Anda di halaman 1dari 8

ILMU GIZI INDONESIA ISSN 2580-491X (Print) Vol. 02, No.

01, 25-32
ilgi.respati.ac.id ISSN 2598-7844 (Online) Agustus 2018

Hubungan body image dengan pola makan dan aktivitas fisik pada mahasiswa
obesitas di Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Respati Yogyakarta

Body image, food consumption patterns and physical activities correlation in obese
students at Health Science Faculty Respati Yogyakarta University
Agnes Felisitas G. Ritan¹, Wahyu Rochdiat Murdiono¹, Endang Nurul Syafitri2*
Program Studi S-1 Ilmu Keperawatan Universitas Respati Yogyakarta; 2Program
1

Pendidikan Profesi Ners Universitas Respati Yogyakarta


Diterima: 08/05/2018 Ditelaah: 18/05/2018 Dimuat: 27/08/2018

Abstrak
Latar Belakang: Body image seseorang dapat berubah karena beberapa hal, misalnya perubahan fisik
seperti bertambahnya berat badan. Body image yang negatif akan berdampak pada pola makan dan aktivitas
fisik sehingga seseorang akan melakukan berbagai cara untuk menurunkan berat badan. Berdasarkan hasil
studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 20 Januari 2017 pada mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Respati Yogyakarta, didapatkan hasil 12 orang mengalami obesitas. Enam orang mahasiswa
mengatakan membatasi jumlah makan dan dua orang mahasiswa mengatakan melakukan aktivitas yang
tinggi untuk mengurangi berat badan. Tujuan: Mengetahui hubungan antara body image dengan pola
makan dan aktivitas fisik pada mahasiswa obesitas. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian analitik
dan bersifat kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel, yaitu purposive
sampling dengan jumlah responden 45 orang. Instrumen yang digunakan adalah Multidimensional Body
Self Relation Questionaire Appearance Scale, Food Frequency Questionnaire, International Physical
Activity Questionnaire. Data diolah dan dianalisis menggunakan uji statistik yaitu uji Chi Square dengan CI
95%. Hasil: Tidak ada hubungan antara body image dengan pola makan pada mahasiswa obesitas dengan
nilai p=0,137, dan tidak ada hubungan antara body image dengan aktivitas fisik pada mahasiswa obesitas
dengan nilai p=0,999. Kesimpulan: Tidak ada hubungan signifikan antara body image dengan pola makan
dan aktivitas fisik.

Kata kunci: body image; pola makan; aktivitas fisik; obesitas

Abstract
Background: Physical changes like increase of body weight can change body image. Negative body image
will affect one’s food consumption patterns and his/her physical activities, so it can motivate someone
to make every effort to lose weight. The preliminary study carried out on 20 January 2017 among obese
students at Health Science Faculty Respati Yogyakarta University indicated that there were 12 respondents
with obesity. Six respondents stated that they limited their food consumption to lose their body weights,
while two respondents got engaged in an intense physical activity. Objective: To find out the correlations
of body image with food consumption patterns and physical activities among obese students. Methods: It
was quantitative and analytic research using a cross sectional approach. A purposive sampling technique
was used to collect data from as many as 45 students. To obtain data, the research employed several
instruments, such as Multidimensional Body Self Relation Questionnaire Appearance Scale, Food
Frequency Questionnaire, and International Physical Activity Questionnaire. The Chi Square test with
the confidence internal of 95% was used to analyze data statistically. Results: There was no significant
correlation of body image with food consumption patterns among obese students (p=0.137). Meanwhile,
on the correlations between body image and physical activities among obese students, the statistic test
indicated p=0.999. Conclusion: There was no significant correlation of body image with food consumption
patterns and physical activities.

Keywords: body image; food consumption patterns; physical activities; obesity

*Korespondensi: Endang Nurul Syafitri, Program Pendidikan Profesi Ners, Universitas Respati
Yogyakarta, Jalan Raya Tajem Km 1,5, Maguwoharjo, Depok, Sleman, Yogyakarta, telepon/ fax 25
(0274) 4437888/ 4437999, email: endang.ns85@gmail.com
Ilmu Gizi Indonesia, Vol. 02, No. 01, Agustus 2018 : 25-32

