PENGERTIAN BIOTEKNOLOGI
Susu dapat diolah menjadi bentuk-bentuk baru, seperti yoghurt, keju, dan
mentega.
1) Yoghurt
2) Keju
Dalam pembuatan keju digunakan bakteri asam laktat, yaitu Lactobacillus dan
Streptococcus. Bakteri tersebut berfungsi memfermentasikan laktosa dalam susu
menjadi asam laktat. Proses pembuatan keju diawali dengan pemanasan susu
dengan suhu 90oC atau dipasteurisasi, kemudian didinginkan sampai 30oC.
Selanjutnya bakteri asam laktat dicampurkan. Akibat dari kegiatan bakteri
tersebut pH menurun dan susu terpisah menjadi cairan whey dan dadih padat,
kemudian ditambahkan enzim renin dari lambung sapi muda untuk
mengumpulkan dadih. Enzim renin dewasa ini telah digantikan dengan enzim
buatan, yaitu klimosin. Dadih yang terbentuk selanjutnya dipanaskan pada
temperatur 32oC 420oC dan ditambah garam, kemudian ditekan untuk
membuang air dan disimpan agar matang. Adapun whey yang terbentuk diperas
lalu digunakan untuk makanan sapi.
3) Mentega
1) Kecap
Dalam pembuatan kecap, jamur, Aspergillus oryzae dibiakkan pada kulit gandum
terlebih dahulu. Jamur Aspergillus oryzae bersama-sama dengan bakteri asam
laktat yang tumbuh pada kedelai yang telah dimasak menghancurkan campuran
gandum. Setelah proses fermentasi karbohidrat berlangsung cukup lama
akhirnya akan dihasilkan produk kecap.
2) Tempe
Tape dibuat dari bahan dasar ketela pohon dengan menggunakan sel-sel ragi.
Ragi menghasilkan enzim yang dapat mengubah zat tepung menjadi produk
yang berupa gula dan alkohol. Masyarakat kita membuat tape tersebut
berdasarkan
pengalaman.
Hidroponik berasal dari kata bahasa Yunani hydro yang berarti air dan ponos
yang berarti bekerja. Jadi, hidroponik artinya pengerjaan air atau bekerja dengan
air. Dalam praktiknya hidroponik dilakukan dengan berbagai metode, tergantung
media yang digunakan.
Adapun metode yang digunakan dalam hidroponik, antara lain metode kultur air
(menggunakan media air), metode kultur pasir (menggunakan media pasir), dan
metode porus (menggunakanmedia kerikil, pecahan batu bata, dan lain-lain).
Metode yang tergolong
tanaman. Apakah cukup dengan air dan nutrien? Bahan dasar yang
kerusakan tanaman karena banjir, kurang air, dan erosi tidak ada;
belimbing.
tersebut.
mengenai akar.
3. Bioteknologi Modern
dan efisien.
Dewasa ini, bioteknologi tidak hanya dimanfaatkan dalam
a. Rekayasa genetika
rekombinasi DNA.
1) Transplantasi inti
yang lain agar didapatkan individu baru dengan sifat sesuai dengan
sel katak. Inti sel yang dipindahkan adalah inti dari sel-sel usus katak
dalam ovum tanpa inti yang lain. Pada akhirnya terbentuk ovum
yang sama.
2) Fusi sel
Fusi sel adalah peleburan dua sel baik dari spesies yang sama
sel diawali oleh pelebaran membran dua sel serta diikuti oleh
3) Teknologi plasmid
lain:
4) Rekombinasi DNA
sebagai berikut.
lain.
2) Pembuatan vaksin
virus dan bakteri yang telah dilemahkan atau racun yang diambil
3) Pembuatan antibiotika
Antibiotika adalah suatu zat yang dihasilkan oleh organisme
pada Perang Dunia II oleh para ahli dari Amerika Serikat dan
Inggris.
4) Pembuatan hormon
dan testosteron.
rekombinasi gen.
merugikan.
dan disebarluaskan.
20%.
e. Bioteknologi bahan bakar masa depan
termasuk sumber daya yang tidak bisa diperbarui. Oleh karena itu,
suatu saat akan habis. Hal itu merupakan tantangan bagi para
melalui bioteknologi.
Saat ini telah ditemukan dua jenis bahan bakar yang diproduksi
(alkohol).
minyak, antara lain adalah biogas dan gasohol. Biogas dibuat dalam
fase anaerob akan dihasilkan gas metana yang dibakar dan digunakan
menimbulkan polusi.
Salah satu contoh proses daur ulang sampah yang telah diuji
suhu tinggi pada kondisi tanpa oksigen. Dengan cara ini sampah
anorganik.
sebagai pupuk.
BIOTEKNOLOGIMODERN
PENGERTIAN BIOTEKNOLOGI
Bioteknologi adalah penggunaan makhluk hidup dan proses di dalamnya untuk menghasilkan
produk tertentu. Dalam bioteknologi memanfaatkan bakteri, ragi, kapang, alga, sel tumbuhan atau
jaringan. Penerapan bioteknologi memadukan berbagai disiplin ilmu seperti mikrobiologi, biokimia,
genetika, biologi molekuler, kimia, rekayasa proses dan teknik kimia.
PENGERTIAN BIOTEKNOLOGI MODERN
Penggunaan mikroorganisme tidak langsung seperti bioteknologi konvensional, tetapi
menggunakan mikroorganisme yang direkayasa, sehingga menjadi lebih efektif dan efisien.
Bioteknologi Modern, yaitu bioteknologi yang dimanfaatkan dalam berbagai aspek kehidupan manusi,
seperti rekayasa genetika, penanganan polusi, penciptaan sumber energi, dan sebagainya
Bioteknologi Modern
Beberapa contoh bioteknologi modern antara lain :
o Bibit tanaman yg seragam, diperoleh dengan melalui tehknik kultur jaringan. Melalui teknik ini
dapat dihasilkan / diproduksi bibit tanaman yang seragam dalam jumlah besar, Beberapa contoh
tanaman yang telah dihasilkan melalui kultur jaringan antara lain : Papaver somniferum
( menghasilkan kodein , untuk penghilang rasa nyeri, Jasminum sp ( menghasilkan jasmine, sebagai
bahan parfum aroma melati ).
o Antibodi monoklonal, merupakan sejenis antibodi yang diproduksi dengan cara penggabungan
( fusi ) dua jenis sel yang sama atau berbeda . Dikenal dengan sebutan teknologi hibridoma / DNA
rekombinan.
o Bayi tabung, hasil fertilisasi secara in vitro . Ovum dan sperma dipertemukan dalam sebuah
wadah sehingga terjadi pembuahan.
o Hormon insulin, yang diperoleh melalui teknologi plasmid dalam rekayasa genetik.
o Domba dolly hasil kloning yaitu transfer inti sel autosom ( diploid ) ke dalam ovum (haploid) yang
telah diambil inti telurnya.
o Tanaman kebal hama, yang telah disisipi gen penghasil senyawa endotoksin dari Bacillus
thuringiensis
o Tanaman yang mampu memfiksasi nitrogen melalui penyisipan gen pengontrol fiksasi nitrogen
( gen nif ) dari bacteri Rhizobium sp dengan perantara plasmid dari Agrobacterium tumefaciens
o Hewan transgenik, hasil rekayasa genetika yang memiliki sifat / kemampuan berbeda dengan
hewan biasa. Misalnya menghasilkan air susu yang mengandung faktor anti hemofili
o Hormon BST ( Bovine Somatotrophin ), hormon pertumbuhan untuk hewan dari hasil rekayasa
genetik
o Vaksin malaria, hasil rekayasa genetik dengan memanfaatkan DNA virus cacar air yang kurang
aktif
o antibiotik jenis baru, yang dikembangkan dari mikroorganisme galur baru yang diperoleh dari
rekayasa genetik
o Interferon, sejenis protein hasil tekhnik DNA rekombinan untuk menghambat replikasi virus
o Hormon pertumbuhan manusia yang dihasilkan dari tehknik DNA rekombinan
o Terapi genetik, jasa layanan perbaikan kelainan genetik dengan rekayasa genetik
o Pelestarian species langka, jasa layanan pelestarian hewan / tumbuhan yang hampir punah
menggunakan tehknik rekayasa genetic.
Bioteknologi Modern - Telah dijelaskan pada sebelumnya bahwa salah satu ciri dalam bioteknologi
modern adalah adanya rekayasa sifat makhluk hidup. Dari hasil rekayasa tersebut, didapatkan
berbagai agen biologi dengan sifat yang diinginkan manusia. Agen biologi tersebut akan mengolah
bahan mentah menjadi berbagai produk yang diinginkan.
Oleh karena bioteknologi modern dicirikan oleh adanya rekayasa sifat makhluk hidup, bioteknologi
modern berkaitan erat dengan rekayasa genetik. Rekayasa genetik adalah pengubahan komposisi
gen individu melalui percobaan dan upaya lainnya. Gen sebagai pembawa sifat makhluk hidup dapat
diidentifikasi, diisolasi, dan disisipkan dalam materi genetik makhluk hidup lain. Individu yang
dihasilkan melalui rekayasa genetika disebut makhluk hidup transgenik atau organisme hasil
modifikasi genetik (OHMG).
Organisme yang bisa menerima DNA asing dan umum digunakan dalam proses penyisipan gen
adalah bakteri. Hal ini dilatarbelakangi oleh beberapa sifat yang dimiliki bakteri. Bakteri memiliki dua
jenis materi genetik yaitu kromosom bakteri dan plasmid. Plasmid merupakan rantai DNA berbentuk
sirkuler yang ditemukan di bakteri. Plasmid terkadang mengandung gen yang membuat bakteri tahan
terhadap antibiotik ampisilin dan tetrasilin. Plasmid dapat keluar masuk sel, bahkan dapat masuk ke
dalam sel bakteri yang berbeda jenis.
