PENDAHULUAN
ketahui dengan pasti berapa juta tahun yang lalu bumi ini “dilahirkan”, demikian
juga kapan kulit bumi ini terbentuk. Untuk memperkirakan hal tersebut dengan
yang terekam pada kulit bumi yang berhasil diamati, maka di coba disusun skala
yang telah membatu yang di sebut fosil atau didasarkan atas adanya
bentangalam. Untuk taha awal, pengumpulan data geologi dapat dilakukan dengan
skala 1:25.000. skala tersebut dianggap mewakili insensitas data dan kerapatan
dapat digunakan skala peta lebih kecil yang lebih detail yang memberikan
Adapun Maksud dari penilitian ini adalah untuk mengetahui keadaan geologi
daerah penelitian
Adapun alat dan bahan yang digunakan saat praktikum fieldtrip yaitu,
sebagai berikut:
1. Kompas Geologi
2. Palu Geologi
3. GPS
4. Lup
5. Kamera
6. Kantong Sampel
7. Clipboard
8. ATK
aslinya. Dan menempati lebih kurang 1/3 daerah lembar. Pada potret udara
terlihat dengan jelas adanya beberapa kerucut parasit, yang kelihatannya lebih
batuan gunungapi berumur Plistosen. Dua buah bentuk kerucut tererosi yang lebih
kerucut tererosi ini disusun oleh bawan gunungapi berumur Pliosen. Di bagian
utara lembar tendapat 2 daerah yang tercirikan oleh topografi kras yang di bentuk
oleh batugamping Formasi Tonasa. Kedua daerah bertopografi kras ini dipisahkan
oleh pegunungan yang tersusun oleh batuan gunungapi berumur Miosen sampai
merupakan daerah berbukit. kasar di bagian timur dan halus di bagian barat.
kurang, dan 50 m di atas muka laut dan hampir merupakan suatu datanan. Bentuk
morfologi ini disusun oleh batuan klastika gunungapi berumur Miosen. Bukit-
Baturape berupa retas-retas basal. Pesisir barat merupakan daratan rendah yang
sebagian besar terdiri dari daerah rawa dan daerah pasangsurut. Beberapa sungai
besar membentuk daerah banjir di dataran ini. Bagian timurnya terdapat buki
bukit terisolir yang tersusun oleh batuan klastika gunungapi berumur Miosen dan
membentuk beberapa teluk, yang mudah dibedakan dari pantai di daerah lain pada
lembar ini. Daerah ini disusun oleh batuan karbonat dari Formasi Tonasa. Secara
dan Pulau Salayar di selatan. Di bagian utara, daerah berbukit rendah dari Lembah
Watampone Bagian Barat) dan menerus di sepanjang pesisir timur Lembar Ujung
Pandang, Benteng dan Sinjai ini. Pegunungan sebelah timur dan Lembar
Pangkajene dan Watampone Bagian Barat berakhir di bagian utara pesisir timur
lembar ini. Bagian selatan pesisir timur membentuk suatu tanjung yang ditempati
sebagian besar oleh daerah berbukit kerucut dan sedikit topografi kras. Bentuk
pantai dapat diamati di daerah ini sejumlah antara 3 dan 5 buah. Bentuk morfologi
tertinggi 608 m, dan bagian barat lebih rendah. Pantai timur rata-rata terjal dan
pantai barat landai secara garis besar membentuk morfologi lereng-miring ke anah
barat.