PENDAHULUAN suatu cara untuk merubah penampilan. Salah


Data WHO pada tahun 2013 menunjukan satu upaya yang dilakukan adalah melalui
bahwa obesitas merupakan masalah perilaku diet.
epidemiologi global yang menjadi ancaman Body image negatif juga dapat
serius bagi kesehatan masyarakat dunia. menyebabkan terjadinya gangguan perilaku
Secara keseluruhan lebih dari 10% populasi makan seperti anoreksia nervosa. Anoreksia
orang dewasa di dunia menderita obesitas dan nervosa adalah gangguan makan yang
hampir 300 juta adalah wanita. Oleh karena ditandai dengan gangguan citra tubuh,
itu, kelebihan berat badan menempati urutan ketakutan yang luar biasa akan kegemukan
kelima dari risiko penyebab kematian global sehingga membatasi jumlah makanan dengan
(1). Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar sangat ketat. Selain dengan diet, hal lain
tahun 2013, kejadian obesitas di Indonesia yang juga dilakukan untuk mengurangi berat
terus meningkat. Sebesar 14,8% usia dewasa badan adalah dengan melakukan aktivitas
(>18 tahun) mengalami obesitas dengan IMT fisik berlebihan. Apabila aktivitas fisik
>27. Sementara angka kejadian obesitas pada tersebut tidak dilakukan secara teratur, risiko
usia dewasa di Daerah Istimewa Yogyakarta gangguan kesehatan seperti serangan jantung
sebesar 15,8%. Ketidakseimbangan antara dapat meningkat.
aktivitas fisik, asupan energi dan zat gizi Berdasarkan hasil studi pendahuluan di
dapat menyebabkan obesitas. Pola makan Universitas Respati Yogyakarta pada tanggal
yang merupakan pencetus terjadinya obesitas 20 Januari 2017, didapatkan 12 mahasiswa
adalah mengonsumsi makanan dalam porsi mengalami obesitas dengan Indeks Massa
besar atau melebihi kebutuhan (2). Tubuh (IMT) lebih dari 27. Mahasiswa
Studi sebelumnya menyatakan terdapat merasa tidak puas dengan bentuk tubuhnya
hubungan antara pola makan dan aktivitas karena terlalu gemuk dan tidak enak dilihat.
fisik dengan berat badan lebih pada remaja Sebanyak enam mahasiswa mengatakan
SMAN 4 Semarang. Hal ini mengindikasikan bahwa mereka membatasi jumlah makanan
bahwa pola makan merupakan faktor untuk mengurangi berat badan, yaitu dengan
risiko dari kejadian berat badan lebih. Pola mengurangi porsi nasi dimana hanya makan
makan berlebih dan sangat berlebih dapat kira-kira satu setengah sendok nasi saja dan
meningkatkan kejadian berat badan lebih. lebih banyak mengkonsumsi sayur, dan yang
Selain pola makan, aktivitas fisik ringan lainnya mengatakan makan seperti biasa.
dapat menyebabkan terjadinya berat badan Selain itu, terdapat dua mahasiswa yang
lebih (3). melakukan aktivitas berat seperti aerobik
Berat badan lebih dapat menyebabkan untuk mengurangi berat badan dan yang
gangguan pada body image. Timbulnya body lainnya hanya melakukan aktivitas sedang
image negatif dapat mengakibatkan gangguan seperti berjalan. Dari uraian tersebut, peneliti
citra tubuh. Gangguan pada body image tertarik untuk meneliti hubungan body
atau citra tubuh dapat berupa perasaan tidak image dengan pola makan dan aktivitas fisik
puas terhadap perubahan struktur, bentuk pada mahasiswa obesitas di Fakultas Ilmu
dan fungsi tubuh. Seseorang yang memiliki Kesehatan, Universitas Respati Yogyakarta.
body image negatif akan memiliki penilaian
yang negatif pula terhadap kondisi tubuhnya METODE
dan menganggap kondisi tubuhnya sebagai Jenis penelitian ini adalah observasional
sesuatu yang tidak menarik bagi orang lain. analitik untuk mencari hubungan antara
Oleh karena itu, dirinya perlu melakukan variabel yang diteliti, yaitu hubungan body

