Anda di halaman 1dari 10

Pertanggungjawaban Perdata Seorang Dokter Dalam Kasus Malpraktek Medis

PERTANGGUNGJAWABAN PERDATA SEORANG DOKTER DALAM


KASUS MALPRAKTEK MEDIS

Venny Sulistyani, Zulhasmar Syamsu


Fakultas Hukum Universitas Esa Unggul
Jalan Arjuna Utara No. 9 Kebun Jeruk, Jakarta 11510
vennysulistyani@yahoo.com@esaunggul.ac.id

Abstrak
Hubungan hukum dokter dan pasien dari sudut perdata berada dalam suatu perikatan
hukum. Perikatan hukum adalah suatu ikatan antara dua atau lebih subjek hukum
untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu atau memberikan sesuatu (1313 jo
1234 BW). Sesuatu disebut prestasi. Perikatan hukum lahir oleh 2 (dua) sebab atau
sumber, yang satu oleh suatu kesepakatan (1313 BW) dan yang lainnya oleh sebab
UU (1352 BW). Hubungan hukum dokter pasien berada dalam jenis perikatan hukum
sebab UU. Pelanggaran hukum dokter atas kewajiban hukum dokter karena UU
membawa suatu keadaan perbuatan melawan hukum (onrechtmatige daad) dokter
dimana kedua-duanya mengemban pertanggungan jawab penggantian kerugian. Seorang
dokter dalam menjalankan praktek kedokterannya senantiasa harus mematuhi dan
menjalankan nilai-nilai Kode Etik Kedokteran Indonesia (KEKI) dengan ikhlas,
mengerti apa isi dari KEKI dan menghayati isi dari KEKI tersebut, karena dengan
menjalankannya maka resiko terjadinya malpraktek medis dapat dihindari dan sangat
diharapkan memberi hasil kesembuhan yang maksimal. Dokter/tenaga kesehatan dan
rumah sakit dapat dimintakan tanggung jawab hukum, apabila melakukan
kelalaian/kesalahan yang menimbulkan kerugian bagi pasien sebagai konsumen jasa
pelayanan kesehatan yang diatur dalam pasal 58 ayat 1 Undang-Undang nomor 36
tahun 2009 tentang Kesehatan. Pasien dapat menggugat tanggung jawab hukum
kedokteran (medical liability), dalam hal dokter berbuat kesalahan/kelalaian. Dokter
tidak dapat berlindung dengan dalih perbuatan yang tidak sengaja, sebab
kesalahan/kelalaian dokter yang menimbulkan kerugian terhadap pasien
menimbulkan hak bagi pasien untuk menggugat ganti rugi Setiap orang yang mengetahui
atau kepentingannya dirugikan atas tindakan dokter atau dokter gigi dalam
menjalankan praktik kedokteran dapat mengadukan secara tertulis kepada Ketua
Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia (MKDKI) dengan memuat
identitas pengadu, nama dan alamat tempat praktik dokter atau dokter gigi dan waktu
tindakan dilakukan dan alasan pengaduan. Setelah itu MKDKI memeriksa dan
memberikan keputusan terhadap pengaduan yang berkaitan dengan disiplin dokter
dan dokter gigi. Apabila dalam pemeriksaan ditemukan pelanggaran etika,
MKDKI meneruskan pengaduan pada organisasi profesi. Keputusan yang
diberikan MKDKI bersifat mengikat, dimana keputusan tersebut berupa dinyatakan
tidak bersalah atau pemberian sanksi disiplin.

Kata kunci: hukum kedokteran, malpraktek, pelanggaran hukum

Pendahuluan pasien/keluarga kesidang pengadilan atau


Malpraktek telah dikenal dari dahulu, masih dalam tingkat pengaduan ke instansi
perkembangan kasus demi kasus pun semakin Kepolisian maka tidak salah jika hal ini
banyak dan variatif seiring derasnya arus merupakan salah satu yang ditakutkan
globalisasi yang melanda dunia. Indonesia kalangan kesehatan dalam pelayanan kesehatan
adalah salah satu negara yang kasus kepada masyarakat.
malprakteknya semakin merajalela dan Penjelasan menganai malpraktek yang
banyak yang mucul kepermukaan dan ditunjukan masyarakat awam sebetulnya
digugat secara formal oleh tidak mudah, maka dari itu harus benar -