diketahui umurnya adalah batuan sedimen flysch Kapur Atas yang dipetakan
sebagai Formasi Marada (Km) Batuan malihan (s) belum diketahui umurnya,
apakah lebih tua atau lebih muda dari pada Formasi Marada; yang jelas diterobos
oleh granodiorit yang diduga berumur Miosen (19 ± 2 juta tahun). Hubungan
Formasi Marada dengan satuan batuan yang lebih muda, yaitu Formasi Salo
tak selaras. Formasi Salo Kalupang (Teos) yang diperkirakan berumur Eosen
Awal - Oligosen Akhir berfasies sedimen laut, dan diperkirakan setara dalam
Kalupang terjadi di sebelah timur Lembah Walanae dan Formasi Tonasa terjadi di
sebelah baratnya. Satuan batuan berumun Eosen Akhir sampai Miosen Tengah
Tonasa (Temt) tenjadi pada daerah yang luas di lembah ini. Formasi Tonasa ini
endapan karbonat yang tebalnya tidak kurang dan 1750 m. Pada kala Miosen
Awal rupanya terjadi endapan batuan gunungapi di daerah timur yang menyusun
Batuan Gunungapi Kalamiseng (Tmkv). Satuan batuan berumur Miosen Tengah
sampai Pliosen menyusun Formasi Camba (Tmc) yang tebalnya mencapai 4.250
m dan menindih tak selaras batuan-batuan yang lebih tua. Formasi ini disusun
laut berasosiasi dengan karbonat mulai diendapkan sejak Miosen Akhir sampai
(Tmpw) dan Anggota Salayar (Tmps). Batuan gunungapi berumur Pliosen terjadi
Satuan batuan gunungapi yang termuda adalah yang menyusun Batuan Gunungapi
aluvium dan pantai (Qac). Perian Satuan Peta Endapan Permukaan Qac
dan batugamping koral. Terbentuk dalam lingkungan sungai, rawa, pantai dan
pantai barat terdapat endapan rawa yang sangat luas. Batuan Sedimen dan Batuan
serpih dan konglomerat; berisipan batupasir dan batulanau gampingan. tufa, lava
dan breksi yang bersusunan basal. andesit dan trakit. Batupasir dan batulanau
berwarna kelabu muda sampai kehitaman; serpih berwarna kelabu tua sampa
coklat tua; konglomerat tersusun oleh andesit dan basal; lava dan breksi
terpropilitkan kuat dengan mineral sekunder berupa karbonat, silikat, serisit. klorit
dan epidot. Fosil globotruncana, dari batupasir gampingan yang dikenal oleh PT
dalam (T.M. van Leeuwen, hubungan tertulis, 1975 . Formasi ini diduga tebalnya
tidak kurang dari 1000 m. Teos FORMASI SALO KALUPANG: batupasir, serpih
beberapa tempat dicirikan oleh warna merah, coklat, kelabu dan hitam; setempat
napal; pada umumnya gampingan, padat, dan sebagian dengan urat kalsit,
kemiringan antara 20o - 75o . Fosil dari Formasi Salo Kalupang yang dikenali
oleh D. Kadar (hubungan tertulis, 1974) pada contoh batuan Td. 140, terdiri dari:
menunjukkan umur Eosen Akhir (Tb). Formasi Salo Kalupang yang tersingkap di
daerah Lembar Pangkajene dan Watampone Bagian Barat mengandung fosil yang
berumur Eosen Awal sampai Oligosen Akhir. Formasi ini tebalnya tidak kurang
dari 1500 m, sebagai lanjutan dari daerah lembar Pangkajene dan Watampone
Bagian Barat sebelah utaranya ; ditindih tak selaras oleh batuan dari Formasi
Walanae dan dibatasi oleh sesar dan batuan gunungapi Tmkv. Temt FORMASl
muda. sebagian kelabu 25 26 tua dan coklat. Perlapisan baik setebal antara 10 cm
dan 30 cm, terlipat lemah dengan kemiringan lapisan rata-rata kurang dari 25o ; di
Fosil dari Formasi Tonasa dikenal: oleh D. Kadar (hubungan tertulis. 1973, 1974,
dianalisa fosilnya adalah: La.8, La.35, Lb.1, Lb.49, Lb83, Lc.44, Lc.97, Lc. 114,
Td.37, Td.161, dan Td.167. Fosil fosil yang dikenali termasuk: Discocyclina sp.,
Operculina sp. Gabungan fosil tersebut menunjukkan umur berkisar dari Eosen
sampai Miosen Tengah (Ta - Tf). dan lingkungan pengendapan neritik dangkal
sampai dalam dan sebagian laguna. Formasi ini tebalnya tidak kurang dari 1750
m, tak selaras menindih batuan Gunungapi Terpropilitkan (Tpv) dan ditindih oleh
Formasi Camba (Tmc); di beberapa tempat diterobos oleh retas, sil dan stok
bersusunan basal dan diorit; berkembang baik di sekitar Tonasa di daerah Lembar
dari putih, coklat, merah. kelabu muda sampai kehitaman umumnya mengeras
kuat; berlapis-lapis dengan tebal antara 4 cm dan 100 cm. Tufa berbutir halus
hingga lapili; tufa lempungan berwarna merah mengandung banyak mineral biotit;
moluska; batulempung kelabu tua dan napal mengandung fosil foram kecil;
yang dikenal oleh D. Kadar (hubungan tertulis 1974, 1975) dan Purnamaningsih
(hubungan tertulis, 1975). pada contoh batuan La.3. L.a.24, La.125, dan La.448/4,
terdiri dari: Globorotalia mayeri CUSHMAN & ELLISOR,. Gl. praefoksi BLOW
Lagi pula ditemukan fosil foraminifera jenis yang lain, ostrakoda dan moluska
dalam Formasi ini. Kemungkinan Formasi Camba di daerah ini berumur sama
dengan yang di Lembar Pangkajene dan Watampone Bagian Barat, yaitu Miosen
Tengah sampai Miosen Akhir. Formasi ini adalah lanjutan dari Formasi Camba
utaranya kirakira 4.250 m tebalnya, diterobos oleh retas basal piroksen setebal
Kontak atau hubungan stratigrafi ini terdiri dari dua jenis, yaitu kontak
selaras dan kontak tidak selaras. Kontak Selaras atau disebut Conformity yaitu
kontak yang terjadi antara dua lapisan yang sejajar dengan volume interupsi
pengendapan yang kecil atau tidak ada sama sekali. Jenis kontak ini terbagi dua,
yaitu kontak tajam dan kontak berangsur. Kontak Lapisan Tidak Selaras atau
lapisan.
