Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH NUTRASEUTIKAL

“BBI, BMI(IMT), BMR, DAN PIRAMIDA MAKANAN”

OLEH :

NAMA : Misbahul Hayati Pulungan


NIM : 161501179
KELAS : VI / STF

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2019
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masa remaja merupakan periode dari pertumbuhan dan proses kematangan
manusia, pada masa ini terjadi perubahan yang sangat unik dan berkelanjutan.
Perubahan fisik karena pertumbuhan yang terjadi akan mempengaruhi status
kesehatan dan gizinya. Ketidakseimbangan antara asupan kebutuhan atau
kecukupan akan menimbulkan masalah gizi, baik itu berupa masalah gizi lebih
maupun gizi kurang.
Selain masalah gizi, remaja saat ini juga mengkhawatirkan tentang berat
badannya, termasuk remaja wanita. Mereka tentu tidak percaya diri jika memiliki
berat badan berlebih/ obesitas. Oleh karena itu kami disini menjelaskan
perhitungan berat ideal supaya dapat mengantisipasi obesitas dan menanggulangi
obesitas.
Salah satu ciri bangsa maju adalah bangsa yang memiliki tingkat
kesehatan, kecerdasan, dan produktivitas kerja yang tinggi. Ketiga hal ini
dipengaruhi oleh keadaan gizi (Izwardi, 2012). Pola makan merupakan perilaku
paling penting yang dapat mempengaruhi keadaan gizi. Hal ini disebabkan karena
kuantitas dan kualitas makanan dan minuman yang dikonsumsi akan
mempengaruhi tingkat kesehatan individu dan masyarakat.
Berat badan ideal diyakini sebagai berat badan maksimal untuk orang
dikatakan sehat, didasarkan terutama pada tinggi badan tetapi dapat dimodifikasi
oleh faktor-faktor lain seperti jenis kelamin, usia, derajat dan perkembangan otot.
Berat badan ideal atau ideal body weight (IBW) menunjukkan bahwa
metabolisme obat-obatan tertentu lebih berhubungan dengan berat badan ideal
seseorang..
BMI adalah salah satu indikator kadar relatif lemak tubuh seseorang yang
sudah dewasa dengan usia 20 tahun ke atas. BMI digunakan untuk menentukan
status berat badan seseorang apakah seseorang memiliki badan yang terlalu kurus,
ideal, atau terlalu gemuk. BMR atau basal metabolic rate adalah kebutuhan kalori
yang tubuh Anda butuhkan untuk melakukan aktivitas basalnya. Saat Anda tidur
atau duduk dan tidak melakukan aktivitas apapun tubuh tetap melakukan
aktivitasnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Berat Badan Ideal
Berat badan ideal diyakini sebagai berat badan maksimal untuk orang
dikatakan sehat, didasarkan terutama pada tinggi badan tetapi dapat dimodifikasi
oleh faktor-faktor lain seperti jenis kelamin, usia, derajat dan perkembangan otot.
Berat badan ideal atau ideal body weight (IBW) awalnya diperkenalkan oleh dr.
Devine pada tahun 1974 untuk memungkinkan penilaian dosis obat pada pasien
obesitas, peneliti menunjukkan bahwa metabolisme obat-obatan tertentu lebih
berhubungan dengan berat badan ideal seseorang.
Rumus BBI :
 Untuk usia 1-12 tahun BBI = (2 x umur) +8 kg
 Untuk usia > 12 tahun BBI :
- Laki-laki = (TB – 100) – 10% (TB – 100)
- Perempuan = (TB – 100) – 15% (TB – 100)

Contoh Perhitungan BBI :


Data :
Nama Syafira Belia Osari
Jenis Kelamin Perempuan
Berat Badan 50 kg
Tinggi Badan 149 cm/1,49 m

Perhitungan :
BBI (kg) = (Tinggi badan – 100) – (10% x (Tinggi badan – 100))
= (149 cm – 100) – (15% x (149 cm - 100))
= 41,65 kg (belum dikatakan ideal)

