Abstract
This study aims to find ways of making nata with a comparison of sugar and a long fermentation on the
quality of nata de banana skin. This study uses a complete Randomized Design (CRD) factorial. The results of
statistical analysis on each parameter: The amount of sugar and a long fermentation differ very real effect on
yield. The number of long fermentation guladan different effect not significant (p> 0.05) on pH. Number of
different sugars affect highly significant (p <0.01) to the TSS. The amount of sugar and a long fermentation
different effect highly significant (p <0.01) of thickness. Treatment interaction effect is not significant (p> 0.05) of
thickness. The amount of sugar and a long fermentation influence erbeda highly significant (p <0.01) against
violence. Treatment interaction effect is not significant (p> 0.05) to violence. The amount of sugar and a long
fermentation influence not differ significantly (p> 0.05) for color. Treatment interaction effect is not significant
(p> 0.05) on color
Keywords: nata de banana skin, sugar, fermentation, banana
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui cara pembuatan nata dengan perbandingan gula dan lama
fermentasi terhadap kualitas nata de banana skin. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak lengkap (RAL)
factorial. Hasil analisis secara statistik pada masing-masing parameter: Jumlah gula dan lama fermentasi
berpengaruh berbeda sangat nyata terhadap rendemen. Jumlah guladan lama fermentasi berpengaruh berbeda
tidak nyata (p > 0.05) terhadap pH. Jumlah gula berpengaruh berbeda sangat nyata (p < 0.01) terhadap TSS.
Jumlah gula dan lama fermentasi berpengaruh berbeda sangat nyata (p < 0.01) terhadap ketebalan. Interaksi
perlakuan berpengaruh tidak nyata (p > 0.05) terhadap ketebalan. Jumlah gula dan lama fermentasi berpengaruh
erbeda sangat nyata (p < 0.01) terhadap kekerasan. Interaksi perlakuan berpengaruh tidak nyata (p > 0.05)
terhadap kekerasan. Jumlah gula dan lama fermentasi berpengaruh berbeda tidak nyata (p > 0.05) terhadap
warna. Interaksi perlakuan berpengaruh tidak nyata (p > 0.05) terhadap warna
Kata kunci: nata de banana skin, gula, fermentasi, pisang
149
Budi Suarti, Taufik dan Aswan Riadi
150
STUDI PEMBUATAN NATA DARI KULIT PISANG
yang diamati. Data rata-rata hasil pengamatan Rendemen terendah 71,257% terdapat pada
disajikan pada Tabel 6. perlakuan G1. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada
Gambar 2.
Tabel 6. Pengaruh Lama Fermentasi terhadap Dari Gambar 2 dapat dilihat bahwa semakin
Parameter yang Diamati tinggi jumlah gula maka rendemen yang dihasilkan
Lama Rende pH TSS Ketebal Kekeras Warn semakin tinggi. Hal ini karena semakin banyak gula
Fermentas men (0Brix) an an a
i (hari) (%) (mm) yang ditambahkan nata yang dihasilkan semakin
F1 = 5 70,075 4,84 27,305 19,96 1,961 3,20 tebal menyebabkan rendemen semakin tinggi.
F2 = 10 73,488 4,55 22,826 20,94 2,503 3,16
F3 = 15 76,125 3,78 21,493 22,10 3,044 3,11
Terjadinya penambahan nata karena pertumbuhan
F4 = 20 82,563 3,39 17,761 23,23 3,586 3,05 bakteri A. xylinum pembentuk nata semakin banyak
dan semakin baik, sehingga nata yang dihasilkan
Dari Tabel 6 dapat dilihat bahwa semakin bakteri tersebut semakin banyak. Menurut Lubis,
lama fermentasi maka rendemen, ketebalan dan dkk3 terjadinya peningkatan rendemen nata karena
kekerasan semakin meningkat, sedangkan pH, TSS semakin banyaknya gula tersedia sebagai sumber
dan warna menurun. kalori dan sebagai bahan yang disentesis menjadi
Pengujian dan pembahasan masing-masing sellulosa atau menjadi nata.
