Anda di halaman 1dari 9

Pengaruh Perbandingan Ekstrak Kulit Pisang Dengan Gelatin Terhadap Kualitas Soft Candy Kulit Pisang

Jurnal Teknologi Pangan Dan Ilmu Pertanian Vol. 2 No. 04 (2020)

PENGARUH PERBANDINGAN EKSTRAK KULIT PISANG DENGAN GELATIN


TERHADAP KUALITAS SOFT CANDY KULIT PISANG

The Comparative Of Banana Peels Extract With Gelatin In Quality Of Banana Peels Soft
Candy
Rudi Hidayat1), Bagus Setyawan2), Restiani Sih Harsanti2)
1) MahasiswaTeknologi Hasil Pertanian, 2) Dosen Teknologi Hasil Pertanian
Universitas PGRI Banyuwangi
Jalan Ikan Tongkol No. 1, Banyuwangi
*Email korespondensi: bagusetyawan89@gmail.com

ABSTRACT
Banyuwangi has many banana-based food product, so everyday producing abundant of
banana peels waste. Therefore to utilize the peels waste can use in making soft candy. The
aim of this study was to know the effect of banana peels extract addition of soft candy on
quality (chemical and hedonic) of soft candy and to determine the comparison between
banana peels and gelatin in making the best soft candy. This research evaluated the
comparison of banana peels and gelatin in producing soft candy. Experimental design used
was completely randomized design with 4 treatments in comparison of banana peels and
gelatin namely banana peels : gelatin (0:1) (K1), banana peels : gelatin (1:1) (K2), banana
peels : gelatin (1:2) (K3), banana peels : gelatin (2:1) (K4).

Keywords: Gelatin, Banana peels, Soft Candy

PENDAHULUAN penelitian sebelumnya kulit pisang


Banyaknya industri rumah tangga dimanfaatkan sebagai bahan dasar permen
yang menggunakan bahan dasar pisang fungsional (Afriandi, et. al, 2018). Jumlah
menjadi permasalahan klasik, yaitu limbah produk kulit pisang yang cukup banyak
kulit pisang. Kulit pisang juga akan memiliki nilai jual yang
mengandung vitamin C, vitamin E, menguntungkan apabila bisa dimanfaatkan
kalium, seng, besi, dan mangan. Selain itu, sebagai bahan baku makanan. Maka untuk
kulit pisang mengandung lutein dan menambah produk kulit pisang dijadikan
karotenoid yang merupakan senyawa larut sebagai soft candy. Salah satu jenis
dalam lemak. Kandungan zat ini juga bisa kembang gula yang disukai karena
membantu melawan peradangan dan memiliki sifat yang khas. Kekhasan
menghambat penuaan (anti aging). tersebut terletak pada rasa, bentuk,
Pada umumnya kulit pisang kekenyalan dan elastisitas produk.
belum dimanfaatkan secara maksimal, Soft candy adalah permen bertekstur
hanya dibuang sebagai limbah organik saja lunak yang diproses dengan penambahan
atau digunakan sebagai makanan ternak komponen hidrokoloid seperti agar, gum,
seperti kambing, sapi, dan kerbau. Pada pektin, pati, karagenan, gelatin dan lain-

32
Pengaruh Perbandingan Ekstrak Kulit Pisang Dengan Gelatin Terhadap Kualitas Soft Candy Kulit Pisang
Jurnal Teknologi Pangan Dan Ilmu Pertanian Vol. 2 No. 04 (2020)

