Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) sudah dimulai sejak tahun 2015,
dimana sistem perdagangan bebas antar negara-negara anggota ASEAN
sehingga persaingan ekonomi menjadi sangat kompetitif. ASEAN menjadi
suatu wilayah perdagangan yang bebas baik barang, jasa, investasi, tenaga
kerja terampil dan aliran modal yang menjadi lebih bebas lagi. Kini
persaingan kerja tidak hanya dalam lingkup nasional tetapi skala ASEAN,
karena dengan adanya era MEA akses tenaga kerja di ASEAN semakin
bebas sehingga tenaga kerja dapat dengan mudah masuk ke wilayah
Indonesia tanpa menggunakan visa. Apabila sumber daya manusia
masyarakat Indonesia tidak memiliki kualitas kerja yang tinggi maka
tenaga kerja Indonesia itu sendiri akan kalah saing dengan warga negara
asing yang telah mempersiapkan diri menghadapi MEA sejak jauh-jauh
hari.
Instansi di Indonesia yang turut serta dalam mempersiapkan tenaga
kerja yang mampu bersaing secara global di era MEA yaitu Politeknik
Kesehatan Kemenkes Yogyakarta. Politkenik Kesehatan Kemenkes
Yogyakarta memiliki enam jurusan yang melahirkan tenaga ahli di bidang
kesehatan. Salah satunya yaitu Jurusan Kesehatan Lingkungan dengan
profesi sanitarian.
Jurusan Kesehatan Lingkungan ini memiliki beberapa bahasan pokok
mata kuliah diantaranya adalah mengenai epidemiologi lingkungan,
analisis dampak kesehatan lingkungan, penyehatan air, penyehatan udara,
penyehatan makanan dan minuman, pengolahan limbah cair, penyehatan
tanah dan pengolahan sampah padat, pengendalian vektor dan binatang
pengganggu. Pelaksanaan kegiatan belajar dilaksanakan dengan

1
2

penyampaian teori di dalam kelas maupun praktik lapangan. Dengan


persaingan di dunia kerja yang sangat ketat, maka Jurusan Kesehatan
Lingkungan memasukkan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ke dalam
kurikulum dengan beban 3 SKS yang dilaksanakan selama satu bulan oleh
mahasiswa semester VI (enam). PKL itu sendiri merupakan lahan bagi
mahasiswa untuk mengenalkan dengan dunia kerja yang berkaitan dengan
bidang profesi. Selain itu, Praktik Kerja Lapangan (PKL) digunakan
sebagai wadah pengaplikasian ilmu yang didapatkan selama perkuliahan,
sehingga dapat lebih terampil dalam mempraktikan ilmu yang dipelajari di
dunia kerja.
Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit
(BBTKL PP) Yogyakarta yaitu suatu instansi yang berdiri di bawah
naungan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia merupakan Unit
Pelaksana Teknis (UPT) Kementerian Kesehatan bidang kesehatan
lingkungan dan pengendalian penyakit. BBTKL PP Yogyakarta berlokasi
di Jalan Wiyoro Lor No. 2, Kelurahan Baturetno, Kecamatan
Banguntapan, Kabupaten Bantul, D.I Yogyakarta. Kegiatan di BBTKL PP
Yogyakarta terbagi dalam beberapa bagian, yaitu berdasarkan Keputusan
Menteri Kesehatan RI No. 2349/Menkes/Per/XI/2011, BBTKL PP
Yogyakarta dipimpin oleh seorang kepala dan dibagi menjadi beberapa
bidang yang terdiri dari bagian tata usaha (TU), bidang Surveilans
Epidemiologi (SE), bidang Pengembangan Teknologi dan Laboratorium
(PTL), bidang Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan (ADKL), instalasi
dan kelompok jabatan fungsional. Masing-masing bidang kerja di
BBTKLPP saling berhubungan antara satu dengan yang lain dalam
melaksanakan tugas untuk melakukan pelayanan, yaitu Surveilans
Epidemiologi, bidang ADKL, dan Pengembangan Teknologi
Laboratorium (PTL) salah satunya Laboratorium Entomologi dan
Pengendalian Vektor. Bidang Surveilans Epidemiologi dan ADKL
memiliki program tahunan dimana kegiatan tersebut langsung terjun di
masyarakat, salah satunya dengan pengambilan sampel yang kemudian
3

diserahkan kepada pihak laboratorium untuk dilakukan pengujian.


Selanjutnya hasil pengujian akan dilakukan analisa hasil oleh bidang
Surveilans Epidemiologi dan ADKL untuk mengetahui status kesehatan
lingkungan di lokasi kegiatan tersebut.
Menurut Kepmenkes RI No.1116/Menkes/SK/VIII/2003 tentang
Pedoman Penyelenggaraan Sistem Surveilans Epidemiologi, bidang
Surveilans Epidemiologi adalah kegiatan analisis secara sistematis dan
terus menerus terhadap penyakit atau masalah-masalah kesehatan dan
kondisi yang mempengaruhi terjadinya peningkatan dan penularan
penyakit atau masalah-masalah kesehatan tersebut, agar dapat melakukan
tindakan penanggulangan secara efektif dan efesien melalui proses
pengumpulan data, pengolahan dan penyebaran informasi epidemiologi
kepada penyelanggara program kesehatan. Masalah kesehatan secara
umum ditandai dengan masih tingginya angka kesakitan dan kematian
yaitu penyakit-penyakit di masyarakat yang tergolong berbasis lingkungan
baik yang erat kaitannya dengan permasalahan sanitasi dasar (classical
risk) maupun akibat modernisasi (modern risk).
Menurut Kepmenkes RI No.876/Menkes/SK/VIII/2001 tentang
Pedoman Teknis Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan (ADKL),
bidang ADKL pada dasarnya merupakan model pendekatan guna
mengkaji dan atau menelaah secara mendalam untuk mengenal,
memahami dan memprediksi kondisi karakteristik lingkungan yang
berpotensi terhadap timbulnya resiko kesehatan, dengan mengembangkan
tatalaksana terhadap sumber perubahan media lingkungan, masyarakat
terpajan dan dampak kesehatan yang terjadi.
Entomologi adalah ilmu yang mempelajari tentang vektor, kelainan
dan penyakit yang disebabkan antropoda. Vektor penyakit adalah serangga
penyebar penyakit atau antropoda yang dapat memindahkan/menularkan
agen infeksi dari sumber infeksi kepada host yang rentan. Pengendalian
vektor adalah suatu kegiatan untuk menurunkan kepadatan populasi vektor
pada tingkat yang tidak lagi membahayakan bagi kesehatan manusia.
4