2.2 Indeks Massa Tubuh


IMT atau sering juga disebut indeks Quatelet pertama kali ditemukan oleh
seorang ahli matematika Lambert Adolphe Jacques Quatelet adalah alat
pengukuran komposisi tubuh yang paling umum dan sering digunakan. Beberapa
studi telah mengungkapkan bahwa IMT adalah alat pengukuran yang berguna
untuk mengukur obesitas, dan telah direkomendasikan untuk evaluasi klinik pada
obesitas anak (Daniels et al, 1997).
IMT merupakan petunjuk untuk menentukan kelebihan berat badan
berdasarkan indeks quatelet (berat badan dalam kilogram dibagi dengan kuadrat
tinggi badan dalam meter (kg/m2)). Interprestasi IMT tergantung pada umur dan
jenis kelamin anak karena anak lelaki dan perempuan memiliki kadar lemak tubuh
yang berbeda. IMT adalah cara termudah untuk memperkirakan obesitas serta
berkolerasi tinggi dengan massa lemak tubuh, selain itu juga penting untuk
mengidentifikasi pasien obesitas yang mempunyai risiko komplikasi medis
(Pudjiadi et al, 2010).
Indeks massa tubuh (IMT) adalah nilai yang diambil dari perhitungan
antara berat badan (BB) dan tinggi badan (TB) seseorang. IMT dipercayai dapat
menjadi indikator atau mengambarkan kadar adipositas dalam tubuh seseorang.
IMT tidak mengukur lemak tubuh secara langsung, tetapi penelitian menunjukkan
bahwa IMT berkorelasi dengan pengukuran secara langsung lemak tubuh
seperti underwater weighing dan dual energy x-ray absorbtiometry (Grummer-
Strawn LM et al.,2002).
Rumus IMT :

Tabel 1. Kategori Ambang IMT


Contoh Perhitungan IMT :
Data :
Nama Syafira Belia Osari
Jenis Kelamin Perempuan
Berat Badan 50 kg Perhitungan :
Tinggi Badan 149 cm/1,49 m
B 50
IMT = = = 22,5215 (Normal)
TB x TB 1,49 x 1,49
Jika dalam keadaan normal itu artinya sudah mengkonsumsi energi sesuai
dengan jumlah yang dibutuhkan tubuh.
 Keuntungan IMT Normal ini antara lain :
 Penampilan menarik, proporsional, dan lincah.
 Resiko penyakit bisa diminimalisir menjadi lebih rendah
 Adapun cara untuk mempertahankan IMT normal adalah :
 Mempertahankan kebiasaan makan sehari-hari dengan susunan menu
gizi seimbang.
 Perlu kebiasaan olahraga yang terarur.
 Tetap melakukan kebiasaan fisik sehari-hari
2.3 Kebutuhan Kalori Harian (BMR)
BMR atau basal metabolic rate adalah kebutuhan kalori yang tubuh Anda
butuhkan untuk melakukan aktivitas basalnya. Saat Anda tidur atau duduk dan
tidak melakukan aktivitas apapun, tubuh tetap melakukan aktivitasnya, seperti
memompa jantung, mencerna makanan, bernapas, memperbaiki sel tubuh,
membuang racun dalam tubuh, mempertahankan suhu tubuh, dan lain sebagainya.
Dengan menghitung BMR Anda, maka Anda bisa mengetahui berapa
kalori minimal yang tubuh Anda butuhkan untuk melakukan aktivitasnya. Dengan
begitu, Anda bisa menurunkan asupan kalori Anda tanpa memengaruhi kerja
tubuh dan kesehatan Anda.
Rumus BMR :
- Laki-laki
BMR = 66.4730 + (13.7516 x BB) + (5.0033 x TB) – (6.7550 x usia)
- Perempuan
BMR = 655.0955 + (9.5634 x BB) + (1.8496 x TB) – (4.6756 x usia)
Keterangan :
- Tidak aktif = 1.2, tidak berolahraga sama sekali dalam seminggu
- Aktivitas ringan = 1.375, berolahraga 1-3 kali dalam seminggu
- Aktivitas sedang = 1.55, berolahraga 3-5 kali dalam seminggu
- Aktivitas berat = 1.725, berolahraga 5-6 kali dalam seminggu
- Aktivitas sangat berat = 1.9, berolahraga 2 kali dalam sehari
Contoh Perhitugan :
Data :
Nama Syafira Belia Osari
Jenis Kelamin Perempuan
Berat Badan 50 kg
Tinggi Badan 149 cm/1,49 m

Perhitungan :
BMR = 655.0955 + (9.5634 x BB) + (1.8496 x TB) – (4.6756 x usia)
= 655.0955 + (9.5634 x 50) + (1.8496 x 149 ) – (4.6756 x 20)
= 655.0955 + 478.17 + 275.5904 – 93.51 = 1315.3439 (aktifitas ringan)

