Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM

FISIOLOGI TUMBUHAN
TEKANAN OSMOTIK METODE PLASMOLISIS

Disusun Oleh:
Kurnia Alfi Rianti / 1808086018
PB-5A
Dosen Pengampu:
Chusnul Adib Achmad, M.Si
Hari / Tanggal:
Jum’at, 4 September 2020

LABORATORIUM BIOLOGI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2020
ACARA 1
TEKANAN OSMOTIK METODE PLASMOLISIS
Jum’at, 4 September 2020

A. TUJUAN
Tujuan dari praktikum ini yaitu agar mahasiswa dapat membuktikan proses osmosis pada
jaringan tanaman.
B. ALAT BAHAN
1. Alat
a. Gelas bekas air mineral (bening)
b. Sendok
c. Pisau
d. Silet
e. Kertas
f. Bolpoin
g. Kamera
2. Bahan
a. Daun Rhoeo discolor
b. Bunga Bougenville
c. Garam
d. Air
C. CARA KERJA
Cara kerja yang dilakukan pada praktikum ini diantaranya:
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam praktikum. Kemudian siapkan 5
buah gelas bekas air mineral yang bersih
2. Berikan tanda menggunakan penggaris dengan tinggi yang sama
3. Masukkan garam ke dalam gelas dengan masing-masing perbandingan konsentrasi 0,
¼, ¼, 1, dan 2 kemudian tambahkan air hingga mencapai tanda yang telah dibuat dan
diaduk hingga larut
4. Potong daun Rhoeo discolor dan pisahkan antara bagian yang berwarna ungu dan
hijau menggunakan pisau/silet
5. Masukkan bahan ke dalam masing-masing gelas sebanyak 4 potong, diamkan selama
30 menit. Upayakan bahan benar-benar terendam
6. Setelah 30 menit, amati dan bandingkan perubahan yang terjadi.
7. Dokumentasikan setiap tahapan praktikum
Dokumentasi praktikum

D. HASIL PENGAMATAN
Berikut ini merupakan tabel hasil pengamatan yang telah dilakukan pada praktikum ini
1. Bunga Bougenville
Tanpa Garam ¼ Sendok ½ Sendok 1 Sendok 2 Sendok
Warna Tidak Agak pekat Agak pekat Agak pekat Agak pekat
berubah (Agak (Agak (Agak (Agak
warna (Ungu berwarna berwarna berwarna berwarna
muda) ungu pekat) ungu pekat) ungu pekat) ungu pekat)
Tekstur Kaku dan Agak lembek Agak lembek Lembek dan Lembek dan
tebal dan agak tipis dan agak tipis tipis tipis