Lex Jurnalica Volume 12 Nomor 2, Agustus 2015 141


Pertanggungjawaban Perdata Seorang Dokter Dalam Kasus Malpraktek Medis

benar bijaksana dalam menjelaskan apa itu hubungan otonom pasien dan keluarga.
malpraktek. Sebetulnya malpraktek ini tidak Hubungan dokter-pasien, seperti beberapa
saja berkaitan dengan dokter/kalangangan kali diungkap-kan pasien makin menyadari
kesehatan, sebab profesi lain juga bisa hak-hak dan kewajibannya dalam bidang
melakukannya seperti pengacara, guru, pelayanan kesehatan. Apa yang dimaksud
wartawan dan lain-lain. Namun karena profesi dengan hubungan hukum (rechtsbetrekking)
yang lain lebih jarang bermasalah adalah hubungan antar dua atau lebih subjek
dibandingkan dengan kalangan kesehatan, hukum atau antar subjek hukum dan objek
maka istilah ini lebih melekat pada kalangan hukum
kesehatan terutama kalangan dokter. Oleh yang berlaku dibawah kekuasaan hukum
sebab itu. Bila disebut malpraktek, maka (Andi Hamzah,1986:244), atau diatur /ada
asumsi masyarakat adalah malpraktek yang dalam hukum dan mempunyai akibat hukum.
dilakukan dokter. Istilah yang benar ini adalah Hubungan hukum antara kedua subjek hukum
malpraktek medis. membentuk hak dan kewajiban. Dalam
Hal yang perlu diketahui pula melaksanakan kewajiban bagi dokter inilah
adalah, karena penyakit yang serius terletak beban pertanggunganjawaban hukum
umumnya ditangani di rumah sakit, maka dalam malpraktik
dapat diperkirakan bahwa 80% kasus kedokteran, baik dari sudut perdata maupun
malpraktek terjadi di rumah sakit, sedang pidana.
sisanya terjadi di praktek pribadi dokter. Oleh Untuk kalangan hukum dan
karena itu dapat disimpulkan bahwa masyarakat pengetahuan ini perlu pula
gugatan terhadap malpraktek tidak hanya dipahami agar dapat melihat bahwa dalam
ditujukan kepada dokter, tetapi sering pula pelayanan kesehatan terkadang dokter dan
melibatkan rumah sakit atau institusi tempat kalangan kesehatan lainnya bisa dituduh
pelayanan tersebut berlangsung dan bisa telah melakukan tindakan yang merugikan
pula melibatkan paramedis yang pasien atau terjebak dalam bidang
mendampingi dokter. pelayanan kesehatan yang melanggar hukum
Suatu hal yang istimewa dari profesi atau etik.
dokter adalah profesi ini sangatlah Pemahaman ini tentu bertujuan agar
mulia di mata masyarakat, sebab profesi ini semua kalangan yang terkait dalam masalah
berhubungan langsung dengan malpraktek dapat memahami duduk perkara
manusia sebagai objek serta berkaitan dengan timbulnya masalah ini dan karenanya dapat
kehidupan dan kematian manusia. menghindarinya agar tujuan pelayanan
Dari dulu masyarakat mengetahui ada kesehatan dapat dicapai dan semua pihak yang
beberapa sifat fundamental yang melekat terlibat terhindar dari hal-hal yang tidak
pada seorang dokter yaitu adanya integritas diinginkan. Bagaimanapun, pertama harus
sosial yang baik dan berprilaku dipahami lebih dahulu tentang pengertian
bijaksana. malprkatek. Malpraktek adalah terjemahan dari
Oleh karena itu bila terjadi kesalahan malpractice, Mal berarti salah atau jelek, practice
penanganan terhadap pasien, baik berakibat bebarti praktek. Dengan demikian secara
cacat ataupun kematian sering didiamkan sederhana dapat diartikan malpraktek adalah
saja oleh pasien/keluarga karena praktek yang salah atau praktek yang
menganggap semua itu merupakan takdir jelek. Ada yang menerjemahkan menjadi
Tuhan. Namun pada masa sekarang malapraktik, karena mala artinya tidak baik,
pandangan demikian mulai berubah, makin dan praktik artinya pelaksanaan pekerjaan.
lama makin sering kita mendengar dan Jadi, malapraktik adalah pelaksanaan
mengetahui adanya dokter yang pekerjaan yang tidak baik.
dituntut/digugat oleh pasien ataupun Selain pengertian diatas definisi lain
keluarga baik dibidang perdata maupun pidana. dari malparaktik adalah setiap kesalahan
Hubungan paternalistik yang biasanya profesional yang diperbuat oleh dokter
mewarnai hubungan dokter dengan pada waktu melakukan pekerjaan
pasien kini telah bergeser ke arah profesionalnya, tidak memeriksa, tidak