2.4 Pedoman Gizi Seimbang


Tujuan :
Pedoman Gizi Seimbang (PGS) bertujuan untuk menyediakan pedoman makan
dan berperilaku sehat bagi seluruh lapisan masyarakat berdasarkan prinsip
konsumsi anekaragam pangan, perilaku hidup bersih, aktivitas fisik dan
mempertahankan berat badan normal.
Sasaran :
Sasaran PGS adalah penentu kebijakan, pengelola program, dan semua pemangku
kepentingan antara lain Lembaga Swadaya Masyarakat, organisasi profesi,
organisasi keagamaan, perguruan tinggi, media massa, dunia usaha, dan mitra
pembangunan internasional.
Gizi Seimbang adalah susunan pangan sehari-hari yang mengandung zat
gizidalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan
memperhatikan prinsip keanekaragaman pangan, aktivitas fisik, perilaku hidup
bersih dan mempertahankan berat badan normal untuk mencegah masalah gizi.
Pedoman Gizi Seimbang yang telah diimplementasikan di Indonesia sejak
tahun 1955 merupakan realisasi dari rekomendasi Konferensi Pangan Sedunia di
Roma tahun 1992. Pedoman tersebut menggantikan slogan “4 Sehat 5 Sempurna”
yang telah diperkenalkan sejak tahun 1952dan sudah tidak sesuai lagi dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dalam bidang gizi serta
masalah dan tantangan yang dihadapi. Dengan mengimplementasikan pedoman
tersebut diyakini bahwamasalah gizi beban ganda dapat teratasi. Prinsip Gizi
Seimbang terdiri dari 4 (empat) Pilar yang pada dasarnya merupakan rangkaian
upaya untuk menyeimbangkan antara zat gizi yang keluar dan zat gizi yang masuk
dengan memonitor berat badan secara teratur.
Empat Pilar tersebut adalah:
1. Mengonsumsi makanan beragam
Tidak ada satupun jenis makanan yang mengandung semua jenis zat gizi yang
dibutuhkan tubuh untuk menjamin pertumbuhan dan mempertahankan
kesehatannya, kecuali Air Susu Ibu (ASI) untuk bayi baru lahir sampai berusia 6
bulan. Contoh: nasi merupakan sumber utama kalori,t etapi miskin vitamin dan
mineral; sayuran dan buah-buahan pada umumnya kaya akan vitamin, mineral dan
serat, tetapi miskinkalori dan protein; ikan merupakan sumber utama protein
tetapi sedikit kalori. Khusus untuk bayi berusia 0-6 bulan, ASI merupakan
makanan tunggal yang sempurna. Hal ini disebabkan karena ASI dapat
mencukupi kebutuhan untuk tumbuh dan berkembang dengan optimal, serta
sesuai dengan kondisi fisiologis pencernaan dan fungsi lainnya dalam tubuh.
2. Membiasakan perilaku hidup bersih
Perilaku hidup bersih sangat terkait dengan prinsip Gizi Seimbang :
Penyakit infeksi merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi
status gizi seseorang secara langsung,terutama anak-anak. Seseorang yang
menderita penyakit infeksi akan mengalami penurunan nafsu makan sehingga
jumlah dan jenis zat gizi yang masukke tubuh berkurang. Sebaliknya pada
keadaan infeksi, tubuh membutuhkan zat gizi yang lebih banyak untuk memenuhi
peningkatan metabolisme pada orang yang menderita infeksi terutama apabila
disertai panas. Pada orangyang menderita penyakit diare, berarti mengalami
kehilangan zat gizi dan cairan secara langsung akan memperburuk kondisinya.
Demikian pula sebaliknya, seseorang yang menderita kurang gizi akan
mempunyai risiko terkenapenyakit infeksi karena pada keadaan kurang gizi daya
tahan tubuh seseorangmenurun, sehingga kuman penyakit lebih mudah masuk dan
berkembang. Kedua hal tersebut menunjukkan bahwa hubungan kurang gizi dan
penyakitinfeksi adalah hubungan timbal balik.
3. Melakukan aktivitas fisik.
Aktivitas fisik yang meliputi segala macam kegiatan tubuh termasuk
olahraga merupakan salahsatu upaya untuk menyeimbangkan antara pengeluaran
dan pemasukan zat gizi utamanya sumber energi dalam tubuh. Aktivitas fisik
memerlukan energi. Selain itu, aktivitas fisik juga memperlancar sistem
metabolisme di dalam tubuh termasuk metabolisme zat gizi. Oleh karenanya,
aktivitas fisik berperan dalam menyeimbangkan zat gizi yang keluar dari dan yang
masuk ke dalam tubuh.
4. Mempertahankan dan memantau Berat Badan (BB) normal
Bagi orang dewasa salah satu indikator yang menunjukkan bahwa telah
terjadi keseimbangan zat gizi di dalam tubuh adalah tercapainya Berat Badan yang
normal, yaitu Berat Badan yang sesuai untuk Tinggi Badannya. Indikator tersebut
dikenal dengan Indeks Masa Tubuh (IMT). Oleh karena itu, pemantauan BB
normal merupakan hal yang harus menjadi bagian dari ‘Pola Hidup’ dengan ‘Gizi
Seimbang’, sehingga dapat mencegah penyimpangan BB dari BB normal, dan
apabila terjadi penyimpangan dapat segera dilakukan langkah-langkah
pencegahan dan penanganannya. Bagi bayi dan balita indikator yang digunakan
adalah perkembangan berat badan sesuai dengan pertambahan umur.
Pemantauannya dilakukan dengan menggunakan KMS. Yang dimaksud dengan
Berat Badan Normal adalah :
a. untuk orang dewasa jika IMT 18,5 – 25,0;
b. bagi anak Balita dengan menggunakan KMS dan berada di dalam pita hijau

