PENANGANAN DAMPAK
LALU LINTAS
OPERASIONAL
RUMAH SAKIT UMUM
KASIH IBU KEDONGANAN
2024
KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan ke hadirat ALLAH SWT atas terselesaikannya Dokumen
Standar Teknis Penanganan Dampak Lalu Lintas Operasional Rumah Sakit
Umum Kasih Ibu Kedonganan.
Adapun isi laporan adalah susunan data primer maupun sekunder sebagai dasar
analisis dampak lalu lintas operasional Rumah Sakit Umum Kasih Ibu
Kedonganan beserta penanganan dan rekomendasinya yang diusulkan sebagai
upaya dalam penanganan dampak lalu lintas.
TTD
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
ii
3.3.7 PENYEDIAAN FASILITAS PEJALAN KAKI DAN BERKEMAMPUAN
KHUSUS ................................................................................... 39
3.3.8 PENYEDIAAN FASILITAS PERLENGKAPAN JALAN PADA MASA
OPERASIONAL .......................................................................... 41
3.4 IMPLEMENTASI PENANGANAN DAMPAK LALU LINTAS ..................... 50
BAB IV PENUTUP .................................................................................................. 52
4.1 TANGGUNG JAWAB PEMERINTAH DAN PENGEMBANG DALAM
PENANGANAN DAMPAK ................................................................. 52
4.2 RENCANA PEMANTAUAN DAN EVALUASI ........................................ 64
iii
DAFTAR TABEL
DAFTAR TABEL
Tabel I.1 Kriteria Ukuran Wajib Andalalin untuk Kegiatan Rumah Sakit ........... 5
Tabel III.1 Penentuan Satuan Ruang Parkir (SRP) ......................................... 24
Tabel III.2 Lebar Bukaan Pintu Kendaraan .................................................... 25
Tabel III.3 Penyediaan Kapasitas Parkir Kendaraan di Lantai Dasar ................ 26
Tabel III.4 Rekapitulasi Kebutuhan Rambu dan Marka Lalu Lintas pada Masa
Operasional ................................................................................ 44
Tabel III.5 Rekapitulasi Kebutuhan Fasilitas Keamanan dan Keselamatan ....... 49
Tabel III.6 Implementasi Penanganan Dampak Lalu Lintas ............................ 51
Tabel IV.1 Matriks Lalu Lintas Penanganan Dampak Lalu Lintas pada Masa
Oprasional .................................................................................. 53
iv
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR GAMBAR
Gambar II.1 Lokasi Kegiatan Rumah Sakit Umum Kasih Ibu Kedonganan ............ 7
Gambar II.2 Kondisi di Lokasi Kegiatan Rumah Sakit Umum Kasih Ibu
Kedonganan ................................................................................. 7
Gambar II.3 Kondisi di Lokasi Kegiatan Rumah Sakit Umum Kasih Ibu
Kedonganan (1) ............................................................................ 8
Gambar II.4 Kondisi Jalan Raya Uluwatu di Depan Lokasi Kegiatan ..................... 8
Gambar II.5 Denah Lantai 1 ........................................................................... 11
Gambar II.6 Denah Lantai 2 ........................................................................... 11
Gambar II.7 Denah Lantai 3 ........................................................................... 12
Gambar II.8 Denah Lantai Atap ...................................................................... 12
Gambar II.9 Tampak Depan ........................................................................... 13
Gambar II.10 Tampak Samping ........................................................................ 13
Gambar II.11 Intensitas Tata Guna Lahan di Sekitar Lokasi Pembangunan .......... 15
Gambar III.1 Pemisah Jalur Keluar dan Masuk Kendaraan ................................. 17
Gambar III.2 Pengaturan Radius Tikung Kendaraan .......................................... 18
Gambar III.3 Penyediaan Jalur Pejalan Kaki dengan Marka di Lantai Dasar ......... 19
Gambar III.4 Penempatan Petugas Pengatur Lalu Lintas ................................... 20
Gambar III.5 Lokasi dan Kapasitas Parkir Kendaraan di Lantai Dasar ................. 26
Gambar III.6 Pengaturan Lebar Akses Keluar Masuk Kendaraan ........................ 28
Gambar III.7 Jenis Kendaraan yang Digunakan untuk Kegiatan Bongkar Muat
Barang (Truk Box) ...................................................................... 29
Gambar III.8 Lokasi Parkir untuk Kegiatan Bongkar Muat Barang (Loading
Unloading) ................................................................................. 30
Gambar III.9 Rekomendasi Sirkulasi Lalu Lintas Eksternal ................................. 31
Gambar III.10 Sirkulasi Sepeda Motor di Lantai Dasar ......................................... 34
Gambar III.11 Sirkulasi Mobil Penumpang di Lantai Dasar ................................... 35
Gambar III.12 Pengaturan Sirkulasi Kendaraan Barang di Lantai Dasar ................ 36
Gambar III.13 Pengaturan Sirkulasi Kendaraan Drop .......................................... 37
Gambar III.14 Pengaturan Sirkulasi Kendaraan Emergency ................................. 38
Gambar III.15 Sirkulasi Pejalan Kaki di Lantai Dasar ........................................... 40
Gambar III.16 Penyediaan Fasilitas Difabel ......................................................... 41
Gambar III.17 Usulan Penyediaan Rambu Lalu Lintas pada Masa Operasional di
Lantai Dasar ............................................................................... 43
Gambar III.18 Lokasi Penempatan Rambu Titik Kumpul dan Hydrant ................... 47
Gambar III.19 Rencana Jalur Evakuasi di Lantai Dasar ........................................ 47
Gambar III.20 Rencana Jalur Evakuasi di Lantai Dua .......................................... 48
Gambar III.21 Rencana Jalur Evakuasi di Lantai Tiga .......................................... 48
Gambar III.22 Penyediaan Pos Keamanan .......................................................... 50
v
BAB I PENDAHULUAN
PENDAHULUAN BAB I
Peraturan yang menjadi dasar hukum terkait dengan kegiatan analisis dampak lalu
lintas adalah:
1. Undang – Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
(pasal 99 sampai dengan pasal 101);
2. Undang – Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja (pasal 55 angka
11);
1
3. Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Bidang
Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (pasal 2 sampai dengan pasal 15);
4. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 17 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan
Analisis Dampak Lalu Lintas;
5. Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 4 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan
Lalu Lintas dan Angkutan Jalan;
6. Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 3 Tahun 2020 tentang Perubahan Atas
Peraturan Daerah Nomor 16 Tahun 2009 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Provinsi Bali Tahun 2009 – 2029;
7. Peraturan Daerah Kabupaten Badung Nomor 26 Tahun 2013 tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Kabupaten Badung Tahun 2013 – 2033;
8. Peraturan Bupati Badung Nomor 26 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan
Analisis Dampak Lalu Lintas di Kabupaten Badung.
Penyusunan dokumen standar teknis penanganan dampak lalu lintas ini dimaksudkan
untuk dapat mengantisipasi dampak yang ditimbulkan akibat pembangunan dan/atau
pengoperasian Rumah Sakit Umum Kasih Ibu Kedonganan yang terletak di Jalan Raya
Uluwatu No. 69 A Kedonganan, Kuta, Badung, Provinsi Bali terhadap lalu lintas di
sekitarnya.
