Anda di halaman 1dari 19

Medikamen intrakanal1

1. Minyak esensial
- Eugenol
Eugenol telah digunakan pada perawatan endodontik selama bertahun-
tahun.
Meupakan bahan pokok dari sebagian besar bahan sealers saluran akar.
Efek eugenol terhadap jaringan tergantung pada konsentrasi dari eugenol.
Efek nya dapat dibedakan menjadi dua yaitu dalam dosisi tinggi dan dosisi
rendah. Dalam konsentrasi rendah menunjukaan efek antiinflamasi
sedangkan cdalam dosisi tinggi memiliki efek toksik.

Dosis rendah Dosis tinggi

Menghambat sintesis prostaglandin Menginduksi kematian sel

Menghambat aktivitas saraf Menghambat respirasi sel

Menhambat kemotaksis white cell

Pengggunaan eugenol :
- Digunakan sebagai medikamen intrakanal
- Digunakan sebagai sealer saluran akar
- Bagian dari sealing agent
2. Golongan fenol
- Fenol
Digunakan sebagai disinfektan dan memliki efek inflamasi yang tinggi
sehingga jarang digunakan sebagai medikamen saluran akar.
1
Nisha, Garg. Amit, Garg. Textbook of endodontic. .1st ed. Jaypee brother Medical Publisher: New
Delhi. 2007
Penggunaan :
a. Digunakan sebagai bahan disinfeksi sebelum prosedur bedah
periapikal
b. Digunakan untuk mengkauter jaringan yang sulit diangkat dengan
menggunakan files

- Paraklorofenol
Merupakan bahan yang pernah populer sebagai bagian dari fenol. Namun
tidak digunakan dalam jangka waktu panjang karena memlikik tokisisitas
yang tinggi.
Komposisi : merupakan produk fenoldengan klorin dengan mengurangi
satu atom hidrogen ( C6H4OHCL)
Penggunaan : digunakan sebagai bahan pelapis pada gigi yang terinfeksi.

- Camphorated Monoparachlorophenol (CMCP)


Merupakan campuran dari 2 bagian para-chlorophenol + 3 bagian gum
champor
Champor ditambhkan kedalam PCP karena :
- Memiliki efek antimikroba yang lebih panjang
- Mengurangi efek iritasi dari PCP

3. Aldehid
Formaldehid, paraformaldehid dan glutaraldehid biasa digunakan sebagai
bahan medikamen intrakanal pada perawatan saluran akar.
Memiliki efek disinfektan namun juga memliki efek toksik dan alergi.
Formaldehid (Formokresol) digunakan sebagai medikamen pada pulpotomi di
gigi sulung.
Komposisi formokresol :
Formaldehid 19%
Cresol 35%
Air dan glycerin 46%

4. Kalsium hidroksida
Ca(OH)2 memliki fungsi yang baik disebabkan karena:
- Memiliki efek antiseptik yang baik karena memiliki pH yang tinggi dan
dapat membersihkan jaringan pulpa yang nekrotik
- Menghidrolisis lipopolisakarida dari bakteri sehingga akan menonaktifkan
aktivitas lipopolisakarida.
- Digunakan sebagai medikamen intrakanal karena memliki efek kerja
jangka panjang

Ca(OH)2 merupakan antiseptic yang bekerja secara lambat. Ada beberapa


kekurangan yang dimiliki Ca(OH)2 seperti penempatan di saluran akar yang
harus berhati-hati, pembersihan yang tidak sempurna dapat meninggalkan
residu yang dapat menurunkan setting time sealer endodontik, dan
ketidakmampuan Ca(OH)2 membunuh beberapa bakteri.2

5. Klorheksidin glukonat
Memiliki efek toksik yang rendah. Konsentrasi yang efektif adalah 0,2-2%.

6. Ledermix2
Ledermix (Lederle Pharmaceuticals, Wolfratshausen, Germany) adalah pasta
corticosteroid-antibiotic yang ditemukan oleh Schroeder. Pasta ini
mengandung triamcinolone acetonide 1% sebagai agen antiinflamasi.