26
Agnes Felisitas G. Ritan, dkk. : Hubungan body image dengan pola

image dengan pola makan dan aktivitas fisik responden untuk membagikan kuesioner,
pada mahasiswa obesitas di Universitas dan dibagikan setelah responden selesai
Respati Yogyakarta. Populasi penelitian ini mengikuti kuliah. Kuesioner juga dibagikan
adalah semua mahasiswa yang mengalami kepada masing-masing responden di tempat
obesitas di Fakultas Ilmu Kesehatan kos setelah pulang kuliah. Mahasiswa yang
Universitas Respati Yogyakarta dan sampel bersedia menjadi responden akan diminta
penelitian berjumlah 45 responden (4). waktunya untuk menjawab pertanyaan sesuai
Penelitian ini menggunakan pendekatan dengan kuesioner, dan sebelum dilakukan
cross sectional yaitu peneliti melakukan pengisian kuesioner, responden dimintai
pengumpulan data variabel bebas (body image) untuk mengisi lembar persetujuan menjadi
dan variabel terikat (pola makan dan aktivitas responden. Data diolah dan dianalisis
fisik) pada satu satuan waktu di masing- menggunakan uji statistik yaitu uji Chi
masing responden. Pengumpulan data primer Square dengan CI 95%.
menggunakan kuesioner. Instrumen body
image menggunakan Multidimensional Body HASIL
Self Relation Questionaire Appearance Scale Karakteristik yang dikaji dalam studi
(MBSRQ-AS), pola makan menggunakan ini meliputi jenis kelamin, body image, pola
Food Frequency Questionnaire (FFQ), dan makan, dan aktivitas fisik. Karakteristik
aktivitas fisik menggunakan International responden dapat dilihat pada Tabel 1 dan
Physical Activity Questionnaire (IPAQ). Tabel 2. Hubungan body image dengan pola
Sampel penelitian ini adalah mahasiswa makan dan aktivitas fisik dapat dilihat di
obesitas yang berjumlah 45 orang. Penentuan Tabel 3 dan Tabel 4. Tidak ada hubungan
besar sampel menggunakan teknik purposive antara body image dengan pola makan
sampling. Peneliti langsung mendatangi (p=0,137) dan tidak ada hubungan antara
body image dengan aktivitas fisik (p=0,999).

Tabel 1. Distribusi karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin pada mahasiswa


obesitas di Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Respati Yogyakarta
Karakteristik Frekuensi %
Jenis kelamin
Laki-laki 5 11,1
Perempuan 40 88,9
Total 45 100,0

Tabel 2. Distribusi frekuensi body image, pola makan dan aktivitas fisik pada mahasiswa
obesitas di Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Respati Yogyakarta
Variabel Frekuensi %
Body image
Baik 2 4,4
Buruk 43 95,6
Pola makan
Baik 28 62,2
Tidak baik 17 37,8
Aktivitas fisik
Tinggi 28 62,2
Sedang 15 33,3
Rendah 2 4,5
27
Ilmu Gizi Indonesia, Vol. 02, No. 01, Agustus 2018 : 25-32

Tabel 3. Hubungan body image dengan pola makan pada mahasiswa obesitas di Fakultas
Ilmu Kesehatan Universitas Respati Yogyakarta
Pola makan
Total
Body image Tidak baik Baik p
n % n % n %
Buruk 15 34,9 28 65,1 43 100,0
Baik 2 100,0 0 0,0 2 100,0 0,137
Total 17 37,8 28 62,2 45 100,0

Tabel 4. Hubungan body image dengan aktivitas fisik pada mahasiswa obesitas di Fakultas
Ilmu Kesehatan Universitas Respati Yogyakarta
Aktivitas fisik
Body Total
Rendah Sedang Tinggi p
image
n % n % n % n %
Buruk 2 4,6 14 32,6 27 62,8 43 100,0
Baik 0 0,0 1 50,0 1 50,0 2 100,0 0,999
Total 2 4,5 15 33,3 28 62,2 45 100,0