Lex Jurnalica Volume 12 Nomor 2, Agustus 2015 142


Pertanggungjawaban Perdata Seorang Dokter Dalam Kasus Malpraktek Medis

menilai, tidak berbuat atau meninggalkan hal- Dalam pelaksanaannya, agar dokter dapat
hal yang diperiksa, dinilai, diperbuat atau bekerja dengan baik disediakan pedoman
dilakukan oleh dokter pada umumnya didalam yaitu Kode Etik Kedokteran Indonesia (KEKI),
situasi dan kondisi yang sama (Berkhouwer & Undang - Undang No. 29 tahun 2004 tentang
Vorsman, 1950), selain itu menurut Hoekema, Praktik Kedokteran dan Kedokteran Gigi,
1981 malpraktik adalah setiap kesalahan yang Undang Undang No.36 tahun 2009 tentang
diperbuat oleh dokter karena melakukan Kesehatan.
pekerjaan kedokteran dibawah standar yang Menurut Gunadi, J dapat dibedakan
sebenarnya secara rata-rata dan masuk akal, antara resiko pasien dengan kelalaian dokter
dapat dilakukan oleh setiap dokter dalam (negligence) yang dapat dimintakan
situasi atau tempat yang sama, dan masih pertanggungjawaban pada dokter, resiko yang
banyak lagi definisi tentang malparaktik yang ditanggung pasien ada tiga macam yaitu :
telah dipublikasikan. 1. Kecelakaan
Dari beberapa pendapat dapat 2. Resiko tindakan medik (risk of treatment)
disimpulkan bahwa dalam bidang kesehatan, 3. Kesalahan penilaian (error of judgement)
malpraktek medis adalah tindakan yang
salah oleh dokter pada waktu menjalankan Dalam undang-undang hukum perdata
praktek, yang menyebabkan kesusakan atau disana disebutkan dalam hal tuntutan
kerugian bagi kesehatan dan kehidupan pasien, melanggar hukum harus terpenuhi syarat
serta menggunakan keahlian kedokteran untuk sebagai berikut :
kepentingan pribadi. Atau bisa diartikan juga 1. Adanya perbuatan (berbuat atau tidak
dengan pelaksanaan pekerjaan dokter secara berbuat)
tidak baik. Seorang dokter dikatakan/dinilai 2. Perbuatan itu melanggara hukum
baik bila: 3. Ada kerugian yang ditanggung pasien
a. Dokter meletakkan kepentingan 4. Ada hubungan klausal antara kerugian
pasien lebih tinggi daripada dan kesalahan
kepentingan dokter dalam memperoleh 5. Adanya unsur kesalahan atau kelalaian
pembayaran
b. Pasien dapat merasakan apakah dokter Dalam beberapa kasus yang diajukan
bekerja demi diri pasien atau demi uang ke pengadilan masih terdapat kesulitan
c. Dokter bekerja sesuai dengan dalam menentukan telah terjadi malparaktik
kompetensinya kecuali dalam keadaan atau tidak karena dalam tatanan hukum
darurat pertolongan atau penyelamatan indonesia belum diatur mengenai standar
nyawa. Seorang ahli penyakit dalam profesi dokter sehingga hakim cenderung
tidak boleh melakukan tindakan berpatokan pada hukum acara konvensional,
operasi. Namun pada saat darurat, sedangkan dokter merasa sebagai seorang
misalnya menolong persalinan di atas profesional yang tidak mau disamakan dengan
pesawat terbang, tindakannya dapat hukuman bagi pelaku kriminal biasa, misalnya:
dibenarkan. pencurian atau pembunuhan.
d. Dokter bekerja dengan melaksanakan
standar pelayanan medis yang telah Metode Penelitian
ditentukan oleh Konsil Kedokteran Dalam penelitian ini akan diuraikan
Indonesia metode penulisan agar dapat diketahui teknis
e. Dokter bekerja dengan melaksanakan penulisan apa yang dipergunakan dalam
standar prosedur operasional yang telah penelitian yang penulis lakukan. Metode
ditentukan oleh profesinya bila bekerja meerupakan suatu rangkaian kegiatan
mandiri atau yang telah ditentukan oleh mengenai tata cara pengumpulan, pengolahan,
instituisinya, misalnya puskesmas, rumah analisa dan konstruksi data. Metode
sakit, dan sebagainya. penulisan penelitian ini adalah metode
normatif. Penulisan hukum normatif disebut
Kelima dasar inilah yang meng- juga penulisan kepustakaan (Library Research)
gambarkan tradisi luhur profesi kedokteran. adalah penelitian yang dilakukan dengan cara

Lex Jurnalica Volume 12 Nomor 2, Agustus 2015 143


Pertanggungjawaban Perdata Seorang Dokter Dalam Kasus Malpraktek Medis

menelusuri atau menelaah dan menganalisis perumusan mengenai pelayanan kesehatan.


bahan pustaka atau bahan dokumen siap pakai. Pasal 3 Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004
Dalam penelitian hukum bentuk ini dikenal tentang Praktik Kedokteran menyebutkan
sebagai Legal Research, sering juga disebut bahwa: Pengaturan praktik kedokteran
penelitian hukum doktriner, dan penelitian bertujuan untuk:
kepustakaan atau studi dokumen, seperti 1. memberikan perlindungan kepada pasien;
undang-undang, buku-buku yang berkaitan 2. mempertahankan dan meningkatkan mutu
dengan permasalahannya. pelayanan medis yang diberikan oleh
dokter dan dokter gigi;dan
Dasar Hukum Pelayanan Kesehatan 3. memberikan kepastian hukum kepada
Pelayanan kesehatan (health care masyarakat, dokter dan dokter
service) merupakan salah satu upaya yang
dapat dilakukan untuk meningkatkan derajat Adapun apa yang menjadi dasar hukum
kesehatan baik perorangan maupun dalam pelayanan medik, menurut
kelompok atau masyarakat secara King bahwa suatu perjanjian baik yang nyata
keseluruhan. Azwar yang mengutip pendapat maupun diam-diam antara dokter dengan
Lavey dan Loomba mengatakan bahwa pasien seringkali menimbulkan hubungan
yang dimaksud dengan pelayanan profesional, sehingga kewajiban yang harus
kesehatan ialah setiap upaya baik yang dipenuhi seorang dokter terhadappasiennya,
diselenggarakan sendiri atau bersama-sama ada kalanya dilihat sebagai kewajiban yang
dalam suatu organisasi untuk meningkatkan didasarkan atas kontrak jasa (service
dan memelihara kesehatan, mencegah contract). Hal ini menurut King merupakan
penyakit, mengobati penyakit dan suatu pandangan yang terlalu sempit.
memulihkan kesehatan yang ditujukan Walaupun kebanyakan hubungan dokter
terhadap perorangan, kelompok atau dengan pasien memang mengandung
masyarakat. persetujuan bersama antara para pihak,
Memperhatikan Undang-Undang Nomo sehingga pada umumnya dianggap timbul
36 Tahun 2009 tentang Kesehatan dalam dari suatu kontrak yang sekurang-kurangnya
Ketentuan Umum Pasal 1 ayat 12 dirumuskan dibuat secara diam-diam, tetapi tidak selalu
pengertian mengenai upaya kesehatan, bahwa: demikian. Lagipula terdapat suatu
“Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan hubungan anatara dokter dengan pasien
dan/atau serangkaian kegiatan yang berdasarkan suatu kewajiban pemberian
dilakukan secara terpadu, terintegrasi dan pertolongan medik yang dibebankan oleh
berkesinambungan untuk memelihara dan masyarakat kepada dokter melalui prinsip Tort,
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan bukan sebagai peristiwa yang timbul dari
dalam bentuk pencegah-an penyakit, kontrak yang ada antara para pihak. Oleh
peningkatan kesehatan, pengobatan penyakit, karena itu, kewajiban dokter hendaknya
dan pemulihan kesehatan oleh pemerintah dilihat sebagai sesuatu yang sebagian besar
dan/atau masyarakat”. didasarkan pada suatu hubungan
Kemudian di Pasal 10 dirumuskan profesional medik, yaitu suatu hubungan
bahwa: “Untuk mewujudkan derajat yang dapat timbul dalam beberapa konteks
kesehatan yang optimal bagi masyarakat, dan yang dapat menimbulkan hak dan
diselenggarakan upaya kesehatan dengan kewajiban terlepas dari perjanjian yang dibuat
pendekatan pemeliharaan, peningkatan oleh para pihak.
kesehatan (promotif), pencegahan penyakit Dengan pandangan hukum perdata,
(preventif), penyembuhan penyakit (kuratifr) hubungan anatara dokter dengan pasien
dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif) yang tersebut merupakan hubungan antara subyek
dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu dan hukum dengan subyek hukum dimana
berkesinambungan”. masing-masing pihak mempunyai hak dan
Sedangkan dalam Undang-Undang kewajiban yang sama sebagaimana diatur
Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik dalam Pasal 1380 BW sebagai suatu perjanjian
Kedokteran juga tidak ditemukan (verbintenis).

