Anda di halaman 1dari 7

 Jenis-jenis Bioteknologi

Bioteknologi dapat digolongkan menjadi bioteknologi konvensional/tradisionaldan modern.


1. Bioteknologi Konvensional/Tradisional
a. Pengolahan produk makanan
Bioteknologi konvensional/tradisional adalah bioteknologi yang memanfaatkan mikroorganisme
untuk memproduksi alkohol, asam asetat, gula, atau bahan makanan, seperti tempe, tape, oncom,
dan kecap. Mikroorganisme sebagai tenaga kerja gratis hanya perlu diberi stater agar ia bekerja
optimal. Mikroorganisme itu dapat mengubah bahan pangan atau lainnya menjadi bahan yang
lebih baik dari yang sebelumnya yang bisa dimanfaatkan .
Produk bioteknologi yang dibantu mikroorganisme, misalnya pada proses fermentasi, kedelai
singkong yang begitu saja bisa disulap atau dirubah bentuk dan performance menjadi tempe,
kecap, tape dan sebagainya termasuk susu segar yang mudah basi dirubah menjadi keju dan
yoghurt. Proses bioteknologi di atas tersebut, sekarang sudah dianggap sebagai bioteknologi
masa lalu atau kemudian ada orang yang menyebutkan program bioteknologi konvensional. Ciri
khas yang tampak pada bioteknologi konvensional, yaitu adanya penggunaan makhluk hidup
secara langsung dan belum tahuadanya penggunaan enzim.Meskipun bioteknologi konvensional
itu produk kuno, Ia yang mendasari munculnya ilmu variasi bioteknologi.
 Pengolahan produk susu
-            Keju
Dalam pembuatan keju digunakan bakteri asam laktat, yaitu Lactobacillus dan
Streptococcus.Bakteri tersebut berfungsi memfermentasikan laktosa dalam susu menjadi asam
laktat.Proses pembuatan keju diawali dengan pemanasan susu dengan suhu 90 oC atau
dipasteurisasi, kemudian didinginkan sampai 30oC.Selanjutnya bakteri asam laktat
dicampurkan.Akibat dari kegiatan bakteri tersebut pH menurun dan susu terpisah menjadi cairan
whey dan dadih padat. Kemudian ditambahkan enzim renin dari lambung sapi muda untuk
mengumpulkan dadih.Enzim renin dewasa ini telah digantikan dengan enzim buatan, yaitu
klimosin.Dadih yang terbentuk selanjutnya dipanaskan pada temperatur 32oC – 42oC dan
ditambah garam, kemudian ditekan untuk membuang air dan disimpan agar matang. Adapun
whey yang terbentuk diperas lalu digunakan untuk makanan sapi.
-            Mentega
Pembuatan mentega menggunakan mikroorganisme Streptococcus lactis dan Lectonosto
ceremoris. Bakteri-bakteri tersebut membentuk proses pengasaman.Selanjutnya, susu diberi cita
rasa tertentu dan lemak mentega dipisahkan.Kemudian lemak mentega diaduk untuk
menghasilkan mentega yang siap dimakan.
 Pengolahan produk non susu
-            Tempe
Tempe kadang-kadang dianggap sebagai bahan makanan masyarakat golongan menengah ke
bawah, sehingga masyarakat merasa gengsi memasukkan tempe sebgai salah satu menu
makanannya.Akan tetapi, setelah diketahui manfaatnya bagi kesehatan, tempe mulai banyak
dicari dan digemari masyarakat dalam maupun luar negeri. Jenis tempe sebenarnya sangat
beragam, bergantung pada bahan dasarnya, namun yang paling luas penyebarannya adalah tempe
kedelai.Tempe mempunyai nilai gizi yang baik.Di samping itu tempe mempunyai beberapa
khasiat seperti: dapat mencegah dan mengendalikan diare, mempercepat proses penyembuhan
duodenitis, memperlancar pencernaan, dapat menurunkan kadar kolesterol, dapat mengurangi
toksisitas, meningkatkan vitalitas, mencegah anemia, menghambat ketuaan, serta mampu
menghambat resiko jantung koroner, penyakit gula, dan kanker.
