Periksa apakah penyajian piutang dineraca dilakukan sesuai dengan standar akuntansi
keuangan di Indonesia
13. Tarik kesimpulan mengenal kewajaran saldo piutang yang diperiksa
Penjelasan Prosedur Audit :
1. Pahami dan evaluasi internal control atas piutang dan transaksi penjualan,piutang dan
penerimaan kas.
Proses memahami dan mengevaluasi internal control merupakan bagian yang sangat
penting dalam suatu proses pemeriksaan akuntan.Karena hasil dari evaluasi internal
control atas piutang berupa kesimpulan apakah internal control atas piutang dan
transaksi penjualan,piutang dan penerimaan kas berjalan efektif atau tidak.
Jika auditor menyimpulkan bahwa internal control berjalan efektif,berarti luasnya
pengujian tas kewajaran saldo piutang per tanggal neraca dan saldo penjualan untuk
periode yang diperiksa bisa dipersempit.Jika internal control baik atau berjalan
efektif,berarti kemungkinan terjadinya kesalahan adalah kecil dan jika kesalahan
terjadi akan bisa segera ditemukan oleh pihak perusahaan.Untuk mempelajari internal
control yang terdapat diperusahaan,auditor bisa melakukan tanya jawab dengan klien
dengan menggunakan internal control questionnaires.Kemudian hasil tanya jawab
digambarkan lebih lanjut dalam flow chart dan jika perlu dalam bentuk cerita
(narrative).Berdasarkan hal diatas,auditor bisa mengevaluasi internal control yang ada
secara teoritis dan menarik kesimpulan sementara apakah internal control baik atau
sedang auditor harus melakukan compliance test atau test of recorded
transactions,untuk membuktikan apakah internal control berjalan efektif atau tidak.
Jika disimpulkan sementara bahwa internal control lemah,auditor tidak perlu
melakukan compliance test,tetapi langsung melakukan substantive test yang
diperluas.Karena jika auditor tetap melakukan compliance test,kesimpulan akhir pasti
menyatakan bahwa internal control lemah.Setelah melakukan compliance test,auditor
harus menarik kesimpulan akhir apakah internal control baik,sedang atau
lemah.Setelah itu baru auditor melakukan substantive test.
Garis besar sistem dan prosedur penjualan dan pencatatan piutang usaha pada
PT.Reniku:
1. Pesanan dari pelanggan ( purchase order) didapat melalui penjual/salesman serta
melalui faximilie yang masuk
2. Berdasarkan order pembelian tersebut.Manajer Penjualan membuat Sales Contract
(SC) rangkap 2,bernomor urut tercetak,yang didistribusikan sebagai berikut:
Lembar ke-1 untuk pelanggan
Lembar ke-2 untuk arsip
Setelah SC disetujui pelanggan maka lembar ke-2 dikirim ke bagian administrasi
penjualan.
3. Berdasarkan SC tersebut,dibuat Surat Instruksi Pengiriman (SIP) rangkap
4,bernomor urut tercetak,yang akan didistribusikan sebagai berikut :
Semua formulir yang digunakan dalam prosedur penjualan dan piutang PT.Reniku
sebelumnya telah diberi nomor urut tercetak untuk mengawasi pemakaian
formulir.Penggunaan nomor urut tercetak pada formulir merupakan elemen
pengawasan terhadap transaksi
yang bersamgkutan
dengan formulir
tersebut.Berdasarkan penjelasan narrative,flow chart dan ICQ atas sistem dan
prosedur penjualan,piutang usaha dan penerimaan kas pada PT Reniku,bisa ditarik
kesimpulan sementara bahwa pengendalian intern atas penjualan,piutang usaha dan
penerimaan kas cukup baik dan tidak diidentifikasikan sebagai suatu resiko kesalahan
yang material.Langkah berikutnya,auditor harus melakukan compliance test,namun
sebelumnya perlu disusun audit program untuk pengujian ketaatan sebagai berikut :
4.
Buat Top schedule dan Supporting schedule piutang usaha per tanggal neraca.
Untuk menghemat waktu pemeriksaan,auditor harus meminta rincian dari
piutang usaha,piutang pegawai,wesel tagih,uang muka,piutang bunga,piutang
afiliasi,piutang direksi,piutang pemegang saham dan piutang dll.Rincian yang
berasal dari klien dicantumkan tanggal terimanya dan tuliskan PBC (prepared
by clien)
Harus diingat bahwa tugas auditor adalah memeriksa kewajaran laporan
keuangan , bukan menyiapkan rincian rincian atau menyusun laporan
keuangan,karena laporan keuangan merupakan tanggung jawab manajemen.
Periksa mathematical accuracynya dan check individual balance ke sub ledger
lalu totalnya ke general ledger.
Auditor harus mencheck penjumlahan ( footing dan crossfooting) dan rincian
rincian yang diberikan klien dan saldo masing masing pelanggan atau
pegawai harus dicocokkan dengan saldo menurut sub ledger piutang
usaha.Lalu total dari masing masing rincian dicocokkan dengan saldo
general ledgernya.Jika ada saldo yang tidak cocok atau ditemukan kesalahan
penjumlahan,beritahu kepada klien dan minta mereka memperbaikinya bukan
tugas auditor untuk memperbaiki rincian rincian tersebut.
5.
Test check umur piutang usaha dari beberapa customer ke subledger piutang
usaha dan sales invoice