1214-Article Text-3408-1-10-20210321
1214-Article Text-3408-1-10-20210321
The Comparative Of Banana Peels Extract With Gelatin In Quality Of Banana Peels Soft
Candy
Rudi Hidayat1), Bagus Setyawan2), Restiani Sih Harsanti2)
1) MahasiswaTeknologi Hasil Pertanian, 2) Dosen Teknologi Hasil Pertanian
Universitas PGRI Banyuwangi
Jalan Ikan Tongkol No. 1, Banyuwangi
*Email korespondensi: bagusetyawan89@gmail.com
ABSTRACT
Banyuwangi has many banana-based food product, so everyday producing abundant of
banana peels waste. Therefore to utilize the peels waste can use in making soft candy. The
aim of this study was to know the effect of banana peels extract addition of soft candy on
quality (chemical and hedonic) of soft candy and to determine the comparison between
banana peels and gelatin in making the best soft candy. This research evaluated the
comparison of banana peels and gelatin in producing soft candy. Experimental design used
was completely randomized design with 4 treatments in comparison of banana peels and
gelatin namely banana peels : gelatin (0:1) (K1), banana peels : gelatin (1:1) (K2), banana
peels : gelatin (1:2) (K3), banana peels : gelatin (2:1) (K4).
32
Pengaruh Perbandingan Ekstrak Kulit Pisang Dengan Gelatin Terhadap Kualitas Soft Candy Kulit Pisang
Jurnal Teknologi Pangan Dan Ilmu Pertanian Vol. 2 No. 04 (2020)
lain yang digunakan untuk modifikasi soft candy kulit pisang. Rancangan
tekstur sehingga menghasilkan produk percobaan yang digunakan adalah
yang kenyal. Dalam pembuatan soft candy rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4
ini bahan yang digunakan gelatin yang perlakuan dengan perbandingan persentase
termasuk hidrokoloid yang berfungsi kulit pisang dan gelatin dengan masing-
sebagai bahan pengental dan memberikan masing, sebagai berikut:
tekstur kenyal. Fungsi utama penambahan Kulit pisang : gelatin (0:1) (K1)
gelatin dalam pembuatan soft candy, yaitu Kulit pisang : gelatin (1:1) (K2)
untuk meningkatkan elastisitas, Kulit pisang : gelatin (1:2) (K3)
konsentrasi, dan stabilitas produk. Kulit pisang : gelatin (2:1) (K4)
Penggunaan gelatin dalam pembuatan Masing-masing perlakuan diulang
permen jelly dapat menghambat sebanyak 4 kali ulangan, adapun model
kristalisasi gula, mengubah cairan menjadi matematika dari penelitian ini adalah
padatan yang elastis, memperbaiki bentuk sebagai berikut:
dan tekstur soft candy yang dihasilkan dan Yij = µ+ KGi + εij
penambahan agar-agar yang menjadikan Keterangan :
permen jelly memiliki tekstur yang I = 1,2,…..t dan j=1,2,…..,r
berbeda dengan permen lainnya. Kulit Yij = pengamatan pada perlakuan ke-I dan
pisang dapat dijadikan produk pangan ulangan ke-j
fungsional seperti soft candy, karena µ = rataan umum
diversifikasi pangan dari kulit pisang KGi = pengaruh perbandingan kulit pisang
untuk produk soft candy belum banyak dan gelatin ke-i
dilakukan terutama untuk obat peradangan εij = pengaruh galat percobaan dari
dan menghambat penuaan (anti aging). perlakuan ke-i dan ulangan ke-j. (Gomez
Soft candy termasuk salah satu jenis and Gomez, 2015 ).
permen yang disukai oleh berbagai
Parameter Penelitian
kalangan masyarakat karena memiliki sifat
1. Uji Hedonik
yang khas dan harga yang ekonomis.