Untuk membuat tempe, selain diperlukan bahan dasar kedelai juga diperlukan ragi.Ragi
merupakan kumpulan spora mikroorganisme, dalam hal ini kapang.Dalam proses pembuatan
tempe paling sedikit diperlukan empat jenis kapang dari genus Rhizopus: Rhyzopus oligosporus,
Rhyzopus stolonifer, Rhyzopus arrhizus, dan Rhyzopus oryzae. Miselium dari kapang tersebut
akan mengikat keping-keping biji kedelai dan memfermentasikannya menjadi produk
tempe.Proses fermentasi tersebut menyebabkan terjadinya perubahan kimia pada protein, lemak,
dan karbohidrat. Perubahan tersebut meningkatkan kadar protein tempe sampai sembilan kali
lipat.

-            Tape
Tape dibuat dari bahan dasar ketela pohon dengan menggunakan sel-sel ragi dari spora
Aspergillus oryzae. Ragi menghasilkan enzim yang dapat mengubah zat tepung menjadi produk
yang berupa gula dan alkohol. Masyarakat kita membuat tape tersebut berdasarkan pengalaman.
b. Bioteknologi bidang pertanian
 Penanaman secara hidroponik
Hidroponik berasal dari kata bahasa Yunani hydro yang berartiair dan ponos yang berarti
bekerja. Jadi, hidroponik artinya pengerjaan air atau bekerja dengan air. Dalam praktiknya
hidroponik dilakukan dengan berbagai metode, tergantung media yang digunakan. Adapun
metode yang digunakan dalam hidroponik, antara lain metode kultur air (menggunakan media
air), metode kultur pasir (menggunakan media pasir), dan metode porus (menggunakan media
kerikil, pecahan batu bata, dan lain-lain). Metode yang tergolong berhasil dan mudah diterapkan
adalah metode pasir.
Pada umumnya orang bertanam dengan menggunakan tanah. Namun, dalam hidroponik tidak
lagi digunakan tanah, hanya dibutuhkan air yang ditambah nutrien sebagai sumber makanan
bagitanaman. Bahan dasar yang dibutuhkan tanaman adalah air, mineral, cahaya, dan CO 2.
Cahayatelah terpenuhi oleh cahaya matahari. Demikian pula CO2 sudah cukup melimpah di
udara. Sementara itu kebutuhan air dan mineral dapat diberikan dengan sistem hidroponik,
artinya keberadaan tanah sebenarnya bukanlah hal yang utama.
Beberapa keuntungan bercocok tanam dengan hidroponik, antara lain tanaman dapat
dibudidayakan di segala tempat; risiko kerusakan tanaman karena banjir, kurang air, dan erosi
tidak ada; tidak perlu lahan yang terlalu luas; pertumbuhan tanaman lebihcepat; bebas dari hama;
hasilnya berkualitas dan berkuantitas tinggi; hemat biaya perawatan.
Jenis tanaman yang telah banyak dihidroponikkan darigolongan tanaman hias antara lain
Philodendron, Dracaena, Aglonema,dan Spatyphilum. Golongan sayuran yang dapat
dihidroponikkan,antara lain tomat, paprika, mentimun, selada, sawi, kangkung, dan bayam. 
Adapun jenis tanaman buah yang dapat dihidroponikkan,antara lain jambu air, melon,
kedondong bangkok, dan belimbing.
 Penanaman secara aeroponik
Aeroponik berasal dari kata aero yang berarti udara dan ponos yang berarti daya. Jadi, aeroponik
adalah pemberdayaan udara. Sebenarnya aeroponik merupakan tipe hidroponik
(memberdayakanair), karena air yang berisi larutan unsur hara disemburkan dalam bentuk kabut
hingga mengenai akar tanaman. Akar tanaman yang ditanam menggantung akan menyerap
larutan haratersebut.
Prinsip dari aeroponik adalah sebagai berikut. Helaian styrofoam diberi lubang-lubang tanam
dengan jarak 15 cm. Dengan menggunakan ganjal busa atau rockwool, anak semai sayuran
ditancapkan pada lubang tanam. Akar tanaman akan menjuntai bebas ke bawah. Di bawah
helaian styrofoam terdapat sprinkler(pengabut) yang memancarkan kabut larutan hara ke atas
hingga mengenai akar.
2. Bioteknologi Modern
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, para ahlitelah mulai lagi mengembangkan
bioteknologi dengan memanfaatkan prinsip-prinsip ilmiah melalui penelitian. Dalam
bioteknologi modern orang berupaya dapat menghasilkan produk secara efektif dan efisien.
Dewasa ini, bioteknologi tidak hanya dimanfaatkan dalam industri makanan tetapi telah
mencakup berbagai bidang, seperti rekayasa genetika, penanganan polusi, penciptaan sumber
energi,dan sebagainya. Dengan adanya berbagai penelitian serta perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, maka bioteknologi makin besar manfaatnya untuk masa-masa yang
akan datang.