parameter yang diamati selanjutnya dibahas satu
persatu : Pengaruh Lama Fermentasi
Dari daftar sidik ragam (Lampiran 1) dapat
Rendemen dilihat bahwa lama fermentasi berpengaruh berbeda
Pengaruh Jumlah Gula sangat nyata (p < 0.01) terhadap rendemen. Tingkat
Dari daftar sidik ragam (Lampiran 1) dapat perbedaan tersebut telah diuji dengan uji beda rata-
dilihat bahwa jumlah gula berpengaruh berbeda rata dan dapat dilihat pada Tabel 8.
sangat nyata (p < 0.01) terhadap rendemen. Tingkat
perbedaan tersebut telah diuji dengan uji beda rata- Tabel 8. Hasil Uji Beda Rata-rata Pengaruh Lama
rata dan dapat dilihat pada Tabel 7. Fermentasi terhadap Rendemen
Perlakuan Rataan Jarak LSR Notasi
(F) (%) (P) 0.05 0.01 0.05 0.01
Tabel 7. Hasil Uji Beda Rata-rata Pengaruh Jumlah
F4 = 20 hari 82,563 - - - a A
Gula terhadap Rendemen F3 = 15 hari 76,125 2 2.193 3.010 b B
Perlakuan Rataan Jarak LSR Notasi F2 = 10 hari 73,488 3 2.303 3.173 c BC
(G) (%) (P) 0.05 0.01 0.05 0.01 F1 = 5 hari 70,075 4 2.361 3.253 d CD
G4 = 12% 81,000 - - - a A
G3 = 10% 75,825 2 2.2 3.01 b B
Keterangan : Huruf yang berbeda pada kolom notasi
G2 = 8% 74,150 3 2.3 3.17 bc BC menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf
G1 = 6% 71,257 4 2.4 3.25 cd CD 5% dan berbeda sangat nyata pada taraf 1%
Keterangan : Huruf yang berbeda pada kolom notasi
menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf Dari Tabel 8 dapat dilihat bahwa rendemen
5% dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% tertinggi 82,563% terdapat pada perlakuan F4 secara
statistik menunjukkan pengaruh berbeda sangat
Dari Tabel 7 dapat dilihat bahwa rendemen nyata dengan perlakuan F3, F2 dan perlakuan F1.
tertinggi 81,000% terdapat pada perlakuan G4 secara Rendemen terendah 70,075% terdapat pada
statistik menunjukkan pengaruh berbeda sangat perlakuan F1. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada
nyata dengan perlakuan G3, G2 dan perlakuan G1. Gambar 3.
82
80
78
Rendemaen (%)
76
74
72 ^Y = 61.651 + 1.5452 G
70 r = 0.9519
68
66
40 6 8 10 12
Jumlah Gula (%)
Gambar 2. Hubungan Jumlah Gula dengan Rendemen
151
Budi Suarti, Taufik dan Aswan Riadi
85
82,5
80
Rendemen %
77,5
75
72,5
70 ^
Y = 65.537 + 0.802 F
67,5 r = 0.9602
65
62,5
0 5 10 15 20
5
pH
4
3 ^
Y = 5.426 - 0.1026 F
2
r = -0.9718
1
0
0 5 10 15 20
Dari Gambar 3 dapat dilihat bahwa semakin Dari daftar sidik ragam dapat dilihat bahwa
lama fermentasi maka rendemen yang dihasilkan jumlah gula berpengaruh berbeda tidak nyata (p ˃
semakin meningkat. Hal ini dapat dijelaskan bahwa 0.05) terhadap pH. Sehingga pengujian selanjutnya
pada awal fermentasi nata terjadi kenaikan jumlah tidak dilakukan.