Sedangkan tujuan dari penyusunan dokumen standar teknis penanganan dampak lalu
lintas ini adalah sebagai berikut:
2
1.3. RUANG LINGKUP PEKERJAAN
3
a. pemantauan oleh Pemerintah yang meliputi pemantauan terhadap
implementasi dari rekomendasi penanganan dampak dan pemantauan
terhadap akses masuk dan keluar kendaraan di lokasi pembangunan atau
pengembangan;
b. pemantauan oleh Pengembang atau Pembangun yang meliputi
pemantauan dan evaluasi terhadap akses dan sirkulasi lalu lintas kendaraan
di dalam kawasan pada area pembangunan atau pengembangan,
pemantauan terhadap fasilitas parkir, dan pemantauan terhadap rambu,
marka dan fasilitas perlengkapan jalan lainnya pada area pembangunan
atau pengembangan.
Keluaran (output) yang nantinya akan di dapat dari dokumen standar teknis
penanganan dampak lalu lintas ini adalah sebagai berikut:
4
2. Kegiatan dengan bangkitan lalu lintas sedang, merupakan kegiatan yang
membangkitkan perjalanan antara 500 sampai dengan 1.500 perjalanan per jam;
3. Kegiatan dengan bangkitan lalu lintas rendah, merupakan kegiatan yang
membangkitkan perjalanan antara 100 sampai dengan 499 perjalanan per jam.
Kategori skala dampak bangkitan lalu lintas yang ditimbulkan pada rencana
pembangunan pusat kegiatan berupa bangunan untuk kegiatan rumah sakit dilakukan
dengan kriteria yang dihitung berdasarkan jumlah tempat tidur, seperti ditunjukan
pada tabel berikut.
Tabel I.1 Kriteria Ukuran Wajib Andalalin untuk Kegiatan Rumah Sakit
Kegiatan Rumah Sakit Umum Kasih Ibu Kedonganan akan memiliki total 101 tempat
tidur. Berdasarkan jumlah tempat tidur tersebut, maka kegiatan Rumah Sakit Umum
Kasih Ibu Kedonganan masuk ke dalam kategori bangkitan lalu lintas rendah. Sesuai
dengan pasal 11 ayat (2) huruf c PM No 17 Tahun 2021, untuk kegiatan dengan
bangkitan lalu lintas rendah, pengembang atau pembangun diwajibkan untuk
memenuhi standar teknis penanganan dampak lalu lintas yang telah ditetapkan oleh
Menteri dan menyampaikan gambaran umum lokasi dan rencana pembangunan atau
pengembangan yang akan dilaksanakan.
5
BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI
GAMBARAN UMUM
BAB II
LOKASI
Kegiatan Rumah Sakit Umum Kasih Ibu Kedonganan terletak di Jalan Raya
Uluwatu No. 69 A Kedonganan, Kuta, Badung, Provinsi Bali. Berdasarkan
statusnya, Jalan Raya Uluwatu yang digunakan sebagai akses keluar masuk ke
lokasi kegiatan merupakan jalan kabupaten. Sesuai dengan Peraturan Bupati
Badung Nomor 28 Tahun 2017 tentang Penetapan Status Ruas-Ruas Jalan
sebagai Jalan Kabupaten yang ditetapkan tanggal 25 April 2017, Jalan Raya
Uluwatu yang berada di depan lokasi kegiatan Rumah Sakit Umum Kasih Ibu
Kedonganan berada pada Ruas Klan Desa – Kubu Alit (Nomor Ruas 2018)
dengan panjang ruas jalan 1,40 km.
Lokasi kegiatan Rumah Sakit Umum Kasih Ibu Kedonganan dapat dilihat pada
Gambar II.1.
6
Gambar II.1 Lokasi Kegiatan Rumah Sakit Umum Kasih Ibu Kedonganan
Kondisi di lokasi kegiatan saat ini dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar II.2 Kondisi di Lokasi Kegiatan Rumah Sakit Umum Kasih Ibu
Kedonganan
7
Gambar II.3 Kondisi di Lokasi Kegiatan Rumah Sakit Umum Kasih Ibu
Kedonganan (1)
Saat ini, Rumah Sakit Umum Kasih Ibu Kedonganan telah beroperasi. Kondisi
Jalan Raya Uluwatu yang berada di depan lokasi kegiatan dapat dilihat pada
gambar berikut.
8
2.1.3. URAIAN KEGIATAN ATAU USAHA RUMAH SAKIT UMUM KASIH
IBU KEDONGANAN
Rumah Sakit Kasih Ibu Kedonganan merupakan salah satu cabang dari kasih ibu
hospitalgroup. Rumah sakit umum kasih ibu Kedonganan beroperasi pertama kali
pada tanggal 21 April tahun 2007. Rumah Sakit Kedonganan merupakan badan
usaha berbentuk Perseroan terbatas yaitu PT Bali Medika. RSU Kasih Ibu
Kedonganan merupakan RSU tipe C yang terletak di Jl. Uluwatu No. 69 A
Kedonganan, Kuta, Bali.
Rumah Sakit Kasih Ibu Kedonganan dalam mewujudkan Visi dan Misi di rumah
sakit, memberikan pelayanan yang berkualitas dan mengutamakan keselamatan
pasien, RSU Kasih Ibu Kedonganan Kedonganan telah mendapatkan predikat
Paripurna dalam Akreditasi KARS, pada bulan Desember 2022. Dan telah
mendapatkan ijin operasional nomor 165/RSU/DPMPTSP/2019 dan Ijin IPAL/IPLC
Nomor 1774/Limbah Cair/DPMPTSP/2018.
Saat ini RSU Kasih Ibu Kedonganan memiliki 101 tempat tidur dengan beberapa
layanan unggulan yang didukung dengan Fasilitas Penunjang Medis dan SDM
yang lengkap, dalam rangka mewujudkan Visi dan Misi RSU Kasih Ibu
Kedonganan.
Rumah Sakit Umum Kasih Ibu Kedonganan merupakan rumah sakit umum
dengan cakupan pelayanan yang akan diberikan, meliputi:
9
12. Pelayanan Rawat Khusus meliputi: Ruang Bersalin, Kamar Operasi, Ruang
HCU/ICU, Ruang Bayi, Ruang NICU/PICU
13. Pelayanan Fisioterapi & Rehabilitasi Medis
14. Pelayanan Gizi
15. Pelayanan Medik Spesialistik, meliputi: Anak, Kebidanan dan Kandungan,
Penyakit Dalam, Mata, THT, Syaraf, Kulit dan Kelamin, Bedah Umum, Bedah
Orthopedi, Bedah Urologi, Bedah Saluran Cerna, Kardiologi, Penyakit Paru,
Jiwa, Rehabilitasi Medis, Patologi Klinik, Anesthesi, Dokter Gigi Spesialis
Konservasi Gigi, Dokter Gigi Spesialis Periodonsi.