7. Pasta Triple-Antibiotics2

2
Hargreaves K, Cohen S, Berman L. Cohen's pathways of the pulp. St. Louis, Mo.: Mosby Elsevier;
2011.
Terdiri dari metronidazole, ciprofloxacin dan minocycline. Efektif untuk
menghilangkan bakteri E. coli pada dentin yang terinfeksi dan beberapa
mikroba pada karies dentin dan pulpa terinfeksi. Namun, penggunaan pasta
antibiotik intrakanal dapat menyebabkan resistensi bakteri dan penggunaan
minocycline intrakanal dapat menyebabkan diskolorisasi gigi.

Teknik Preparasi3

1. Watch winding

Watch winding (“twiddling/memutar-mutar") adalah gerakan


(reciprocating) bolak-balik (searah/berlawanan jarum jam) rotasi instrumen
dalam bentuk lengkungan dan digunakan untuk menentukan kanal dan file ke
tempat bekerja. Tekanan ringan ke arah apikal dilakukan untuk menggerakkan
file lebih dalam ke arah kanal.

2. Reaming

Reaming adalah gerakan memotong dengan rotasi file searah jarum


jam. Umumnya, instrumen dimasukkan ke kanal sampai ditemukan suatu
penyempitan (binding). Instrumen ini kemudian diputar searah jarum jam
180-360 derajat untuk meratakan dinding dan memperbesar ruang kanal.

3. Filling

Filling adalah gerakan memasukkan file ke dalam kanal dan menekan


ke arah lateral dan ditarik untuk mengikis (meratakan) dinding. Gerakan
scraping untuk menghilangkan dan memotong jaringan dentin permukaan dari
dinding saluran akar. Modifikasi adalah teknik putar-tarik. Teknik ini dengan
cara memasukkan file ke titik penyempitan, memutar instrumen 90 derajat dan
menarik instrumen sepanjang dinding kanal.

3
Torabinejad, Mahmoud. Walton, Richard E. 2009. Endodontics: Principles and practice. 4th ed. St.
Louis: Saunders Elseviers
4. Circumferential filling

Circumferential filling digunakan pada kanal yang lebih besar atau


tidak berbentuk lingkaran. File dimasukkan ke dalam kanal dan ditarik secara
berurutan pada dinding mesial, distal, bukal dan lingual.

Gambar. Teknik preparasi reamer, filling dan circumferential filling4

Teknik Balanced Forced5

1. Setelah insersi tanpa tekanan dari Flex-R atau NiTiFlex K-file, instrumen dirotasi
searah jarum jam 90⁰ dengan hanya tekanan apikal ringan.

4
Nursasongko, Bambang. Penuntun Praktikum Endodontik Praklinik edisi ke-4. Jakarta: Bagian Ilmu
Konservasi Gigi Universitas Indonesia. 2004.
5
Cohen, Stephen dan Hargreaves Kenneth M. Cohen’s Pathway of The Pulp 10th edition.. St Louis
Missouri:. Mosby Elsevier. 2011.
2. Instrumen dirotasi berlawanan jarum jam 180⁰ - 270⁰; tekanan apikal yang
memadai digunakan untuk menjaga file pada kedalaman insersi yang sama selama
tahap ini. Serpihan dentin dihilangkan dengan suara cliking yang khas.

3. Langkah ini serupa dengan langkah pertama dan membawa instrumen lebih ke
apikal.

4. Setelah dua arau tiga siklus, file penuh dengan serpihan dentin dan dikeluarkan
dari kanal dengan rotasi searah jarum jam yang berkepanjangan.

 Reaming6

1. Masukkan file sepanjang kerja


2. Putar ¼ putaran ke kanan
3. Tarik ke luar
4. Lakukan langkah-langkah di atas berulang kali sampai file
terasa
longgar

AGEN ANESTESI LOKAL 7,8

Anestesi lokal adalah obat yang dapat memblok konduksi saraf secara reversibel ,
menghilangkan sensasi nyeri bila digunakan pada bagian tubuh tertentu tanpa diikuti
hilangnya kesadaran. Dalam kedokteran gigi anestesi lokal digunakan untuk
menghilangkan berbagai sensai nyeri yang berhubungan dengan berbagai tindakan
dalam kedokteran gigi, baik untuk tujuan pemeliharaan gigi maupun pengobatan
sehingga dapat meningkatkan kenyamanan pasien selama perawatan.