sel yang cepat dan setelah hari kedua tampak adanya Pengaruh Lama Fermentasi
substansi berbentuk lapisan tipis yang terdapat di Dari daftar sidik ragam dapat dilihat bahwa
permukaan cairan yang disebut nata, setiap harinya lama fermentasi berpengaruh berbeda sangat nyata
semakin tebal sampai fermentasi berlangsung selama (p < 0.01) terhadap pH. Tingkat perbedaan tersebut
20 hari. Menurut Lubis, dkk3 menyatakan bahwa telah diuji dengan uji beda rata-rata dan dapat dilihat
selama fermentasi berlangsung akan terbentuk pada Tabel 9.
lapisan tipis nata di permukaan media, semakin lama
fermentasi maka akan semakin tebal sampai saat Tabel 9. Hasil Uji Beda Rata-rata Pengaruh Lama
pemanenan. Pemanenan nata dapat dilakukan setelah Fermentasi terhadap pH
fermentasi berlangsung selama 15 – 21 hari. Perlakuan Rataan Jarak LSR Notasi
(hari) (P) 0.05 0.01 0.05 0.01
F1 = 5 4,846 - - - a A
Pengaruh Interaksi F2 = 10 4,551 2 0.191 0.262 b B
Dari daftar sidik ragam (Lampiran 1.) dapat F3 = 15 3,784 3 0.200 0.276 c C
dilihat bahwa interaksi perlakuan berpengaruh F4 = 20 3,391 4 0.205 0.283 d D
berbeda tidak nyata (p > 0.05) terhadap rendemen. Keterangan : Huruf yang berbeda pada kolom notasi
Sehingga pengujian selanjutnya tidak dilakukan. menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf
5% dan berbeda sangat nyata pada taraf 1%
pH
Pengaruh Jumlah Gula
152
STUDI PEMBUATAN NATA DARI KULIT PISANG
Dari Tabel 9 dapat dilihat bahwa pH tertinggi Dari Tabel 10 dapat dilihat bahwa TSS
4,846 terdapat pada perlakuan F1 secara statistik tertinggi 26,018 0Brix terdapat pada perlakuan G4
menunjukkan pengaruh berbeda sangat nyata dengan secara statistik menunjukkan pengaruh berbeda
perlakuan F2, F3 dan perlakuan F4. pH terendah 3,391 nyata dengan perlakuan G2 dan perlakuan G1. TSS
terdapat pada perlakuan F4. Untuk lebih jelas dapat terendah 18,065 0Brix terdapat pada perlakuan G1.
dilihat pada Gambar 4. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 5.
Dari Gambar 4 dapat dilihat bahwa semakin Dari Gambar 5 dapat dilihat bahwa semakin
lama fermentasi maka pH yang dihasilkan semakin tinggi jumlah gula maka TSS yang dihasilkan
menurun. Hal ini dapat dijelaskan bahwa selama semakin tinggi. Hal ini karena semakin banyak gula
fermentasi terjadi perubahan jumlah bakteri A. yang ditambahkan maka jumlah bahan yang terlarut
xylinum. Semakin lama fermentasi maka jumlah akan semakin banyak. Menurut Muchtadi5,
bakteri yang hidup semakin banyak. Bakteri A. menyatakan bahwa semakin tinggi jumlah gula yang
xylinum selama pertumbuhannya akan menghasilkan ditambahkan pada bahan pangan, maka akan
asam asetat pada proses metabolismenya sehingga semakin banyak senyawa gula yang terlarut dalam
semakin lama fermentasi maka semakin banyak bahan tersebut yang menyebabkan TSS semakin
asam asetat yang terbentuk yang menyebabkan meningkat.
suasana cairan media akan semakin asam sehingga
menurunkan pH4. Pengaruh Lama Fermentasi
Dari daftar sidik ragam (Lampiran 3) dapat
Pengaruh Interaksi dilihat bahwa lama fermentasi berpengaruh berbeda
Dari daftar sidik ragam (Lampiran 2) dapat sangat nyata (p < 0.01) terhadap TSS. Tingkat
dilihat bahwa interaksi perlakuan berpengaruh perbedaan tersebut telah diuji dengan uji beda rata-
berbeda tidak nyata (p > 0.05) terhadap pH. rata dan dapat dilihat pada Tabel 11.