Informasi terkait dengan kegiatan Rumah Sakit Umum Kasih Ibu Kedonganan
yang berlokasi di Jalan Raya Uluwatu, Kabupaten Badung adalah sebagai
berikut:
10
Gambar II.5 Denah Lantai 1
11
Gambar II.7 Denah Lantai 3
12
Gambar II.9 Tampak Depan
13
2.2. KESESUAIAN DENGAN TATA RUANG WILAYAH
Kecamatan Kuta memiliki Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) yang di atur dalam
Peraturan Bupati Badung Nomor 8 Tahun 2021 tentang Rencana Detail Tata Ruang
(RDTR) Kecamatan Kuta Tahun 2021 – 2041. Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
tersebut berfungsi untuk kendali mutu pemanfaatan ruang wilayah kabupaten
berdasarkan RTRW Kabupaten, acuan bagi kegiatan pemanfaatan ruang yang lebih
rinci dari kegiatan pemanfaatan ruang yang diatur dalam RTRW Kabupaten, acuan
penyusunan program-program pemanfaatan ruang, acuan bagi kegiatan pengendalian
pemanfaatan ruang, acuan bagi penerbitan IPR, acuan dalam penyusunan RTBL,
acuan pengarahan investasi Pembangunan, dan perangkat untuk mewujudkan
keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan perkembangan antar sektor dan antar
wilayah.
Kegiatan Rumah Sakit Umum Kasih Ibu Kedonganan menggunakan lahan dengan luas
keseluruhan 4.850 m2. Saat ini pelaku usaha sudah memvalidasi ITR yang telah
dimiliki per tanggal 8 November 2023 dari Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan
Ruang Kabupaten Badung. Mengacu pada ITR yang sudah dimiliki tersebut, kegiatan
Rumah Sakit Umum Kasih Ibu Kedonganan ini tidak bertentangan dengan rencana
tata ruang yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten Badung serta sudah
sesuai dengan Peraturan Bupati Badung Nomor 8 Tahun 2021 tentang Rencana Detail
Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Kuta Tahun 2021 – 2041. Rumah Sakit Umum Kasih
Ibu Kedonganan masuk dalam Subzona Perdagangan dan Jasa Skala BWP (K-2), dan
Zona Pelayanan Umum Skala Kecamatan (SPU-2).
Interaksi guna lahan dan transportasi merupakan interaksi yang sangat dinamis dan
kompleks. Interaksi ini melibatkan berbagai aspek kegiatan serta berbagai
kepentingan. Perubahan tata guna lahan akan selalu mempengaruhi perkembangan
transportasi dan sebaliknya. Di dalam kaitan ini, pola perubahan dan besaran
pergerakan serta pemilihan moda pergerakan merupakan fungsi dari adanya pola
perubahan guna lahan diatasnya. Sedangkan setiap perubahan guna lahan dipastikan
akan membutuhkan peningkatan yang diberikan oleh sistem transportasi dari kawasan
yang bersangkutan.
14
Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan, intensitas tata guna lahan di sekitar lokasi
kegiatan Rumah Sakit Umum Kasih Ibu Kedonganan pada kondisi eksisting (tahun
2024) dapat dilihat pada gambar berikut.
Seperti terlihat pada gambar di atas dan berdasarkan hasil pengamatan di lapangan,
intensitas tata guna lahan di sekitar lokasi kegiatan Rumah Sakit Umum Kasih Ibu
Kedonganan pada kondisi eksisting (tahun 2024) berupa kawasan perkantoran dan
kawasan perdagangan dan jasa.
15
REKOMENDASI
BAB III REKOMENDASI PENANGANAN DAMPAK LALU LINTAS
PENANGANAN
BAB III
DAMPAK LALU
LINTAS
Di depan akses masuk dan keluar lokasi penanganan dampak lalu lintas pada masa
operasional bertujuan untuk meminimalisasi dampak lalu lintas yang ditimbulkan
akibat operasional Rumah Sakit Umum Kasih Ibu Kedonganan yang terletak di Jalan
Raya Uluwatu No. 69 A Kedonganan, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung,
Provinsi Bali. Pergerakan kendaraan pengunjung (pasien) dan kendaraan karyawan
yang masuk maupun keluar lokasi kegiatan berpotensi menyebabkan terjadinya
gangguan kelancaran dan keselamatan lalu lintas pada ruas jalan utama. Penanganan
dampak lalu lintas yang perlu dilakukan pada masa operasional Rumah Sakit Umum
Kasih Ibu Kedonganan adalah sebagai berikut.
Manajemen dan rekayasa lalu lintas di dalam maupun di depan lokasi kegiatan
yang dilakukan oleh pengembang atau pembangun Rumah Sakit Umum Kasih
Ibu Kedonganan sebagai upaya penanganan dampak lalu lintas akibat
beroperasinya Rumah Sakit Umum Kasih Ibu Kedonganan, meliputi :
16
a. Memisahkan akses masuk kendaraan dan akses keluar
kendaraan, berupa jalur akses masuk keluar yang berbeda dan
dipisahkan oleh marka jalan atau kerb atau median.
Rumah Sakit Umum Kasih Ibu Kedonganan memiliki 2 pintu akses masuk
keluar yang berada di sisi timur dan selatan. Pada pintu akses masuk keluar
tersebut perlu dilakukan pemisahan jalur masuk dan keluar seperti
ditunjukan pada gambar berikut.
Pintu akses masuk dan keluar digunakan sebagai akses masuk dan akses
keluar untuk sepeda motor dan digunakan untuk mobil penumpang untuk
masuk ke lokasi kegiatan.
Untuk menjaga kelancaran dan keselamatan lalu lintas, khususnya agar
kendaraan yang masuk dengan kendaraan yang keluar lokasi tidak saling
17
mengganggu, maka perlu dilakukan pemisahan akses masuk dan keluar.
Pada pintu akses masuk dan keluar kendaraan tersebut, jalur masuk berada
di sisi timur, sedangkan jalur keluar berada di sisi selatan. Selain itu, untuk
mengarahkan kendaraan yang masuk dan keluar lokasi sesuai dengan jalur
yang ditentukan, maka perlu dilakukan pemasangan marka pengarah lajur.
b. Memberikan ruang manuver yang cukup untuk kendaraan yang
akan masuk dan keluar lokasi sehingga tidak menimbulkan
tundaan perjalanan di jalan umum.
Pengaturan radius tikung untuk kendaraan yang masuk dan keluar lokasi
dapat dilihat pada gambar berikut.
Agar kendaraan yang masuk ke lokasi dan kendaraan yang keluar dari lokasi
tidak menimbulkan tundaan perjalanan di jalan umum, maka perlu dilakukan
pengaturan radius tikung kendaraan, dengan tujuan untuk memberikan
ruang manuver yang cukup bagi kendaraan yang masuk dan keluar dari
Rumah Sakit Umum Kasih Ibu Kedonganan. Mengingat jenis kendaraan
terbesar yang nantinya akan masuk ke lokasi adalah jenis kendaraan
18
penumpang yang digunakan untuk dokter dan pengunjung, maka harus
membuat radius tikung kendaraan yang mampu memberikan ruang
manuver yang cukup untuk kendaraan dengan jenis kendaraan penumpang.