Lex Jurnalica Volume 12 Nomor 2, Agustus 2015 144


Pertanggungjawaban Perdata Seorang Dokter Dalam Kasus Malpraktek Medis

Dari suatu perjanjian biasanya timbul melaksanakan pekerjaan profesi (ahli) yang
perikatan usaha (inspanning verbintenis) terikat pada suatu kode etik.
atau perikatan hasil/akibat (resultaats Disamping itu kenyataan menunjukan
verbintenis). Dikaitkan dengan pendapat King bahwa dengan semakin terdidiknya
diatas, dapat disimpulkan bahwa dalam masyarakat umum dan semakin banyak
hubungan antara dokter dengan pasien yang beredarnya buku pengetahuan populer
perlu diperhatikan bukan adanya atau tidak tentang penyakit dan kesehatan, maka kaum
adanya suatu kontrak yang melandasinya, awam juga semakin kritis terhadap pelayan
melainkan adanya hubungan profesional dalam medik yang diterimanya. Kesenjangan penge-
pelayanan medik yang dititikberatkan tahuan yang secara klasik telah menyebabkan
pada pemberian pertolongan yang di- ketidakseimbangan hubungan antara dokter
dasarkan pada kewajiban memberikan pera- dengan pasien, sekarang makin mengecil dan
watan dan pengobatan. Dengan demikian, mempengaruhi penilaian awam terhadap
perikatan antara dokter dengan pasien termasuk doktet lebih dari itu, makin besar pembagian
dalam perikatan usaha (inspanning tugas (division of labour) dalam bidang
verbintenis), yang diperhatikan dalam kedokteran kepada berbagai jenis tenaga
perikatan ini adalah: “ apakah dalam paramedik dan tenaga non medik, maka
melakukan tindakan medik tersebut dokter telah makin berkurang pula wewenang dokter, dan
berusaha dengan maksimal dan didasarkan makin terbuka terhadap penilaian
pada nilai etik dan moral “ dan kritik.
Didasarkan atas prinsip penentuan Oleh karena itu dapat dikatakan
nasib sendiri dan prinsip bahwa setiap orang bahwa mengecilnya kesenjangan, penge-
berhak nasibnya sendiri dan prinsip bahwa tahuan antara dokter dengan pasien dan
setiap orang bertanggungjawab atas semakin terbaginya otonomi profesi dokter
kesehatannya terhadap diri sendiri, maka kepada pihak lain, akan banyak ber-
setiap penduduk berhak untuk menentukan pengaruh pada penilaian dan pengendalian
apakah akan memanfaatkan pelayanan profesi dokter. Dengan demikian baik
medik yang tersedia atau tidak. Oleh karena dokter maupun pasien mempunyai hak dan
itu jika seseorang datang kepada dokter untuk kewajiban yang dilindungi oleh undang-
memanfaatkan pelayanan medik yang tersedia undang sehingga kedudukan hukumnya
maka berarti tindakannya itu didasarkan seimbang dan sederajat.
tanggung jawabnya atas kesehatannya sendiri.
Disinilah timbul prinsip hubungan kerjasama Standar Pelayanan Medis
antara dokter dengan pasien, dan bukan jual Pelayanan kesehatan (medis) merupa-
beli jasa. Dengan demikian pada saat pasien kan hal yang penting yang harus dijaga
datang kepada dokter untuk meminta maupun ditingkatkan kualitasnya sesuai
pertolongan, terjadilah kontrak secara tidak standar pelayanan yang berlaku, agar
tertulis. Oleh karena itu, menurut Leenen masyarakat sebagai konsumen dapat
dasar yuridis pemberian pertolongan dalam merasakan pelayanan yang diberikan.
pelayanan medik adalah hak atas perawatan Pelayanan sendiri hakikatnya merupakan
kesehatan dan hak atas penentuan nasib sendiri. suatu usaha untuk membantu menyiapkan
Sekarang timbul pertanyaan, segala sesuatu yang diperlukan orang lain
bagaimana kedudukan hukum para pihak serta dapat memberikan kepuasan sesuai
dalam pelayanan medik? Didalam pelayanan dengan keinginan yang diharapkan oleh
medik, dokter dapat dilihat dalam konsumen. Terdapat tiga komponen yang
kedudukannya selaku profesional dibidang terlibat dalam suatu proses pelayanan yakni :
medik yang harus berperan aktif. Dan pasien 1. Pelayanan sangat ditentukan oleh kualitas
dapat dilihat dalam kedudukannya sebagai pelayanan yang diberikan
penerima pelayanan medik yang mempunyai 2. Siapa yang melakukan layanan, dan
penilaian terhadap penampilan dan mutu 3. Konsumen yang menilai suatu
pelayanan medik yang diterimanya. Hal ini pelayanan melalui harapan yang
disebabkan, dokter bukan hanya diinginkannya.