Beberapa penerapan bioteknologi modern sebagai berikut.
a. Rekayasa genetika
Rekayasa genetika merupakan suatu cara memanipulasikan gen untuk menghasilkan makhluk
hidup baru dengan sifat yang diinginkan. Rekayasa genetika disebut juga pencangkokan gen atau
rekombinasi DNA.
Dalam rekayasa genetika digunakan DNA untuk menggabungkan sifat makhluk hidup. Hal itu
karena DNA dari setiap makhlukhidup mempunyai struktur yang sama, sehingga dapat
direkomendasikan. Selanjutnya DNA tersebut akan mengatur sifat-sifat makhluk hidup secara
turun-temurun.
Untuk mengubah DNA sel dapat dilakukan melalui banyak cara, misalnya melalui transplantasi
inti, fusi sel, teknologi plasmid,dan rekombinasi DNA.
 Transplantasi inti
Transplantasi inti adalah pemindahan inti dari suatu sel ke sel yang lain agar didapatkan individu
baru dengan sifat sesuai dengan inti yang diterimanya. Transplantasi inti pernah dilakukan
terhadapsel katak. Inti sel yang dipindahkan adalah inti dari sel-sel usus katak yang bersifat
diploid. Inti sel tersebut dimasukkan ke dalam ovum tanpa inti, sehingga terbentuk ovum dengan
inti diploid. Setelah diberi inti baru, ovum membelah secara mitosis berkali-kali sehingga
terbentuklah morula yang berkembang menjadi blastula. Blastula tersebut selanjutnya dipotong-
potong menjadi banyak seldan diambil intinya. Kemudian inti-inti tersebut dimasukkan kedalam
ovum tanpa inti yang lain. Pada akhirnya terbentuk ovum berinti diploid dalam jumlah banyak.
Masing-masing ovum akan berkembang menjadi individu baru dengan sifat dan jenis kelamin
yang sama.
 Teknologi plasmid
Plasmid adalah lingkaran DNA kecil yang terdapat di dalamsel bakteri atau ragi di luar
kromosomnya. Sifat-sifat plasmid, antaralain:merupakan molekul DNA yang mengandung gen
tertentu;dapat beraplikasi diri;dapat berpindah ke sel bakteri lain;sifat plasmid pada keturunan
bakteri sama dengan plasmid induk.Karena sifat-sifat tersebut di atas plasmid digunakan
sebagaivektor atau pemindah gen ke dalam sel target.
 Rekombinasi DNA
Rekombinasi DNA adalah proses penggabungan DNA-DNAdari sumber yang berbeda.
Tujuannya adalah untuk menyambungkan gen yang ada di dalamnya. Oleh karena itu,
rekombinasi DNA disebut juga rekombinasi gen.
2. Bioteknologi bidang kedokteran
Bioteknologi mempunyai peran penting dalam bidang kedokteran, misalnya dalam pembuatan
antibodi monoklonal, vaksin,antibiotika dan hormon.
 Pembuatan antibodi monoklonal
Antibodi monoklonal adalah antibodi yang diperoleh dari suatu sumber tunggal. Manfaat
antibodi monoklonal, antara lain:untuk mendeteksi kandungan hormon korionik gonadotropin
dalam urine wanita hamil;mengikat racun dan menonaktifkannya;mencegah penolakan tubuh
terhadap hasil transplantasi jaringanlain.
 Pembuatan vaksin
Vaksin digunakan untuk mencegah serangan penyakit terhadaptubuh yang berasal dari
mikroorganisme.Vaksindidapat dari virus dan bakteri yang telah dilemahkan atau racun yang
diambil dari mikroorganisme tersebut.
 Pembuatan antibiotika
Antibiotika adalah suatu zat yang dihasilkan oleh organisme tertentu dan berfungsi untuk
menghambat pertumbuhan organismelain yang ada di sekitarnya. Antibiotika dapat diperoleh
dari jamuratau bakteri yang diproses dengan cara tertentu.Zat antibiotika telah mulai diproduksi
secara besar-besaran pada Perang Dunia II oleh para ahli dari Amerika Serikat danInggris.
