Anda di halaman 1dari 3

CASE REPORT

Seorang pasien wanita berusia 15 tahun datang ke Departemen Pedodontik dan


Preventif Kedokteran Gigi, dengan keluhan utama pembengkakan gusi, nyeri dan
tidak nyaman saat mengunyah di daerah kanan bawah belakang. Pembengkakan
dirasakan sejak 15 hari yang lalu. Pemeriksaan ekstraoral menunjukkan
pembengkakan di sudut mandibula kanan memanjang ke body mandibula.

Pemeriksaan intraoral menunjukan bahwa status kebersihan mulut pasien cukup baik
dan pada gigi 46 kegoyangan derajat I. Gigi sakit pada tes perkusi dan vitalitas
negatif.

Gambar 1. Preoperative Radiograph

Radiografi periapikal intraoral menunjukan radiolusen periapikal unilokular dengan


batas difus, batas sklerotik, dimensi terluas 1,5 cm, dan melibatkan akar mesial gigi
46 (Gbr.1). Diagnosis sementara sebagai lesi periapikal kronis. Perawatan darurat
yaitu drainase abses dengan peresepan rejimen antibiotik (Amoksisilin 500 mg dan
asam Klavulanat 125 mg kombinasi) dan analgesik natrium diklofenak 50 mg dua
kali sehari selama lima hari. Pasien dievaluasi kembali setelah lima hari, saat
pembengkakan dan peradangan mereda.

Gambar 2. Panjang kerja


Gambar 3. Intracanal Dressing dengan Metapex

Gambar 4. Follow up setelah 2 bulan

Gambar 5. Follow up setelah 4 bulan

Pasien ditawari tiga pilihan perawatan - terapi endodontik non bedah, bedah
periapikal, atau ekstraksi dan penggantian gigi prostetik. Pasien menolak untuk
operasi dan memilih untuk perawatan non-bedah. Pasien ingin mempertahankan
mahkota yang ada karena dirasa masih berfungsi dengan baik. Perawatan saluran akar
konvensional dimulai pada pertemuan kedua (Gbr.2). Setelah preparasi saluran akar
secara mekanis, pasta kalsium hidroksida non-setting (Metapex, Meta Biomed Co.
Ltd.) diaplikasikan ke saluran akar dan ditutup dengan restorasi sementara (Gbr.3),
metapex keluar apeks gigi 46 dan akan mengalami resorpsi sendiri seiring
berjalannya waktu.
Follow up dilakukan setelah satu minggu dan pasien tidak mengeluhkan gejala, gigi
ditumpat semen glass inomer. Radiografi follow-up lebih lanjut diambil pada 2 bulan
(Gbr-4), 4 bulan (Gbr-5), pada follow-up 6 bulan gigi dilakukan obturasi (Gbr-6)
dan pada follow-up 8 bulan terlihat ada perubahan radiolusen pada 46 (Gbr- 7).

Gambar 6. Obturasi w.r.t 46

Gambar 7. Follow up 8 bulan

Perubahan radiografi menunjukkan serangkaian tindak lanjut bahwa ada pengurangan


yang signifikan dalam lesi dan gambaran pola trabekula baru dan meningkat
kepadatan tulang di daerah periapikal. Terahir gigi diobturasi dengan kondensasi
lateral dengan gutta percha poin, diikuti oleh restorasi permanen dengan mahkota
GIC. Recall appointments, instruksi kebersihan mulut, scaling jika diperlukan dan
radiograf periapikal dari gigi yang terlibat.

Anda mungkin juga menyukai