Berdasarkan Gambar III.2 radius tikung kendaraan pada pintu akses masuk
di sisi timur sebesar 7,7 meter dan untuk kendaraan keluar di sisi selatan
sebesar 5,4 meter serta harus diatur oleh petugas pengatur lalu lintas.
c. Memisahkan pergerakan kendaraan bermotor dan pejalan kaki
dengan menyediakan fasilitas pejalan kaki yang berupa jalur
pejalan kaki dengan pewarnaan (marka)
Gambar III.3 Penyediaan Jalur Pejalan Kaki dengan Marka di Lantai Dasar
19
d. Menempatkan petugas pengatur lalu lintas untuk mengatur
lalu lintas kendaraan pada pintu akses masuk dan keluar
20
Petugas pengatur lalu lintas sebanyak 4 orang yang ditempatkan di pintu
akses masuk sisi timur sejumlah 1 petugas, akses keluar sisi selatan
sejumlah 1 petugas, akses masuk parkir tambahan sisi barat sejumlah 1
petugas dan akses menuju parkir tambahan di sisi utara sejumlah 1 petugas
serta dapat ditambah jumlahnya pada jam sibuk operasional Rumah Sakit
Umum Kasih Ibu Kedonganan. Petugas pengatur lalu lintas bertugas
mengatur kendaraan masuk dan keluar lokasi Rumah Sakit Umum Kasih Ibu
Kedonganan. Petugas pengatur lalu lintas juga memastikan kendaraan
ambulance atau emergency yang masuk atau keluar mendapat prioritas
sehingga penanganan pasien dapat lebih cepat dan tetap selamat.
Agar tidak terjadi pengurangan kapasitas jalan pada ruas Jalan Raya
Uluwatu yang berada di depan lokasi Rumah Sakit Umum Kasih Ibu
Kedonganan yang berakibat pada gangguan terhadap kelancaran dan
keselamatan lalu lintas, maka pihak pengembang atau pembangun wajib
melarang kendaraan pasien, pengunjung maupun kendaraan karyawan
parkir di badan jalan dengan memasang rambu dilarang berhenti di depan
lokasi kegiatan. Pihak pengembang atau pembangun wajib mengarahkan
kendaraan pasien, pengunjung dan karyawan untuk parkir pada lokasi parkir
yang telah disediakan.
21
ditimbulkan akibat beroperasinya Rumah Sakit Umum Kasih Ibu Kedonganan,
meliputi:
a. Menghindari pemilihan jam masuk/pulang kerja karyawan
pada jam puncak pergerakan, sehingga tidak menambah
kepadatan lalu lintas kendaraan di jam sibuk pada rute yang
dilalui
Jam kerja karyawan Rumah Sakit Umum Kasih Ibu Kedonganan terdiri dari 3
shift, yaitu shift pagi (pukul 06.00 – 14.00 WITA), shift sore (pukul 14.00 –
22.00 WITA) dan shift malam (pukul 22.00 – 06.00 WITA). Periode sibuk
lalu lintas pada ruas jalan yang berada di sekitar lokasi adalah pukul 07.00 –
09.00 WITA untuk periode sibuk pagi dan pukul 16.00 – 18.00 WITA untuk
periode sibuk sore. Berdasarkan data tersebut, maka jam masuk dan pulang
karyawan untuk masing-masing shift tidak bersamaan dengan periode
puncak lalu lintas sehingga operasional Rumah Sakit Umum Kasih Ibu
Kedonganan tidak menambah kepadatan lalu lintas kendaraan di jam sibuk
pada rute yang dilalui.
Total jumlah karyawan Rumah Sakit Umum Kasih Ibu Kedonganan sebanyak
200 orang untuk 3 shift, dimana jumlah karyawan shift pagi sebanyak 90
orang, shift sore sebanyak 53 orang, shift malam sebanyak 35 orang dan
libur sebanyak 22 orang. Pihak pengembang atau pembangun tidak
menyediakan mess untuk karyawan. Pihak pengembang atau pembangun
wajib memberikan sosialisasi kepada karyawan untuk memanfaatkan
layanan antar jemput atau layanan angkutan umum yang melewati lokasi.
22
c. Memberikan penyuluhan Standar Operasional Prosedur (SOP)
angkutan barang sesuai dengan Peraturan Menteri
Perhubungan Nomor PM 60 Tahun 2019 tentang
Penyelenggaraan Angkutan Barang dengan Kendaraan
Bermotor di Jalan
23
e. Mengatur waktu pengiriman barang (kendaraan loading-
unloading) agar tidak bersamaan dengan jam kerja dan pulang
karyawan
24
Tabel III.2 Lebar Bukaan Pintu Kendaraan
25
Gambar III.5 Lokasi dan Kapasitas Parkir Kendaraan di Lantai Dasar
Jumlah
No Jenis Kendaraan Keterangan
Parkir
Termasuk 1 SRP Difabel, 4
SRP Khusus Dokter, 1 SRP
Kendaraan Loading –
1 Mobil Penumpang 85 SRP Unloading, 40 SRP parkir
tambahan sisi utara dan
32 SRP parkir tambahan
sisi barat
Termasuk 2 SRP Difabel
2 Kendaraan Roda 2 108 SRP dan 60 SRP parkir
tambahan sisi utara
26
Jumlah
No Jenis Kendaraan Keterangan
Parkir
Kendaraan loading -
3 1 SRP
unloading
4 Kendaraan Drop 1 SRP
Sumber : Hasil Analisis (2024)
27
Gambar III.6 Pengaturan Lebar Akses Keluar Masuk Kendaraan
Berdasarkan Gambar III.6, pintu akses keluar masuk tersebut digunakan sebagai
akses masuk dan keluar untuk sepeda motor, mobil penumpang dan kendaraan
drop. Pada pintu akses kendaraan masuk tersebut sebesar 7,7 meter. Pada pintu
akses kendaraan keluar tersebut sebesar 5,4 meter. Untuk mengarahkan
kendaraan yang masuk dan keluar lokasi sesuai dengan lajur yang ditentukan,
maka pengembang atau pembangun memasang marka pengarah lajur untuk
kendaraan yang masuk ke lokasi dan kendaraan yang keluar dari lokasi. Dengan
pengaturan akses masuk dan keluar lokasi Rumah Sakit Umum Kasih Ibu
Kedonganan yang cukup tersebut, diharapkan kendaraan dapat masuk dan
keluar lokasi kegiatan dengan selamat serta tidak mengganggu kelancaran lalu
lintas di Jalan Raya Uluwatu.
Setelah Rumah Sakit Umum Kasih Ibu Kedonganan beroperasi, tentunya akan
ada aktivitas bongkar muat barang (pengiriman alat-alat, makanan dan obat-
28
obatan) di dalam lokasi kegiatan dengan menggunakan kendaraan barang atau
truk. Jenis kendaraan yang nantinya digunakan dalam kegiatan bongkar muat
barang adalah truk box. Agar kegiatan bongkar muat barang dapat berjalan
dengan baik, maka pihak pengembang atau pembangun wajib menyediakan
fasilitas untuk kegiatan bongkar muat barang (loading-unloading), yaitu
menyediakan lokasi parkir kendaraan bongkar muat barang yang memadai di
dalam lokasi Rumah Sakit Umum Kasih Ibu Kedonganan.