2. Daun Rhoeo discolor


Tanpa Garam ¼ Sendok ½ Sendok 1 Sendok 2 Sendok
Warna Tidak Agak pudar Agak pudar Agak pudar Pudar (Ungu
berubah (Ungu muda) (Ungu muda) (Ungu muda) muda)
warna (Ungu
tua)
Tekstur Kaku dan Agak lembek Agak lembek Lembek dan Lembek dan
tebal dan agak tipis dan agak tipis tipis sangat tipis
E. PEMBAHASAN
Berikut ini merupakan pembahasan pada laporan praktikum ini yang bertujuan agar
mahasiswa dapat membuktikan proses osmosis pada jaringan tanaman yaitu sebagai
berikut diantaranya
1. Bunga Bougenville
Pada praktikum ini yaitu tekanan osmotic pada bunga Bougenville dimana bahan
yang dipraktikumkan. Bagian yang digunakan adalah potongan bunga bougenville.
Pada potongan bunga yang direndam pada air tanpa garam, warnanya tidak berubah
yaitu ungu muda serta bertekstur kaku dan tebal. Sedangkan perendaman epidermis
Rhoeo discolor dengan larutan garam yang memiliki konsentrasi ¼ dan ½ sendok
garam warnanya tetap ungu muda dan memiliki tekstur yang agak lembek serta agak
tipis. Sedangkan pada larutan garam konsentrasi 1 sendok, warnanya tetap ungu
muda, akan tetapi teksturnya mulai menipis dan terakhir yaitu bunga bougenville
yang direndam dengan larutan garam konsentrasi 2 sendok akan berubah warnanya
yaitu ungu muda tetapi pudar, yang teksturnya juga sangat lembek dan sangat tipis.
2. Daun Rhoeo discolor
Pada praktikum ini yaitu tekanan osmotic pada daun Rhoeo discolor dimana
bahan yang dipraktikumkan adalah bagian dari epidermis daun Rhoeo discolor yang
berwarna ungu. Kemudian setelah itu direndam menggunakan larutan garam.
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan, adapun penjelasan dari hasil
tersebut diantaranya: Pada epidermis daun Rhoeo discolor yang telah dicelupkan
memiliki hasil yang berbeda beda dari segi warna dan tekstur yang berbeda. Sama
halnya dengan bunga Bougenville. Pada perendaman epidermis Rhoeo discolor
dengan larutan garam yang memiliki konsentrasi berbeda, akan berbeda. Warna dan
tekstur dari epidermis Rhoeo discolor yang dicelupkan pada air tanpa garam
warnanya tidak berubah yaitu ungu tua, sedangkan teksturnya kaku dan tebal.
Sedangkan pada perendaman epidermis Rhoeo discolor dengan larutan garam yang
memiliki konsentrasi ¼ dan ½ sendok garam warnanya agak pudar yaitu berwarna
ungu muda dan memiliki tekstur yang agak lembek serta agak tipis. Pada larutan
garam dengan konsentrasi 1 sendok, warnanya berubah menjadi agak pudar yaitu
ungu muda, akan tetapi teksturnya mulai menipis. Perendaman daun Rhoeo discolor
pada larutan garam 2 sendok, dari segi warna pudar ungu muda menjadi putih dan
teksturnya jika diraba sangat lembek dan sangat tipis sekali.
Hal ini sesuai dengan teori yang menyebutkan bahwa bergeraknya molekul air
yang melalui membrane selektif permeable dari larutan konsentrasi rendah ke
konsentrasi tinggi sampai konsentrasinya sama dapat disebut juga dengan osmosis
(Anthara, 2011). Suatu membrane dapat dikatakan dengan kondisi permeable dimana
apabila seluruh jenis molekul cairan dapat melalui membrane, sedangkan jika hanya
dapat dilalui oleh molekul cairan tertentu saja maka hal tersebut termasuk dalam
kondisi semi permeable (Annur, 2008). Pada penelitian yang dilakukan oleh Kowless
(2010) menyatakan bahwa praktikum dengan menggunakan Rhoeo discolor sama
dengan praktikum tekanan osmosis pada bawang merah, karena dimana juga
mengalami osmosis sehingga air akan masuk kedalam sel tumbuhan dan mangalami
plasmolysis. Akan tetapi epidermis pada bagian bawah daun dari Rhoeo discolor
yang menghitam adalah sumber yang baik, namun banyak orang yang alergi saat
memegang daun tersebut. Menurut Ozaki (2002) ada beberapa factor yang
mempengaruhi kinerja membrane diantaranya yaitu rejeksi membrane, pH (tingkat
keasaman), suhu, dan kadar padatan yang tersuspensi dalam air. Dalam praktikum ini
air dan garam sangat penting dalam proses osmosis tersebut karena keberlangsungan
hidup tumbuhan bergantung pada air yang digunakan sebagai homeostatis dan
pengeluaran air serta sebagian besar penyusun protoplasma sel tumbuhan yaitu air
(Fahn, 1991). Peristiwa dari adanya perendaman daun Rhoeo discolor dan bunga
Bougenville yang dicelupkan dalam larutan garam tersebut dapat disebut dengan
plasmolysis. Plasmolysis merupakan suatu proses melepasnya protoplasma dari
dinding sel dikarenakan air dari vakuola keluar (Salisbury dan Rose, 1992). Semakin
tinggi konsentrasi dari larutan maka juga akan semakin tinggi sel tumbuhan yang
akan mengalami plasmolysis (Tjitrosoepomo, 1987). Selama plasmolysis, membrane
plasma terpisah dari sel dinding, dan proses pada tahapan ini dapat sangat jelas
terlihat melalui mikroskop. Plasmolysis sendiri bersifat reversible. Adapun jenis
utama dari plasmolysis itu sendiri bergantung pada jenis sel dan viskositas sel (Lang,
2014)
F. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum ini adalah osmosis yaitu bergeraknya
molekul air yang melalui membrane selektif permeable dari larutan konsentrasi rendah ke
konsentrasi tinggi. Pada praktikum yang telah dilakukan yaitu dengan perendaman bunga
Bougenville dan epidermis daun Rhoeo discolor sudah sesuai dengan teori yang
menyatakan bahwa peristiwa yang terjadi pada praktikum tersebut yaitu plasmolysis
dimana air mengisi seluruh sel tumbuhan sehingga protoplasma lepas dari dinding sel
tersebut
G. DAFTAR PUSTAKA
Anthara, I Made S; Suartha, N, I. 2011. Homeostatis Cairan Tubuh pada Anjing dan
Kucing. Buletin Vetenirer Udayana Vol. 3 No 1 :23-27
Annur, H; H. Santosa. 2008. Analisa Temperatur pada Proses Difusi Obat dalam
Membran dengan Metode Diferensial Parabolik untuk Mendeteksi Sinyal
Fotoakuatik Vol. 11 No. 3 : 45-46
Fahn, A. 1991. Anatomi Tumbuhan Edisi Ketiga. Jogjakarta: Gadjah Mada University
Press
Kowles, Richard V. 2010. Regulation of Water in Plant Cells. Bioscene: Journal of
College Biology Teaching Vol. 36 No. 1 : 34-42
Lang, Ingeborg; Sassmann, Stefan; Schmidt Brigitte; Komis, George. 2014. Journal of
Plants Vol. 3 No 4 : 583-593
Ozaki, H; Li, H. 2020. Rejection of Organic Coumpond by Ultra-Low Pressure Reverse
Osmosis Membrane. Journal of Water Reasearch Vol 36 No 1 : 123-130
Salisbury, F, B; Rose C.W. 1922. Fisiologi Tumbuhan. Bandung: Institut Teknologi
Bandung
Tjitrosoepomo, Gembong. 1987. Botani Umum 2. Bandung: Penerbit Angkasa

Anda mungkin juga menyukai