(a) Plasmid pada bakteri yang mengandung gen untuk ampisilin dan tetrasilin.
(b) Plasmid bakteri dilihat dengan mikroskop elektron DNA plasmid.
Plasmid dapat diisolasi dari bakteri dan dapat dipotong menggunakan enzim restriksi. Dengan cara
yang sama, DNA penyusun gen, misalnya gen insulin dapat dipotong dan diisolasi menggunakan
enzim restriksi yang sama. Contohnya, enzim restriksi EcoR1 yang memotong urutan basa TTAA,
karena gen insulin memiliki rantai DNA dengan ujung urutan basa yang sama, TTAA dan AATT, rantai
DNA gen insulin dapat bergabung dengan DNA plasmid melalui bantuan enzim DNA ligase,
perhatikan gambar berikut.
Proses penyisipan tersebut menghasilkan bakteri yang mengandung gen pembentukan insulin
pada manusia. Bakteri ini nantinya dapat menghasilkan hormon insulin manusia. Molekul DNA
rekombinasi ini kali pertama dilakukan pada 1973 oleh Stanley Cohen dari Universitas Stanford dan
Herbert Boyer dari Unversitas California. Hal ini menandai lahirnya rekayasa genetik modern.
Selain rekayasa genetik, bioteknologi modern juga mencakup fusi sel (penggabungan sel) dari
makhluk hidup yang berbeda spesies. Fusi sel adalah teknik yang digunakan untuk menghasilkan sel
hibrid (hibridoma). Sel hibrid ini mengandung bahan genetik dari sel-sel yang difusikan. Prinsip dasar
teknik ini yaitu membuka dinding kedua sel, kemudian kedua isi sel dicampurkan. Dinding sel
dihilangkan dengan menggunakan enzim tertentu.
Untuk menggabungkan isi sel, digunakan virus atau bahan kimia seperti polietilen glikol. Teknik
fusi sel dilakukan antara lain untuk mendapatkan hibrid baru penghasil antibiotik, tanaman
interspesies, dan antibodi monoklonal.
Makanan
Penerapan bioteknologi pada makanan secara modern, diawali pada 1992. Saat itu sebuah
perusahaan Amerika, Calgene, mendapatkan izin untuk memasarkan OHMG yang disebut Flavrsavr.
OHMG ini adalah tomat yang dibuat lebih tahan hama dan tidak dapat membusuk.
Secara umum, penerapan bioteknologi modern pada makanan tidak dapat dipisahkan dengan
bioteknologi modern pada bidang pertanian. Produkproduk makanan yang dihasilkan dari OHMG,
seperti tanaman pertanian, hewan, atau mikroorganisme, disebut makanan hasil modifikasi genetik.
OHMG lebih banyak dilakukan pada tanaman pertanian. Contohnya, jagung tahan lama, kedelai
tahan herbisida, kentang tahan virus, padi dengan zat dan vitamin yang ditingkatkan (golden rice),
gandum dengan protein yang tinggi bagi ternak, dan banyak hasil pertanian lainnya. Perkembangan
selanjutnya dari penerapan bioteknologi modern semakin beraneka ragam. Sekarang, para ilmuwan
dapat membuat makanan yang mengandung obat, pisang yang menghasilkan vaksin hepatitis B, ikan
yang lebih cepat dewasa, dan tanaman buah yang berbuah lebih cepat.
Pertanian
Pada bidang pertanian, telah banyak dilakukan penerapan bioteknologi modern. Para ilmuwan
telah berhasil membuat prosedur penyisipan gen pada berbagai tanaman. Prosedur tersebut
melibatkan teknik kultur jaringan dan teknik genetika pada bakteri yang telah Anda pelajari.
Penyisipan gen ke dalam tumbuhan dapat dilakukan melaui beberapa cara. Salah satunya,
sumber DNA gen asing terlebih dahulu dimasukkan ke dalam plasmid bakteri Agrobacterium
tumefaciens. Bakteri Agrobacterium rekombinasi tersebut diinfeksikan pada jaringan tumbuhan.
Bakteri yang digunakan Agrobacterium tumefaciens sebab di alam bakteri ini menginfeksi tanaman
dan menyebabkan penyakit cro n gall (sejenis tumor).
Dengan dimasukkannya gen asing ke dalam plasmid bakteri, gen asing akan memasuki DNA
tumbuhan. Dengan demikian, tumbuhan akan memiliki sifat yang sesuai dengan gen asing tersebut.
Tumbuhan hasil penyisipan gen disebut juga tanaman transgenik.
Berbagi macam gen telah berhasil disisipkan ke dalam DNA tanaman pertanian. Beberapa di
antaranya adalah gen bagi penghasil vitamin, gen untuk penghasil racun bagi serangga, gen bagi
pengikatan nitrogen bebas, dan gen untuk bahan herbisida. Gen-gen tersebut dapat menyebabkan
tanaman transgenik memiliki sifat gen yang dimasukkan tersebut. Perhatikan Gambar berikut.
1.) Hormon
Pada 1949, penderita arthritis dapat sembuh setelah diobati dengan hormon steroid kortison.
Sejak saat itu, jenis steroid ini digunakan untuk mengobati penyakit arthritis, rheumatik, leukemia,
anemia hemafotik dan beberapa penyakit lain.
Steroid merupakan senyawa kimia yang sangat kompleks. Pembuatannya secara sintetis
memerlukan proses dan biaya yang cukup tinggi. Pada 1952, ditemukan sejenis kapang, yaitu hi opus
arrhi us yang dapat mengubah steroid yang berasal dari hewan atau tumbuhan menjadi kortison.
Jenis-jenis dari Aspergillus, ternyata dapat mengubah progesteron (steroid yang berasal dari hewan
dan manusia) menjadi senyawa kortison. Penyakit kencing manis (diabetes mellitus) dapat diobati
dengan hormon insulin. Insulin hasil bioteknologi saat ini sudah dapat diproduksi. Gen manusia yang
mengendalikan pembentukan hormon insulin, disisipkan ke dalam bakteri E-coli.
2.) Antibodi Monoklonal
Setiap saat tubuh kita dapat terkena serangan virus, bakteri, jamur, dan zat-zat lain dari
lingkungan sekitarnya. Zat-zat tersebut dapat membahayakan tubuh. Secara alami, manusia dapat
menghasilkan antibodi bagi kuman atau antigen tersebut. Namun, agar sistem kekebalan tubuh aktif,
tubuh harus pernah diserang kuman tersebut. Terkadang jika tubuh tidak mampu bertahan, akibatnya
akan fatal.
Untuk memicu kekebalan tubuh, dapat dilakukan dengan menyuntikkan vaksin yang mengandung
antigen penyakit tersebut. Dengan demikian, dapat terbentuk antibodi pada tubuh yang dapat
melawan patogen. Oleh karena kemampuan melawan patogen ini, antibodi monoklonal
dikembangkan untuk mengatasi penyakit spesifik.
Cara yang umum digunakan untuk menghasilkan antibodi adalah dengan menyuntikkan sedikit
antigen pada tikus atau kelinci. Tubuh kelinci atau tikus akan merespon antigen dengan menghasilkan
antibodi yang secara langsung dapat diambil dari darahnya. Akan tetapi, biasanya antigen direspon
oleh beberapa macam sel. Antibodi yang dihasilkan adalah antibodi poliklonal, yaitu campuran
berbagai antibodi yang dihasilkan oleh berbagai sel.
Sekitar 1970, sebuah teknik dikembangkan untuk menghasilkan antibodi monoklonal. Antibodi yang
dihasilkan dari satu sel yang sama dan spesifik terhadap satu antigen. Antibodi monoklonal ini didapat
dari kultur sel. Pembuatan antibodi monoklonal adalah melalui fusi sel antara sel B dari hati dan sel
penghasil tumor. Sel B hati digunakan karena sel inilah yang menghasilkan antibodi. Adapun sel
tumor digunakan karena dapat membelah diri terus-menerus. Perhatikan Gambar berikut :
Rekayasa Genetika
Rekayasa genetika merupakan suatu cara memanipulasikan gen untuk menghasilkan makhluk
hidup baru dengan sifat yang sesuai dengan keinginan. Rekayasa genetika disebut juga
pencangkokan gen atau rekombinasi DNA. Di bidang pertanian sering mendengar tanaman
transgenik adalah tanaman hasil rekayasa genetika sering disebut juga dengan istilah GMO
(Genetically Modified Organism), misalnya jagung, tomat, kentang yang mempu
1. 1. Peranan/ manfaat bioteknologi
1. Di bidang kedokteran :
Antibody monoklonal : antibody yang diperoleh dari suatu sumber tunggal. Manfaat antibody
monoklonal antara lain : mendetaksi kandungan hormone korionik gonadotropin dalam urine wanita
hamil, mengikat racun dan menonaktifkannya, mencegah penolakan tubuh terhadap hasil
transplantasi jaringan lain.
Pembuatan vaksin : vaksin digunakan untuk mencegah serangan penyakit terhadap tubuh yang
berasal dari mikroorganisme. Vaksin berasal dari virus dan bakteri yang telah dilemahkan atau
racunnya diambil.
Contoh vaksin :
Vaksin BCG : untuk mencegah penyakit TBC
Vaksin kotipa : mencegah penyakit kolera, tifus, paratifus
Vaksin varisela : mencegah penyakit cacar air
Vaksin MMR : mencegah penyakit campak, gondong, rubella
DPT/DT : mencegah penyakit difteri, pertusis, tetanus
c. Pembuatan antibiotika
Antibiotika adalah suatu zat yang dihasilkan oleh organism tertentu dan berfungsi untuk
menghambat pertumbuhan organism lain yang ada di sekitarnya. Antibiotika dapat diperoleh dari
jamur atau bakteri yang diproses dengan cara tertentu. Zat antibiotika telah mulai diproduksi secara
besar-besaran pada Perang Dunia II oleh para ahli dari Amerika Serikat dan Inggris.