Lex Jurnalica Volume 12 Nomor 2, Agustus 2015 145


Pertanggungjawaban Perdata Seorang Dokter Dalam Kasus Malpraktek Medis

Jasa dan Pelaku Usaha


Gronroos dalam Sutopo, menyatakan Apakah sebenarnya yang dimaksud
bahwa terdapat 6 (enam) kriteria pokok dengan pelaku usaha dan konsumen itu?
kualitas pelayanan yang baik antara lain: Pengertian pelaku usaha tercantum dalam
1. Profesionalisme dan keterampilan pasal 1 Nomor 3 Undang-Undang Perlindungan
(profesionalisme and skill) Konsumen (UUPK) yang menyebutkan bahwa:
2. Sikap dan Perilaku (attitudes an “pelaku usaha adalah setiap orang
behaviour) perseorangan atau badan usaha baik yang
3. Mudah dicapai dan fleksibel (accessibility berbentuk badan hukum maupun bukan
and flexibility) badan hukum yang diberikan dan
4. Reliable dan terpercaya (reliability and berkedudukan atau melakukan kegiatan
trustworthiness) dalam wilayah hukum negara RI, baik sendiri
5. Perbaikan (recovery) maupun bersama-sama melalui perjanjian
6. Reputasi dan Kredibilitas (reputations and menyelenggarakan kegiatan usaha dalam
credibility) berbagai bidang ekonomi”. Sedangkan dalam
penjelasn UUPK yeng termasuk pelaku
Tingkat keberhasilan kualitas pelayanan usaha yaitu perusahaan, korporasi, BUMN,
kesehatan dapat dipandang dari tiga subyek koperasi, importir, pedagang, distributor, dan
yakni pemakai, penyelenggara, dan lain-lain. Jadi pengertian pelaku usaha
penyandang dana pelayanan kesehatan. Bagi dalam Undang-Undang Perlindungan
pemakai jasa kesehatan, kualitas pelayanan Konsumen tersebut luas sekali, karena
lebih terkait pada dimensi ketanggapan pengertiannya tidak dibatasi hanya
petugas memenuhi kebutuhan pasien, pabrikan saja, melainkan juga para distributor
kelancaran komunikasi petugas dengan (dan jaringannya), serta termasuk
pasien, keprihatinan serta keramahan para importer.
petugas melayani pasien. Bagi penyelenggara Rumah sakit merupakan sebuah
pelayanan kesehatan, kualitas pelayanan institusi playanan kesehatan yang
kesehatan lebih terkait pada dimensi terorganisasi serta sangat dinamis. Sementara
kesesuaian pelayanan yang diselenggarakan menurut Departemen Kesehatan RI, rumah
dengan perkembangan ilmu dan teknologi sakit diartikan sebagai sarana kesehatan yang
mutakhir dan/atau otonomi profesi dalam berfungsi melaksanakan pelayanan kesehatan
penyelenggaraan pelayanan kesehatan. rujukan, fungsi medik spesialistik dan
Sedangkan bagi penyandang dana pelayanan subspesialistik yang mempunyai fungsi utama
kesehatan, lebih terkait dengan dimensi menyediakan dan menyelenggarakan upaya
efisiensi pemakaian sumber dana, kewajaran kesehatan yang bersifat penyembuhan dan
pembiayaan kesehatan, dan/atau kemam- pemulihan pasien. Institusi tersebut dapat
puan pelayanan kesehatan mengurangi berubah sesuai dengan perkembangan yang
kerugian penyandang dana pelayanan keehatan. terjadi setiap waktu baik dari segi teknologi,
Dokter sebagai profesi yaitu suatu managemen, fasilitas maupun sumber daya
pekerjaan yang bersifat memberikan manusia yang terlibat dalam kegiatan
pelayanan dan setidaknya memiliki dua unsur pengelolaan rumah sakit.
penting, antara lain: Sementara Tenaga Kesehatan menurut
1. menerapkan seperangkat pengetahuan Peraturan Pemerintah Republik
yang tersusun secara sistematis terhadap Indonesia Nomor 32 Tahun 1996 Tentang
problematika terhadap problem-problem Tenaga Kesehatan Pasal 1 ayat (1)
tertentu; adalah “setiap orang yang mengabdikan diri
2. problem-problem tersebut mempunyai dalam bidang kesehatan serta
relevansi yang besar dalam memiliki pengetahuan dan/atau
hubungannya dengan nilai-nilai yang keterampilan melalui pendidikan di bidang
dipandang pokok dalam masyarakat. kesehatan yang untuk jenis tertentu
memerlukan untuk melakukan upaya
Kedudukan Hukum Pasien selaku Konsumen kesehatan”.

