BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pertumbuhan penduduk Indonesia semakin hari semakin
meningkat. Tingkat pertumbuhan penduduk yang tidak disertai
pertumbuhan wilayah akan mengakibatkan terjadinya kepadatan
peenduduk. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS),
pada tahun 1990 jumlah penduduk Indonesia adalah sebanyak
179.378.94
jiwa
sementara
pada
tahun
2014
jumlahnya
aktifitas
yang
dilakukan
manusia
untuk
kegiatan
kegiatan
di
rumah
tangga,
pasar,
pertanian,
kesehatan.
Gangguan
kesehatan
yang
karena
dapat
menimbulkan
dampak
negatif.
akan
mengurangi
jumlah
sampah
yang
ada,
cenderung
semakin
meningkat saat
ini
memberikan
Seluruh
masyarakat
menambahkan
produk
anorganik,
tetapi
juga
laju
pertumbuhan
tanaman
cabai
(cm)
ilmu
pengetahuan
khususnya
tentang
upaya
3. Bagi Peneliti
Peneliti
mampu
mengembangkan
dan
menerapkan
ilmu
E. Ruang Lingkup
1. Lingkup Keilmuan
Peneltian ini termasuk
dalam
lingkup
ilmu
Kesehatan
tanaman
cabai
(Capsium
annum
longum).
untuk
pertumbuhan
dan
produksi
sawi
adalah
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Pengertian Sampah
Pengertian sampah menurut para ahli yaitu :
a. Menurut Kamus Lingkungan ( 1994 )
Sampah adalah bahan yang tidak mempunyai nilai atau
tidak berharga untuk digunakan secara biasa atau
khusus dalamproduksi atau pemakaian, barang rusak
atau
cacat
selama
manufaktur
atau
materi
dan
dibuang
oleh
pemiliknya/pemakai
pertanian,
perternakan,
sampah
sampah
perkebunan,sampah
institusi/kantor/sekolah
dan
sebagainya.
Berdasarkan asalnya, sampah padat dapat digolongkan
menjadi 2 yaitu (Basruyanta, 2007) :
a. Sampah Organik
Sampah Organik adalah merupakan barang
yang dianggap sudah tidak terpakai dan dibuang
oleh pemilik/pemakai sebelumnya, tetapi masih bisa
dipakai kalau dikelola dengan prosedur yang benar.
Organik adalah proses yang kokoh dan relatif cepat.
Sampah
organik
adalah
sampah
yang
dan
bisa
terurai
10
hewan,
maupun
tumbuhan,
Sampah
kandungan
airnya
kecil.
Contoh
sampah
tambang.
sampah
Sampah
logam
anorganik
dan
produk
dibedakan
produk
11
secara
keseluruhan
botol
gelas,
tas
plastik
dan
kaleng.
Sampah
jenis
ini
masih
mungkin
pelapukan
mikroorganisme
karena
(bakteri
adanya
interaksi
pembusuk)
yang
antara
bekerja
baik.
Proses
pengomposan
akan
segera
oksigen
akan
menguraikan
bahan
pematangan
kompos
tingkat
lanjut,
yaitu
proses
dekomposisi
bahan
organik.
Proses
13
Rentangan
bahan
Baik
Ideal
C/N ratio
20 : 1 40 : 1
25 : 1 30 : 1
Kadar air
40 65 %
50 60 %
Konsentrasi
>5%
5%
Oksigen
14
Ukuran
partikel 1/8
(inci)
pH
Bervariasi
5,5 9
6,5 8,5
Densitas (kg/m )
<0.7887
Temperatur (C)
43 65,5
54 60
yang
berperan
dalm
proses
pengomposan
15
disebut
juga
dengan
tumbuhan
berklorofil.
jumlah
dibandingkan
dengan
bakteri
kelompok
paling
banyak
mikroba
lainya.
inti.
Dinding
bakteri
terbagi
lagi
substansi
hemiselulosa,
dan
membungkus
kimia
khitin.
sitoplasma
seperti
Membran
yang
selulosa,
sitoplasma
merupakan
isi
sel,
16
empat,
empat
menjadi
delapan
dan
akan
tumbuh
dan
membesar.
