Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PERKEMBANGAN PERADABAN ISLAM DI SPANYOL


Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sejarah Peradaban Islam
Dosen Pengampu: Dr. Ruswan M.A.

Oleh:
1. Cindy Elsa Anggraini (1808086009)
2. Purwanti (1808086014)
3. Kurnia Alfi Rianti (1808086018)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2019
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di awal abad ke-7 masehi, ketika Nabi Muhammad saw, memasuki


misinya di negeri Arab, seluruh pantai laut tengah merupakan bagian
dari dunia masyarakat kristen sepanjang Eropa, Asia dan pantai Afrika
Utara ditinggal penduduk yang beragama Kristen dari berbagai sekte.

Setelah berakhirnya periode klasik, ketika Islam mulai memasuki


masa kemunduran, Eropa bangkit dari keterbelakangannya.
Kebangkitan itu bukan saja terlihat dalam bidang politik dengan
keberhasilan Eropa mengalahkan kemajuan-kemajuan Islam dan
bagian dunia lainnya, tetapi terutama dalam bidang ilmu pengetahuan
dan teknologi itulah yang mendukung keberhasilan politiknya.
Kemajuan-kemajuan eropa ini tidak dapat dipisahkan dari pemerintah
Islam di Spanyol. Dari Spanyol Islam-lah Eropa banyak menimba ilmu.
Pada periode klasik, ketika islam mencapai masa keemasannya,
Spanyol merupakan pusat peradapan Islam yang sangat penting
menyaingi Baghdad di Timur. Ketika itu orang-orang Eropa Kristen
banyak belajar di beberapa perguruan tinggi di sana. Islam menjadi
“Guru” bagi orang Eropa. Oleh karena itu, kehadiran Islam di Spanyol
banyak menarik perhatian para sejarawan yang kemudian melahirkan
suatu peradaban yang di warisi oleh orang Barat dewasa ini.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses masuknya Islam di Spanyol?
2. Apa saja dinasti-dinasti yang pernah berkuasa di Spanyol?
3. Bagaimana perkembangan peradaban Islam di Spanyol?
4. Bagaimana peradaban Islam di Spanyol?
5. Apa saja faktor-faktor berakhirnya kekuasaan Islam di Spanyol?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui proses masuknya Islam di Spanyol
2. Untuk mengetahui dinasti-dinasti yang pernah berkuasa di Spanyol
3. Untuk mengetahui perkembangan Islam di Spanyol
4. Untuk mengetahui peradaban Islam di Spanyol
5. Untuk mengetahui faktor-faktor berakhirnya kekuasaan Islam di
Spanyol
BAB II
PEMBAHASAN

A. Masuknya Islam di Spanyol


Spanyol diduduki umat Islam pada zaman khalifah Al-Wahid (705-
715 M), salah seorang khalifah dari Bani Umayyah yang berpusat
menguasai Afrika Utara dan menjadikannya sebagai salah satu provinsi
dari Dinasti Umayyah. Penguasaan sepenuhnya atas Afrika Utara itu
terjadi di zaman khalifah Abdul Malik (685-705 M). Khalifah Abdul
mengangkat Hasan bin Nu’man Al-Nu’man sudah digantikan oleh Musa
bin Nushair. Di zaman Al-Walid itu, Musa bin Nushair memperluas
wilayah kekuasaannya dengan menduduki Aljazair dan Maroko. Selain
itu, ia juga menyempurnakan penaklukan ke daerah-daerah bekas
kekuasaan bangsa Barbar di pegunungan-pegunungan, sehingga
mereka menyatakan setia dan berjanji tidak akan membuat
kekacauan-kekacauan seperti yang pernah mereka lakukan
sebelumnya.1
Dalam proses penaklukan Spanyol terdapat tiga pahlawan yang
dapat dikatakan paling berjasa memimpin satuan pasukan ke wilayah
tersebut. Mereka adalah Tharif bin Malik, Thariq bin Ziyad dan Musa
bin Nushair. Terdorong oleh keberhasilan Tharif dan kemelut yang
terjadi di kerajaan Visighotic yang berkuasa di Spanyol saat itu, Musa
bin Nushair pada tahun 711 M mengirim pasukan ke Spanyol sebanyak
7.000 orang di bawah pimpinan Thariq bin Ziyad 2
Thariq bin Ziyad lebih banyak dikenal sebagai penakluk Spanyol
karena pasukannya lebih besar dan hasilnya lebih nyata. Pasukannya
terdiri dari sebagian besar suku Barbar dan sebagian lagi orang Arab
yang kemudian menyeberangi selat tepatnya di sebuah gunung yang
dikenal dengan nama Gibraltar (Jabal Thariq) yang menjadi tempat
pertama kali Thariq dan pasukannya mendarat dan menyiapkan
pasukannya dan dengan dikuasainya daerah ini, maka terbukalah pintu
secara luas untuk memasuki Spanyol. Dan pada akhirnya Thariq dan