 Pembuatan hormon
Dengan rekayasa DNA, dewasa ini telah digunakan mikroorganisme untuk memproduksi
hormon. Hormon-hormon yang telah diproduksi, misalnya insulin, hormon pertumbuhan,
kortison,dan testosteron.
c. Bioteknologi bidang pertanian
Dewasa ini perkembangan industri maju dengan pesat. Akibatnya, banyak lahan pertanian yang
tergeser, lebih-lebih didaerah sekitar perkotaan. Di sisi lain kebutuhan akan hasil pertanian harus
ditingkatkan seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk.Untuk mendukung hal tersebut,
dewasa ini telah dikembangkan bioteknologi di bidang pertanian. Beberapa penerapan
bioteknologi pertanian sebagai berikut.
 Pembuatan tumbuhan yang mampu mengikat nitrogen
Nitrogen (N2) merupakan unsur esensial dari protein DNAdan RNA. Pada tumbuhan polong-
polongan sering ditemukan nodul pada akarnya. Di dalam nodul tersebut terdapat bakteri
Rhizobium yang dapat mengikat nitrogen bebas dari udara, sehingga tumbuhan polong-polongan
dapat mencukupi kebutuhan nitrogennya sendiri.
Dengan bioteknologi, para peneliti mencoba mengembangkan agar bakteri Rhizobiumdapat
hidup di dalam akar selain tumbuhan polong-polongan. Di samping, itu juga berupaya
meningkatkan kemampuan bakteri dalam mengikat nitrogen dengan teknik rekombinasi gen.
Kedua upaya di atas dilakukan untuk mengurangi atau meniadakan penggunaan pupuk nitrogen
yang dewasa ini banyak digunakan di lahan pertanian dan menimbulkan efek samping yang
merugikan.
 Pembuatan tumbuhan tahan hama
Tanaman yang tahan hama dapat dibuat melalui rekayasa genetika dengan rekombinasi gen dan
kultur sel. Contohnya, untuk mendapatkan tanaman kentang yang kebal penyakit maka
diperlukangen yang menentukan sifat kebal penyakit. Gen tersebut, kemudian disisipkan pada sel
tanaman kentang. Sel tanaman kentang tersebut,kemudian ditumbuhkan menjadi tanaman
kentang yang tahan penyakit. Selanjutnya tanaman kentang tersebut dapat diperbanyak dan
disebarluaskan.
d. Bioteknologi bidang peternakan
Dengan bioteknologi dapat dikembangkan produk-produk peternakan. Produk tersebut, misalnya
berupa hormon pertumbuhanyang dapat merangsang pertumbuhan hewan ternak. Dengan
rekayasa genetika dapat diciptakan hormon pertumbuhan hewan buatan atau BST (Bovin
Somatotropin Hormon).Hormon tersebut direkayasa dari bakteri yang, jika diinfeksikan pada
hewan dapat mendorong pertumbuhan dan menaikkan produksi susu sampai20%.
e. Bioteknologi bahan bakar masa depan
Saat ini telah ditemukan dua jenis bahan bakar yang diproduksi dari fermentasi limbah, yaitu
gasbio (metana) dan gasahol(alkohol).Alternatif bahan bakar masa depan untuk menggantikan
minyak, antara lain adalah biogas dan gasohol. Biogas dibuat dalam fase anaerob dalam
fermentasi limbah kotoran makhluk hidup. Pada fase anaerob akan dihasilkan gas metana yang
dibakar dan digunakan untuk bahan bakar.
Di negara Cina, dan India terdapat beberapa kelompok masyarakat yang hidup di desa yang telah
menerapkan teknologi fermenter gasbio untuk menghasilkan metana. Bahan baku teknologi
fermenter tersebut adalah feses hewan, daun-daunan, kertas,dan lain-lain yang akan diuraikan
oleh bakteri dalam fermenter.Sedangkan teknologi gasohol telah dikembangkan oleh negara
Brazil sejak harga minyak meningkat sekitar tahun 1970.Gasohol dihasilkan dari fermentasi
kapang terhadap gula tebu yang melimpah. Gasohol bersifat murah, dapat diperbarui dan tidak
menimbulkan polusi.
f. Bioteknologi pengolahan limbah
Kaleng, kertas bekas, dan sisa makanan, sisa aktivitas pertanian atau industri merupakan bahan
yang biasanya sudah tak dikehendaki oleh manusia. Bahan-bahan tersebut dinamakan limbahatau
sampah. Keberadaan limbah sangat  mengancam lingkungan.Oleh karena itu, harus ada upaya
untuk menanganinya. Penanganan sampah dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya
dengan ditimbun, dibakar, atau didaur ulang. Di antara semua cara tersebut yang paling baik 
adalah dengan daur ulang.