Pengambilan data sifat Hedonik
METODE PENELITIAN permen diperlukan kuesioner berupa
Rancangan Percobaan lembar uji organoleptik. Dalam penelitian
Penelitian akan mengkaji ini penulis dalam menentukan panelis
pengaruh perbandingan kulit pisang dan menggunakan sampling insidential, yaitu
gelatin yang digunakan dalam pembuatan penentuan panelis secara kebetulan atau
33
Pengaruh Perbandingan Ekstrak Kulit Pisang Dengan Gelatin Terhadap Kualitas Soft Candy Kulit Pisang
Jurnal Teknologi Pangan Dan Ilmu Pertanian Vol. 2 No. 04 (2020)
(AOAC, 1970)
Hasil ANOVA
KT
Parameter Perlakuan Galat
34
Pengaruh Perbandingan Ekstrak Kulit Pisang Dengan Gelatin Terhadap Kualitas Soft Candy Kulit Pisang
Jurnal Teknologi Pangan Dan Ilmu Pertanian Vol. 2 No. 04 (2020)
1. Pengaruh Ekstrak Kulit Pisang Dan kesukaan terhadap rasa soft candy kulit
Gelatin Dalam Pembuatan Soft pisang tertinggi pada sampel K2 dengan
Candy Dari Kulit Pisang Terhadap hasil rata-rata 3.73. Sedangkan hasil
Kualitas (Kimia Dan Hedonik) Soft terendah pada sampel K4 dengan rata-rata
Candy 3.51. Hasil uji DMRT 5% perbandingan
a. Uji Hedonik ekstrak kulit pisang dengan gelatin
Uji hedonik merupakan suatu cara terhadap parameter rasa dapat dilihat pada
penilaian dengan memanfaatkan panca gambar 3 sebagai berikut:
indera manusia untuk mengamati 4
3.63 3.73 3.65 3.51
kekenyalan, warna, aroma, rasa suatu
3
produk makanan, minuman ataupun obat.
2
Pengujian hedonik berperan penting dalam
pengembangan produk. Uji hedonik 1
memiliki relevansi yang tinggi dengan
0
mutu produk karena berhubungan k1 k2 k3 k4
langsung dengan selera konsumen. Jenis Gambar 3. Grafik Hasil Uji Hedonik Rasa
pengujian yang dilakukan adalah dengan Hasil uji DMRT 5% menunjukkan
metode hedonik atau uji kesukaan terhadap bahan perlakukan perbandingan ekstrak
warna, rasa, aroma dan tekstur pada soft kulit pisang dengan gelatin tidak
candy kulit pisang. Pada uji hedonik, berpengaruh nyata terhadap parameter
panelis menilai berdasarkan tingkat rasa. Hal ini dapat dilihat dari notasi yang
kesukaan masing-masing panelis terhadap sama pada semua perlakuan. Berdasarkan
produk. Skala hedonik yang digunakan grafik tersebut dapat diketahui bahwa rasa
berkisar dari sangat tidak suka sampai yang paling disukai oleh panelis adalah
sangat suka (1-5), panelis yang digunakan perlakuan K2 dengan nilai rata-rata
adalah panelis agak terlatih sebanyak 30 sebesar 3.73, sedangkan nilai terendah
orang (Sekaran, 2006). adalah perlakuan K4 dengan nilai rata-rata
b. Rasa 3.51. Hal ini disebabkan pada perlakuan
Hasil dari pengujian lima sampel K3 antara kulit pisang dengan gelatin
menghasilkan persentase kesukaan rasa memiliki perbandingan yang sama (1:1),
pada soft candy kulit pisang. Tingkat sehingga tidak merubah rasa pada soft
candy. Panelis memilki tingkat sensitifitas
35
Pengaruh Perbandingan Ekstrak Kulit Pisang Dengan Gelatin Terhadap Kualitas Soft Candy Kulit Pisang
Jurnal Teknologi Pangan Dan Ilmu Pertanian Vol. 2 No. 04 (2020)
dan kesukaan berbeda. Hal ini sesuai aroma. Hal ini dapat dilihat dari notasi
dengan pernyataan Tuhuloula et al., (2013) yang sama pada semua perlakuan.