6
Nursasongko, Bambang. Penuntun Praktikum Endodontik Praklinik edisi ke-4. Jakarta: Bagian Ilmu
Konservasi Gigi Universitas Indonesia. 2004.
7
Suniarti, Dewi Fatma; Sri Angky S; Azalia Arif. 2012. Farmakologi Kedokteran Gigi .Jakarta :
Badan Penerbit FK UI
8
Howe, Geoffrey L; F.I.H.Whitehead. 1992. Anestesi Lokal Edisi 3. Jakarta : Hipokrates
Mekanisme kerja 1

Anestesi lokal akan terikat dengan reseptor spesifik pada membran saraf. Setelah
berikatan dengan reseptor spesifik, anestesi lokal akan memblok konduksi impuls
saraf.

Anestesi lokal terbagi dalam 2 golongan yaitu golongan amida dan ester.

Tabel Golongan obat anestesi lokal, cara penggunaan dan contoh obatnya

Suntikan Obat Anestesi Lokal


Amida Bupivakain
Dibukain
Mepivakain
Etidokain
Lidokain
Prilokain
Ester Kloroprokain
Prokain
Tetrakain
Topikal
Amida Lidokain
Dibukain
Ester Ester asam benzoat
Benzokain
Butamben
Piperokain
Tetrakain
Farmakokinetik9

Masa kerja : tergantung lama kontak dengan saraf dan adanya vasokonstriktor.
Golongan ester dirusak oleh plasma dan esterase hati dan mengalami degradasi cepat.
Golongan amida dirusak oleh hati.

Efek samping : kelelahan, mengantuk, tremor, kejang-kejang, tidak sadar, henti


napas, aritmia jantung, hipertensi, dan henti jantung.

9
Suniarti, Dewi Fatma; Sri Angky S; Azalia Arif. 2012. Farmakologi Kedokteran Gigi . Jakarta :
Badan Penerbit FK UI
Kontraindikasi : hipersensitivitas, syok berat, miastenia gravis, infeksi kulit seluruh
tubuh, dan infeksi radang pada tempat suntik.

Vasokonstriktor10

Penambahan sejumlah kecil agen vasokonstriktor pada larutan anestesi lokal dapat
memberi keuntungan :

1. Mempercepat absorbsi agen anestesi lokaal


2. Memperpanjang masa kerja dan meningkatkan efek obat dengan membatasi
agen anestesi lokal hanya pada daerah yang terlokalisir
3. Mengurangi resiko toksik melalui efek menghambat absorbsi konstituen.

Vasokonstriktor yang biasa digunakan adalah :

1. Adrenalin ( epinephrine )
2. Felypressin ( octapressin )  memiliki sifat vasokonstriktor lemah, diperkuat
dengan penambahan prilokain.

Baik kedalaman dan durasi anestesi dapat dimodifikasi karena penambahan


vasokonstriktor dalam larutan. Beberapa pabrik membuat larutan lidokain yang
mengandung adrenalin dan nonadrenalin dengan konsentrasi 1:50.000, 1:80.000 atau
1:100.000. Makin rendah konsentrasi vasokonstriktor, makin kecil kdealaman dan
durasi anestesi.

Felypressin hanya ditambahakan pada lautan Citanest ( Prilokain ) dengan


konsentrasi 0,03i.u/ml (1:20.000).

Noradrenalin ( laevoarterenol , norepineohrine ) sudah jarang digunakan sebagai


vasokonstriktor karena memiliki efek samping berupa episoda hipertensi yang parah
dan kolaps, dan tidak lebih unggul daripada adrenalin sebagai vasokonstriktor.

Adrenalin adalah agen yang paling sering digunakan sebagai vasokonstriktor karena
merupakan agen vasokonstriktor paling efektif, namun reaksi alergi terhadap agen ini
10
Howe, Geoffrey L; F.I.H.Whitehead. 1992. Anestesi Lokal Edisi 3. Jakarta : Hipokrates
juga sering terjadi. Dosis besar epinefrin dapat menimbulkan gelisah, takikardia,
tremor, nyeri dada, sakit kepala, tekanan darah naik, palpitasi, perasaan khawatir.