Sehingga pengujian selanjutnya tidak dilakukan.
TSS Tabel 11. Hasil Uji Beda Rata-rata Pengaruh Lama
Fermentasi terhadap TSS
Pengaruh Jumlah Gula Perlakuan Rataan Jarak LSR Notasi
(P) (0Brix) (P) 0.05 0.01 0.05 0.01
Dari daftar sidik ragam (Lampiran 3) dapat
F1 = 5 hari 27,305 - - - a A
dilihat bahwa jumlah gula berpengaruh berbeda F2 = 10 hari 22,826 2 4.049 5.574 b AB
sangat nyata (p < 0.01) terhadap TSS. Tingkat F3 = 15 hari 21,493 3 4.251 5.857 bc AB
perbedaan tersebut telah diuji dengan uji beda rata- F4 = 20 hari 17,761 4 4.359 6.005 c B
rata dapat dilihat pada Tabel 10. Keterangan : Huruf yang berbeda pada kolom notasi
menunjukkan pengaruh yang berbeda
Tabel 10. Hasil Uji Beda Rata-rata Pengaruh Jumlah nyata pada taraf 5% dan berbeda sangat
Gula terhadap TSS nyata pada taraf 1
Perlakuan Rataan Jarak LSR Notasi Dari Tabel 11 dapat dilihat bahwa TSS
(0Brix)
(G) (P) 0.05 0.01 0.05 0.01 tertinggi 27,305 0Brix terdapat pada perlakuan F1
G4 = 12% 26,018 - - - a A
G3 = 10% 24,624 2 4.049 5.574 ab AB
secara statistik menunjukkan pengaruh berbeda
G2 = 8% 20,679 3 4.251 5.857 bc AB sangat nyata dengan perlakuan F4. TSS terendah
G1 = 6% 18,065 4 4.359 6.005 d CD 17,761 0Brix terdapat pada perlakuan F4. Untuk lebih
Keterangan : Huruf yang berbeda pada kolom notasi jelas dapat dilihat pada Gambar 6.
menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf
5% dan berbeda sangat nyata pada taraf 1%
30
25
20
TSS (0Brix)
15 ^
Y = 9.8347 + 1.3902 G
10 r = 0.9717
0
04 6 8 10 12
Jumlah Gula (%)
Gambar 5. Hubungan Jumlah Gula dengan TSS
153
Budi Suarti, Taufik dan Aswan Riadi
30
25
20
TSS (oBrix)
15
Y = 29.830 - 0.5993 F
10 r = -0.964
0
0 5 10 15 20
24
23
22
Ketebalan (mm)
21
20
^
19
Y = 16.118 + 0.605 G
18 r = 0.9841
17
0
4 6 8 10 12
154
STUDI PEMBUATAN NATA DARI KULIT PISANG
yang dihasilkan dengan bertambahnya jumlah gula semakin lama fermentasi nata yang terbentuk akan
merupakan salah satu nutrisi yang sangat penting semakin tebal, sampai fermentasi berlangsung
bagi pertumbuhan dan perkembangan bakteri A. selama 20 hari. Menurut Lubis, dkk3 menyatakan
xylinum. Sampai pada jumlah tertentu penambahan bahwa selama fermentasi berlangsung akan
gula akan meningkatkan aktifitas bakteri A. xylinum, terbentuk lapisan tipis nata di permukaan media,
sehingga pembentukan nata dari hasil perombakan semakin lama fermentasi maka akan semakin tebal
gula menjadi semakin tinggi selama fermentasi. sampai saat pemanenan. Pemanenan nata dapat
Menurut Palungkun6, pembentukan nata de dilakukan setelah fermentasi berlangsung selama 15
banana skin terjadi karena proses pemanfaatan – 21 hari.
glukosa dari larutan gula oleh-oleh sel A. xylinum.