Salah satu contoh proses daur ulang sampah yang telah diuji pada beberapa sampah tumbuhan
adalah proses pirolisis. Prosespirolisis yaitu proses dekomposisi bahan-bahan sampah dengan
suhu tinggi pada kondisi tanpa oksigen. Dengan cara ini sampah dapat diubah menjadi arang, gas
(misal: metana) dan bahananorganik.
Bahan-bahan tersebut dapat dimanfaatkan kembali sebagai bahan bakar. Kelebihan bahan bakar
hasil proses ini adalah rendahnya kandungan sulfur, sehingga cukup mengurangi tingkat
pencemaran. Bahan hasil perombakan zat-zat makroorganik (darihewan, tumbuhan, manusia
ataupun gabungannya) secara biologis kimiawi dengan bantuan mikroorganisme (misalnya
bakteri, jamur)sertaoleh hewan-hewan kecil disebut kompos.
Dalam pembuatan kompos, sangat diperlukan mikroorganisme.Jenis mikroorganisme yang
diperlukan dalam pembuatan kompos bergantung pada bahan organik yang digunakan serta
proses yang berlangsung (misalnya proses itu secara aerob atau anaerob).
Selama proses pengomposan terjadilah penguraian, misalnya selulosa, pembentukan asam
organik terutama asam humat yang penting dalam pembuatan humus. Hasil pengomposan
bermanfaat sebagai pupuk.
Bioteknologi dapat diterapkan dalam pengolahan limbah,misalnya menguraikan minyak, air
limbah, dan plastik. Cara lain dalam mengatasi polusi minyak, yaitu dengan menggunakan
pengemulsi yang menyebabkan minyak bercampur dengan air sehingga dapat dipecah oleh
mikroba. Salah satu zat pengemulsi,yaitu polisakarida yang disebut emulsan, diproduksi oleh
bakteri Acinetobacter calcoaceticus. Dengan bioteknologi, pengolahan limbah menjadi
terkontrol dan efektif. Pengolahan limbah secara bioteknologi melibatkan kerja bakteri-bakteri
aerob dan anaerob.
 PERANAN BIOTEKNOLOGI DALAM KEHIDUPAN MANUSIA
1. Bioteknologi Dalam Bidang Pertanian

               Dewasa ini telah banyak ditemukan bibit unggul dengan mengadakan hibridisasi
sehingga mendapatkan varietas baru yang diinginkan. Melalui teknik hibridisasi telah didapatkan
varietas unggul seperti kacang-kacangan dan serealia. Varietas padi yang bersifat unggul
memiliki rasa yang enak, tahan penyakit, daya simpan lama dan berumur pendek.
               Pengendalian hama dewasa ini telah dikembangkan melalui pengendalian hama secara
biologis, karena penggunaan pestisida dapat menyeabkan hama menjadi resisten, sisa pestisida
dapat mencemari lingkungan dan residunya tersimpan dalam tanaman yang akan menimbulkan
berbagai masalah bagi kehidupan manusia. Pengendalian hama dpat dilakukan dengan berbagai
cara antara lain :
  memanfaatkan predator alamiah, contoh : hama lebah penyengatuntuk kupu-kupu artona yang
merusak kelapa.
  memutuskan siklus hidup hama, misalnya dengan mengadakan rotasi tanaman
  menggunakan bibit unggul tahan lama, misalnya VUTW ( Varietas Unggul Tahan Wereng )
  Penyediaan bahan makanan khususnya perbanyakan bibit tanaman dikembangkan teknik kultur
jaringan untuk perbanyakan tanaman perkebunan yang diperbanyak secara vegetatif dan
menghasilkan banyak tanaman klon dari sejumlah jaringan awal
2. Bioteknologi Dalam Bidang Kesehatan dan Pengobatan
Bioteknologi di bidang kesehatan dewasa ini difokuskan untuk penemuan obat-obatan dalam hal-
hal seperti tersebut di bawah ini :
  Memerangi penyakit jantung dan saluran darah, kanker dan kencing manis.
  Mendapatkan antibiotika yang lebih baik dan lebih murah untuk melawan penyebaran
mikroorganisme menular yang telah menjadi resisten terhadap antibiotika konvensional.
  Menemukan vaksin untuk melawan virus (hepatitis, influenza, rabies) dan penyakit malaria serta
penyakit tidur.
  Dapat melakukan uji diagnosis yang cepat dan tepat untuk membantu dokter dalam menentukan
diagnosis berbagai penyakit.