Gambar III.7 Jenis Kendaraan yang Digunakan untuk Kegiatan Bongkar Muat
Barang (Truk Box)
29
Gambar III.8 Lokasi Parkir untuk Kegiatan Bongkar Muat Barang (Loading
Unloading)
Operasional Rumah Sakit Umum Kasih Ibu Kedonganan yang terletak di Jalan
Raya Uluwatu No. 69 A Kedonganan, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten
Badung, Provinsi Bali tentunya akan menimbulkan permasalahan lalu lintas
khususnya kendaraan masuk dan keluar ke lokasi kegiatan tersebut. Untuk
meminimalisasi dampak lalu lintas yang ditimbulkan akibat beroperasinya Rumah
Sakit Umum Kasih Ibu Kedonganan menciptakan kelancaran lalu lintas di sekitar
lokasi kegiatan, maka perlu dilakukan pengaturan sirkulasi lalu lintas, baik di luar
(eksternal) maupun di dalam (internal) area Rumah Sakit Umum Kasih Ibu
Kedonganan.
30
SIRKULASI EKSTERNAL
Melihat pola pergerakan kendaraan atas pertimbangan asal dan tujuan
perjalanan dari dan ke lokasi Rumah Sakit Umum Kasih Ibu Kedonganan, maka
dapat diberikan rekomendasi sirkulasi lalu lintas eksternal untuk kendaraan yang
masuk dan keluar dari lokasi kegiatan pada ruas jalan di sekitar lokasi Rumah
Sakit Umum Kasih Ibu Kedonganan seperti terlihat pada Gambar berikut.
Sirkulasi kendaraan masuk dan keluar dari lokasi Rumah Sakit Umum Kasih Ibu
Kedonganan dilakukan pada 4 akses yaitu pada pintu masuk utama di sisi Timur,
pintu keluar utama di sisi Selatan, pintu masuk dan keluar parkir pengunjung di
sisi Selatan dan pintu masuk dan keluar parkir karyawan di sisi Timur. Pintu
utama berfungsi sebagai akses masuk dan keluar kendaraan roda dua dan
kendaraan roda empat yang langsung menuju Gedung utama rumah sakit.
31
Kendaraan Masuk ke Lokasi Rumah Sakit Umum Kasih Ibu
Kedonganan
Jalan Raya Uluwatu No. 69 A Kedonganan, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten
Badung, Provinsi Bali yang berada di area paling dekat dan terdampak depan
lokasi Rumah Sakit Umum Kasih Ibu Kedonganan merupakan jalan 2 lajur 2 arah
tanpa pemisah median (2/2 UD). Kendaraan yang datang dari arah utara yang
akan masuk ke lokasi Rumah Sakit Umum Kasih Ibu Kedonganan dapat langsung
masuk ke lokasi tetapi wajib memperhatikan terjadinya konflik lalu lintas
khususnya konflik crossing dengan kendaraan menerus yang bergerak dari
selatan ke utara di Jalan Raya Uluwatu dan konflik merging dengan kendaraan
yang masuk ke lokasi dari arah selatan.
Kendaraan yang datang dari arah selatan yang akan masuk ke lokasi Rumah
Sakit Umum Kasih Ibu Kedonganan wajib memperhatikan terjadinya konflik lalu
lintas khususnya konflik diverging dengan kendaraan menerus yang bergerak
dari selatan ke utara di Jalan Raya Uluwatu dan konflik merging dengan
kendaraan yang masuk ke lokasi dari arah utara serta wajib memberikan
prioritas bagi lalu lintas kendaraan menerus yang bergerak dari utara ke selatan
di Jalan Raya Uluwatu.
32
dan memperhatikan data volume lalu lintas maka direkomendasikan sirkulasi
sebagaimana dapat dilihat pada Gambar III.9, dimana sirkulasi lalu lintas
kendaraan ini merupakan model sirkulasi terbaik dan pada saat kondisi lalu lintas
yang padat pada Ruas Jalas Raya Uluwatu, semua kendaraan yang akan keluar
diarahkan untuk langsung berbelok ke kiri mengikuti ruas jalan pada pintu keluar
(kecuali kendaraan urgensi yang dibantu oleh petugas untuk menyeberang).
Dengan adanya pengaturan sirkulasi lalu lintas ini, diharapkan dapat menekan
tundaan dan menjaga kelancaran serta keselamatan karyawan, pasien,
pengunjung maupun pengguna jalan.
SIRKULASI INTERNAL
Pengaturan sirkulasi internal di dalam lokasi Rumah Sakit Umum Kasih Ibu
Kedonganan sangat penting dilakukan untuk menjamin kelancaran pergerakan
kendaraan di dalam lokasi kegiatan. Pengaturan sirkulasi lalu lintas di dalam
lokasi Rumah Sakit Umum Kasih Ibu Kedonganan meliputi pengaturan sirkulasi
sepeda motor, sirkulasi mobil penumpang, sirkulasi kendaraan barang untuk
kegiatan loading-unloading, sirkulasi kendaraan ambulance jenazah dan sirkulasi
kendaraan emergency.
33
Gambar III.10 Sirkulasi Sepeda Motor di Lantai Dasar
34
Gambar III.11 Sirkulasi Mobil Penumpang di Lantai Dasar
Mobil penumpang masuk dan keluar lokasi Rumah Sakit Umum Kasih Ibu
Kedonganan melalui pintu akses utama yang berada di sisi Timur.
Direkomendasikan agar dilakukan pemisahan akses masuk dan akses keluar
antara kendaraan roda empat dan kendaraan roda dua.
Mobil yang hanya mengantar saja dapat menurunkan penumpang atau pasien di
lobi dan keluar dari rumah sakit melalui pintu akses utama di Lantai Dasar. Mobil
yang akan parkir dapat langsung ke lokasi parkir mobil yang ada di Lantai Dasar
dan parkir tambahan di sisi sebelah barat. Mobil yang parkir di Lantai Dasar
melalui pintu akses keluar utama danparkir tambahan keluar dari akses jalan sisi
selatan menuju ke Jalan Raya Uluwatu. Untuk sirkulasi lalu lintas mobil
penumpang mulai dari masuk ke lokasi kegiatan, menuju tempat parkir di dalam
lokasi kegiatan (di Lantai Dasar) ditunjukan oleh garis dengan panah berwarna
35
merah dan keluar dari lokasi kegiatan ditunjukan oleh garis dengan panah
berwarna biru pada Gambar III.11.
