Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PRAKTIKUM KONSEP DASAR IPA II

LAUNCH LAB

PGSD A 2019

Alvida Indria Wijaya (1905116008)

Nurul Aulia Apriani (1905116017)

Rizky Firmansyah (1905116024)


A. Judul
Launch LAB

B. Tujuan
1. Mengamati peristiwa tekanan osmosis pada wortel dengan larutan garam.
2. Mengamati peristiwa tekanan osmosis pada wortel dengan air biasa.
3. Mengamati peristiwa tekanan osmosis pada wortel yang hanya ditaruh di
atas meja lab.

C. Alat dan Bahan


1. Alat
a. Mangkuk kecil 2 buah
b. Sumpit 1 pasang
c. Sendok 1 buah
d. Sarung tangan latex 1 pasang

2. Bahan
a. Wortel 6 potong
b. Air 500 ml
c. Garam 15 gr

D. Prosedur Kerja
1. Siapkan alat dan bahan diatas meja lab.
2. Gunakan sarung tangan latex terlebih dahulu.
3. Siapkan 500 ml air dan tuangkan ke masing-masing mangkuk dengan
perbandingan yang sama.
4. Siapkan 15 gr garam,dan tuangkan ke salah satu mangkuk, kemudian aduk
menggunakan sendok.
5. Siapkan 6 potong wortel , masukkan 2 potong wortel kedalam larutan garam,
2 potong wortel kedalam air biasa dan 2 potong wortel lainnya letakkan
diatas meja lab.
6. Setelah 30 menit, pindahkan potongan wortel dari larutan garam dan dari air
biasa ke meja lab, kemudian analisis peristiwa apa yang terjadi pada ke-6
potong wortel tersebut dan jelaskan di jurnal sainsmu.
7. Berpikir kritis, Tulis paragraf di Jurnal Sains Anda yang menjelaskan apa
yang akan terjadi jika Anda memindahkan wortel dari air biasa ke meja
laboratorium, yang dari air garam ke dalam air biasa, dan yang dari meja lab
ke dalam air garam selama 30 menit. Sekarang pindahkan wortel seperti
yang dijelaskan dan tulis hasilnya di Jurnal Sains Anda
E. Hasil Pengamatan
1. 30 menit pertama

Bahan Penguji Tekstur Warna


Wortel Larutan Garam Bagian luar agak Orange segar
lembek
Air Biasa Keras dan tidak Orange segar
mengalami
perubahan
Diletakkan di atas Bagian luar Orange pucat
meja lab lembek dan
mengkerut

2. 30 menit kedua

Bahan Penguji Tekstur Warna


Wortel Larutan Garam ke Bagian luar agak Orange, segar
air biasa sedikit keras
Air Biasa ke meja Bagian luar Orange, sedikit
lab sedikit lembek pucat
Diletakkan di atas Bagian luar Orange, sedikit
meja ke air garam sedikit lembek segar

F. Pembahasan
Pada percobaan pertama tersebut terjadi sedikit perubahan pada wortel.
Wortel yang dimasukkan kedalam larutan garam mengalami perubahan tekstur
dan juga warna, hal ini dikarenakan air yang berada dalam bahan memiliki
konsentrasi lebih rendah dari konsentrasi larutan diluarnya sehingga air yang
berada dalam wortel tersebut bergerak ke larutan di luarnya. Sedangkan pada
wortel yang dimasukkan atau direndam dalam air biasa tidak mengalami
perubahan. Dikarenakan konsentrasi larutan dalam wortel yang lebih tinggi
sehingga air biasa bergerak ke konsentrasi yang lebih rendah yaitu wortel itu
sendiri, sedangkan untuk wortel yang diletakkan di atas meja lab juga
mengalami perubahan tekstur dan juga warna hal ini dikarenakan tekanan udara
luar lebih tinggi dari tekanan yang ada di dalam wortel tersebut sehingga
menyebabkan wortel menjadi pucat dan lembek.
Hal yang sama juga terjadi pada percobaan kedua yang juga dipengaruhi
oleh tekanan dan juga konsentrasi larutan antara media di luar objek dan juga
media di dalam objek.