  Penyempurnaan metode pencangkokan organ yang sesuai agar tidak terjadi proses penolakan.
  Penyempurnaan teknik perbaikan kimia tubuh untuk menyembuhkan penyakit keturunan,
misalnya hemofili.
Sebelum rekayasa genetika dikembangkan untuk memerangi diabetes dilakukan ekstraksi insulin
dari pankreas babi atau lembu. Hal ini akan memakan banyak sekali biaya dan insulin yang
dihasilkan dapat mengakibatkan hipersensitivitas maupun resistensi. Setelah teknik rekayasa
genetika dikembangkan, maka sekarang telah dapat dibuat insulin manusia oleh bakteri. Ini
dilakukan dengan jalan menyematkan gen pengkode pembentukan insulin manusia pada bakteri.
Untuk membuat insulin, mula-mula membuat rancangan urutan ADN yang mengode asam amino
insulin yang telah diketahui. Kemudian diikuti dengan sintesis kimiawi gen rantai A dan gen
rantai B insulin, tetapi pembuatannya dilakukan secara terpisah. Masing-masing mengandung
kodon metionin pada ujung 5’ (yang tentunya menjadi ujung amino protein yang ditranslasikan)
dan menghentikan urutan pada ujung 3’. Masing-masing gen disisipkan ke dalam gen β-
galaktosidase plasmid. Kemudian dimasukkan ke dalam E. coli. E. coli dibiakkan dalam medium
yang mengandung galaktosa sebagai sumber C dan sumber energi dan bukan glukosa. Sebab itu
bakteri akan mensintesis β-galaktosidase. Bersamaan dengan ini disintesis pula rantai A dan
rantai B insulin, yang dilekatkan oleh sisa metionin. Setelah pelarutan bakteri, maka perlakuan
dengan sianogen bromida akan memecah protein pada metionin. Dengan demikian rantai insulin
akan terpisah dari β-galaktosidase. Rantai-rantai dimurnikan dan digabungkan, maka terjadilah
insulin asli manusia.
                Saat ini sedang dikembangkan pendekatan sintetik lain, gen untuk molekul pemula
insulin atau proinsulin disintesis dan disisipkan ke dalam E. coli. Proinsulin yang dihasilkan
dimurnikan. Proinsulin dicerna dengan enzim tripsin dan karboksipeptidase, maka terjadilah
insulin manusia .
3. Bioteknologi Dalam Bidang pangan
                Mikroorganisme sangat besar peranannya dalam bidang pangan. Mikroorganisme
dapat mengubah suatu bahan pangan menjadi bahan pangan lain dengan nilai gizi lebih tinggi,
rasa lebih enak, lebih mudah dicerna dan dengan penampilan lebih menarik. Selain pengubahan
bahan makanan mikroorgaisme itu sendiri dapat digunakan sebagai sumber makanan oleh
manusia maupun hewan.
                Dibalik manfaatnya yang besar, mikroorganisme juga dapat menjadi penyebab utama
kerusakan makanan kita. Mikroorganisme ialah penyebab makanan menjadi busuk dan beracun.
Pada bab ini hanya dibahas peran positif mikroorganisme dalam bidang pangan khususnya yang
berkaitan dengan bioteknologi pangan.
                Hasil pangan yang diproduksi oleh mikroorganisme sangat luas kisarannya, dari
pangan hasil fermentasi secara tradisional yang telah ada sejak zaman dahulu sampai pada
produk-produk mutakhir. Pangan hasil fermentasi yang telah ada sejak zaman dahulu ialah roti,
keju, yoghurt, anggur, bir, tempe, oncom, kecap dan lain-lain. Produk-produk mutakhir, antara
lain mikroprotein dan protein sel tunggal. Peran yang dimainkan oleh mikroorganisme dalam
produksi bahan pangan meliputi penggunaan enzim mikroba atau metabolit yang lain, berbagai
proses fermentasi pangan dan pembiakan mikroorganisme tertentu dalam skala besar sebagai
bahan pangan .
                Penggunaan bioteknologi, sebagaimana ilmu pengetahuan lainnya kadang-kadang
bersifat embigu, yakni disatu sisi dapat bermanfaat untuk meningkatkan kesejahteraan hidup
manusia, tetapi disisi lain dapat dimanipulasi untuk tujuan destruktif. Teknik rekayasa genetik
misalnya, menjanjikan kepada kita antara lain dapat menghilangkan berbagai jenis penyakit
keturunan melalui “penggantian” gen. Pada kondisi yang sama pembelokan tehnik ini bisa saja
terjadi akibat munculnya godaan, sehingga manusia melalui percobaannya dapat menciptakan
manusia super atau bahkan menciptakan monster maupun penjahat demi mencapai tujuannya.