1
Samsul Munir Amin, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: Amzah, 2009), hlm.161
2
Philip K Hitti, History of the Arabs, (London: Macmillan Press, 1970), hal. 493.
pasukannya dapat menaklukkan kota-kota penting seperti Cordova,
Granada dan Toledo (Ibu kota kerajaan Ghoth saat itu)3
Sejak pertama kali menginjakkan kaku ditanah Spanyol hingga
jatuhnya kerajaan Islam terakhir di sana, Islam memainkan peranan
yang sangat besar. Masa itu berlangsung lebih dari 7,5 abad. Dalam
kurun waktu 7,5 abad, Islam Spanyol telah berkembang dengan
pesatnya yang pada gilirannya mampu membawa dampak yang
sangat pesatnya yang pada gilirannya mampu membawa dampak
yang sangat besar bagi dunia keilmuan dan pengetahuan yang terjadi
di Eropa pada umumnya.4

B. Dinasti Yang Pernah Berkuasa di Spanyol


Selama Islam berkuasa di Spanyol, banyak terdapat penguasa
negeri yang memerintah, diantaranya adalah
1. Amir-amir Bani Umayyah 6. Daulah Bani Najib & Hud
di Saragosa
2. Khalifah-khalifah Bani Umayyah 7. Daulah Aniriyah di
Valensia
3. Daulah Ziriyah di Granada 8. Daulah Bani Ubbad di
Sevilla
4. Daulah Bani Hamud di Malaga 9. Daulah Jahuriyah di
Cordova
5. Daulah Bani Daniyah 10. Daulah Bani Ahmar di
Spanyol5

C. Perkembangan Islam di Spanyol


Sejak pertama kali menginjakkan kaki di tanah Spanyol hingga
jatuhya kerajaan Islam terakhir Islam memainkan peranan yang sangat
besar. Masa itu berlangsung lebih dari tujuh setengah abad. Sejarah
panjang yang dilalui umat Islam di Spanyol itu dapat dibagi menjadi
enam periode yaitu sebagai berikut:
1. Periode pertama (711-755 M)

Andalusia berada di bawah pemerintahan para wali yang di angkat oleh Khalifah
Bani Umayyah yang berpusat di Damaskus. Pada periode ini stabilitas politik negeri
Spanyol belum tercapai dengan sempurna. Selama masa ini terjadi dua 20 kali
pergantian wali (gubernur) dalam jangka waktu yang amat singkat. Periode ini, Islam

3
A. Syalabi, Sejarah Dan Kebudayaan Islam Jilid 2, (Jakarta: Pustaka AlHusna, 1983),
hlm.161
4
Samsul Munir Amin, Sejarah Peradaban Islam… hlm.164-165
5
Samsul Munir Amin, Sejarah Peradaban Islam… hlm.166
di Andalusia belum memasuki kegiatan pembangunan di bidang peradaban dan
kebudayaan. Periode ini berakhir dengan datangnya Abd al-Rahman Al-Dakhil ke
Spanyol pada tahun 138 H/755 M.