lain yang digunakan untuk modifikasi soft candy kulit pisang. Rancangan
tekstur sehingga menghasilkan produk percobaan yang digunakan adalah
yang kenyal. Dalam pembuatan soft candy rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4
ini bahan yang digunakan gelatin yang perlakuan dengan perbandingan persentase
termasuk hidrokoloid yang berfungsi kulit pisang dan gelatin dengan masing-
sebagai bahan pengental dan memberikan masing, sebagai berikut:
tekstur kenyal. Fungsi utama penambahan Kulit pisang : gelatin (0:1) (K1)
gelatin dalam pembuatan soft candy, yaitu Kulit pisang : gelatin (1:1) (K2)
untuk meningkatkan elastisitas, Kulit pisang : gelatin (1:2) (K3)
konsentrasi, dan stabilitas produk. Kulit pisang : gelatin (2:1) (K4)
Penggunaan gelatin dalam pembuatan Masing-masing perlakuan diulang
permen jelly dapat menghambat sebanyak 4 kali ulangan, adapun model
kristalisasi gula, mengubah cairan menjadi matematika dari penelitian ini adalah
padatan yang elastis, memperbaiki bentuk sebagai berikut:
dan tekstur soft candy yang dihasilkan dan Yij = µ+ KGi + εij
penambahan agar-agar yang menjadikan Keterangan :
permen jelly memiliki tekstur yang I = 1,2,…..t dan j=1,2,…..,r
berbeda dengan permen lainnya. Kulit Yij = pengamatan pada perlakuan ke-I dan
pisang dapat dijadikan produk pangan ulangan ke-j
fungsional seperti soft candy, karena µ = rataan umum
diversifikasi pangan dari kulit pisang KGi = pengaruh perbandingan kulit pisang
untuk produk soft candy belum banyak dan gelatin ke-i
dilakukan terutama untuk obat peradangan εij = pengaruh galat percobaan dari
dan menghambat penuaan (anti aging). perlakuan ke-i dan ulangan ke-j. (Gomez
Soft candy termasuk salah satu jenis and Gomez, 2015 ).
permen yang disukai oleh berbagai
Parameter Penelitian
kalangan masyarakat karena memiliki sifat
1. Uji Hedonik
yang khas dan harga yang ekonomis.
Pengambilan data sifat Hedonik
METODE PENELITIAN permen diperlukan kuesioner berupa
Rancangan Percobaan lembar uji organoleptik. Dalam penelitian
Penelitian akan mengkaji ini penulis dalam menentukan panelis
pengaruh perbandingan kulit pisang dan menggunakan sampling insidential, yaitu
gelatin yang digunakan dalam pembuatan penentuan panelis secara kebetulan atau

33
Pengaruh Perbandingan Ekstrak Kulit Pisang Dengan Gelatin Terhadap Kualitas Soft Candy Kulit Pisang
Jurnal Teknologi Pangan Dan Ilmu Pertanian Vol. 2 No. 04 (2020)

siapa saja yang kebetulan (insidential) F = factor penceceran, dalam contoh


bertemu dengan penulis akan dijadikan petunjuk ini besarnya f = 10
panelis. Jumlah panelis dalam penelitian d. Penentuan Kadar Lemak
ini berjumlah 30 orang. 𝑤3−𝑤2
Kadar lemak = x 100% (AOAC,
𝑤1

2. Uji Proksimat 2005)


a. Penentuan Kadar Air Keterangan :
b-c w1 = bobot sampel (g)
Ka = b - a 𝑥 100% (Komaryati, 2012)
w2 = bobot labu lemak kosong (g)
Keterangan:
w3 = bobot labu lemak + lemak hasil
a = cawan (oven 30 menit dan
ekstraksi (g)
desikator 15 menit)
b = cawan + sampel 2 gr
c = cawan + sampel (oven 2 jam 105oC HASIL DAN PEMBAHASAN

dan desikator 10 menit) Berdasarkan Hasil ANOVA (sidik


b. Penentuan Kadar Abu ragam) dapat diketahui perlakukan
𝑀3−𝑀1
Kadar Abu (%) = x 100% perbandingan ekstrak kulit pisang dengan
M2

(AOAC, 1995) gelatin tidak berpengaruh nyata terhadap

Keterangan: parameter rasa, aroma dan kekenyalan.


Sedangkan pada parameter warna
M1 = massa krus porselin kosong (g)
menunjukkan hasil berpengaruh sangat
M2 = massa sampel (g)
nyata. Rangkuman ANOVA uji hedonik
M3 = massa akhir (g)
pada parameter rasa, aroma, kekenyalan
c. Penentuan Kadar Protein
dan warna dapat dilihat pada tabel 10
Jumlah N total =
ml Hcl x N Hcl berikut ini:
𝑥 14,008 𝑥 f mg/ml
ml larutan contoh

(AOAC, 1970)
Hasil ANOVA
KT
Parameter Perlakuan Galat

Rasa 0.025 ns 0.021


Aroma 0.278 ns 0.158
Kekenyalan 0.053 ns 0.066
Warna 1.194 ** 0.022
Keterangan : ns = berbeda tidak nyata
* = berbeda nyata

34
Pengaruh Perbandingan Ekstrak Kulit Pisang Dengan Gelatin Terhadap Kualitas Soft Candy Kulit Pisang
Jurnal Teknologi Pangan Dan Ilmu Pertanian Vol. 2 No. 04 (2020)