GIZI SEIMBANG UNTUK TIAP KELOMPOK USIA


1. Gizi Seimbang untuk Ibu Hamil dan Ibu Menyusui
Gizi  Seimbang  untuk  Ibu  Hamil  dan  Ibu  Menyusui  mengindikasikan
bahwa konsumsi ibu hamil harus memenuhi kebutuhan untuk dirinya dan untuk
pertumbuhan serta perkembangan janin/bayinya. Oleh karena itu ibu hamil dan
ibu menyusui membutuhkan zat gizi yang lebih banyak dibandingkan dengan
keadaan tidak hamil atau tidak menyusui, tetapi konsumsi pangannya tetap
beranekaragam dan seimbang dalam jumlah dan proporsinya.
Janin  tumbuh  dengan  mengambil  zat-zat  gizi  dari  makanan  yang
dikonsumsi oleh ibunya dan dari simpanan zat gizi yang berada didalam tubuh
ibunya. Selama hamil atau menyusui seorang ibu harus menambah jumlah dan
jenis makanan yang dimakan untuk mencukupi kebutuhan pertumbuhan bayi dan 
kebutuhan  ibu  yang  sedang  mengandung  bayinya  serta  untuk memproduksi
ASI. Bila makanan ibu sehari-hari tidak cukup mengandung zat gizi yang
dibutuhkan, maka janin atau bayi akan mengambil persediaan yang ada didalam
tubuh ibunya. Misalnya sel lemak ibu sebagai sumber kalori; zat besi dari
simpanan di dalam tubuh ibu sebagai sumber zat besi janin/bayi. Demikian juga
beberapa zat gizi tertentu tidak disimpan di dalam tubuh sepertivitamin C dan
vitamin B yang banyak terdapat di dalam sayuran dan buah-buahan. Sehubungan
dengan hal itu, ibu harus mempunyai status gizi yangbaik  sebelum  hamil  dan 
mengonsumsi  makanan  yang  beranekaragam  baikproporsi maupun jumlahnya.
Kenyataannya  di  Indonesia  masih  banyak  ibu-ibu  yang  saat  hamil
mempunyai status gizi kurang, misalnya kurus dan menderita Anemia. Hal
inidapat  disebabkan  karena  asupan  makanannya  selama  kehamilan  tidak
mencukupi untuk kebutuhan dirinya sendiri dan bayinya. Selain itu kondisi ini
dapat diperburuk oleh beban kerja ibu hamil yang biasanya sama atau lebih berat 
dibandingakan  dengan  saat  sebelum  hamil.  Akibatnya,  bayi  tidak
mendapatkan zat gizi yang dibutuhkan, sehingga mengganggu pertumbuhan dan
perkembangannya. Demikian  pula  dengan  konsumsi  pangan  ibu  menyusui 
harus  bergizi seimbang agar memenuhi kebutuhan zat gizi bayi maupun untuk
mengganti zat gizi ibu yang dikeluarkan melalui ASI.  Tidak semua zat gizi yang
diperlukan bayi dapat dipenuhi  dari simpanan zat gizi ibu, seperti vitamin C dan
vitamin. Oleh karena itu  harus didapat dari konsumsi pangan  ibu setiap hari.
2. Gizi Seimbang untuk Bayi 0-6 bulan
Gizi  seimbang  untuk  bayi  0-6  bulan  cukup  hanya  dari  ASI.  ASI
merupakan makanan yang terbaik untuk bayi oleh karena dapat memenuhi semua
zat  gizi  yang  dibutuhkan  bayi  sampai  usia  6  bulan,  sesuai  dengan
perkembangan  sistem  pencernaannya,  murah  dan  bersih.
3. Gizi Seimbang untuk Anak 6-24 bulan
Pada  anak  usia  6-24  bulan,  kebutuhan  terhadap  berbagai  zat  gizi
semakin meningkat dan tidak lagi dapat dipenuhi hanya dari ASI saja. Pada usia
ini anak berada pada periode pertumbuhan dan perkembangan cepat, mulai 
terpapar  terhadap  infeksi  dan  secara  fisik  mulai  aktif,  sehingga kebutuhan 
terhadap  zat  gizi  harus  terpenuhi  dengan  memperhitungkan aktivitas bayi/anak
dan keadaan infeksi. Agar mencapai gizi seimbang maka perlu ditambah dengan
Makanan Pendamping ASI atau MP-ASI, sementara ASI tetap diberikan sampai
bayi berusia 2 tahun. Pada usia 6 bulan, bayi mulai diperkenalkan kepada
makanan lain, mula-mula dalam bentuk lumat, makanan lembik dan selanjutnya
beralih ke makanan keluarga saat bayi berusia 1 tahun. 
4. Gizi Seimbang untuk Anak  usia 2-5 tahun
Kebutuhan zat gizi anak pada usia 2-5 tahun meningkat karena masih
berada pada masa pertumbuhan cepat dan aktivitasnya tinggi. Demikian juga
anak  sudah  mempunyai  pilihan  terhadap  makanan  yang  disukai  termasuk
makanan  jajanan.
5.  Gizi Seimbang untuk Anak 6-9 tahun
Anak pada kelompok usia ini merupakan anak yang sudah memasuki masa
sekolah dan banyak bermain diluar, sehingga pengaruh kawan, tawaran makanan 
jajanan,  aktivitas  yang  tinggi  dan  keterpaparan  terhadap  sumber penyakit
infeksi menjadi tinggi. Sebagian anak usia 6-9 tahun sudah mulai memasuki 
masa  pertumbuhan  cepat  pra-pubertas,  sehingga  kebutuhan terhadap  zat  gizi 
mulai  meningkat  secara  bermakna.
6. Gizi Seimbang untuk Remaja (10-19 tahun)
