Anda di halaman 1dari 59

Prinsip Pemberian

Obat Oleh Perawat


Prinsip Benar Pemberin Obat
Benar Pasien

• Implikasi keperawatan
diantaranya mencakup
memastikan klien dengan
memeriksa gelang
identifikasi dan membedakan
dua klien dengan nama yang
sama.
Benar Obat

• Mengetahui nama gadang


dan nama generik obat
• Cara Penggunaan Obat yang
benar
1.Pada saat melihat botol atau
kemasan obat
2. sebelum penggunaan
3. Selama penggunaan
4. Setelah penggunaan
Sebelum penggunaan obat

• Pastikan obat yang akan digunakan sudah betul


• Pastikan obat masih baik
• Baca peringatan dalam kemasan
• Pastikan apakah obat bisa langsung digunakan
atau ada hal tertentu yang harus dilakukan dulu
• Gunakan obat dengan benar
Selama Penggunaan Obat

• Perlu bantuan orang lain (peran


perawat) ex.injeksi, suppositoria,
tetes mata, tts hidung dsb
• Penggunaan sudah tepat (tertelan,
nempel pada luka,obat tetes sudah
masuk/mengena pada bagian
tubuh yang sesuai)
Cara penggunaan obat
tetes mata
• Cuci tangan,jangan menyentuh ujung pipet
• Mata dibuka lebar,kepala didongakkan,pandangan mata diarahkan ke atas
• Pelupuk mata bawah ditariksampai membentuk “parit”
• Pipet didekatkan dan diteteskan pada parit tsb
• Mata dibiarkan terbuka beberapa saat,tutup pelahan dan dikejap
perlahan,jangan terlalu kuat
• Bila ada dua macam tetes mata, selisih penetesan 5 menit
• Larutan yang merembes keluar bersihkan dengan kasa steril
• Bayi/anak kecil, tidak perlu membuka mata.Teteskan pada sudut mata
( batas antara mata dan hidung )
Contoh suppositoria
Tetes hidung
Tetes Telinga
1. Cuci tangan
2. Bersihkan perlahan telinga Anda dengan kain
basah dan kemudian keringkan telinga Anda.
3. Hangatkan obat tetes telinga dengan
memegang botolnya menggunakan tangan
selama beberapa menit. Kocok botol obat
tetes.
4. Jika tetes suspensi berawan, kocok botol
dengan baik selama 10 detik.
5. Periksa ujung penetes untuk memastikan
bahwa itu tidak terkelupas atau retak (rusak)
6. letakkan obat tetes telinga dengan benar, atau
dengan posisi tutup botol obat yang ada
penetes nya berada dibagian atas.
7. Miringkan kepala sehingga telinga yang akan
diberikan obat menghadap ke atas.
8. Teteskan obat sesuai dengan dosis
pemakaian pada lubang telinga.
9. Pertahankan posisi kepala 2-3 menit. Tekan
secara lembut kulit penutup kecil telinga atau
gunakan kapas steril untuk menyumbat
lubang telinga agar obat dapat mencapai
dasar saluran telinga, metode mana yang telah
direkomendasikan oleh apoteker atau dokter
Anda.
Setelah penggunaan obat

• Apakah timbul gejala khusus


misal : kantuk, gatal, perih
lambung, pusing dsb.

• Kembalikan obat pada tempat/


wadah yang
• sesuai
Cara menyimpan obat

• Baca aturan penyimpanan pada kemasan


• Jauhkan dari jangkauan anak
• jauhkan dari sinar matahari
• langsung/embab/suhu tinggi dsb
• simpan dalam kemasan asli dan dengan
• etiket yang masih lengkap
• periksa tanggal kadaluarsa dan kondisi Obat
• kunci almari penyimpanan obat
PERATURAN BADAN PENGAWAS OBAT
DAN MAKANAN
NOMOR 4 TAHUN 2018 TENTANG PENGA
WASAN PENGELOLAAN OBAT, BAHAN O
BAT,
NARKOTIKA, PSIKOTROPIKA, DAN PREK
URSOR FARMASI
DI FASILITAS PELAYANAN KEFARMASIA
N
Etiket obat
Jika labelnya tidak terbaca, isinya tidak boleh
dipakai dan harus dikembalikan ke bagian
farmasi.
Ciri – ciri obat rusak
Look a like sound a like