36
Pengaturan Sirkulasi Kendaraan Drop
Kendaraan drop masuk dan keluar melalui pintu akses di sisi Selatan Rumah
Sakit Umum Kasih Ibu Kedonganan. Lokasi parkir untuk kendaraan drop di
sediakan di Lantai Dasar. Pengaturan khusus untuk kendaraan drop dilakukan
oleh petugas keamanan dengan menghentikan sementara kendaraan yang
melintas di depan Rumah Sakit kemudian memberikan prioritas kepada
kendaraan drop untuk masuk maupun keluar lokasi Rumah Sakit Umum Kasih
Ibu Kedonganan. Untuk sirkulasi lalu lintas kendaraan drop mulai dari masuk ke
lokasi, menuju lokasi parkir di Lantai Dasar dan keluar dari lokasi ditunjukan oleh
garis dengan panah berwarna merah untuk masuk dan biru untuk keluar pada
Gambar III.13.
37
(emergency) harus diperhatikan sehingga pertolongan dapat segera diberikan,
sesuai rekomendasi sebagaimana dapat dilihat pada gambar berikut.
38
3.3.7 PENYEDIAAN FASILITAS PEJALAN KAKI DAN BERKEMAMPUAN
KHUSUS
Penyediaan fasilitas pejalan kaki terutama fasilitas menyusuri jalan pada ruas
Jalan Raya Uluwatu yang berada di depan lokasi Rumah Sakit Umum Kasih Ibu
Kedonganan dan penyediaan fasilitas berkebutuhan khusus (difabel) di dalam
lokasi Rumah Sakit Umum Kasih Ibu Kedonganan dapat diuraikan sebagai
berikut.
39
Gambar III.15 Sirkulasi Pejalan Kaki di Lantai Dasar
40
Gambar III.16 Penyediaan Fasilitas Difabel
Berdasarkan Gambar III.16, kapasitas parkir yang disediakan untuk difabel yang
menggunakan sepeda motor sebanyak 2 SRP dan kapasitas parkir yang
disediakan untuk difabel yang menggunakan mobil penumpang sebanyak 1 SRP.
Lokasi penempatan parkir untuk difabel tersebut ditempatkan sedekat mungkin
dengan lobby dan IGD rumah sakit. Lokasi parkir untuk difabel tersebut harus
dilengkapi dengan rambu difabel dan marka lambang difabel. Ukuran marka
petak parkir untuk difabel yang menggunakan sepeda motor direkomendasikan
0,75 x 2,0 (m2). Sesuai dengan SK Dirjen Hubdat No. 272/HK.105/DRJD/96,
mobil penumpang yang digunakan oleh difabel masuk ke dalam mobil
penumpang Golongan III sehingga ukuran SRP yang direkomendasikan adalah
3,0 x 5,0 (m2) agar dapat memberikan ruang yang cukup bagi pergerakan kursi
roda.
Penyediaan fasilitas perlengkapan jalan berupa rambu lalu lintas, marka jalan, dll
dalam operasional Rumah Sakit Umum Kasih Ibu Kedonganan yang terletak di
Jalan Raya Uluwatu No. 69 A Kedonganan, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten
41
Badung, Provinsi Bali menjadi kewajiban pihak pengembang atau pembangun
dengan tujuan untuk mengurangi dampak negatif berupa penurunan kinerja ruas
jalan dan penurunan tingkat keselamatan jalan akibat konflik lalu lintas baru
yang ditimbulkan. Penyediaan fasilitas perlengkapan jalan tersebut dilakukan
baik di dalam maupun pada ruas jalan di depan lokasi Rumah Sakit Umum Kasih
Ibu Kedonganan.
42
Gambar III.17 Usulan Penyediaan Rambu Lalu Lintas pada Masa Operasional
di Lantai Dasar
Total rekapitulasi usulan penyediaan rambu dan marka lalu lintas yang dipasang
di luar maupun di dalam lokasi Rumah Sakit Umum Kasih Ibu Kedonganan pada
masa operasional dapat dilihat pada tabel berikut.
43
Tabel III.4 Rekapitulasi Kebutuhan Rambu dan Marka Lalu Lintas pada Masa
Operasional
Gambar Nama Kebutuhan Lokasi
Rambu/Marka Rambu/Marka (Unit) Pemasangan
Lantai Dasar
Rambu Perintah
Di Pintu Akses Masuk
Memasuki Lajur 5
Kendaraan
yang Ditunjuk
44
Gambar Nama Kebutuhan Lokasi
Rambu/Marka Rambu/Marka (Unit) Pemasangan
Marka Parkir
Area Lokasi Parkir
Mobil untuk 1
Mobil Difabel
Difabel
Marka Parkir
Area Lokasi Parkir
Motor untuk 2
Difabel
Difabel
45
Hydrant adalah alat yang dilengkapi dengan selang dan mulut pancar (nozel)
untuk mengalirkan air bertekanan yang digunakan bagi keperluan pemadaman
kebakaran. Hydrant juga berfungsi untuk mempermudah proses
penanggulangan ketika bencana kebakaran sedang terjadi. Sistem fire hydrant
merupakan sebuah fasilitas yang wajib diimplementasikan untuk bangunan-
bangunan publik, seperti gedung, hotel, rumah sakit, pasar tradisional maupun
modern, supermarket bahkan lingkungan kompleks perumahan. Pemasangan
hydrant tidak dapat dilakukan sembarangan sehingga harus sesuai dengan
standar dan tata cara pemasangan yang mengacu pada peraturan SNI No. 03-
1735-2000. Pemasangan hydrant harus dapat memudahkan mobil dan petugas
pemadam kebakaran mengakses dengan bebas sepanjang 50 meter menuju
hydrant tanpa mengalami hambatan. Hydrant harus diletakkan pada ruangan
yang terbuka, mudah terlihat, mudah dijangkau tanpa halangan apapun
sehingga sewaktu-waktu terjadi kebakaran, petugas pemadam dapat dengan
mudah mengakses tempat tersebut.
Titik kumpul merupakan elemen penting dalam perencanaan tanggap darurat.
Sesuai dengan Permen PUPR No 14 Tahun 2017 tentang Persyaratan
Kemudahan Bangunan Gedung, menyatakan bahwa setiap bangunan gedung
kecuali rumah tinggal tunggal dan rumah deret sederhana harus menyediakan
sarana evakuasi seperti titik berkumpul.
Perancangan dan penyediaan titik berkumpul harus diidentifikasi dengan jelas,
diberi tanda dan mudah terlihat. Titik kumpul adalah tempat yang digunakan
bagi pengguna bangunan gedung dan pengunjung bangunan gedung untuk
berkumpul setelah proses evakuasi. Perancangan dan penyediaan titik kumpul
harus memperhatikan:
a. Kesesuaian sebagai lokasi akhir yang dituju dalam rute evakuasi;
b. Keamanan dan kemudahan akses pengguna bangunan gedung dan
pengunjung bangunan gedung;
c. Jarak aman dari bahaya termasuk runtuhan bangunan gedung;
d. Kemungkinan untuk mampu difungsikan secara komunal oleh para
pengguna bangunan gedung dan pengunjung bangunan gedung;
e. Kapasitas titik berkumpul.
