Anda di halaman 1dari 12

DEMOKRASI TERPIMPIN

Najla Ayu Putri


Nasyifa Isnaeni Nurul Zahro
Tanya Tristanova
Tectona Grandis
Zedi Ikram El Fathi
LATAR BELAKANG

• Kegagalan konstituante merumuskan UUD baru


• Jalan buntu kembali ke UUD 1945

 Ciri : Kepemimpinan Tunggal Presiden


Soekarno
DEMOKRASI TERPIMPIN
5 Juli 1959 - 1965

Kekuasaan didominasi oleh Presiden, terbatasnya


peranan partai politik, berkembangnya pengaruh
komunis dan makin meluasnya peranan TNI/Polri
sebagai unsur sosial poltik.
Dekrit Presiden 5 Juli 1959 dapat dipandang
sebagai suatu usaha untuk mencari jalan keluar
dari kemacetan politik dengan melalui
pembentukan kepemimpinan yang kuat.
ISI DEKRIT PRESIDEN
1. Pembubaran Konstituante
2. Berlakunya kembali UUD 1945 dan tidak berlakunya UUDS
1950
3. Membentuk MPRS dan DPAS

PENDUKUNG DEKRIT
1. Makamah Agung
2. DPR (hasil Pemilu 1955)
3. KSAD
4. Berbagai golongan masyarakat
Pembentukan MPRS
• PP no.2 tahun 1959
• Anggota: 261 anggota DPR
92 utusan Daerah
200 wakil golongan

• Tugas: menetapkan GBHN (Garis-garis Besar Haluan


Negara)
• Sidang Umum ke-1 (10 Nov-7 Des 1960)
Tap. MPRS No. I/MPRS/1960 : Manifesto politik sebagai GBHN
• Sidang Umum ke-2 (15-22 Mei 1963)
Tap. MPRS No. III/MPRS/1963 : Pengangkatan Presiden Soekarno sebagai
Presiden seumur hidup
• Sidang Umum ke-3 (11-16 April 1965)
Tap. MPRS No. V/MPRS/1965 : Pidato Soekarno yang berjudul Berdikari sebagai
pedoman revolusi dan politik luar negeri Indonesia
Pembentukan DPAS
• Berdasar Penpres No.3 tahun 1959
• Ketua: Presiden Soekarno

Pembentukan DPR GR
• Berdasar Penpres No.4 tahun 1959
• Penolakan RAPBN tahun 1960 yang diajukan Presiden

Pembentukan Kabinet Kerja


• Dibentuk 10 Juli 1959
• Ir Juanda sebagai Menteri Pertama

Pembentukan Front Nasional


• Berdasar Penpres No.13 tahun 1959
• Tujuan: menyatukan segala bentuk potensi nasional

Pembentukan Dewan Perancang Nasional (DEPERNAS)


• Tugas: merancang dan mengevaluasi pembangunan
• Ketua: Moh Yamin
• 1963 diganti menjadi Badan Perancang Pembangunan Nasional,
ketua Soekarno
Penataan Kehidupan Politik
• Pemasyarakatan ajaran NASAKOM (nasionalis, agama,
komunis)
- Banyak dimanfaatkan PKI untuk mengekspresikan dirinya
- Membentuk pemahaman yang sama dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara
- Kelompok kritis dari kalangan kampus dan ABRI

• Pemasyarakatan ajaran RESOPIM (Revolusi, Sosialisme


Indonesia, dan Pimpinan Nasional)
- Memperkuat kedudukan Presiden Soekarno
- Akibatnya, semua lembaga negara berada di bawah Presiden

• Pembatasan Partai-Partai
- Makin memperkuat kedudukan Presiden
- Partai yang tidak memenuhi ketentuan
Peristiwa Ekonomi Indonesia
Pasca Pengakuan Kedaulatan

• Kondisi ekonomi menjelang pengakuan kedaulatan


- Eksploitasi masa pendudukan Jepang
- Blokade ekonomi oleh Belanda

• Kebijakan ekonomi pasca pengakuan kedaulatan


- Kasimo Plan : menciptakan swasembada pangan, transmigrasi bagi 20 juta
penduduk Jawa ke Sumatera
- Gunting Syafrudin : 20 Maret 1950 memotong semua uang bernilai Rp2,50 keatas
menjadi setengahnya
- Sistem Ekonomi Gerakan Benteng : Dr. Sumitro Joyohadikusumo: perlu
ditumbuhkan pengusaha-pengusaha pribumi
- Nasionalisasi de Javasche Bank : Berdasar UU No.24 tahun 1951 menjadi Bank
Indonesia
- Sistem Ekonomi Ali-Baba : Mr Iskaq Cokrohadisuryo perlu kerjasama
pengusaha pribumi dan Tionghoa
PENYELEWENGAN TERHADAP UUD
1945

1. Presiden memiliki kekuasaan tertinggi


(Pimpinan besar Revolusi)
2. MPR ada di bawah Presiden
3. Presiden membubarkan DPR diganti DPRGR
4. Presiden seumur Hidup
5. Presiden mengangkat ketua MPRS yang
dirangkap Wakil Perdana mentri 3 (Penpres
No.2 tahun 1959)
6. Pembentukan DPA (Dewan Pertimbangan
Agung)
(Penpres No.3 tahun 1959)

7. Pidato kenegaraan tanggal 17Agustus 1959


berjudul “Penemuan Kembali Revolusi Kita”
dijadikan GBHN dengan nama “MANIPOL”
(Manifesto Politik Republik Indonesia)
(MPRS No. 1/MPRS/1960)
BIDANG EKONOMI
• Melaksanakan sistem ekonomi terpimpin
dimana presiden terjun langsung
mengatur ekonomi yang terpusat pada
pemerintah pusat, perekonomian terpusat
pada satu tangan
• Akibat : Perekonomian lesu bahkan terjadi
inflasi yang sangat tajam pada tahun
1965 yang mencapai 600%
POLITIK LUAR NEGERI
POLITIK BEBAS AKTIF
diganti
POLITIK NEFO OLDEFO
(POLITIK LUAR NEGRI POROS/
JAKARTA-PHOM PEN-PEKING)
1. Hubungan dengan negara barat menjadi renggang
2. Hubungan dengan Timur menjadi erat karena Uni
Soviet memberikan kredit pembelian peralatan militer
Modern
3. Berkonfrontasi dengan Malasyia (dikeluarkan
DWIKORA)

Anda mungkin juga menyukai