Kontraindikasi vasokonstriktor :

1. Bila daerah yang disuplai merupakan end arteries misalnya jari, telinga,
hidung dapat menimbulkan iskemia dan akhirnya nekrosis.
2. Penderita dengan gangguan kardiovaskular berat
3. Penderita tirotoksikosis

Pemilihan agen anestesi lokal pada kedokteran gigi11

Pemilihan anestesi lokal pada kedokteran gigi harus mempertimbangkan efikasi ,


keamanan, keadaan pasien dan jenis obat yang digunakan. Atas pertimbangan
tersebut di atas dan dari berbagai uji klinis, didapatkan kesepakatan bahwa lidokain
2% dalam kombinasi dengan epinefrin 1:100.000 digunakan secara rutin sebagai
anestesi lokal dalam kedokteran gigi. Selain lidokain, 5 anestesi lokal golongan amida
lainnya dikembangkan dan dipasarkan secara luas, mempunyai stabilitas baik, tidak
menimbulkan alergi dan lebih efektif dibandingkan ester.

1. Prokain

Prokain absorbsinya lebih baik pada tempat suntikan, akan dibiotransformasi oleh
plasma esterase dan metabolitnya adalah PABA dan dietilaminoetanol, ekskresinya
melalui urin. Prokain mempunyai mula kerja lambat. Toksisitasnya dapat berupa
perangsangan susunan saraf pusat dan gagal kardiovaskular. Pada penggunaan
prokain dapat terjadi reaksi hipersensitivitas ringan dan kadang dapat menimbulkan
rekasi syok anafilaktik. Interaksi : prokain dapat menurunkan daya antimikroba
sulfonamid.

2. Lidokain (Lignokain)

Suniarti, Dewi Fatma; Sri Angky S; Azalia Arif. 2012. Farmakologi Kedokteran Gigi . Jakarta :
11

Badan Penerbit FK UI
Lidokain merupakan agen anestesi lokal derivat amida dari xylidide yang paling
sering digunakan. Lidokain merupakan anestesi lokal dengan spektrum luas karena
dapat diberikan melalui berbagai cara, antara lain infiltrasi, epidural, intravena
regional, subarakhnoid, anestesi blok, dan topikal. Aktivitas : mula kerja lebih cepat,
masa kerja lebih lama dan lebih kuat dari prokain. Lidokain memiliki efek
vasodilatasi sehingga sering tersedia dalam bentuk kombinasi dengan epinefrin. Bila
diberikan dalam dosis besar dapat menimbulkan kejang. Efek samping : sedasi, lesu,
lupa, reaksi hipersensitivitas. Penggunaan lidokain merupakan kontraindikasi pada
penderita penyakit hati yang parah.

Penambahan vasokonstriktor pada larutan 2% akan dapat menambah durasi anestesi


pulpa dari 5-10 menit menjadi 1-11/2 jam dan anestesi jaringan lunak dar 1-11/2 jam
menjadi 3-4 jam. Jadi, obat ini biasanya digunakan dalam dengan adrenalin (1:80.000
atau 1:100.000) dan tiap mililiter larutan lidokain (lignokain) 2% dengan adrenalin
1:80.000 mengandung :
- Lignokain hidroklorit 20 mg
- Sodium klorit 6 mg
- Adrenalin hidroklorit 0,012 mg
- Metil Paraben 1 mg
- Sodium metabisulfit 0, mg
- Sodium hidroksida untuk memodifikasi pH
Berbeda dengan prokain, lidokain selain digunakan untuk anestesi infiltrasi atau
regional juga dapat digunakan sebagai agen anestesi topikal. Lidokain dipasarkan
baik dalam bentuk agar viskous 2%, atau salep 5% atau semprotan cair 10%.

Lidokain bila digunakan sebagai agen tunggal, dosis total lidokain jangan melebihi
200 mg. Penambahan vasokonstriktorakan meningkatkan dosis total menjadi 350 mg
serta memperlambat absorpsi. Pada prakteknya, dosis ini sama dengan dosis dewasa
8-10 cartridge, jauh melebihi dosis yang biasa digunakan pada satu kunjungan, karena
dosis cartridge biasanya sudah cukup untuk anestesi infiltrasi.
3. Mepivakain

Mepivakain merupakan derivat amida dari xylidide yang mempunyai profil


farmakologi (kecepatan timbulnya efek, durasi aksi, potensi, dan toksisitas)
sebanding dengan lidokain. Mepivacain tidak mepunyai sifat alergenik terhadap agen
anestesi lokal tipe ester.Agen ini dipasarkan sebagai bahan garam hidroklorida dan
dapat digunakan untuk anestesi infiltrasi namun kurang efektif bila digunakan untuk
anestesi topikal.

