04 05 06
Tujuan Audit Aset Prosedur
Tetap Pemeriksaan atau Langkah-Langkah Prosedur
Audit Atas Aset Tetap Audit Atas Aset Tetap
Pengertian Aset Tetap
1. Berwujud fisik.
2. Tidak untuk dijual lagi seperti barang
dagang dan investasi.
3. Memiliki nilai material dan ekonomi.
4. Masa manfaat ekonominya lebih dari
satu tahun buku.
5. Digunakan untuk aktivitas normal
perusahaan.
Berdasarkan Jenisnya
• Bangunan atau gedung merupakan bangunan yang berdiri di atas lahan yang
mana pencatatannya harus dipisahkan dari tanah tempat gedung berada.
• Mesin yakni semua aset yang berhubungan dengan mesin misalnya mesin
produksi, mesin penggiling, dan mesin foto kopi.
• Kendaraan misalnya saja traktor, truk, mobil dinas, sepeda motor dan lain-
lain.
• Perabotan yang termasuk di dalamnya seperti meja, kursi, peralatan
laboratorium dan masih banyak contoh lainnya.
• Inventaris yakni peralatan besar yang digunakan oleh perusahaan contohnya
inventaris pabrik, inventaris kantor, dan sebagainya.
• Prasarana yakni fasilitas yang dibangun perusahaan untuk mendukung
jalannya bisnis misalnya jalan, pagar, jembatan, dan sebagainya.
Perolehan Aset Tetap
Aset tetap yang dibeli dari pembelian tunai dicatat sebesar jumlah uang yang dikeluarkan yaitu
termasuk harga faktur dan semua biaya yang dikeluarkan agar aset tetap tersebut siap untuk
dipakai seperti bea balik nama, biaya angkut, biaya pemasangan, biaya pengiriman dll.
2. Pembelian Angsuran
Harga perolehan yang dibeli secara angsuran tidak boleh termasuk biaya bunga. Bunga selama
angsuran dibebankan ke beban bunga, dan yang termasuk ke harga perolehan adalah total
angsuran ditambah biaya tambahan seperti biaya angkut, biaya pemasangan, biaya pengiriman,
dll.
Pengujian audit aktual dan jumlah sampel sangat bergantung pada salah saji
yang dapat diterima, resiko bawaan, dan penilaianrisiko pengendalian.
Salah saji yang dapat diterima merupakan hal penting untuk melakukan
verifikasi atas penambahan aset tahun berjalan karena transaksi ini
bervariasi dari jumlah yang tidak material dalam beberapa tahun sampai
jumlah yang sangat besaruntuk akuisisi lainnya
3. Melakukan verifikasi penghentian aset tahun berjalan
Terdapat dua tujuan auditor saat melakukan audit peralatan manufaktur, yaitu
menentukan bahwa:
a. Seluruh perlengkapan yang dicatat secara fisik ada pada tanggal neraca
(keberadaan)
b. Seluruh perlengkapan yang dimiliki sudah dicatat (kelengkapan) Auditor
pertama kali harus mempertimbangkan sifat pengendalian internal atas
peralatan manufaktur.
Beban depresiasi adalah satu dari sedikit akun beban yang tidak diverifikasi
sebagai bagian dari pengujian pengendalian danpengujian substantif atas
transaksi. Jumlah tercatat ditentukan dari alokasi internal, bukan dari
transaksi pertukaran dengan pihak luar.Tujuan audit-terkait saldo yang
paling penting untuk beban depresiasi adalah akurasi. Auditor berfokus pada
penentuan apakah klien telah mengikuti kebijakan depresiasi yang konsisten
dari periode ke periode, dan apakah perhitungan klien sudah benar.
6) Melakukan verifikasi saldo akhir dalam akumulasi depresiasi
Debet atas akumulasi depresiasi secara normal diuji sebagaibagian dari audit
penghentian aset dan kreditnya diverifikasi sebagai bagian dari beban
depresiasi. Jika auditor menelusuri transaksitertentu ke catatan akumulasi
depresiasi dalam berkas utama asset sebagai bagian dari pengujian ini, maka
perlu dilakukan pengujian tambahan atas saldo akhir akumulasi depresiasi.
Tujuan Audit Aset
Tetap
1. Bertujuan memeriksa flow internal control yang diberlakukan di suatu perusahaan atas aset
yang bersangkutan. Jadi, apakah internal control yang dilakukan sudah sesuai dan baik
atau belum.