46
Lokasi penempatan hydrant, titik kumpul (assembly point) dan rencana jalur
evakuasi pada masing-masing lantai apabila terjadi kondisi darurat (emergency)
di dalam lokasi Rumah Sakit Umum Kasih Ibu Kedonganan dapat dilihat pada
Gambar III.18 s.d. Gambar III.21.
47
Gambar III.20 Rencana Jalur Evakuasi di Lantai Dua
48
Garis putus-putus dengan panah berwarna biru pada Gambar III.19, Gambar
III.20 dan Gambar III.21 merupakan rencana jalur evakuasi menuju lokasi titik
kumpul pada kondisi darurat (emergency). Berikut ini merupakan total
rekapitulasi kebutuhan fasilitas keamanan dan keselamatan di dalam lokasi
Rumah Sakit Umum Kasih Ibu Kedonganan.
Di lokasi titik
kumpul, pada lokasi
Rambu Titik
2 yang aman dan
Kumpul
terlindung (Lantai
Dasar)
49
Gambar III.22 Penyediaan Pos Keamanan
Pos keamanan yang disediakan tersebut, harus terkoneksi dengan CCTV yang
dipasang di dalam dan di luar bangunan yang bertujuan untuk memantau
kondisi di dalam lokasi maupun kondisi lalu lintas di luar lokasi.
Penanganan dampak lalu lintas dalam meminimalisasi dampak lalu lintas yang
ditimbulkan akibat operasional Rumah Sakit Umum Kasih Ibu Kedonganan perlu
disusun tahun penerapan implementasinya agar pertumbuhan bangkitan - tarikan
perjalanan dapat diakomodir dengan penerapan mitigasi. Operasional suatu bangunan
dapat dicapaidalam waktu 1 tahun untuk mencapai kondisi optimal. Untuk mencapai
kondisi optimal tersebut diperlukan rincian implementasi penanganan dampak lalu
lintas apakah dilakukan pada tahun pertama atau diterapkan pada kondisi tahun
rencana. Penanganan antisipasi antrian dan penurunan tingkat keselamatan lalu lintas
pada tahap ini merupakan penanganan jangka panjang. Penanganan dilakukan
dengan pendekatan manajemen dan rekayasa lalu lintas yang tertuang dalam rencana
50
umum jaringan transportasi jalan, kapasitas dan karakteristik jalan, serta fungsi dan
kelas jalan. Selain itu, manajemen dan rekayasa lalu lintas yang ada dalam kajian ini
harus memperhatikan pola fluktuasi volume lalu lintas. Berikut ini adalah tabel
implementasi penanganan dampak lalu lintas dalam meminimalisasi dampak lalu lintas
yang diakibatkan operasional Rumah Sakit Umum Kasih Ibu Kedonganan yang terletak
di Jalan Raya Uluwatu No. 69 A Kedonganan, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten
Badung, Provinsi Bali.
Periode Pelaksanaan
NO Jenis Kegiatan (Tahun)
0-1
1 Manajemen dan rekayasa lalu lintas √
2 Manajemen kebutuhan lalu lintas √
3 Penyediaan fasilitas parkir √
4 Penyediaan akses keluar masuk kendaraan √
5 Penyediaan fasilitas bongkar muat barang √
6 Pengaturan sirkulasi lalu lintas √
Penyediaan fasilitas pejalan kaki dan
7 √
berkemampuan khusus
8 Penempatan petugas (security) √
9 Pemasangan fasilitas perlengkapan jalan √
Sumber : Hasil Analisis (2024)
Dari tabel implementasi penanganan dampak lalu lintas dapat dijelaskan bahwa jenis
penanganan dampak yang harus segera dilakukan pada tahun pertama yaitu saat
operasional adalah manajemen dan rekayasa lalu lintas, manajemen kebutuhan lalu
lintas, penyediaan fasilitas parkir, penyediaan akses keluar masuk kendaraan,
penyediaan fasilitas bongkar muat barang, pengaturan sirkulasi lalu lintas, penyediaan
fasilitas pejalan kaki dan berkemampuan khusus, penempatan petugas (security) dan
pemasangan fasilitas perlengkapan jalan. Apabila penyediaan kapasitas parkir pada
saat operasional Rumah Sakit Umum Kasih Ibu Kedonganan tidak mampu memenuhi
kebutuhan parkir kendaraan, maka perlu mencari alternatif penyediaan parkir
tambahan sehingga tidak mengganggu kelancaran lalu lintas di Jalan Raya Uluwatu.
51
BAB IV PENUTUP
PENUTUP BAB IV
52
Tabel IV.1 Matriks Lalu Lintas Penanganan Dampak Lalu Lintas pada Masa Oprasional
Prakiraan Waktu
No Penanganan Tindakan Pelaksana Pengawas
Dampak Pelaksanaan
1 Gangguan Manajemen ▪ Memisahkan akses masuk 0 – 1 tahun Pengembang ▪ Dinas
terhadap dan rekayasa kendaraan antara akses (setelah Perhubungan
kelancaran lalu lintas kendaraan, berupa jalur beroperasi) Kabupaten
lalu lintas akses masuk keluar yang Badung;
berbeda dan dipisahkan oleh ▪ Satlantas Polres
marka jalan atau kerb atau Badung;
median. Rumah Sakit Umum ▪ Dinas Pekerjaan
Kasih Ibu Kedonganan Umum dan
memiliki 1 pintu akses masuk Penataan Ruang
dan 1 pintu akses keluar Kabupaten
yang berada di sisi di pintu Badung;
utama dan sebelah Timur ▪ Dinas
dan Selatan. Pada pintu Penanaman
akses masuk keluar tersebut Modal dan
perlu dilakukan pemisahan Pelayanan
jalur masuk keluar Terpadu Satu
kendaraan; Pintu Kabupaten
▪ Memberikan ruang manuver Badung.
53
Prakiraan Waktu
No Penanganan Tindakan Pelaksana Pengawas
Dampak Pelaksanaan
yang cukup untuk kendaraan
yang akan masuk dan keluar
lokasi kegiatan sehingga
tidak menimbulkan tundaan
perjalanan di jalan umum;
▪ Melarang kendaraan pasien,
karyawan dan pengunjung
parkir di badan jalan serta
mengarahkan kendaraan
tersebut untuk parkir pada
lokasi parkir yang disediakan
oleh pengembang atau
pembangun dengan
pemasangan rambu larangan
berhenti pada ruas jalan di
depan lokasi kegiatan.