**= berbeda sangat nyata

1. Pengaruh Ekstrak Kulit Pisang Dan kesukaan terhadap rasa soft candy kulit
Gelatin Dalam Pembuatan Soft pisang tertinggi pada sampel K2 dengan
Candy Dari Kulit Pisang Terhadap hasil rata-rata 3.73. Sedangkan hasil
Kualitas (Kimia Dan Hedonik) Soft terendah pada sampel K4 dengan rata-rata
Candy 3.51. Hasil uji DMRT 5% perbandingan
a. Uji Hedonik ekstrak kulit pisang dengan gelatin
Uji hedonik merupakan suatu cara terhadap parameter rasa dapat dilihat pada
penilaian dengan memanfaatkan panca gambar 3 sebagai berikut:
indera manusia untuk mengamati 4
3.63 3.73 3.65 3.51
kekenyalan, warna, aroma, rasa suatu
3
produk makanan, minuman ataupun obat.
2
Pengujian hedonik berperan penting dalam
pengembangan produk. Uji hedonik 1
memiliki relevansi yang tinggi dengan
0
mutu produk karena berhubungan k1 k2 k3 k4
langsung dengan selera konsumen. Jenis Gambar 3. Grafik Hasil Uji Hedonik Rasa
pengujian yang dilakukan adalah dengan Hasil uji DMRT 5% menunjukkan
metode hedonik atau uji kesukaan terhadap bahan perlakukan perbandingan ekstrak
warna, rasa, aroma dan tekstur pada soft kulit pisang dengan gelatin tidak
candy kulit pisang. Pada uji hedonik, berpengaruh nyata terhadap parameter
panelis menilai berdasarkan tingkat rasa. Hal ini dapat dilihat dari notasi yang
kesukaan masing-masing panelis terhadap sama pada semua perlakuan. Berdasarkan
produk. Skala hedonik yang digunakan grafik tersebut dapat diketahui bahwa rasa
berkisar dari sangat tidak suka sampai yang paling disukai oleh panelis adalah
sangat suka (1-5), panelis yang digunakan perlakuan K2 dengan nilai rata-rata
adalah panelis agak terlatih sebanyak 30 sebesar 3.73, sedangkan nilai terendah
orang (Sekaran, 2006). adalah perlakuan K4 dengan nilai rata-rata
b. Rasa 3.51. Hal ini disebabkan pada perlakuan
Hasil dari pengujian lima sampel K3 antara kulit pisang dengan gelatin
menghasilkan persentase kesukaan rasa memiliki perbandingan yang sama (1:1),
pada soft candy kulit pisang. Tingkat sehingga tidak merubah rasa pada soft
candy. Panelis memilki tingkat sensitifitas

35
Pengaruh Perbandingan Ekstrak Kulit Pisang Dengan Gelatin Terhadap Kualitas Soft Candy Kulit Pisang
Jurnal Teknologi Pangan Dan Ilmu Pertanian Vol. 2 No. 04 (2020)

dan kesukaan berbeda. Hal ini sesuai aroma. Hal ini dapat dilihat dari notasi
dengan pernyataan Tuhuloula et al., (2013) yang sama pada semua perlakuan.
bahwa penambahan kulit pisang dan Berdasarkan grafik tersebut dapat
gelatin tidak berpengaruh terhadap rasa. diketahui bahwa aroma yang paling
Karena kandungan pektin dalam kulit disukai oleh panelis adalah perlakuan K2
pisang memiliki sifat yang sama dengan dengan nilai rata-rata sebesar 4.00,
gelatin yaitu tidak berbau, tidak berasa, sedangkan nilai terendah adalah perlakuan
larut dalam air, asam, dan senyawa alkalis. K3 dengan nilai rata-rata 3.46. Hal ini
c. Aroma disebabkan pada perlakuan K3 antara kulit
Hasil dari pengujian lima sampel pisang dengan gelatin memiliki
menghasilkan persentase kesukaan pada perbandingan yang sama (1:1), sehingga
aroma soft candy kulit pisang. Tingkat dengan meningkatnya penambahan kulit
kesukaan terhadap aroma soft candy kulit pisang dan gelatin tidak merubah aroma
pisang tertinggi pada sampel K2 dengan pada soft candy dikarenakan kulit pisang
hasil rata-rata 4.00. Sedangkan hasil dan gelatin tidak berpengaruh terhadap
terendah pada sampel K3 dengan rata-rata aroma dan panelis yang tidak terlatih. Hal
3.46. Hasil uji DMRT 5% perbandingan ini sesuai dengan pernyataan Tuhuloula et
ekstrak kulit pisang dengan gelatin al., (2013) bahwa konsentrasi kulit pisang
terhadap parameter aroma dapat dilihat dan gelatin terhadap soft candy tidak
pada gambar 4 sebagai berikut: berpengaruh terhadap aroma, karena
kandungan pektin dalam kulit pisang
4 3.99 4.00
3.46 3.55 memiliki sifat yang sama dengan gelatin
3 yaitu tidak berbau, tidak berasa, larut
dalam air, asam, dan senyawa alkalis.
2
d. Kekenyalan
1
Kekenyalan merupakan salah satu
0 aspek penilaian dalam penampilan produk.
k1 k2 k3 k4 Hasil dari pengujian panelis pada lima
Gambar 4. Grafik Hasil Uji Hedonik sampel terhadap kekenyalan menghasilkan
Aroma
rerata kesukaan tertinggi pada perlakuan
Hasil uji DMRT 5% menunjukkan K4 dengan nilai rata-rata 3.60. Sedangkan
bahan perlakukan perbandingan ekstrak tingkat kesukaan terendah terhadap
kulit pisang dengan gelatin tidak kekenyalan soft candy yaitu pada
berpengaruh nyata terhadap parameter perlakuan K2 dengan nilai rata-rata 3.42.