PEMBAHASAN Perempuan memiliki potensi obesitas


lebih besar karena tingkat metabolisme basal
Karakteristik Responden
pada laki-laki lebih tinggi dibandingkan
Karakteristik mahasiswa obesitas di
perempuan. Perempuan juga memiliki lebih
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Respati
sedikit otot dibandingkan laki-laki. Hal ini
Yogyakarta dapat dilihat dari jenis kelamin
terkait fungsi otot yang dapat membakar lemak
responden. Jumlah responden perempuan
daripada sel-sel lain. Teori tersebut didukung
lebih banyak dibandingkan dengan laki-
oleh penelitian yang dilakukan sebelumnya,
laki. Jumlah responden perempuan sebanyak
yaitu ada hubungan signifikan antara jenis
40 orang (88,9%) dan responden laki-laki
kelamin dengan kejadian obesitas, dimana
sebanyak 5 orang (11,1%).
cadangan lemak tubuh pada perempuan lebih
Kejadian obesitas yang banyak terjadi pada
tinggi dibandingkan dengan laki-laki (6).
perempuan bisa disebabkan oleh beberapa
faktor, diantaranya adalah pengaruh hormon. Body Image
Penumpukan lemak tak lepas dari kebutuhan Sebagian besar responden memiliki body
estrogen yang dimiliki perempuan. Salah satu image buruk yaitu sebanyak 43 orang (95,6%).
fungsi dari estrogen adalah mempertahankan Seseorang yang berada dalam kategori body
dan mengembangkan tanda-tanda fisik image buruk selalu tidak percaya diri, merasa
perempuan. Perempuan lebih banyak minder, mudah emosi karena tidak menerima
menghasilkan hormon estrogen dibandingkan keadaan dirinya sendiri, dan apabila keadaan
dengan laki-laki. Akibatnya, perempuan lebih ini semakin memburuk bisa mengakibatkan
cepat mengalami obesitas karena hormon individu menarik diri (7).
tersebut menyebabkan penumpukan lemak Hal penting terkait body image salah
untuk membentuk pinggul dan payudara. satunya adalah bentuk tubuh. Perubahan
Rata-rata perempuan memiliki cadangan fisik yang dialami oleh seseorang bisa
lemak tubuh lebih banyak dibandingkan laki- memengaruhi hubungan dengan orang lain.
laki (5). Penelitian sebelumnya menyatakan bahwa

28
Agnes Felisitas G. Ritan, dkk. : Hubungan body image dengan pola

terdapat hubungan signifikan antara body Jenis makanan yang dikonsumsi pada
image dengan kepercayaan diri mahasiswa penelitian ini: karbohidrat kompleks adalah
obesitas (8). nasi yaitu sebesar 97,8%, protein hewani
Seseorang akan merasa percaya diri didapat dari daging ayam yaitu sebesar
ketika menyadari bentuk tubuhnya sangat 97,8%, protein nabati didapat dari tempe dan
ideal. Akibatnya seseorang akan merasa puas tahu yaitu sebesar 100,0%, buah-buahan yang
melihat bentuk tubuhnya sehingga body image paling sering dikonsumsi yaitu semangka
yang terbentuk menjadi positif. Sebaliknya, sebesar 33,3%, minuman yang paling banyak
jika seseorang memandang tubuhnya tidak dikonsumsi adalah air putih yaitu sebesar
ideal, maka orang tersebut menjadi sibuk 100,0%, dan makanan tambahan yang paling
memikirkan kondisi fisiknya sehingga body sering dikonsumsi adalah biskuit yaitu 75,6%.
image yang terbentuk menjadi negatif dan
Aktivitas Fisik
dapat dikatakan orang tersebut tidak memiliki
Sebanyak 28 orang (62,2%) melakukan
kepercayaan diri.
aktivitas tinggi. Aktivitas tinggi yang
Pola Makan dilakukan seperti: berjalan cepat, berlari,
Hasil analisis data pola makan dalam berenang, naik turun tangga, bersepeda.
penelitian ini menunjukkan bahwa responden Jenis aktivitas fisik tersebut merupakan salah
yang memiliki pola makan yang baik satu jenis dari latihan aerobik dengan tujuan
sebanyak 28 orang (62,2%). Pola makan menurunkan berat badan dan meningkatkan
yang baik atau pola makan yang sehat selalu ketahanan kardiovaskuler. Aerobik adalah
mengacu pada keadaan gizi sesuai dengan aktivitas yang dalam kegiatannya memerlukan
kebutuhan. Terdapat enam unsur gizi yang oksigen. Latihan aerobik yang dilakukan
harus dipenuhi yaitu karbohidrat, protein, setiap hari seperti: jogging, berjalan, berenang,
lemak, vitamin, mineral dan air. Karbohidrat, bersepeda, dan lainnya akan menimbulkan
lemak dan protein merupakan zat gizi makro beberapa perubahan karena adanya stimulus
sebagai sumber energi, sedangkan vitamin pada otot (10).
dan mineral merupakan zat gizi mikro sebagai Aktivitas fisik menentukan kondisi
pengatur kelancaran metabolisme tubuh. Pola kesehatan seseorang karena menyebabkan
makan yang baik dalam hal ini adalah dengan terjadinya proses pembakaran energi. Semakin
mengonsumsi jenis makanan yang beragam. banyak aktivitas fisik seseorang, maka
Jenis makanan yang dikonsumsi harus semakin banyak energi yang terpakai. Orang-
mengandung karbohidrat, protein, lemak dan orang yang kurang melakukan aktivitas fisik
zat gizi yang spesifik. Karbohidrat kompleks akan memerlukan kalori dalam jumlah sedikit
bisa dipenuhi dari gandum, beras, terigu, buah dibandingkan dengan orang dengan aktivitas
dan sayuran. Konsumsi protein harus lengkap yang tinggi.
antara protein nabati dan protein hewani. Aktivitas fisik sangat berpengaruh
Sumber protein hewani didapat dari ikan, terhadap terpeliharanya kapasitas organ-
telur, dan daging, sedangkan protein nabati organ tubuh. Terpeliharanya kapasitas organ-
didapat dari tempe, tahu, kedelai. Vitamin dan organ dalam tubuh akan dapat memperlancar
mineral terdapat pada beberapa jenis makanan semua sistem yang terdapat dalam tubuh,
seperti hati ayam, produk susu, wortel dan salah satunya pencernaan. Aktivitas fisik akan
sayuran (9). membantu proses metabolisme sehingga dapat
mengurangi terjadinya obesitas.