2. Periode kedua (755-912 M)

Andalusia berada di bawah pemerintahan seorang panglima atau gubernur yang


begelar Amir tapi tidak tunduk kepada pusat pemerintahan Islam yaitu yang dipegang
oleh Abbasiyah di Bagdad. Periode ini sampai periode keempat merupakan zaman
Dinasti Bani Umayyah II di Andalusia hingga tahun 1031, yakni berdirinya dinasti-
dinasti kecil (Mulk al-Thawaif). Penguasa pertamanya adalah Abd al-Rahman ad-
Dakhil, keturunan Bani Umayyah yang lolos dari kerajaan Dinasti Abbasiyah yang
menggulingkan Dinasti Umayyah di Damaskus. Periode ini, Umat Islam Andalusia
mulai memperoleh kemajuan-kemajuan, baik dalam bidang politik maupun dalam
bidang peradaban.

3. Periode ketiga (912-1013 M)

Pemerintahan Abd al-Rahman III yang bergelar al-Nasir li dinillah (penegak


agama Allah) sampai munculnya raja-raja kelompok (kecil) yang dikenal dengan
Muluk at-Thawaif masuk dalam periode ketiga. Pada periode ini, Spanyol diperintah
oleh penguasa yang bergelar Khalifah. Dengan demikian, pada masa ini terdapat dua
Khalifah Sunni di dunia Islam, Khalifah Abbasiyah di Bagdad dan Khalifah Umayyah
di Spanyol, di samping seorang Khalifah Syi’ah Fatimiyyah di Afrika Utara. Khalifah-
khalifah besar yang memerintah pada periode ketiga ini ada tiga orang, yaitu Abd
Rahman al-Nasir (912-961), Hakam II (961-976), dan Hisyam II (976-1009 M). Pada
periode ini, umat Islam Spanyol berhasil mencapai puncak kemajuan dan kejayaannya.
4. Periode keempat (1013-1086 M)

Pada periode ini, Spanyol terpecah menjadi lebih dari tiga puluh negeri kecil di
bawah pemerintahan raja-raja golongan atau al-Muluk at-Thawaif, yang antara lain
berpusat di suatu kota seperti Seville, Cordova, dan Toledo. Pemerintahan terbesar
diantaranya adalah Abbadiyah di Seville. Pada periode ini, umat Islam Spanyol
kembali memasuki masa pertikaian internal. Sayangnya, jika terjadi perang saudara,
ada di antara pihak-pihak yang bertikai itu, ada pihak-pihak tertentu yang meminta
bantuan kepada raja-raja Kristen.

5. Periode kelima (1086-1248 M)


Walaupun terpecah dalam beberapa negara, pada periode kelima ini, Islam di
Spanyol masih mempunyai suatu kekuatan yang dominan, yaitu dinasti Murabithun
(1086-1143 M) yang didirikan oleh Yusuf bin Tasyfim di Marocco, Afrika Utara dan
setelah melemah kemudian digantikan oleh dinasti Muwahhidun muncul sebagai
gantinya (1146-1235 M) didirikan oleh Muhammad Ibnu Tumart (w.1128).
Pada tahun 1212 M, tentara Kristen memperoleh kemenangan besar di Las Navas
de Tolesa. Kekalahan-kekalahan yang dialami Muwahhidun menyebabkan
penguasanya memilih untuk meninggalkan Spanyol dan kembali ke Afrika Utara
tahun 1235 M. Dalam kondisi demikian, umat Islam tidak mampu bertahan dari
serangan-serangan Kristen yang semakin besar. Tahun 1238 M, Cordova jatuh ke
tangan penguasa Kristen dan Seville jatuh pada tahun 1248 M. Akhirnya, kecuali
Granada, seluruh wilayah Spanyol telah lepas dari kekuasaan Islam.