36
Pengaruh Perbandingan Ekstrak Kulit Pisang Dengan Gelatin Terhadap Kualitas Soft Candy Kulit Pisang
Jurnal Teknologi Pangan Dan Ilmu Pertanian Vol. 2 No. 04 (2020)

Hasil uji DMRT 5% perbandingan ekstrak kulit pisang pada perlakuan K1 dengan
kulit pisang dengan gelatin terhadap nilai rata-rata 4,59. Sedangkan hasil
parameter kekenyalan dapat dilihat pada terendah menunjukkan pada perlakuan K3
gambar 5 sebagai berikut: dengan nilai rata-rata 3,50. Hasil uji
DMRT 5% perbandingan ekstrak kulit
4
3.58 3.58 3.60
3.42 pisang dengan gelatin terhadap parameter
3 warna dapat dilihat pada gambar 6 sebagai
berikut:
2
5
4.59
4.33
1
4 3.76
3.50
0 3
k1 k2 k3 k4
2
Gambar 5. Grafik Hasil Uji Hedonik
Kekenyalan 1

Hasil uji DMRT 5% menunjukkan 0


k1 k2 k3 k4
bahan perlakukan perbandingan ekstrak
kulit pisang dengan gelatin tidak Gambar 6. Grafik Hasil Uji Hedonik
Warna
berpengaruh nyata terhadap parameter
kekenyalan. Hal ini dapat dilihat dari Hasil uji DMRT 5% menunjukkan
notasi yang sama pada semua perlakuan. bahan perlakukan perbandingan ekstrak
Berdasarkan grafik tersebut dapat kulit pisang dengan gelatin berpengaruh
diketahui bahwa nilai tertinggi dengan sangat nyata terhadap parameter warna.
nilai rata-rata sebesar 3.60, sedangkan nilai Hal ini dapat dilihat dari notasi yang
terendah adalah perlakuan K2 dengan nilai berbeda pada semua perlakuan.
rata-rata 3.42. Hal ini disebabkan pada Berdasarkan grafik tersebut perlakuan K1
perlakuan K2 dan K4 memiliki notasi memiliki nilai tertinggi pada warna dan
yang sama berarti perlakuan K2 dan K4 berbeda nyata dengan semua perlakuan.
tidak berbeda nyata (Juwita et al., 2014). Dan perlakuan K4 berbeda nyata dengan
e. Warna perlakuan K3. Dan perlakuan K2 berbeda
Penelitian pada warna soft candy kulit nyata dengan perlakuan K3. Sedangkan
pisang dilakukan pada 5 sampel yang perlakuan K3 menunjukkan nilai terendah
menghasilkan rerata kesukaan warna pada dan berbeda nyata pada semua perlakuan.
soft candy kulit pisang. Tingkat kesukaan Dan perlakuan K1 berbeda nyata dengan
panelis tertinggi terhadap warna soft candy perlakuan K2 dan K3. Dapat diketahui