     
           4.         Bioteknologi Dalam Bidang Perternakan dan Perikanan.
                Penggunaan bioteknologi guna meningkatkan produksi peternakan  meliputi:
1) teknologi produksi, seperti inseminasi buatan, embrio transfer, kriopreservasi embrio,
fertilisasi in vitro, sexing sperma maupun embrio, cloning dan spliting.
 2) rekayasa genetika, seperti  genome maps, masker asisted selection, transgenik, identifikasi
genetik, konservasi molekuler,
3) peningkatan efisiensi dan kualitas pakan, seperti manipulasi mikroba rumen, dan
4) bioteknologi yang berkaitan dengan bidang veteriner  (Gordon, 1994 ; Niemann dan Kues,
2000).
                Teknologi reproduksi yang telah banyak dikembangkan adalah
a) transfer embrio berupa teknik Multiple Ovulation and Embrio Transfer (MOET). Teknik ini
telah diaplikasikan secara luas di Eropa, Jepang, Amerika dan Australia dalam dua dasawarsa
terakhir untuk menghasilkan anak (embrio) yang banyak dalam satu kali siklus reproduksi.
 b) kloning  telah dimulai sejak 1980an pada domba. Saat ini pembelahan embrio secara fisik
(spliting) mampu menghasilkan kembar identik pada domba, sapi, babi dan kuda.
c) produksi embrio secara in vitro, teknologi In vitro Maturation (IVM), In Vitro Fertilisation
(IVF), In Vitro Culture (IVC), telah berkembang dengan pesat. Kelinci, mencit, manusia, sapi,
babi dan  domba telah berhasil dilahirkan melalui fertilisasi in vitro (Hafes, 1993).
                Di Indonesia, transfer embrio mulai dilakukan pada tahun 1987.  Dengan teknik ini
seekor sapi betina mampu menghasilkan 20-30 ekor anak sapi (pedet) pertahun. Penelitian
terakhir membuktikan bahwa menciptakan jenis ternak unggul sudah bukan masalah lagi.
Dengan teknologi transgenik, yakni dengan jalan mengisolasi gen unggul, memanipulasi dan
kemudian memindahkan gen tersebut dari satu organisme ke organisme lain, maka ternak unggul
yang diinginkan dapat diperoleh. Babi transgenik, di Princeton Amerika Serikat kini sudah
berhasil memproduksi hemoglobin manusia sebanyak 10-15% dari total hemoglobin manusia,
bahkan laporan terakhir mencatat adanya peningkatan presentasi hemoglobin manusia yang
dapat dihasilkan oleh babi transgenik ini.
                Dalam bidang perikanan, kebutuhan adanya penerapan teknologi sangat dinantikan,
mengingat adanya penangkapan ikan yang melebihi potensi lestari (over fishing), banyaknya
terumbu karang yang rusak dan dengan adanya peningkatan konsumsi ikan. Menteri Kelautan
dan Perikanan, Sarwono mengakui adanya kebutuhan penerapan teknologi, tetapi ia juga
mengakui adanya ketakutan pada dampak penerapan teknologi tinggi.
                Penelitian bioteknologi dalam bidang perikanan, di utamakan pada tiga kelompok,
yaitu: akuakultur, pemanfaatan produksi alam dan prosesing bahan makanan yang bernilai
ekonomi tinggi. Pengembangan bioteknologi di bidang akuakultur meliputi seleksi, hibridasi,
rekayasa kromosom dan pendekatan biologi molekuler seperti transgenik sangat dibutuhkan
untuk menyediakan benih dan induk ikan.
                Pada akuakultur, program peningkatan sistem kekebalan ikan telah dilakukan dengan
menggunakan vaksin, imunostimulan, probiotik dan  bioremediasi. Vaksin dapat memacu
produksi antibiotik spesifik dan hanya efektif untuk mencegah satu patogen tertentu.
Imunostimulan merupakan teknik meningkatkan kekebalan yang non spesifik, misalnya 
lipopolysaccharide dan B-glucan yang telah diterapkan untuk ikan dan udang di Indonesia.
Probiotik diaplikasikan pada pakan atau dalam lingkungan perairan budidaya sebagai
penyeimbang mikroba dalam pencernaan dan lingkungan perairan.