6. Periode keenam (1248-1492 M)

Kerajaan Granada merupakan pertahanan terakhir Muslim Spanyol di bawah


kekuasaan dinasti Bani Ahmar (1232-1492 M). Peradaban kembali mengalami
kemajuan seperti di zaman Abdurrahman al-Nasir. Akan tetapi, secara politik, dinasti
ini hanya berkuasa di wilayah yang kecil. Ferdinand dan Isabella melahirkan kekuatan
besar untuk merebut kekuasaan terakhir umat Islam di Spanyol. Keduanya ingin
merebut kekuasaan terakhir umat Islam di Spanyol. Abu Abdullah tidak kuasa
menahan serangan-serangan orang Kristen tersebut dan pada akhirnya mengaku kalah
ia menyerahkan kekuasaan kepada Ferdinand dan Isabella, kemudian hijrah ke Afrika
Utara. Dengan demikian berakhirlah kekuasaan Islam di Spanyol. Dengan demikian
berakhirlah kekuasaan Islam di Spanyol tahun 1492 M.

D. Peradaban Islam di Spanyol

Peradaban Islam di Spanyol sangat menonjol dalam berbagai


bidang, baik dalam bidang intelektual ataupun bidang agama, serta
bidang arsitektur yang menyebabkan kebangkitan Eropa. Puncak
kejayaan peradaban Islam di Spanyol berdampak bagi peradaban
Eropa
1. Kemajuan intelektual

a. Filsafat
Dalam bidang filsafat, atas inisiatif al-Hakam II (961-976 M.) karya-karya
ilmiah dan filosof diimpor dari Timur dalam jumlah besar, sehingga Cordova
dengan perpustakaan dan Universitas-universitasnya mampu menyaingi Baghdad
sebagai pusat utama ilmu pengetahuan di Dunia Islam. Tokoh pertama dalam
filsafat Arab-Spanyol adalah Abu Bakar Muhammad bin al-Sayyigh yang lebih
dikenal dengan Ibn Bajjah.
b. Kedokteran
Andalusia mencapai kejayaan di bidang kedokteran dengan Cordova sebagai
salah satu pusat aktivitas medis yang melahirkan beberapa ilmuwan terkemuka
antara lain Ibn Rusyd dengan karya besarnya Kitab al-Kulliyyat fi at-Tibb (tentang
filsafat dalam ilmu kedokteran). Kitab referensi yang dipakai berabad-abad di
Eropa. Ilmuwan di bidang obat-obatan antara lain Abu Ja’far Ahmad Ibn
Muhammad al-Gafiqi dan Abu Zakaria Yahya Ibn Awwam.

c. Sejarah dan Geografi


Dalam bidang sejarah dan geografi dikenal Ibn Jubeir dari Valencia (1145
1228 M.) menulis tentang negeri negeri muslim Mediterania dan Sicilia. Ibn
Batutah dari Tangier (1304-1377 M.) mencapai Samudra Pasai di Indonesia dan
sampai ke Cina. Ibn al-Khatib (1317-1374 M) menyusun riwayat Granada.
Sedangkan Ibn Khaldun dari Tunis tetapi tinggal di Spanyol adalah perumus
filsafat sejarah. Semua sejarawan di atas bertempat tinggal di Spanyol, yang
kemudian ada yang pindah ke Afrika

d. Sains
Dalam bidang kedokteran dikenal Ahmad bin Ibas adalah ahli dalam bidang
obat-obatan. Ummi al-Hasan binti Abi Ja’far adalah ahli kedokteran dari kalangan
wanita. Dalam bidang ilmu kimia dan astronomi adalah Abbas bin Farnas. Dialah
orang pertama yang menemukan pembuatan kaca dari batu. Ibrahim bin Yahya al-
Naqqash terkenal dalam ilmu astronomi. Dia dapat menentukan waktu terjadinya
gerhana matahari dan menentukan berapa lamanya terjadi.

e. Trigonometri
Ahli trigonometri ternama adalah Jabir ibnu Aflah dari Seville, pengantar
risalah astronomnya ditulis oleh Islah al-Majisti berisi tentang teori-teori
trigonometri.