Waktu
karen
setiap
jenis
bakteri
mempunyai
sering
Umumnya,
disebut
juga
aktinomisetes
dengan
akan
17
jamur,
aktinomisetes
umumnya
bersifat
aerob.
berbentuk
memanjang
yang
Pada
tegakan
bagian
konidia.
hifa,
aktinomisetes
Konidia
adalah
membentuk
alat
untuk
hidup
berkelompok.
Kelompok
mata
secara
langsung.
Aktinomisetes
yang
disebut
miselium.
Miselium
jamur
individu
jamur
bersatu
membentuk
kelompok
18
tertentu.
Contoh
Bahkan
jamur
bisa
tersebut
mengakibatkan
antara
lain
itu
dibutuhkan
banyak
oksigen
dalam
19
sedangkan
dan
untuk
P
energi
penting
dan
pertumbuhan,
untuk
protein
dan
40-65%
air.
Apabila
dibawah
40%,
Tekstur
berkaitan
dengan
ketersediaan
dan
termofilik
diatas
40C.
Pengomposan
20
C/N
ratio
dan
frekuensi
aerasi
adalah
cara
yang
sebagian
besar
terkandung
dalam
mikrobiloginya
sampah
bakteri
karena
menyerap
tanaman,
tepung
ikan,
tepung
tulang,
atau
enzim
21
komposa
dalam
waktu
yang
lebih
cepat
dikembangkan
oleh
Timothy
Soeharyo
dari
22
stabil,
substansi
hasil
ekstrak
humid.
yang
Hasil
diperoleh
ekstrak
berupa
kemudian
oleh
bakteri
untuk
beraktivitas
dan
actinomycetes,
streptomycetes,
ragi
efektifitas
23
Divisi
Kelas
Ordo
: Farinosae
Genus
Spesies
: Ananas
: Ananas Comossus
9. Tanaman Tebu
Tanaman tebu merupakan famili Gramineae (keluarga
rumput) dengan nama latin Saccharum officinarum yang
sudah dibudidayakan sejak lama di daerah asalanya di
Asia. Di daerah Jawa barat disebut Tiwu, di daerha Jawa
Timur disebut Tebu atau Rosan (Syakir dan Indrawanto,
2010)
Adapun sistematika ilmiah tanaman tebu menurut Syakir
dan Indrawanto (2010) sebagai berikut.
Divisi
: Spermatophyta
Subdivisi
: Angiospermae
Kelas
: Monocotyledone
Ordo
: Graminales
Famili
: Graminae
Genus
: Saccharum
Species
: Saccarum officinaru
24
10.
seluruh
alkaloid
berasal
dari
tumbuhan
dan
sejauh
ini
belum
diketahui
secara
pasti,
untuk
mempertahankan
keseimbangan
ion
(Mustikawati, 2006).
Ampas tebu mengandung air 48 52 %, gula ratarata 3.3 %, serat rata rata 47.7 %, selulosa 37.65 %,
lignin 22.09 % dan sari 1.81 % ( Husein, 2007). Ampas tebu
memiliki kadar bahan organik sekitar 90% kandungan N 0.3
% P2O5 0.02 % K2O 0.14 % Ca 0.06 % dan Mg 0.04 %
25
(Toharisman,
1991).
Dalam
artikel
yang
diterbitkan
penyerapan
Nitrogen
secara
signifikan
dimanfaatkan
sebagai
bahan
baku
pembuatan
melalui proses
pengomposan dan ekstraksi untuk mengambil senyawasenyawa yang terdapat dalam kulit pisang dan ampas tebu
tersebut. Senyawa-senyawa tersebut diduga merupakan
kelompok senyawa humat dan senyawa lainnya, yang
diduga dapat berperan sebagai zat perangsang tumbuh
(ZPT) tanaman, seperti kelompok giberelin, sitokinin, dan
auksin.