Kelompok ini adalah kelompok usia peralihan dari anak-anak menjadi
remaja  muda  sampai  dewasa.  Kondisi  penting  yang  berpengaruh  terhadap
kebutuhan zat gizi kelompok ini adalah pertumbuhan cepat memasuki usia
pubertas, kebiasaan jajan, menstruasi dan perhatian terhadap penampilan fisik
“Body  image”  pada  remaja  puteri.
7. Gizi Seimbang untuk Dewasa
Perilaku konsumsi pangan bergizi seimbang dapat terganggu oleh pola
kegiatan kelompok usia dewasa saat ini yaitu persaingan tenaga kerja yang ketat,
ibu bekerja diluar rumah, tersedianya berbagai makanan siap saji dan siap olah,
dan  ketidak-tahuan tentang gizi menyebabkan keluarga dihadapkan pada pola
kegiatan yang cenderung pasif atau “sedentary life”, waktu di rumah yang pendek
terutama untuk ibu, dan konsumsi pangan yang tidak seimbang dan  tidak 
higienis. 
8. Gizi Seimbang untuk Usia Lanjut
Dengan bertambahnya usia, khususnya usia di atas 60 tahun, terjadi
berbagai  perubahan  dalam  tubuh  yaitu  mulai  menurunnya  fungsi  berbagai
organ dan jaringan tubuh, oleh karenanya berbagai permasalahan gizi dan
kesehatan lebih sering muncul pada kelompok usia ini. Perubahan tersebut
meliputi  antara  lain  organ  pengindra  termasuk  fungsi  penciuman  sehingga
dapat  menurunkan  nafsu  makan;  melemahnya  sistem  organ  pencernaan
sehingga saluran pencernaan menjadi lebih sensitif terhadap makanan tertentu dan
mengalami sembelit; gangguan pada gigi sehingga mengganggu fungsi
mengunyah;  melemahnya  kerja  otot  jantung;  pada  wanita  memasuki 
masamenopause  dengan  berbagai  akibatnya;  dan  lain-lain.  Hal  tersebut
menyebabkan kelompok usia lanjut lebih rentan terhadap berbagai penyakit,
termasuk terlalu gemuk, terlalu kurus, penyakit hipertensi, penyakit jantung,
diabetes mellitus, osteoporosis, osteoartritis dll. Oleh karena itu, kebutuhan zat
gizi pada kelompok usia lanjut agak berbeda pada kelompok dewasa, sehingga
pola konsumsi agak berbeda, misalnya membatasi konsumsi gula, garam dan
minyak, makanan berlemak dan tinggi purin. Mengonsumsi sayuran dan buah-
buahan dalam jumlah yang cukup.
Pesan yang dapat Disampaikan kepada Tiap Kelompok Usia agar Gizinya
Seimbang dan Terpenuhi
a.       Pesan gizi seimbang untuk ibu hamil dan menyusui.
·         Membiasakan mengkonsumsi aneka pangan lebih banyak untuk 
memenuhi  kebutuhan  energi,  protein  dan  zat  gizi  mikro (vitamin dan mineral)
karena digunakan untuk pemeliharaan, pertumbuhan dan perkembangan janin
dalam kandungan serta cadangan selama masa menyusui. Zat gizi mikro penting
yang diperlukan selama hamil adalah zat besi, asam folat, kalsium, iodium dan
zink.
·         Membatasi  konsumsi garam  karenadapat  mencegah  hipertensi  selama
kehamilan. Selama ibu hamil diusahakan agar tidak menderita hipertensi. Hal ini
disebabkan karena hipertensi selama kehamilan akan meningkatkan risiko
kematian janin, terlepasnya plasenta, serta gangguan pertumbuhan.
·         Membatasi minum kopi karena Kafein yang terdapat dalam kopi yang
dikonsumsi ibu akan masuk ke dalam  ASI  sehingga  akan  berpengaruh  tidak 
baik  terhadap  bayi,  hal  ini disebabkan karena metabolisme bayi belum siap
untuk mencerna kafein. Konsumsi kafein pada ibu menyusui juga berhubungan
dengan rendahnya pasokan  ASI.
·         Minum air yang banyak karena Kebutuhan air selama kehamilan meningkat
agar dapat mendukung sirkulasi janin, produksi cairan  amnion dan meningkatnya
volume darah. Ibu hamil memerlukan asupan air minum sekitar 2-3 liter perhari (8
– 12 gelas sehari).
b.      Pesan gizi seimbang untuk bayi 0 – 6 bulan :
Setiap bayi harus memperoleh ASI Eksklusif yang berarti  sampai usia 6
bulan hanya diberi ASI saja.
c.       Pesan gizi seimbang untuk bayi 6 – 24 bulan :
Ibu  sebaiknya  memahami  bahwa  pola  pemberian  makanan  secara
seimbang  pada  usia  dini  akan  berpengaruh  terhadap  selera  makan  anak
selanjutnya,  sehingga  pengenalan  kepada  makanan  yang  beranekaragam pada
periode ini menjadi sangat penting. Secara bertahap, variasi makananuntuk bayi
usia 6-24 bulan semakin ditingkatkan, bayi mulai diberikan sayurandan buah-
buahan, lauk pauk sumber protein hewani dan nabati, serta makananpokok
sebagai sumber kalori. Demikian pula jumlahnya ditambahkan secarabertahap