29
Ilmu Gizi Indonesia, Vol. 02, No. 01, Agustus 2018 : 25-32

Hubungan Body Image dengan Pola Hubungan Body Image dengan Aktivitas
Makan pada Mahasiswa Obesitas di Fisik pada Mahasiswa Obesitas di
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Respati Yogyakarta Respati Yogyakarta
Pada penelitian ini didapatkan hasil yaitu Hasil penelitian ini dapat disimpulkan
tidak ada hubungan antara body image dengan bahwa tidak ada hubungan signifikan antara
pola makan pada mahasiswa obesitas di body image dengan aktivitas fisik. Hasil
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Respati penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
Yogyakarta. Penilaian seseorang terhadap dilakukan oleh Rahmasari yang menunjukkan
bentuk tubuhnya merupakan suatu hal yang bahwa tidak ada hubungan signifikan antara
sangat penting dalam hal membangun presepsi body image dengan aktivitas fisik (13).
dirinya. Seseorang akan merasa percaya Aktivitas fisik yang dilakukan harus selalu
diri ketika orang tersebut menyadari bentuk rutin untuk dapat menurunkan berat badan.
tubuhnya yang sangat ideal dan merasa puas Semakin sering berolahraga atau melakukan
melihat bentuk tubuhnya (6). aktivitas maka semakin banyak kalori yang
Penelitian ini sejalan dengan penelitian dibakar. Olaraga atau aktivitas dilakukan
sebelumnya yang menunjukkan bahwa dengan frekuensi lima sampai enam kali
tidak ada hubungan yang signifikan antara dalam seminggu.
persepsi terhadap tubuh dengan pola makan Banyak faktor yang memengaruhi
pada remaja putri karena pola makan yang aktivitas fisik, diantaranya adalah pola makan
diterapkan tidak hanya dipengaruhi oleh dari seseorang. Sebesar 65,1% responden
persepsi terhadap tubuh. Terdapat faktor lain dalam penelitian ini mempunyai pola makan
yang memengaruhi pola makan diantaranya yang baik. Pola makan yang baik dapat
adalah pola asuh orang tua seperti kepercayaan meningkatkan status gizi seseorang. Asupan
dan riwayat keluarga yang memandang tubuh kalori dan zat gizi yang dikonsumsi sangat
ideal sebagai bagian penting serta pengaruh menentukan ketersediaan sumber energi bagi
dari peer group (11). tubuh. Kekurangan asupan kalori dan zat gizi
Lingkungan keluarga sangat besar berdampak pada berkurangnya kemampuan
pengaruhnya terhadap seseorang karena di tubuh untuk melakukan aktivitas fisik.
dalam keluargalah seseorang memperoleh Responden pada penelitian ini memiliki
pengalaman pertama dalam hidupnya. Orang body image buruk dengan aktivitas yang
tua mempunyai pengaruh yang kuat dalam tinggi yaitu sebanyak 27 orang (62,8%).
membentuk kesukaan makan anak-anaknya. Hal ini disebabkan ketidakpuasaan terhadap
Hubungan sosial yang dekat dan berlangsung bentuk tubuh dapat membuat responden
lama antaranggota keluarga memungkinkan melakukan aktivitas yang tinggi atau berat
bagi anggotanya mengenal jenis makanan untuk menurunkan berat badan. Aktivitas fisik
yang sama dengan keluarganya. Teman sebaya membantu mengurangi berat badan karena
juga memegang peranan penting dalam dengan beraktivitas fisik atau berolaraga dapat
pembentukan pola makan seseorang, yang meningkatkan metabolisme tubuh sehingga
mulai memengaruhi sejak anak mulai sekolah cadangan energi yang tertimbun dalam tubuh
(12). berupa lemak dapat terbakar sebagai kalori.