Contoh antibiotik
No Antibiotik Mikroorganisme
1. Streptomycin Streptomycetes griseus
2. Polymyxin Bacillus polymyxa
3. Pinisilin Pinicilium notatum
4. Griseofulvin Pinicilium griseofulvum
5. Sefalosporin Cepalosporium acremonium
d. Pembuatan hormon
Dengan rekayasa DNA, dewasa ini telah digunakan mikroorganisme untuk memproduksi hormon.
Hormon-hormon yang telah diproduksi, misalnya insulin, hormon pertumbuhan, kortison, dan
testosteron.
Oleh karena itu, harus ada upaya untuk menanganinya. Penanganan sampah dapat dilakukan
dengan berbagai cara, misalnya dengan ditimbun, dibakar, atau didaur ulang. Di antara semua cara
tersebut yang paling baik adalah dengan daur ulang. Salah satu contoh proses daur ulang sampah
yang telah diuji pada beberapa sampah tumbuhan adalah proses pirolisis. Prosespirolisis yaitu proses
dekomposisi bahan-bahan sampah dengan suhu tinggi pada kondisi tanpa oksigen. Dengan cara ini
sampah dapat diubah menjadi arang, gas (misal: metana) dan bahan anorganik.
Bahan-bahan tersebut dapat dimanfaatkan kembali sebagai bahan bakar. Kelebihan bahan bakar
hasil proses ini adalah rendahnya kandungan sulfur, sehingga cukup mengurangi tingkat
pencemaran. Bahan hasil perombakan zat-zat makroorganik (dari hewan, tumbuhan, manusia
ataupun gabungannya) secara biologiskimiawi dengan bantuan mikroorganisme (misalnya bakteri,
jamur) serta oleh hewan-hewan kecil disebut kompos.
Dalam pembuatan kompos, sangat diperlukan mikroorganisme. Jenis mikroorganisme yang
diperlukan dalam pembuatan kompos bergantung pada bahan organik yang digunakan serta proses
yang berlangsung (misalnya proses itu secara aerob atau anaerob).
Selama proses pengomposan terjadilah penguraian, misalnya selulosa, pembentukan asam
organik terutama asam humat yang penting dalam pembuatan humus. Hasil pengomposan
bermanfaat sebagai pupuk. Bioteknologi dapat diterapkan dalam pengolahan limbah, misalnya
menguraikan minyak, air limbah, dan plastik. Cara lain dalam mengatasi polusi minyak, yaitu dengan
menggunakan pengemulsi yang menyebabkan minyak bercampur dengan air
sehingga dapat dipecah oleh mikroba.
Salah satu zat pengemulsi, yaitu polisakarida yang disebut emulsan, diproduksi oleh bakteri
Acinetobacter calcoaceticus. Dengan bioteknologi, pengolahan
limbah menjadi terkontrol dan efektif. Pengolahan limbah secara bioteknologi melibatkan kerja
bakteri-bakteri aerob dan anaerob
Bioteknologi Modern - Telah dijelaskan pada postingan sebelumnya bahwa salah satu ciri dalam
bioteknologi modern adalah adanya rekayasa sifat makhluk hidup. Dari hasil rekayasa tersebut, didapatkan
berbagai agen biologi dengan sifat yang diinginkan manusia. Agen biologi tersebut akan mengolah bahan
mentah menjadi berbagai produk yang diinginkan.
Oleh karena bioteknologi modern dicirikan oleh adanya rekayasa sifat makhluk hidup, bioteknologi modern
berkaitan erat dengan rekayasa genetik. Rekayasa genetik adalah pengubahan komposisi gen individu
melalui percobaan dan upaya lainnya. Gen sebagai pembawa sifat makhluk hidup dapat diidentifikasi,
diisolasi, dan disisipkan dalam materi genetik makhluk hidup lain. Individu yang dihasilkan melalui
rekayasa genetika disebut makhluk hidup transgenik atau organisme hasil modifikasi genetik (OHMG).
Organisme yang bisa menerima DNA asing dan umum digunakan dalam proses penyisipan gen adalah
bakteri. Hal ini dilatarbelakangi oleh beberapa sifat yang dimiliki bakteri. Bakteri memiliki dua jenis materi
genetik yaitu kromosom bakteri dan plasmid. Plasmid merupakan rantai DNA berbentuk sirkuler yang
ditemukan di bakteri. Plasmid terkadang mengandung gen yang membuat bakteri tahan terhadap antibiotik
ampisilin dan tetrasilin. Plasmid dapat keluar masuk sel, bahkan dapat masuk ke dalam sel bakteri yang
berbeda jenis.
(a) Plasmid pada bakteri yang mengandung gen untuk ampisilin dan tetrasilin.
(b) Plasmid bakteri dilihat dengan mikroskop elektron DNA plasmid.
Plasmid dapat diisolasi dari bakteri dan dapat dipotong menggunakan enzim restriksi. Dengan cara yang
sama, DNA penyusun gen, misalnya gen insulin dapat dipotong dan diisolasi menggunakan enzim restriksi
yang sama. Contohnya, enzim restriksi EcoR1 yang memotong urutan basa TTAA, karena gen insulin
memiliki rantai DNA dengan ujung urutan basa yang sama, TTAA dan AATT, rantai DNA gen insulin dapat
bergabung dengan DNA plasmid melalui bantuan enzim DNA ligase, perhatikan gambar berikut.
Pemotongan dan penyisipan gen insulin dalam plasmid.
Proses penyisipan tersebut menghasilkan bakteri yang mengandung gen pembentukan insulin pada
manusia. Bakteri ini nantinya dapat menghasilkan hormon insulin manusia. Molekul DNA rekombinasi ini
kali pertama dilakukan pada 1973 oleh Stanley Cohen dari Universitas Stanford dan Herbert Boyer dari
Unversitas California. Hal ini menandai lahirnya rekayasa genetik modern.
Selain rekayasa genetik, bioteknologi modern juga mencakup fusi sel (penggabungan sel) dari makhluk
hidup yang berbeda spesies. Fusi sel adalah teknik yang digunakan untuk menghasilkan sel hibrid
(hibridoma). Sel hibrid ini mengandung bahan genetik dari sel-sel yang difusikan. Prinsip dasar teknik ini
yaitu membuka dinding kedua sel, kemudian kedua isi sel dicampurkan. Dinding sel dihilangkan dengan
menggunakan enzim tertentu. Untuk menggabungkan isi sel, digunakan virus atau bahan kimia seperti
polietilen glikol. Teknik fusi sel dilakukan antara lain untuk mendapatkan hibrid baru penghasil antibiotik,
tanaman interspesies, dan antibodi monoklonal.
Teknik fusi sel untuk mendapatkan sel dengan sifat campuran.
Dari dua teknik dasar bioteknologi modern tersebut dihasilkan bermacam-macam produk baru. Untuk
menghasilkan produk bioteknologi modern, terkadang tetap menggunakan teknik-teknik yang telah
dikembangkan dalam bioteknologi konvensional. Pada beberapa hal, bioteknologi konvensional sulit
dibedakan dari bioteknologi modern. Berikut ini dijelaskan beberapa contoh bioteknologi modern yang
berperan pada beberapa aspek kehidupan.
Makanan
Penerapan bioteknologi pada makanan secara modern, diawali pada 1992. Saat itu sebuah perusahaan
Amerika, Calgene, mendapatkan izin untuk memasarkan OHMG yang disebut Flavrsavr. OHMG ini adalah
tomat yang dibuat lebih tahan hama dan tidak dapat membusuk.
Secara umum, penerapan bioteknologi modern pada makanan tidak dapat dipisahkan dengan bioteknologi
modern pada bidang pertanian. Produkproduk makanan yang dihasilkan dari OHMG, seperti tanaman
pertanian, hewan, atau mikroorganisme, disebut makanan hasil modifikasi genetik.
OHMG lebih banyak dilakukan pada tanaman pertanian. Contohnya, jagung tahan lama, kedelai tahan
herbisida, kentang tahan virus, padi dengan zat dan vitamin yang ditingkatkan (golden rice), gandum
dengan protein yang tinggi bagi ternak, dan banyak hasil pertanian lainnya. Perkembangan selanjutnya
dari penerapan bioteknologi modern semakin beraneka ragam. Sekarang, para ilmuwan dapat membuat
makanan yang mengandung obat, pisang yang menghasilkan vaksin hepatitis B, ikan yang lebih cepat
dewasa, dan tanaman buah yang berbuah lebih cepat.
Pertanian
Pada bidang pertanian, telah banyak dilakukan penerapan bioteknologi modern. Para ilmuwan telah
berhasil membuat prosedur penyisipan gen pada berbagai tanaman. Prosedur tersebut melibatkan teknik
kultur jaringan dan teknik genetika pada bakteri yang telah Anda pelajari.
Penyisipan gen ke dalam tumbuhan dapat dilakukan melaui beberapa cara. Salah satunya, sumber DNA
gen asing terlebih dahulu dimasukkan ke dalam plasmid bakteri Agrobacterium tumefaciens. Bakteri
Agrobacterium rekombinasi tersebut diinfeksikan pada jaringan tumbuhan. Bakteri yang digunakan
Agrobacterium tumefaciens sebab di alam bakteri ini menginfeksi tanaman dan menyebabkan penyakit cro
n gall (sejenis tumor).
Dengan dimasukkannya gen asing ke dalam plasmid bakteri, gen asing akan memasuki DNA tumbuhan.
Dengan demikian, tumbuhan akan memiliki sifat yang sesuai dengan gen asing tersebut. Tumbuhan hasil
penyisipan gen disebut juga tanaman transgenik.
Berbagi macam gen telah berhasil disisipkan ke dalam DNA tanaman pertanian. Beberapa di antaranya
adalah gen bagi penghasil vitamin, gen untuk penghasil racun bagi serangga, gen bagi pengikatan nitrogen
bebas, dan gen untuk bahan herbisida. Gen-gen tersebut dapat menyebabkan tanaman transgenik
memiliki sifat gen yang dimasukkan tersebut. Perhatikan Gambar berikut.
Langkah-langkah penyisipan gen pada tumbuhan.
Peternakan
Dalam bidang peternakan, bioteknologi modern telah dapat meningkatkan produksi dan kesehatan ternak.
Beberapa cara yang dilakukan antara lain dalam pembuatan vaksin dan hormon pertumbuhan bagi hewan
ternak. Vaksin dan hormon tersebut disuntikkan pada hewan ternak. Hormon pertumbuhan yang
disuntikkan berguna agar ternak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat. Selain
itu, waktu panen akan menjadi lebih singkat dibandingkan tanpa menggunakan hormon tersebut.
Berikut ini akan diuraikan hasil bioteknologi pada bidang perternakan, yaitu vaksin, hormon pertumbuhan
bagi ternak, kloning reproduksi, dan fertilisasi in vitro.
Protein yang dihasilkan E.coli yang sudah direkayasa akan bekerja sebagai vaksin yang efektif terhadap
virus penyakit mulut dan kuku. Cara serupa dilakukan untuk menghasilkan vaksin-vaksin bagi penyakit
tetelo, dan lidah biru. Selain vaksin, dipakai juga interferon hewan sebagai senyawa antivirus alamiah.
2.) Hormon
Pada akhir dasawarsa ini, penggunaan hormon untuk meningkatkan produksi daging untuk ternak sudah
lazim digunakan, terutama pada sapi. Dalam waktu dekat, hormon sejenis juga akan dipergunakan untuk
meningkatkan produksi daging domba.
Pembuatan hormon pertumbuhan dilakukan dengan cara mengisolasi dan memperbanyak gen
pertumbuhan, kemudian disisipkan pada mikroba dan akhirnya dihasilkan hormon-hormon yang dimaksud.
Hormon tersebut kemudian disuntikkan pada ternak. Tentu saja usaha ini harus disertai dengan pemberian
nutrisi ternak yang seimbang. Penggunaan hormon untuk pertumbuhan ini sudah sering dilakukan.
Para ahli sudah jauh memikirkan untuk membuat hormon yang akan disuntikkan pada domba penghasil
wol. Dengan suntik hormon EGF ( Epidermal Grouth Factor), bulu-bulu domba akan rontok dengan
sendirinya, tanpa pisau cukur. EGF adalah suatu hormon yang dapat mengendalikan kecepatan tumbuh
rambut. Konsentrasi EGF yang tinggi akan menyebabkan pertumbuhan rambut yang cepat, tetapi helaian
rambut akan lebih tipis. Satu dosis EGF tertentu akan membuat rambut sedemikian tipis helaiannya
sehingga lebih rapi. Beberapa hari kemudian, titik rapuh rambut tersebut akan muncul di permukaan kulit
dan tentu saja rambut akan mudah lepas dari kulitnya.
Penelitian dalam bioteknologi terus dilanjutkan untuk mencari cara pencegahan, diagnosa dan pengobatan
pada berbagai kelainan dan penyakit. Terdapat beberapa hasil bioteknologi modern pada bidang
pengobatan dan kesehatan, di antaranya hormon dan antibodi monoklonal.
1.) Hormon
Pada 1949, penderita arthritis dapat sembuh setelah diobati dengan hormon steroid kortison. Sejak saat
itu, jenis steroid ini digunakan untuk mengobati penyakit arthritis, rheumatik, leukemia, anemia hemafotik
dan beberapa penyakit lain.
Steroid merupakan senyawa kimia yang sangat kompleks. Pembuatannya secara sintetis memerlukan
proses dan biaya yang cukup tinggi. Pada 1952, ditemukan sejenis kapang, yaitu hi opus arrhi us yang
dapat mengubah steroid yang berasal dari hewan atau tumbuhan menjadi kortison. Jenis-jenis dari
Aspergillus, ternyata dapat mengubah progesteron (steroid yang berasal dari hewan dan manusia) menjadi
senyawa kortison. Penyakit kencing manis (diabetes mellitus) dapat diobati dengan hormon insulin. Insulin
hasil bioteknologi saat ini sudah dapat diproduksi. Gen manusia yang mengendalikan pembentukan
hormon insulin, disisipkan ke dalam bakteri E-coli.
Setiap saat tubuh kita dapat terkena serangan virus, bakteri, jamur, dan zat-zat lain dari lingkungan
sekitarnya. Zat-zat tersebut dapat membahayakan tubuh. Secara alami, manusia dapat menghasilkan
antibodi bagi kuman atau antigen tersebut. Namun, agar sistem kekebalan tubuh aktif, tubuh harus pernah
diserang kuman tersebut. Terkadang jika tubuh tidak mampu bertahan, akibatnya akan fatal.
Untuk memicu kekebalan tubuh, dapat dilakukan dengan menyuntikkan vaksin yang mengandung antigen
penyakit tersebut. Dengan demikian, dapat terbentuk antibodi pada tubuh yang dapat melawan patogen.
Oleh karena kemampuan melawan patogen ini, antibodi monoklonal dikembangkan untuk mengatasi
penyakit spesifik.
Cara yang umum digunakan untuk menghasilkan antibodi adalah dengan menyuntikkan sedikit antigen
pada tikus atau kelinci. Tubuh kelinci atau tikus akan merespon antigen dengan menghasilkan antibodi
yang secara langsung dapat diambil dari darahnya. Akan tetapi, biasanya antigen direspon oleh beberapa
macam sel. Antibodi yang dihasilkan adalah antibodi poliklonal, yaitu campuran berbagai antibodi yang
dihasilkan oleh berbagai sel.
Sekitar 1970, sebuah teknik dikembangkan untuk menghasilkan antibodi monoklonal. Antibodi yang
dihasilkan dari satu sel yang sama dan spesifik terhadap satu antigen. Antibodi monoklonal ini didapat dari
kultur sel. Pembuatan antibodi monoklonal adalah melalui fusi sel antara sel B dari hati dan sel penghasil
tumor. Sel B hati digunakan karena sel inilah yang menghasilkan antibodi. Adapun sel tumor digunakan
karena dapat membelah diri terus-menerus. Perhatikan Gambar berikut.
NO Mikroorganisme Kegunaan
1 Methylophillus Makanan ternak agar
methylotrophus menghasilkan daging dan
susu yang berkualitas
2 Spirulina Sumber pangan kaya
protein bagi manusia
3 Chlorella Sumber pangan kaya
protein bagi manusia
4 Fusarium Makanan tambahan ternak
5 Saccharomyces cereviceae Suplemen makanan ternak
6 Candida utilis Suplemen makanan ternak
1. Bidang lingkungan hidup
Dihasilkan mikroorganisme yang digunakan untuk mengatasi pencemaran
yang disebabkan oleh tumpahan minyak, yaitu Xanthomonas campestris dan
Pseudomonas
Memproduksi plastik yang dapat diuraikan oleh bakteri
Mengolah limbah cair menjadi bahan bakar , misalnya limbah dari organik
dengan bantuan mikroorganisme diubah menjadi bahan bakar alternative, yaitu
biogas (dari feses hewan), gasahol (alkohol dari fermentasi gula tebu)
Dampak bioteknologi
a. Dampak terhadap lingkungan, (1). Dampak positif: a) Penemuan tumbuhan yang
tahan terhadap serangan hama, b) Peningkatan aktivitas pengolahan bahan
tambang sehingga mengurangi pencemaran limbah. (2) Dampak negative: a) dapat
menyebabkan gulma menjadi resisten sehingga populasinya melimpah, b) dapat
menimbulkan ketidakseimbangan ekosistem
b. Dampak di bidang sosial ekonomi, (1) Dampak positif: a) Kalangan industri giat
mencari tanaman atau hewan varietas baru agar nilai jualnya lebih tinggi, b) Pasar
komersial banyak menyediakan produk-produk hasil rekayasa genetika. (2) Dampak
negative: a) Terjadi kesenjangan dan kecemburuan dalam masyarakat karena
produk-produk dari petani tradisional mulai tersisih.
c. Dampak terhadap kesehata, (1) Dampak positif: Penemuan-penemuan produk obat
atau hormon menyebabkan produk tersebut murah dan mudah didapat oleh
masyarakat. (2) Dampak negative: Penggunaan produk kesehatan juga dapat
menimbulkan gejala-gejala lain dari suatu penyakit, misalnya alergi.
d. Dampak etika moral Manusia diharapkan dapat bertindak bijaksana dalam
merekayasa alam.
Bioteknologi Modern - Telah dijelaskan sebelumnya bahwa salah satu ciri dalam bioteknologi
modern adalah adanya rekayasa sifat makhluk hidup. Dari hasil rekayasa tersebut, didapatkan
berbagai agen biologi dengan sifat yang diinginkan manusia. Agen biologi tersebut akan
mengolah bahan mentah menjadi berbagai produk yang diinginkan.
Oleh karena bioteknologi modern dicirikan oleh adanya rekayasa sifat makhluk hidup,
bioteknologi modern berkaitan erat dengan rekayasa genetik. Rekayasa genetik adalah
pengubahan komposisi gen individu melalui percobaan dan upaya lainnya. Gen sebagai
pembawa sifat makhluk hidup dapat diidentifikasi, diisolasi, dan disisipkan dalam materi genetik
makhluk hidup lain. Individu yang dihasilkan melalui rekayasa genetika disebut makhluk hidup
transgenik atau organisme hasil modifikasi genetik (OHMG).
Organisme yang bisa menerima DNA asing dan umum digunakan dalam proses penyisipan gen
adalah bakteri. Hal ini dilatarbelakangi oleh beberapa sifat yang dimiliki bakteri. Bakteri memiliki
dua jenis materi genetik yaitu kromosom bakteri dan plasmid. Plasmid merupakan rantai DNA
berbentuk sirkuler yang ditemukan di bakteri. Plasmid terkadang mengandung gen yang
membuat bakteri tahan terhadap antibiotik ampisilin dan tetrasilin. Plasmid dapat keluar masuk
sel, bahkan dapat masuk ke dalam sel bakteri yang berbeda jenis.
(a) Plasmid pada bakteri yang mengandung gen untuk ampisilin dan
tetrasilin. (b) Plasmid bakteri dilihat dengan mikroskop elektron DNA
plasmid.
Plasmid dapat diisolasi dari bakteri dan dapat dipotong menggunakan enzim restriksi. Dengan
cara yang sama, DNA penyusun gen, misalnya gen insulin dapat dipotong dan diisolasi
menggunakan enzim restriksi yang sama. Contohnya, enzim restriksi EcoR1 yang memotong
urutan basa TTAA, karena gen insulin memiliki rantai DNA dengan ujung urutan basa yang
sama, TTAA dan AATT, rantai DNA gen insulin dapat bergabung dengan DNA plasmid melalui
bantuan enzim DNA ligase.
Pemotongan dan penyisipan gen insulin dalam plasmid.
Proses penyisipan tersebut menghasilkan bakteri yang mengandung gen pembentukan insulin
pada manusia. Bakteri ini nantinya dapat menghasilkan hormon insulin manusia. Molekul DNA
rekombinasi ini kali pertama dilakukan pada 1973 oleh Stanley Cohen dari Universitas Stanford
dan Herbert Boyer dari Unversitas California. Hal ini menandai lahirnya rekayasa genetik
modern.
Selain rekayasa genetik, bioteknologi modern juga mencakup fusi sel (penggabungan sel) dari
makhluk hidup yang berbeda spesies. Fusi sel adalah teknik yang digunakan untuk
menghasilkan sel hibrid (hibridoma). Sel hibrid ini mengandung bahan genetik dari sel-sel yang
difusikan.
Prinsip dasar teknik ini yaitu membuka dinding kedua sel, kemudian kedua isi sel dicampurkan.
Dinding sel dihilangkan dengan menggunakan enzim tertentu. Untuk menggabungkan isi sel,
digunakan virus atau bahan kimia seperti polietilen glikol. Teknik fusi sel dilakukan antara lain
untuk mendapatkan hibrid baru penghasil antibiotik, tanaman interspesies, dan antibodi
monoklonal.
Teknik fusi sel untuk mendapatkan sel dengan sifat campuran.
Dari dua teknik dasar bioteknologi modern tersebut dihasilkan bermacam-macam produk baru.
Untuk menghasilkan produk bioteknologi modern, terkadang tetap menggunakan teknik-teknik
yang telah dikembangkan dalam bioteknologi konvensional. Pada beberapa hal, bioteknologi
konvensional sulit dibedakan dari bioteknologi modern. Berikut ini dijelaskan beberapa contoh
bioteknologi modern yang berperan pada beberapa aspek kehidupan.
Penerapan bioteknologi pada makanan secara modern, diawali pada 1992. Saat itu sebuah
perusahaan Amerika, Calgene, mendapatkan izin untuk memasarkan OHMG yang disebut
Flavrsavr. OHMG ini adalah tomat yang dibuat lebih tahan hama dan tidak dapat membusuk.
Secara umum, penerapan bioteknologi modern pada makanan tidak dapat dipisahkan dengan
bioteknologi modern pada bidang pertanian. Produk- produk makanan yang dihasilkan dari
OHMG, seperti tanaman pertanian, hewan, atau mikroorganisme, disebut makanan hasil
modifikasi genetik.
OHMG lebih banyak dilakukan pada tanaman pertanian. Contohnya, jagung tahan lama, kedelai
tahan herbisida, kentang tahan virus, padi dengan zat dan vitamin yang ditingkatkan (golden
rice), gandum dengan protein yang tinggi bagi ternak, dan banyak hasil pertanian lainnya.
Perkembangan selanjutnya dari penerapan bioteknologi modern semakin beraneka ragam.
Sekarang, para ilmuwan dapat membuat makanan yang mengandung obat, pisang yang
menghasilkan vaksin hepatitis B, ikan yang lebih cepat dewasa, dan tanaman buah yang
berbuah lebih cepat.
Penyisipan gen ke dalam tumbuhan dapat dilakukan melaui beberapa cara. Salah satunya,
sumber DNA gen asing terlebih dahulu dimasukkan ke dalam plasmid bakteri Agrobacterium
tumefaciens. Penyisipan ini sesuai dengan teknik penyisipan gen yang telah Anda pelajari,
kemudian, bakteri Agrobacterium rekombinasi tersebut diinfeksikan pada jaringan tumbuhan.
Bakteri yang digunakan Agrobacterium tumefaciens sebab di alam bakteri ini menginfeksi
tanaman dan menyebabkan penyakit cro n gall (sejenis tumor).
Dengan dimasukkannya gen asing ke dalam plasmid bakteri, gen asing akan memasuki DNA
tumbuhan. Dengan demikian, tumbuhan akan memiliki sifat yang sesuai dengan gen asing
tersebut. Tumbuhan hasil penyisipan gen disebut juga tanaman transgenik.
Berbagi macam gen telah berhasil disisipkan ke dalam DNA tanaman pertanian. Beberapa di
antaranya adalah gen bagi penghasil vitamin, gen untuk penghasil racun bagi serangga, gen
bagi pengikatan nitrogen bebas, dan gen untuk bahan herbisida. Gen-gen tersebut dapat
menyebabkan tanaman transgenik memiliki sifat gen yang dimasukkan tersebut.
Langkah-langkah penyisipan gen pada tumbuhan.
Dalam bidang peternakan, bioteknologi modern telah dapat meningkatkan produksi dan
kesehatan ternak. Beberapa cara yang dilakukan antara lain dalam pembuatan vaksin dan
hormon pertumbuhan bagi hewan ternak. Vaksin dan hormon tersebut disuntikkan pada hewan
ternak. Hormon pertumbuhan yang disuntikkan berguna agar ternak mengalami pertumbuhan
dan perkembangan yang sangat pesat. Selain itu, waktu panen akan menjadi lebih singkat
dibandingkan tanpa menggunakan hormon tersebut.
Berikut ini akan diuraikan hasil bioteknologi pada bidang perternakan, yaitu vaksin, hormon
pertumbuhan bagi ternak, kloning reproduksi, dan fertilisasi in vitro.
Virus yang menyerang ternak dan paling merugikan adalah virus penyebab penyakit mulut, kuku,
dan lidah menjadi berwarna biru. Pada unggas, virus yang menyerang dan merugikan adalah
virus penyebab penyakit tetelo (New Castle Disease NCD), sedangkan pada anjing, kucing serta
karnivora lainnya adalah virus rabies.
Vaksin untuk penyakit mulut dan kuku dibuat dengan cara mengisolasi dan memperbanyak gen
yang mengode pembentukan kulit
protein virus (VPI). Kemudian, gen ini disisipkan pada plasmid . coli. Protein yang dihasilkan .coli
yang sudah direkayasa akan bekerja sebagai vaksin yang efektif terhadap virus penyakit mulut
dan kuku. Cara serupa dilakukan untuk menghasilkan vaksin-vaksin bagi penyakit tetelo, dan
lidah biru. Selain vaksin, dipakai juga interferon hewan sebagai senyawa antivirus alamiah.
2) Hormon
Pada akhir dasawarsa ini, penggunaan hormon untuk meningkatkan produksi daging untuk
ternak sudah lazim digunakan, terutama pada sapi. Dalam waktu dekat, hormon sejenis juga
akan dipergunakan untuk meningkatkan produksi daging domba. Pembuatan hormon
pertumbuhan dilakukan dengan cara mengisolasi dan memperbanyak gen pertumbuhan,
kemudian disisipkan pada mikroba dan akhirnya dihasilkan hormon-hormon yang dimaksud.
Hormon tersebut kemudian disuntikkan pada ternak. Tentu saja usaha ini harus disertai dengan
pemberian nutrisi ternak yang seimbang. Penggunaan hormon untuk pertumbuhan ini sudah
sering dilakukan.
Para ahli sudah jauh memikirkan untuk membuat hormon yang akan disuntikkan pada domba
penghasil wol. Dengan suntik hormon EGF ( pidermal ro th Factor), bulu-bulu domba akan rontok
dengan sendirinya, tanpa pisau cukur. EGF adalah suatu hormon yang dapat mengendalikan
kecepatan tumbuh rambut. Konsentrasi EGF yang tinggi akan menyebabkan pertumbuhan
rambut yang cepat, tetapi helaian rambut akan lebih tipis. Satu dosis EGF tertentu akan
membuat rambut sedemikian tipis helaiannya sehingga lebih rapi. Beberapa hari kemudian, titik
rapuh rambut tersebut akan muncul di permukaan kulit dan tentu saja rambut akan mudah lepas
dari kulitnya.
3) Kloning Reproduksi
Contoh lain penerapan bioteknologi modern dalam bidang peternakan adalah kloning. Kloning
adalah proses untuk membuat salinan molekul, elektron atau organisme multiseluler yang
identik. Pada kloning reproduksi, hal tersebut dilakukan untuk menghasilkan individu yang sama
dengan induknya.
Salah satu proses kloning yang terkenal adalah kloning domba Dolly. Kloning tersebut dilakukan
pada 1996 dan Dolly hidup hingga 2003. Kelahiran domba hasil kloning ini mengundang
kontroversi dari berbagai pihak. Pada kloning Dolly, ilmuwan mengisolasi inti sel somatis kelenjar
mamae domba dan memasukkannya ke dalam sel telur yang telah dihilangkan inti selnya. Sel
telur yang mengandung inti sel donor tersebut diberi kejutan listrik atau zat kimia untuk memicu
pembelahan sel. Ketika klon embrio mencapai tahap yang sesuai, embrio tersebut dimasukkan
dalam uterus domba betina
Kloning reproduksi dapat digunakan untuk menghasilkan ternak yang identik dengan induknya,
tetapi ilmuwan mengetahui bahwa kloning mempunyai potensi yang lebih berguna. Para ilmuwan
berusaha melakukan kloning reproduksi pada hewan-hewan yang telah punah. Beberapa hewan
punah telah dicoba dikloning. Pada 2003, seekor banteng jawa berhasil dikloning, kemudian
diikuti oleh tiga kucing liar afrika dari embrio yang dibekukan. Hasil ini memberikan harapan
bahwa teknik yang sama dapat dilakukan pada hewan ternak lainnya.
d. Bioteknologi Modern Pada Pengobatan dan Kesehatan
Sebelumnya, pada bioteknologi konvensional Anda telah mengenal antibiotik sebagai obat cukup
ampuh untuk melawan infeksi bakteri. Penelitian dalam bioteknologi terus dilanjutkan untuk
mencari cara pencegahan, diagnosa dan pengobatan pada berbagai kelainan dan penyakit.
Terdapat beberapa hasil bioteknologi modern pada bidang pengobatan dan kesehatan, di
antaranya hormon dan antibodi monoklonal.
1) Hormon
Pada 1949, penderita arthritis dapat sembuh setelah diobati dengan hormon steroid kortison.
Sejak saat itu, jenis steroid ini digunakan untuk mengobati penyakit arthritis, rheumatik,
leukemia, anemia hemafotik dan beberapa penyakit lain.
Steroid merupakan senyawa kimia yang sangat kompleks. Pembuatannya secara sintetis
memerlukan proses dan biaya yang cukup tinggi. Pada 1952, ditemukan sejenis kapang, yaitu
hi opus arrhi us yang dapat mengubah steroid yang berasal dari hewan atau tumbuhan menjadi
kortison. Jenis-jenis dari Aspergillus, ternyata dapat mengubah progesteron (steroid yang
berasal dari hewan dan manusia) menjadi senyawa kortison.
Penyakit kencing manis (diabetes mellitus) dapat diobati dengan hormon insulin. Insulin hasil
bioteknologi saat ini sudah dapat diproduksi. Gen manusia yang mengendalikan pembentukan
hormon insulin, disisipkan ke dalam bakteri . coli. Proses ini telah Anda pelajari sebelumnya.
2) Antibodi Monoklonal
Setiap saat tubuh kita dapat terkena serangan virus, bakteri, jamur, dan zat-zat lain dari
lingkungan sekitarnya. Zat-zat tersebut dapat membahayakan tubuh. Secara alami, manusia
dapat menghasilkan antibodi bagi kuman atau antigen tersebut. Namun, agar sistem kekebalan
tubuh aktif, tubuh harus pernah diserang kuman tersebut. Terkadang jika tubuh tidak mampu
bertahan, akibatnya akan fatal.
Untuk memicu kekebalan tubuh, dapat dilakukan dengan menyuntikkan vaksin yang
mengandung antigen penyakit tersebut. Dengan demikian, dapat terbentuk antibodi pada tubuh
yang dapat melawan patogen. Oleh karena kemampuan melawan patogen ini, antibodi
monoklonal dikembangkan untuk mengatasi penyakit spesifik.
Cara yang umum digunakan untuk menghasilkan antibodi adalah dengan menyuntikkan sedikit
antigen pada tikus atau kelinci. Tubuh kelinci atau tikus akan merespon antigen dengan
menghasilkan antibodi yang secara langsung dapat diambil dari darahnya. Akan tetapi, biasanya
antigen direspon oleh beberapa macam sel. Antibodi yang dihasilkan adalah antibodi poliklonal,
yaitu campuran berbagai antibodi yang dihasilkan oleh berbagai sel.
Sekitar 1970, sebuah teknik dikembangkan untuk menghasilkan antibodi monoklonal. Antibodi
yang dihasilkan dari satu sel yang sama dan spesifik terhadap satu antigen. Antibodi monoklonal
ini didapat dari kultur sel. Pembuatan antibodi monoklonal adalah melalui fusi sel antara sel B
dari hati dan sel penghasil tumor. Sel B hati digunakan karena sel inilah yang menghasilkan
antibodi. Adapun sel tumor digunakan karena dapat membelah diri terus-menerus.
Langkah pertama untuk membuat antibodi monoklonal adalah hewan disuntikkan antigen sel B
tersebut. Kemudian, sel B hewan diisolasi dan difusikan dengan sel tumor. Hasilnya adalah sel
hibrid yang menghasilkan satu antibodi tertentu dan terus membelah. Antibodi monoklonal juga
dapat digunakan untuk keperluan diagnosa dan diharapkan dapat menyembuhkan kanker
Bioteknologi Dengan Menggunakan Kultur
Jaringan Tumbuhan
Posted by Weda Ayu at 12/26/2016 10:18:00 am
Aspek bioteknologi yang penting berikutnya adalah kultur jaringan tumbuhan. Kultur jaringan
tumbuhan merupakan salah satu teknik klona (kloning) tumbuhan. Suatu klon tumbuhan merupakan
populasi tumbuhan yang diproduksi secara aseksual dari satu nenek moyang. Klona menghasilkan
sejumlah besar tumbuhan yang identik secara genetik. Klon yang diambil dari tumbuhan stok
biasanya memiliki karakter yang secara komersil berperan penting. Klon tersebut ditumbuhkan
dengan kultur jaringan pada kondisi steril dengan mengontrol konsentrasi nutrien serta hormon.
Misalnya, klon-klon kelapa sawit dibuat dari induk tanaman kelapa sawit yang memberikan minyak
terbanyak.
Sebagian kecil dari titik tumbuh kelapa sawit diambil dan ditumbuhkan pada kondisi steril di dalam
medium agar. Adanya mitosis menyebabkan dihasilkannya kelompok sel-sel yang identik yang
kemudian dipisahkan. Masing-masing sel yang identik berkembang menjadi tumbuhan kelapa sawit
baru dengan gen yang sama dengan induknya. Proses ini dapat dilakukan di laboratorium manapun
di dunia, dan tanaman kelapa sawit baru tersebut dapat dikirimkan di tempat yang membutuhkannya.
Kultur jaringan tumbuhan (mikropropagasi) adalah bentuk perbanyakan (propagasi) tumbuhan secara
vegetatif dengan memanipulasi jaringan somatik (jaringan tubuh) tumbuhan di dalam kultur aseptik
(bebas kuman) dengan lingkungan terkontrol. Dengan kultur jaringan, tumbuhan utuh dapat
dihasilkan dari bagian (potongan) akar, batang, atau daun, yang disebut eksplan.
Mekanisme kultur jaringan tanaman
Eksplan dapat membentuk tumbuhan yang utuh (planlet) karena adanya sifat totipotensi. Totipotensi
pada tumbuhan merupakan kemampuan sel tumbuhan untuk berkembang menjadi tumbuhan yang
utuh. Pada tumbuhan, semua bagian sel-sel mudanya yang masih aktif, misalnya ujung akar, ujung
batang, dan meristem sekunder (kambium), merupakan sel yang totipoten.
Potongan jaringan tumbuhan yang terdiri dari sejumlah kecil sel-sel pada medium kultur yang sesuai
dan dibiarkan tumbuh menjadi massa sel yang belum terdiferensiasi disebut sebagai kalus. Medium
kultur membutuhkan gula, garam- garam anorganik, nitrogen organik, dan unsur-unsur mikro. Di
dalam medium ditambahkan juga hormon pertumbuhan untuk tumbuh, misalnya auksin dan sitokinin.
Komposisi medium kultur yang digunakan tergantung pada spesies tumbuhan yang akan diklon.
Tumbuhan baru dapat dihasilkan dengan menumbuhkan sebagian kecil kalus dalam medium
pertumbuhan baru dengan perbandingan hormon pertumbuhan yang berbeda. Tingkat auksin dan
sitokinin yang rendah dapat mempertahankan keadaan jaringan tumbuhan untuk tetap pada keadaan
kalus. Peningkatan konsentrasi sitokinin memicu pertumbuhan tunas, sedangkan peningkatan
konsentrasi auksin memicu pertumbuhan akar.
BIOTEKNOLOGI DENGAN MENGGUNAKAN
KULTUR JARINGAN TUMBUHAN
Kultur jaringan merupakan salah satu teknik klona (kloning) tumbuhan. Suatu
klon tumbuhan merupakan populasi tumbuhan yang diproduksi secara secara
aseksual dari satu nenek moyang. Klona menghasilkan sejumlah besar
tumbuhan yang identik secara genetic. Klon tersebut ditumbuhkan dengan kultur
jaringan pada kondisi steril dengan menggunakan konsentrasi nutrient serta
hormon. Dengan kultur jaringan, tumbuhan utuh dapat dihasilkan dari bagian
akar, batang, atau daun yang disebut eksplan
Rekayasa genetik atau DNA rekombinan atau pencangkokan gen adalah suatu
kumpulan teknik-teknik eksperimental yang memungkinkan peneliti untuk
mengisolaso, mengidentifikasi, dan melipatgandakan suatu fragmen DNA dalam
bentuk murninya. Manipulasi-manipulasi tersebut dilakukan secara in vitro
dengan menggunakan material-material biologi.
Rekayasa genetic dimulai kira-kira 50 tahun lalu oleh Dr. Paul Berg dari Stanford
University di California, USA, dan usaha sekelompok penyelidik lainnya, yaitu Dr.
Stanley Cohen dan Dr. Annie Chang dari Stanford University, serta Dr. Herbert
Boyer dan Dr. Robert Helling dari University of California di San Fransisco.
Para ahli genetika kini dapat membongkar sel-sel bakteri, virus, hewan, dan
tanaman guna mengambil DNA-nya dan memasukkannya ke dalam makhluk lain.
Namun pekerjaan tersebut bukanlah sekedar memotong dan menempel. Sebuah
gen harus diangkut oleh suatu materi genetic khusus yang disebut vector. Salah
satu jenis vector yang bermanfaat adalah plasmid. Plasmid adalah molekul DNA
sirkuler kecil yang terdapat di luar kromosom sel bakteri.
Sebuah plasmid berasal dari bakteri. Untaian DNA plasmid yang sirkuler dipotong
dengan enzim restriksi, kemudian fragmen DNA baru disisipkan ke dalamnya,
dan plasmid dikemalikan ke bakteri. Selanjutnya setiap kali bakteri tersebut
membelah diri menjadi dua, plasmid rekombinan tersebut juga membelah diri.
Oleh karenanya, DNA rekombinan terus membuat klon DNA dari dirinya.
Gen-gen asing dapat disisipkan ke dalam sel-sel tanaman dengan cara yang
cukup alami. Agrobacterium tumefaciens merupakan bakteri tanah penyebab
infeksi tumor crown gall pada beberapa tanaman ini. Bakteri ini menyerang
tanaman yang luka dan menyebabkan sel-sel tanaman memperbanyak diri
hingga membentuk tumor.
Alergi
Gen asing yang disisipkan pada organisme yang menjadi makanan manusia
dapat menyebabkan alergi terhadap individu tertentu. Untuk mencegahnya,
perlu dilakukan pengujian dalam jangka waktu yang lama untuk memastikan ada
tidaknya efek negatif tersebut terhadap konsumen. Selain itu, produk yang
mengandung organism hasil rekayasa bioteknologi harus diberi label dengan
jelas guna memberi informasi kepada konsumen mengenai produk yang
dikonsumsi.
Rusaknya ekosistem
Gangguan terhadap kondisi normal lingkungan dapat menyebabkan rusaknya
ekosistem. Tanaman kapas Bt selain menyebabkan matinya hama ulat yang
memakannya, juga diduga menyebabkan larva kupu-kupu lain ikut mati.
Kesimpulan
a. Kultur sel dan jaringan merupakan budidaya dan jaringan adalah sekelompok
sel yang mempunyai bentuk dan fungsi yang sama. Kultur yang berasal dari sel-
sel yang terdispersi yang diambil dari jaringan asalnya, dari kultur primer, atau
dari cell line atau cell strain secara enzimatik, mekanik, atau disagregasi
kimiawi.
b. Kultur jaringan (tissue culture) pertama kali digunakan pada awal abad 20
sebagai suatu metode untuk mempelajari perilaku sel hewan yang bebas dari
pengaruh variasi sistemik yang dapat timbul saat hewan dalam keadaan
homeostasis ataupun dalam pengaruh percobaan atau perlakuan. Kultur sel dan
jaringan hingga saat ini tetap berkembang.
c. Kultur pada hewan yang dapat digunakan adalah dengan kultur sel, jaringan,
dan organ. Kultur jaringan termasuk ke dalam jenis perkembangbiakan vegetatif.
d. Manfaat dari kultur sel dan jaringan adalah a) eksplan yang dibutuhkan hanya
sedikit dan dapat diambil dari seluruh bagian tumbuhan, b) sifat genetik yang
dihasilkan tetap, sehingga dapat digunakan dalam pelestarian plasma mutasi, c)
tidak bergantung pada musim (pada tumbuhan), d) dapat waktu singkat dapat
diperoleh bibit unggul yang banyak, e) diperoleh bibit yang bebas virus dan
penyakit, f) dapat menghasilkan metabolis sekunder, f) Biaya pengangkutan bibit
relatif lebih murah dan mudah, g) dalam proses pembibitan bebas dari gangguan
hama, penyakit, dan deraan lingkungan lainnya.
e. Penerapan teknologi kultur sel dan jaringan antara lain dapat digunakan
sebagai sumber biopestisida dan pengobatan penyakit.
Kemudian sel B atau sel T difusikan dengan sel mieloma, untuk mempercepat
fusi sel digunakan fusi gen ( zat yang mempercepat terjadinya fusi ).
Transfer genetik terjadi di dalam tubuh organisme transgenik akan muncul bahan kimia baru yang
berpotensi menimbulkan pengaruh toksisitas pada bahan pangan. Sebagai contoh, transfer gen
tertentu dari ikan ke dalam tomat, yang tidak pernah berlangsung secara alami, berpotensi
menimbulkan risiko toksisitas yang membahayakan kesehatan. Rekayasa genetika bahan pangan
dikhawatirkan dapat mengintroduksi alergen atau toksin baru yang semula tidak pernah dijumpai
pada bahan pangan konvensional.
Di antara kedelai transgenik, misalnya, pernah dilaporkan adanya kasus reaksi alergi yang serius.
Begitu pula, pernah ditemukan kontaminan toksik dari bakteri transgenik yang digunakan untuk
menghasilkan pelengkap makanan (food supplement) triptofan. Kemungkinan timbulnya risiko yang
sebelumnya tidak pernah terbayangkan terkait dengan akumulasi hasil metabolisme tanaman, hewan,
atau mikroorganisme yang dapat memberikan kontribusi toksin, alergen, dan bahaya genetik lainnya
di dalam pangan manusia.
WHO pada tahun 1996 menyatakan bahwa munculnya berbagai jenis bahan kimia baru, baik yang
terdapat di dalam organisme transgenik maupun produknya, berpotensi menimbulkan penyakit baru
atau pun menjadi faktor pemicu bagi penyakit lain. Sebagai contoh, gen aad yang terdapat di dalam
kapas transgenik dapat berpindah ke bakteri penyebab kencing nanah (GO), Neisseria gonorrhoeae.
Akibatnya, bakteri ini menjadi kebal terhadap antibiotik streptomisin dan spektinomisin.
Padahal, selama ini hanya dua macam antibiotik itulah yang dapat mematikan bakteri tersebut. Oleh
karena itu, penyakit GO dikhawatirkan tidak dapat diobati lagi dengan adanya kapas transgenik.
Dianjurkan pada wanita penderita GO untuk tidak memakai pembalut dari bahan kapas transgenik.
Contoh lainnya adalah karet transgenik yang diketahui menghasilkan lateks dengan kadar protein
tinggi sehingga apabila digunakan dalam pembuatan sarung tangan dan kondom, dapat diperoleh
kualitas yang sangat baik.
Namun, di Amerika Serikat pada tahun 1999 dilaporkan ada sekitar 20 juta penderita alergi akibat
pemakaian sarung tangan dan kondom dari bahan karet transgenik. Selain pada manusia, organisme
transgenik juga diketahui dapat menimbulkan penyakit pada hewan. A. Putzai di Inggris pada tahun
1998 melaporkan bahwa tikus percobaan yang diberi pakan kentang transgenik memperlihatkan
gejala kekerdilan dan imunodepresi.
Hal ini terjadi karena gen resisten pestisida yang terdapat di dalam jagung Bt dapat dipindahkan
kepada gulma milkweed (Asclepia curassavica) yang berada pada jarak hingga 60 m darinya. Daun
gulma ini merupakan pakan bagi larva kupu-kupu raja sehingga larva kupu-kupu raja yang memakan
daun gulma milkweed yang telah kemasukan gen resisten pestisida tersebut akan mengalami
kematian. Dengan demikian, telah terjadi kematian organisme nontarget, yang cepat atau lambat
dapat memberikan ancaman bagi eksistensi plasma nutfahnya.
RekayasagenetikaadalahkegiatanmanipulasigendenganteknikDNArekombinandengantujuanmengubah,
menghilangkanataumemunculkanekspresigentersebutpadasuatuorganismehidup.Obyekrekayasagenetikamencakup
hampirsemuagolonganorganisme,mulaidaribakteri,alga,fungi,tumbuhtumbuhan,hewantingkatrendah,danhewan
tingkattinggi.
Adabeberapatahapanutamadalamrekayasagenetika,yaitu:
1. Kloning gen
Kloning gen terdiri atas beberapa tahapan, diantaranya memotong DNA menjadi fragmen-fragmen dengan
ukuran beberapa ratus hingga ribuan kb (kilobase), selanjutnya fragmen ini dimasukkan ke dalam vektor bakteri
untuk kloning. Berbagai macam vektor didesain untuk membawa DNA dengan panjang yang berbeda. Plasmid,
kosmid, faga P1, BAC (bacterial artificial chromosome), dan YAC (Yeast Artificial Chromosome) dapat membawa
DNA hingga 20 kb, 40 kb, 90 kb, 200 kb, dan 1000 kb secara berturut-turut. Setiap vektor, hanya mengandung
satu fragmen DNA, dimasukkan ke dalam bakteri, yang kemudian teramplifikasi, membentuk suatu klon.
Sejumlah besar setiap fragmen DNA kemudian diisolasi dari setiap klon. Ekspresi kloning gen telah disimpan
dengan perbanyakan kloning yang dilakukan pada bakteri yang mengandung fragmen DNA tersebut.
Teknik Kloning Gen
Kloning fragmen DNA secara langsung yang mengandung gen tertentu seringkali tidak bisa dilakukan. Kloning
cDNA yang tepat biasanya merupakan tahapan intermediat atau pertengahan. Untuk tujuan ini, mRNA suatu
jenis sel diretrotranskripsi menjadi DNA menggunakan enzim reverse-transkriptase virus. DNA untai tunggal yang
dihasilkan dengan caran ini kemudian diubah mejadi DNA untai ganda menggunakan DNA polimerase. Fragmen
DNA yang dihasilkan selanjutnya dikloning ke dalam plasmid untuk menghasilkan bank cDNA.