Pengendalian vektor penyakit menjadi prioritas dalam upaya pengendalian


penyakit karena potensi untuk menularkan penyakit sangat besar seperti
lalat, nyamuk, tikus, dan serangga lainnya. Kegiatan pengendalian vektor
dapat berupa penyemprotan, biological control, pemusnahan sarang
nyamuk, dan perbaikan lingkungan.
Berbagai masalah lingkungan dapat menimbulkan dampak bagi
kesehatan lingkungan dan manusia. Penyakit – penyakit yang berkaitan
dengan permasalahan lingkungan antara lain diare, demam berdarah
dengue, filariasis, TB Paru, ISPA, dan Pes pada umumnya berkaitan erat
dengan masalah lingkungan seperti air bersih, pengelolaan limbah cair,
pengelolaan sampah, pencemaran makanan oleh mikroba dan telur cacing,
bencana alam (kebakaran hutan, gunung meletus, banjir, dll), vektor
penyakit yang belum dapat terkendali (nyamuk, lalat, lipas, rodent), dan
lain-lain. BBTKL PP Yogyakarta dapat melakukan surveilans
epidemiologi, laboratorium entomologi dan pengendalian vektor, serta
analisis dampak kesehatan lingkungan yang terjadi.
Oleh karena itu, kami memilih BBTKL PP Yogyakarta sebagai lokasi
pelaksanaan PKL karena bidang pekerjaan yang dilaksanakan di BBTKL
PP Yogyakarta seperti bidang Surveilans Epidemiologi, bidang ADKL,
dan Laboratoium Entomologi dan Pengendalian Vektor sesuai dengan
bidang Jurusan Kesehatan Lingkungan, sehingga dapat lebih
mengembangkan ilmu serta penerapannya mengenai surveilans
epidemiologi, analisis dampak kesehatan lingkungan, dan laboratorium
entomologi dan pengendalian vektor.

B. Rumusan Masalah
Apa saja kegiatan yang dilakukan di bidang Surveilans Epidemiologi,
bidang ADKL, dan Laboratoium Entomologi dan Pengendalian Vektor di
BBTKLPP Yogykarta?
5

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Memperoleh wawasan dan meningkatkan keterampilan mahasiswa
mengenai pekerjaan di bidang Surveilans Epidemiologi, bidang
Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan (ADKL), dan Laboratoium
Entomologi dan Pengendalian Vektor di BBTKL PP Yogyakarta.
2. Tujuan Khusus
a. Memperoleh pengetahuan mengenai kegiatan yang dilakukan di
bidang Surveilans Epidemiologi (SE)
b. Memperoleh pengetahuan mengenai kegiatan yang dilakukan di
bidang Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan (ADKL)
c. Memperoleh pengetahuan mengenai kegiatan yang dilakukan di
bidang Laboratoium Entomologi dan Pengendalian Vektor.

D. Manfaat
1. Bagi Mahasiswa
a. Memperoleh pengalaman untuk meningkatkan kemampuan dan
keterampilan di bidang Kesehatan Lingkungan
b. Memperoleh pengetahuan tentang kondisi suatu lingkungan kerja
yang meliputi: manajemen yang diterapkan, peralatan (instrumen)
yang digunakan, kondisi para karyawan dan kegiatan-kegiatan
yang dilakukan oleh para karyawan di BBTKL PP Yogyakarta
c. Mengetahui perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sesuai
dengan perkembangan IPTEK di era global sekarang ini
d. Mengetahui kebutuhan lapangan kerja BBTKL PP Yogyakarta,
sehingga mahasiswa dapat mempersiapkan diri untuk memasuki
dunia kerja nantinya
e. Mengetahui kegiatan apa saja yang dilakukan di bidang Surveilans
Epidemiologi, bidang Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan,
dan Laboratorium Entomologi dan Pengendalian Vektor di
BBTKLPP Yogyakarta.
6

2. Bagi Instansi Tempat PKL


a. Terjalinnya hubungan kerjasama yang saling menguntungkan
antara BBTKL PP Yogyakarta dan mahasiswa Jurusan Kesehatan
Lingkungan Politeknik Kesehatan Kemenkes Yogyakarta
b. Mendapatkan masukan baik yang berupa saran maupun gagasan
dari mahasiswa atau dosen pembimbing yang dapat bermanfaat
bagi pengembangan proses atau produk di BBTKL PP Yogyakarta
c. Memantapkan eksistensi intansi di kalangan mahasiswa sebagai
calon tenaga kerja di BBTKL PP Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai