Anda di halaman 1dari 8

SGD TOPIK 4

BLOK BEDAH DENTAL I

Pembimbing: Dr. drg. Ni Kadek Eka Widiadnyani, Sp.KG


Oleh: SGD 3
Hiskia Rango'o (2002551004)
Putu Sri Irayani (2002551005)
Ida Bagus Made Dwi Darmawan Manuaba (2002551006)
Ni Kadek Novi Ekayanti (2002551009)
Icha Oktavia (2002551013)
Divapita Octavia Manurung (2002551014)
A.A. Ayu Riezka Adelia (2002551022)
Luh Kadek Dian Trisnawati (2002551025)
Made Artha Budi Iswara (2002551038)

PROGRAM STUDI SARJANA KEDOKTERAN GIGI DAN PROFESI


DOKTER GIGI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS UDAYANA
2023
TOPIK 4
( ANESTESI GIGI PERMANEN RB )
drg. Ni Made Ista Prestiyanti, M.Biomed.

1. Sebutkan dan jelaskan teknik anestesi dan nerve yang teranastesi jika operator ingin
melakukan tindakan pencabutan pada gigi 36
Jawab:
Untuk tindakan pencabutan gigi 36, terdapat beberapa teknik anestesi dan saraf yang
dapat dianestesi. Berikut adalah beberapa teknik yang umum digunakan:
1) Teknik Anestesi Blok Mandibula
Teknik anestesi blok mandibula digunakan untuk menganestesi saraf alveolar inferior,
yang menginervasi gigi 36. Dalam teknik ini, anestesi lokal disuntikkan ke sekitar
batang saraf mandibula di daerah yang disebut foramen mandibula. Ini akan
menghasilkan mati rasa pada gigi 36 dan area sekitarnya.
2) Teknik Anestesi Blok Gow-Gates
Teknik anestesi blok Gow-Gates juga dapat digunakan untuk menganestesi saraf
alveolar inferior. Pada teknik ini, anestesi lokal disuntikkan lebih jauh dari teknik blok
mandibula, mengenai saraf mandibula yang lebih besar. Ini menciptakan mati rasa yang
lebih luas pada rahang bawah, termasuk gigi 36.
Sumber:
● American Dental Association (ADA): www.ada.org
● American Association of Oral and Maxillofacial Surgeons (AAOMS): www.aaoms.org
● Textbook of Oral and Maxillofacial Surgery, oleh Hupp JR, et al.
● Anesthesia and Sedation in Dentistry, oleh Malamed SF.

Tambahan
Anestesi blok rahang bawah biasanya dilakukan apabila kita memerlukan daerah yang
teranestesi luas misalnya pada waktu pencabutan gigi posterior rahang bawah atau
pencabutan beberapa gigi pada satu kuadran. Saraf yang dituju pada anestesi blok teknik
Gow-Gates adalah N. Mandibularis sedangkan pada Teknik Akinosi dan Teknik Fisher saraf
yang dituju adalah :N. Alveolaris inferior dan N. Lingualis Dengan teknik Gow Gates daerah
yang teranestesi adalah : Gigi mandibula setengah quadrant, mukoperiosteum bukal dan
membrane mukosa pada daerah penyuntikan, dua pertiga anterior lidah dan dasar mulut,
jaringan lunak lingual dan periosteum, korpus mandibula dan bagian bawah ramus serta
kulit diatas zigoma, bagian posterior pipi dan regio temporal.

Sedangkan daerah yang teranestesi pada teknik Akinosi dan Teknik Fisher adalah : gigi gigi
mandibula setengah quadrant, badan mandibula dan ramus bagian bawah, mukoperiosteum
bukal dan membrane mukosa didepan foramen mentalis, dasar mulut dan dua pertiga
anterior lidah, jaringan lunak dan periosteum bagian lingual mandibula. Karena N. Bukalis
tidak teranestesi maka apabila diperlukan , harus dilakukan penyuntikan tambahan sehingga
pasien menerima beban rasa sakit. Pada Teknik modifikasi Fisher kita menambahkan satu
posisi lagi sebelum jarum dicabut sehingga tidak diperlukan penusukan ulang yang
menambah beban sakit pada pasien.

Sumber: Yudantoro, Y. (2021). PERBANDINGAN EFEKTIVITAS ANESTESI BLOK


MANDIBULA METODE FISCHER DAN GOW-GATES (Doctoral dissertation, Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta).