2. Sequensing DNA
Sekuensing DNA terdiri atas penentuan urutan basa suatu fragmen DNA. Selama bertahun-tahun sekuensing
dilakukan dengan teknik yang butuh waktu dan proses lama. Sekarang proses ini bersifat automatis dan
dilakukan dalam skala industri dan memungkinkan mensekuensing beberapa ribu kilobasa per hari.
4. Konstruksi Gen
Penelitian gen seringkali membutuhkan konstruksi gen fungsional yang dimulai dari berbagai elemen gen.
Elemen-elemen ini mungkin daerah regulator atau mungkin daerah transkrip. Mereka bisa saja dalam struktur
asli atau hasil mutasi dengan eksperimen. Konstruksi gen dapat membantu identifikasi daerah regulator yang
mengontrol ekspresi gen. Daerah koding atau coding region mungkin mengandung struktur aslinya. Konstruk
gen bisa digunakan untuk mengkaji pengaruh gen pada sel atau organisme secara menyeluruh. Daerah transkrip
mungkin mengandung suatu gen reporter yang menyandi protein yang bisa dengan mudah divisualisasi atau
dikuantifikasi berdasarkan aktifitas spesifik enzimnya.
Rekayasa genetika mungkin dapat digunakan pada skala industri untuk memprogram ulang sel atau organisme
untuk menghasilkan rekombinan sifat terkait farmasi dan untuk mencegah respon penolakan imun pada sel atau
organ hasil transplantasi.
Pada semua kasus, gen harus dikonstruksi secara eksprimen. Konstruks gen mengandung sedikitnya daerah
promoter, daerah transkrip, dan daerah terminator. Dengan demikian, suatu konstruk gen kemudian bisa disebut
sebagai vektor ekspresi.
Konstruksi gen mengimplikasikan penggunaan enzim restriksi yang memotong DNA pada daerah spesifik,
sintesis oligonukleotida secara kimiawi, amplifikasi fragmen DNA secara in-vitro menggunakan teknik PCR, serta
menyambungkan fragmen DNA yang berbeda dengan ikatan kovalen menggunakan enzim ligase. Sebagian
besar, fragmen ini ditambahkan pada plasmid yang kemudian ditransfer ke dalam bakteri. Klon bakteri kemudian
diselksi dan diamplifikasi.
Pemilihan elemen yang ditambahkan pada konstruk tergantung pada tujuan eksperimen dan khususnya pada
jenis sel dimana konstruk tersebit akan diekspresikan. Kode genetik bersifat universal, bahkan jika beberapa
kodon sering digunakan secara efektif pada jenis sel tertentu dibandingkan sel lain. Kode yang menentukan
aktifitas sekuen regulator bersifat spesifik bagi setiap organisme. Promoter dari suatu gen bakteri tidak akan aktif
pada sel tumubuhan maupun hewan, begitu pula sebaliknya.
Untuk dikodekan secara efektif dan ditranslasikan menjadi protein, suatu gen harus ditransfer ke dalam sel, yang
secara alami mungkin mengandung semua faktor-faktor yang diper.lkan dalam proses transkripsi dan translasi.
Ada berbagai teknik yang bisa digunakan untuk proses transfer gen, diantaranya: 1). Fusi sel; 2). Penggunaan
senyawa kimia; 3). Elektroporasi; 4). Injeksi menggunakan vektor virus; 5) Mikroinjeksi
6 Jenis Buah Aneh Hasil Rekayasa
Genetika
Liputan6
42
Rekayasa genetika bisa dilakukan pada hewan, tumbuhan, bahkan pada manusia.
Untuk rekayasa pada tumbuhan, atau tanaman penghasil buah, tujuannya untuk meningkatkan
produksi, dan mutu produksi, agar tahan lama, meningkatkan kandungan gizi, tahan terhadap
serangan hama, dan penyakit tertentu.
BACA JUGA
Seperti 6 buah berikut ini yang lahir karena hasil rekayasa genetika
1. Tomat Ungu
Tomat dikenal tidak bisa tahan lama. Karena mudah membusuk, ibu rumah tangga tak berani
menyimpan tomat dalam jumlah banyak. Namun setelah mengalami rekayasa genetika, tomat
bisa berumur lebih panjang dengan warna yang tidak lagi merah, melainkan ungu. Kelebihannya
selain lebih tahan lama dari asalnya 21 hari menjadi 48 hari, juga memiliki kandungan nutrisi
lebih baik. Salah satunya karena kandungan anthocyanin yang terkandung dalam tomat.
Professor, Cathie Martin dari The John Innes Centre Inggris, mengatakan, peneliti telah berhasil
menemukan tomat dengan varietas lebih kaya rasa dan tahan lama dari hasil rekayasa genetika
tersebut.
2. Grapple
Rekayasa genetika bisa dilakukan pada hewan, tumbuhan, bahkan pada manusia.
Grapple merupakan hasil rekayasa antara apel dan anggur. Buah ini masih berbentuk apel,
namun memiliki tekstur seperti anggur. Sedangkan rasanya merupakan campuran dari rasa
kedua buah. Setelah mengalami rekayasa genetika, keunggulan dari grapple tidak hanya
memiliki rasa baru, tapi kandungan nutrisi yang ada di dalamnya juga mengalami peningkatan.
Grapple memiliki dosis vitamin c sangat tinggi, melebihi kandungan yang dimiliki apel dan
anggur.
Namun dalam merekayasa genetika, untuk menghasilkan grapple tidak bisa dilakukan
sembarangan. Untuk buah apel merupakan pilihan dengan kualitas yang cukup baik. Sementara
anggur dipilih jenis tertentu, disesuaikan dengan rasa yang akan dihasilkan. Gen anggur yang
dimasukkan pada apel akan sangat berpengaruh kuat terhadap rasa yang dihasilkan.
3. Pluots
Rekayasa genetika bisa dilakukan pada hewan, tumbuhan, bahkan pada manusia.
Pluots merupakan buah hasil rekayasa genetika dari buah plum dan apricot. Pliots sering juga
disebut buah telur dinosaurus. Pluots terkenal dengan rasanya yang sangat manis dan juga
memiliki tekstur kulit yang lembut. Kelebihan dari pluots, selain memiliki rasa manis, dan
kandungan vitamin c tinggi, serta mengandung lycopene yang antioksidan, anthocyanins,
potassium, dan lutein, juga dikenal sebagai buah yang tidak memiliki natrium, zat yang bisa
meningkatkan kadar kolesterol. Karena itulah pluots dianggap sebagai buah sehat, tidak memiliki
efek negatif bagi siapa saja yang mengkonsumsinya.
4. Cucamelon
Rekayasa genetika bisa dilakukan pada hewan, tumbuhan, bahkan pada manusia.
Cucamelon merupakan buah hasil rekayasa yang sungguh luar biasa, karena melibatkan tiga
jenis buah, semangka, mentimun dan jeruk nipis. Ukuran buah seperti anggur, namun terlihat
seperti semangka mini, dan rasanya seperti mentimun dan jeruk nipis. Tanaman penghasil
cucamelon bisa dikembangkan dengan mudah. Bahkan bisa ditanam dalam pot dan di luar
ruangan. Kelebihan dari cucamelon sangat kebal terhadap hama, tahan kering. Tanaman buah
ini berasal dari Meksiko, dan sudah ada sejak berabad-abad. Cucamelon bisa dikonsumsi dalam
berbagai cara, baik dikonsumsi langsung, dicampur salad, atau dicampur sebagai bahan koktail.
5. Peacotum
Rekayasa genetika bisa dilakukan pada hewan, tumbuhan, bahkan pada manusia.
Buah hasil rekayasa yang satu ini juga perpaduan dari tiga jenis buah, peach, apricot, dan plum.
Sepintas buah yang dinamai peacotum ini jika dilihat dari luar seperti tomat. Namun jika dibelah
buah ini lebih menyerupai plum. Sedangkan tekstur dari buah ini menyerupai apricot. Peacotum
kini menjadi buah yang cukup digemari di Amerika, karena rasa manisnya dan dikembangkan
secara komersial oleh sebuah perusahaan dan diberi label nectacotum.
Peacotum memiliki kadar terpenoid lebih tinggi yang berguna sebagai antimikroial, pestisidal dan
antifungal, sehingga buah ini memiliki daya tahun lebih lama. Bahkan kini peacotum tengah
dikembangkan lebih jauh lagi, karena antioksidannya sangat besar. Yang utama cara
penanaman dan pengolahannya terbilang mudah dan cepat menghasilkan.
6. Lematos
Rekayasa genetika bisa dilakukan pada hewan, tumbuhan, bahkan pada manusia.
Rekayasa genetika terhadap tomat, sehingga memiliki aroma buah lemon dan bunga mawar ini
dinamai lematos. Tomat trensgenik ini mengubah gen basil jeruk, ocimum basilicum, menjadi
enzim pembuat aroma baru, yakni geraniol synthase. Lematos memiliki warna merah muda yang
dipengaruhi setengah lycopen. Sedangkan tomat konvensional mengandung lycopen
seluruhnya. Untuk mengimbangi kadar rendah dari lycopen, lematos memiliki kadar terpenoid
lebih tinggi yang berguna sebagai antimikroial, pestisidal dan antifungal, sehingga lematos
memiliki daya tahun lebih lama.
Walaupun memiliki kandungan hampir sama dengan buah alami, para peneliti meminta tetap
harus hati-hati mengkonsumsi lematos, karena masih terdapat beberapa kandungan yang bisa
berbahaya bagi kesehatan. Apalagi para peneliti sebelumnya melakukan percobaan ini untuk
mengetahui apakah, tomat bisa memiliki rasa lemon atau tidak.