                Pada tahun 1980 penelitian transgenik pada ikan telah dimulai dengan mengintroduksi
gen tertentu kepada organisme hidup lainnya serta mengamati fungsinya secara in vitro. Dalam
teknik ini, gen asing hasil isolasi diinjeksi secara makro ke dalam telur untuk memproduksi galur
ikan yang mengandung gen asing tersebut. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan
ikan transgenik, yaitu:
1) isolasi gen (clone DNA) yang akan diinjeksi pada telur,
2) identifikasi gen pada anak ikan yang  telah mendapatkan injeksi gen asing tadi,  dan
3) keragaman dari turunan ikan yang diinjeksi gen asing tersebut.
 DAMPAK BIOTEKNOLOGI         
     
1. Dampak positif
- Bioteknologi dapat mengatasi kekurangan bahan makanan (protein dan vitamin).
Dengan bioteknologi, bahan makanan dapat diproduksi secara lebih cepat tanpa
memerlukan ruangan yang luas (misal PST).
- Membantu mengatasi masalah kesehatan dengan menyediakan obat-obatan untuk
memberantas penyakit secara lebih murah.
- Menyediakan berbagai senyawa organik seperti alkohol, asam asetat, gula, bahan
makanan, protein, vitamin.
- Menyediakan energi, misalnya biogas.
- Memperbaiki lingkungan (misal bakteri pencerna limbah)
- Mengatasi kesulitan memperoleh keturunan (bayi tabun
2. Dampak negative
- Dampak terhadap lingkungan
Dampak bioteknologi terhadap lingkungan adalah timbulnya dampak yang merugikan
terhadap keanekaragaman hayati disebabkan oleh potensi terjadinya aliran gen
ketanaman sekarabat atau kerabat dekat.
- Dampak terhadap kesehatan
Produk rekayasa di bidang kesehatan dapat juga menimbulkan masalah serius.
Contohnya adalah penggunaan insulin hasil rekayasa telah menyebabkan 31 orang
meninggal di Inggris. TomatFlavr Savrt diketahui mengandung gen resisten terhadap
antibiotik.Susu sapi yang disuntik dengan hormon BGH disinyalir mengandung bahan
kimia baru yang punya potensi berbahaya bagikesehatan manusia.
Selain itu, di bidang kesehatan manusia terdapat kemungkinan produk gen asing,
seperti, gen cry dari bacillus thuringiensis maupun bacillus sphaeericus,
dapat menimbulkan reaksi alergi pada tubuh mausia, perlu di cermati pula bahwa
insersi (penyisipan) gen asing ke genom inang dapat menimbulkan interaksi antara gen
asing dan inang produk bahan pertanian dan kimia yang menggunakan bioteknologi.
Munculnya organisme transgenik yang belum diketahui dampaknya. Organisme
transgenik dikhawatirkan justru akan mempengaruhi keseimbangan alam, sulit
dikendalikan atau dapat membahayakan keselamatan manusia.
- Dampak di bidang sosial ekonomi
Beragam aplikasi rekayasa menunjukkan bahwa bioteknologi mengandung dampak
ekonomi yang membawa pengaruh kepada kehidupan masyarakat. Produk
bioteknologi dapat merugikan petani kecil. Penggunaan hormon pertumbuhan sapi
(bovinegrowthhormone: BGH) dapat meningkatkan produksi susu sapi sampai 20%
niscaya akan menggusur peternak kecil. Dengan demikian, bioteknologi dapat
menimbulkan kesenjangan ekonomi.
- Dampak terhadap etika
Menyisipkan gen makhluk hidup lain memiliki dampak etikayang serius. Menyisipkan
gen mahkluk hidup lain yang tidak berkerabat dianggap melanggar hukum alam dan
sulit diterima masyarakat. Mayoritas orang Amerika berpendapat bahwa pemindahan
gen itu tidak etis, 90% menentang pemindahan gen manusia kehewan,75% menentang
pemindahan gen hewan ke hewan lain.
Bahan pangan transgenik yang tidak berlabel juga membawa konsekuensi bagi
penganut agama tertentu. Bagaimana hukumnya bagi penganut agama Islam, kalau
gen babi disisipkan ke dalambuah semangka? Penerapan hak paten pada makhluk
hidup hasil rekayasa merupakan pemberian hak pribadi atas makhluk hidup. Halitu
bertentangan dengan banyak nilai-nilai budaya yang menghargainilai intrinsik
makhluk hidup.

Anda mungkin juga menyukai