dalam jumlah yang tidak berlebihan dan dalam proporsi yang juga seimbang.
d.      Pesan gizi seimbang untuk anak usia 2 – 5 tahun.
Jumlah  dan  variasi  makanan  harus mendapatkan perhatian secara
khusus dari ibu atau pengasuh anak, terutama dalam  “memenangkan”  pilihan
anak  agar  memilih  makanan  yang    bergizi seimbang.  Disamping  itu  anak 
pada  usia  ini  sering  keluar  rumah  sehingga mudah terkena penyakit infeksi
dan kecacingan, sehingga perilaku hidup bersih perlu dibiasakan untuk
mencegahnya.
e.       Pesan gizi seimbang untuk anak usia 6 – 9 tahun.
Pemberian makanan dengan gizi seimbang untuk anak pada kelompok usia
ini harus memperhitungkan kondisi – kondisi anak yang mulai suka jajan di luar
karena banyak bermain di luar dan terpengaruh oleh teman, tawaran makanan
jajanan, aktivitas dan keterpaparan terhadap sumber penyakit infeksi menjadi
tinggi.
f.       Pesan gizi seimbang untuk remaja usia 10 – 19 tahun.
Perhitungan  terhadap kebutuhan  zat  gizi  pada  kelompok  ini  harus 
memperhatikan  kondisi-kondisi tertentu seperti pertumbuhan cepat memasuki
usia pubertas, kebiasaan jajan, menstruasi dan perhatian terhadap penampilan
fisik.  Khusus  pada  remaja  puteri,  perhatian  harus  lebih  ditekankan terhadap
persiapan mereka sebelum menikah.
g.      Pesan gizi seimbang untuk dewasa.
Perhatian  terhadap  perilaku  konsumsi pangan  dengan  gizi  seimbang, 
termasuk  kegiatan  fisik  yang  memadai  dan memonitor BB normal, perlu
diperhatikan untuk mencapai pola hidup sehat, aktif dan produktif.
h.      Pesan gizi seimbang untuk usia lanjut.
Membatasi konsumsi gula, garam dan minyak, makanan berlemak dan
tinggi purin. Mengonsumsi sayuran dan buah-buahan dalam jumlah yang cukup.
2.5 Piramida Makanan
Piramida makanan adalah piramida yang menggambarkan jumlah berat
dan energi mulai dari produsen sampai konsumen puncak. Piramida ini dibuat
dengan satu asumsi bahwa pada saat terjadi peristiwa makan dan dimakan telah
terjadi perpindahan energi dari makhluk hidup yang dimakan ke makhluk hidup
pemakannya. Misalnya, dari produsen ke konsumen I, dari konsumen I ke
konsumen II, dari konsumen II ke konsumen III, dan seterusnya.
Akan tetapi, harus diingat bahwa tidak semua energi dari makhluk hidup
yang dimakan akan berpindah ke makhluk hidup pemakan sehingga terbentuk
piramida makanan yang semakin ke atas semakin mengecil.
Komposisi biomassa terbesar terdapat pada produsen yang menempati
dasar piramida. Demikian pula jumlah energi terbesar terdapat pada dasar
piramida. Komposisi biomassa dan energi ini semakin ke atas semakin kecil
karena selama proses perpindahan energi terjadi penyusutan jumlah energi pada
setiap tingkat trofik.
Dalam ekosistem yang seimbang, jumlah produsen lebih banyak dari pada
jumlah konsumen tingkat I, jumlah konsumen tingkat II lebih banyak daripada
konsumen tingkat III, demikian seterusnya. Hal ini disebabkan oleh hilangnya
energi pada setiap tingkatan makanan. Jika rantai makanan digambarkan dari
produsen sampai konsumen tingkat tinggi, maka akan terbentuk suatu piramida
makanan..
Jenis Piramida Makanan / Ekologi
1. Piramida Jumlah
Piramida jumlah / populasi menggambarkan jumlah organisme dalam
sebuah ekosistem. Elton (1972) yang menemukan teori ini mengatakan bahwa
binatang yang menempati tingkat trofik yang lebih rendah, jumlahnya lebih
banyak dibanding dengan binatang yang menempati tingkat trofik yang lebih
tinggi. Dasar piramida ini digambarkan oleh produsen yang sangat banyak dan
jumlah organisme menurun cepat sampai tinggal beberapa individu karnivora
puncak.
Organisme di tingkat trofik pertama biasanya paling melimpah, sedangkan
organisme di tingkat trofik kedua, ketiga, dan selanjutnya makin berkurang. Dapat
dikatakan bahwa pada kebanyakan komunitas normal, jumlah tumbuhan selalu
lebih banyak daripada organisme herbivora. Demikian pula jumlah herbivora
selalu lebih banyak daripada jumlah karnivora tingkat 1. Karnivora tingkat 1 juga
selalu lebih banyak daripada karnivora tingkat 2. Piramida jumlah dibuat
berdasarkan jumlah organisme di tiap tingkat trofik.
Ekosistem yang sehat ialah jumlah perbandingan organisme di tingkat
trofik bawah harus lebih besar dibanding organisme pada tingkat trofik
selanjutnya, sehingga membentuk piramida.
Contoh piramida jumlah :