2. Tujuan selanjutnya adalah untuk memeriksa aset-aset yang tercantum pada neraca sudah
benar adanya dan merupakan (hak) milik dari perusahaan terkait. Selain itu, juga perlu
diperiksa apakah aset tersebut masih dipergunakan atau tidak.
3. Untuk memeriksa dan mengetahui apakah terjadi penambahan aktiva dalam periode
berjalan masa audit yang telah didukung oleh kewenangan otoritas pejabat perusahaan
yang bersangkutan serta dilengkapi dengan bukti audit aktiva tetap yang mendukung, serta
dicatat dengan sebenar-benarnya
4. Tujuan audit aktetap untuk memeriksa pencatatan disposal dengan otoritas pejabat
perusahaan yang berwenang. Disposal aset dapat berupa pencatatan dalam bentuk
penjualan (laba/rugi penjualan), tukar tambah (trade-in), atau penghapusan aset yang
dicatat sebagai kerugian.
6. Untuk mengetahui apakah terdapat kekayaan aset tetap suatu perusahaan yang dapat
dijadikan jaminan.
7. Untuk memeriksa apakah penyajian aset tetap dalam worksheet atau kertas kerja telah
sesuai dan telah memenuhi standar ketentuan laporan keuangan perusahaan.
Prosedur Pemeriksaan atau Audit
Atas Aset Tetap
1. Inspeksi
Langkah prosedur yang pertama dilakukan adalah inspeksi atau penyelidikan pada setiap
transaksi atas aktiva tetap suatu perusahaan, langkah penulisan dokumen audit terkait, serta
prosedur audit atas aktiva tetap itu sendiri.
Inspeksi dilakukan untuk menilai apakah terdapat perbedaan dan informasi yang tidak
konsisten dalam worksheet atau kertas kerja audit aktiva tetap. Jika telah sesuai, maka
auditor dapat langsung menuju langkah prosedur yang selanjutnya.
2. Melakukan Pengamatan
Pengamatan ini dilakukan oleh seorang auditor untuk mengamati segala prosedur yang
berjalan dalam perusahaan tersebut. Hal ini dilakukan untuk mengetahui dan
mengidentifikasi apakah terdapat kelemahan pada prosedur audit atas aktiva tetap terkait.
Melakukan pengamatan pada prosedur juga memiliki peran penting untuk menghitung
inventaris dan uang tunai dalam catatan dan evaluasi akhir tahun perusahaan.
4. Melakukan Permintaan Keterangan
Selanjutnya, auditor akan melakukan permintaan dan pemeriksaan keterangan atas
kecukupan dokumentasi pada audit aktiva tetap yang dipersiapkan untuk worksheet atau
kertas kerja audit aktiva tetap. Umumnya seorang auditor melakukan prosedur pemeriksaan
keterangan secara manual agar pengecekan dilakukan secara mendetail dan terperinci.
Inilah yang disebut dengan vouching. Vouching adalah kegiatan yang dilakukan untuk
memeriksa kebenaran dan keabsahan suatu transaksi yang telah tercatat dan didukung oleh
bukti-bukti audit aktiva tetap.
5. Penelusuran Atas Aset Tetap
Setelah melakukan vouching, auditor akan melakukan penelusuran dalam
prosedur audit yang berfokus pada meminta kejelasan pada klien. Tentunya,
langkah prosedur ini harus telah disetujui oleh pihak perusahaan terkait terlebih
dahulu.
Hal ini dilakukan agar auditor diberi hak untuk mendapatkan informasi yang
faktual demi tujuan kegiatan audit. Auditor diberi akses yang dirasa perlu untuk
mendapatkan bukti atas transaksi yang berkaitan dengan aset tetap milik
perusahaan. Biasanya prosedur penelusuran ini mengharuskan auditor memiliki
dan memperoleh bukti secara verbal.
6. Perhitungan
Proses perhitungan atau recalculation merupakan proses prosedur audit atas aktiva tetap untuk
memastikan bahwa jumlah dalam laporan keuangan sesuai dengan sebagaimana mestinya dan
sebenar-benarnya. Auditor juga melakukan identifikasi perbedaan antara jumlah yang
diharapkan dengan jumlah aktual yang sebenarnya untuk kepentingan penyelidikan lebih
lanjut. Recalculation digunakan untuk pengujian terhadap penilaian dan alokasi, serta asersi
akurasi.
Asersi (assertions) audit adalah representasi pernyataan yang sesuai dan diekspresikan pada
kelas transaksi dan akun dalam laporan keuangan. Dalam asersi audit dilakukan secara tersirat
dengan pengungkapan pada laporan keuangan.