37
Pengaruh Perbandingan Ekstrak Kulit Pisang Dengan Gelatin Terhadap Kualitas Soft Candy Kulit Pisang
Jurnal Teknologi Pangan Dan Ilmu Pertanian Vol. 2 No. 04 (2020)

bahwa warna yang paling disukai oleh dan gelatin (0:1) yaitu pada perlakuan K1
panelis adalah perlakuan K1 dengan nilai tidak ada pencampuran kulit pisang jadi
rata-rata sebesar 4.59, sedangkan nilai warna soft candy lebih cerah dari
terendah adalah perlakuan K3 dengan nilai perlakuan K2, K3 dan K4. Sedangkan K2

rata-rata 3.50. Hal ini disebabkan pada dan K3 memiliki warna yang agak gelap
karena pada perlakuan K2 memiliki
perlakuan K1 antara kulit pisang dengan
perbandingan (1:1) dan K3 memiliki
gelatin memiliki perbandingan yang
perbandingan (1:2). Sedangkan pada
berbeda (0 :1), karena memiliki warna
perlakuan K4 memiliki warna yang lebih
yang lebih cerah, hal ini dikarenakan pada
gelap dari semua perlakuan karena pada
perlakuan K1 tidak ada pencampuran kulit
perlakuan K4 memilki perbandingan kulit
pisang. Warna soft candy pada beberapa pisang dan gelatin (2:1) kulit pisang yang
perlakuan ditunjukkan pada gambar K1. lebih banyak dari perlakuan K2 dan K3.
Hal ini sesuai dengan pendapat
(Tritanti, 2015) bahwa kulit pisang
memilki senyawa karotenoit. Zat inilah
yang memberi warna pada ekstrak kulit
pisang yang dihasilkan. Kulit pisang
merupakan salah satu bahan yang sangat
mudah teroksidasi sehingga dapat dengan
cepat menghitam jika dibiarkan dalam
udara terbuka.
2. Perbandingan Penggunaan Ekstrak
Kulit Pisang Dengan Gelatin Untuk
Menghasilkan Soft Candy Yang
Terbaik
a. Uji Proksimat
Berdasarkan uji hedonik yang telah
dilakukan perlakuan tersebut yang paling
Gambar diatas warna soft candy pada disukai dilihat pada parameter rasa dan
beberapa perlakuan yaitu Pada perlakuan
aroma. Setelah dilakuan uji proksimat
K1 memiliki perbandingan kulit pisang
didapatkan hasil sebagai berikut:

38
Pengaruh Perbandingan Ekstrak Kulit Pisang Dengan Gelatin Terhadap Kualitas Soft Candy Kulit Pisang
Jurnal Teknologi Pangan Dan Ilmu Pertanian Vol. 2 No. 04 (2020)

No. Uji Proksimat Rata-Rata SNI 3574 02-2008


1. Kadar Air 8,02% Max 20
2. Kadar Abu 0,17% Max 3
3. Kadar Protein 0,35% Max 25
4. Kadar Lemak 4,65% Max 27
5. Kabar Karbohidrat 86,81% Max 90
Tabel 11. Hasil Uji Proksimat
Berdasarkan hasil uji proksimat soft 27. Dapat disimpulkan bahwa dari
candy kulit pada kadar air terdapat rata- perbandingan hasil penelitian proksimat
rata 8,02% sedangkan persyaratan SNI terhadap soft candy kulit pisang telah
3547.02-2008 maksimal 20 berarti kadar memenuhi standart mutu dari parameter
air tidak melebihi SNI. Pada kadar abu rasa, aroma, tekstur dan warna soft candy
memiliki rata-rata 0,17%, sedangkan dalam SNI 3547-2-2008. Berdasarkan dari
persyaratan berdasarkan SNI 3547.02- hasil diatas bahwa soft candy kulit pisang
2008 maksimal 3. kadar protein memiliki berdasarkan kadar air, kadar abu, kadar
rata-rata 0,35%, persyaratan SNI 3547.02- protein dan kadar lemak sudah memenuhi
2008 maksimal 25. Sedangkan kadar standart permen jelly dalam SNI 3547-2-
lemak memiliki rata-rata 4,65%, pada 2008 berari soft candy kulit pisang sudah
persyaratan SNI 3547.02-2008 maksimal aman dikonsumsi.