bahwa penambahan kulit pisang dan Berdasarkan grafik tersebut dapat
gelatin tidak berpengaruh terhadap rasa. diketahui bahwa aroma yang paling
Karena kandungan pektin dalam kulit disukai oleh panelis adalah perlakuan K2
pisang memiliki sifat yang sama dengan dengan nilai rata-rata sebesar 4.00,
gelatin yaitu tidak berbau, tidak berasa, sedangkan nilai terendah adalah perlakuan
larut dalam air, asam, dan senyawa alkalis. K3 dengan nilai rata-rata 3.46. Hal ini
c. Aroma disebabkan pada perlakuan K3 antara kulit
Hasil dari pengujian lima sampel pisang dengan gelatin memiliki
menghasilkan persentase kesukaan pada perbandingan yang sama (1:1), sehingga
aroma soft candy kulit pisang. Tingkat dengan meningkatnya penambahan kulit
kesukaan terhadap aroma soft candy kulit pisang dan gelatin tidak merubah aroma
pisang tertinggi pada sampel K2 dengan pada soft candy dikarenakan kulit pisang
hasil rata-rata 4.00. Sedangkan hasil dan gelatin tidak berpengaruh terhadap
terendah pada sampel K3 dengan rata-rata aroma dan panelis yang tidak terlatih. Hal
3.46. Hasil uji DMRT 5% perbandingan ini sesuai dengan pernyataan Tuhuloula et
ekstrak kulit pisang dengan gelatin al., (2013) bahwa konsentrasi kulit pisang
terhadap parameter aroma dapat dilihat dan gelatin terhadap soft candy tidak
pada gambar 4 sebagai berikut: berpengaruh terhadap aroma, karena
kandungan pektin dalam kulit pisang
4 3.99 4.00
3.46 3.55 memiliki sifat yang sama dengan gelatin
3 yaitu tidak berbau, tidak berasa, larut
dalam air, asam, dan senyawa alkalis.
2
d. Kekenyalan
1
Kekenyalan merupakan salah satu
0 aspek penilaian dalam penampilan produk.
k1 k2 k3 k4 Hasil dari pengujian panelis pada lima
Gambar 4. Grafik Hasil Uji Hedonik sampel terhadap kekenyalan menghasilkan
Aroma
rerata kesukaan tertinggi pada perlakuan
Hasil uji DMRT 5% menunjukkan K4 dengan nilai rata-rata 3.60. Sedangkan
bahan perlakukan perbandingan ekstrak tingkat kesukaan terendah terhadap
kulit pisang dengan gelatin tidak kekenyalan soft candy yaitu pada
berpengaruh nyata terhadap parameter perlakuan K2 dengan nilai rata-rata 3.42.