LASA/NORUM adalah obat yang


memiliki kemasan yang terlihat mirip
atau obat yang memiliki nama yang
terdengar mirip.
Sound a
like
Look a like
Implikasi keperawatan
(Benar Obat)
• periksa apakah perintah pengobatan
lengkap dan sah. Jika perintah tidak
lengkap atau tidak sah, beritahu perawat
atau dokter yang bertangung jawab

• ketahui alasan mengapa pasien mendapat


terapi tersebut dan terakhir lihat label
minimal 3 kali.
Benar Dosis
• Sebelum memberi obat, perawat harus memeriksa
dosisnya. Jika ragu, perawat harus berkonsultasi
dengan dokter yang menulis resep atau apoteker,
sebelum dilanjutkan ke pasien.Sebelum menghitung
dosis obat, perawat harus mempunyai dasar
pengetahuan mengenai rasio dan proporsi. Jika ragu-
ragu, dosis obat harus dihitung kembali dan diperiksa
oleh perawat lain. Jika pasien meragukan dosisnya
perawat harus memeriksanya lagi.
Implikasi keperawatan

• Perawat harus menghitung dosis dengan


benar
• Mmperhatikan dosis yang diberikan oleh
dokter karena ada beberapa obat yang
memiliki berbagai dosis
contoh

anak yang mempunyai berat 10 kg dan


tinggi 72 cm memiliki luas permukaan
tubuh sebesar
contoh

• Jika dosis yang direkomendasikan


adalah 400mg/m2 dua kali per hari,
maka pada anak dengan berat antara 15
– 19 kg dosis tersebut adalah:

• (0.6–0.8) x 400 = 244 – 316 mg dua kali


sehari
Clark’s rule
Dosis anak : BB anak/150 Lb x dosis dewasa
150 lb : berat rata-rata dewasa.
membagi dosis Vial dan ampul
Vial : X = D/H x Q
D : dosis yang diperlukan
H : dosis yang ada
Q : quantitas
X : jml yang diberikan.
Ex : beri pasien 40 mg dentacimin yang tersedia
multidose vial 80 mg/2ml. Berapa jml yg
diperlukan ?
X = 40/80 x 2 ml = 1 ml
Ampul = Vial
 Dosis dewasa :
1. Jml yg diberikan = dosis order/dosis yg tersedia x
jml yg tersedia
Ex : digoxin 0,25 mg/tablet yg ada, diorderkan
0,125 mg/hari
jml yg diberikan = 0,125/0,25 x 1 tablet
= 0,5 tablet
2. Vial : Penisilin (3 gr = 3 jt unit)
Brp jumlah yg diberikan jika dosis order 1,2 jt unit
?
Penisilin diencerkan 10 ml
X = 1,2 jt/3 jt x 10 ml
= 4 ml
3. Insulin
Syringe : 1 ml = 40 unit
Brp ml insulin yg dibutuhkan jika
order 20 unit ?
X = 20/40 unit x 1 ml
= 0,5 ml
Benar Rute
Oral
Padat Cair
• Tablet • Sirup
• Kaplet • Suspensi
• Kapsul • Emulsi
• Pulvis • Elixir
• pulveres • Tingture
• Ekstrak
• Sediaan Tetes
• Sediaan Injeksi
• Garglin
Kapsul
Kaplet
Tablet biasa

pulveres pulvis
Pulvis dan pulveres
Jenis – jenis tablet

Tablet kunyah
Tablet sublingual Tablet buccal

Tablet salut
Tablet hisap Tablet effervescent
Tablet lapis

Lepas lambat
Non medicated syr Dry Syr
Sirup biasa

Suspensi oral emulsi elixir


Tetes mata Injeksi vial
Tetes telinga
Tetes hidung

Injeksi antibiotik
Injeksi ampul dan Injeksi ampul dan
vial vial
tingtur
Injeksi vial Injeksi ampul dan Injeksi antibiotik
vial