Manajemen ▪ Memberikan sosialisasi 0 – 1 tahun Pengembang
kebutuhan lalu kepada karyawan yang tidak (setelah
lintas membawa kendaraan agar beroperasi)
54
Prakiraan Waktu
No Penanganan Tindakan Pelaksana Pengawas
Dampak Pelaksanaan
memanfaatkan layanan
angkutan umum yang ada,
yang melewati lokasi;
▪ Menghindari pemilihan jam
masuk/pulang kerja
karyawan pada jam puncak
lalu lintas sehingga tidak
menambah kepadatan lalu
lintas kendaraan di jam sibuk
pada rute yang dilalui;
▪ Mengatur waktu pengiriman
barang dengan angkutan
barang (kegiatan loading-
unloading) agar tidak
bersamaan dengan jam kerja
pulang karyawan;
Penyediaan ▪ Menyediakan kapasitas 0 – 1 tahun Pengembang
fasilitas parkir parkir untuk sepeda motor, (setelah
mobil penumpang, beroperasi)
55
Prakiraan Waktu
No Penanganan Tindakan Pelaksana Pengawas
Dampak Pelaksanaan
ambulance, dan kendaraan
loading - unloading yang
memadai di dalam lokasi
kegiatan, yang dilengkapi
dengan marka dan rambu
parkir;
▪ Kapasitas parkir untuk
sepeda motor sebanyak 108
SRP;
▪ Kapasitas parkir untuk
mobil penumpang sebanyak
85 SRP;
▪ Kapasitas parkir untuk
kendaraan drop sebanyak 1
SRP;
▪ Kapasitas parkir untuk
kendaraan
loading-unloading sebanyak
1 SRP.
56
Prakiraan Waktu
No Penanganan Tindakan Pelaksana Pengawas
Dampak Pelaksanaan
Penyediaan ▪ Menyediakan akses keluar 0 – 1 tahun Pengembang
akses masuk masuk (setelah
dan keluar kendaraan ke lokasi kegiatan beroperasi)
lokasi yang
memadai, yaitu lebar akses
masuk 7,7 m dan lebar akses
keluar 5,4 m;
▪ Memisahkan akses masuk
kendaraan antara akses
kendaraan roda 2 dan
kendaran roda 4 atau lebih;
▪ Melakukan pemasangan
marka pengarah lajur untuk
kendaraan yang masuk dan
keluar lokasi kegiatan pada
pintu akses masuk dan keluar
lokasi kegiatan.
Penyediaan ▪ Menyediakan fasilitas 0 – 1 tahun Pengembang
fasilitas bongkar muat barang berupa (setelah
57
Prakiraan Waktu
No Penanganan Tindakan Pelaksana Pengawas
Dampak Pelaksanaan
kegiatan jalur sirkulasi dan lokasi beroperasi)
loading- parkir untuk kendaraan
unloading bongkar muat barang yang
memadai di dalam lokasi
kegiatan.
Pengaturan ▪ Mengatur sirkulasi lalu 0 – 1 tahun Pengembang
sirkulasi lalu lintas di dalam lokasi (setelah
lintas kegiatan, yang meliputi beroperasi)
pengaturan sirkulasi sepeda
motor, mobil penumpang,
kendaraan ambulance,
kendaraan bongkar muat
barang, dan kendaraan
emergency sesuai dengan
gambar teknis terlampir.
2 Gangguan Manajemen ▪ Memisahkan pergerakan 0 – 1 tahun Pengembang ▪ Dinas
terhadap dan rekayasa kendaraan bermotor dan (setelah Perhubungan
keselamatan lalu lintas pejalan kaki di dalam lokasi beroperasi) Kabupaten
dan kegiatan dengan Badung;
58
Prakiraan Waktu
No Penanganan Tindakan Pelaksana Pengawas
Dampak Pelaksanaan
kenyamanan menyediakan fasilitas pejalan ▪ Satlantas Polres
kaki yang berupa jalur Badung;
pejalan kaki dengan ▪ Dinas Pekerjaan
pewarnaan (marka); Umum dan
▪ Menempatkan petugas Penataan Ruang
pengatur lalu lintas untuk Kabupaten
mengatur dan mengarahkan Badung;
kendaraan yang masuk dan ▪ Dinas
keluar lokasi kegiatan pada Penanaman
pintu akses keluar masuk Modal dan
lokasi kegiatan. Pelayanan
Terpadu Satu
Pintu Kabupaten
Badung.
Manajemen ▪ Memberikan penyuluhan 0 – 1 tahun Pengembang
kebutuhan lalu SOP angkutan barang untuk (setelah
lintas kegiatan bongkar muat beroperasi)
barang (loading-unloading)
sesuai dengan Peraturan
59
Prakiraan Waktu
No Penanganan Tindakan Pelaksana Pengawas
Dampak Pelaksanaan
Menteri Perhubungan Nomor
PM 60 Tahun 2019 tentang
Penyelenggaraan Angkutan
Barang dengan Kendaraan
Bermotor di Jalan;
▪ Memastikan bahwa
kendaraan barang
pengangkut alat-alat,
makanan, dan obat-obatan
tidak melanggar ketentuan
Over Dimension Over
Loading (ODOL);
▪ Memastikan bahwa
kendaraan barang untuk
kegiatan bongkar muat
barang (pengangkutan alat-
alat, makanan, dan obat-
obatan) mematuhi ketentuan
mengenai tata cara
60
Prakiraan Waktu
No Penanganan Tindakan Pelaksana Pengawas
Dampak Pelaksanaan
pemuatan, daya angkut,
dimensi kend dan kelas jalan
yang dilalui.
Penyediaan ▪ Menyediakan fasilitas 0 – 1 tahun Pengembang
fasilitas pejalan kaki berupa jalur (setelah
perlengkapan pejalan kaki dengan beroperasi)
jalan pewarnaan (marka) di Lantai
Dasar untuk memisahkan
pergerakan kendaraan
bermotor dengan pejalan
kaki;
▪ Menyediakan fasilitas untuk
difabel (berkebutuhan
khusus) berupa fasilitas
parkir difabel untuk sepeda
motor sebanyak 2 SRP dan
untuk mobil penumpang
sebanyak 1 SRP, yang
ditempatkan di Lantai Dasar.
61
Prakiraan Waktu
No Penanganan Tindakan Pelaksana Pengawas
Dampak Pelaksanaan
Penyediaan ▪ Menyediakan fasilitas 0 – 1 tahun Pengembang
fasilitas penyeberangan orang berupa (setelah
penyeberangan zebra cross pada ruas jalan beroperasi)
di depan lokasi kegiatan.
Penyediaan ▪ Memasang rambu lalu lintas 0 – 1 tahun Pengembang
fasilitas dan marka jalan di dalam (setelah
perlengkapan lokasi kegiatan dan pada beroperasi)
jalan ruas jalan di depan lokasi
kegiatan sesuai dengan
gambar teknis terlampir.
Penyediaan ▪ Menyediakan hydrant, 0 – 1 tahun Pengembang
fasilitas rambu titik kumpul, dan jalur (setelah
keamanan dan evakuasi di dalam area beroperasi)
keselamatan Rumah Sakit Umum Kasih
Ibu Kedonganan.
Penyediaan ▪ Menyediakan pos
pos keamanan keamanan di dalam lokasi
kegiatan yang terkoneksi
dengan CCTV untuk
62
Prakiraan Waktu
No Penanganan Tindakan Pelaksana Pengawas
Dampak Pelaksanaan
memantau kondisi di dalam
lokasi kegiatan dan kondisi
lalu lintas di
luar lokasi kegiatan.
63
4.2 RENCANA PEMANTAUAN DAN EVALUASI
Sedangkan evaluasi dilakukan setiap 5 (lima) tahun sekali dan/atau terjadi penurunan
kinerja jalan yang signifikan.
64