Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM

TRANSPORTASI SEL

Disusun oleh :
Nasya Eka Sharenddiva
XI-MIPA 2
No. Absen 28

Guru pembimbing:
Bpk. Drs. Sasmitho

SMAN 90 JAKARTA
Tahun ajaran 2021/2022
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................3
1.1 TOPIK....................................................................................................................3
1.2 TUJUAN.................................................................................................................3
1.3 LANDASAN TEORI.............................................................................................3
BAB II METODE PENELITIAN......................................................................................4
2.1 ALAT DAN BAHAN................................................................................................4
2.1.1 ALAT..................................................................................................................4
2.1.2 BAHAN...............................................................................................................4
2.2 CARA KERJA........................................................................................................4
2.3 HASIL.....................................................................................................................5
2.4 ANALISA DAN PEMBAHASAN........................................................................5
BAB III KESIMPULAN....................................................................................................6
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 TOPIK
Topik pada penilitian kali ini adalah transportasi sel. Transportasi sel adalah
proses pengangkutan materi atau molekul dari daerah yang konsentrasinya
tinggi ke daerah yang konsentrasinya rendah tanpa menggunakan
ATP(Adenosin Trifosfat), atau proses pengangkutan molekul dari daerah yang
konsentrasinya rendah ke daerah yang konsentrasinya tinggi dengan
menggunakan energi hasil metabolisme ATP, dan kedua proses tersebut
berlangsung secara terpadu untuk menjaga kesetimbangan molekul biologis di
dalam sel.

1.2 TUJUAN
Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui apakah transportasi sel bekerja
pada kentang. Dan juga agar mengetahui kondisi dan perubahan kentang
sebelum dan sesudah direndam.

1.3 LANDASAN TEORI


Kentang, ubi kentang, ubi belanda, atau ubi benggala adalah tanaman dari
suku Solanaceae yang memiliki umbi batang yang dapat dimakan dan disebut
"kentang". Umbi kentang sekarang telah menjadi salah satu makanan
pokok penting di Eropa walaupun pada awalnya didatangkan dari Amerika
Selatan. Penjelajah Spanyol dan Portugis pertama kali membawa ke Eropa dan
mengembangbiakkan tanaman ini. Tanaman kentang asalnya dari Amerika
Selatan dan telah dibudidayakan oleh penduduk di sana sejak ribuan tahun
silam. Tanaman ini merupakan herba (tanaman pendek tidak berkayu) semusim
dan menyukai iklim yang sejuk. Di daerah tropis cocok ditanam di dataran
tinggi.
Sel adalah kesatuan struktural dan fungsional makhluk hidup, yang
mengandung pengertian sebagai penyusun. Lapisan paling luar sel dinamakan
sebagai membran sel. Sel Juga merupakan ada kumpulan materi paling
sederhana yang dapat hidup dan merupakan unit penyusun semua makhluk
hidup. Sel mampu melakukan semua aktivitas kehidupan dan sebagian
besar reaksi kimia untuk mempertahankan kehidupan berlangsung di dalam sel.
BAB II
METODE PENELITIAN

2.1 ALAT DAN BAHAN


2.1.1 ALAT
1. Pisau : sebagai alat untuk memotong kentang.
2. Timbangan : digunakan sebagai alat untuk menimbang berat kentang.
3. Gelas ukur (100 ml) : alat untuk mengukur air.
4. Gelas plastik : sebagai wadaah untuk menaruh kentang.
5. Stopwatch : sebagai alat untuk mengetahui waktu yang sudah ditempuh.
2.1.2 BAHAN
1. Kentang
2. Air
3. Gula

2.2 CARA KERJA


1. Potong kentang berbentuk persegi panjang sebanyak 4 buah.
2. Timbanglah setiap kentang dan catat berat kentang tersebut.
3. Masukkan potongan-potongan kentang ke dalam gelas yang berisi gelas A
(100 ml air), gelas B (air gula 10%), gelas C (air gula 30%), gelas D (tidak
diisi apapun atau kosong).
4. Diamkan selama dua jam.
5. Ambil kentang yang telah direndam dan timbang kembali massanya.
6. Bandingkan berat awal kentang sebelum direndam, dengan berat kentang
setelah direndam
2.3 HASIL
Berdasarkan percobaan yang dilakukan di atas, gambaran umum hasil yang
akan diperoleh dapat di lihat pada tabel di bawah ini.

AWAL AKHIR
NO.

BERAT KONDISI BERAT KONDISI

1 5g Keras 5g Keras

Lumayan
2 5,1 g Keras 4,7 g
lunak

Lebih
3 5g Keras 3,9 g
lunak

4 5,3 g Keras 5,3 g Keras

2.4 ANALISA DAN PEMBAHASAN


Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa kondisi kentang dalam air yang
ada di luar kentang lebih besar. Sehingga air cenderung masuk dan menyebabkan berat
kentang bertambah (hipotonis). Sedangkan larutan gula 10%, dan larutan gula 30% akan
mengalami osmosis. Osmosis yaitu perpindahan zat pelarut dari larutan hipotonis ke
larutan hipertonis melewati membran semi permeabel dengan kondisi kentang sedikit
lunak ataupun lebih lunak.
Sebelum dimasukkan ke dalam larutan, berat kentang sama-sama 5 g. Setelah
direndam ke dalam larutan selama 2 jam, berat kentang berubah dan perubahan yang
terjadi tidak sama pada masing-masing kentang dalam larutan yang berbeda. Begitu juga
dengan tekstur yang dimiliki kentang.
BAB III
KESIMPULAN

Osmosis merupakan difusi air melintasi membran semipermeabel dari daerah


dimana air lebih banyak ke daerah dengan air yang lebih sedikit .Dari data
yang didapat, dapat disimpulkan bahwa kentang yang mengalami
penambahan berat terjadi karena larutan bersifat hipotonis terhadap kentang.
Sedangkan jika terjadi pengurangan berat karena larutan bersifat hipertonis
terhadap kentang. Keras lunaknya kentang bergantung pada konsentrasi
larutan. Semakin hipertonis larutannya, maka semakin lembek kentangnya,
juga semakin banyak pengurangan beratnya

Anda mungkin juga menyukai