SIMPULAN DAN SARAN Saran


Simpulan Ekstrak kulit pisang pisang dapat
Berdasarkan hasil penelitian pengaruh dijadikan sebagai salah satu bahan baku

perbandingan ekstrak kulit pisang dengan alternatif dalam pembuatan soft candy.

gelatin terhadap kualitas soft candy kulit Disarankan untuk lebih memperhatikan
proses penggilingan dan pengayakan pada
pisang dapat disimpulkan bahwa
pembuatan ekstrak kulit pisang sehingga
perbandingan ekstrak kulit pisang dengan
dapat diperoleh ekstrak kulit pisang
gelatin terhadap kualitas soft candy
ekstrak kulit pisang yang halus dan tidak
berpengaruh terhadap parameter warna.
meninggalkan tekstur berpasir pada produk
Perlakuan perbandingan ekstrak kulit
soft candy.
pisang dengan gelatin terhadap kualitas
soft candy yang optimum adalah perlakuan
K2 dilihat pada parameter rasa dan aroma.

39
Pengaruh Perbandingan Ekstrak Kulit Pisang Dengan Gelatin Terhadap Kualitas Soft Candy Kulit Pisang
Jurnal Teknologi Pangan Dan Ilmu Pertanian Vol. 2 No. 04 (2020)

DAFTAR PUSTAKA Juwita, dkk. 2014. “ Eksperimen Model


Poembelajaran Berbasis Masalah
Afriandi, Et al /. Pemanfaatan Limbah Dan Problem Posing Pada Materi
Kulit Pisang Kepok (Musa Bangun Ruang Sisi Datar Ditinjau
Paradisiaca Linn) Dengan Variasi Dari Kemampuan Penalaran Siswa
Buah Naga Menjadi Permen Kelas VIII SMP Negeri Di
Fungsional. Jurnal Pendidikan Kabupaten Banyumas Tahun
Teknologi Pertanian, Vol. 4 (2018) : Pelajaran 2013/2014”, Jurnal
119-125 Elektronok Pembelajaran
Matematika, Volume 2, Nomor 8
Badan Pusat Statistika Indonesia. 2013.
ISSN: 2339-1655
Tabel Produksi Tanaman Hias di
Indonesia 2013. Jakarta: Jurnal Marsigit W, T. Tutuarima, R. Hutapea.
Agroteknologi. 2018. Pengaruh Penambahan Gula
Dan Karagenan Terhadap
Daniela, C. 2015. Pengaruh Perbandingan
Karakteristik Fisik, Kimia Dan
Sari Buah Nenas dan Melon serta
Organoleptik Soft Candy Jeruk
Konsentrasi Gula terhadap Mutu
Kalamansi (Citrofortunella
Permen Jahe (Hard Candy).
microcarpa). Jurnal Agroindustri.
Sumatera: Universitas Sumatera
Utara. Rahmi, S. L., F. Tafzi., dan S.
Anggraini. 2012. Pengaruh
Dinas Pertanian, 2018. Data Tahunan
Penambahan Gelatin Terhadap
Bidang Pertanian.
Pembuatan Permen Jelly dari
http://dinas.pertanian.
Bunga Rosella (Hibiscus
banyuwangikab.go.id/page/view/dat
sabdariffa Linn). Jurnal Penelitian
a-tahunan-bidang-perkebunan-dan
Universitas Jambi. Volume 14.
hortikultura, diakses pada 29 Juli
Nomor 1. Hal : 37-44. Januari-Juni.
2019.
ISSN 0852-8349
Distantina, S., Rusman, O., dan Hartati, S.,
Sekaran, Uma. 2006. Metode Penelitiaan
2006, Pengaruh Konsentrasi Asam
Bisnis. Jakarta: Salemba Empat.
Asetat pada Perendaman terhadap
Kecepatan Ekstraksi Agar-Agar, Tuhuloula, A., Budiyarti, L., Fitriana,EN.
Ekuilibrium5: 34-39. (2013). Karakterisasi pektin dengan
memanfaatkan limbah kulit pisang
Farida Amir, Eka Noviani, & Nyoman Sri
menggunakan Metode Ekstraksi.
Widari: Pembuatan Permen Susu
Jurnal Konversi, 2(1).
Kambing Etawa denganm
Menggunakan Buah Kurma sebagai Triyuni, H. 2014. Eksperimen Penggunaan
Pengganti Gula. Jurnal Teknik Filler Tepung Kulit Pisang Dalam
Waktu Volume 15 Nomor 1 - Januari Pembuatan Nugget Tempe. Food
2017 – ISSN : 1412-1867. Science and Culinary Education
Journal.
Ismanto. 2015. Pengolahan Tanpa Limbah
Tanaman Pisang. Batangkaluku:
Laboratorium Pengolahan Hasil
Pertanian. Balai Besar Pelatihan
Pertanian.

40

Anda mungkin juga menyukai