- Selaras melensa
Adalah perbedaan sifat litologi dalam suatu garis waktu pengendapan yang sama,
atau perbedaan lapisan batuan pada umur yang sama (menjemari), tetapi memiliki
umur yang sama. Keselarasan (Conformity): adalah hubungan antara satu lapis
batuan dengan lapis batuan lainnya diatas atau dibawahnya yang kontinyu
atau hampir sama, dan ditunjang di laboratorium oleh umur yang kontinyu.
(Djauhari, 2009)
Gambar 2.1 Keselarasan
terlipatkan dan tererosi, kemudian di atas lapisan tersebut diendapkan lapisan lain.
terdapat tanda- tanda fisik untuk membedakan bidang sentuh dua lapisan berbeda.
Untuk menentukan perbedaannya harus dilakukan analisis Paleontologi (dengan
kontak jelas antara batuan beku, batuan sedimen dan batuan metamorf.
B. Hukum Superposisi
1. Horizontalitas (Horizontality) : Kedudukan awal pengendapan suatu lapisan
perlapisan suatu batuan yang berada pada posisi paling bawah merupakan
batuan yang pertama terbentuk dan tertua dibandingkan dengan lapisan batuan
akan menerus sepanjang jurus perlapisan batuannya. Dengan kata lain bahwa
facies. Dengan demikian, konsep perubahan facies terjadi apabila dalam satu
lapis batuan terdapat sifat, fisika, kimia, dan biologi yang berbeda satu dengan
3.1 Geomorfologi
sampai 25m diatas permukaan laut, daerah datar sampai sangat landai, aliran
Gambar 3.1 Sungai kallupang Arah foto N 120o (kiri) E dan N 300o E (kanan)
kasar dan relief topografi tinggi, bentuk bukit dan lembah berlereng terjal,
perbedaan relief topografi antara 100 sampai 200 meter lebih di atas muka laut.
litologinya disusun oleh batuan breksi Vulkanik, tufa, intrusi diorit piroksen, dan
Batupasir tufaan.
Gambar 3.2 Perbukitan Denudasional arah foto (N 25o E)
3.2 Statigrafi
lembar Ujung Pandang, Benteng, dan Sinjai skala 1 : 25.000 (Rab Sukamto dan
Supriatna 1982).
Gambar 3.3 Lempung berselingan dengan Lanau (N 120o E)
Satuan ini ditemukan pada stasiun 2 Bulu Saukang dan pada stasiun 4
Tebal lapisan 15-70 Cm. Breksi Vulkanik berwarna segar kelabu dan lapuk
berwarna kuning kecoklatan, tekstur klastik dengan fragmen berupa basalt dan
bersemen tufa kasar sampai lapili mempunyai struktur bekas pengelupasan kulit
bawang (Spheroidal Weathering) tebal lapisan ini 3 meter. Satuan ini berumur
Satuan ini di dapatkan pada stasiun 2 Bulu Saukang, stasiun 3 Bulu Maeja
dan Bulu Bollangi pada daerah Pattalasang Kabupaten Gowa. Berwarna segar
tempat-tempat tertentu pada stasiun 2 dan 4 dimana pensesaran intensif, satuan ini
Sejarah Geologi pada daerah penelitian dimulai pada Zaman Tersier kala
abu vulkanik yang terendapkan pada laut dalam membentuk lapisan tufa.,
material vulkanik berukuran halus pada sumber yang sama. Pengendapan ini
Selanjutnya pada kala miosen akhir terjadi intrusi magma intermediet yang
membuat rekahan pada batuan sekitarnya dan larutan sisa magma mengalterasi
batuan disekitarnya menyebabkan perubahan kimia dan fisika pada batuan. Intrusi
4.1 Kesimpulan
yang sama terjadi juga pengendapan material vulkanik, dan pada kala
4.2 Saran
Saran untuk penelitian ini adalah, sebaiknya meneliti pada kontur yang
rapat dan tinggi karena biasanya terdapat singkapan batuan yang lebih fresh
BPS, 2000, Sulawesi Selatan Dalam Angka 2000. Perpustakan BPS Jawa Barat.
Selatan.