B. Kerangka Konsep
Lama Waktu
Pupuk
organik cair
Kulit pisang
dan Ampas
Kompos
26
biostater
pada
penelitian
ini
sampah
organik
27
Perlakuan
Post test
Xa
OA
Xb
OB
Xc
OC
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian
ini
adalah
eksperiment
dengan
Keterangan :
Xa
28
OA
Lama
waktu
terbentuknya
kompos
dengan
OB
Lama
waktu
terbentuknya
kompos
tanpa
Lama
waktu
terbentuknya
kompos
tanpa
sehingga
untuk
pengendalianya
setiap
adalah
melakukan
pengadukan
Ukuran
berpengaruh
yang
besar
terhadap
akan
sulit
dapat
30
Variabel Terikat :
Penambahan pupuk
organik cair kulit
pisang dan ampas
tebu
Lama waktu
terbentuknya kompos
Variabel Pengganggu
:
a. Jenis sampah
b. Pengadukan
c. Ukuran
sampah
B. Instrumen Penelitian
Alat dan Bahan
1. Alat
a. Sekop
b. Pisau besar
c. Pipa PVC
d. Polybag/plastik hitam
e. Gergaji
f. Meteran
g. Pipet ukur
h. Soil meter
i. Termometer
j. Timbangan
k. Ember
l. Alat tulis
m. Botol bekas air mineral 1,5 L
2. Bahan
a. Sampah organik
31
b.
c.
d.
e.
f.
Kulit pisang
Ampas tebu
Gula Pasir
Kapur tohor untuk menetralkan pH
Air biasa
G. Tahap Penelitian
1. Tahap Persiapan
a. Persiapan lokasi penelitian
Membuat tempat peneduh untuk pembutan kompos.
Hal
ini
dimaksudkan
untuk
menghindari
sinar
masukan
untuk
mengeluarkan
gas
yang
terbentuk.
2) Persiapan peralatan pembuatan kompos
3) Mengumpulkan sampah organik sebanyak 9 kg
kemudian dipotong-potong dengan ukuran 1-5 cm.
4) Menyiapkan bahan sejumlah 3 kelompok dengan
perincian sebagai berikut :
Adapun kelompok perlakuan adalah penambahan
pupuk organik cair kulit pisang dan ampas tebu
dengan dosis yang berbeda yaitu 250 ml, 300 ml,
32
masing-masing
kelompok
ke
dalam
polybag/plastik hitam
6) Semprotkan pupuk organik cair kulit pisang dan
ampas tebu pada kelompok perlakuan secukupnya
7) Masing
masing
kelompok
ditaburi
tipis
kapur/gamping sampai rata keseluruh permukaan
sampah. Masukan pipa yang telah diberi lubang
pada
dinding
pipa
kedalam
polybag/plastik
maka
setiap
seminggu
sekali
diaduk
kelembababn.
Pengukuran
temperatur
campuran
hingga
ujung
termometer
soil
meter
dimasukan
dalam
33
11)
Kompos
dinyatakan
telah
jadi
apabila
yang
terkumpul
berdasarkan
pengamatan
waktu
terbentuknya
kompos.
Dalam
teknik
: Meteran
: Sekitar sepertiga volume awal
: Indra Penglihatan
: Berbentuk butiran kecil
34
Alat ukur
Kriteria
4) Bau
Alat ukur
Kriteria
5) pH
Alat ukur
Kriteria
6) Suhu
Alat ukur
Kriteria
: Indra Penglihatan
: Hitam kecoklatan
: Indra Penciuman
: Berbau tanah
: pH soil meter
: pH 6,5 7,5
: Termohigrometer
: Suhu stabil pada 27 C 30 C
I. Analisis Data
Data dianalisis secara deskriptif dan dilanjutkan
dengan uji statistik Independent Sample Test, dengan
program SPSS 16.0 for windows dan derajat kepercayaan
95% ( =0.05) dengan hipotesis penelitian sebagai berikut
:
Ho : Tidak ada perbedaan bermakna anatara lama waktu
terbentuknya pengomposan terhadap penamabahan pupuk
organik cair kulit pisang
H
Ada
perbedaan
bermakna
antara
lama
waktu
35
J. Dummy Tabel
No
Ulangan
250 ml/kg
... hari
300 ml/kg
... hari
350 ml/kg
... hari
... hari
... hari
... hari
... hari
... hari
... hari
Jumlah
... hari
... hari
... hari
Rata-rata
... hari
... hari
... hari
36