2. Jelaskan prosedur kerja dalam tindakan anestesi Blok Mandibula


Jawaban
Anestesi blok mandibula dapat dilakukan dengan teknik Fisher, teknik Gow-gates atau
teknik Akinosi. Pada dasarnya tujuan ketiga teknik ini sama yaitu menganestesi setengah
mandibula pada sisi yang dianestesi ,perbedaan yang prinsip adalah pada langkah-langkah
tekniknya serta daerah saraf yang teranestesi. Anestesi blok rahang bawah biasanya
dilakukan apabila kita memerlukan daerah yang teranestesi luas misalnya pada waktu
pencabutan gigi posterior rahang bawah atau pencabutan beberapa gigi pada satu quadran.
Saraf yang dituju pada anestesi blok teknik Gow-Gates adalah N. Mandibularis sedangkan
pada Teknik Akinosi dan Teknik Fisher saraf yang dituju adalah :N. Alveolaris inferior dan
N. Lingualis . Dengan teknik GowGates daerah yang teranestesi adalah : Gigi mandibula
setengah quadran, mukoperiosteum bukal dan membrane mukosa pada daerah penyuntikan
, dua pertiga anterior lidah dan dasar mulut, jaringan lunak lingual dan periosteum, korpus
mandibula dan bagian bawah ramus serta kulit diatas zigoma , bagian posterior pipi dan
region temporal.
Anestesi blok teknik Gow-Gates
Prosedur :
1. Posisi duduk pasien terlentang atau setengah terlentang.
2. Pasien diminta untuk membuka mulut lebar dan ekstensi leher
3. Posisi operator :
a. Untuk mandibula sebelah kanan, operator berdiri pada posisi jam 8 menghadap pasien.
b. Untuk mandibula sebelah kiri , operator berdiri pada posisi jam 10 menghadap dalam arah
yang sama dengan pasien.
4. Tentukan patokan ekstra oral : intertragic notch dan sudut mulut Daerah sasaran: daerah
medial leher kondilus, sedikit dibawah insersi otot pterygoideus eksternus.
5. Operator membayangkan garis khayal yang dibentuk dari intertragic notch ke Sudut mulut
pada sisi penyuntikan untuk membantu melihat ketinggian penyuntikan secara ekstra oral
dengan meletakkan tutup jarum atau jari telunjuk.
6. Jari telunjuk diletakkan pada coronoid notch untuk membantu meregangkan jaringan .
7. Operator menentukan ketinggian penyuntikan dengan patokan intra oral berdasarkan
sudut mulut pada sisi berlawanan dan tonjolan mesiopalatinal M2 maksila.
8. Daerah insersi jarum diberi topical antiseptik.
9. Spuit diarahkan ke sisi penyuntikan melalui sudut mulut pada sisi berlawanan, dibawah
tonjolan mesiopalatinal M2 maksila, jarum diinsersikan kedalam jaringan sedikit sebelah
distal M2 maksila .
10. Jarum diluruskan kebidang perpanjangan garis melalui sudut mulut ke intertragic notch
pada sisi penyuntikan kemudian disejajarkan dengan sudut telinga kewajah sehingga arah
spuit bergeser ke gigi P pada sisi yang berlawanan, posisi tersebut dapat berubah dari M
sampai I bergantung pada derajat divergensi ramus mandibula dari telingan ke sisi wajah.
11. Jarum ditusukkan perlahan-lahan sampai berkontak dengan tulang leher kondilus,
sampai kedalamam kira-kira 25 mm. Jika jarum belum berkontak dengan tulang, maka
jarum ditarik kembali per-lahan2 dan arahnya diulangi sampai berkontak dengan tulang.
Anestetikum tidak boleh dikeluarkan jika jarum tidak kontak dengan tulang.
12. Jarum ditarik 1 mm , kemudian aspirasi, jika negatif depositkan anestetikum sebanyak
1,8 – 2 ml perlahan-lahan.
13. Spuit ditarik dan pasien tetap membuka mulut selama 1 – 2 menit .
14. Setelah 3 – 5 menit pasen akan merasa baal dan perawatan boleh dilakukan.
Sumber :
Gustainis,JF., and Peterson, 1981: An Alternatif method of mandibular nerve block, JADA
V ( 103 ) : 33 – 36 Jastak,JT Cs,: 1995,
Local anesthesia of the oral cavity, Philadelphia, W.B. Saubders Company.. Malamed, SF.,
1994,
Handbook of local anesthesia, 4 nd Ed., St. Louis, Mosby year book

Tambahan
IANB (Inferior Alveolar Nerve Block), biasanya disebut sebagai blok mandibular, adalah
teknik injeksi kedua yang paling sering digunakan (setelah infiltrasi) dan mungkin
merupakan teknik injeksi terpenting dalam kedokteran gigi. Sayangnya, ini juga terbukti
paling membuat frustrasi, dengan persentase kegagalan klinis tertinggi bahkan ketika
diberikan dengan benar. Ini adalah teknik yang sangat berguna untuk kedokteran gigi
kuadran.
Teknik
1. Jarum gigi yang panjang direkomendasikan untuk pasien dewasa atau pasien anak mana
pun di mana kedalaman jaringan lunak di tempat suntikan kira-kira 20 mm. Jarum panjang
ukuran 25 lebih disukai; panjang 27-gauge dapat diterima.
2. Area insersi: membran mukosa pada sisi medial (lingual) ramus mandibula, pada
perpotongan dua garis—satu horizontal, mewakili ketinggian insersi jarum, yang lain
vertikal, mewakili bidang injeksi anteroposterior.
3. Target area: nervus alveolar inferior saat berjalan ke bawah menuju foramen mandibula
tetapi sebelum masuk ke dalam foramen.
4. Landmark:
Prosedur:
A. Asumsikan posisi yang benar:
i. Untuk IANB kanan, administrator yang tidak kidal harus duduk pada posisi jam 8
menghadap pasien.
ii. Untuk IANB kiri, administrator yang tidak kidal harus duduk pada posisi jam 10
menghadap ke arah yang sama dengan pasien.