2. Piramida Biomassa
Piramida biomassa yaitu suatu piramida yang menggambarkan
berkurangnya transfer energi pada setiap tingkat trofik dalam suatu ekosistem.
Pada piramida biomassa setiap tingkat trofik menunjukkan berat kering dari
seluruh organisme di tingkat trofik yang dinyatakan dalam gram/m2. Umumnya
bentuk piramida biomassa akan mengecil ke arah puncak, karena perpindahan
energi antara tingkat trofik tidak efisien. Tetapi piramida biomassa dapat
berbentuk terbalik.
Penggunaan piramida jumlah sering menemui kesulitan, di antaranya jika
kita membandingkan dua ekosistem yang berbeda dengan menghitung berapa
jumlah binatang dan tumbuhan yang mendukung ekosistem itu? Kesulitan lain,
terasa kurang informatif jika kita menyamakan ganggang sebagai pohon
(produsen) atau menyamakan gajah dengan udang-udangan (herbivora). Untuk
mengetahui kesulitan itu, maka sering digunakan piramida biomassa. Biomassa
adalah berat kering suatu organisme.
Untuk mengukur biomassa di tiap tingkat trofik, maka rata-rata berat
organisme di tiap tingkat harus diukur kemudian jumlah organisme di tiap tingkat
diperkirakan. Piramida biomassa berfungsi untuk menggambarkan perpaduan
massa seluruh organisme di habitat tertentu yang diukur dalam gram. Untuk
menghindari kerusakan habitat, biasanya hanya diambil sedikit sampel dan
diukur, kemudian total seluruh biomassa dihitung. Dengan pengukuran seperti ini
akan didapat informasi yang lebih akurat tentang apa yang terjadi pada ekosistem.
Ada dua jenis piramida biomassa yakni :
a. Piramida tegak yaitu piramida yang massa gabungan dari semua produsen
lebih besar daripada massa gabungan dari setiap tingkatan konsumennya.
Piramida tegak biasanya menggambarkan suatu ekosistem darat.