Lex Jurnalica Volume 12 Nomor 2, Agustus 2015 146


Pertanggungjawaban Perdata Seorang Dokter Dalam Kasus Malpraktek Medis

Pengertian konsumen dalam pasal (BW). Suatu perjanjian


1 angka memang
(2) Undang-Undang
tidak
Perlindungan Konsumen, bahwa diharuskan untuk dibuat secara tertulis
batasankonsumen yaitu: “setiap orang pemakai kecuali untuk perjanjian-perjanjian tertentu
barang atau jasa yang tersedia dalam yang secara khusus disyaratkan adanya
masyarakat baik bagi kepentingan diri sendiri, formalitas ataupun perbuatan (fisik) tertentu.
keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup Suatu perjanjian menurut Pasal 1313 KUH
lain dan tidak untuk diperdagangkan”. Perdata yaitu suatu perbuatan dimana satu
Penjelasan Undang-Undang Perlin- orang atau lebih melibatkan satu orang lain
dungan Konsumen bahwa pengertian atau lebih. Sedangkan untuk syarat sahnya
konsumen adalah konsumen akhir. Jika suatu perjanjian ditegaskan dalam Pasal 1320
dihubungkan dengan pasal 1 angka 3 KUH Perdata, bahwa perjanjian sah jika:
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 1. Dibuat berdasarkan kata sepakat dari
Tentang Perlindungan Konsumen, distributor pihak, tanpa adanya paksaan kekhilafan
maupun retailer mempunyai kedudukan yang maupun penipuan;
sama. Hak dan kewajiban mereka seperti yang 2. Dibuat oleh mereka yang cakap untuk
tercantum dalam pasal 6 dan pasal 7 Undang- bertindak dalam hukum;
Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang 3. Memiliki obyek perjanjian yang jelas;dan
Perlindungan Konsumen yang mengatur hak 4. Didasarkan pada klausula yang halal.
dan kewajiban pelaku usaha terhadap
konsumen. Hubungan hukum timbul antara pasien dan
Dari sudut pandangan sosiologis dapat rumah sakit dapat dibedakan pada dua macam
dikatakan bahwa pasien maupun tenaga perjanjian yaitu:
kesehatan memainkan peranan-peranan 1. Perjanjian perawatan dimana terdapat
tertentu dalam masyarakat. Dalam kesepakatan anatara rumah sakit dan
hubungannya dengan tenaga kesehatan, pasien bahwa pihak rumah sakit
misalnya dokter, tenaga kesehatan menyediakan antara rumah sakit dan
mempunyai posisi yang dominant apabila pasien bahwa pihak rumah sakit
dibandingkan dengan kedudukan pasien yang menyediakan kamar perawatan dan
awam dalam bidang kesehatan. 35Pasien dimana tenag perawatan melakukan
dalam hal ini, dituntut untuk mengikuti tindakan perawatan.
nasihat dari tenaga kesehatan, yang mana 2. Perjanjian medis dimana terdapat
lebih mengetahui akan bidang pengetahuan kesepakatan antara rumah sakit dan
tersebut. Dengan demikian pasien senantiasa pasien bahwa tenaga medis pada
harus percaya pada kemampuan dokter rumah sakit akan berupaya secara
tempat dia menyerahkan nasibnya. Pasien maksimal untuk menyembuhkan
sebagai konsumen dalam hal ini, merasa pasien melalui tindakan medis
dirinya bergantung dan aman apabila tenaga Inspannings Verbintenis.
kesehatan berusaha untuk menyembuhkan
penyakitnya. Berdasarkan ketentuan tersebut, maka
pada dasarnya perjanjian sebagai hubungan
Hubungan Hukum Pelaku Usaha dan hukum antara pasien dan dokter adalah
Pasien Selaku Konsumen Jasa Pelayanan transaksi terapiutek yaitu sebuah transaksi
Medis antara dokter dan pasien dimana masing-
Hubungan hukum antara pelaku masing harus memenuhi syarat-syarat dalam
usaha dengan konsumen yang sering terjadi aturan hukum (syarat sahnya perjanjian).
hanya sebatas kesepakatan lisan menganai
harga barang dan atau jasa tanpa diikuti dan Jenis - Jenis Malpraktek Medis
ditindaklanjuti dengan suatu bentuk Malpraktik kedokteran, pada dasarnya
perjanjian tertulis yang ditandatangani oleh masuk dalam dua lapangan hukum, yakni
para pihak. Ketentuan umum mengenai perdata dan pidana. Masuk perdata sebagai
bentuk perjanjian tersebut diatur dalam wanprestasi dan atau perbuatan melawan
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata hukum yang membebankan pertanggung-