G. Kesimpulan
Dari praktikum yang kami lakukan maka dapat ditarik kesimpulan yaitu
sebagai berikut:
Osmosis merupakan bergeraknya air dai larutan yang konsentrasinya
lebih rendah ke konsentrasi yang lebih tinggi. Dalam praktikum yang telah kami
lakukan, dapat disimpulkan bahwa wortel yang dimasukkan kedalam larutan
garam dan dibiarkan di atas meja lab akan akan mengalami perubahan tekstur
dan warna sedangkan wortel yang di rendam di air biasa tidak mengalami
perubahan. Hal ini dikarenakan air yang berada di dalam bahan memiliki
konsentrasi lebih rendah dari konsentrasi larutan diluarnya sehingga air yang
berada didalam wortel tersebut bergerak ke larutan luarnya. Sedangkan pada
wortel yang dimasukkan atau direndam didalam air biasa, tidak mengalami
perubahan. Dikarenakan sel wortel konsentrasi lebih tinggi di bandingkan air.
DAFTAR PUSTAKA

Biggs, A., & National Geographic Society ( U.S). (2005). Glencoe Science.New
York : Glencoe/Mcgraw-Hill
Yahya.2015. Perbedaan Tingkat Laju Osmosis antara Umbi Solonum
tubernosum dan Doucus carota. Jurnal Biology Education. Vol 3 (1):
196-206

Kustiyah, 2007, Miskonsepsi Difusi dan Osmosis Pada Siswa MAN Model
Palangkaraya, Jurnal Ilmiah Guru Kanderang Tingang, Vol. 1, No. 1,
Hal: 24-37.
LAPORAN PRAKTIKUM KONSEP DASAR IPA II

MINI LAB I

PGSD A 2019

Alvida Indria Wijaya (1905116008)

Nurul Aulia Apriani (1905116017)

Rizky Firmansyah (1905116024)


A. Judul
Mini LAB I

B. Tujuan
Mengetahui kerja enzim

C. Alat dan Bahan


1. Alat
a. Mangkuk kecil 2 buah
b. Sendok 1 buah
c. Sarung tangan latex 1 pasang

2. Bahan
a. Nanas 1 potong
b. Air secukupnya
c. Gelatin secukupnya

D. Prosedur Kerja
1. Siapkan alat dan bahan diatas meja lab.
2. Gunakan sarung tangan latex terlebih dahulu.
3. Tuangkan 1 sendok makan gelatin ke masing-masing mangkuk
4. Tuangkan air secukupnya ke masing-masing mangkuk
5. Aduk sampai gelatin tercampur rata.
6. Diamkan selama beberapa menit sampai gelatin mengeras
7. Siapkan sepotong nanas segar dan 2 mangkuk gelatin yang telah mengeras.
8. Masukkan potongan nanas ke dalam salah satu mangkuk gelatin
9. Diamkan selama semalaman.
10. Observasi apa yang terjadi pada gelatin

E. Analisis
1. Apa efek dari potongan nanas segar terhadap gelatin?
Jawab:
Efek yang diberikan oleh nanas segar adalah membuat gelatin yang
awalnya keras menjadi lembek dan berair.
2. Apa yang dikandung nanas segar yang menyebabkannya memiliki efek pada
gelatin yang Anda amati?
Jawab:
Nanas mengandung enzim proteolitik yang disebut bromelin. Enzim ini
menguraikan protein dengan jalan memutuskan ikatan peptida dan menghasilkan
protein yang lebih sederhana. Enzim bromelin terdapat dalam semua jaringan
tanaman nanas. Sekitar setengah dari protein dalam nanas mengandung protease
bromelin. Di antara berbagai jenis buah, nanas merupakan sumber protease
dengan konsentrasi tinggi dalam buah yang masak.
3. Mengapa petunjuk persiapan pada sekotak makanan penutup gelatin
memberitahu anda untuk tidak mencampurnya dengan nanas segar?
Jawab:
Karena akan menimbulkan reaksi yang signifikan pada gelatin yang
sudah siap nantinya. Aktivitas enzim bromelin dipengaruhi oleh kematangan
buah, pH, konsentrasi dan waktu.Aktivitas bromelin buah nanas muda lebih
tinggi daripada buah yang tua. Buah yangmasak menunjukkan pH 3,0-3,5 dan
pada suasana asam, enzim bromelin terdenaturasidan mengalami perubahan
konformasi struktur sehingga keaktifannya berkurang..

