MPI 3:
Penilaian Status
Pertumbuhan Balita
DIREKTORAT GIZI MASYARAKAT - KEMENTERIAN KESEHATAN RI
2021
Uraian Materi Pokok 1
Contoh:
Penimbangan dilaksanakan pada tanggal 5 Agustus
2019. Bila Ibu/pengasuh mengatakan anak baru saja
berulang tahun yang pertama bulan lalu, berarti
umur anak saat ini 13 bulan.
Tulis 5 Agustus 2019 dibawah umur 13 bulan
Contoh:
• Pada penimbangan di bulan November 2019 anak
tidak nafsu makan.
• Saat ke Posyandu di bulan April 2020, anak sedang
mengalami demam.
• Penimbangan selanjutnya di bulan Mei 2020 anak
sedang diare.
PELATIHAN PEMANTAUAN PERTUMBUHAN BALITA BAGI TENAGA KESEHATAN 2021
DIREKTORAT GIZI MASYARAKAT KEMENTERIAN KESEHATAN RI
Pengisian KMS, plotting hasil penimbangan, dan membentuk garis
pertumbuhan pada grafik dalam KMS
7. Menentukan status pertumbuhan anak Kesimpulan dari penentuan status
pertumbuhan:
• Status pertumbuhan anak dapat diketahui dengan
2 cara, yaitu:
menilai garis pertumbuhannya → diutamakan
berdasarkan kurva pertumbuhan anak
menghitung kenaikan berat badan anak
dibandingkan dengan Kenaikan Berat Badan
Minimum (KBM) → digunakan bila ada
keraguan menginterpretasikan arah kurva
pertumbuhan
1 Arah garis
pertumbuhan dari
Balita dengan status bulan 7 berada di atas
pertumbuhan naik, tetapi garis oranye
garis pertumbuhannya di
atas garis oranye.
2
Balita dengan status Arah garis
pertumbuhan naik, tetapi pertumbuhan dari
bulan 9 ke bulan 10
garis pertumbuhannya di naik, tetapi berada di
bawah garis merah. bawah garis merah
3
Balita yang pertama kali ditimbang atau
Titik berat badan berada di
yang tidak ditimbang dalam waktu lama bawah garis merah
dan titik berat badannya ada di bawah
garis merah atau di atas garis oranye.
Status pertumbuhan
Berikan penyuluhan
naik
Indeks panjang atau tinggi badan menurut umur (PB/U atau TB/U)
• Indeks BB/U menggambarkan berat badan relatif dibandingkan dengan umur anak.
• Indeks BB/U tidak dapat digunakan untuk mengklasifikasikan anak gemuk atau sangat gemuk.
• Balita dengan BB/U rendah kemungkinan mengalami masalah pertumbuhan.
Perlu dikonfirmasi dengan indeks BB/PB atau BB/TB atau IMT/U sebelum diintervensi.
Catatan:
1. Anak yang termasuk pada kategori ini mungkin memiliki masalah pertumbuhan, perlu dikonfirmasi
dengan BB/TB atau IMT/U.
2. Anak pada kategori ini termasuk sangat tinggi dan biasanya tidak menjadi masalah kecuali
kemungkinan adanya gangguan endokrin seperti tumor yang memproduksi hormon
pertumbuhan. Rujuk ke dokter spesialis anak jika diduga mengalami gangguan endokrin (misalnya
anak yang sangat tinggi menurut umurnya sedangkan tinggi orang tua normal).
3. Walaupun interpretasi IMT/U mencantumkan gizi buruk dan gizi kurang, kriteria diagnosis gizi
buruk dan gizi kurang menurut pedoman Tatalaksana Anak Gizi Buruk menggunakan Indeks Berat
Badan menurut Panjang Badan atau Tinggi Badan (BB/PB atau BB/TB).
Judul grafik
Nilai z-score
Hasil plotting: anak laki-laki ini
memiliki berat badan 20,0 kg,
tinggi badan 105 cm
Judul sumbu
y (contoh:
berat badan)
1
Mengkaji catatan dan status pertumbuhan anak yang
terdapat pada buku KIA/KMS anak.
2
Menimbang berat badan dan mengukur panjang/tinggi
badan, menghitung umur, dan IMT anak.
3
Memeriksa tanda dan gejala klinis pada anak sesuai
dengan alur MTBS (Manajemen Terpadu Balita Sakit).
4 Menilai status pertumbuhan berdasarkan nilai z-score* *Apabila nilai z-score BB/PB atau BB/TB >+1 SD,
menggunakan Indeks BB/U; Indeks PB/U atau TB/U; status pertumbuhan selanjutnya dikonfirmasikan
Indeks BB/PB atau BB/TB dengan indeks IMT/U.
5
Membuat kesimpulan status pertumbuhan
berdasarkan standar nilai z-score indikator
pertumbuhan anak.
Berat Badan Normal Gizi Kurang - Anak tersebut mengalami masalah gizi akut,
Kurang misalnya karena menderita sakit dan mengalami
penurunan nafsu makan
Risiko berat Normal Gizi lebih Gizi lebih Anak tersebut mengalami masalah gizi lebih
badan lebih
Berat Badan Pendek - - Anak tersebut mengalami masalah gizi akut dan
Kurang kronis
• Penilaian status pertumbuhan balita menggunakan indeks IMT/U memiliki kecenderungan hasil
yang sama dengan indeks BB/PB atau BB/TB. Namun, indeks IMT/U lebih sensitif untuk
penapisan anak dengan gizi lebih dan obesitas.
• Oleh sebab itu, apabila nilai z-score berdasarkan indeks BB/PB atau BB/TB >+1 SD, status
pertumbuhan harus dikonfirmasikan dengan indeks IMT/U.
• Penilaian status pertumbuhan dengan memantau tren kenaikan indeks massa tubuh
menggunakan grafik IMT/U memungkinkan identifikasi risiko gizi lebih secara dini.
1
Jika anak mengalami gangguan pertumbuhan,
anak harus mendapatkan tindak lanjut yang
dapat berupa tata laksana kasus, konseling,
pengobatan atau rujukan ke Fasyankes yang lebih
tinggi.
2
Tenaga kesehatan memantau status
pertumbuhan anak hingga statusnya kembali ke
pertumbuhan normal.
3
Setelah pertumbuhan normal, maka pemantauan
pertumbuhannya dilakukan kembali di posyandu.
Untuk anak yang mengalami obesitas Anak dirujuk ke Fasyankes yang lebih tinggi.
Untuk anak yang penyebabnya merupakan Tenaga kesehatan berkoordinasi dengan perangkat kecamatan/desa.
faktor lain, misalnya mempunyai
permasalahan sosial, budaya, ekonomi,
lingkungan, atau lainnya