b. Piramida Terbalik yaitu jenis piramida yang menggambarkan massa gabungan


dari produsen-produsennya yang lebih kecil dari massa gabungan dari
konsumennya. Contoh dari piramida ini yakni ekosistem perairan.

3. Piramida Energi
Piramida energy merupakan piramida yang menggambarkan perpindahan
energi pada tingkat trofik ke tingkat trofik berikutnya. Dalam piramida energi
menunjukkan bahwa aliran energi yang diterima organisme akan menurun pada
tingkat trofik berikutnya.
Dengan demikian, produsen mendapat energi yang paling banyak dan akan
menurun ke konsumen primer, sekunder, tersier dan seterusnya. Pada piramida
energi terjadi penurunan sejumlah energi berturut-turut yang tersedia di tiap
tingkat trofik.
Berkurangnya energi yang terjadi di setiap trofik terjadi karena hal-hal
berikut :
a. Hanya sejumlah makanan tertentu yang ditangkap dan dimakan oleh tingkat
trofik selanjutnya.
b. Beberapa makanan yang dimakan tidak bisa dicerna dan dikeluarkan sebagai
sampah.
c. Hanya sebagian makanan yang dicerna menjadi bagian dari tubuh organisme,
sedangkan sisanya digunakan sebagai sumber energi.
Contoh piramida energi :

Dari ketiga tipe piramida ekologi, piramida energi dianggap merupakan


model piramida yang terbaik. Berikut alasannya :
a. Tidak dipengaruhi oleh ukuran organisme dan kecepatan metabolisme
organisme.
b. Menunjukkan efisiensi ekologi atau produktivitas ekosistem.
c. Dapat memberikan gambaran yang berkaitan dengan sifat fungsional suatu
ekosistem.
4. Piramida Makanan pada Manusia
Piramida makanan pada manusia adalah piramida makanan yang menjadi acuan
cara makan sehat, dengan menunjukkan jenis-jenis menu dan makanan mana
yang secara berperingkat diperkenan dikonsumsi lebih banyak, dan mana yang
lebih sedikit atau perlu dibatasi.
Contoh :
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
Pemenuhan kebutuhan gizi,kalori pada remaja sangat bermanfaat bagi
peningkatan otak ( intelegensi ), bagi tumbuh kembangnya dan juga sangat
menunjang dalam aktivitasnya sehari-hari. Karena dengan pemenuhan kebutuhan
gizi, kalori diharapkan nantinya kebutuhan dan kesehatan pada manusia bisa
meningkat dan tidak mengalami obesitas.

3.2 Saran
- Remaja sebaiknya tetap sadar akan kebutuhan gizi dan kalori, serta
menjaga berat ideal walaupun mempunyai aktivitas yang padat.
- Sadar bahwa kesehatan itu mahal harganya, lebih baik menjegah daripada
mengatasi.
- Dengan pemenuhan kebutuhan gizi pada remaja diharapkan semakin
banyak prestasi yang dihasilkan di Negara ini. Karena dengan remaja yang
terpenuhi zat gizinya semakin aktif dan konsentrasi dia dalam belajar dan
berkreasi

Anda mungkin juga menyukai