F. Hasil Pengamatan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan menunjukkan bahwa pengaruh
enzim bromelin pada buah nanas sangat signifikan, hal ini dapat dikihat dari
perbedaan 2 mangkuk gelatin, untuk gelatin yang tidak diberi potongan nanas
bentuk dan teksturnya masih sama seperti saat awal sebelum didiamkan semalaman.
Dan untuk gelatin yang diberi potongan nanas tekturnya menjadi berubah yaitu
menjadi lebih lembek dan berair. Hal ini diakibatkan oleh proses kerja enzim
bromelin yang sangat besar pada nanas segar.
G. Pembahasan

Enzim adalah senyawa organik atau katalis protein yang dihasilkan sel dalam
suatu reaksi yang aktfitasnya dipengaruhi oleh berbagai faktor diantranya, pH
(derajat keasaman), konsentrasi, suhu, inhibitor atau aktifator, logam dan logam
berat dan faktor dalam (faktor internal). Enzim adalah molekul biopolymer yang
tersusun dari rerangkai asam amino dalam komposisi dan susunan rantai yang
teratur dan tetap. Enzim memegang peranan penting dalam berbagai reaksi di dalam
sel. Sebagai protein enzim diproduksi dan digunaakan oleh sel hidup untuk
mengkatalisis reaksi antara lain konsentrasi energy dan metabolime pertahanan sel.
Berdasarkan hasil pengamatan, pengaruh enzim bromelin pada buah nanas sangat
signifikan, hal ini dapat dikihat dari perbedaan 2 mangkuk gelatin, untuk gelatin
yang tidak diberi potongan nanas bentuk dan teksturnya masih sama seperti saat
awal sebelum didiamkan semalaman. Dan untuk gelatin yang diberi potongan nanas
tekturnya menjadi berubah yaitu menjadi lebih lembek dan berair.

H. Kesimpulan
Dari praktikum yang kami lakukan maka dapat ditarik kesimpulan yaitu sebagai
berikut:
Aktivitas enzim dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya, pH (derajat
keasaman), konsentrasi, dan suhu. Seperti ativitas enzim bromelin yang dipengaruhi
oleh kematangan buah, pH, konsentrasi dan waktu.Aktivitas bromelin buah nanas
muda lebih tinggi daripada buah yang tua. Buah yangmasak menunjukkan pH 3,0-
3,5 dan pada suasana asam, enzim bromelin terdenaturasidan mengalami perubahan
konformasi struktur sehingga keaktifannya berkurang Jadi dapat disimpulkan bahwa
semakin tinggi konsentrasi substrat, semakin cepat reaksi yang dihasilkan.
DAFTAR PUSTAKA

Wuryanti. Isolasi dan penentuan aktivias spesifik enzim bromelin. JKSA. 2004;
7(3):83-7

Maryam, Siti. 2009. “Ekstrak Enzim Bromelin Dari Buah Nanas ( Ananas
sativus Schult.) Dan Pemanfaatannya Pada Isolasi DNA,” Skripsi,
Semarang: Universitas Negeri Semarang.

Purwaningsih, indah. 2017. Potensi Enzim Bromelin Sari Buah Nanas. Jurnal
Teknologi Laboratorium. 6(1): 39-46. Priya, dkk. 2012.

Biggs, A., & National Geographic Society ( U.S). (2005). Glencoe Science.New
York : Glencoe/Mcgraw-Hill
LAPORAN PRAKTIKUM KONSEP DASAR IPA II

MINI LAB

PGSD A 2019

Alvida Indria Wijaya (1905116008)

Nurul Aulia Apriani (1905116017)

Rizky Firmansyah (1905116024)


A. Judul
Mengamati Pergerakan Molekul

B. Tujuan Percobaan
1. Untuk mengamati terjadinya peristiwa difusi pada air hangat dan dingin yang
diberi pewarna makanan.

