan bahwa laporan keuangan
mencerminkan dengan akurat nilai ekuitas dan hak pemilik perusahaan. Berikut adalah
beberapa langkah yang biasanya dilakukan dalam audit atas ekuitas pemegang saham:

1. Identifikasi dan Klasifikasi: Auditor akan mengidentifikasi dan mengklasifikasikan


berbagai komponen ekuitas pemegang saham dalam laporan keuangan, seperti saham
biasa, saham preferen, tambahan modal disetor, dan laba ditahan. Ini melibatkan
pemeriksaan apakah pengungkapan dalam laporan keuangan mencakup semua
komponen ekuitas yang relevan.
2. Pengecekan Transaksi Ekuitas: Auditor akan memeriksa transaksi yang melibatkan
ekuitas pemegang saham, seperti penerbitan saham baru, pembelian kembali saham,
atau deviden yang dibayarkan kepada pemegang saham. Auditor akan memastikan
bahwa transaksi tersebut telah diakuntansi dengan benar dan sesuai dengan prinsip-
prinsip akuntansi yang berlaku.
3. Pengecekan Dokumen dan Kontrak: Auditor akan memeriksa dokumen yang
mendukung transaksi ekuitas, seperti perjanjian penerbitan saham, surat kuasa
pemegang saham, dan kontrak saham preferen. Auditor juga akan memeriksa kontrak
konversi atau opsi saham yang mungkin mempengaruhi ekuitas pemegang saham.
4. Pengujian Hak Kepemilikan: Auditor akan memeriksa apakah perusahaan memiliki
hak kepemilikan yang sah atas saham yang diterbitkan dan hak pemegang saham atas
ekuitas yang mereka klaim. Hal ini termasuk memastikan bahwa saham yang
diterbitkan telah dilaporkan dengan benar dan bahwa hak-hak pemegang saham
dipatuhi.
5. Pengecekan Dividen: Auditor akan memeriksa apakah pembayaran dividen kepada
pemegang saham telah diakuntansi dengan benar, termasuk pengungkapan dalam
laporan keuangan. Hal ini melibatkan pengecekan apakah perusahaan memiliki laba
yang tersedia untuk pembayaran dividen, sesuai dengan hukum dan peraturan yang
berlaku.
6. Pengecekan Pengungkapan: Auditor akan memastikan bahwa pengungkapan dalam
laporan keuangan terkait ekuitas pemegang saham telah dilakukan sesuai dengan
standar akuntansi yang berlaku. Ini mencakup informasi tentang jumlah saham yang
beredar, hak-hak pemegang saham, kebijakan pembagian laba, dan lainnya.

4.) Salah saji potensial atas aktivitas penjualan kredit adalah situasi di mana perusahaan telah
melaporkan informasi yang tidak akurat atau menyesatkan terkait dengan penjualan kredit
dalam laporan keuangannya. Hal ini dapat mengarah pada overstatement atau understatement
pendapatan, aset piutang, dan laba bersih. Salah saji potensial seperti ini bisa menjadi
masalah serius dalam audit keuangan, karena dapat merusak kepercayaan pemangku
kepentingan dan melanggar prinsip transparansi dan akuntabilitas dalam pelaporan keuangan.

Contoh :

1. Penjualan Fiktif atau Tidak Valid: Perusahaan mencatat penjualan yang sebenarnya
tidak terjadi atau tidak valid, misalnya, mencatat penjualan kepada pelanggan yang
tidak ada, penjualan barang yang belum dikirim, atau penjualan dengan syarat-syarat
tertentu yang belum terpenuhi.
2. Penyajian Diskon atau Keringanan yang Tidak Pantas: Perusahaan dapat
memberikan diskon atau keringanan yang tidak sesuai dengan aturan atau kontrak
penjualan yang ada, yang akhirnya dapat mengurangi pendapatan yang dilaporkan.

5.) Berikut adalah sebuah gambaran umum bagan alir sistem informasi akuntansi penjualan
kredit, beserta manfaatnya bagi tim audit:

Langkah 1: Pencatatan Penjualan Kredit

• Pelanggan melakukan pesanan barang atau layanan.


• Sales department mencatat pesanan dan menyiapkan faktur penjualan.

Manfaat untuk Tim Audit:

• Tim audit dapat memeriksa integritas dan korelasi antara pesanan, faktur, dan jumlah
penjualan yang dilaporkan.
Langkah 2: Pemeriksaan Persetujuan

• Faktur penjualan dan pesanan diajukan kepada pihak yang berwenang untuk
persetujuan.

Manfaat untuk Tim Audit:

• Audit dapat mengevaluasi kontrol internal yang ada untuk memastikan bahwa
penjualan hanya diotorisasi oleh pihak yang berwenang.

Langkah 3: Pengiriman Barang atau Layanan

• Setelah persetujuan, barang atau layanan dikirimkan kepada pelanggan.

Manfaat untuk Tim Audit:

• Auditor dapat memverifikasi apakah pengiriman dilakukan berdasarkan pesanan dan


faktur yang ada.

Langkah 4: Pencatatan Penjualan

• Departemen akuntansi mencatat penjualan dalam sistem akuntansi.


• Penjualan yang dicatat akan mencakup detail seperti jumlah, harga, tanggal, dan
nomor faktur.

Manfaat untuk Tim Audit:

• Auditor dapat memeriksa pencatatan penjualan untuk memastikan akurasi dan


konsistensi dengan dokumen lainnya.

Langkah 5: Penerimaan Pembayaran

• Pelanggan melakukan pembayaran atas penjualan kredit yang mereka terima.


• Departemen keuangan mencatat penerimaan pembayaran.

Manfaat untuk Tim Audit:

• Auditor dapat memeriksa catatan penerimaan pembayaran untuk memastikan bahwa


pembayaran sesuai dengan jumlah yang tercatat dalam sistem akuntansi.

Langkah 6: Penyusutan Nilai Piutang

• Departemen keuangan dapat melakukan penyusutan nilai piutang jika ada piutang
yang tidak tertagih.

Manfaat untuk Tim Audit:

• Auditor dapat memeriksa kebijakan dan prosedur penyusutan nilai piutang serta
perhitungannya.
Langkah 7: Pelaporan Keuangan

• Laporan keuangan disusun oleh departemen keuangan dengan mencakup informasi


penjualan kredit dan piutang.

Manfaat untuk Tim Audit:

• Auditor dapat memeriksa laporan keuangan untuk memastikan bahwa informasi yang
dilaporkan konsisten dan mencerminkan transaksi yang sebenarnya.

Langkah 8: Audit Internal

• Tim audit internal melakukan audit internal terhadap seluruh proses penjualan kredit.

Manfaat untuk Tim Audit:

• Auditor eksternal dapat bergantung pada temuan dan hasil audit internal sebagai dasar
untuk mengidentifikasi risiko dan pengujian yang perlu dilakukan selama audit
eksternal.

Langkah 9: Audit Eksternal

• Tim audit eksternal melakukan audit independen terhadap laporan keuangan dan
proses penjualan kredit perusahaan.

Manfaat untuk Tim Audit:

• Auditor eksternal dapat menggunakan hasil audit internal dan proses yang ada sebagai
titik awal untuk mengidentifikasi risiko, perencanaan pengujian, dan menilai
efektivitas kontrol internal.

Anda mungkin juga menyukai