Mepivacain dapat menimbulkan efek vasokonstriktor lebih ringan daripada lidokain


tetapi biasanya mepivacain digunakan dalam bentuk larutan dengan penambahan
adrenalin 1 : 80.000. Mepivacain juga tersedia dalam bentuk larutan 3% tanpa
penambahan vasokonstriktor, untuk mendapatkan kedalaman dan durasi anestesi pada
pasien tertentu dimana pemakaian vasokonstriktor merupakan kontraindikasi. Larutan
seperti ini dapat menimbulkan anestesi pulpa yang berlangsung antara 20-40 menit –
dan anestesi jaringan lunak berdurasi 2-4 jam.

Obat ini jangan digunakan pada pasien yang alergi terhadap anestesi lokal tipe amida,
atau pasien yang menderita penyakit hati yang parah. Nama dagang mepivacain
adalah carboine. Toksisitas mepivacaine setara dengan lidokain namun bila
mepivacain dalam darah sudah mencapai tingkatan tertentu, akan terjadi eksitasi
sistem saraf sentral bukan depresi, dan eksistesi dapat berakhirberupa konvulsi dan
depresi respirasi.

4. Prilokain

Prilokain merupakan derivat amida tipe toluidin, pada dasarnya mempunyai formula
and farmakologi yang mirip dengan lidokai dan mepivacain. Nama dagang prilokain
adalah citanest dalam bentuk garam hidroklorida dan digunakan untuk mendapat
anestesi infiltrasi, namun prilokain tidak dapat dapat digunakan untuk mendapat efek
anestesi topikal.
Prilokain biasanya menimbulkan aksi yang lebih cepatdaripada lidokai namun
anestesi yang ditimbulkan tidak terlalu dalam. Prilokain juga kurang mempunyai efek
vasodilator dibanding lidokain dan biasanya termetabolisme dengan lebih cepat.

Prilokain tidak bisa digunakan pada bayi penderita metahaemoglobinea, penderita


penyakit hati, hipoksia, anemia, penyakit ginjal atau gagal jantung. Prilokain tidak
boleh digunakan pada pasien yang mempunyai riwayat alergi terhadap agen anestesi
tipe amida atau paraben.

Penmabahan felypressin (Octapressin) dengan konsentrasi 0,03 i.u/ml (=1:200.000)


sebagai agen vasokonstriktor akan dapat meningkatkan baik kedalaman maupun
durasi anestesi. Larutan anestesi yang mengandung felypressin sangat bermanfaat
bagi pasien yang menderita penyakit kardiovaskular.

Kurang poten dan efektivitasnya kurang dibandingkan dengan lidokain. Prilokain


seperti juga mepivakain, dapat digunakan tanpa epinephrine untuk tindakan
kedokteran gigi.

5. Artikain

Banyak digunakan dalam kedokteran gigi di Kanada dan Eropa. Dilaporkan bahwa
kombinasi denga epinefrin (1:200.000 atau 1:100.000) sebanding atau bahkan lebih
baik dari golongan amida lainnya.

Bupivakain dan etidokain

Bupivakain memiliki mula kerja yang lambat dari golongan amida lainnya, efikasi
sama, tetapi masa kerjanya lebih lama dari golongan aida lainnya sehingga baik
digunakan untuk operasi bedah mulut. Etidokain mula kerjanya sedikit lebih cepat
dari bupivakain. Bupivakain dan etidokain tardapat dalam sediaan bersama epinefrin
1:200.000 untuk keperluan tindakan perawatan gigi.
Tabel Berbagai anestesi lokal , lama kerja, cara pemberian, dan bentuk sediaan12