Lex Jurnalica Volume 12 Nomor 2, Agustus 2015 147


Pertanggungjawaban Perdata Seorang Dokter Dalam Kasus Malpraktek Medis

jawaban pemulihan kerugian. Masuk


lapangan hukum pidana sebagai suatu Pertanggungjawaban Dokter Dalam Hukum
kejahatan, yang membeban pertanggung- Perdata
jawaban pidana. Malpraktik pidana pada Dasar untuk pertanggungjawaban
dasarnya juga sekaligus masuk lapangan medik adalah perbuatan melawan hukum
perdata melalui perbuatan melawan hukum. (onrechtmatige daad), dokter telah berbuat
melawan hukum karena tindakannya
Ada 3 jenis Malpraktek Medis, yaitu: bertentangan dengan azaz kepatutan,
1. Malpraktek kriminil (pidana) ketelitian serta sikap hati-hati yang diharapkan
2. Malpraktek sipil (perdata) dari padanya dalam pergaulan dengan sesame
3. Malpraktek etik warga masyarakat (tanggungjawab berdasarkan
undang-undang).
Dalam hal ini yang berlaku adalah
Pasal 58 Undang-Undang Nomor 36 Tahun
Hubungan Hukum Membentuk 2009 Tentang Kesehatan, 1365 KUH Perdata
Pertanggungjawaban Perdata Bagi Dokter (Pasal 1401 BW) mengenai ketentuan
Hubungan hukum dokter dan pasien perbuatan melanggar hukum. Untuk dapat
dari sudut perdata berada dalam suatu mengajukan gugatan berdasarkan perbuatan
perikatan hukum. Perikatan hukum adalah melanggar hukum harus dipenuhi 4 (empat)
suatu ikatan antara dua atau lebih subjek syarat seperti yang tersebut dalam Pasal 1365
hukum untuk melakukan atau tidak KUH Perdata, yaitu:
melakukan sesuatu atau memberikan sesuatu 1. Pasien harus mengalami suatu kerugian;
(1313 jo 1234 BW). Sesuatu disebut prestasi. 2. Ada kesalahan atau kelalaian (disamping
Untuk memenuhi prestasi yang pada dasarnya perseorangan, rumah sakit juga bisa
adalah suatu kewajiban hukum bagi para pihak bertanggung jawab atas kesalahan atau
yang membuat perikatan hukum (pada kelalaian pegawainya);
perikatan hukum timbal balik). Bagi pihak 3. Ada hubungan kausal antara kerugian
dokter, prestasi berbuat sesuatu adalah dan kesalahan;
kewajiban hukum untuk berbuat dengan sebaik 4. Perbuatan itu melanggar hukum.
dan secara maksimal (perlakuan medis) bagi
kepentingan kesehatan pasien, dan kewajiban Pada pertanggungjawaban dalam
hukum untuk tidak berbuat salah atau keliru perbuatan melanggar hukum, unsur
dalam perlakuan medis, dalam arti kata kesalahan itu berdiri sendiri (schuld wet
kewajiban untuk pelayanan kesehatan zelfstanding vereist). Dilain pihak
pasien dengan sebaik-baiknya. Malpraktik nampaknya masalah tentang kesalahan dalam
kedokteran dari sudut perdata terjadi apabila perbuatan melanggar hukum, pada kejadian-
perlakuan salah dokter dalam hubungannya kejadian tertentu nilainya menjadi
dengan pemberian prestasi menimbulkan kurang penting karena ada kecendrungan
kerugian keperdataan (diatur dalam hukum unsur kesalahan “dikhayalkan”
perdata). (deschuldfictie), “diandaikan” (de schuld-
Perikatan hukum lahir oleh 2 (dua) vermoeden), “diobyektifsir” (de schuld-
sebab atau sumber, yang satu oleh suatu objectivering).
kesepakatan (1313 BW) dan yang lainnya oleh
sebab UU ( 1352 BW). Tanggungjawab Hukum Pemberi Pelayan
Hubungan hukum dokter pasien berada dalam Kesehatan Terhadap Dugaan Kasus
jenis perikatan hukum yang lahir sebab UU. Malpraktik Medis
Pelanggaran hukum dokter atas kewajiban Menurut hukum, setiap pertanggung
hukum dokter karena UU membawa suatu jawaban harus mempunyai dasar, yaitu hal
keadaan perbuatan melawan hukum yang menyebabkan timbulnya hak hukum
(onrechtmatige daad) dokter dimana kedua- seorang untuk menuntut orang lain sekaligus
duanya mengemban pertanggungjawaban berupa hal yang melahirkan kewajiban hukum
penggantian kerugian. orang lain itu untuk memberi