30
Agnes Felisitas G. Ritan, dkk. : Hubungan body image dengan pola

Olahraga dan aktivitas fisik memberikan 4. Dharma KK. Metodologi penelitian


manfaat yang sangat besar dalam keperawatan: panduan melaksanakan dan
penatalaksanaan obesitas. Melakukan aktivitas menerapkan hasil penelitian. Jakarta: CV
fisik secara konsisten dan teratur tidak hanya Trans Info Media; 2011.
membakar kalori, namun juga mengurangi 5. Soegih R & Wiramirhadja K. Obesitas
lemak, meningkatkan massa otot tubuh, dan permasalahan dan terapi praktis. Jakarta:
Sagung Seto; 2009.
memberikan manfaat yang cukup baik secara
6. Sugianti E. Faktor resiko obesitas sentral
psikologi (2).
pada orang dewasa di Sulawesi Utara
[skripsi]. Bogor: Institut Pertanian Bogor;
KESIMPULAN DAN SARAN
2009.
Tidak ada hubungan antara body image
7. Romansyah M, Natalia D. Gangguan
dengan pola makan dan dengan aktivitas fisik body image dihubungkan dengan aktivitas
pada mahasiswa obesitas di Fakultas Ilmu olahraga pada mahasiswa obesitas. Jurnal
Kesehatan Universitas Respati Yogyakarta. STIKES. 2012;5(2).
Saran bagi mahasiswa di Fakultas Ilmu 8. Putri TA. Hubungan antara body image
Kesehatan Universitas Respati Yogyakarta dengan kepercayaan diri mahasiswa yang
adalah lebih mampu untuk menerima keadaan mengalami obesitas [skripsi]. Surakarta:
fisiknya, mempertahankan pola makan, Universitas Muhammadiyah Surakarta;
dan melakukan aktivitas fisik yang dapat 2015.
membantu pengeluaran energi secara teratur. 9. Alamsyah A. Hubungan indeks massa
Bagi peneliti lain disarankan dapat meneliti tubuh dan aktivitas fisik dengan kadar
faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi kolesterol darah pada usia dewasa
tengah di Klinik Penyakit Dalam RSUD
body image seperti peran seseorang dan
Panembahan Senopati Bantul [skripsi].
perbandingan diri dengan orang lain atau dapat
Yogyakarta: Universitas Respati
meneliti pola makan dilihat dari keseluruhan
Yogyakarta; 2015.
aspek pola makan yaitu frekuensi, jenis dan 10. Gibney MJ, Margetts, Barrie M, Kearney,
asupan makanan yang dikonsumsi. John M, Arab, Lenore. Gizi kesehatan
masyarakat. Jakarta: EGC; 2009.
DAFTAR PUSTAKA 11. Ervina R. Pengaruh presepsi tubuh ideal
1. Adriani M, Wijatmadi B. Pengantar gizi terhadap pola makan [skripsi]. Jakarta:
masyarakat. Jakarta: Prenada Media Universitas Indonesia; 2007.
Group; 2012. 12. Suyatno. Survei konsumsi sebagai
2. Hasdianah, Siyoto S, & Peristyowati Y. indikator status gizi. Semarang:
Gizi pemanfaatan gizi, diet, dan obesitas. Universitas Diponegoro; 2009.
Yogyakarta: Nuha Medika; 2014. 13. Rahmasari M. Hubungan persepsi tubuh
3. Mujur A. Hubungan pola makan dan dengan diet dan aktivitas fisik pada
aktivitas fisik dengan kejadian berat badan mahasiswa dengan status gizi lebih
lebih pada remaja [skripsi]. Semarang: [skripsi]. Bogor: Institut Pertanian Bogor;
Universitas Diponegoro; 2011. 2016.

31
Ilmu Gizi Indonesia, Vol. 02, No. 01, Agustus 2018 : 25-32

32

Anda mungkin juga menyukai