2. Bidang keilmuan keagamaan

a. Bahasa Arab
Sebagai realisasi kebijakan Arabisasi (pengaraban) Dinasti Umayyah dalam
bidang Bahasa, ilmu pengetahuan berkembang dengan perantaraan bahasa Arab.
Masyarakat Andalusia muslim maupun non muslim menerima dan mempelajari
bahasa Arab. Oleh karena itu, lahirlah ahli bahasa diantaranya Ibnu Khuruf, Ibnu
al-Hajj, Abu Hasan, Ibnu Asfur, Abu Hayyan dan Ibn Malik pengarang kitab al-
fiyah.

b. Hadits
Para ahli bidnag Hadits antara lain Ibn Waddah Ibn Abdul Barr, al-Qadi Ibn
Yahya al-Laisi, abdul Walid al-Baji, Abdul Walid Ibn Rusyd dan Abu Asim yang
menulis kitab at-Tuhfah (persembahan).

c. Tasawuf
Ilmuwan dalam bidang Tasawuf adalah Muhyidin Ibn Arabi yang terkenal
dengan faham Wahdatul Wujud (kesatuan wujud) dan menghasilkan banyak karya
tulis antara lain al-Futuhat al-Makkiyyah (penaklukan Mekkah)
3. Bidang arsitektur bangunan
Kemegahan bangunan fisik Islam Spanyol sangat maju, dan
mendapat perhatian umat dan penguasa. Umumnya bangunan di
Andalusia memiliki nilai arsitektur yang tinggi. Jalan sebagai alat
transportasi dibangun, pasar-pasar dibangun untuk membangun
ekonomi. Demikian pula dam-dam, kanal, saluran air, dan jembatan-
jembatan yaitu antara lain di Cordova, Granada, Sevilla, Toledo, dan
lain-lain.6

E. Faktor Yang Menyebabkan Berakhirnya Kekuasaan Islam di


Spanyol

Adapun yang menjadi faktor kemunduran Islam di Spanyol, terdapat beberapa


penyebab bagi terjadinya kemunduran dan kehancuran Islam di Spanyol, diantaranya:

1. Konflik Islam denga Kristen


Kehadiran Arab Islam telah memperkuat rasa kebangsaan orang-orang Spanyol
Kristen. Hal itu menyebabkan kehidupan negara Islam di Spanyol tidak pernah
berhenti dari pertentangan antara Islam dan Kristen. Pada abad ke-11 M umat Kristen
memperoleh kemajuan yang pesat, sementara Umat Islam sedang mengalami
kemunduran. Bahkan, banyak orang Kristen memakai nama-nama Arab dan meniru
cara hidup lahiriyah kaum Muslimin. Bahasa Arab pun menjadi salah satu bahasa

6
Samsul Munir Amin, Sejarah Peradaban Islam… hlm.171-175
utama. Istilah Muzarabes (Arabisasi) yang digalakkan terhadap orang-orang Spanyol
Kristen menyebabkan bahasa Latin hampir terlupakan

2. Tidak Adanya Ideologi Pemersatu


Pada dasarnya, para muallaf semestinya diperlakukan sama sebagai orang Islam
yang sederajat. Namun di Spanyol sebagaimana politik yang dijalankan Bani
Umayyah di Damaskus, orang Arab tidak pernah mau menerima orang Islam pribumi.
Setidaknya sampai abad ke-10 M, mereka masih memberikan istilah ibad dan
muwalladun kepada para muallaf yang merupakan suatu ungkapan yang merendahkan.

3. Kesulitan Ekonomi
Di paruh kedua masa Islam di Spanyol, para penguasa membangun kota dan
mengembangkan ilmu pengetahuan dengan sangat serius sehingga lalai membina
perkonomian. Padahal, peradaban kuat tanpa ditopang dengan ekonomi yang mapan
dapat dipastikan akan hancur. Terbukti dengan timbulnya kesulitan ekonomi yang
memberatkan dan mempengaruhi kondisi politik dan militer penguasa Islam Spanyol.

4. Tidak Jelasnya Sistem Peralihan Kekuasaan


Hal ini menyebabkan perebutan kekuasaan di antara ahli waris. Karena inilah
kekuasaan Bani Umayyah runtuh dan Muluk al-Thawaif muncul. Granada yang
merupakan pusat kekuasaan Islam terakhir di Spanyol jatuh ke tangan Ferdinand dan
Isabella, diantaranya juga disebabkan karena permasalahan ini.