C. Dasar Teori
Transpor melalui membrane sel itu terbagi menjadi dua, yaitu transport pasif dan
transport aktif. Difusi berasal dari kata dhipus yang artinya menyebar. Difusi
merupakan transpot menurun yang berasal dari daerah yang berkonsentrasi tinggi
kedaerah yang berkonsentrasi rendah untuk mencapai keseimbangan dari molekul
molekul.
Difusi atau difusi sederhana adalah perpindahan zat (padat, cair, atau gas)
dengan atau tanpa melewati membran, dari daerah yang konsentrasinya tinggi
(hipertonis) ke daerah yang konsentrasinya rendah (hipotonis). Akibat perpindahan
ini, konsentrasi zat menjadi sama (isotonis). Difusi dipengaruhi oleh beberapa
faktor, yaitu sebagai berikut:
1) Ukuran molekul yang meresap
Molekul yang berukuran besar akan lebih lambat melewati membran daripada
molekul yang berukuran kecil.
2) Suhu
Kenaikan suhu akan mempercepat gerakan molekul, sehingga laju difusi
semakin cepat.
3) Konsentrasi zat
Semakin besar gradien konsentrasi antara dua zat, semakin cepat laju difusinya.
4) Wujud materi
Zat padat akan lebih lambat dalam proses difusi dibandingkan zat cair dan gas.
Contoh peristiwa difusi adalah difusi O2 pada hewan bersel satu. Difusi dapat
terjadi karena konsentrasi O2 di udara lebih tinggi daripada konsentrasi O2 di
dalam sel.

D. Alat dan Bahan


1. Alat
a. Gelas = 2 buah
b. Stopwatch

2. Bahan
a. Air panas
b. Air dingin
c. Pewarna makanan

E. Prosedur Kerja
1. Siapkan 2 gelas, satu gelas kaca dan satu gelas plastik. Isi gelas kaca dengan air
panas, sedangkan gelas plastik diisi dengan air dingin.
2. Lakukan percobaan pada gelas air panas terlebih dahulu. Beri pewarna makanan
sebanyak 2-3 tetes ke dalam gelas yang berisikan air hangat. Lalu, hitunglah
waktu penyebarannya menggunakan stopwatch dan catat hasil akhirnya.
3. Selanjutnya, lakukan percobaan pada gelas air dingin. Beri pewarna makanan
sebanyak 2-3 tetes ke dalam gelas yang berisikan air dingin. Lalu, hitunglah
waktu penyebarannya menggunakan stopwatch dan catat hasil akhirnya.

F. Hasil Pengamatan
HASIL HASIL
OBJEK HASIL PENGAMATAN
GAMBAR WAKTU

 Pewarna makanan lebih cepat


tercampur rata tanpa di aduk.
Air Panas  Warna pada air panas lebih pekat.
 Waktu penyebarannya 50 detik.

 Pewarna makanan lebih


membutuh waktu yang lebih lama
agar larut merata.
 Warna pada air dingin lebih
pudar/muda.
Air
 Masih ada sedikit gumpalan
Dingin pewarna pada bagian atas
 Waktu penyebarannya
memerlukan 1.06 menit
 Masih belum tercampur rata
semua kecuali diaduk.

G. Pembahasan
Ketika mengamati pewarna makanan di dalam air, kita akan segera melihat
bahwa pewarna makanan akan berperilaku berbeda berdasarkan suhu air. Perbedaan
suhu air menyebabkan molekul yang membentuk air untuk berperilaku berbeda.
Karena molekul bergerak lebih cepat ketika molekul tersebut lebih hangat dan lebih
lambat ketika molekul tersebut dingin, molekul-molekul dalam air panas bergerak
sekitar lebih cepat dari molekul dalam air dingin.
Ketika ditempatkan ke dalam air, pewarna makanan akan mulai bercampur
dengan air. Pewarna makanan akan bercampur paling cepat di air panas karena
molekul bergerak cepat. Sedangkan pewarna makanan di air dingin akan
membutuhkan waktu paling lama untuk bercampur dengan air karena molekul
bergerak paling lambat. Oleh karena itu, dapat diketahui faktor yang mempengaruhi
penyebaran antara lain:
- Tingkat gradien konsentrasi Semakin besar perbedaan konsentrasi, semakin cepat difusi.
: Semakin dekat distribusi bahan sampai ke kesetimbangan,
semakin lambat laju difusi terjadi.
- Massa molekul menyebar : molekul yang lebih berat bergerak lebih lambat.
- Suhu Suhu yang lebih tinggi meningkatkan energi dan karena itu
gerakan molekul, meningkatkan laju difusi. Suhu yang lebih
:
rendah menurunkan energi molekul, sehingga mengurangi
laju difusi.
- Luas permukaan dan Peningkatan luas permukaan meningkatkan laju difusi,
:
ketebalan membran plasma sedangkan membran tebal mengurangi itu.
- Jarak tempuh Semakin jauh bahwa zat harus melakukan perjalanan,
:
semakin lambat laju difusi.

H. Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum diatas dapat disimpulkan bahwa:
Transportasi zat-zat dibagi menjadi dua, yaitu transportasi pasif dan trasportasi
aktif. Transportasi pasif adalah perpindahan zat-zat mengikuti aliran perbedaan
konsentrasi, sedangkan transportasi aktif adalah perpindahan zat-zat melawan aliran
perbedaan konsentrasi dan memerlukan energi. Transportasi pasif berlangsung
melalui proses difusi dan osmosis. Adapun transportasi aktif, berlangsung melalui
proses transpor aktif, eksositosis, dan endositosis.
Difusi itu sendiri merupakan perpindahan zat (padat, cair, atau gas) dengan atau
tanpa melewati membran, dari daerah yang konsentrasinya tinggi (hipertonis) ke
daerah yang konsentrasinya rendah (hipotonis). Akibat perpindahan ini, konsentrasi
zat menjadi sama
(isotonis).
DAFTAR PUSTAKA

Nurahayu, Dianti dkk. 2021. E-modul Biologi Kelas XI: MEKANISME TRANSPOR
PADA MEMBRAN. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat
Jenderal
Pendidikan Dasar Menengah dan Direktorat Pembinaan SMA.

Huda, Khoirul. 2020. Modul Biologi Kelas XI. KD 3.1 STRUKTUR DAN FUNGSI
SEL. Lamongan: Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan
DIKMEN.
LAPORAN PRAKTIKUM KONSEP DASAR IPA II

LAB OSMOSIS

PGSD A 2019

Alvida Indria Wijaya (1905116008)

Nurul Aulia Apriani (1905116017)

Rizky Firmansyah (1905116024)


A. Judul
Mengamati Osmosis

B. Tujuan Percobaan
1. Untuk mengamati terjadinya peristiwa osmosis pada telur
2. Untuk Mengamati apa yang memperngaruhi osmosis pada telur

C. Dasar Teori
Osmosis berasal dari kata os yang artinya lubang dan move yang artinya pindah.
Maka osmosis adalah mengalirnya zat cair melalui membrane yang sangat tipis
(membrane semi permeable).

D. Alat dan Bahan


1. Alat
- Alat timbangan
- Gelas = 2 buah
- Piring Kecil = 1 buah
- Sendok = 1 buah

2. Bahan
- Air kemasan
- Susu kental manis
- Telur ayam kampung = 2 buah
(Cangkang telurnya yang sudah dilarutkan di air cuka).

E. Prosedur Kerja
1. Siapkan telur ayam kampung dan alat timbangan. Hitunglah massa awal satu
persatu telur dengan menggunakan alat timbangan. Lalu catatlah hasil timbangan
masing-masing telur pada Jurnal Sains.
2. Siapkan susu kental manis, air kemasan, dua gelas yang masing-masing sudah
diberi nama dan dua buah telur yang sudah ditimbang massa awalnya.
3. Masukan masing-masing telur ke dalam gelas yang sudah diberi nama. Lalu,
tuangkan air kemasan ke dalam gelas A dan untuk susu kental manis dituangkan
ke dalam gelas B. Setelah itu, kita tunggu selama satu jam sesuai prosedur pada
buku.
4. Setelah mengamati selama satu jam, kita perlu menambah waktu menjadi dua
hari. Setiap hari pertama dan kedua perlu kita amati lagi apa yang terjadi pada
telur.
5. Setelah hari kedua, keluarkan masing-masing telur menggunakan sendok. Lalu,
cuci telur hingga bersih dan biarkan hingga mengering. Amati perbedaan antara
telur dalam gelas A dan telur dalam gelas B.
6. Kemudian, hitunglah kedua massa telur setelah dua hari dan catat dalam table.
F. Hasil Pengamatan
Massa
Objek Gambar Kondisi telur Massa Awal Akhir
(2 Hari)