iv
Benar waktu pemberian
Medication Error
Definisi
• kejadian yang dapat dihindari yang
menyebabkan atau berakibat pada
pelayanan obat yang tidak tepat atau
membahayakan pasien sementara obat
berada dalam pengawasan tenaga
kesehatan atau pasien
Penyebab medication error
1. Kurangnya diseminasi pengetahuan, terutama para dokter
yang merupakan 22% penyebab kesalahan
2. Tidak cukupnya informasi mengenai pasien seperti halnya
data uji laboratorium
3. Sebanyak 10% kesalahan dosis yang kemungkinan disebabkan
tidak diikutinya SOP pengobatan
4. 9% lupa
5. 9% kesalahan dalam membaca resep seperti tulisan tidak
terbaca, interpretasi perintah dalam resep dan singkatan
dalam resep
6. Salah mengerti perintah lisan
7. Pelabelan dan kemasan nomenklatur yang membingungkan
8. Blok dari penyimpanan obat yang tidak baik
9. Masalah dengan standar dan distribusi
10. Asesmen alat penyampai obat yang tidak baik saat membeli
dan penggunaan misalnya pada alat infus obat anti kanker
11. Gangguan ketegangan dan lingkungan kerja
12. Ketidaktahuan pasien
Medication error terjadi pada

• Omission error : Gagal menyerahkan dosis sesuai dosis


yang diperintahkan
• wrong dose error : Jumlah medikasi yang diberikan
berbeda dengan yang diminta
• unordered drug error : medikasi tidak pernah
diperintahkan untuk diberikan kepada pasien
• wrong form error : dosis yang diberikan berbeda dengan
bentuk atau sediaan yang diperintahkan
• wrong time error : Dosis obat diberikan 30 menit lebih
awal dari waktu yang perintahkan atau lewat 30 menit dari
• wrong route error : Obat diberikan tidak sesuai
rute yang diperintahkan;
• deteriorated drug error : Obat telah kadaluarsa
atau integritas obat secara kimia atau fisika telah
berubah
• wrong rate of administration error : Infus atau
cairan intravena diberikan dengan laju yang tidak
sesuai dengan yang diresepkan;
• wrong administration technique error : contoh,
mengoleskan alkohol pada tapak suntikan pada hal
obat yang akan disuntikkan belum dipersiapkan
• wrong dose preparation error : contoh,
memberikan suspensi oral tanpa mengocok lebih
dulu
Cara mengatasi terjsdinya
medication error
• Manajemen resiko
• Patient safety
• Tujuan penggunaan obat
• Cara pemberian obat
Manajemen resiko
• bertujuan untuk mencegah cedera pada
pasien dan menghindari tindakan yang
merugikan profesi
• Proses manajemen risiko meliputi proses
identifikasi risiko, analisa risiko, evaluasi
risiko, dan penanganan risiko di rumah
sakit dengan segala aktifitas yang
melingkupinya termasuk pemberian obat
untuk mencegah medication error
Patient safety
Keselamatan pasien dalam pelayanan melibatkan
kegiatan sebagai berikut :
•Manajemen sumber daya manusia: training,
peningkatan kinerja/performance,
•Keselamatan lingkungan dan manajemen risiko,
meliputi: pengendalian infeksi, pemberian obat secara
aman, perlengkapan/alat yang aman, pemberian asuhan
yang aman, lingkungan asuhan pasien yang aman, yang
merupakan akumulasi dan pengetahuan ilmiah yang
terintegrasi, yang berfokus pada keselamatan pasien dan
pengembangan infrastruktur penunjang
• Identifikasi risiko-risiko sejak awal merupakan kunci
pencegahan terjadinya cidera, dan sangat tergantung
dari pemeliharaan kultur/budaya saling percaya (trust),
jujur (honesty), integritas (integrity) dan keterbukaan
dalam komunikasi (open-communication) diantara
pasien/keluarga dan pemberi pelayanan dalam suatu
sistem pemberian asuhan (dokter, perawat).
• Komunikasi Efektif:
• Hand over (serah terima)
• Read back (baca ulang)
• Repeat back (sebutkan ulang)
• Check back (periksa ulang)
• Teach back (ajarkan ulang)

Anda mungkin juga menyukai