Dimana gula merupakan sumber energi pada Pengaruh Interaksi
pembentukan nata de banana skin. Dari daftar sidik ragam dapat dilihat bahwa
interaksi perlakuan berpengaruh berbeda tidak nyata
Pengaruh Lama Fermentasi (p > 0.05) terhadap ketebalan. Sehingga pengujian
Dari daftar sidik ragam dapat dilihat bahwa lama selanjutnya tidak dilakukan.
fermentasi berpengaruh berbeda sangat nyata (p <
0.01) terhadap ketebalan. Tingkat perbedaan tersebut Kekerasan
telah diuji dengan uji beda rata-rata dan dapat dilihat Pengaruh Jumlah Gula
pada Tabel 13. Dari daftar sidik ragam dapat dilihat bahwa
Tabel 13. Hasil Uji Beda Rata-rata Pengaruh Lama jumlah gula berpengaruh berbeda sangat nyata (p <
Fermentasi terhadap Ketebalan 0.01) terhadap kekerasan. Tingkat perbedaan
Perlakuan Rataan Jarak LSR Notasi tersebut telah diuji dengan uji beda rata-rata dan
(hari) (mm) (P) 0.05 0.01 0.05 0.01 dapat dilihat pada Tabel 14.
F4 = 20 23,236 - - - a A
F3 = 15 22,108 2 0.805 1.109 b B
F2 = 10 20,943 3 0.846 1.165 c C Tabel 14. Hasil Uji Beda Rata-rata Pengaruh Jumlah
F1 = 5 19,965 4 0.867 1.195 d C Gula terhadap Kekerasan
Keterangan : Huruf yang berbeda pada kolom notasi Perlakuan Rataan Jarak LSR Notasi
(G) (P) 0.05 0.01 0.05 0.01
menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf
G4 = 12% 3,529 - - - a A
5% dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% G3 = 10% 3,103 2 0.374 0.515 b A
G2 = 8% 2,484 3 0.393 0.541 c B
Dari Tabel 13 dapat dilihat bahwa ketebalan G1 = 6% 1,979 4 0.403 0.555 d B
tertinggi 23,236 mm terdapat pada perlakuan F4 Keterangan : Huruf yang berbeda pada kolom notasi
secara statistik menunjukkan pengaruh berbeda menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf
sangat nyata dengan perlakuan F3, F2 dan F1. 5% dan berbeda sangat nyata pada taraf 1%
Ketebalan terendah 19,965 mm terdapat pada
perlakuan F1. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Dari Tabel 14 dapat dilihat bahwa kekerasan
Gambar 8. tertinggi 3,529 terdapat pada perlakuan G4 secara
Dari Gambar 8 dapat dilihat bahwa semakin statistik menunjukkan pengaruh berbeda sangat
lama fermentasi maka ketebalan yang dihasilkan nyata dengan perlakuan G2 dan G1. Kekerasan
semakin meningkat. Hal ini dapat dijelaskan bahwa terendah 1,979 terdapat pada perlakuan G1. Untuk
selama fermentasi akan terbentuk nata, dengan lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 9.
24
23
Ketebalan (mm)
22
21
20
19 ^
Y = 18.819 + 0.2196 F
18 r = 0.9987
17
0 5 10 15 20
155
Budi Suarti, Taufik dan Aswan Riadi
4
3,5
3
Kekerasan
2,5
2
1,5 ^
1 Y = 0.4027 + 0.2635 G
r = 0.9955
0,5
0
40 6 8 10 12
4
3,5
3
Kekerasan
2,5
2
1,5 ^
1 Y = 1.4195 + 0.1083 F
0,5 r = 0.9999
0
0 5 10 15 20
156
STUDI PEMBUATAN NATA DARI KULIT PISANG
157