Audit apa saja yang termasuk dalam PSA 07 (SA 326) adalah sebagai berikut :
- Asersi mengenai keberadaan atau keterjadian.
- Asersi mengenai kelengkapan.
- Asersi mengenai hak dan kewajiban.
- Asersi mengenai penilaian dan alokasi.
- Asersi mengenai penyajian dan pengungkapan.
7. Pemeriksaan Mendalam Atas Bukti Pendukung
Dalam prosedur audit, perlu juga dilakukan pemeriksaan pada bukti audit aktiva tetap yang
mendukung. Bukti audit aktiva tetap pendukung yang diperiksa dapat berwujud pabrik, properti,
dan peralatan lainnya yang dapat membuktikan keberadaan aktiva berwujud.
Auditor akan menggunakan asersi akurasi pada prosedur ini, dengan melakukan pemeriksaan
aset secara fisik yang dicatat dalam bagian aktiva tetap. Auditor juga dapat memeriksa dokumen
hukum aset terkait.
Proses prosedur pelaksanaan ulang ini dilakukan untuk pengujian dalam proses audit atas aktiva
tetap di suatu perusahaan. Pada proses prosedur ini juga memungkinkan auditor melakukan
penghitungan ulang sebagai bentuk dari bagian pengendalian internal.
Langkah-Langkah Prosedur
Audit Atas Aset Tetap
1. Langkah pertama pada prosedur audit atas aktiva tetap yang harus dilakukan adalah
melakukan pemeriksaan pada top dan supporting schedule materi audit aktiva tetap
yang berisi: saldo awal, penambahan dan pengurangan, serta saldo akhir (baik untuk
harga perolehan, akumulasi, dan penyusutan).
5. Setelah melakukan vouching, lakukan audit fisik pada aktiva tetap perusahaan.
Periksalah kebenaran kondisi aset tetap serta nomor pengkodean aset tetap yang sesuai. Jika
masih belum sesuai maka perlu perbaikan dan evaluasi lebih lanjut.
6. Tak lupa juga untuk melakukan audit pada bukti kepemilikan aktivatetap. Lakukan
pencocokan antara aset tetap yang dimiliki oleh perusahaan dengan dokumen pendukung
sebagai bukti dari kepemilikan aset tetap tersebut.
7. Lakukan pemeriksaan dengan mempelajari capitalization dan depreciation policy. Hal ini
dilakukan untuk mengetahui apakah pemberlakuannya dilakukan secara konsisten dan sesuai
dengan ketentuan standar lainnya. Pastikan tidak berbeda dengan tahun sebelumnya.
8. Perhatikan jumlah pada capitalization policy yang berdasarkan masa manfaat atau jumlah
dan masa manfaat aset tetap perusahaan.
9. Pada depreciation policy, perlu memperhatikan kapan suatu aset tetap mulai mengalami
penyusutan. Perhatikan tanggal pemakaian dan pembelian aset tetap, apakah penyusutan
pada 15 hari pertama atau 15 hari terakhir dalam bulan disusutkan.
13. Lakukanlah tes perhitungan penyusutan serta alokasi biaya penyusutan aset tetap dengan
melakukan cross reference pada angka penyusutan. Wajib dilakukan pemeriksaan atas
keakuratan dalam penghitungan penyusutan.
14. Selain itu, tes perhitungan juga terdapat ketepatan alokasi biaya penyusutan sebagai
bagian dari biaya produksi tidak langsung. Penting juga untuk memperhatikan pula aset-
aset tetap yang tidak perlu dilakukan penyusutan.
15. Selain dokumen laporan keuangan, audit juga perlu dilakukan pada dokumen
notulensi rapat, perjanjian kredit, atau respon dari pihak bank terkait atas aset yang
dijaminkan.
16. Jika ada, maka perlu dilakukan pengungkapan atas aset tetap tersebut yang
dijaminkan.
19. Lakukan audit pada penyajian aktiva tetap yang dicantumkan pada laporan keuangan
perusahaan. Lakukan pemeriksaan baik pada neraca maupun beban penyusutan pada laporan
laba rugi.
20. Pastikan penyajian aset tetap pada laporan perusahaan telah sesuai dengan SAK (Standar
Akuntansi Keuangan), ETAP (Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik), dan IFRS (International
Financial Accounting Standard).
Kasus
PT Masraffi yang membeli kendaraan dengan harga Rp 7.000.000, biaya
registrasi kendaraan Rp 600.000, biaya kirim kendaraan Rp 500.000 dan PPN
Rp 810.000. Bagaimana jurnal penyesuaian jika perusahaan salah dalam
menentukan biaya perolehan.