B. Posisikan pasien terlentang (disarankan) atau setengah terlentang (bila perlu). Mulut
harus dibuka lebar untuk memungkinkan visibilitas yang lebih besar, dan akses ke tempat
suntikan.
C. Siapkan tisu di tempat suntikan:
1. Keringkan dengan kasa steril.
2. Oleskan antiseptik topikal (opsional).
3. Oleskan anestesi topikal selama 1 sampai 2 menit.
D. Tempatkan laras jarum suntik di sudut mulut di sisi kontralateral.
E. Temukan situs penetrasi jarum (injeksi).
Tiga parameter harus dipertimbangkan selama IANB:
(1) ketinggian injeksi,
(2) penempatan jarum anteroposterior (yang membantu menemukan titik masuk jarum yang
tepat), dan
(3) kedalaman penetrasi (yang menentukan lokasi saraf alveolar inferior).

Sumber: Handbook of local anesthesia, 4nd Ed., St. Louis, Mosby year book

3. Sebutkan apa saja yang menjadi penanda jika blok mandibula sudah berhasil
Jawaban
Tanda-tanda anestesi berhasil adalah mukosa sekitar lokasi injeksi berwarna keputihan, dan
pasien merasa kebas dan kesemutan pada area yang dianestesi. Adapun beberapa jenis blok
mandibula, meliputi:
● Blok Saraf Alveolar Inferior (Inferior Alveolar Nerve/IAN)
Blok saraf alveolar inferior (IAN) memiliki area anestesi yang mencakup seluruh gigi
mandibularis ipsilateral, mukosa labial ipsilateral, dan mental ipsilateral. Patokan saraf ini
adalah coronoid notch, occlusal plane, dan lingual.
● Blok Saraf Lingual
Blok saraf lingual memiliki area anestesi yang mencakup 2/3 anterior glossal ipsilateral.
Patokan saraf ini adalah gigi molar 2 mandibula.
● Blok Saraf Bukal
Blok saraf bukal memiliki area anestesi yang mencakup membran mukosa pada bukal dan
vestibulum nasal. Patokan saraf ini adalah gigi molar 3 mandibula, batas anterior ramus
mandibula, dan occlusal plane.

Blok saraf alveolar konvensional, secara umum, merupakan teknik anestesi lokal yang
paling banyak digunakan pada mandibula. Namun, tingkat kegagalan dari teknik ini tinggi,
dan tergantung pada kasusnya, blok saraf ini sering gagal, bahkan ketika dilakukan oleh
operator yang berpengalaman. Kegagalan teknik konvensional mungkin sebagian
disebabkan oleh faktor anatomi. Tingkat keberhasilan anestesi pada kelompok retrognatik
lebih rendah daripada kelompok lain. Hal ini terkait dengan panjang kondilus yang relatif
lebih pendek pada pasien dengan mandibula retrognati, dalam hal ini posisi foramen
mandibula lebih tinggi daripada mandibula normal. Jika anestesi disuntikkan pada titik yang
lebih tinggi dari normal pada pasien dengan mandibula retrognati, tingkat keberhasilan
anestesi dapat meningkat.
Meskipun teknik Gow-Gates memiliki tingkat keberhasilan yang lebih tinggi daripada
teknik konvensional dan tidak memerlukan insersi tambahan untuk anestesi saraf bukal,
onset aksi yang tertunda dan kesulitan menguasai teknik ini telah ditunjukkan sebagai
keterbatasannya. Dalam teknik jarum melengkung, keamanan jarum diperiksa dengan
membengkokkan jarum sebelum digunakan karena ada kemungkinan jarum patah setelah
dimasukkan. Namun praktik ini tampaknya meningkatkan risiko kerusakan jarum mekanis
dan penggunaan klinis praktisnya dianggap sulit. Teknik foramen anterior mandibula dapat
mengurangi kejadian aspirasi darah dan risiko cedera saraf. Namun, tingkat keberhasilannya
relatif rendah yaitu 75% (Kim et al., 2018).

Sumber:
● Kim, C., Hwang, K.-G., Park, C.-J., 2018. Local Anesthesia for Mandibular Third
Molar Extraction. J Dent Anesth Pain Med 18, 287.
https://doi.org/10.17245/jdapm.2018.18.5.28

Anda mungkin juga menyukai