5. Keterpencilan
Andalusia letaknya terpencil dari dunia Islam yang lain sehingga selalu berjuang
sendiri tanpa bantuan dari Negara Islam lainnya kecuali dari Afrika Utara. Oleh
Karena itu, tidak ada kekuatan alternatif yang mampu membendung kebangkitan
Kristen di sana.7

7
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam Cet. 2… hal. 107-109
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari makalah ini yaitu:

1. Dalam proses penaklukan Spanyol terdapat tiga pahlawan yang


dapat dikatakan paling berjasa memimpin satuan pasukan ke
wilayah tersebut. Mereka adalah Tharif bin Malik, Thariq bin Ziyad
dan Musa bin Nushair. Thariq bin Ziyad lebih banyak dikenal
sebagai penakluk Spanyol karena pasukannya lebih besar dan
hasilnya lebih nyata.
2. Dinasti yang pernah memerintah di Spanyol antara lain:
a. Amir-amir Bani Umayyah
b. Khalifah-khalifah Bani Umayyah
c. Daulah Ziriyah di Granada
d. Daulah Bani Hamud di Malaga
e. Daulah Bani Daniyah
f. Daulah Bani Najib dan Bani Hud di Saragosa
g. Daulah Aniriyah di Valensia
h. Daulah Bani Ubbad di Sevilla
i. Daulah Jahuriyah di Cordova
j. Daulah Bani Ahmar di Spanyol

3. Perkembangan Islam di Spanyol terbagi menjadi beberapa periode


yaitu:
a. Periode pertama (711-755 M) : stabilitas politik negeri Spanyol belum
tercapai dengan sempurna

b. Periode kedua (755-912 M) : kemajuan-kemajuan, baik dalam bidang politik


maupun dalam bidang peradaban

c. Periode ketiga (912-1013 M) : umat Islam Spanyol berhasil mencapai puncak


kemajuan dan kejayaannya
d. Periode keempat (1013-1086 M) : pada periode ini, Spanyol terpecah menjadi
lebih dari tiga puluh negeri kecil di bawah pemerintahan raja-raja golongan atau
al-Muluk at-Thawaif,

e. Periode kelima (1086-1248 M) : Islam di Spanyol masih mempunyai suatu


kekuatan yang dominan, yaitu dinasti Murabithun (1086-1143 M) dan dinasti
Muwahhidun

f. Periode keenam (1248-1492 M) : berakhirlah kekuasaan Islam di Spanyol

4. Peradaban Islam di Spanyol yaitu meliputi kemajuan intelektual antara lain sains,
pertanian, musik, seni, filsafat, dan lain-lain. Pada bidang keagamaan antara lain fikih,
tasawuf, tafsir, hadits, dan lain-lain. Sedangkan peradaban dalam bidang arsitektur
terdapat pada kota Cordova, Granada, Sevile, dan Toledo.

5. Faktor kehancuran Islam di Spanyol disebabkan pada konflik ANTARA Islam dan
Kristen, keterpencilan, tidak jelasnya sistem peralihan kekuasaan, tidak adanya
ideology pemersatu, serta kesulitan ekonomi.

B. Saran

Dalam penulisan makalah ini, tentu banyak kekurangan dan kelemahan karena
terbatasnya pengetahuan, kurangnya rujukan referensi yang penulis peroleh. Penulis
mohon maaf apabila ada kesalahan ejaan dalam penulisan kata dan penyusunan kalimat
yang kurang tepat, kurang jelas, sulit dimengerti dan tidak tepat. Oleh karena itu, penulis
sangat mengharapkan kritik dan saran. Sekian dari kami semoga bisa bermanfaat untuk
pembaca. Atas perhatiannya kami ucapkan terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA

Amin, Samsul Munir. 2009. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: Amzah

Hitti, Philip K. 1970. History of the Arabs. London: Macmillan Press

Syalabi, A. 1983. Sejarah Dan Kebudayaan Islam. Jakarta: Pustaka AlHusna

Yatim, Badri. 1994. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Anda mungkin juga menyukai