Telur mengalami
Hemotolosis (telur
Air
mengembung saat
kemasan 25 g 27 g
disimpan di tempat
(Hipotonis)
hipotonis), ukuran telur
jadi lebih besar.

Telur mengalami Krenasi


Susu kental (telur mengerut saat
manis disimpan di tempat 25 g 18 g
(Hipertonis) hipertonis), ukuran telur
jadi mengecil.

G. Pembahasan
1. Jelaskan perbedaan yang terjadi antara telur yang berada dalam air dengan telur
yang berada dalam susu kental manis.
Ketika mengamati telur dalam air kemasan pada gelas A sebagai larutan
Hipotonis dan susu kental manis pada gelas B sebagai larutan Hipertonis, setelah
1 hari kita dapat melihat telur yang berada di hipertonis akan mengambang
karena terjadi perpindahan air dari dalam telur ke luar, sedangkan telur yang
berada di hopotonis akan mengerut karena terjadi perpindahan air dari luar
masuk ke dalam telur.

2. Hitunglah massa air yang keluar masuk pada telur.


 Telur pada larutan Hipotonis (Air Kemasan), Massa Awalnya 25 g dan
Massa Akhirnya (setelah 2 hari) 27 g.
 Telur pada larutan Hipertonis (Susu Kental Manis), Massa Awalnya 25 g
dan Massa Airnya (setelah 2 hari) 18 g.

3. Buatlah hipotesis mengapa anda menggunakan telur yang tidak dikupas untuk
percobaan ini.
Alasan saya menggunakan telur yang tidak dikupas agar memudahkan
penglihatan mengenai perubahan telur saat dilarutkan kedalam larutan hipertonis
dan hopotonis pada telur yang akan mengalami Hemotolosis dan Krenasi saat
melakukan praktikum ini. Telur yang tidak dikupas dapat diberikan larutan cuka
atau larutan kadar asam yang tinggi, hal ini untuk meluruhkan cangkang telur
sehingga membrannya dapat terlihat dan terbungkus oleh kulit arinya saja.

4. Simpulkanlah bagian mana dari telur yang mengontrol pergerakan air yang
masuk dan keluar dari telur.
Telur yang dapat mengontrol pergerakan air yang masuk dan keluar yaitu
bagian membran sel saat telur yang dilarutkan dalam larutan Hipotonis (Air
Kemasan), karena hal itu maka telur mengalami Hemotolosis (telur
mengembung saat disimpan di tempat hipotonis), ukuran telur jadi lebih besar.
Begitu pun sebaliknya pada telur yang berada di larutan Hipertonis (Susu Kental
Manis), karena hal itu maka telur mengalami Krenasi (telur mengerut saat
disimpan di tempat hipertonis), ukuran telur jadi mengecil. Dengan terjadinya
cangkang yang menjadi tipis dan terlihat membran sel yang membungkus telur,
maka ini dapat memudahkan air untuk dapat keluar dan masuk ke dalam telur
melalui membran sel yang tipis.

H. Kesimpulan
Dari percobaan diatas dapat disimpulkan bahwa perbedaan konsentrasi pada
cairan dalam 1 wadah dapat menimbulkan berpindahnya cairan baik secara osmosis
maupun difusi. Pada percobbaan yang dilakukan terjadi peristiwa osmosis pada
telur. Osmosis adalah perpindahan pelarut dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi
yang lebih rendah melalui membrane semipermeable. Osmosis yang terjadi pada
telur saat percobaan tersebut mengakibatkan telur mengalami perubahan kondisi
fisik maupun penampakkannya. Telur juga dapat bertambah beratnya dan dapat juga
berkurang beratnya.
DAFTAR PUSTAKA

Biggs, A., Daniel, L., Feather Jr, R. M., Ortleb, E., Rillero, P., Synder, S. L., &
Zike, D. (2008). Science Level Green. National Geographic: Washington, D.C.