Obat Lama Kerja Cara pemberian Sediaan


Ester
Benzokain 30-45 menit Topikal 5% krim,ointment, spray 2-20%
Kokain 15-45 menit Topikal Larutan 1-4%
Prokain 15-60 menit Suntikan, infiltrasi Larutan 1-2% dan 10%
Kloroprokain 15-30 menit Suntikan Larutan 1-3%
Tetrakain 2-3 jam Suntikan Larutan 0,2 0,3 dan 1 %
Amida
Artikain Trgntg dosis Suntikan Larutan 4%
Bupivakain 2-4 jam Suntikan Larutan 0,25-0,75%
Dibukain 3-4 jam Suntikan Larutan 0,25%
Topikal Krim 0,25%, ointment 1%
Etidokain 5-10 jam Suntikan Larutan 1%
Lidokain 0,5-1jam Suntikan Larutan 2 dan 4%
Lidokain 3 jam Topikal Plester 5%
Mepivakain 45 – 90 menit Suntikan Larutan1-2%
Ropivakain 2-6 jam Suntikan Larutan 0,5 – 2%
Prilokain 0,5 -1,5 jam Suntikan Larutan 1-4 %
Kombinasi
Lidokain-
prilokain
Lidokain-
epinefrin
Etilklorida Beberapa topikal spray
menit

Suniarti, Dewi Fatma; Sri Angky S; Azalia Arif. 2012. Farmakologi Kedokteran Gigi . Jakarta :
12

Badan Penerbit FK UI
Tabel Dosis maksimum anestesi lokal ( untuk individu sehat dengan berat badan 70kg
)13

Tanpa Aderanalin Dengan Adrenalin


(mg) (mg)
Artikain 400 500
Bupivakain 75 150
Lidokain 300 500
Mepivakain 375 400
Prilokain 400 600

Tabel Larutan anestesi yang terdapat di pasaran14

Nama Agen Nama dagang Kekuatan Vasokonstriktor Konsentrasi


agen vasokonstriktor
Prokain Novocain 2% Adrenalin 1:50.000
Lidokain Xylocain 2% Adrenalin 1:80.000
Xylotox 2% Adrenalin 1:80.000
Lidothesin 2% Adrenalin 1:80.000
Nurocain 2% Adrenalin 1:80.000
Lignostab A 2% Adrenalin 1:80.000
Pehacain 2% Adrenalin 1:80.000
1:100.000
Scandonest 2% Adrenalin 1:100.000
Lignostab N 2% Noradrenalin
Xylotox 2% Noradrenalin 1:80.000
Xylotox Plain 4% Noradrenalin -
Prilokain Citanest 30 3% Adrenalin 1:300.000
Citanest 3% Felypressin 0,03 i.u/ml
Citanest Plain 4% Nil -
13
Suniarti, Dewi Fatma; Sri Angky S; Azalia Arif. 2012. Farmakologi Kedokteran Gigi . Jakarta :
Badan Penerbit FK UI
14
Howe, Geoffrey L; F.I.H.Whitehead. 1992. Anestesi Lokal Edisi 3. Jakarta : Hipokrates
Mepivakain Carbocain 3% Nil -
Plain
Carbocain 2% Adrenalin 1:80.000

TEKNIK ANESTESI15

Anestesi Mandibula

1. Agen Anestesi
Yang paling umum digunakan adalah menggunakan 2% lidocaine dengan
perbandingan 1 : 100.000 epinephrine. Lidocaine adalah agen yang aman dan
obat yang efektif digunakan. Vasokonstriktor biasanya aman secara umum.
Namun, pada pasien yang menggunakan obat antidepresan tricyclic atau
pasien dengan penyakit kardiovaskular akan memiliki potensial terjadinya
masalah dengan vasokonstriktor.
2. Faktor yang terkait
Teknik yang paling umum pada anestesi mandibular adalah dengan memblok
saraf alveolar inferior dan tanda – tanda tidak berhasilnya anestesi dengan
meggunakan 2% lidocaine dengan perbandingan 1:100.000 epinephrine.
a. Bibir mati rasa
b. Onset anestesi pulpa
c. Durasi
d. keberhasilan

Anestesi Maksila

1. Agen Anestesi
Menggunakan 2% lidocaine dengan 1 : 100.000 epinephrine
2. Faktor yang Terkait

15
Torabinejad,M. Walton, R.E.2002. Endodontics Principles and Practice 4th Ed. St. Louis Missouri :
Elseviers
Anestesi sangat berhasil pada maksila daripada pada mandibular. Injeksi yang
umum digunakan untuk anestesi maksila adalah infiltrasi. Faktor yang terkait
pada anestesi yang sukses bisa dilihat dari :
a. Bibir mati rasa
b. Keberhasilan
c. Onset dari anestesi pulpa
d. Durasi