Lex Jurnalica Volume 12 Nomor 2, Agustus 2015 148


Pertanggungjawaban Perdata Seorang Dokter Dalam Kasus Malpraktek Medis

pertanggungjawabannya.
Secara umum prinsip-prinsip tanggup Black, HC., Black’s Law Dictionary. St. Paul,
jawab dalam hukum dibedakan sebagai MN: West Publishing Co.
berikut:
1. prinsip tanggung jawab berdasarkan Daldiyono, Prof., Dr., dr., “Pasien Pintar dan
unsur kesalahan (liability based on Dokter Bijak”, PT. Bhuana Ilmi
fault); Populer, Jakarta, 2007
2. prinsip praduga untuk selalu
bertanggung jawab (presumption of Departemen Kesehatan RI, “Pedoman Umum
liability); Pelayanan Kesehatan di Rumah
3. prinsip praduga untuk tidak selalu Sakit”, Depkes, Jakarta, 1987
bertanggung jawab (presumption of non
liability); Guwandi, J, “SH: Kelalaian Medik”, FKUI,
4. prinsip tanggung jawab mutlak (strict Jakarta, 1990
liability;)
5. prinsip tanggung jawab dengan _______, “Dokter, Pasien. Dan Hukum,” Balai
pembatasan (limitation of liability). Penerbit FKUI, Jakarta, 2003
_______, “Tindakan Medik dan
Kesimpulan Pertanggungjawaban Medik”, Balai
Hasil akhir suatu pengobatan atau Penerbit FKUI, Jakarta, 1986
tindakan medik sangat tergantung dari banyak
fakor, karena itu tidak setiap tindakan Huijbers Theo, “Filsafat Hukum dalam
medik yang mengakibatkan kematian atau Lintasan Sejarah”, cet II, Jakarta:
cacat berat tidak selalu disebut malpraktek Kanisius, 1995
yang harus diselesaikan melalui pengadilan
dengan menggunakan pasal-pasal yang ada Keputusan Menteri Kesehatan Republik
dalam KUH Perdata atau Undang-Undang Indonesia Nomor
yang mengatur masalah malpraktek. 290/Men.Kes/PER/III/2008 Tentang
Dasar Pertanggungjawaban Tenaga Persetujuan Tindakan Medik
Kesehatan (dokter, rumah sakit, dan tenaga
kesehatan lainnya) yaitu Perbuatan melawan Keputusan Menteri Kesehatan Republik
hukum (onrechtmatige daad), dokter telah Indonesia Nomor
berbuat melawan hukum karena tindakannya 377/Menkes/SK/III/2007 Tentang
bertentangan dengan azaz kepatutan, Standar Profesi Perekam Medis dan
ketelitian serta sikap hati-hati yang Informasi Kesehatan
diharapkan dari padanya dalam pergaulan
dengan sesama warga masyarakat KI Jayanti Nusye, “Penyelesaian Hukum
(tanggungjawab berdasarkan undang-undang) dalam Malpraktik Kedokteran”,
sesuai ketentuan Pasal 1365 KUH Perdata, Pustaka Yustisia, Yogyakarta, 2009
sedangkan dasar gugatan pasien dalam
meminta pertanggungjawabannya adalah Pasal Konsumen Nasional, Lembaran Negara
58 UndnagUndang Nomor 36 Tahun 2009 Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor
Tentang Kesehatan. 102, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4125;
Daftar Pustaka
Ali Ahmad, “Menguak Tabir Hukum (Suatu Leenen & Lamintang, “Pelayanan Kesehatan
Kajian Filosofis dan Sosiologis)”, PT> dan Hukum”, Binacita, Bandung, 1991
TOKO GUNUNG AGUNG Tbk, Jakarta,
2002 Lubis Sofyan M, Drs., SH, “Mengenal Hak
Konsumen dan Pasien”, Pustaka
Amir Amri Dr, “Hukum Kesehatan”, CDK ed 80, Yustisia, Yogyakarta, 2009
Jakarta, 1992

Lex Jurnalica Volume 12 Nomor 2, Agustus 2015 149


Pertanggungjawaban Perdata Seorang Dokter Dalam Kasus Malpraktek Medis

Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun2001 Supriadi Wila Chandrawila, “Hukum


Tentang Badan Perlindungan Kedokteran”, CV. Mandar Maju,
Bandung, 2001
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 57 Tahun 2001 Tentang Badan Sutopo, “Standar Kualitas Medis”, Mandar Maju,
Perlindungan Konsumen Nasional; Jakarta, 2000

Peraturan Pemerintah Menkes RI Nomor Triwulan Tutik Titik & Febriana Shita,
262/Men.Kes/PE/VII/1979 “Perlindungan Hukum Bagi Pasien,
Prestasi Pustaka Karya”, Jakarta, 2010
Poernomo Bambang DR, SH, “ Pengembangan
Pendidikan Hukum Kesehatan di FK Undang-Undang Kesehatan, C.V. Arial Wijaya,
dan FH”, Konas III PERHUKI, Jakarta, 1992
Yogyakarta, 1993
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23
Shidarta, “Hukum Perlindungan Konsumen Tahun 1992 Tentang Kesehatan,
Indonesia”, Jakarta, Grasindo, 2000 Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1992 Nomor 56. Tambahan
Sidabalok,Janus, “Hukum Perlindungan Lembaran Negara Republik Indonesia
Konsumen di Indonesia Nomor 128;
Pertanggungjawaban Menurut Hukum
Perdata”, Raja Grafindo Persada, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8
Jakarta, 2006 Tahun 1999 Tentang Perlindungan
Konsumen, Lembaran Negara Republik
Soewono Hendrojono, Dr. H., SH., MPA., Indonesia Tahun 1999 Nomor 42
M.Si., “Batas Pertanggungjawaban Tambahan Lembaran Negara Republik
Hukum Malpraktek Dokter Dalam Indonesia Nomor 3821;
Transaksi Terapeutik”, Srikandi, 2007
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
Subandi, tth, “Hak dan Kewajiban Pelaku 24 Tahun 2004 Tentang Praktik
Usaha Terhadap Konsumen Domestik Kedokteran, Lembaran Negara
Dihubungkan dengan Pasal 6 dan 7 Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor
Undang-Undang Nomor 8 tahun 1999 116, Tambahan Lembaran Negara
tentang Perlindungan Konsumen. Republik Indonesia Nomor 4431;
”http:/banswins.blogspot.com
/PERLINDUNGANKONSUMEN/hak- Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36
dan-kewajiban-pelaku-usaha Tahun 2009 Tentang Kesehatan,
terhadap.html Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 144;
Subekti, Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata, Pradnya Paramitha, Jakarta,
1990

Subekti, “Pokok- Pokok Hukum Perdata,


Intermasa”, Jakarta, 1985

Sudikno Mertokusumo, “Bunga Rampai Ilmu


Hukum, Liberty”, Yogyakarta, 1984

_______, “Mengenal Hukum”, Liberty,


Yogyakarta, 1986

Lex Jurnalica Volume 12 Nomor 2, Agustus 2015 150

Anda mungkin juga menyukai