36
Pengaruh Perbandingan Ekstrak Kulit Pisang Dengan Gelatin Terhadap Kualitas Soft Candy Kulit Pisang
Jurnal Teknologi Pangan Dan Ilmu Pertanian Vol. 2 No. 04 (2020)
Hasil uji DMRT 5% perbandingan ekstrak kulit pisang pada perlakuan K1 dengan
kulit pisang dengan gelatin terhadap nilai rata-rata 4,59. Sedangkan hasil
parameter kekenyalan dapat dilihat pada terendah menunjukkan pada perlakuan K3
gambar 5 sebagai berikut: dengan nilai rata-rata 3,50. Hasil uji
DMRT 5% perbandingan ekstrak kulit
4
3.58 3.58 3.60
3.42 pisang dengan gelatin terhadap parameter
3 warna dapat dilihat pada gambar 6 sebagai
berikut:
2
5
4.59
4.33
1
4 3.76
3.50
0 3
k1 k2 k3 k4
2
Gambar 5. Grafik Hasil Uji Hedonik
Kekenyalan 1
37
Pengaruh Perbandingan Ekstrak Kulit Pisang Dengan Gelatin Terhadap Kualitas Soft Candy Kulit Pisang
Jurnal Teknologi Pangan Dan Ilmu Pertanian Vol. 2 No. 04 (2020)
bahwa warna yang paling disukai oleh dan gelatin (0:1) yaitu pada perlakuan K1
panelis adalah perlakuan K1 dengan nilai tidak ada pencampuran kulit pisang jadi
rata-rata sebesar 4.59, sedangkan nilai warna soft candy lebih cerah dari
terendah adalah perlakuan K3 dengan nilai perlakuan K2, K3 dan K4. Sedangkan K2
rata-rata 3.50. Hal ini disebabkan pada dan K3 memiliki warna yang agak gelap
karena pada perlakuan K2 memiliki
perlakuan K1 antara kulit pisang dengan
perbandingan (1:1) dan K3 memiliki
gelatin memiliki perbandingan yang
perbandingan (1:2). Sedangkan pada
berbeda (0 :1), karena memiliki warna
perlakuan K4 memiliki warna yang lebih
yang lebih cerah, hal ini dikarenakan pada
gelap dari semua perlakuan karena pada
perlakuan K1 tidak ada pencampuran kulit
perlakuan K4 memilki perbandingan kulit
pisang. Warna soft candy pada beberapa pisang dan gelatin (2:1) kulit pisang yang
perlakuan ditunjukkan pada gambar K1. lebih banyak dari perlakuan K2 dan K3.
Hal ini sesuai dengan pendapat
(Tritanti, 2015) bahwa kulit pisang
memilki senyawa karotenoit. Zat inilah
yang memberi warna pada ekstrak kulit
pisang yang dihasilkan. Kulit pisang
merupakan salah satu bahan yang sangat
mudah teroksidasi sehingga dapat dengan
cepat menghitam jika dibiarkan dalam
udara terbuka.
2. Perbandingan Penggunaan Ekstrak
Kulit Pisang Dengan Gelatin Untuk
Menghasilkan Soft Candy Yang
Terbaik
a. Uji Proksimat
Berdasarkan uji hedonik yang telah
dilakukan perlakuan tersebut yang paling
Gambar diatas warna soft candy pada disukai dilihat pada parameter rasa dan
beberapa perlakuan yaitu Pada perlakuan
aroma. Setelah dilakuan uji proksimat
K1 memiliki perbandingan kulit pisang
didapatkan hasil sebagai berikut:
38
Pengaruh Perbandingan Ekstrak Kulit Pisang Dengan Gelatin Terhadap Kualitas Soft Candy Kulit Pisang
Jurnal Teknologi Pangan Dan Ilmu Pertanian Vol. 2 No. 04 (2020)
perbandingan ekstrak kulit pisang dengan alternatif dalam pembuatan soft candy.
gelatin terhadap kualitas soft candy kulit Disarankan untuk lebih memperhatikan
proses penggilingan dan pengayakan pada
pisang dapat disimpulkan bahwa
pembuatan ekstrak kulit pisang sehingga
perbandingan ekstrak kulit pisang dengan
dapat diperoleh ekstrak kulit pisang
gelatin terhadap kualitas soft candy
ekstrak kulit pisang yang halus dan tidak
berpengaruh terhadap parameter warna.
meninggalkan tekstur berpasir pada produk
Perlakuan perbandingan ekstrak kulit
soft candy.
pisang dengan gelatin terhadap kualitas
soft candy yang optimum adalah perlakuan
K2 dilihat pada parameter rasa dan aroma.
39
Pengaruh Perbandingan Ekstrak Kulit Pisang Dengan Gelatin Terhadap Kualitas Soft Candy Kulit Pisang
Jurnal Teknologi Pangan Dan Ilmu Pertanian Vol. 2 No. 04 (2020)
40