SUPPLEMENTAL ANESTHESIA
- Indikasi : apabila injeksi konvensional tidak efektif
- Anestesi menggunakan lidocaine 2% dengan 1 : 100.000 epinefrin
- Terdiri dari 3 injeksi yaitu intraosseous, intraligament dan intrapulpa

1. INTRAOSSEOUS
- Merupakan anestesi local yang langsung diinjeksikan ke tulang cancellous
dekat gigi
- Durasi kerja anestesi : 1 jam
- Teknik ini menggunakan low speed handpiece – driven perforator untuk
mengebur cortical plate sehingga terbentuk lubang kecil kemudian barulah
dimasukkan jarum anestesi pada daerah perforasi tersebut
- Prosedur : lakukan infiltrasi pada jaringan lunak gigi yang akan dianestesi
kemudian injeksikan perforator ke attached gingiva tegak lurus terhadap
cortical plate sekitar 2 mm di bawah bukal margin gingiva. Dorong perforator
dengan tekanan ringan ke dalam tulang. Depositkan cairan anestesi secara
perlahan selama 1-2 menit
-
2. PERIODONTAL LIGAMENT = INTRALIGAMENT
- Merupakan anestesi local di antara gigi dan ruang PDL (margin dari rubber
dam) sehingga cairan anestesi dapat tervaskularisasi ke sekitar gigi
- Durasi kerja anestesi : 10-20 menit  sehingga kerja harus cepat dan lakukan
reinjeksi bila diperlukan
- Prosedur : gunakan jarum #25/#27/#30 Gauge lalu masukkan jarum dengan
arah 30o terhadap sumbu gigi ke mesial sulkus gingiva. Penetrasi jarum secara
maksimal kemudian fiksasi jarum dengan jari atau hemostat. Depositkan
cairan anestesi secara perlahan selama 10-20 detik. Ulangi tahap tersebut pada
bagian distal sulkus gingiva
3. INTRAPULPA
- Merupakan anestesi local pada individual canal saluran akar gigi
- Indikasi : apabila teknik intraosseous dan intraligament tidak berhasil
- Kelebihan : onsetnya cepat dan dilakukan tanpa tekanan
- Kekurangan : sangat sakit, durasi kerja pendek (hanya 5-20 menit), pulpa
harus terekspos
- Prosedur : buka atap kamar pulpa dari gigi yang akan dianestesi, tutupi ujung
jarum dengan cotton pellet saat akses ke saluran akar untuk mencegah aliran
balik dari cairan anestesi, kemudian injeksikan ke tiap kanal. Depositkan
cairan anestesi selama 5-10 detik
ANESTHETIC MANAGEMENT OF PULPAL OR PERIRADICULAR
PATHOSES
IRREVERSIBLE PULPITIS
- Dapat menggunakan teknik anestesi konvensional namun saat pulpa mulai
terekspos akan terdapat rasa sakit pada pasien akibat tidak semua saraf sensori
terblock oleh anestesi. Sehingga sebelum dilakukan akses pada saluran akar, coba
tes pulpa terlebih dahulu. Apabila terdapat respon, dapat ditambahkan injeksi IO
atau PDL

NEKROSIS PULPA SIMPTOMATIK


- Pada kasus ini biasanya pulpa sudah nekrosis namun masih ada jaringan apikal
yang terinflamasi
- Anestesi pada mandibula  saraf inferior alveolar dan long buccal
- Anestesi pada maksila  bila tidak terdapat pembengkakakan, lakukan infiltrasi
atau regional block. Bila terdapat pembengkakan, anestesi infiltrasi dan regional
block
- Teknik IO/PDL/IP tidak disarankan karena sangat sakit dan kurang efektif untuk
patosis di apical

NEKROSIS PULPA ASIMPTOMATIK


- Merupakan kasus paling mudah untuk dianestesi (hanya dengan injeksi
konvensional) atau terkadang tidak diperlukan
- Injeksi IP tidak diindikasikan karena dapat mendorong bakteri dan debris ke apikal

Anda mungkin juga menyukai