Waluyo, Joko. Wahyudi, Dwi. 2020. Biologi Dasar. Yogyakarta: Laksbang


Pressindo Yogyakarta.

Rahmadina. Febriani. 2017. Biologi Sel. Surabaya: Selembar Papyrus.


LAPORAN PRAKTIKUM KONSEP DASAR IPA II

LAB FOTOSINTESIS DAN RESPIRASI SEL

PGSD A 2019

Alvida Indria Wijaya (1905116008)

Nurul Aulia Apriani (1905116017)

Rizky Firmansyah (1905116024)


I. Judul
Mengamati Fotosintesis dan Respirasi Sel

J. Tujuan Percobaan
1. Mengamati tanaman air pada tempat terang dan gelap
2. Menentukan tanaman mana yang melakukan fotosintesis dan respirasi sel

K. Dasar Teori
Setiap mahluk hidup melakukan proses kimiawi, dua diantaranya ialah
fotosintetsis dan respirasi sel. Ada mahluk hidup yang hanya melakukan respirasi sel
namun ada pula yang melakukan proses fotosintesis dan respirasi sel sekaligus

L. Alat dan Bahan


3. Alat
- Wadah = 3 buah
- Gelas = 4 buah
- Pengaduk = 1 buah
- Gunting = 1 buah

4. Bahan
- Air destilasi = 20ml
- Air Soda = 5ml
- Tanaman air = 1 buah

M. Prosedur Kerja
1. Buatlah tabel sebagai berikut :
Test Tube Data
Gelas Percobaan Warna diawal Warna setelah 30 menit
1
2
3
4

Lalu catatlah hasil pengamatan pada tabel.


2. Beri label tiap gelas percobaan nomor 1,2,3,4. Lalu tuangkan 5ml air soda
disetiap gelas percobaan.
3. Tambahkan 10 tetes air soda pada gelas percobaan 1 dan 2.
4. Tambahkan 10 tetes air destilasi pada semua gelas percobaan.
5. Potong tanaman air masing-masing 10cm. Lalu masukkan kesemua gelas
percobaan.
6. Taruh gelas percobaan 1 dan 2 di tempat terang, gelas percobaan 3 dan 4 di
tempat gelap. Kemudian amati setelah 45 menit dan catat warna air disetiap
gelas percobaan
N. Hasil Pengamatan

Test Tube Data


Gelas Percobaan Warna diawal Warna setelah 30 menit
1
2
3
4

O. Analisis data
1. Identifikasi apa yang menjadi indikasi warna pada keempat gelas percobaan
pada awal pengamatan.
2. Amati proses apa yang menyebabkan pengubahan warna pada gelas
percobaan.
P. Kesimpulan
Dari percobaan diatas dapat disimpulkan bahwa perbedaan konsentrasi pada
cairan dalam 1 wadah dapat menimbulkan berpindahnya cairan baik secara osmosis
maupun difusi. Pada percobbaan yang dilakukan terjadi peristiwa osmosis pada
telur. Osmosis adalah perpindahan pelarut dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi
yang lebih rendah melalui membrane semipermeable. Osmosis yang terjadi pada
telur saat percobaan tersebut mengakibatkan telur mengalami perubahan kondisi
fisik maupun penampakkannya. Telur juga dapat bertambah beratnya dan dapat juga
berkurang beratnya.
DAFTAR PUSTAKA

Biggs, A., Daniel, L., Feather Jr, R. M., Ortleb, E., Rillero, P., Synder, S. L., &
Zike, D. (2008). Science Level Green. National Geographic: Washington, D.C.

Waluyo, Joko. Wahyudi, Dwi. 2020. Biologi Dasar. Yogyakarta: Laksbang


Pressindo Yogyakarta.

Rahmadina. Febriani. 2017. Biologi Sel. Surabaya: Selembar Papyrus.

Anda mungkin juga menyukai